Anda di halaman 1dari 15

KISI KISI PPKn

By Sophia Halimah XII D

Link UUD 1945 http://jdih.pom.go.id/uud1945.pdf

I. Nilai-nilai Pancasila
A. Nilai yang terkandung pada sila-sila Pancasila
1. Nilai Ketuhanan: pengakuan dan keyakinan bangsa akan adanya Tuhan
2. Nilai Kemanusiaan: kesadaran sikap dan perilaku sesuai moral yang berlaku
3. Nilai Persatuan: usaha ke arah bersatu dalam kebulatan rakyat
4. Nilai Kerakyatan: kehidupan dengan cara musyawarah mufakat
5. Nilai Keadilan: tercapainya masyarakat Indonesia Yang Adil dan Makmur

B. Nilai dasar, instrumental, dan praksis


1. Nilai Dasar: mempunyai sifat tetap (tidak berubah), nilai-nilai ini
terdapat dalam Pembukaan UUD 1945 ~contohnya diatas
2. Nilai Instrumental: penjabaran lebih lanjut dari nilai dasar dalam bentuk
UUD 1945 dan peraturan Perundang undangan lainnya
 1: Pasal 29
 2: Pasal 26 ayat(3), 27 ayat(2), 28, 30 ayat(1), 31 ayat(1)
 3: Pasal 1 ayat (1), 32 ayat (2), 36
 4: Pasal 1 ayat (2)
 5: Pasal 27 ayat (1), 33 ayat (3), 34 ayat(3)
3. Nilai Praksis: dilaksanakan dalam kehidupan nyata sehari-hari

C. Penerapan sila-sila Pancasila

D. Sistem pemerintahan parlementer dan presidensial


1. Presidensial: sistem pemerintahan negara republik di mana kekuasaan
eksekutif dipilih melalui pemilu dan terpisah dengan kekuasan legislatif.
2. Parlementer: sebuah sistem pemerintahan yang parlemennya memiliki
peranan penting dalam pemerintahan. Dalam hal ini parlemen memiliki
wewenang dalam mengangkat perdana menteri dan parlemen pun dapat
menjatuhkan pemerintahan, yaitu dengan cara mengeluarkan semacam
mosi tidak percaya.
E. Pembagian kekuasaan RI sebelum dan sesudah amandemen

F. Bentuk negara dan bentuk pemerintahan


1. Bentuk negara
 Kesatuan
 Federasi/serikat
2. Bentuk pemerintahan
 Republik
 Monarki

II. Tugas dan Kewenangan Lembaga Negara


A. MPR
 Mengubah dan menetapkan UUD
 Melantik presiden dan wakil presiden 
 Memutuskan usul DPR berdasarkan putusan MA untuk
memberhentikan presiden/wakil presiden 
 Melantik wakil presiden apabila presiden berhenti dari jabatan 
 Memilih wakil presiden dari dua calon yang di usulkan presiden apabila
terjadi kekosongan wakil 
 Memilih presiden /wakil presiden apabil keduanya berhenti bersamaan
dari jabatannya yang diusulkan oleh parpol
B. DPR
 Membuat undang undang bersama presiden
 Menerima dan membahas RUU yang diajukan oleh DPD
 Menetapkan APBN bersama presiden dg memperhatikan
pertimbanagan DPD
 Memilih anggota BPK dg memperhatikan pertimbanagn DPD
 Menerima hasil pemeriksaaan keuangan dari BPK
C. Presiden
Tugas dan wewenang presiden sebagai kepala pemerintahan :
 Mengajukan RUU kepada DPR
 Menetapkan peraturan pemerintah
 Mengangkan dan memberhentika menteri
 Membuat UU bersama DPR
 Mengajukan RUU APBN
Tugas dan wewenang presiden sebagai kepala negara :
 Memegang kekuasaan tertinggi atas angkatan darat,laut,udara.
 Menyatakan bahaya
 Menyatakan perang , damai,perjanjian dll dg persetujuan DPR
 Memberi grasi dan rehabilitasi atas pertimbanagan MA
 Mmberi amnesti dan abolisi atas pertimbanagan DPR
D. MA
 Mengadili pada tingkat kasasi
 Menguji peraturan perundang-undanagn di bawah undang undang
 Memilih 3 orang hakim konstitusi Mahkamah Konstitusi
 Memberikan pertimbangan atas grasi dan rehabilitasi kpd presiden
E. MK
 Menguji undnag undang terhadap undang undang dasar
 Memutus pembubaran parpol
 Memutus perselisihan hasil pemilu

