Anda di halaman 1dari 24

Nama : Darmawati

Nim : 616080717010

Prodi : Sarjana Keperawatan dan Pendidikan Profesi Ners

Mata Kuliah : Metodologi Penelitian

Dosen : Nelly Roza S.Kp,M.Kes

Tugas tanggal :

MASALAH KESEHATAN PADA BAYI


Menurut profil Indonesia 2018 masalah kesehatanpada bayi adalah :

No Masalah Kesehatan Persentasi


1 Diare 12,3 %
2 Campak 10,2 %
3 Tetanus neonatorum 10%
4 TB 8,4%
5 Pneumonia 4%
6 Hiv 2,1%
7 Difetri 0,9%
8 Aids 0,4%

MASALAH KESEHATAN PADA BALITA

Menurut Riskesdas 2018, masalah kesehatan pada balita sebagai berikut :

No. Masalah Kesehatan Persentase


1. Stunting 19.3%
2. Giziburuk 13.8%
3. Diare 12.3%
4. Ispa 9.3%
5. Obesitas 8%
6. Pneumonia 4%
7. Asma 2.4%
8. Malaria 0.6%
9. Hepatitis 0.4%
10. TB Paru 0.4%

MASALAH KESEHATAN PADA ANAK

Menurut Riskesdas 2018, masalah kesehatan pada anak sebagai berikut :

No Masalah Kesehatan Persentase


1 Pneumonia 56,51%
2 Malaria 55,45%
3 Diare 40,90%
4 Difetri 27,56%
5 Campak 25,3%
6 Demam berdarah 24,75%
7 Gizi kurang 13,8%
8 Kusta 10,94%
9 Tb 9%
10 Gizi buruk 3,9%
11 AIDS 1,7%

MASALAH KESEHATAN PADA LANSIA

Menurut Riskesdas 2018, penyakit terbanyak sesuai lanjut usia adalah


daripenyakit tidakmenular (PTM). Masalah kesehatan pada lanjut usia sebaagai
berikut :

No. Masalah kesehatan 55-64 tahun 65-74 tahun +75 tahun


1. Hipertensi 55.2% 63.2% 69.5%
2. Stroke 32.4% 45.3% 50.2%
3. Disabilitas 29.6% 29.6% 3%
4. Diabetes mellitus 19.6% 19.6% 7%
5. Artritis 15.5% 18.6% 18.9%
6. Gagalginjal 7.21% 8.3% 7.48%
7. Ginjalkronis 7.21% 8.23% 7.48%
8. PPOK 5.6% 8.6% 9.4%
9. Kanker 4.62% 3.52% 3.84%
10. Jantung 3.9% 4.6% 4.7%
MASALAH KESEHATAN PADA KMB

Menurut Riskesdas 2018, masalah kesehatan keperawatan medical bedah :

No Masalah Kesehatan Persentase


1 Stroke 10,9 %
2 Ispa 9,3 %
3 Diare 8,0 %
4 Pneumonia 4,0%
5 Ginjal kronis 3,85 %
6 Asma 2,4 %
7 DM 1,9 %
8 Kanker 1,8 %
9 Jantung 1,5 %
10 Tb 0,8 %

MASALAH KESEHATAN PADA WUS (Wanita usia subur)

Menurut Riskesdas 2018,masalah kesehatan pada WUS sebagai berikut :

No Masalah kesehatan Persentase


1 Imunisasi tetanus toksoid difter 14,75%
2 Kurang energi kronis 14,5%

MASALAH KESEHATAN PADA PUS ( Pasangan usia subur)

Menurut Riskesdas 2018,masalah kesehatan pada PUS sebagai berikut :

No Masalah kesehatan Persentase


1 Kesehatan ibu hamil K4 88 %
2 KB 63,72 %
3 Imunisassi Td2 51,76 %
4 Anemia 48,9%
5 Kurang energi kronis 17,3 %
Tugas ( 18-februari-2020)

1. Sejarah Riset Keperawatan

Banyak pakar yang berpendapat bahwa penelitian keperawatan berkembang


relative baru . namun dilihat dari sisi latar belakang sejarahnya, khususnya
diamerika serikat, penelitian keperawatan tentu saja tidak benar-benar baru .
Florence nightingale yang memulai menginisiasi penelitian keperawatan lebih
dari satu abad yang lalu, tepatnya tahun 1859. Realitas membuktikan,meski
Florence nightingale telah bekerja keras mengembangkan penelitian keperawtan
sejak tahun 1859, perhatian orang terhadap penelitian dibidang ini masih
minim ,setidaknya hingga tahun 1950an . setelah itu, penelitian keperawatan
secara gradual terus berkembang , meski hanya sedikit perawat yang mempunyai
latar belakang pendidikan untuk melaksanakan studi dibidangnya , hingga tahun
1970an . Didunia keperawatan, Florence nightingale diberi predikat sebagai
pembaru, reaksioner, dan peneliti . penelitiannya telah member sumbangsih
positif terhadap usaha-usaha kea rah peningkatan dan perbaikan kinerja asuhan
keperawatan dan kesehatan pada umumnya. Karya nightingale yang berjudul “
Notes on Nursing” ( 1859) menjelaskan aktivitas penelitian awalnya yang
terfokus pada pentingnya lingkungan yang sehat dalam mendorong kesehatan
fisik dan mental pasien.Nightingale mencatat sebanyak-banyaknya data yang dia
ingin kumpulkan dan melakukan analisis statistic atas data itu selama perang
crieman (crieman war) . dia mengumpulkan data tentang morbiditas dan
mortalitas tentara dan factor –faktor yang mempengaruhinya. Data statistic hasil
penelitiannya secara jelas disajikan kedalam table pie diagram , satu bentuk
presentasi data yang canggih untuk ukuran saat itu ( palmer,1997) . penelitian
nightingale memungkinkan dia untuk mendorong perubahan sikap, melakukan
pengorganisasian , dan mengubah perilaku sehat secara social.

