Fibromyalgia
Fibromyalgia
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
mudah lelah, parestesi dan gangguan tidur (1). Fibromyalgia ini dikarakteristikkan
dengan keluhan nyeri yang menyebar yang sudah berlangsung 3 bulan dan pada
sisi bilateral pada titik tender. Pada sebagian besar pasien, fibromyalgia ini
sedangkan untuk laki- laki 0,5%, dengan beban biaya kesehatan akibat
50% pasien fibromyalgia mengalami salah diagnosis dan menjalani operasi yang
begitu jelas. Beberapa hipotesis yang telah dikemukakan, mengacu pada proses
sentral dan atipikal sensorik pada sistem saraf pusat dan disfungsi nosiseptif otot
1
Berikut pada tinjauan kepustakaan ini akan dibahas mengenai definisi,
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
berhubungan dengan area tubuh tertentu dan beberapa keluhan somatik lainnya.
Nyeri fibromyalgia ini menyebar, walaupun area yang mengalami nyeri sering
berfluktuasi, dengan berbagai area yang lebih atau kurang dirasakan pada hari-hari
yang berbeda. Menurut definisinya, pasien dengan keluhan nyeri yang khas atau
bersamaan dengan adanya nyeri yang sama pada 11-18 titik. 18 Titik tender
(sensitisasi) sebagai suatu area yang cenderung akan mengalami nyeri dengan
Nyeri paling tidak pada 11-18 titik pada palpasi manual dengan penekanan
sekitar 4 kg (2).
3
Gambar 2.1. Lokasi titik tender menurut ACR (definisi tahun 1990) untuk
fibromyalgia (2).
Untuk kriteria yang baru pada fibromyalgia yaitu dikembaangkan di tahun
2010. Kriteria ini tidak mengubah deifinis ACR di tahun 1990, tetapi muncul
dengan metode alternatif untuk mendiagnosis kriteria tender point dan semua
fibromyalgia secara singkatnya dapat ditentukan menurut 3 poin berikut ini (2,
3) :
Adanya gejala-gejala yang sama dalam kurun waktu paling tidak 3 bulan
4
Kurangnya gangguan sebaliknya akan menjelaskan kondisi nyeri.
Pada kriteria 2010 diatas, WPI terdiri atas 19 area tubuh dan skor
menunjukkan seberapa nyeri area pada pasien yang mengeluhkan gejala nyeri
pada minggu-minggu ini (skor 0-19). Pada skala SS (skor 0-12), merupakan level
beratnya nyeri selama minggu akhir yang memberikan gambaran klinik seperti
fatigue, bangun tidak berasa segar, dan gejala kognitif. Beratnya gejala
diperhitungkan dengan skala Likert dari 0-3, yang mana nol itu tidak masalah dan
3 merupakan masalah yang berat. Jangkauan keluhan somatik pada umumnya juga
dicatat dalam skala SS, berkisar antara 0-3 yang mana 0 tanpa gejala dan 3 dengan
B. Epidemiologi
populasi dewasa. Kebanyakan pasien yang berobat berada pada rentang usia 30-50
tahun (1, 4). Sama halnya dengan kondisi reumatologi lainnya, prevalensinya
lebih rendah di Negara Cina yaitu sekitar 0.05%. Wanita pada umumnya lebih
insidensi antara 55-64 tahun, dan menurun pada usia ≥ 65 tahun (2, 5).
Barat sekitar 0.2 hingga 1.6% dan di antara wanita sekitar 1-4.9% (2, 4, 5).
5
Gambar 2.2. Prevalensi fibromyalgia (4)
C. Etiologi
Nyeri biasanya selalu dirasakan subjektif dan sering tanpa disertai dengan
adanya kerusakan jaringan. IASP (The International Association for the Study of
6
Pain) mendefinisikan nyeri sebagai “suatu perasaan sensorik yang tidak
jaringan yang aktual atau potensial, atau digambarkan dengan istilah “serupa
autoimun, stres emosional dan kondisi regional nyeri dapat memainkan peranan
pada fibromyalgia tetapi dapat juga terkait dengan kondisi familial (5).