III. Penyelenggaraan Pemerintah Negara


A. Good Governance
Good Governance adalah suatu peyelegaraan manajemen pembangunan yang
solid dan bertanggung jawab yang sejalan dengan prinsip demokrasi dan pasar
yang efisien, penghindaran salah alokasi dana investasi dan pencegahan korupsi
baik secara politik maupun secara administratif menjalankan disiplin anggaran
serta penciptaan legal dan politican framework bagi tumbuhnya aktifitas usaha.

B. Prinsip Good & Clean Governance


Dari bu Bibit:
 Partisipasi Masyarakat
Nanti diberikan sebuah ilustrasi tentang
 Tegaknya supremasi hukum
kinerja pemerintah misalkan “presiden
 Transparansi mengajukan rancangan APBN kepada
 Peduli pada stakeholder sebuah lembaga dengan profeional, maka
 Berorientasi pada konsesus prinsip yang dilakukan adalah…”
 Kesetaraan
 Efektifitas dan efisiensi
 Akuntabilitas
 Visi strategis
 Profesionalisme

IV. Wilayah Negara dan WNI


A. Batas-batas wilayah RI
U: Darat - Kalimantan berbatasan langsung dengan Malaysia; Laut – Malaysia,
Singapura, Thailand, Vietnam dan Filipina.
S: Darat – NTT berbatasan langsung dengan Timor Leste; Laut - Perairan
Australia dan Samudera Hinda
B: Darat - Indonesia berbatasan langsung dengan Samudera Hindia; Laut -
Perairan Negara India
T: Darat - Papua berbatasan langsung dengan daratan Papua Nugini; Laut -
perairan Samudra Pasifik.

B. Dasar Hukum Sishankamrata


Pasal 30 ayat 1: Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pertahanan dan keamanan negara
Pebukaan UUD 1945: Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia, mencerdaskan kehidupan bangsa, memajukan kesejahteraan
umum, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan
perdamaian abadi dan keadilan sosial

C. Asas-asas Kewarganegaraan
Asas ius sanguinis atau asas keturunan yang menetapkan kewarganegaraan
seseorang menurut keturunan atau pertalian darah.
Asas ius soli atau asas tempat kelahiran yang menetapkan kewarganegaraan
seseorang menurut tempat kelahirannya.

D. Syarat menjadi WNI


E. Syarat WNA jadi WNI (Naturalisme)

 Berusia 18 tahun atau sudah menikah.


 Pada waktu mengajukan permohonan sudah bertempat tinggal di wilayah
Negara Republik Indonesia paling singkat lima tahun berturut-turut atau
paling singkat 10 tahun tidak berturut-turut.
 Sehat jasmani dan Rohani.
 Dapat berbahasa Indonesia serta mengakui dasar negara Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
 Tidak pernah dijatuhi pidana karena melakukan tindak pidana yang
diancam dengan pidana penjara satu tahun lebih.
 Jika dengan memperoleh Kewarganegaraan Republik Indonesia, tidak
menjadi berkewarganegaraan ganda
 Mempunyai pekerjaan dan/atau berpenghasilan tetap.
 Membayar uang pewarganegaraan ke kas negara.
 Naturalisme Istimewa: diberikan kepada orang asing yang memiliki jasa
sangat besar terhadap negara atau yang dianggap penting bagi bangsa dan
negara dengan alasan kepentingan negara, setelah memperoleh
pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia.

