Anda di halaman 1dari 8

JOURNAL OF

ISLAMIC NURSING

PERSEPSI PASIEN RAWAT INAP TERHADAP MUTU PELAYANAN


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DARA’ KABUPATEN
POLEWALI MANDAR

Reskiana Amelia1 Hamziah Hamsah2, Abu Bakar Betan3

1, 2
Program Studi Keperawatan
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

ABSTRAK

Dewasa ini masalah kesehatan telah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat. Dengan meningkatnya
taraf hidup masyarakat, maka semakin meningkat pula tuntutan masyarakat akan kualitas kesehatan. Hal
ini menuntut penyedia jasa pelayanan kesehatan seperti rumah sakit untuk meningkatkan mutu pelayanan
yang lebih baik, tidak hanya pelayanan yang bersifat penyembuhan penyakit tetapi juga mencakup
pelayanan yang bersifat pencegahan (preventif)untuk meningkatkan kualitas hidup serta memberikan
kepuasan bagi konsumen selaku pengguna jasa kesehatan.
Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap pemakai
jasa pelayanan sesuai dengan tingkat kepentingan rata-rata pasien serta penyelenggaraannya sesuai
dengan kode etik dan standar pelayanan yang telah ditetapkan. Dua unsur penting dalam upaya
peningkatan pelayanan kesehatan adalah tingkat kepentingan pasien sebagai pengguna jasa dan
pemenuhan kepentingan pasien sesuai standar pelayanan yang telah ditetapkan.
Terdapat lima determinan mutu pelayanan menurut Kotler yaitu : Keandalan (reliability), ketanggapan
(responsiveness), jaminan (assurance), empaty (kepedulian) dan berwujud (tangible). Desain penelitian
adalah deskriptif kualitatif - kuantitaf dengan metode cross sectional. Dimana pasien rawat inap menjadi
sampel, dengan jumlah sampel yang terlibat dalam penelitian ini adalah 30 sampel. Hasil analisa uji t
menunjukkan bahwa terdapat perbedaaan yang berarti antara penilaian harapan dan kenyataan yang
diterima oleh pasien rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Dara’ Kab. Polman karena nilai significant
level (2- tailed) lebih kecil dari 5%. Dan hasil analisa diagram kartesius menunjukkan bahwa pemberian
informasi yang jelas dan mudah dimengerti dan pelayanan kepada pasien tanpa memandang status sosial
dan lain - lain merupan hal yang perlu ditingkatkan pelaksanaannya oleh pihak rumah sakit.

Kata Kunci :Persepsi, Rawat Inap, Mutu pelayanan

1. PENDAHULUAN untuk meningkatkan kualitas hidup serta


memberikan kepuasan bagi konsumen selaku
Dewasa ini masalah kesehatan telah menjadi pengguna jasa kesehatan. Pelayanan kesehatan
kebutuhan pokok bagi masyarakat. Dengan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang
meningkatnya taraf hidup masyarakat, maka dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan
semakin meningkat pula tuntutan masyarakat sesuai dengan tingkat kepentingan rata-rata
akan kualitas kesehatan. Hal ini menuntut pasien serta penyelenggaraannya sesuai dengan
penyedia jasa pelayanan kesehatan seperti rumah kode etik dan standar pelayanan yang telah
sakit untuk meningkatkan mutu pelayanan yang ditetapkan. Dua unsur penting dalam upaya
lebih baik, tidak hanya pelayanan yang bersifat peningkatan pelayanan kesehatan adalah tingkat
penyembuhan penyakit tetapi juga mencakup kepentingan pasien sebagai pengguna jasa dan
pelayanan yang bersifat pencegahan (preventif) pemenuhan kepentingan pasien sesuai standar