2. Cara Membuat Rumusan Masalah Yang Benar


a. Bersifat orisinil, belum ada atau belum banyak orang lain yang meneliti
masalah tersebut.
b. Dapat berguna bagi kepentingan ilmu pengetahuan dan terhadap
masyarakat.
c. Dapat diperoleh dengan cara-cara ilmiah.
d. Jelas dan padat, jangan ada penafsiran yang lain terhadap masalah
tersebut.
e. Dirumuskan dalam bentuk kalimat Tanya
f. Bersifat etis, artinya tidak bertentangan atau menyinggung adat istiadat,
ideologi, dan kepercayaan agama.
3. Bagan deduktif dan induktif

Tugas ( 22- februari-2020)


1. Klasifikasi penelitian
a. Klasifikasi Penelitian berdasarkan Bidang Ilmu
Ada bermacam-macam bidang ilmu dan jika penelitian dilakukan untuk
bidang ilmu tertentu maka ragam penelitian yang dilakukan disebut sesuai
dengan bidang ilmu tersebut. Dengan demikian ditinjau berdasarkan bidang-
bidang ilmu yang ada penelitian dapat dibedakan menjadi : penelitian
pendidikan penelitian kedokteran, penelitian keperawatan, penelitian
kebidanan, penelitian ekonomi, penelitian pertanian, penelitian biologi,
penelitian sejarah, dst.
b. Klasifikasi Penelitian Berdasarkan Pendekatan yang Dipakai