V. HAM
A. Prinsip-Prinsip HAM
(Sebenernya prinsip HAM mirip-mirp sama ciri-ciri kata bu Bibit)

B. Ciri-ciri HAM
 Hakiki
 Universal
 Tidak bisa dicabut
 Tidak bisa dibagi

C. Pelanggaran HAM yang terkait dengan sila-sila Pancasila


1. Penyebaran atheisme, merusak tempat ibadah, menyerang agama lain
2. Tidak menghargai orang lain, melakukan korupsi, melakukan nepotisme
3. pembohongan pada rakyat, mengadu domba dan memecah belah
4. merubah DPT, kampanye hitam, melarang orang menggunakan hak pilih
5. Tidak memberika kepastia hukum, akses sulit di daerah terpencil

VI. Hubungan Internasional


A. Perjanjian Internasional (pengertian dan tahapnya)
Perjanjian internasional adalah sebuah perjanjian yang dibuat di bawah hukum
internasional oleh beberapa pihak yang berupa negara atau organisasi
internasional
Tahap:
1) Perundingan (negosiasi)
2) Penandatangan (signature)
3) Pengesahan (ratification)
B. Politik Luar Negeri
Adalah arah kebijakan suatu negara untuk mengatur hubungan dengan negara
lain dengan tujuan untuk kepentingan nasional negara tersebut di lingkup dunia
internasional. Sifat politik luar negeri adalh bebas aktif.

C. Peran Indonesia dalam perdamaian dunia (infonya cari sendiri yah)


 KAA, 1955 di bandung
 Misi Garuda (I sampai XXVI-C2)
 Deklarasi Djuanda, 13 des 1957
 Gerakan Non Blok

VII. Kasus Pelanggaran HAM


A. Dasar Hukum Hak dan Kewajiban WNI
 UUD NRI Tahun 1945 Pasal 26-34
 UU No. 39 Tahun 1999 Tentang HAM
 UU No. 12 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan
 UU No. 11 Tahun 2004 Tentang kovenan hak sipil dan politik
 UU No. 12 Tahun 2004 Tentang kovenan hak bidang sosial budaya dan
ekonomi
https://www.materipelajaran.web.id/2015/08/hak-dan-kewajiban-warga-negara.html

B. Sebab sebab pelanggaran dan pengingkaran


a. Faktor internal, yaitu dorongan untuk melakukan pelanggaran
hak dan pengingkaran kewajiban warga negara yang berasal dari
diri pelaku, di antaranya adalah:
1) Sikap egois atau terlalu mementingkan diri sendiri.
2) Rendahnya kesadaran hukum warga negara, dan
3) Sikap tidak toleran.

b. Faktor Eksternal, yaitu faktor-faktor di luar diri manusia yang


mendorong seseorang atau sekelompok orang melakukan
pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara,
diantaranya sebagai berikut:
1) Penyalahgunaan kekuasaan,
2) Ketidaktegasan aparat penegak hukum,
3) Penyalahgunaan teknologi, dan
4) Kesenjangan sosial dan ekonomi yang tinggi

VIII. Ancaman terhadap Negara


A. Bentuk ancaman negara, IPOLEKSOSBUDHANKAM
 Ideologi: paham komunis, zionis, pengaruh liberalisme, dll
 Politik: dalam negeri – separatisme, pengerahan massa untuk melawan
pemerintah ; luar negeri – intimidasi, provokasi, blokade politik
 Ekonomi: globalisasi perekonomian -> persaingan bebas, monopoli
pasar, perekonomian dikuasai pihak asing, sektor eko. subsidi kurang
 Sosial Budaya: dari dalam – premanisme, terorisme, kekerasan ; dari
luar – gaya hidup konsumtif, hedonisme, individualisme, westernisasi
 Pertahanan dan keamanan: masalah teror bersenjata, konflik SARA