Volume 1 Nomor 2, Desember 2016 20


JOURNAL OF
ISLAMIC NURSING

pelayanan yang telah ditetapkan. Terdapat lima dan VIP utama,ruang perawatan kelas I, kelas II,
determinan mutu pelayanan menurut Kotler dan kelas III, terdapat juga apotek, poliklinik
yaitu : Keandalan (reliability), ketanggapan gigi, poliklinik umum, spesialis dan berbagai
(responsiveness), jaminan (assurance), empaty
fasilitas penunjang dan umum lainnya. Jenjang
(kepedulian) dan berwujud (tangible).
Desain penelitian adalah deskriptif kualitatif - pendidikan tenaga S1 terdiri dari 23 orang, D3
kuantitaf dengan metode cross sectional. terdiri dari 171 orang, dan selebihnya SPK
Dimana pasien rawat inap menjadi sampel, (Admin,RSUD Dara, 2010). Berdasarkan
dengan jumlah sampel yang terlibat dalam beberapa hasil tinjauan yang dilakukan oleh
penelitian ini adalah 30 sampel. Hasil analisa uji Depkes
t menunjukkan bahwa terdapat perbedaaan yang
berarti antara penilaian harapan dan kenyataan RI tentang kepuasan pasien rawat inap terhadap
yang diterima oleh pasien rawat inap Rumah mutu pelayanan di beberapa rumah sakit terbesar
Sakit Umum Daerah Dara’ Kab. Polman karena di Indonesia menunjukan bahwa pasien pada
nilai significant level (2- tailed) lebih kecil dari umumnya merasa belum puas. Seperti RS Hasan
5%. Dan hasil analisa diagram kartesius Sadikin Bandung dari 4500 orang yang dimana
menunjukkan bahwa pemberian informasi yang orang hanya sekitar 23,75% yang
jelas dan mudah dimengerti dan pelayanan Mengungkapkan bahwa mereka merasa puas
kepada pasien tanpa memandang status sosial terhadap pelayanan tenaga kesehatan sementara
dan lain - lain merupan hal yang perlu 72,255% menyatakan bahwa mereka merasa
ditingkatkan pelaksanaannya oleh pihak rumah tidak puas terhadap hal – hal yang tidak
sakit. mendukung dalam setiap kali mengambil
Rumah sakit sebagai institusi yang bergerak di tindakan medis. Hal yang sama juga terjadi
bidang pelayanan kasehatan mengalami dibeberapa wilayah
perubahan, pada awal perkembangannya, rumah di Indonesia lainnya. Berdasarkan polling
sakit adalah lembaga yang berfungsi sosial, pendapat yg dilakukan menunjukan bahwa baru
sebagian kecil RS yang mampu menawarkan
tetapi dengan adanya rumah
hasil kerja tenaga kesehatan yang memuaskan
sakit swasta, menjadikan rumah sakit lebih dalam memberi pelayanan keperawatan itupun
hanya RS swasta (kompas, 2002).
mengacu sebagai suatu industrI yang bergerak
Rumah Sakit Umum Daerah Polewali memiliki
dalam bidang pelayanan kesehatan dengan posisi yang sangat mengkhawatirkan dengan
melakukan pengelolaan yang berdasar pada angka kematian yang sangat tinggi yaitu 80 per
manajemen badan usaha. Seiring dengan itu, 1000 penderita keluar. Bahkan hasil survey
terjadi persaingan antara sesama rumah sakit pengaduan masyarakat, yang dilaksanakan pada
baik rumah sakit milik pemerintah maupun bulan Juni sampai dengan awal Juli 2009,
bekerjasama dengan Aparatur negara, Pusat
rumah sakit milik swasta, semua berlomba-
Kajian Pendidikan dan Pelatihan Aparatur
lomba untuk menarik konsumen agar (PKP2A), Lembaga Administrasi Negara (LAN)
menggunakan jasanya (Afif, 2009). Rumah sakit Makassar, danpemerintah Kabupaten Polewali
Dara’ Kab. Polewali Mandar, rumah sakit ini Mandar. 2 dari 3 pasien mengatakan “tidak
merupakan rumah sakit milik pemerintah yang puas” dengan kata lain tidak sesuai dengan apa
terbesar di Kab. Polewali Mandar dengan type B yang diharapkan.
yang memberikan berbagai macam pelayanan Pelayanan yang berbelit - belit, dokter yang
selalu terlambat melayani pasien, lingkungan
kesehatan, antara lain : Instalasi Gawat Darurat
yang kurang bersih, harga obat dan operasi yang
(IGD) , ICU, unit rawat inap dengan kelas VIP