Berdasarkan pendekatan yang dipakai, penelitian dapat


dibedakan menjadi penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif.
Penilitian Kuantitatif adalah suatu proses menemukan pengetahuan yang
menggunakan data berupa angka sebagai alat menganalisis keterangan
mengenai apa yang ingin diketahui. Penelitian Kualitatif adalah penelitian
yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh
subjek penelitian. Masing-masing pendekatan tersebut memiliki
paradigma, asumsi, karakteristik sendiri-sendiri. Kedua pendekatan
penelitian tersebut dapat dilakukan dengan cara simultan dan saling
mengisi sesuai dengan kebutuhan, sehingga dapat diwujudkan proses
penelitian yang komprehensif.
c. Klasifikasi Penelitian Berdasarkan Tempat Pelaksanaannya
Penelitian dapat dilakukan diberbagai tempat, yaitu diperpustakaan,
lapangan, laboratorium atau gabungan dari tempat-tempat tersebut. Atas
dasar tinjauan tersebut penelitian dibedakan menjadi : penelitian
perpustakaan (library research),penelitian laborartorium (laboratory
research), dan penelitian lapangan (field research).
d. Klasfikasi Penelitian Ditinjau berdasarkan Pemakaiannya
Hasil penelitian dapat dipakai untuk mengembangkan dan memverifikasi
teori serta memecahkan masalah. Atas dasar tinjauan ini penelitian dapat
dibedakan menjadi
a) Penelitian penelitian murni (pure research atau basic research)
Penelitian murni atau penelitian dasar merupakan penelitian yang
dilakukan dengan maksud hasil penelitian tersebut dipakai untuk
mengembangkan dan memverifikasi teori-teori ilmiah.
b) Penelitian terapan (applied research)
Penelitian terapan adalah ragam penelitian dimana hasilnya
diterapkan berkenaan dengan upaya pemecahan masalah.
e. Klasifikasi Penelitian Berdasarkan Tujuan Umumnya
Berdasarkan tujuan umumnya, penelitian dibedakan menjadi :
penelitian eksploratif, penelitian pengembangan, dan penelitian verifikatif.
a) Penelitian eksploratif adalah penelitian yang dilakukan dengan tujuan
untuk mengekplorasi fenomena yang menjadi sasaran penelitian.
b) Penelitian pengembangan (developmental research), adalah penelitian
yang dilakukan untuk mengembangan suatu konsep atau prosedur
tertentu.
c) Penelitian verifikatif, merupakan penelitian yang dilakukan dengan
tujuan membuktikan kebenaran suatu teori pada waktu dan tempat
tertentu.
f. Klasifikasi Penelitian Berdasarkan Tarafnya
Penelitian ditinjau berdasarkan tarafnya dibedakan menjadi dua, yaitu
penelitian deskriptif dan penelitian analitik. Penelitian deskriptif merupakan
penelitian pada taraf mendiskripsikan variable yang diteliti tanpa dilakukan
analisis dalam keterkaitannya dengan variable lainnya. Sedangkan jika
penelitian dilakukan bukan sekadar endiskripsikan variable penelitian
tetapi dilakukan analisis dalam hubungannya dengan variable-variabel
lainnya disebut penelitian analitik.
g. Klasifikasi Penelitian Berdasarkan Metode
Berdasarkan metode yang dipakai, penelitian dibedakan
menjadi Penelitian Survey, Penelitian Ex Post Facto, Penelitian Sejarah
(Historical Research), Penelitian Eksperimental, Penelitian Naturalistic
(penelitian kualitatif), Penelitian Kebijakan (Policy Research), Penelitian
Studi Kasus dan Lapangan (Case and Filed Study), dan Penelitian
Korelasional.
a) Penelitian Survey, adalah penelitian yang dilakukan pada
populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data
sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan
kejadian-kejadian relatif, distribusi dan hubungan-hubungan antar
variabel sosiologis maupun psikologis. Penelitian survey pada
umumnya dilakukan untuk mengambil suatu generalisasi dari
pengamatan yang tidak mendalam.
b) Penelitian Ex Post Facto, adalah suatu penelitian untuk meneliti
peristiwa yang telah terjadi dan kemudian merunut ke belakang untuk
untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menimbulkan kejadian
tersebut. Misalnya : penelitian untuk mengungkapkan sebab-sebab
terjadinya kebakaran pabrik sepatu.
c) Penelitian Sejarah (Historical Research), adalah penelitian yang
berkenaan dengan analisis yang logis terhadap kejadian-kejadian yang
berlangsung di masa lalu.
d) Penelitian Eksperimen, adalah suatu penelitian yang berusaha
mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel yang lain
dalam kondisi yang terkontrol secara ketat dan umumnya dilakukan di
laboratorium.
e) Penelitian Naturalistic (penelitian kualitatif), adalah penelitian
yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek alamiah, dimana
peneliti adalah sebagai instrumen kunci.
f) Penelitian Kebijakan (Policy Research), adalah suatu proses
penelitian terhadap masalah-masalah sosial yang mendasar,
sehingga temuan dapat direkomendasikan kepada pembuat
keputusan untuk bertindak dalam menyelesaikan masalah.
g) Penelitian Studi Kasus dan Lapangan (Case and Filed Study),
merupakan penelitian dengan karakteristik masalah yang berkaitan
dengan latar belakang dan kondisi saat ini dari subjek yang diteliti serta
interaksinya dengan lingkungan. Tujuannya untuk penyeledikan secara
mendalam mengenai subjek tertentu untuk memberikan gambaran yang
lengkap mengenai subjek tertentu.
h) Penelitian Korelasional, adalah penelitian yang menentukan apakah
terdapat hubungan (asosiasi) antara dua variabel atau lbh, serta seberapa
jauh korelasi yg ada di antara variabel yang diteliti.
h. Klasifikasi Penelitian Berdasarkan intervensi terhadap variable
penelitian dapat dilakukan dimana peneliti melakukan intervensi atau
perlakuan terhadap variable tertentu, jika tindakan tersebut dilakukan maka
penelitian semacam itu tergolong penelitian eksperimen. sebaiknya jika tidak
dilakukan intervensi terhadap variable maka penelitian tersebut tergolong
penelitian eksperimen.
2. Karakteristik penelitian
karakteristik penelitian menurut (Uma Sekaeran,2006) adalah sebagai berikut :
a. tujuan jelas
b. ketepatan dasar teori dan desain penelitian
c. dapat diuji ( kuantatif)
d. ketelitian( kedekatan temuan dengan realitas dan keyakinan , probabilitas
ketepatan estimasi peneliti)
e. objektivitas( kuantatif )
f. dapat digeneralisasi (kuantatif)
g. hemat

3. Kegunaan penelitian
Menurut Hamidi (2007), tujuan penelitian memiliki kegunaanyang terbagi
menjadi dua kegunaan yaitu secara praktis dan teoritis, yang kemudian
mampu memberikan kontribusi dalam proses pembelajaran terhadap hasil
penelitian dalam hal menguatkan pernyataan baik itu asumsi maupun teori.

1. Kontribusi teoritis
konstribusi teoritis merupakan kontribusi yang bertolak belakang
dengan penelitian yangmeragukan pada suatu teori tertentu. Keraguan pada
suatu teori timbul akibat teori yang berkaitan tidak dapat lagi menjelaskan
fenoma aktual yang dihadapi. Penetian pada teori itu dilakukan
melalui penelitian empiris, dan hasil dari penelitian tersebut dapat menolak,
menguatkan, atau merevisi teoriyang berkaitan.
2. Kontribusi praktis
konstribusi praktis yaitu pada sisi lain, penelitian bermanfaat pula
untuk memecahkan masalah-masalah praktis. Hampir semua lembaga
yang ada di masyarakat, baik lembaga pemerintahan maupun lembaga
swasta, menyadari manfaat ini dengan menempatkan penelitian
dan pengembangan sebagai bagian integral dalam organisasi mereka.
Kedua manfaat penelitian tersebutmerupakan syarat dilakukannya suatu
penelitian sebagaimana dinyatakan dalam rancangan
(desain) penelitian.Kegunaan dari penelitian yaitu untuk melakukan
penyelidikan dari, untuk, alasan dan jugakonsekuensinya terhadap suatu
keadaan. ( hamidi,2007)
Tugas tanggal
1. Jenis jenis penelitian

