Anda di halaman 1dari 12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Cooling Tower


Cooling tower didefinisikan sebagai alat penukar kalor dengan fluida
kerjanya adalah air dan udara, yang berfungsi mendinginkan air dengan kontak
langsung dengan udara, yang mengakibatkan sebagian kecil air menguap. Cooling
tower dalam sistem pendingin udara, menggunakan pompa sentrifugal untuk
menggerakkan air vertikal ke atas melintasi menara (Hensley, 2009). Cooling
tower yang bekerja semuanya akan melepaskan kalor melalui condensor,
refrijeran akan melepas kalornya kepada cooling tower sehingga air menjadi
panas. Air panas akan dipompakan ke cooling tower. Cooling tower berfungsi
untuk menyerap kalor dari air tersebut dan menyediakan sejumlah air yang relatif
sejuk (dingin) untuk dipergunakan kembali, di suatu instalasi pendingin atau
dengan kata lain menara pendingin berfungsi untuk menurunkan suhu aliran air
dengan cara mengekstraksi panas dari air dan mengemisikannya ke atmosfer
(Ardani dkk, 2018).
Cooling tower merupakan suatu sistem yang mengkombinasikan antara
perpindahan kalor dan perpindahan massa secara serempak. Perpindahan kalor
yang terjadi adalah kalor sensibel dan kalor laten. Cooling tower banyak
digunakan dalam proses pada industri ataupun sebagai perlengkapan di
laboratorium, oleh karena itu cooling tower digunakan. Performasi dari sebuah
cooling tower secara garis besar dapat ditujukan oleh turunnya suhu air yang
melewati cooling tower, selain itu aspek yang menunjukkan perfomasi dari
sebuah cooling tower diantaranya yaitu Number of Transfer Unit (NTU). NTU
menyatakan jumlah kalor yang bisa dipindahkan oleh cooling tower dari air ke
udara. Proses perpindahan kalor dan massa dalam sebuah cooling tower
merupakan proses yang kompleks dan perhitungannya menggunakan pemecahan
secara numerik (Effendi dkk, 2013).

2.2. Fungsi Cooling Tower

3
13

Peralatan pendingin yang bekerja semuanya akan melepaskan kalor


melalui kondensor, refrijeran akan melepas kalornya kepada air pendingin
sehingga air menjadi panas. Air panas ini akan dipompakan ke cooling tower.
Cooling tower secara garis besar berfungsi untuk menyerap kalor dari air tersebut
dan
menyediakan sejumlah air yang relatif sejuk (dingin) untuk dipergunakan kembali
di suatu instalasi pendingin, atau dengan kata lain cooling tower berfungsi untuk
menurunkan suhu aliran air dengan cara mengekstraksi panas dari air dan
mengemisikannya ke atmosfer. Cooling tower mampu menurunkan suhu air lebih
rendah dibandingkan dengan peralatan-peralatan yang hanya menggunakan
udara untuk membuang panas, seperti radiator dalam mobil, dan oleh karena itu
biayanya lebih efektif dan efisien energinya (Budiyati dan Priyanto, 2009).
2.3. Prinsip Kerja Cooling Tower
Prinsip kerja cooling tower berdasarkan pada pelepasan kalor dan
perpindahan kalor. Perpindahan kalor pada cooling tower berlangsung dari air ke
udara. Cooling tower menggunakan penguapan dimana sebagian air diuapkan ke
aliran udara yang bergerak dan kemudian dibuang ke atmosfir, sehingga air yang
tersisa didinginkan secara signifikan (Komarudin dan Baskoro, 2017).
Prinsip kerja dari cooling tower yaitu air dari bak atau basin dipompa
menuju heater untuk dipanaskan dan kemudian dialirkan ke dalam cooling tower.
Air panas yang keluar tersebut, secara langsung melakukan kontak dengan udara
sekitar yang bergerak secara paksa karena pengaruh fan atau blower yang
terpasang pada bagian atas cooling tower, kemudian air mengalir jatuh ke bahan
pengisi. Sistem ini sangat efektif dalam proses pendinginan air, karena suhu
kondensasinya sangat rendah yaitu mendekati suhu wet bulb udara. Air yang
sudah mengalami penurunan suhu ditampung ke dalam bak atau basin. Cooling
tower juga dipasang katup make up water, untuk menambah kapasitas air
pendingin jika terjadi kehilangan air ketika proses evaporative cooling tersebut
sedang berlangsung.
2.4 Komponen Cooling Tower
13