Volume 1 Nomor 2, Desember 2016 21


JOURNAL OF
ISLAMIC NURSING

mahal dan lain – lain merupakan keluhan pasien menempatkan keempat indikator tersebut ke
(Arali, 2009). dalam posisi yang penting bahkan adapun yang
Dimensi pertama yang dinilai oleh menilai hal ini sangat penting untuk
pelanggan/pasien dalam mengevaluasi mutu dilaksanakan oleh pihak rumah sakit sebab
pelayanan adalah keandalan. Dimensi ini keempatnya merupakan kebutuhan bagi pasien.
mengukur kemampuan petugas kesehatan dalam Selanjutnya penilaian tingkat pelaksanaan 4
memberikan pelayanan yang disajikan melalui faktor dari keandalan membuktikan bahwa pihak
tindakan secara benar sesuai prosedur yang rumah sakit umum daerah Dara’ dikatakan telah
berlaku serta tidak diskriminatif dalam respon memenuhi kepentingan tersebut dengan baik
terhadap pasien, memberikan pelayanan yang sebab rata - rata responden menilai keempat
baik dengan kinerja aktual. indikator telah dijalankan dengan baik oleh
pihak rumah sakit hal ini diperkuat dengan
Keandalan dalam pelayanan dapat dilihat dari persentase tingkat kesesuaian antara kepentingan
ketepatan dalam memenuhi janji secara akurat dan pelaksanaannya yang cukup tinggi secara
dan terpercaya. Allah sangat menganjurkan berturut - turut yaitu indikator 1 berkisar 86%,
setiap umatnya untuk menepati janji yang telah indikator 2 = 88%, indikator 3 sebesar 80 % dan
di tetapkan seperti yang dijelaskan dalam indikator 4 berkisar 86%. Hanya saja terdapat 2
Alquran surah an-Nahl ayat 91 : dari 30 responden yang menilai pelaksanaan
Terjemah : terhadap indikator 1 dan 4 masih kurang
“Dan tepatilah perjanjian dengan Allah apabila baik,dengan alasan bahwa terkadang dalam
kamu berjanji dan janganlah kamu penerimaan pasien rujukan di RSUD, pasien dan
membatalkan sumpah-sumpahmu itu, sesudah keluarganya mesti memenuhi beberapa prosedur
meneguhkannya, sedang kamu telah menjadikan dari rumah sakit yang dinilainya berbelit - belit
Allah sebagai saksimu (terhadap sumpah- dan memakan waktu yang cukup lama. Setelah
sumpahmu itu). Sesungguhnya Allah mengetahui dianalisa melalui diagram kartesius keempat
apa indikator dari dimensi keandalan terletak pada
yang kamu perbuat”. kuadran B, hal ini berarti bahwa variabel
Ayat ini menjelaskan bahwa janganlah kita keandalan yang mempengaruhi kepuasan pasien
dengan sengaja berjanji atau bersumpah apalagi atas pelayanan yang diberikan pihak rumah sakit
mengatas namakan Allah SWT kemudian tidak berada dalam kuadran ini penangannya perlu
menepati janji atau melanggar sumpah yang dipertahankan oleh pihak rumah sakit, karena
telah kita tetapkan, karena Allah SWT itu maha pada umumnya tingkat kinerja atau
tahu dan akan memberikan balasan atas pelaksanaannya telah sesuai dengan
perbuatan yang telah kita tanam sendiri. harapan/kepentingan pasien, sehingga dapat
Kemudian selanjutnya untuk dimensi keandalan memuaskan pasien . Ini berarti Rumah sakit
terdapat 4 indikator penilaian. Berdasarkan hasil telah menunjukkan mutu pelayanan sesuai
survey 30 responden mengenai tingkat dengan harapan dan ekspektasi yang diharapkan
kepentingan terhadap dimensi tersebut yang pasien . Pihak rumah sakit telah mampu
dapat dapat disimpulkan bahwa indikator memuaskan pasiennya pada dimensi keandalan
keandalan yang berupa prosedur penerimaan ini, untuk itu rumah sakit perlu
pasien, pelayanan pemeriksaan, mempertahankan kinerja indikator - indikator
pengobatan, perawatan dan jadwal pemeriksaan yang berada pada dimensi keandalan. Penelitian
yang cepat dan tepat serta prosedur pelayanan yang dilakukan oleh Parasurahman (1991) pada
yang tidak berbelit - belit dari pihak rumah sakit enam perusahaan jasa menghasilkan temuan
memegang peranan penting dalam menentukan bahwa keandalan merupakan dimensi yang
mutu Rumah Sakit Umum Daerah Dara’ karena paling pentingg dalam proses penyampaian jasa
sebagian besar dari responden menilai dan karena dimensi ini benar - benar