Penelitian dalam bidang ilmu kesehatan dapat dibagi menjadi 2 golongan


besar, yakni penelitian bersifat deskriptifdan analitik. Penelitian deskriptif,
peneliti melakukan eksplorasi fenomena yang ada tanpa mencari hubungan antar
variabel pada fenomena tersebut. Dengan kata lain penelitian deskriptif, identik
dengan penelitian kualitatif. Penelitian yang ada hanya menjelaskan fenomena,
menemukan/ menganalisis berdasarkan tema-tema yang ditemukan. Sedangkan
penelitia analitik, di samping melakukan identifikasi serta pengukuran variabel,
peneliti juga mencari hubungan antar variabel untuk menerangkan kejadian
ataupun fenomena yang diamati. Dalam penelitian analitik ini peneliti dapat
hanya mengukur fenomena saja tanpa melakukan intervensi terhadap variabel
(yakni bersifat analitik observasional), tetapi peneliti dapat pula melakukan
intervensi terhadap variabel bebas dan menilai efek intervensi atau manipulasi
terhadap variabel tergantung (penelitian eksperimental).
2. Sumber penemuan masalah penelitian
Sumber masalah penelitian menurut Turney dan Noble (Sudarwan Danim dan
Darwis, 2003 : 93-97) adalah sebagai berikut :
a. Pengalaman pribadi.
Pengalaman pribadi dapat berupa pengalaman masa lampau dan kekinian.
Upaya mewujudkan pengalaman pribadi menjadi permasalahan penelitian
dapat dilakukan dengan :
1. Mengidentifikasi pengalaman pribadi untuk fokus penelitian.
2. Mengidentifikasi sebab-sebab munculnya masalah tersebut.
3. Membuat keputusan pribadi selaku calon peneliti untuk memecahkan
masalah tersebut.
4. Merumuskan masalah penelitian.
b. Informasi yang diperoleh secara kebetulan.
Di mana pun, dari mana pun, dan kapan pun calon peneliti berpeluang
memperoleh informasi penting dan menarik untuk dijadikan topik penelitian.
Berdasarkan informasi yang diperoleh secara kebetulan , calon peneliti dapat
merumuskan masalah penelitian dengan latar belakang dan tujuan, serta hasil
akhir yang diharapkan. Untuk mewujudkan informasi tersebut menjadi
permasalahan penelitian, dapat ditempuh langkah-langkah sebagai berikut :
1. Mengembangkan kepekaan selaku peneliti dalam merespons fenomena
yang relevan.
2. Mendefinisikan keterangan yang diperoleh secara spesifik.
3. Mengidentifikasi penyebab munculnya masalah.
4. Membuat keputusan pribadi selaku calon peneliti untuk memecahkan
masalah tersebut.
5. Merumuskan masalah penelitian.
c. Kerja dan kontrak professional.
Banyak peneliti mengembangkan atau merumuskan pertanyaan penelitian
mereka sebagai bagian aktivitas pekerjaan atau diskusi dengan rekan sekerja.
Pada banyak kasus, diskusi formal dan informal yang dilakukan oleh peneliti
dengan rekan atau kelompok ahli lain sangat membantu upaya penajaman
terhadap masalah, baik teoritis maupun praktis (Sudarwan Danim dan
Darwis, 2003 : 95). Melalui diskusi akademik, masalah penelitian dipertajam
dan dirumuskan. Untuk tujuan ini peneliti dapat menempuh langkah-langkah
sebagai berikut.
1. Mendifinisikan masalah bersama rekan sekerja.
2. Mengidentifikasi penyebab munculnya masalah. Membuat keputusan untuk
mengadakan penelitian.
3. Merumuskan pertanyaan penelitian
d. Pengujian dan pengembangan Teori
Tujuan penelitian antara lain adalah untuk melahirkan teori-teori baru dan
merevisi teori yang telah ada yang ternyata sudah tidak relevan lagi dengan
kenyataan sekarang. Langkah-langkah yang dapat ditempuh oleh peneliti
berkenaan berkenaan dengan hal tersebut adalah :
1. Memahami teori-teori yang relevan dengan bidangnya.
2. Menelaah proses penelitian sehingga diperoleh teori tersebut.
3. Membuat keputusan untuk menyelenggarakan penelitian.
4. Menentukan waktu dan situasi penelitian yang berbeda dengan penelitian
sebelumnya.
5. Merumuskan masalah penelitian.

e Analisis literatur professional dan hasil penelitian sebelumya. Masalah


penelitian banyak diperoleh melalui penelaahan terhadap literatur professional
dan laporan atau jurnal hasil penelitian. Dari hasil analisis terhadap literatur,
laporan, jurnal, tsb. peneliti memilih dan merumuskan masalah penelitiannya.

