Tabel 4.3. Kecepatan Udara, Approach to Wet Bulb, dan Cooling Range
Q Mv Kecepata Approach Cooling
(kW) (g/s) n Udara to Wet bulb Range
16
17
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
41.35 41.36 41.37 41.38 41.39 41.4 41.41 41.42
Kecepatan Udara (m/s)
Gambar 4.1. Grafik Kecepatan Udara dan Approach To Wet Bulb, Q = 0,5 kW
Approach Wet Bulb (oC)
6
5
4
3
2
1
0
41.46 41.48 41.5 41.52 41.54 41.56 41.58 41.6
Kecepatan Udara (m/s)
Gambar 4.2. Grafik Kecepatan Udara dan Approach To Wet Bulb, Q = 1 kW
10
Cooling Range (°C)
9
8
7
6
22.200 22.220 22.240 22.260 22.280 22.300 22.320
Kecepatan Udara (m/s)
14
12
11
22.34522.35022.35522.36022.36522.37022.375
Kecepatan Udara (m/s)
4.3. Pembahasan
Cooling tower apparatus yang digunakan pada simulasi kali ini berjenis
force draf, karena alat bantu untuk menyalurkan udara pendingin menuju bagian
louver terletak di bagian bawah dari cooling tower. Alat bantu penyalur udara
pada cooling tower apparatus berupa fan blower dengan prinsip kerja dari alat ini
adalah menghisap lalu menghembuskan udara pendingin. Aliran counter current
terjadi pada cooling tower apparatus, apabila ditinjau dari arah aliran udara
pendingin dengan air yang akan didinginkan. Prinsip kerja dari alat ini adalah
19
Jenis packing yang dipakai pada cooling tower apparatus adalah jenis
regular packing dengan tipe wood grid dan terbuat dari kayu sipres. Penerapan
packing pada cooling tower dalam industri tergantung dengan kebutuhan proses,
apabila dilihat dari segi kemudahan maintenace, packing tipe reguler biasa
dipakai karena mudah dalam pembersihannya. Packing jenis lain dengan tipe
random memiliki keunggulan dalam luas permukaan kontak sehingga waktu
kontak lebih lama dan perpindahan panas dapat terjadi secara lebih efisien.
Berdasarkan hasil pengamatan dan perhitungan diperoleh penurunan nilai
approach to wet bulb terhadap peningkatan laju udara masuk dengan cooling load
sebesar 0,5 maupun 1,0 kW. Peningkatan dari nilai cooling load (Q) dan laju masa
air yang masuk (Mv) mempengaruhi nilai temperatur dari fluida yang masuk ke
dalam cooling water apparatus baik udara pendingin ataupun cooling water.
Grafik kecepatan udara vs approach to wet bulb menunjukkan penurunan nilai
approach baik pada cooling load 0,5 kW dan 1 kW, sedangkan pada grafik
keceptan udara terhadap cooling range mengalami kenaikan baik pada cooling
load 0,5 kW maupun 1,0 kW. Percobaan kali ini jika diamati secara lebih dalam,
variabel yang mempengaruhi dalam simulasi kali ini adalah nilai cooling load,
kecepatan air yang masuk, dan temperature fluida yang masuk ke dalam cooling
tower.
Hasil pengolahan data dari simulasi kali ini didapati bahwa specific
volume terjadi peningkatan nilai, untuk cooling load 0,5 kW berturut-turut dengan
nilai 0,8875, 0,8925, dan 0,8940 dan untuk cooling load 1,0 kW berturut
meningkat dengan nilai 0,8980, 0,8990, dan 0,8999. Peningkatan nilai dari
specific volume ini berpengaruh langsung pada temperatur untuk dry bulb yang
keluar dan wet bulb yang keluar yang juga semakin mengalami penigkatan.
Cooling range pada simulasi kali ini juga mengalami peningkatan dengan seiring
meningkatnya kecepatan udara, hal ini berlaku untuk cooling load 0,5 kW dan 1,0
kW.