Komponen dasar dari sebuah menara pendingin meliputi rangka dan


wadah, bahan pengisi, kolam air dingin, eliminator aliran, saluran masuk udara,
louvers, nosel dan fan. Komponen tersebut, terbentuk dari beberapa bagian-bagian
dengan desain dan ukuran yang sesuai dengan fungsi dan tugasnya masing-
masing. Komponen tersebut akan di jelaskan secara rinci pada setiap rangkanya
yang terdiri dari rangka dan wadah, bahan pengisi, kolam air dingin, dan draft
pan.
2.4.1 Rangka dan Wadah
Menara pendingin hampir semuanya memiliki rangka berstruktur yang
menunjang tutup luar (wadah atau casing), motor, fan, dan komponen lainnya.
Rancangannya dalam bentuk yang lebih kecil, seperti unit fiber glass, dan
wadahnya dapat menjadi rangka. Menara yang terbuat dari kayu masih tersedia,
namun beberapa komponen dibuat dari bahan yang berbeda, seperti wadah casing
fiber glass disekitar rangka kayu, saluran masuk udara louvers dari fiber glass,
bahan pengisi dari plastik dan kolam air dingin dari baja. Menara (wadah dan
kolam) kebanyakan terbuat dari baja yang digalvanis atau, pada atmosfir yang
korosif, menara dasarnya dibuat dari stainless steel. Menara yang lebih besar
terbuat dari beton. Fiber glass banyak digunakan untuk wadah dan kolam menara
pendingin, karena dapat memperpanjang umur menara pendingin dan memberi
perlindungan terhadap bahan kimia yang berbahaya (Handoyo, 2015).
2.4.2 Bahan Pengisi
Menara pendingin pada umumnya menggunakan bahan pengisi untuk
memfasilitasi perpindahan panas dengan memaksimalkan kontak udara dan air.
Fill adalah jantungnnya menara pendingin. Fill berfungsi sebagai media kontak
air dan udara sehingga terjadi perpindahan kalor (panas), dan dapat menghambat
laju aliran air. Fill ada dua tipe yaitu fill jenis percik (splash) dan jenis film (non
splash).
Bahan pengisi jenis percikan dibuat dengan palang horizontal, sehingga
air membelah dan menetes dari bagian fill paling atas, ke bagian bawahnya secara
terus menerus sampai pecah menjadi tetesan yang lebih kecil, sambil membasahi
permukaan bahan pengisi. Bentuk palangnya berbeda-beda seperti narrow edge,
13

palang bujur sangkar (square bars), Rough bars, kisi-kisi (grids). Fill ini terbuat
dari bahan yang berbeda-beda seperti kayu, alumunium, polysterine atau
polyteline. Fillsplash adalah media kontak air dan udara sehingga terjadi
perpindahan kalor.
Bahan pengisi film terdiri dari permukaan plastik tipis dengan jarak yang
berdekatan dimana diatasnya terdapat semprotan air, membentuk lapisan film tipis
dan melakukan kontak dengan udara. Permukaan berbentuk datar, bergelombang,
berlekuk, atau pola lainnya. Fill film ini terbuat dari bahan yang berbeda seperti
kayu, cellulosesheets, asbestos cement sheets, dan waveform metal atau plastic.
2.4.3 Kolam Air Dingin
Kolam air dingin terletak pada atau dekat di bagian bawah menara, dan
menerima air dingin yang mengalir turun melalui menara dan bahan pengisi.
Kolam biasanya memiliki sebuah lubang atau titik terendah untuk pengeluaran air
dingin. Kolam air dingin berada di bawah seluruh bahan pengisi. Kolam air
dingan memiliki beberapa desain aliran yang berlawanan arah pada forced draft,
air di bagian bawah bahan pengisi disalurkan ke bak yang berfungsi sebagai
kolam air dingin. Saluran udara masuk merupakan titik masuk bagi udara menuju
menara. Saluran masuk bisa berada pada seluruh sisi menara (desain aliran
melintang) atau berada dibagian bawah menara (desain aliran berlawanan arah).
2.4.4. Draft Fan
Draft fan berfungsi untuk mengirim aliran udara menuju menara
pendingin untuk melakukan perpindahan kalor dengan air yang dilewatinya. Fan
aksial (jenis baling-baling) dan sentrifugal keduanya sering digunakan dalam
menara pendingin. Fan dengan jenis baling-baling atau propeller umumnya
digunakan pada menara induced draft dan baik fan propeller dan sentrifugal dua-
duanya ditemukan dalam menara forced draft. Ukurannya bergantung jenis fan
propeller yang digunakan sudah dipasang tetap atau dapat dirubah-rubah.
Fan dengan baling-baling yang dapat diatur secara otomatis dapat
digunakan diatas range yang cukup luas, karena fan dapat disesuaikan untuk
mengirim aliran udara yang dikehendaki pada pemakaian tenaga terendah. Fun
dengan baling-baling yang dapat diatur secara otomatis memiliki beragam aliran
13