Volume 1 Nomor 2, Desember 2016 22


JOURNAL OF
ISLAMIC NURSING

memperlihatkan keterampilan yang dapat menyampaikan informasi kepada pasien. Hal


menumbuhkan kepercayaan pada penerima jasa. inilah yang menimbulkan kurang puasnya pasien
Untuk pasien rawat inap, faktor ketanggapan terhadap informasi yang diberikan oleh petugas
memiliki 3 indikator yang menjadi penilaian kesehatan. Demikian halnya yang terjadi pada
indikator yang pertama adalah kemampuan indikator ketiga yakni tindakan petugas
dokter dan perawat untuk cepat tanggap dalam kesehatan yang cepat terhadap pasien yang
memenuhi kebutuhan pasien, kedua yaitu membutuhkan dilihat dari tabel 9.2 terdapat 7
kemampuan petugas kesehatan dalam responden yang cukup baik dan 2 responden
informasi yang jelas dan mudah dimengerti, dan masih kurang baik karena petugas kesehatan
yang ketig adalah tindakan cepat petugas utamanya perawat di rumah sakit umum daerah
kesehatan pada pasien yang membutuhkan. Dari Dara’ dinilai masih agak lamban dalam
hasil penilaian tingkat kepentingan pasien yang melakukan tindakan terhadap pasiennya Dari
sebagian besar responden menyatakan indikator ketiga indikator dimensi ketanggapan tersebut
– indicator tersebut “Sangat Penting”, dari hasil persentase tingkat kesesuaiannya secara berturut
pengolahan data dapat kita lihat pada bahwa - turut berkisar 92%, 86% dan 85%. Menurut
kemampuan dokter dan perawat untuk cepat analisis diagram kartesius indikator pertama
tanggap dalam memenuhi kebutuhan pasien yakni kemampuan dokter dan perawat untuk
adalah indikator yang mereka anggap “Sangat cepat tanggap dalam memenuhinkebutuhan
Penting” dalam menentukan tingkat kepuasan pasien dan indikator ketiga yaitu tindakan yang
mereka. Hal ini dikarenakan pasien akan cepat padapasien yang membutuhkan, keduanya
berhadapan langsung dan lebih lama berada pada kuadran B berarti indikator ini telah
dengandokter dan perawat dibandingkan dengan memenuhi kepuasan pasien, atau dijalankan
pemberi pelayanan lainnya, sehingga apabila sesuai dengan harapan pasien sehingga
dokter dan perawat cepat tanggap dalam menimbulkan kepuasan tersendiri bagi pasien
memenuhi rawat inap, hal ini berarti pihak rumah sakit
kebutuhan pasien, pasien akan merasa puas wajib mempertahankan mutu pelaksanaan kedua
dengan pelayanan yang mereka dapatkan.hal ini indikator tersebut. Berbeda dengan indicator
otomatis akan mempengaruhi mutu pelayanan pertama dan ketiga, indikator kedua dari dimensi
rumah sakit ke mutu yang lebih baik lagi. ketanggapan yakni
Sedangkan penilaian terhadap persepsi pasien petugas kesehatan memberikan informasi yang
atau pengalaman pasien untuk dimensi jelas dan mudah dimengeti berada pada kuadran
ketanggapan terlihat bahwa terdapat 3 pasien A, artinya pihak rumah sakit harus menjadikan
yang menilai indikator ini telah dijalankan indikator ini sebagai prioritas utama untuk
dengan “sangat baik”, 15 pasien menilai ditingkatkan sebab pelaksanaannya belum
pelaksanaannya telah baik dan 17 pasien mampu memenuhi kepuasan pasien.
menganggap masih kurang baik sedangkan 3. Keyakinan
emampuan petugas kesehatan dalam penilaian responden tertinggi terhadap
memberikan informasi yang jelas dan mudah kepentingan untuk dimensi keyakinan terdapat
dimengerti hanya 13% responden yang memberi pada indikator pertama yang terlihat yakni
penilaian “sangkat baik”, 50% menilai pengetahuan dan kemampuan para dokter dalam
pelaksanaanya telah baik”, 30% yang menilai menetapkan diagnosa penyakit. tingkat
“cukup baik “ sedangkan 7% dari responden kepentingan terendah berada pada tabel 13.1
menilai hal ini masih kurang baik. Menurut hasil yakni jaminan keamanan pelayanan dan
penelitian di rumah sakit umum daerah Dara’ kepercayaan terhadap pelayanan. Ilmu
terkadang terdapat pasien rawat inap yang tidak pengetahuan memiliki peran penting bagi dokter
menguasai bahasa Indonesia sehingga ini dalam diagnosa suatu penyakit.Dalam konteks
menjadi kendala bagi petugas pada saat agama islam,menuntut ilmu adalah hal yang