D. Patogenesis
secara umum para ahli sepakat mengenai adanya pengolahan input yang tidak
normal, khususnya input nyeri pada sistem saraf pusat. Pada studi dolorimetri dan
pemberian stimuli seperti panas, dingin, dan elektrik, ditemukan ambang rangsang
peningkatan sensitivitas pada mekanisme sistem saraf sentral yang mengacu pada
sensitisaasi sentral. Pada sensitisasi sentral, neuron nosiseptif pada dorsal horn
sinyal pada korteks serebral. Sindrom sensitivitas sentral atau kondisi nyeri sentral
merupakan suatu konsep yang masih dalam tahap penelitian, yang mana secara
7
tidak langsung sering tumpang tindih dengan kondisi nyeri kronik seperti
fibromyalgia, IBS, sistitis interstitial dan nyeri kepala tipe tension, yang dapat
kronik. Reduksi inhibisi nyeri ini kombinasi dengan meningkatnya input sinyal
fibromyalgia (5)
dengan nyeri kronik, yang mana komponen respon stres pada manusia. 2
perilaku. Sementara itu, etiologi nyeri pada pasien dengan fibromyalgia masih
dalam tahap penelitian, yang mana masih ada keterbatasan pengetahuan mengenai
E. Faktor Resiko
8
risiko potensial yang berhubungan dengan onset fibromyalgia termasuk
diantaranya situasi yang penuh dengan stres seperti kecelakaan mobil, gangguan
F. Kondisi Komorbid
kondisi ditemukan sebagai panyakit atau kondisi yang terdapat pada pasien
dengan fibromyalgia. Kondisi medik dan psikologi adalah komorbid pada kedua
jenis kelamin pada pasien dengan fibromyalgia. Gejala komorbid yang paling
sering yaitu nyeri kepala, sindrom fatigue kronik, IBS (irritable bowel syndrome),
gangguan tidur, depresi dan ansietas, dan sindrom obesitas dan metabolik seperti
9
Gambar 2.4. kondisi komorbid dan fibromyalgia. Semua kondisi yang ada pada
grafik adalah komorbid dengan fibromyalgia, kecuali SLE pada laki-laki yang
secara statistik tidak signifikan (6)
Disfungsi autonomik juga umum ditemukan pada pasien-pasien dengan
tubuh tegak, dengan pengurangan 500 ml darah dari thorak ke abdomen dan ke
denyut jantung selama beberapa menit pertama sekitar 10-20 kali permenit dan
mmHg (6)
10
Hipotensi ortostatik juga berhubungan dengan fibromyalgia. Penurunan
tekanan darah yang abnromal ditemukan pada 60% pasien fibromyalgia dan tidak
G. Gejala
besar pasien fibromyalgia adalah wanita (97%) dengan usia rerata 47 tahun.
fibromyalgia (6)
11
H. Diagnosis
tergantung pada jumlah area yang nyeri pada 19 bagian tubuh plus
a. Fatigue
sama
3. Tidak ada masalah kesehatan lainnya yang berhubungan dengan nyeri dan
I. Terapi
Tidak ada terapi yang dapat menyembuhkan fibromyalgia ini, dan terapi
yang ada sifatnya masih simptomatik. The European league against rheumatism
kombinasi antara terapi farmakologis, latihan, terapi kognitif perilaku. Baik itu
beratnya gejala dan fungsi fisikal. Terapi ini memerlukan pertimbangkan pada
12
nyeri, fatigue, fungsi dan gambaran klinik lainnya yang berhubungan dengan
fibromyalgia (7, 8)
a. Fisioterapi
fisioterapi mesti menilai pasien dari segi fisik, psikis, sosial dan eksistensinya.
latihan penguatan dan edukasi. Evidence yang kurang yaitu untuk terapi seperti
b. Latihan
memperbaiki ketahanan fisik atau fitness. Banyak berbagai tipe latihan yang dapat
Latihan yang rutin diketahui memberikan fungsi fisik yang bagus pada pasien
global, fungsi fisik dan juga memperbaiki beberapa sensasi nyeri pada titik-titik
tender fibromyalgia. Masih terbatas evidence untuk efek latihan resistensi dan
pada pasien dengan fibromyalgia dan menunjukkan perbaikan fungsi fisik dan
13
Latihan renang seringnya dilakukan pada temperatur air dengan suhu 30-340C
untuk pasien dengan nyeri yang mana ini dapat mengurangi nyeri dan kekakukan
dan memberikan suatu rasa relaksasi. Viskositas air memberikan resistensi untuk
dilakukan selama 2 kali dalam 1 minggu dengan durasi latihan 20-60 menit paling
mengalami peningkatan nyeri dan fatigue selama latihan. Nnamun, bila ini
akan menurun. Oleh karena itu penting untuk diinformasikan kepada pasien
mengenai gejala-gejala yang bertambah berat pada awal-awal latihan (7, 9).
c. Edukasi pasien
penyakit yang kronik. Edukasi ini dapat berbagai wujud, biasnya tergantung ahli
perilaku yang positif akan memberikan perubahan yang positif pada gejala dan
14
d. Terapi faramakologi
terapi yang paling efektif pada pasien dengan fibromyalgia (8, 10).
fisik dan umunnya baik. Evidencenya masih terbatas bahwa SNRI memberikan
efek pada nyeri, fatigue, fungsi dan mood pasien dengan fibromyalgia (5,8).
pada kondisi fatigeu pasien fibromyalgia dan perbaikan yang moderat pada
manifestasi lain seperti nyeri dan gangguan tiduran. Analgesik sering tidak efektif
pada pasien dengan fibromyalgia keculai tramadol, yang memberikan efek yang
positif pada nyeri dan beberapa fungsi pada pasien dengan fibromyalgia (8).
15
Tabel 2.2. berbagai terapi farmakologis untuk fibromyalgia dan implikasinya (9).
berbagai tipe TCA, SNRI dan obat antiepilepsi. Walaupun demikian, banyak
J. Prognosis
16
Prognosis jangka panjang yang dievaluasi pada pasien fibromyalgia
ditemukan seiring dengan perjalanan waktu pada kondisi fatigue, fungsi dan skor
depresi, walaupun pada dasarnya nyeri tidak berubah sama sekali (12, 13).
Gambar 2.5 outcome jangka panjang pada pasien-pasien fibromyalgia (a) nyeri,
fatigue, dan depresi, (b) fungsi (13)
BAB III
17
PENUTUP
bila memiliki nyeri kronik menjalar luar yang terjadi pada beberapa titik bilateral
yang mana ini berlangsung sudah dalam 3 bulan dan dapat diiringi manifestasi
lain seperti fatigue dan bangun tidur yang tidak berasa segar dan tidak ada kondisi
risikonya sering terkait dengan stres emosional dan kejadian ini banyak ditemukan
18