Judul Pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja karyawan dengan
motivasi kerja sebagai variabel mediator ( studi pada PT. Astra
Internasional, Tbk Toyota (Auto 2000) cabang Sutoyo Malang) Volume Dan Vol. 57 No. 1 Halaman Tahun 2018 Penulis Alinvia Ayu Sagita, Heru Susilo Muhammad Cahyo W.S Latar Belakang Salah satu Perusahaan yang menerapkan budaya organisasi adalah Auto2000 Malang-Sutoyo, yaitu perusahaan jasa penjualan, perawatan, perbaikan, dan penyediaan suku cadang Toyota. Sebagai perusahaan swasta dibidang jasa, Perusahaan Auto2000 Malang-Sutoyo dituntut untuk selalu mengutamakan kualitas dan kuantitas kinerja terbaik. Budaya Perusahaan merupakan Identitas setiap insan Auto2000, dimanapun. Budaya Organisasi tersebut dikenal dengan nama “FIRST” (Focus on Custumer, Integrity, Respect to Others, Strive For Ecellence, Team Work). Budaya organisasi “FIRST” Berperan sebagai pedoman karyawan dalam melakukan pekerjaanya. Budaya organisasi Auto2000 Malang- Sutoyo, saat ini mampu meningkatkan motivasi kerja dan kinerja pada setiap karyawan menjadi lebih baik lagi dan ini dibuktikan dengan hasil evaluasi kinerja perusahaan yang terus meningkat tiap tahunnya, berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 31 juli 2017 bahwa selama 5 (lima) tahun terakhir data kinerja Perusahaan Auto2000 Malang-Sutoyo terus mengalami peningkatan yang signifikan. Meningkatnya Kinerja perusahaan dipengaruhi faktor-faktor dari dalam maupun dari luar. Berdasarkan penilaian hasil evaluasi kinerja Perusahaan Auto2000 kota Malang, maka karyawan sudah memberikan kontribusi yang baik bagi perusahaan. Metode Pеnеlitian ini mеrupakan pеnеlitian pеnjеlasan (еxplanatory Penelitian rеsеarch) dеngan pеndеkatan kuantitatif. Pеnеlitian dilakukan di Penelitian ini dilakukan di Perusahaan Auto2000 Malang-Sutoyo yang terletak di Jalan Letjen Sutoyo No 25 Malang. Didapat sampеl 60 orang rеspondеn dеngan pеngumpulan data mеnggunakan kuеsionеr yang dianalisis mеnggunakan rеgrеsi liniеr bеrganda analisis jalur. Pembahasan Budaya Organisasi merupakan pedoman dari organisasi yang diyakini oleh karyawan untuk bersosialisasi dengan lingkungan internal dan eksternal perusahaan. Evaluasi akan budaya organisasi karyawan Auto 2000 Sutoyo didasarkan pada inovasi dan pengambilan resiko, perhatian ke hal yang rinci atau detail, orientasi hasil, orientasi orang, orientasi tim, keagresifan, dan kemantapan. Tidak hanya itu, Auto 2000 Sutoyo juga menerapkan budaya organisasi “FIRST”. Perilaku yang ditunjukkan dalam inovasi dan pengambila resiko adalah perusahaan memberikan kesempatan yang sedikit untuk karyawan melakukan inovasi dalam pekerjaan yang beresiko. Poin ini merupakan aplikasi dari strive for excellence.Untuk menghindari resiko yang besar, sebagian besar karyawan memiliki kapasitas mengambil keputusan sesuai dengan jabatan yang dimiliki dalam melakukan inovasi. Setiap improvisasi dalam bekerja harus dikonsultasikan kepada pimpinan dari masingmasing bagian. Akan tetapi, tidak dapat dipungkiri bahwa sebagian karyawan perusahaan memiliki kesempatan untuk melakukan inovasi atau mengambil keputusan yang beresiko. Salah satunya adalah karyawan bagian adminisitrasi bengkel, yang memiliki otoritas untuk pengadaan suku cadang dari mobil atau motor yang dibutuhkan selama proses perbaikan. Setiap karyawan dari unit-unit administrasi diber ikan kebebasan untuk berinovasi dalam melakukan pekerjaan guna meningkatkan kualitas pekerjaan. Berdasarkan wawancara terungkap bahwa selama inovasi yang dilakukan memberikan peningkatan atau stabilitas pencapaian perusahaan, maka karyawan