PENDAHULUAN
Namun yang terjadi saat ini adalah banyak akuntan publik yang melakukan
kewajibannya tidak sesuai dengan standar yang ada. Sehingga kualitas audit yang mereka
hasilkan menjadi dipertanyakan olah para pemakai laporan keuangan. Salah satu kasus yang
berhubungan dengan kualitas audit yaitu tentang akuntan publik (AP) dan Kantor Akuntan
Publik (KAP) Drs Abdul Hasan Salipu. Dimana Menteri Keuangan membekukan izin
akuntan publik (AP) dan Kantor Akuntan Publik (KAP) Drs Abdul Hasan Salipu untuk
jangka waktu 6 bulan sejak 27 Agustus 2009. Pembekuan izin AP Drs Abdulrahman Hasan
Salipu dilakukan berdasar Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1069/KM.1/2009 tanggal 27
Agustus 2009. Pembekuan izin itu karena yang bersangkutan belum sepenuhnya mematuhi
Standar Auditing (SA) - Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) dalam pelaksanaan
audit umum atas laporan keuangan PT. Dimas Utama tahun buku 2007, dan PT. Navigat
Energi tahun buku 2007 yang berpotensi cukup signifikan terhadap Laporan Auditor
Independen. Sementara itu pembekuan izin usaha KAP Drs Abdulrahman Hasan Salipu
selama 6 bulan sejak 27 Agustus 2009 dilakukan berdasar Keputusan Menteri Keuangan
Nomor 1070.KM.1/2009 tanggal 27 Agustus 2009. Pembekuan izin usaha itu karena yang
bersangkutan melanggar ketentuan Pasal 44 ayat (3) Peraturan Menteri Keuangan Nomor
17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan Publik, yakni tidak memelihara kertas kerja dan
dokumen pendukung lainnya selama 10 tahun. Selama masa pembekuan izin, AP
Abdulrahman Salipu dilarang memberikan jasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan Publik, dilarang
menjadi pemimpin dan/atau pemimpin rekan dan/atau pemimpin cabang KAP. Selain wajib
mengikuti Pendidikan Profesional Berkelanjutan (PPL) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan Publik, dan
tetap bertanggung jawab atas jasa-jasa yang telah diberikan. Sementara itu untuk KAP
Abdulrahman Hasan Salipu, selain dilarang memberikan jasa akuntan publik juga diwajibkan
memelihara Laporan Auditor Independen, Kertas Kerja Pemeriksaan, dan dokumen lainnya.
KAP itu juga tetap bertanggung jawab atas jasa-jasa yang telah diberikan, dan wajib
mengimplementasikan Sistem Pengendalian Mutu (SPM) secara penuh dalam pemberian jasa
selanjutnya. Berdasar pasal 68 ayat (2) Peraturan Menteri Keuangan Nomor
17/PMK.01/2008, apabila dalam jangka waktu 6 (enam) bulan sejak berakhirnya masa
pembekuan izin, dua auditor itu tidak melakukan pengajuan permohonan persetujuan untuk
memberikan jasa kembali, mereka dikenakan sanksi pencabutan izin usaha. (wartawarga)
Selain terjadi perbedaan antara fenomena di atas dengan teori, kasus-kasus yang
berkaitan dengan kualitas audit atas laporan keuangan diatas, berbagai penelitian juga telah
dilakukan mengenai kualitas audit. Penelitian-penelitian tersebut menggambarkan hasil yang
berbeda dari tiap peneliti. Berikut merupakan gambaran mengenai perbedaan hasil penelitian
tersebut.
Alim, dkk (2007) hasil penelitiannya menunjukkan bahwa etika auditor berpengaruh
tidak signifikan terhadap kualitas audit. Sedangkan Singgih dan Bawono (2010) hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa Pengalaman berpengaruh tidak signifikan terhadap
kualitas audit. Dan Sososutikno (2003) dan Azlan Thani dan Zulkarnain (2011) hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa Perilaku Disfungsional berpengaruh tidak signifikan
terhadap Kualitas Audit.
Maryani dan Ludigdo (2001) dalam Alim, dkk (2007) mendefinisikan etika sebagai:
“Seperangkat aturan atau norma atau pedoman yang mengatur perilaku manusia, baik
yang harus dilakukan maupun yang harus ditinggalkan yang dianut oleh sekelompok atau
segolongan manusia atau masyarakat atau profesi”.
Etika secara umum didefinisikan sebagai perangkat prinsip moral atau nilai. Masing-
masing orang memiliki perangkat nilai tersebut antara lain: kejujuran, integritas, mematuhi
janji, loyalitas, keadilan, kepedulian kepada orang lain, menghargai orang lain, menjadi
warga yang bertanggung jawab, mencapai yang terbaik, dan lain-lain.