IX. Integrasi Nasional


A. Faktor pembentuk Integrasi Nasional
 Faktor sejarah yang menimbulkan rasa senasib & seperjuangan
 Keinginan untuk bersatu di kalangan Indonesia (sumpah pemuda)
 Rasa cinta tanah air dan nasionalisme
 Kesepakatan atau konsensus nasional dalam perwujudan proklamasi
kemerdekaan, Pancasila, UUD 45, bendera merah putih, lagu nasional dan
bahasa indonesia
 Selalu menjaga toleransi antar umat dan suku

B. Faktor Penghambat
 Masyarakat yang heterogen
 Wilayah negara yang begitu luas
 Besarya kemungkinan ancaman tantangan dan hambatan
 Besarnya kesetimpangan dan ketidakmerataan pembangunan
 Masih ada yang memiliki pemahaman etnosentrisme

X. Wawasan Nusantara
A. Perwujudan wanus dalam IPOLEKSOSBUDHANKAM
 Ideologi: bangsa Indonesia berdasarkan pada nilainilai Pancasila dan
UUD 1945, yang secara subtantif (isinya), dapat memberi arah pandang
kemajemukan bangsa Indonesia pada prinsip persatuan dan kesatuan
bangsa.
 Politik: Satu kesatuan politik, dalam arti satu UUD dan politik
pelaksanaannya serta satu ideologi dan identitas nasional
Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan politik, yang
meliputi:
 Kebulatan wilayah dengan segala isinya merupakan modal dan
milikbersama
 Keanekaragaman dalam kesatuan bangsa Indonesia
 Bangsa Indonesia merasa satu persaudaraan, senasibdan
seperjuangan, sebangsa dan setanah air
 Pancasila merupakan dasar falsafah dan ideologi yang dapat
mempersatukan
 Ekonomi: Satu kesatuan ekonomi dengan berdasarkan atas asas usaha
bersama dan asas kekeluargaan dalam satu sistem ekonomi kerakyatan.
Perwujkudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan ekonomi yang
meliputi:
 Kekayaan nusantara menjadi modal dan milik bersama bangsa
Indonesia untuk memenuhi kebutuhan pembangunan bangsa
secara merata.
 Tingkat perkembangan ekonomi harus seimbang dan serasi
diseluruh daerah
 Diselenggarakan sebagai usaha bersama dengan asas
kekeluargaan dalam system ekonomi kerakyatan untuk sebesar-
besarnya bagi kemakmuran rakyat.
 Sosial budaya: perlu juga dilakukan pemasyarakatan materi Wawasan
Nusantara kepada seluruh masyarakat Indonesia.
 Pertahan dan keamanan:
 Kegiatan pembangunan pertahanan dan keamanan harus
memberikan kesempatan kepada setiap warga negara untuk
berperan aktif, seperti memelihara lingkungan tempat tinggal,
meningkatkan kemampuan disiplin, melaporkan hal-hal yang
mengganggu keamanan kepada aparat dan belajar kemiliteran.
 Membangun rasa persatuan,
 Membangun TNI yang profesional serta menyediakan sarana dan
prasarana yang memadai

XI. Sistem dan Dnamika Demokrasi Pancasila


A. Hakikat demokrasi menurut ahli
 Aristoteles: yaitu suatu pemerintahan yang menegaskan bahwa
kekuasaan berada di tangan banyak orang (rakyat). Dalam
perkembangannya, demokrasi menjadi suatu tatanan yang diterima dan
dipakai oleh sebagian besar negara di dunia sebagai sistem politik.
 Hans Kelens: demokrasi adalah pemerintahan oleh rakyat dan untuk
rakyat. Kekuasaan negara dilaksanakan oleh wakil-wakil rakyat yang
terpilih. Dalam hal ini rakyat telah yakin bahwa segala kehendak dan
kepentingannya akan diperhatikan oleh wakil rakyat dalam
melaksanakan kekuasaan negara.
 Abraham L.: pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat
"government by the people, from the people, and for the people". Rakyat
memegang kekuasaan tertinggi dalam pemerintahan. Kebijakan harus
mencerminkan kehendak rakyat.
 John L. Esposito: berpendapat bahwa pada dasarnya kekuasaan dalam
negara demokrasi berasal dari dan rakyat. Oleh karena itu, rakyat berhak
berpartisipasi aktif dalam untuk pemerintahan atau mengontrol
kebijakan yang dikeluarkan pemerintah.
 Abdul Wadud Nashruddin: demokrasi adalah sebuah sistem kehidupan
yang menempatkan pendapat rak sebagai prioritas utama pengambilan
kebijakan. Pendapat rakyat yang dijadikan prioritas dalam pengambilan
kebijaksanaan.