udaranya dalam rangka merespon perubahan kondisi beban. Baling-baling fan


terbuat dari baja galvanis, aluminium, plastik yang diperkuat oleh fiber glass
cetak.
2.4.5. Nosel
Nosel berfungsi mendistribusikan air untuk membasahi bahan pengisi.
Distribusi air yang seragam pada puncak bahan pengisi penting untuk
mendapatkan pembasahan yang benar dari seluruh permukaan bahan pengisi.
Nosel dapat dipasang dan menyemprot dengan pola bundar atau segi empat, atau
dapat menjadi bagian dari rakitan yang berputar seperti pada menara dengan
beberapa potongan lintang yang memutar. Sistem distribusi air terbagi menjadi
beberapa tipe.
Distribusi gravitasi digunakan pada menara pendingin aliran silang,
terdiri dari suatu bejana dimana air panas mengalir ke dalam bejana tersebut,
dengan gaya gravitasi air akan mengalir melalui lubang-lubang pada bejana
sehingga air jatuh ke fill yang dibawahnya. Spray distribution digunakan pada
menara pendingin aliran berlawanan, terdiri dari susunan pipa yang menyilang
dengan menggunakan spray jenis nozzle. Distribusi putaran terdiri dari dua slot
lengan distributor yang berputar melalui poros utama dimana air mengalir dengan
tekanan rendah.
2.5. Klarifikasi Cooling Tower
Cooling tower ada banyak jenis klarifikasi, akan tetapi pada umumnya di
klarifikasi berdasarkan sirkulasi air yang terdapat di dalamnya. Cooling tower
dapat diklasifikasikan atas tiga bagian berdasarkan sirkulasi air, yaitu, Wet
cooling tower, Dry cooling tower, dan Wet-dry cooling tower, dimana dari
masing-masing sistem memiliki proses distribusi air yang berbeda-beda (Putra,
2015).
2.5.1 Wet cooling tower
Sistem distribusi air panas yang disemprotkan secara merata ke kisi-kisi,
lubang-lubang atau batang-batang horizontal pada sisi menara yang disebut isian.
Udara masuk dari luar menara melalui kisi-kisi yang berbentuk celah-celah secara
horizontal yang terpancang pada sisi menara. Celah ini biasanya mengarah miring
13

ke bawah supaya air tidak keluar. Pertemuan antara air dan udara menyebabkan
terjadinya perpindahan kalor sehingga air menjadi dingin. Wet cooling tower di
bagi menjadi tiga macam menurut csrs kerja alirannya yaitu, natural draft cooling
tower, mechanical draft cooling tower, dan combined draft cooling tower.
Natural draft cooling tower tidak menggunakan kipas. Aliran udaranya
bergantung semata-mata pada tekanan dorong alami. Natural draft cooling tower
tidak ada bagian yang bergerak, udara mengalir ke atas akibat adanya perbedaan
massa jenis antara udara atmosfer dengan udara kalor lembab di dalam cooling
tower yang bersuhu lebih tinggi daripada udara atmosfer di sekitarnya.
Sistem mechanical draft cooling tower dilengkapi dengan satu atau
beberapa kipas (fan) yang digerakkan secara mekanik sehingga dapat mengalirkan
udara. Aliran udara masuk kedalam menara pada dasarnya horizontal, tetapi aliran
di dalam bahan pengisi ada yang horizontal seperti yang terdapat pada cooling
tower adalah aliran silang (cross flow) dan ada pula yang vertikal seperti cooling
tower aliran lawan arah (counter flow). Aliran lawan arah lebih sering dipakai dan
dipilih karena efisiensi termalnya lebih baik daripada aliran silang.
Natural draft cooling tower biasanya mempunyai ukuran yang besar dan
membutuhkan lahan yang luas, tetapi dengan konsumsi daya dan biaya operasi
yang kecil. Mechanical draft cooling tower ukurannya lebih kecil, namun
membutuhkan daya yang besar. Kedua hal tersebut digabungkan di dalam
combined draft cooling tower. Menara ini disebut juga cooling tower hiperbola
berkipas (fan assisted hyperbolic tower). Menara hibrida kurannya lebih kecil
dimana diameternya sekitar dua pertiga diameter menara aliran angin mekanik.
Menara ini dapat dioperasikan pada musim dingin tanpa menggunakan kipas,
sehingga lebih hemat listrik.
13