Berdasarkan beberapa definisi diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa etika merupakan
suatu aturan yang mencakup nilai dan norma yang mengatur perilaku manusia dalam hidup
bermasyarakat, termasuk dalam lingkup sebuah profesi, tidak terkecuali profesi akuntan
publik dalam menjalankan tugasnya. Ditinjau dari sudut pandang profesi akuntan publik,
seoarang auditor harus memiliki kesadaran etis yang tinggi pada saat melaksanakan tugasnya
yaitu memeriksa laporan keuangan.Dengan demikian pendapat yang dihasilkannya juga akan
sesuai dengan kenyataan yang ada mengenai kondisi keuangan perusahaan yang diauditnya.
Pengalaman merupakan faktor yang menunjang bagi setiap individu maupun kelompok
dalam bidang pekerjaan yang digeluti. Semakin banyak pengalaman yang diperoleh, maka
semakin meningkat pula keahlian yang dimiliki seseorang. Beberapa definisi berikut akan
memberikan penjelasan tentang pengalaman itu sendiri, antara lain:
“Pengalaman auditor dalam melakukan audit laporan keuangan baik dari segi lamanya
waktu maupun banyaknya penugasan yang pernah ditangani. Semakin banyak pengalaman
auditor semakin dapat menghasilkan berbagai macam dugaan dengan menjelaskan temuan
audit”.
Jadi, Pengalaman yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pengalaman auditor dalam
melakukan pemeriksaan laporan keuangan baik dari segi lamanya waktu, maupun banyaknya
penugasan yang pernah dilakukan. Seorang auditor yang lebih berpengalaman akan lebih
tinggi tingkat skeptisisme profesionalnya dan memiliki skema yang lebih baik dalam
mendefinisikan kekeliruan-kekeliruan daripada auditor yang kurang berpengalaman.
Pengetahuan merupakan salah satu faktor yang penting yang harus dimiliki oleh
seseorang dalam profesi yang dijalaninya, termasuk profesi sebagai akuntan publik. Berikut
beberapa penjelasan mengenai pengetahuan dalam lingkup profesi akuntan publik.
Kualitas audit adalah probabilitas dimana seorang auditor menemukan dan melaporkan
tentang adanya suatu pelanggaran dalam sistem akuntansi kliennya.
Deis dan Giroux (1992) dalam Alim, dkk (2007) melakukan penelitian empat hal yang
dianggap penting mempunyai hubungan dengan kualitas audit yaitu:
1. Lama waktu auditor telah melakukan pemeriksaan terhadap suatu perusahaan (tenure),
semakin lama seorang auditor telah melakukan audit pada klien yang sama maka kualitas
audit yang dihasilkan akan semakin rendah,
2. Jumlah klien, semakin banyak jumlah klien maka kualitas audit akan semakin baik karena
auditor dengan jumlah kien yang banyak akan berusaha menjaga reputasi,
3. Kesehatan keuangan klien, semakin sehat kondisi keuangan klien maka aka nada
kecenderungan klien tersebut untuk menekan auditor agar tidak mengikuti standar,
4. Review oleh pihak ketiga, kualitas audit akan meningkat jika auditor tersebut mengetahui
bahwa hasil pekerjaannya akan direview oleh pihak ketiga.
“Sikap auditor dalam melaksanakan tugasnya yang tercermin dalam hasil pemeriksaannya
yang dapat diandalkan sesuai dengan standar yang berlaku”.
Christina 0
Sososutiksno
Ayuningtyas,
Harvita Yulian dan Sig/- Sig/-
Pamudji, Sugeng
Dyah Ayu Trihapsari
dan Indah Sig/+ Sig/+ Sig/-
Anisykurlillah
C. Identifikasi dan Pembatasan Masalah
D. Tujuan Penelitian
Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah ada pengaruh etika auditor, pengalaman,
pengetahuan, dan perilaku disfungsional terhadap kualitas audit baik secara simultan maupun
secara parsial.
1) Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan tentang auditing, dan
memberikan bukti empiris mengenai pengaruh etika auditor, pengalaman, pengetahuan dan
perilaku disfungsional auditor terhadap kualitas audit.
b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan informasi dan referensi pada
penelitian dibidang audit guna meningkatkan kinerja dan kualitas hasil pemeriksaan audit.
2) Manfaat Praktis
a. Bagi Badan Pemeriksa Keuangan dan Auditor Hasil penelitian ini, diharapkan
dapat
dijadikan motivasi agar para auditor lebih professional dalam melaksanakan audit agar
menghasilkan audit yang berkualitas. Dan penelitian ini diharapkan dapat memberikan
bukti empiris tentang pengaruh etika auditor, pengalaman, pengetahuan dan perilaku
disfungsional terhadap kualitas audit, sehingga pada hakekatnya penelitian ini diharapkan
dapat memberikan masukan bagi para auditor untuk menghasilkan kualitas audit yang
lebih baik.
b. Bagi peneliti Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan peneliti
dan
dapat lebih mengetahui pengaruh yang mempengaruhi kualitas audit.