B. Pelaksanaan demokrasi pancasila (cek buku paket pkn XI hal. 61)


Mulai dilaksanakan pada era orde baru. Inti dari Demokrasi Pancasila adalah sila
keempat, yaitu Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan. Jadi, Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang
dikendalikan oleh dua nilai yaitu nilai hikmat dan nilai bijak
C. Tahap pemilu
1) Pendaftaran pemilih
2) Pendaftaran peserta
3) Penetapan peserta
4) Kampanye
5) Masa tenang
6) Pemungutan suara
7) Perhitungan suara
8) Penetapan hasil pemilu

XII. Pengaruh iptek terhadap negara


A. Pengaruh positif negatif iptek (ini logika aja)
POSITIF
-mempermudah kegiatan
-menambah wawasan
-mengikuti perkembangan zaman
-menambah pengalaman

NEGATIF
-kurang bersosialisasi
-banyak hal hal yang negatif
-meninggalkan kewajiban
-meninggalkan budaya bangsa sendiri

XIII. Sistem hukum dan peraddilan di Indonesia


A. Pengolongan hukum
a. Berdasarkan sumbernya
1) Hukum undang-undang, yaitu hukum yang tercantum dalam peraturan
perundang-undangan.
2) Hukum kebiasaan, yaitu hukum yang terletak dalam aturan-aturan
kebiasaan.
3) Hukum traktat, yaitu hukum yang ditetapkan oleh negara-negara di dalam
suatu perjanjian antarnegara (traktat).
4) Hukum yurisprudensi, yaitu hukum yang terbentuk karena keputusan
hakim.

b. Berdasarkan tempat berlakunya


1) Hukum nasional, yaitu hukum yang berlaku dalam wilayah suatu negara
tertentu.
2) Hukum internasional, yaitu hukum yang mengatur hubungan hukum
3) antarnegara dalam dunia internasional. Hukum internasional berlakunya
secara universal, baik secara keseluruhan maupun terhadap negara negara
yang mengikatkan dirinya pada suatu perjanjian internasional (traktat).
4) Hukum asing, yaitu hukum yang berlaku dalam wilayah negara lain.
5) Hukum gereja, yaitu kumpulan-kumpulan norma yang ditetapkan oleh
gereja untuk para anggotanya
c. Berdasarkan bentuknya
1) Hukum tertulis:
a) Hukum tertulis yang dikodifikasikan (sistematis). Misalnya, KUH
Pidana, KUH Perdata, dan KUH Dagang.
b) Hukum tertulis yang tidak dikodifikasikan Misalnya undang-
undang, peraturan pemerintah, dan keputusan presiden.
2) Hukum tidak tertulis. Misalnya adat istiadat.

d. Berdasarkan waktu berlakunya


1) Ius Constitutum (hukum positif), yaitu hukum yang berlaku sekarang bagi
suatu masyarakat tertentu dalam suatu daerah tertentu. Misalnya, Undang-
Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945, Undang-Undang RI Nomor
12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia.
2) Ius Constituendum (hukum negatif), yaitu hukum yang diharapkan berlaku
ada waktu yang akan datang. Misalnya, rancangan undang-undang (RUU).