Gambar 2.1. Menara pendingin aliran angin alami lawan arah dan silang arah
(Sumber: Putra, 2015)

2.5.2 Dry Cooling Tower


Dry cooling tower adalah cooling tower yang air sirkulasinya dialirkan di
dalam tabung-tabung bersirip yang dialiri udara. Semua kalor yang dikeluarkan
dari air sirkulasi diubah. Dry cooling tower dirancang untuk dioperasikan dalam
ruang tertutup. Cooling tower kering mempunyai beberapa kelemahan, yaitu
efisiensinya lebih rendah, sehingga mempengaruhi efisiensi siklus keseluruhan.
2.5.3 Wet-Dry Cooling Tower
Wet-dry cooling tower merupakan gabungan antara dry cooling tower
dan wet cooling tower. Cooling tower ini mempunyai dua jalur udara paralel dan
dua
jalur udara seri. Bagian atas menara di bawah kipas adalah bagian kering yang
berisi tabung-tabung bersirip. Bagian bawah adalah ruang yang lebar, merupakan
bagian basah yang terdiri dari bahan pengisi (filling material). Air sirkulasi yang
panas masuk melalui pipa kepala yang terletak di tengah. Air mula-mula mengalir
naik turun melalui tabung bersirip di bagian kering, kemudian meninggalkan
bagian kering dan jatuh ke isian di bagian basah menuju bak penampung air
dingin. Udara ditarik dalam dua arus melalui bagian kering dan basah. Kedua arus
menyatu dan bercampur di dalam menara sebelum keluar. Arus pertama
dipanaskan secara kering dan keluar dalam keadaan yang kering, sehingga
kelembaban relative lebih rendah dari pada udara sekitar, sedangkan arus kedua
biasanya jenuh.
2.6. Packing Cooling Tower
13

Packing adalah jenis bahan isian pada cooling tower yang bahannya
khusus, seperti kayu sipres yang mempunyai daya tahan terhadap air dan udara.
Packing bekerja berdasarkan prinsip perpindahan massa dan panas pada cooling
tower. Besarnya laju perpindahan massa dan panas ini dipengaruhi oleh luas
daerah kontak, antara fluida panas dan fluida dingin, waktu kontak, kecepatan
fluida, dan temperatur fluida. Jenis packing yang sering diaplikasikan dalam dunia
di industri, antara lain wood gids, berl saddles packing, pall ring, dan cross
partition ring.
Wood gids jenis ini pressure dropnya sangat rendah, effisiensi terhadap
kontak sangat rendah namun tinggi pada HETP (height equivalent of a
theoretical plate) atau HTU (height of transfer unit). Jenis ini baik digunakan
pada menara dengan tekanan atmosfir berbentuk persegi atau persegi panjang.
Raschig Ring Jenis ini berbentuk silinder berlubang. Variasi bahan tersedi sesuai
dengan kebutuhan. Struktur dari wood gids jenis ini sangat bising. Range
diameternya ¼ sampai dengan 4 inci. Ketebalan packing jenis ini bervariasi
bergantung produsen, dan beberapa dimensi, serta perubahan permukaan yang
tersedia dengan ketebalan dinding. Ukurang packing maks 1/30 x diameter. Air
yang mengalir melalui packing ini akan masuk ke lubang dan mengarahkan cairan
pada dinding menara.
Berl saddles Packing jenis ini lebih efisien daripada raschig ring, pada
sebagian besar aplikasi, tetapi biayanya lebih mahal. Wadah packing dan berl
saddles juga menciptakan ruang-ruang sempit yang mana menyalurankan fluida
tetapi tidak sebanyak raschig ring. Berl saddles memiliki HTU yang rendah dan
pressure drop dengan flooding point yang lebih tinggi dari raschig ring. Intalox
saddles and other saddle designs salah satu packing yang paling efisien, tetapi
lebih mahal. Higher flooding lebih tinggi dan pressure drop rendah daripada
raschig ring atau berl saddles. Nilai HTU yang rendah paling umum untuk sistem
cooling tower.
Pall rings menurunkan pressure drop (kurang dari setengah) dari raschig
ring, dan HTU yang rendah (dalam beberapa sistem juga lebih rendah dari berl
saddles). Distribusi cairan yang baik, kapasitas tinggi, sisi dorong yang cukup di
13