Volume 1 Nomor 2, Desember 2016 23


JOURNAL OF
ISLAMIC NURSING

sangat d iwajibkan oleh Allah SWT, Allah SWT kuadran C yang berarti pemberian jaminan
senantiasa memerintah kita umatnya untuk keamanan pelayanan dan kepercayaan terhadap
munutut ilmu dan menjanjikan akan pelayanan dianggap kurang penting bagi pasien
meningkatkan derajat bagi umatnya yang sedangkan pihak rumah sakit telah
menuntut ilmu seperti yang telah disebutkan memenuhinya akan tetapi tingkat
dalam surah Al - Mujaadilah ayat 11 yang pelaksanaannya dianggap biasa - biasa saja oleh
berbunyi Allah akan meninggikan orang-orang pasien. Faktor yang berada dalam kuadran ini
yang beriman diantaramu dan orang-orang tergolong dalam prioritas rendah. Rumah sakit
yang diberi ilmu pengetahuan beberapa dapat meningkatkan pelaksanaannya setelah
derajat.”(Q.S al-Mujaadilah: 11). memenuhi semua factor yang berada pada
Selanjutnya berdasarkan penilaian tingkat kuadran A atau prioritas utama.
pelaksanaan terhadap dimensi keyakinan Empathy disini yaitu kemampuan karyawan
sebagian besar responden menilai keempat rumah sakit untuk memberikan perhatian penuh
indicator dimensi ini telah dijalankan dengan kepada pasien dengan kemudahan dalam
baik hanya saja pelayanan petugas kesehatan melakukan kontak komunikasi yang baik,
yang sopan dan ramah, 12 responden menilai memahami kebutuhan pasien dengan sopan dan
pelaksanaannya cukup baik sedangkan 1 peduli. Apabila pasien merasa nyaman,
responden menilai kurang baik, keadaan ini meskipun tidak
disebabkan karena kadang dijumpai petugas berhubungan langsung dengan efektivitas
kesehatan yang kurang ramah dalam melayani layanan kesehatan, tetapi dapat mempengaruhi
pasien bahkan ada juga perawat yang sama kepuasan pasien sehingga mendorong pasien
sekali tidak melakukan komunikasi terhadap untuk datang kembali ke rumah sakit tersebut.
pasien pada saat melakukan tindakan. Hal ini Dimensi empaty lebih mengedepankan tentang
menimbulkan kekurangpuasan pasien terhadap kepedulian petugas kesehatan terhadap pasien.
indicator ini sama halnya yang terlihat Dilihat dari sudut pandang agama, Islam adalah
responden menilai pelaksanaan indikator agama yang mengajarkan untuk peduli terhadap
dimensi keyakinan ini cukup baik dan 3 penderitaan orang lain. Rasulullah bersabda :
responden “Belum beriman seseorang itu sebelum ia
menilai indikator ini masih kurang baik. Tingkat mencintai saudaranya seperti mencintai dirinya
kesesuaian keempat indikator ini secara berturut sendiri”. Hal yang substansif pada hadis ini
turut adalah sebesar 88%, 80%, 84% dan 90%. adalah mengaitkan iman dengan masalah sikap
Hasil analisis diagram kartesius yang terlihat hati yaitu mencintai orang lain selain diri
Menjelaskan bahwa indikator 1 ,2 dan 3 dari sendiri. Mencintai orang itupun ditentukan
dimensi keyakinan yakni pengetahuan dan bobotnya oleh Rasulullah yaitu sama dengan
kemampuan para dokter menetapkan diagnosa mencintai diri
penyakit, keterampilan petugas kesehatan dalam sendiri.
bekerja serta pelyanan yang sopan dan ramah, Dari faktor empathy terdapat 3 indikator untuk
ketiganya terletak pada kuadran B yang artinya pasien rawat inap, indikator yang pertama adalah
ketiga indikator ini pelaksanaannya telah Pemberian perhatian secara khusus kepada
memenuhi kepuasan pasien rawat inap di rumah pasien. Berdasarkan hasil penilaian tingkat
sakit umum daerah Dara’ hal ini berarti bahwa kepentingan 30 responden yang dapat dilihat
pihak rumah sakit telah memenuhi harapan dalam tabel 12.1, 10 responden menganggap
pasien sehingga pasien telah merasa puas indikator ini“ Sangat Penting” dalam
terhadap pelayanan yang diberikan, atas prestasi menentukan tingkat kepuasan mereka,
ini pihak rumah sakit wajib mepertahankannya sedangkan 14 dari responden mengganggap
sebagai usaha untuk mempertahankan mutu. indikator tersebut “Penting” alasannya perhatian
Sedangkan indikator keempat berada pada khusus menurut mereka dapat