3. Identifikasi masalah

Penelitian selalu dimulai dengan mengidentifikasi masalah yang hendak


diteliti. Masalah ini biasanya didahului dengan pertanyaan reflektif tentang isu-
isu yang sedang hangat dan kontroversial dan menuntut adanya jawaban atau
pemecahannya. Ada beberapa pertanyaan pemandu seperti :
1. Mengapa masalah tersebut penting dijadikan sasaran penelitian?
2. Bagaimanakah keadaan sosial di sekitar peristiwa, fakta, gejala, yang hendak
diteliti?
3. apa yang sebenarnya sedang terjadi disekitar peristiwa tersebut?
4. Perubahan atau perkembangan apa yang sedang berlangsung pada waktu itu?
5. Apa nilai tambah dari penelitian ini dibandingkan dengan penelitian-penelitian
sebelumnya?
6. Apa kontribusi penelitian ini terhadap kondisi masyarakat sekarang ini dan di
masa depan?
7. Pertanyaan-pertanyaan pemandu diatas diikuti pula dengan pertanyaan
refleksif dari peneliti seperti :
1. apakah peneliti mempunyai akses terhadap pengumpulan data?
2. Apakah peneliti memiliki waktu dan dana cukup untuk penelitian?
3. Apakah si peneliti memiliki keahlian untuk membuat penelitian tersebut?
Faktor lain yang harus diperhatikan oleh peneliti adalah mempelajari
lebih mendalam tentang pandangan subjek yang hendak diteliti. Peneliti harus
terlibat secara langsung dan mengikuti prosesnya terus menerus. Peneliti harus
menjamin mendapatkan suatu pengetahuan atau teori baru dari masalah
tersebut.
Justifikasi atas pentingnya masalah yang hendak diteliti biasanya
dilakukan dengan mengutip peneliti-peneliti lain dan para ahli seperti yang
terdapat dalam tinjauan pustaka atau penelitian sebelumnya. Lebih khusus lagi
peneliti harus mampu mengungkapkan kesenjangan antara apa yang ditulis
oleh para ahli dengan apa yang nyata, sehingga perlu penelitian lanjut yang
lebih mendalam.
Justifikasi itu juga dapat bersumber dari pengalaman orang lain yang
dialami di lingkungan kerja. Masalah yang bersumber dari pengalaman
pribadi dapat pula dijadikan dasar untuk penelitian. Sumber lain juga berasal
dari isu hangat dalam masyarakat yang dimuat dalam media, baik media cetak
atau media elektronik. Bisa juga masalah lama yang hingga kini belum ada
jawabannya.
Sumber : J.R. Raco,Metode Penelitian Kualitatif Jenis, Karakteristik dan Kunggulan