e. Berdasarkan cara mempertahankannya


1) Hukum material, yaitu hukum yang mengatur hubungan antara anggota
masyarakat yang berlaku umum tentang hal-hal yang dilarang dan
dibolehkan untuk dilakukan. Misalnya, hukum pidana, hukum perdata,
hukum dagang, dan sebagainya.
2) Hukum formal, yaitu hukum yang mengatur bagaimana cara
mempertahankan dan melaksanakan hukum material. Misalnya, Hukum
Acara Pidana (KUHAP), Hukum Acara Perdata, dan sebagainya.

f. Berdasarkan sifatnya
1) Hukum yang memaksa, yaitu hukum yang dalam keadaan bagaimana pun
juga harus dan mempunyai paksaan mutlak.
2) Hukum yang mengatur, yaitu hukum yang mengatur hubungan
antarindividu yang baru berlaku apabila yang bersangkutan tidak
menggunakan alternatif lain yang dimungkinkan oleh hukum (undang
undang). Misalnya, ketentuan dalam pewarisan abintesto (pewarisan
berdasarkan undang-undang), baru mungkin bisa dilaksanakan jika tidak
ada surat wasiat (testamen).

g. Berdasarkan wujudnya
1) Hukum objektif, yaitu hukum yang mengatur hubungan antara dua orang
atau lebih yang berlaku umum. Dengan kata lain, hukum dalam suatu
negara yang berlaku umum dan tidak mengenai orang atau golongan
tertentu.
2) Hukum subjektif, yaitu hukum yang timbul dari hukum objektif dan
berlaku terhadap seorang atau lebih. Sering juga disebut hak.

h. Berdasarkan isinya
1) Hukum publik, yaitu hukum yang mengatur hubungan antara negara
dengan individu (warga negara), menyangkut kepentingan umum (publik).
Hukum publik terbagi atas:
a) Hukum Pidana, yaitu mengatur tentang pelanggaran dan kejahatan,
memuat larangan dan sanksi.
b) Hukum Tata Negara, yaitu mengatur hubungan antara negara dengan
bagian-bagiannya.
c) Hukum Tata Usaha Negara (administratif), yaitu mengatur tugas
kewajiban pejabat negara.
d) Hukum Internasional, yaitu mengatur hubungan antar negara, seperti
hukum perjanjian internasional, hukum perang internasional, dan
sebagainya.
2) Hukum privat (sipil), yaitu hukum yang mengatur hubungan antara
individu satu dengan individu lain, termasuk negara sebagai pribadi.
Hukum privat terbagi atas:
a) Hukum Perdata, yaitu hukum yang mengatur hubungan
antarindividu secara umum. Contoh, hukum keluarga, hukum
kekayaan, hukum waris, hukum perjanjian, dan hukum perkawinan.
b) Hukum Perniagaan (dagang), yaitu hukum yang mengatur hubungan
antarindividu dalam perdagangan. Contoh, hukum tentang jual beli,
hutang piutang, pendirian perusahaan dagang, dan sebagainya.

B. Lembaga penegak hukum dan tugasnya

a. Kepolisian
Tugas utamanya adalah menjaga keamanan dan ketertiban di masyarakat,
melindungi, mengayomi, melayani masyarakat dan menegkkan hukum.
Sebagai aparat hukum polisi dapat menjalakan fungsinya sebagai penyelidik dan
penyidik. Polisi juga berwenang untuk menangkap orang yang diduga
melakukan tindak kejahatan.
Hasil pemeriksaaan yang dilakukan oleh polisi terhadap pelaku tindak criminal
disbut dengan BAP (berita acara pemeriksaan) yang akan diserahkan kepada
kejaksaan.
Kepolisian Negara diatur oleh UU No. 2 Tahun 2002. tugas pokok kepolisian
Negara Republik Indonesia adalah:
1. memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat
2.menegakkan hukum, dan
3.memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada mayarakat.