Volume 1 Nomor 2, Desember 2016 24


JOURNAL OF
ISLAMIC NURSING

menjalinkedekatan pasien dengan petugas responden menilai pelaksanaannya sangat baik,2


kesehatan hal ini memungkinkan pasien responden diantaranya berasal dari ruang VIP
dapat dengan mudah berkomunikasi dengan mereka merasa sangat puas dengan kebersihan
petugas kesehatan mengenai masalah dan kenyamanan ruang yang disediakan oleh
kesehatannya. pihak rumah sakit, 12 responden menilai
1 responden mengatakan indikator tersebut pelayanannya telah baik, dan terdapat 3
cukup penting dan 2 responden mengatakan hal responden menilai masih kurang baik dan 1
tersebut kurang penting, bagi mereka pemberian responden menilai indikator ini tidak
perhatian secara khusus bukanlah hal yang dilaksanakan dengan baik oleh pihak rumah
sangat penting, bukan berarti mereka tidak sakit dengan alasan mereka merasa kurang
membutuhkan perhatian tetapi mereka nyaman sebab fasilitas seperti WC atau kamar
menganggap perhatian tersebut tidak perlu mandi masih dinilai kurang bersih dengan
diberikan secara khusus per individu. tingkat kesesuaian berkisar 76%. Penilaian
Dimensi berwujud merupakan perwujudan dari kepentingan untuk indikator kedua dapat dilihat
pelayanan fisik yang dapat dinilai secara yaitu penataan ruangan. 53% menilai hal ini
langsung oleh pasien yang terdiri dari “penting”, 40% menilai “sangat penting” dan
penampilan petugas, ruang perawatan dan 7% menilai hal ini kurang penting sedangkan
perlengkapannya. Terutama kebersihan dan hasil penilaian tingkat pelaksaannya dapat
kerapihan. Sesuatu yang bagus dan berharga dilihat pada tabel 18.2. dari penilaian 30
akan segera pudar keindahannya ketika responden 2 responden menilai pelaksaannya
dibiarkan kotor tak terawat. Baju bagus yang dilakukan dengan sangat baik, 10 responden
kotor tidak akan indah, gigi yang rapi tapi kotor mengelompokkannya ke dalam kriteria “baik”,
dan kuning, orang lain akan jijik melihatnya. 14 menilai penataannya cukup baik dan 4 pasien
Begitu pun dengan rumah sakit yang megah merasa penataan ruangannya masih kurang baik.
akan terlihat buru manakala kotor tak terawat. Salah satu pasien dari perawatan 3 mengatakan
Demikianlah, kotor selalu memperburuk bahwa pengaturan barang - barang dalam ruang
sesuatu. Seperti dalam hadist Rasulullah SAW perawatan dinilai penataannya masih kurang
bersabda, “Sesungguhnya rapi. Tingkat kesesuaian antara kepentingan dan
Allah itu Baik dan menyukai kebaikan; (Allah) pelaksanaannya adalah 77%. Indikator ketiga
Bersih dan menyukai kebersihan, (Allah) dari dimensi berwujud yaitu kelengkapan,
Pemurah dan senang pada kemurahan hati, kesiapan dan kebersihan alat - alat yang dipakai
(Allah) Dermawan dan senang kepada dilihat dari tingkat kepentingan pada tabel 19.1
kedermawanan”. (HR. Turmudzi). 14 dari 30 responden menilai sangat penting, 14
Dan surah Al Baqarah Ayat 222 Terjemah : responden yang lain menilai hal ini penting dan
“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang 2 responden menilai kurang penting sedangkan
yang tobat dan menyukai orang-orang yang penilaian pasien terhadap pelaksanaan faktor ini
menyucikan dirinya.” (QS Al-Baqarah: 222). terlihat pada tabel 19.2. 8 pasien menilai sangat
Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan baik, 10 pasien memberi penilaian faktor ini
data didapatkan penilaian tingkat kepentingan 4 dengan skor 4, 10 pasien menilai cukup baik,
indikator dimensi berwujud pada Rumah Sakit dan
Umum Dara’ Kab. Polman. Untuk indicator adapun 2 responden yang menilai faktor ini
pertama yaitu kebersihan, kerapihan dan kurang baik, seperti halnya yang diungkapkan
kenyamanan ruangan ditunjukkan dengan indeks oleh beberapa pasien yaitu terkadang alat - alat
jawaban responden sekitar 56% menilai hal ini dalam ruang perawatan kurang lengkap sehingga
penting, 12 responden menilai sangat penting petugas kesehatan utamanya perawat mesti
dan 1 responden menilai cukup penting atau meminjam alat - alat di ruang perawatan lain.
biasa - biasa saja.sedangkan pelaksanaannya 3