4. Kriteria masalah
Tidak setiap masalah layak untuk diangkat sebagai topik penelitian. Untuk
memilih masalah mana yang layak untuk diteliti, ada beberapa kriteria yg. dapat
dipakai, yaitu sebagai berikut (Sudarwan Danim dan Darwis, 2003 : 91-92).
a. Apakah masalah itu sesuatu yang baru, relatif belum banyak diteliti? Untuk
itu calon peneliti perlu menelaah beberapa hal, seperti :
1. Isu-isu yang muncul kekinian.
2. Isu-isu yang unik.
3. Penelitian sejenis pada skala institusi.
4. Penelitian sejenis pada skala wilayah.
5. Penelitian sejenis pada skala nasional.
6. Penelitian sejenis pada skala internasional.
7. Penelitian sejenis menurut periode waktu.
b. Apakah masalah itu mengundang rasa ingin tahu peneliti atau pihak luar
yang akan membaca atau memanfaatkan hasil penelitian itu ? Untuk itu
peneliti perlu memperhatikan :
1. Nilai teoritis hasil penelitian bagi dirinya dan juga pihak lain seprofesi
2. Nilai teortis hasil penelitian bagi pengembangan ilmu sebagaimana yang
diteliti.
3. Nilai praktis hasil penelitian bagi dirinya dan juga bagi profesinya.
c. Apakah masalah yang diplih berada dalam lingkup keilmuan yang ditekuni
oleh peneliti selama ini ?
d. Adakah alat, bahan, dan metoda kerja yang akan dipakai memungkinkan
terlaksananya pengkajian terhadap fakus masalah yang dipilih ? Beberapa
hal khusus yang perlu dipertimbangkan adalah :
1. Ada atau tidaknya alat / bahan pendukung penelitian.
2. Ketersediaan biaya penelitian.
3. Fasilitas pendukung lainnya, seperti keterbukaan sumber data, masalah
perijinan dari instansi terkait.
4. Metode penelitian yang dipakai menurut situasi dan karakteristik spesifik
subjek penelitian.
e. Apakah segi-segi teknik berikut ini memungkinkan terselenggaranya
penelitian sesuai dengan fokus masalah ?
1. Ketahanan fisik peneliti.
2. Ketahanan psikologis peneliti.
3. Kesediaan peneliti menyediakan waktu untuk mengkaji fokus penelitian
secara memadai.
4. Kapasitas peneliti dalam bekerja sama dengan pihak lain
5. Karakteristik permasalahan.
(Danim dan Darwis, 2003 : 99) mengemukakan beberapa kirteria dalam
merumuskan masalah, yaitu :
a. Bersifat kausalitas atau menghubungkan dua variabel atau lebih.
b. Dapat diukur secara empiris dan objektif.
c. Dinyatakan secara jelas dan tidak bermakna ganda, lebih baik dinyatakan
dalam bentuk pertanyaan.
d. Tidak mencerminkan ambisi pribadi atau masyarakat, dan tidak pula
menuntut jawaban dengan pertimbangan moral subjektif.
5. Hal yang perlu dpertimbangkan dalam penentuan masalah
Masalah riset keperawatan, harus mengandung unsur = FINER
1. F = Bisa dijalankan (FEASIBLE)
 Tersedia subjek penelitian
 Tersedia dana
 Tersedia waktu, alat, dan keahlian
2. I = Menarik (INTERESTING)
 Masalah hendaknya menarik untuk diteliti
3. N = Hal baru (NOVEL)
 Membantah atau mengonfirmasikan penemuan terdahulu• Melengkapi
dan mengembangkan hasil penelitian terdahulu
 Menemukan sesuatu yang baru
4. E = Etika (ETHICAL)
 Tidak bertentangan dengan etika, khususnya etika keperawatan
5. R = Relevan (RELEVANT)
 Bermanfaat bagi perkembangan IPTEK
 Dapat digunakan untuk meningkatkan asuhan keperawatan dan
kebijaksanaan kesehatan
 Sebagai dasar penelitian selanjutnyaContoh lingkup riset keperawatan
terlampir (diambil dari hasil riset peneliti dan mahasiswa
Sumber : menurut Sastroasmoro dan Ismail (1995),
Tugas tanggal
1. Jenis jenis Variabel
Variabel adalah karakteristik yang dimiliki oleh subyek (orang, benda, situasi)
yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok tersebut. Semua variabel yang
diteliti harus diidentifikasi, mana yang termasuk variabel bebas (independent
variable), variabel tergantung (dependent variable), dan variabel pengontrol serta
variabel perancu. Untuk itu dirancang bangun penelitian atau diagram kerangka
konsep sangat membantu dalam identifikasi variabel. Identifikasi variabel
merupakan hal yang sangat penting yang menyangkut seluruh bagian penelitian,
terutama dalam manajemen dan analisis data.Jenis variabel diklasifikasikan
menjadi bermacam-macam tipe untuk menjelaskan penggunaanya dalam
penelitian. Beberapa variabel dimanipulasi, yang lainnya sebagai kontrol.
Beberapa variabel diidentifikasi tetapi tidak diukur dan lainnya diukur sebagian.
Jenis jenis Variabel adalah sebagai berikut :
1) Variabel independen (bebas)
Variabel yang nilainya menentukan variabel lain. Suatu kegiatan
stimulus yang dimanipulasi oleh peneliti menciptakan suatu dampak pada
variabel dependen. Variabel bebas biasanya dimanipulasi, diamati, dan diukur
untuk diketahui hubungannya atau pengaruhnya terhadap variabel lain. Dalam
ilmu keperawatan, variabel bebas biasanya merupakan stimulus atau
intervensi keperawatan yang diberikan kepada klien untuk mempengaruhi
tingkah laku klien.
2) Variabel dependen (bebas)
Variabel yang nilainya ditentukan oleh variabel lain. Variabel respons
akan muncul sebagai akibat dari manipulasi variabel-variabel lain. Dengan
kata lain, variabel terikat adalah faktor yang diamati dan diukur untuk
menentukan ada tidaknya hubungan atau pengaruhdari variabel bebas.
3) Variabel moderator (intervening)
Variabel yang dapat berperan sebagai variabel bebas dan terikat.
Variabel moderator (seringkali disebut sebagai variabel bebas kedua) adalah
variabel yang diangkat untuk menentukan apakah ia mempengaruhi hubungan
antara variabel bebas dan variabel terikat. Dengan kata lain, variabel
moderator adalah faktor yang diukur, dimanipulasi atau dipilih peneliti untuk
mengungkapkan apakah faktor tersebut mengubah hubungan antara variabel
bebas dan terikat. Jika peneliti ingin mempelajari pengaruh variabel bebas X
terhadap variabel terikat Y tetapi ragu-ragu apakah hubungan antara X dan
12Y tersebut berubah karena variabel Z, maka Z dapat dianalisis sebagai
variabel (bebas atau terikat).
Contoh: Variabel A________(moderator)_________Variabel B.
4) Variabel perancu (confounding)
Variabel yang nilainya ikut menentukan variabel baik secara langsung
