Anda di halaman 1dari 2

Penyakit Tahunan Yang Tak Kunjung Sembuh

Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) merupakan kejadian yang kerap terjadi di
Indonesia khususnya di Sumatra Selatan. Mayoritas lahan di Sumatra Selatan merupakan
lahan gambut. Potensi kebakaran di lahan gambut dapat menjadi besar jika diikuti dengan
musim kemarau yang ekstrim. Hal ini disebabkan oleh lahan gambut tidak dapat menyerap
air hujan dengan sempurna.
Ketika lahan gambut kering, potensi ranting-ranting untuk saling bergesekan sangat
besar, hal tersebut dapat memicu api kecil. Disisilain, putung rokok yang dibuang
sembarangan juga berpotensi untuk menimbulkan api. Dalam kondisi seperti ini, api akan
membakar bahan -bahan yang ada di atas permukaan lahan seperti pepohonan, semak, dan
lain-lain. Selain membakar lahan yang di atas, api juga data menjalar kebawah lapisan
gambut. Api yang menjalar kebawah permukaan tanah menyebabkan pembakaran yang tidak
menyala sehingga hanya asap putih yang tampak di atas permukaan. Hal inilah yang
menyebabkan kegiatan pemadaman kerap sulit dilakukan.
Selain disebabkan oleh musim kemarau yang sangat ekstrim, karhutla juga dapat
disebabkan oleh ulah manusia secara sengaja. Pembakaran lahan yang dilakukan oleh
manusia biasanya bertujuan untuk membuka lahan perkebunan. Hal ini dilakukan karena
pembakaran lahan jauh lebih efektif. Pembukaan lahan yang memerlukan biaya yang besar
dan memakan waktu yang lama menjadi jalan pintas perusahaan untuk membuka lahan
dengan cara membakar lahan.
Karhutla sangat mengganggu aktivitas sehari-hari, asap yang tebal menyebabkan
sekolah-sekolah diliburkan sementara, menggagu penerbangan-penerbangan nasional dan
banyak kerugian lainnya yang disebabkan oleh karhutla. Disisi lain, karhutla memicu asap
pekat dapat membahayakan kesehatan manusia. Campuran gas, zat kimia, dan berbagai bahan
yang membahayakan pada asap kebakaran juga bisa membuat kesulitan bernapas. Selain itu,
asap karhutla bisa mengakibatkan asma, Infeksi Saluran Pernapasan Akut atau ISPA, hingga
dapat mengakibatkan gangguan pada syaraf. Pencegahan penyakit yang disebabkan oleh
karhutla dapat dilakukan dengan memakai masker ketika berada di luar ruangan dan
mengurangi aktivitas diluar ruangan.
Penanganan karhutla dapat dilakukan dengan cara penyiraman atau waterbombing,
hujan buatan, dan pemadamandarat pada lahan yang terbakar. Hujan buatan dilakukan
dengan cara menyemai garam NaCl pada awan. Selain itu, pemerintah dapat melakukan
pengawasan pada titik-titik rawan kebakaran. Penegakan hukum juga harus ditegakkan
dengan tegas demi memberi efek jera bagi oknum-oknum tertentu yang dengan sengaja
membakar lahan untuk keperluan perusahaan atau keperluan pribadinya.
Keterlibatan masyarakat sangat dibutuhkan untuk mengatasi kebakatan hutan dan
lahan. Adanya pemberdayaan masyarakat disekitar lahan dan hutan dapat mencegah karhutla.
Pemberdayaan dapat dilakukan dengan cara melakukan punyuuhan tentang bahaya asap yang
dapat ditibulkan karhutla, mengadakan pelatihan dan fasilitas bagaimana cara yang efektif
untuk pembukaan lahan perkebunan. Upaya pencegahan dapat dilakukan oleh pemerintah
dengan cara penyiraman lahan secara berkala untuk mencegah timbulnya api yang akan
menyebabkan karhutla.
Upaya preventif dapat dilakukan dengan cara menanamkan budaya mencintai dan
merawat lingkungan dimasyarakat sangatlah penting, terutama dikalangan generasi muda.
Jika sudah menanamkan kepedulian terhadap lingkungan sejak dini, maka diharapkan
kedepannya tidak ada kejadian serupa. Hal kecil yang dapat kita lakukan adalah dengan cara
merawat lingkungan disekitar kita. Seperti membuang sampah pada tempatnya, tidak
membakar sampah, dan menggunakan peralatan yang dapat dipakai berulang kali atau
reuseable. Upaya rehabilitatif terhadap lingkungan dapat dilakukan dengan cara menanam
pohon dan penghijauan untuk memperbaiki lahan yang sudah rusak dan tercemar.

Anda mungkin juga menyukai