Volume 1 Nomor 2, Desember 2016 25


JOURNAL OF
ISLAMIC NURSING

Penilaian tingkat kepentingan pasien untuk faktor yang perlu dipertahankan pelaksanaannya
indikator keempat dari dimensi berwujud yakni karena sudah sesuai dengan harapan pasien.
kebersihan dan kerapihan penampilan petugas Adapun faktor - faktor tersebut adalah ketepatan
kesehatan dapat dilihat pada tabel 18.1 dengan dan kecepatan prosedur penerimaan pasien,
persentase 60% responden menilai hal ini Ketepatan dan kecepatan pelayanan
“penting”, 27% menilai ”sangat penting” dan pemeriksaan, pengobatan dan perawatan.
13% responden menilai cukup penting dan hasil ketepatan jadwal pelayanan rumah sakit yang
penilaian terhadap indikator ini berdasarkan dijalankan. (kunjungan
pengalaman 4 pasien menilai hal ini sangat dokter, perawatan, istirahat dan lain - lain),
baik, 15 responden menilai penampilan petugas Prosedur pelayanan yang tidak berbelit – belit,
kesehatan di rumah sakit umum daerah Dara’ Kemampuan dokter dan perawat untuk cepat
telah baik, 8 responden menilai penampilan tanggap dalam memenuhi kebutuhan pasien,f.
petugas telah cukup baik dan 3 responden Kecepatan tindakan petugas kesehatan terhadap
menilai masih kurang baik.. pada tabel 19 dapat pasien yang membutuhkan tindakan atau
dilihat tingkat kesesuaian diantara keduanya bantuan, Pengetahuan dan lkemampuan para
sebesar 89%. Analisis diagram kartesius pada dokter dalam menetapkan diagnose penyakit,
dimensi empati ini mengelompokkan indikator 1 Keterampilan dokter, perawat dan petugas
yaitu kebersihan, kerapihan, dan kenyamanan kesaehatan lainnya dalambekerja atau
ruangan, indikator 2 yaitu penataan ruang melakukan tindakan terhadap pasien, Pelayanan
perawatan serta indikator 4 berupa kebersihan yang sopan dan ramah. Kelengkapan, kesiapan
dan kerapihan penampilan petugas kesehatan dan kebersihan alat - alat yang dipakai. kuadran
yang dapat dilihat pada gambar 6 menjelaskan C merupakan faktor - faktor yang dinilai kurang
bahwa ketiga penting oleh pelanggan akan tetapi telah
indikator ini terlatak pada kuadran C. Unsur - dilakukan dengan cukup oleh pihak rumah sakit.
unsur yang masuk dalam kuadran ini belum Faktor - faktor ini adalah Jaminan keamanan
menjadi prioritas utama untuk dikoreksi karena pelayanan dan kepercayaan terhadap pelayanan
pasien sudah merasa puas dengan apa yang ada Kesehatan, Pemberian perhatian secara khusus
sekarang tetapi akan menunjukkan rasa puas jika kepada setiap pasien, pemberian perhatian
