Anda di halaman 1dari 3

PERADILAN SEMU PIDANA

POSISI KASUS

Sejak bercerai dengan suaminya yang pertama tahun 1998, Suyatmi kembali
kerumah orang tuanya di Tegal, Jawa Tengah. Selama dirumah orang tuanya
ada seorang laki-laki yang bernama Ismail mencoba mendekati dan merayu
Suyatmi serta mengajak Suyatmi untuk menikah. Sebenarnya Suyatmi sudah
mengenal Ismail sejak kecil karena Ismail adalah tetangganya. Semula Suyatmi
menolak ajakan Ismail karena mengetahui sikap dan perilaku Ismail yang
kurang baik. Lagipula Ismail masih terikat tali perkawinan.

Untuk menghindari rayuan dan ajakan Ismail unuk menikah, Suyatmi pergi ke
Jakarta untuk mencari pekerjaan. Rupanya keberangkatan Suyatmi diketahui
Ismail dari teman-temannya yang mengetahui alamat Suyatmi. Ismail menyusul
Suyatmi ke Jakarta dan merayu serta mengajak suyatmi untuk menikah. Untuk
kesekian kalinya Suyatmi menolak ajakan Ismail namun Ismail mengancam akan
membuat Suyatmi gila. Ancaman tersebut berulang kali diucapkan Ismail
sehingga Suyatmi sangat takut percaya dan percaya bahwa Ismail akan benar-
benar melaksanakan ancamannya. Karena perasaan takut akan mendapat malu
bila ancaman tersebut terlaksana akhirnya Suyatmi terpaksa menerima lamaran
Ismail.

Akhirnya pada bulan Agustus 1999 Ismail dan Suyatmi menikah. Setelah
menikah keduanya menetap di jalan Eretan I RT 009/01 Kelurahan
Balekambang, Kecamatan Kramat jati, Jakarta Timur. Ismail bekerja sebagai
Supir taksi sedang Suyatmi tinggal di rumah. Diawal perkawinan Ismail
menunjukkan rasa kasih sayang dan cintanya kepada Suyatmi. Namun masa
indah itu tidak berlangsung lama karena memasuki bulan kedua usia
perkawinan sifat-sifat buruk Ismail seperti main judi dan berselingkuh mulai
muncul lagi. Jika ditegur ditegur Ismail lalu marah, memukul, menempeleng
dan membanting barang-barang. Suyatmi sering dijadikan pelampiasan
kekesalan Ismail misalnya kalau kalah judi atau ada masalah pekerjaan.
Kegemarannya berselingkuh seringkali dilakukan Ismail didepan Suyatmi.

Awalnya Suyatmi protes akan sikap Ismail tersebut, tetepi lama kelamaan
Suyatmi hanya bisa diam menahan diri dan bersabar karena kalau suyatmi
menyampaikan keberatannya Ismail akan semakin marah dan mengeluarkan
kata-kata kotor. Penganiayaan yang dilakukan Ismail terhadap Suyatmi sampai
tiga kali dalam sebulan. Kalau Suyatmi melawan saat Ismail menganiaya, sudah
pasti keributan semakin parah. Kemarahannya baru sedikit reda bila Ismail
melakukan hubungan intim. Jika Suyatmi menolak, Suyatmi akan kembali jadi
sasaran pukulannya.