dinding kolom. Pall rings tersedia dalam bentuk logam, plastik dan keramik.
Lessing rings data kinerjanya tidak banyak tersedia, namun secara umum sedikit
lebih baik daripada raschig ring, pressure drop sedikit lebih tinggi.
Cross partition rings biasanya digunakan sebagai lapisan pertama pada
support grid dan memiliki pressure drop yang relatif rendah. Stedman packing
Jenis ini tersedia dalam logam saja, biasanya digunakan dalam proses distilasi
dalam kolom berdiameter kecil tidak melebihi 24 inchi. Paling cocok untuk
pekerjaan laboratorium. Goodloe packing dan wire mesh packing tersedia dalam
logam dan plastik, digunakan pada menara yang besar maupun kecil untuk
distilasi, absorbstion, scrubbing, dan ekstraksi cair. Efisiensi tinggi, dan pressure
drop rendah. Cannon packing Jenis ini tersedia dalam logam saja, memiliki
pressure drop yang rendah, batas flooding HETP tidak melebihi rasching ring.
2.7 Performa Menara Pendingin
Performa cooling tower dievaluasi untuk membahas nilai rancangan,
identifikasi pemborosan energi, dan untuk sarana perbaikan pada mesin cooling
tower. sehingga harapannya setelah dilakukan evaluasi dari performa cooling
tower setelah dianalisa akan memberikan dampak yang lebih baik pada cooling
tower tersebut. Evaluasi menggunakan beberapa parameter (Fauzi dan rudiyanto,
2016).
Range adalah perbedaan atau jarak antara temperatur air masuk dan air
keluar menara pendingin. Nilai range yang tinggi menunjukkan bahwa menara
pendingin mampu menurunkan suhu air secara efektif dan cara kinerjanya baik.
Akan tetapi range tidak ditentukan oleh menara pendingin, tetapi oleh proses yang
dilayaninya. Range pada alat penukar kalor ditentukan seluruh beban panas dan
laju sirkulasi air melalui penukar panas dan menuju ke air pendingin.
Range CT = (Tin – Tout)
Range ideal CT = (Tin – Twb)
(2.1)22
Keterangan:
Range CT = Selisih temperatur air masuk dan keluar cooling tower (C).
Tin = Temperatur air masuk cooling tower (C).
Tout = Temperatur air keluar cooling tower (C).
13

Twb = Temperatur udara wet bulb cooling tower (C).

Pengujian kinerja cooling tower yang sering digunakan adalah approach


yang merupakan selisih antara temperatur air dingin keluar cooling tower dan
temperatur udara wet bulb. Nilai approach semakin rendah maka akan semakin
baik nilai kinerja cooling tower. Nilai range dan approach harus ditentukan,
namun nilai approach merupakan indikator yang baik dalam penentuan kinerja
cooling tower.

(2.2)22
Keterangan:
Approach CT = Selisih temperatur air masuk dan wet bulb cooling tower (C).
Tout = Temperatur air dingin keluar cooling tower (C).
Twb = Temperatur udara wet bulb cooling tower (C).

Efektivitas merupakan rasio antara range dan range ideal dalam


persentase. Efektivitas menara pendingin merupakan selisih antara temperatur air
masuk cooling tower dan temperatur wet bulb ambient. Nilai rasio sangat
berperan dalam menentukan nilai efektivitas, semakin tinggi nilai rasio, maka
semakin tinggi juga efektivitas cooling tower. Rumuskan persamaan efektifitas
sebagai berikut:
(2.3)22
T -T
Efektivitas CT= in out x 100%
T in - T wb
Keterangan:
Efektivitas CT = Rasio antara range dan range ideal (%)
Tin = Temperatur air masuk cooling tower (C)
Tout = Temperatur air dingin keluar cooling tower (C).
Twb = Temperatur udara wet bulb cooling tower (C).