ditingkatkan lagi, setelah kuadran A sudah di terhadap keluhan pasien dan keluarganya,
koreksi.Sedangkan untuk indikator ketiga dari Kebersihan, kerapian dan kenyamanan ruangan.
dimensi empati yakni kelengkapan, kesiapan dan Penataan ruang perawatan, Kebersihan dan
kebersihan alat - alat yang dipakai berada dalam kerapian penampilan petugas kesehatan.
kuadran B unsur - unsur pelayanan ini menjadi Kuadran D merupakan faktor - faktor yang
harapan yang sangat penting bagi pasien, dan pelaksanaannya dilakukan sangat baik oleh
rumah sakit telah melaksanakannya dengan baik pihak rumah sakit, namun dinilai kurang penting
dan sudah dapat memuaskan pasien. Untuk itu oleh pasien, sehingga terkesan berlebihan.
indikator ini wajib dipertahankan oleh pihak Dalam hal ini, tidak terdapat unsur yang
rumah sakit umum daerah Dara. termasuk dalam kuadran ini.
5. REFERENSI
4. KESIMPULAN
Faktor - faktor yang menjadi prioritas utama dan Al Quran dan Terjemahannya, Medinah
harus dilaksanakan sesuai dengan harapan Munawwarah : Mujamma Kadimah Al -
pasien adalah pemberian informasi yang jelas Haramainasy syarifain al Malik fahd li thiba’at
dan mudah dimengerti oleh petugus kesehatan, Al Mush – haf asy syarif.
Pelayanan kepada pasien tanpa memandang
status sosial dan lain - lain. Faktor - faktor yang
terdapat pada kuadran B merupakan faktor –

Volume 1 Nomor 2, Desember 2016 26


JOURNAL OF
ISLAMIC NURSING

Aditama, Tjandra Yoga. 2002 Manajemen (Edisi Indonesia oleh Hendra Teguh, Ronny dan
Administrasi Rumah Sakit, VI Press 200, Benjamin Molan). PT Indeks: Jakarta.
Jakarta.
Nursalam. 2007. Manajemen Keperawatan
Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Aplikasi Dalam Praktek Keperawatan
Pendekatan Praktik, PT Rineka Cipta:Jakarta. Propesional. Penerbit Salemba Medika. Jakarta.

Aritonang, L.R.2005. Kepuasan Pelanggan, PT Nursalam.2003. Konsep dan Penerapan


Gramedia Pustaka Utama: Jakarta. Gaspers. Metodologi Penelitian Ilmu keperawatan:
2002. Manajemen Kualitas dalam Industri Jasa. Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen
Gramedia:Jakarta. Edisi Revisi V. Penerbit PT Penelitian Keperawatan. Salemba Medika.
Rineka Cipta. Jakarta. Jakarta.

Joewono. 2007. http ://www.klinis Purnama, Nursya,bani. 2006. Manajemen


wordpress.com/kualitas-pelayanankeperawatan/. Kualitas Perspektif Global. Edisi Pertama,
Kotler, Philip. 2000. Marketing Management. Cetakan Pertama. Penerbit Ekonisia Kampus
Fakultas Ekonomi UII Yogyakarta.

Volume 1 Nomor 2, Desember 2016 27

Anda mungkin juga menyukai