bebas melakukannya. Namun, setiap tindakan yang dilakukan harus sepengetahuan kepala bagian masing-masing unit untuk kemudian dilaporkan kepada kepala bagian adiministrasi. Sehubungan dengan budaya organisasi First, poin ini juga ditunjukkan atas keseriusan perusahaan dalamfocus on consumer dan integritas yang dijalankan di perusahaan. Setiap kesan yang diperoleh dari pelanggan diperhatian dan seringkali ditanggapi, terdapat sebuah kotak untuk menyampaikan pesan dan saran yang dapat diisi oleh pelanggan setelah menggunakan jasa atau layanan dari karyawan. Kesimpulan 1. Penerapan budaya organisasi yang baik penting untuk masa depan Perusahaan Auto2000 Sutoyo Malang, dengan adanya penerapan budaya organisasi yang terstruktur akan mengarahkan kinerja karyawan lebih tepat sehingga menjadikan sumber daya manusia yang ada pada perusahaan tersebut lebih baik daripada sebelumnya.Saat ini, budaya organisasi karyawan di Auto 2000 Sutoyo termasuk dalam kategori cukup, artinya sudut pandang karyawan akan perusahaan tidak terlalu baik atau buruk.Meskipun perusahaan ini telah menerapkan budaya FIRST, namun hal ini tidak cukup bagi karyawan. Oleh karena itu, penting adanya edukasi dari pemimpin kepada karyawan agar mengerti mengenai budaya organisasi, yang mana berguna untuk meningkatkan keberlangsungan perusahaan. 2. Motivasi kerja untuk mendorong performa kerja yang optimal dari karyawan.Motivasi kerja yang dimiliki karyawan termasuk dalam kategori tinggi, artinya karyawan termotivasi dalam melaksanakan pekerjaan. tidak dapat dipungkiri bahwa motivasi kerja adalah pendorong karyawan dalam melakukan pekerjaanya. 3. Salah satu faktor yang menentukan kinerja karyawan Auto2000 Sutoyo Malang adalah Motivasi Kerja .Kinerja Karyawan yang dimiliki karyawan termasuk dalam kategori Cukup. Artinya, kinerja karyawan tidak terlalu tinggi atau rendah, melainkan cukup sesuai dengan ketentutan. Kecukupan kinerja karyawan yang tergolong cukup didasarkan atas kesesuaian hasil kerja dengan kualitas, kuantitas, ketepatan waktu, efektivitas, kemandirian, dan komitmen kerja 4. Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel penerapan budaya organisasi (X) memiliki pengaruh terhadap motivasi kerja (Z) dengan nilai signifikansi sebesar 0,000. Nilai tersebut adalah kurang dari 0,05 yang berarti ada pengaruh yang signifikan antara variabel budaya organisasi terhadap motivasi kerja. Nilai yang diperoleh dari analisis jalur menunjukan variabel penerapan budaya organisasi (X) terhadap variabel motivasi kerja (Z) memiliki koefisien beta sebesar 0,833. 5. Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel budaya organisasi (X) memiliki nilai signifikansi terhadap kinerja karyawan (Y) karena memiliki nilai probabilitas 0,000< 0,05 yang berarti ada pengaruh yang signifikan antara variabel budaya organisasi terhadap kinerja Karyawan. Nilai yang diperoleh dari analisis jalur variabel budaya organisasi (X) terhadap variabel kinerja karyawan (Y) memiliki koefisien beta 0,542. 6. Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel motivasi kerja (Z) memiliki nilai signifikansi terhadap kinerja karyawan (Y) karena memiliki nilai probabilitas 0,000<0,05 yang berarti ada pengaruh yang signifikan antara motivasi kerja (Z) terhadap kinerja Karyawan (Y). Nilai yang diperoleh dari analisis jalur variabel motivasi kerja (Z) terhadap Kinerja Karyawan (Y) memiliki koefisien beta sebesar 0,788. 