maupun tidak langsung. Variabel perancu merupakan jenis variabel yang
berhubungan dengan variabel bebas dan berhubungan dengan variabel terikat,
tetapi bukan merupakan variabel antara. Identifikasi variabel perancu ini amat
penting, karena bila tidak ia dapat membawa kita pada kesimpulan yang salah.
Cara menyingkirkan perancu:
 Restriksi, menyingkirkan variabel perancu dari setiap subjek penelitian
 Matching, proses menyamakan variabel perancu diantara dua kelompok
 Randomisasimerupakan cara efektif untuk menyingkirkan pengaruh
variabel perancu. Dengan melakukan randomisasi maka variabel perancu
akan terbagi secara seimbang di antara kelompok.
5) Variabel kendali (kontrol)
Variabel yang nilainya dikendalikan dalam penelitian (baik seluruhnya
ataupun sebagian saja). Tidak semua variabel di dalam suatu penelitian dapat
dipelajari sekaligus dalam waktu yang sama. Beberapa di antara variabel
tersebut harus dinetralkan pengaruhnya untuk menjamin agar variabel tersebut
tidak mengganggu hubungan antara variabel bebas dan terikat. Variabel-
variabel yang pengaruhnya harus dinetralkan tersebut disebut variabel-
variabel kontrol. Jadi variabel kontrol adalah faktor-faktor yang dinetralkan
pengaruhnya oleh peneliti karena jika tidak demikian diduga ikut
mempengaruhi hubungan antara variabel bebas dan terikat. Variabel kontrol
berbeda dengan variabel moderator. Penetapan suatu variabel menjadi suatu
variabel moderator adalah untuk dipelajari (dianalisis) pengaruhnya,
sedangkan penetapan suatu variablel menjadi variabel kontrol adalah untuk
dinetralkan/ disamakan pengaruhnya.
6) Variabel random
Variabel yang tanpa diduga ternyata berperan di dalam mekanisme
yang sedang kita pelajari. Atau dengan kata lain variabel yang dengan sengaja
kita abaikan keberadaannya, meskipun kita ketahui variabel tersebut ikut
berperan dalam mekanisme tersebut.Contoh dalam sebuah judul penelitian:
Terapi musik klasik dapat menurunkan tingkat kecemasan pada lansia. Maka
yang menjadi variabel bebas adalah terapi musik sedangkan variabel
tergantung adalah kecemasan tingkat kecemasan.
Sumber : Menurut Nursalam (2011)
2. Desain Penelitian
Desain penelitian adalah sesuatu yang sangat penting dalam penelitian,
memungkinkan pengontrolan maksimal beberapa factor yang dapat
mempengaruhi akurasi suatu hasil. Desain dapat digunakan peneliti sebagai
petunjuk dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian untuk mencapai suatu
tujuan atau menjawab suatu pertanyaan penelitian . (Nur salam 2013)
Rancangan atau desain penelitian adalah suatu yang sangat penting dalam
penelitian,yang memungkinkan pemaksimalan kontrol beberapa faktor yang bisa
mempengaruhiakurasi suatu hasil.
Sumber : (Nursalam,2003)
2.1 Jenis Desain Penelitian
Menurut Wilson Diers dalam (Nursalam, 2003; 82) jenis desain
penelitian keperawatan dibedakan menjadi 4 yaitu :
1) Deskriptif.
Penelitian untuk menjelaskan ,memberi suatu nama, situasi atau
fenomenadalam menemukan ide baru.
2) Faktor yang berhubungan (relationship).
Penelitian ini dilaksanakan untuk mengembangkan hubungan antar
variabel dan menjelaskan hubungan yang ditemukan.penelitian ini disebut
juga penelitian tahap kedua setelah fenomena ditemukan.hubungan
tersebut tidak selalu memiliki mekanisme yang menjelaskan (secara ko-
insiden/kebetulan timbul bersamaan). desain yang sering digunakan
adalahcross sectional
3) Faktor yang berhubungan (assosiasi)
Penelitian ini disebut juga explanatoryataucorelational,bertujuan
untuk menentukan faktor apakah yangh terjadi sebelum ataubersama-sama
tanpa adanya suatu intervensi dari peneliti. Desain yang digunakan
bisamenggunakancross sectional atau jenis desain lainnya (kohort,case
control).
4) Causal (pengaruh).
Penelitian ini ditujukan untuk menguji pengaruh
variabelindependent terhadap variabel dependent. Karaketristik desain
pengaruh (causal)adalah sebagai berikut:
a. Intensitas VI (variabel independent)
menentukan intensitas VD (dosis )
b. Dapat dijelaskan mekanisme perubahannya.
c. (Tetapi) bukan sebagai penyebab (causation)
4. Jenis desain yang dipergunakan adalah eksperimental:
a. True Eksperimental (satu kelompok tidak dilakukan intervensi)
b. Quasy Eksperimental (satu kelompok dilakukan intervensi sesuai
dengan metodeyang dikehendaki, kelompok lainnya dilakukan seperti
biasanya)
c. Pre Eksperimental: Post Only, Pre-Post. Satu kelompok dilakukan
intervensi X dankelompok lainnya dilakukan intervensi
Sumber : (Nursalam, 2003; 82)
2.1.1 Desain Penelitian Deskriptif
Menurut Nursalam (2003: 83) Desain penelitian meliputi
identifikasi suatuperistiwa, variabel, mengembangkan teori dan
oprasional definisi dari variabel. Deskripsi variabel akan
memungkinkan menginterpretasi makna suatu teori yangditemukan
dan populasi yang dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya.
Penelitian deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan
(memaparkan) peristiwa–peristiwa urgen yang terjadi pada masa kini
(Nursalam. 2003: 83).
1. Desain penelitian studi kasus
Studi kasus merupakan rancangan penelitian yang mencakup
pengkajian satuunit penelitian secara intensif: misalnya satu
pasien, keluarga kelompok, komunitas,atau institusi.meskipun
jumlah dari subjek cenderung sedikit, jumlah variabel yangditeliti
sangat luas.
2. Desain penelitian surveySurvey adalah suatu desain yang
digunakan untuk menyediakan informasi yangberhubungan dengan
prevalensi, distribusi dan hubungan antar variabel dalam suatu
populasi.pada survey, tidak ada intervensi, survey pengumpulan
informasidari tindakan seseorang, pengetahuan, kemauan,
pendapat, dan nilai.
Tiga metode yg sering digunakan dalam pengumpulan data
survey :
1) Interview melalui telepon
2) Interview langsung– tatap muka3)
3) Tanya jawab dengan penyebaran questionaire melalui surat
3. Skema Penelitian Deskriptif Menurut Burn&Groves (1991: 293),
desain ini digunakan untuk menguji suatukarakteristik dari sampe
Klarifikasi pengukuran deskripsi