b. Kejaksaan
Kejaksaan Republik Indonesia diatur oleh UU No. 16 Tahun 2004, yang dalam
undang-undang itu disebutkan bahwa diselenggarakan oleh Kejaksaan Agung,
Kejaksaan Tinggi dan Kejaksaan Negeri.
Kejaksaan adalah alat negara sebagai penegak hukum yang juga berperan
sebagai penuntut umum dalam perkara pidana. Jaksa adalah alat yang mewakili
rakyat untuk menuntut seseorang yang melanggar hukum pidana maka sisebut
penuntut umum yang mewakili umum. kejaksaan merupakan aparat Negara
yang bertugas :
1. Untuk melakukan penuntutan terhadap pelanggaran tindak pidana di
pengadilan.
Di sini jaksa melakukan penuntutan atas nama korban dan masyarakat yang
merasa dirugikan
2. Sebagai pelaksana (eksekutor) atas putusan pengadilan yang telah
berkekuatan
hukum tetap.
Aparat kejaksaan akan mempelajari BAP yang diserahkan oleh kepolisian.
Apabila telah lengkap maka kejaksaan akan menerbikan P21 yang artinya siap
dibawa ke pengadilan untuk disidangkan.
Tugas dan wewenang jaksa di bidang pidana antara lain:
1) melakukan penuntutan
2) melaksanakan keputusan hakim yang telah mempunyai kekuatan hukum
tetap
3) melakukan penyidikan terhadap tindak pidana tertentu berdasar UU

Dalam bidang ketertiban dan ketentraman umum jaksa turut melakukan


penyelidikan yang berupa:
1) peningkatan kesadara hukum
2) mengawasi aliran kepercayaan yang dapat membahayakan masyarakat dan
negara
3) pengamanan kebijakan penegakan hukum

c. Kehakiman
Tugas utama seorang hakim adalah memeriksa, memutus suatu tindak pidana
atau perdata. Untuk itu seorang hakim dalam menjalankan tugasnya harus lepas
dari segala pengaruh agar keadilan benar-benar bisa ditegakkan.
Di tingkat pusat kekuasaan kehakiman dilakukan oleh MA dan MK.
Jika MA merupakan lembaga peradilan umum tertinggi,
maka MK merupakan lembaga peradilan khusus karena tugasnya :
- terbatas kepada hak uji terhadap UU ke atas ,
- sengketa kewenangan antar lembaga Negara,
- pembubaran partai politik
- memutuskan presiden dan/atau wakil presiden telah melanggar hukuman
tidak mengurusi masalah pidana.

d. KPK
Lembaga baru yang dibentuk karena tuntutan dan amanat reformasi agar
Negara bersih dari praktek KKN. Dibentuk berdasarkan UU no 30 tahun 2002.
Tugas utamanya adalah menyelidiki dan memeriksa para pelaku korupsi yang
dilakukan oleh para pejabat Negara. KPK ini dalam menjalankan tugasnya
bertanggungjawab langsung kepada presiden.

e. Advokat.
Lahirnya Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat menjadi
landasan hukum
penting bagi profesi Advokat sebagai salah satu pilar penegak hukum. Hal ini
ditegaskan dalam Pasal 5 ayat (1) Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003
tersebut, yang menyatakan bahwa Advokat berstatus penegak hukum, bebas
dan mandiri yang dijamin oleh hukum dan peraturan perundang-undangan.
Dalam Penjelasan Pasal 5 ayat (1) Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003 lebih
ditegaskan lagi, bahwa yang dimaksud dengan “Advokat berstatus sebagai
penegak hukum” adalah Advokat sebagai salah satu perangkat dalam proses
peradilan yang mempunyai kedudukan setara dengan penegak hukum lainnya
dalam menegakan hukum dan keadilan.