Cooling capacity merupakan panas yang dilepaskan sebagai hasil dari


kecepatan aliran massa air yang masuk, panas spesifik dan perbedaan suhu.
Cooling capacity adalah kemampuan menara pendingin dalam membuang panas

(2.4)22
13

ke lingkungan. Debit air yang masuk merupakan debit air spesifik. Perbedaan
temperatur air yang masuk dan keluar cooling tower dalam persamaan:

Q=ṁ.Cp.∆T

Keterangan:
Q = kapasitas pendinginan (kJ/s).
ṁ = debit air (kg/s).
Cp = kalor jenis air (J/kgC).
T = perbedaan temperatur air masuk dan keluar cooling tower (C).

Evaporation loss adalah peristiwa kehilangan penguapan yang dinyatakan


sebagai banyaknya air yang mengalami penguapan pada saat proses pendinginan.
Secara teoritis, jumlah penguapan mencapai 1,8 m3 untuk setiap 10.000.000 kKal
panas yang dilepaskan. Rumus untuk menghitung kehilangan penguapan air ke
udara pada suatu menara pendingin menggunakan persamaan sebagai berikut:
Evaporation loss =0,0008 x 1.8 x circulation rate x ( Tin - T out )
(2.5)2
2
Keterangan:
Evaporation loss = Kehilangan penguapan saat proses pendinginan (m3/hr)
Circulation rate = Laju sirkulasi air di dalam cooling tower (m3/hr)
Tin = Temperatur air masuk cooling tower (C).
Tout = Temperatur air keluar cooling tower (C).

Cycle of Concentration (C.O.C) merupakan rasio dari dissolved solid pada


sirkulasi air untuk melarutkan dissolved solid di dalam make up water. Cycle of
concentration memiliki hubungannya dengan blow down. Blow down losses
merupakan proses kehilangan blow down yang bergantung pada banyaknya cycles
of concentration dan evaporation loss yang dirumuskan pada persamaan berikut:

Evaporation loss
Blow down = (2.6)2
C.O.C - 1 2

Keterangan:
C.O.C = cycle of concentration
13

L/G Ratio merupakan perbandingan antara nilai laju alir air dan udara di
dalam cooling tower. Cooling tower tentunya telah dirancang sesuai dengan
aturan yang ada, tetapi variasi perubahan laju alir air dan udara dibutuhkan untuk
meningkatkan efektifitas dari cooling tower. Panas yang dilepaskan dari air harus
sama dengan panas yang diserap oleh udara ke lingkungan berdasarkan dengan
hukum termodinamika sehingga mendapatkan persamaan sebagai berikut:

L ( T in - Tout ) = G ( h 2 - h1 )
(2.7)2
( h2 - h 1 )
L/G=
( T in - Tout )

Keterangan:
L = masa cairan (kg)
G = masa liquid (kg)
Tin = Temperatur air masuk cooling tower (C)
Tout = Temperatur air keluar cooling tower (C)
h1 = Entalpi campuran air dan udara saat exhaust wet-bulb temperature
(kKal/kg)
h2 = Entalpi campuran air dan udara saat masuk wet-bulb temperature
(kKal/kg)

Peningkatan jumlah massa alir air yang dihembuskan akan dapat


menyebabkan naiknya nilai efektivitas, nilai perpindahan panas, dan nilai
perpindahan massa dari keseluruhan dan kapasitas pendinginan. Nilai minimum
bagi laju alir massa air yang dihembuskan dari basin, ada nilai khusus yakni di
bawah ketinggian tertentu dan ketika nilai kurang dari nilai minimum perpindahan
panas dan perpindahan massa akan menunjukkan nilai yang tidak signifikan.
Sistem pendinginan evaporative langsung akan memanfaatkan kalor laten
evaporasi sebesar 80% dan kalor sensible udara sebesar 20%, namun panas buang
menara pendingin dengan sistem tertutup akan memanfaatkan 100% kalor laten.

Anda mungkin juga menyukai