7. Kinerja Karyawan Auto2000 Sutoyo Malang ditentukan oleh budaya organisasi dan motivasi kerja. Kinerja karyawan pada perusahaan ini berada pada kategori cukup, artinya performa dan hasil kerja karyawan cukup sesuai dengan ketentuan atau standar yang ditetapkan.Penerapan budaya organisasi pada Auto2000 Sutoyo yang lebih baik akan membuat karyawan tertarik untuk mengikuti budaya tersebut, dan pemberian dorongan yang baik seperti memberikan bonus yang sesuai maka karyawan akan terdorong untuk menyelesaikan pekerjaannya dengan baik pula. orientasi tim. Sehubungan dengan motivasi kerja, perusahaan dapat mempertahankan atau meningkatkan pemenuhan motivasi terhadapkaryawan. Judul Jurnal Pengaruh Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Survei atas Wajib Pajak Badan pada KPP Pratama Bandung ”X”) Volume Dan Vol.1 No.2 Halaman Tahun 2009 Penulis Sri Rahayu Latar Belakang Penerimaan pajak merupakan sumber utama atau tulang punggung penerimaan negara yang digunakan untuk pembiayaan pemerintah dan pembangunan. Besarnya kontribusi penerimaan pajak terhadap APBN sejak tahun 2001-2006 cukup signifikan yaitu mencapai lebih dari 60% (Tabel 1). Oleh karena itu pemerintah dalam hal ini Direktorat Jenderal Pajak (DJP) berupaya untuk mengoptimalkan penerimaan pajak. Di dalam pelaksanaan tugasnya, Direktorat Jenderal Pajak masih menemui berbagai kendala, baik dari internal sendiri maupun eksternal. Pajak bersifat dinamik dan mengikuti perkembangan kehidupan sosial dan ekonomi negara serta masyarakatnya. Tuntutan akan peningkatan penerimaan, perbaikan dan perubahan mendasar dalam segala aspek perpajakan menjadi alasan dilakukannya reformasi perpajakan dari waktu ke waktu, yang berupa penyempurnaan terhadap kebijakan perpajakan dan sistem administrasi perpajakan, agar basis pajak dapat semakin diperluas, sehingga potensi penerimaan pajak yang tersedia dapat dipungut secara optimal dengan menjunjung asas keadilan sosial dan memberikan pelayanan prima kepada wajib pajak. Kebijakan fiskal yang dicanangkan pemerintah dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional tahun 2004-2009 diantaranya melakukan reformasi di tiga bidang utama, yakni pajak, bea dan cukai, serta anggaran Metode Survey method is applied with data collected through interview and Penelitian questionnaire and multiple regression analysis and t-test are applied in data processing. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif dengan metode penelitian survei. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa masa sekarang (Nazir,1999:63). Tujuan penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi, gambaran, lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta, sifat serta hubungan antara berbagai fenomena yang diselidiki. Penelitian survei adalah penyidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta- fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan- keterangan secara faktual, baik tentang institusi sosial, ekonomi atau politik dari suatu kelompok ataupun suatu daerah (Nazir,1999:65). Penyelidikan dilakukan dalam waktu yang bersamaan terhadap individu atau unit, baik secara sensus maupun dengan menggunakan sampel. Sedangkan menurut (Singarimbun, 1995:3), penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data pokok. Dalam mengumpulkan data, penulis menggunakan teknik penelitian lapangan (field research) melalui wawancara, observasi, studi dokumentasi dan kuesioner serta teknik penelitian kepustakaan (library research). Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Purposive Sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2004:62). Misalnya kita akan melakukan penelitian tentang makanan, maka sampel sumber datanya adalah orang yang ahli makanan. Sampel ini lebih cocok digunakan untuk penelitian kualitatif. Pembahasan Sejak beberapa tahun terakhir pemerintah telah melakukan reformasi perpajakan yang mencakup reformasi kebijakan dan administrasi. Reformasi administrasi perpajakan tersebut perlu dilakukan karena sistem perpajakan Indonesia yang berlaku saat ini kurang kondusif. Modernisasi administrasi perpajakan meliputi struktur organisasi yang semula dibagi berdasarkan jenis pajak, kini dibagi berdasarkan fungsi, seperti fungsi pelayanan, pengawasan, konsultasi, pemeriksaan dan lainnya. Konsekuensi dari sistem admnistrasi perpajakan modern ini tentu menuntut adanya pelayanan prima. Kepatuhan wajib pajak adalah kemauan dan kesadaran wajib pajak untuk memenuhi segala kewajiban perpajakannya. Pemerintah tentu mengharapkan agar modernisasi yang berjalan ini mampu meningkatkan kepatuhan wajib pajak. Karena dengan adanya peningkatan kepatuhan wajib pajak maka penerimaan negara dari sektor pajak juga dapat meningkat pula. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat mengetahui penerapan sistem administrasi perpajakan modernisasi pada KPP Pratama dan dapat diketahui apakah modernisasi ini mempunyai pengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak, sehingga dapat digunakan sebagai informasi bagi aparat perpajakan guna terus memberikan pelayanan yang lebih baik dikemudian hari. Data yang diteliti dalam penelitian ini berupa data kuesioner yang disebarkan kepada 30 responden. Kesimpulan 1) Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern pada KPP Pratama Bandung ”X” sebagian besar dalam kategori baik yang meliputi: a) Penerapan modernisasi struktur organisasi berkaitan dengan program penerapan Good Governance dalam meningkatkan citra Direktorat Jenderal Pajak dan kampanye sadar dan peduli pajak sebagian besar dalam kategori baik. b) Penerapan perubahan implementasi pelayanan berkaitan dengan perubahan kualitas pemberian pelayanan kepada wajib pajak serta efisiensi dan efektivitas kerja aparat pajak sebagian besar dalam kategori baik. c) Penerapan penggunaan fasilitas teknologi perpajakan dalam mempermudah pemenuhan kewajiban perpajakan sebagian besar dalam kategori baik, karena dapat mempermudah petugas pajak dalam memberikan pelayanan prima kepada Wajib Pajak. d) Penerapan kode etik pegawai Direktorat Jenderal Pajak sebagai standar perilaku pegawai dalam menjalankan tugas sebagian besar dalam kategori baik. 2) Sistem administrasi perpajakan modern tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Hal ini disebabkan oleh: a) Model KPP Pratama itu sendiri baru dikembangkan pada tahun 2002, sehingga perlu banyak sosialisasi yang lebih banyak mengenai penerapannya b) Jumlah account representative yang ada di KPP Pratama tidak sebanding dengan jumlah wajib pajak yang menjadi tanggung jawabnya menyebabkan tidak maksimalnya kinerja petugas account representative (AR) dalam memberikan pelayanan prima kepada wajib pajak. Oleh karena itu dikemudian hari diharapkan jumlah account representative bisa ditingkatkan. c) Penggunaan teknologi internet oleh masyarakat guna mempermudah transaksi perpajakannya masih rendah. Masih banyak wajib pajak yang terlambat dalam menyampaikan SPT dan membayar pajak terhutangnya. Oleh karena itu dikemudian hari perlu dilakukan sosialisasi mengenai penggunaan teknologi internet guna mempermudah transaksi perpajakannya Keterbatasan Keterbatasan dari penelitian ini adalah hanya dilakukan pada satu penelitian KPP Pratama sehingga sampelnya kecil dengan jumlah 30 orang. Oleh karena itu penelitian selanjutnya dapat disarankan mengambil sampel yang lebih besar dengan jumlah KPP Pratama yang lebih banyak