Interpretasi variabel 1 deskrips


Variabel 1
Interpretasi Variabel 2 deskripsi
Variabel 2
Makna/arti peristiwa Variabel 3 deskripsi
Variabel 3
Menyusun hipotesa Variabel 4 deskripsi
Variabel 4
4. Langkah– langkah penelitian deskriptifMenurut Soekidjo
Notoadmojo (2002: 139), secara umum langkah-langkah yang
harus ditempuh dalam penelitian deskriptif ini tidak berbeda
denganmetode-metode penelitian yang lain, yakni :
1) Memilih masalah yang akan diteliti
2) Merumuskan dan mengadakan pembatasan masalah, kemudian
berdasarkanmasalah tersebut diadakan tsudy pendahuluan
untuk menghimpun informasidan teori-teori sebagai dasar
menyusun kerangka konsep penelitian.
3) Membuat asumsi atau anggapan-anggapan yang menjadi dasar
perumusanhipotesis penelitian.
4) Merumuskam hipotesis penelitian.
5) Merumuskan dan memilih teknik pengumpulan data.
6) Menentukan kriteria atau kategori untuk mengadakan
klasifikasi data.
7) Menentukan teknik dan alat pengumpulan data yang akan
digunakan.
8) Melaksanakan penelitian atau pengumpulan data untuk
menguji hipotesis
9) Melakukan pengolahan dan analisis data (menguji hipotesis)
10) Menarik kesimpulan atau generalisasi.
11) Menyusun dan mempublikasikan laporan penelitian
2.1.2 Desain Korelasional
Penelitian korelasional mengkaji hubungan antara
variabel.penelitian dapatmencari, menjelaskan suatu hubungan,
memperkirakan, menguji berdasarkan teoriyang ada (Nursalam. 2003:
84).
Skema penelitian deskriptif korelasional Menurut Nursalam
(2003: 84), Skema penelitian korelasional sebagai berikut:
Pengukur
Variable 1 Deskrtif variable
uji hubungan interpretasi
Variabel 2 deskripsi variable makna/ arti

Penelitian koresional biasanya dilakukan bila variabel-variabel yang


diteliti dapat diukur secara serentak dari suatu kelompok subjek.
Hubungan antar variable ditunjukkan dengan koefisien korelasi yang
bergerak dari -1 sampai dengan +1.Korelasi -1 berarti korelasi negara
sempurna, sedangkan korelasi +1 berarti positif sempurna. Variabel
dikatakan berkorelasi positif apabila variasi suatu variabel diikuti sejajar
oleh variabel yang lain. Pada contoh kasus diatas, makin tua usia care
giver maka makin tinggi resiko burnout. Bila variasi suatu variabel diikuti
terbalik oleh variasi variabel lainnya, maka kedua variabel tersebut

berkorelasi negatif.

Langkah– langkah penelitian korelasional


1) Mendefinisikan masalah
2) Melukiskan penelaan kepustakaan
3) Merancang cara pendekatannya
4) Mengumpulkan data
5) Menganalisis data yang telah dikumpul dan buat interpretasinya.
6) Menulis laporan
2.1.3 Penelitian cohort
1. Pengertian Penelitian cohort
penelitian epidemiologik non-eksmeriental yang mengkajiantara
variabel independen (faktor resiko) dan variabel
dependen(efek/kejadian penyakit) (Nursalam. 2003: 86). Penelitian
cohort atau sering disebut penelitian prospektif adalah suatu
penelitiansurvei (non eksperimen) yang paling baik dalam mengkaji
hubungan antara factor resiko dengan efek (penyakit) (Soekidjo
Notoatmojo. 2002: 153-155)
2. Skema rancangan penelitian kohortMenurut Soekidjo Notoatmojo
(2002: 154), rancangan penelitian kohort sebagai berikut :

factor resiko + - prospektif efek +


Populasi sampel : efek -
factor resiko + - prospektif efek +
efek -
3. Langkah-langkah penelitian cohort Menurut Soekidjo Notoatmojo
(2002: 153-154), Langkah-langkah penelitiancohort antara lain
sebagai berikut:
1) Identifikasi faktor-faktor rasio dan efek
2) Manetapkan subjek penelitian (menetapkan populasi dan
sampel)Pemilihan subjek dengan faktor resiko positif dari subjek
dengan efek negative
3) Memilih subjek yang akan menjadi anggota kelompok control
4) Mengobservasi perkembangan subjek sampai batas waktu yang di
tentukan,selanjutnya mengidentifikasi timbul tidaknya efek pada
kedua kelompok.

Anda mungkin juga menyukai