C. Proses peradilan
1) Tahap penyelidikan oleh Kepolisian
2) Tahap penuntutan oleh Kejaksaan
3) Tahap pemeriksaan di pengadilan oleh Hakim.
4) Tahap pelaksanaan keputusan (eksekusi) oleh Kejaksaan dan Lembaga
Permasyarakatan.
5) Pendaftaran gugatan ke panitera pengadilan di wilayah pengadilan yang
ingin dituju,
6) Pengajuan gugatan di tempat yang tepat agar perkara bisa segera diajukan
ke pengadilan
7) Persiapan sidang.
8) Persidangan.
9) Eksekusi
penjelasan
https://guruppkn.com/proses-peradilan-pidana

D. Upaya hukum
Upaya hukum adalah upaya yang diberikan oleh undang-undang kepada
seseorang atau badan hukum untuk dalam hal tertentu melawan putusan
hakim. Ada 2 (dua) macam upaya hukum yaitu, upaya hukum biasa dan upaya
hukum luar biasa. Perbedaan yang ada antara keduanya adalah bahwa pada
azasnya upaya hukum biasa menangguhkan eksekusi (kecuali bila terhadap
suatu putusan dikabulkan tuntutan serta mertanya), sedangkan upaya hukum
luar biasa tidak menangguhkan eksekusi.
Upaya hukum biasa terdiri dari : banding, kasasi dan verzet.
Upaya hukum luar biasa: Peninjauan kembali putusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuasaan hukum tetap

http://radityowisnu.blogspot.com/2012/06/upaya-hukum.html

E. Pelanggaran-pelanggaran hukum
Pelanggaran terhadap satu ketentuan hukum pada hakikatnya merupakan
pelanggaran terhadap:
1. aturan agama;
2. dasar negara;
3. konstitusi negara; dan
4. norma-norma sosial lainnya.

Sanksi Hukum:
1) Tegas berarti adanya aturan yang telah dibuat secara material telah diatur
dalam peraturan perundang-undangan. Misalnya, hukum pidana mengenai
sanksi diatur dalam Pasal 10 KUHP. Dalam pasal tersebut, ditegaskan bahwa
sanksi pidana berbentuk hukuman yang mencakup:
(1) Hukuman pokok, yang terdiri atas:
a) hukuman mati; dan
b) hukuman penjara yang terdiri atas hukuman seumur hidup dan hukuman
sementara waktu (setinggi-tingginya 20 tahun dan sekurang-kurangnya
1 tahun).
(2) Hukuman tambahan, yang terdiri atas:
a) pencabutan hak-hak tertentu;
b) perampasan (penyitaan) barang-barang tertentu; dan
c) pengumuman keputusan hakim.
2) Nyata berarti adanya aturan yang secara material telah ditetapkan kadar
hukuman berdasarkan perbuatan yang dilanggarnya. Contoh: Pasal 338
KUHP, menyebutkan “barang siapa sengaja merampas nyawa orang
lain, diancam, karena pembunuhan, dengan pidana penjara paling lama
lima belas tahun”.

XIV. Hubungan pemerintah pusat dan daerah


A. Dasar hukumnya
1) Pasal 18,18A, 18B UUD 1945
2) UU No.32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah
3) UU No.33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah
B. Kewenangan pemerintah pusat dan daerah
a) Kewenangan pemerintah pusat meliputi: politik luar negeri, pertahanan,
keamanan, yustisi, moneter dan keagamaaan
b) Kewenangan pemerintah daerah dalam penyelenggaraan otonomi daerah:
segala urusan yang didelegasikan ke pemerintah daerah, dalam kerangka
otonomi daerah seperti pendidikan dan kesehatan
https://guruppkn.com/wewenang-pemerintah-pusat

C. Asas asas Pemerintah daerah


a. Asas sentralisasi adalah sistem pemerintahan dimana  sistem
pemerintahan di mana segala kekuasaan dipusatkan di pemerintah pusat.
b. Asas desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh
pemerintah kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus
urusan dalam sistem Negara Kesatuan RepubliK Indonesia
c. Asas dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang pemerintahan oleh
pemerintah kepada gubernur sebagai wakil pemerintah kepada instansi
vertical wilayah tertentu.
d. Asas tugas pembantuan adalah penugasan dari pemerintah kepada daera
dan/atau desa; dari pemerintah provinsi kepada pemerintah
kabupaten/kota dan/atau desa; serta dari pemerintah kabupaten/kota
kepada desa untuk tugas tertentu.

Anda mungkin juga menyukai