Karena merasa penderitaannya tak kunjung berkesudahan, pada tahun 2003


Suyatmi melaporkan pertengkarannya dengan Ismail ke Kantor Urusan Agama
(KUA) Koja, Tanjung Priok. KUA lalu mengirim surat panggilan kepada Ismail
dengan maksud mendamaikan kedua pihak. Namun Ismail malah marah dan
surat panggilan tersebut disobek. Sejak itu suyatmi tak melakukan apa-apa
lag.akhirnya Suyatmi sampai pada situasi dimana dia sudah tak tahan lagi,
Suyatmi ingin mengakhiri pertengkaran yang terus menerus dengan suaminya,
penganiayaan yang selalu diterimanya, penghinaan dan semua penderitaannya.
Pada tanggal 13 November 2007 kira-kira jam 7 pagi Ismail baru saja pulang dari
pekerjaannya sebagai sopir taksi., wajahnya terlihat murung, ia mengatakan
bahwa hari ini ia tidak mendapatkan uang hingga setoran kurang. Sementara
masa berlaku SIM-nya juga hampir habis. Ismail menyuruh Suyatmi untuk
mencari pinjaman untuk mengurus perpanjangan SIM, tetapi Suyatmi menolak
karena Suyatmi pernah pinjam uang kepada orang tuanya untuk mengurus SIM
sebesar Rp. 250.000,- namun uang tersebut tidak dipergunakan untuk
menperpanjang SIM mealinkan untuk berjudi.

Mendengar Suyatmi menolak permintaannya, Ismail marah-marah dan terjadi


pertengkaran antara Suyatmi dan Ismail. Suyatmi keluar dari kamar dan menuju
dapur. Sementara itu Ismail masih terus marah-marah, tidak lama kemudian
Suyatmi mendengar barang pecah belah yang dibanting dari arah kamarnya.
Ingin tahu apa yang terjadi, Suyatmi langsung menuju kamar. Didalam kamar
dilihatnya Ismail sedang berdiri ditengah pecahan pirin, pakaian dan robekan
foto yang berserakan di lantai. Menyaksikan hal tersebut, setengah berteraiak
Suyatmi mengatakan “maunya apa sih? Mending diceraikan, dimatiin”. Ismail
hanya menjawab “ biarin…” dan hendak langsung memukul Suyatmi. Suyatmi
berusaha menghindar dan berlari kearah dapur namun Ismail berhasil menarik
Suyatmi lalu menjatuhkannya. Selanjutnya Ismail membenturkan kepala
Suyatmi ke dinding lalu menjambak rambut Suyatmi dan kembali
membenturkan kepala Suyatmi ke lantai. Suyatmi merasakan tubuhnya kaku
dan sangat berat untuk menggerakkan badannya dan akhirnya tak sadarkan diri.
Begitu sadar, Suyatmi mendengar Ismail diluar pintu dapur sedang berbincang
dengan tetangganya yang bernama Zaitun “Tun, sudah mati tuh tun. Saya
banting, biarin mati”. Mendengar kata-kata Ismail tersebut bangkuit dan
mendekati Ismail sambil mengatakan “Misalnya saya mati yang dihukum juga
kamu”. Setelah mengatakan itu Suyatmi masuk kekamar dan merebahkan diri
sambil menangis sampai akhirnya tertidur.

Sementara itu Ismail pergi keluar rumah. Kira-kira pukul 14.30 WIB, Suyatmi
bangun dari tidurnya dan mendapati Ismail sedang tertidur di sebelahnya.
Akibat perbuatan Ismail, Suyatmi merasakan sakit di kepala dan tulang
rusauknya. Sambil merenung matanya berkeliling dan tanpa sengaja Suyatmi
melihat pisau dapur di rak piring. Suyatmi mengambil pisau itu sambil berfikir
“kok selama hidupnya dianiaya terus”. Lalu ia meletakkan kembali pisau itu ke
rak piring. Entah pikiran apa yang kemudia mendorong ia kembali ke tempat
pisau yang baru saja ia letakkan. Tanpa berfikir panjang Suyatmi mengambil
kembali pisau tersebut danlangsung menusukkannya keleher Ismail yang tengah
tidur. Merasakan kesakitan Ismail terbangun, menoleh ke kanan dan kekiri
kemudian duduk, terhuyung mundur dan jatuh dalam posisi nungging . stelah
itu tubuh Ismail tak gerak lagi. Suyatmi kemudia mencuci pisau dan melaporkan
diri ke kepolisian.

Anda mungkin juga menyukai