BAB 1 : PENDAHULUAN
Bab ini berisikan latar belakang yang mendasari penelitian,perumusan masalah
yang akan dibahas dalam penelitian ini,tujuan dan manfaat penelitian yang akan diperoleh
dari penelitian ini,serta sistematika penulisan yang merupakan uraian singkat mengenai
keseluruhan bab. Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian,dan sistematika penelitian.
BAB II
KERANGKA TEORITIS
Simanjuntak
(2008),
untuk agar lebih mahir Agar bisa Agar tidak Agar audit yang
Mengapa menghindari dan lebih berpikir menyelesaikan melakukan dilakukan
perilaku- kritis terhadap sebuah pekerjaan prilaku auditor
perilaku yang temuan-temuan secara efektif dan disfungsional dikatakan
menyimpang audit agar dapat meminimalisir audit sesuai yang berkualitas,
yang akan menemukan kesalahan yang di terapkan, memenuhi
dilakukan oleh temuan audit diartikan dengan kompensasi standar auditing
profesi. yang berkualits seberapa banyak finansial yang dan standar
dan terpercaya. perbedaan (deviasi) diberikan sesuai pengendalian
antara kebijakan- dengan pekerjaan mutu.
kebijakan yg dilakukan, dan
perusahaan tentang kenyamanan
pencatatan akuntansi dalam melakukan
dengan kriteria yang pekerjaan.
telah distandarkan.
Kapan Terus menerus Terus menerus Terus menerus Terus menerus Terus menerus
sepanjang sepanjang tahun sepanjang tahun sepanjang tahun sepanjang tahun
tahun
Dimana Pada setiap Pada setiap Pada setiap Pada setiap Di setiap negara
perusahaan perusahaan perusahaan perusahaan
Bagaimana Etika auditor Pengalaman diukur
diukur dengan dengan melihat dari
menentukan lamanya waktu dan
etis atau penugasan yang
tidaknya suatu pernah ditangani.
tindakkan yang Pengetahuan diukur
dengan melihat
ditunjukkan tingkat pemahaman
dalam sebuah auditor terhadap
sebuah pekerjaan
skema. secara konseptual
atau teoritis
Perilaku disfungsional diukur dengan melihat perilaku menyimpang yang dilakukan oleh seorang
auditor dalam bentu manipulasi kecurangan ataupun penyimpangan terhadap standar audit.
Kualitas audit diukur dengan melihat sikap auditor dalam melaksanakan tugasnya yang tercermin
dalam hasil pemeriksaannya yang dapat diandalkan sesuai dengan standar yang berlaku.
B. Penelitian Terdahulu
No Nama dan Tujuan Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian
Tahun
Penelitian
1 Dorlita kansil Penelitian ini bertujuan Metode Penelitian Hasil penelitian
untuk menguji pengaruh yang digunakan menunjukkan bahwa etika
etika terhadap kualitas adalah metode memiliki tingkat kemampuan
audit. Penelitian ini kausalitas yang untuk memengaruhi kualitas
difokuskan pada Kantor bertujuan audit sebesar
Inspektorat Kabupaten menjelaskan nilai Adjusted R Square yait
Sitaro. fenomena dalam u 0,521 atau sebesar 52,1%
bentuk pengaruh dengan asumsi sisanya
antar variabel. sebesar 47,9% kualitas audit
Teknik analisa dipengaruhi oleh faktor lain.
data menggunakan Sedangkan nilai R untuk
analisa Regresi etika adalah 0, 62 Dan nilai
Linier Sederhana. R square sebesar 0,535.
Nilai signifikannya adalah
0,00 (lebih kecil α = 0,05).
Dan pengujian berdasarkan
uji t memperoleh hasil yaitu
thitung > ttabel
(7,121>1,523), hal ini
mengartikan bahwa etika
berpengaruh signifikan
terhadap kualitas audit
dengan tingkat kesalahan
adalah 5% yaitu pada α =
0,05. Untuk persamaan
regresi antara variabel etika
terhadap kualitas audit
dinyatakan dengan Y =
11,321 + 2,031X
menunjukkan nilai koefisien
regresi X sebesar 2,031 yang
berarti apabila etika (X)
meningkat 1 poin, maka
kualitas audit (Y) akan
meningkat sebesar Y =
13,352. Hasil uji hipotesis
ketiga ini menunjukan bahwa
terlihat hubungan yang
signifikan antara etika
dengan kualitas audit,
sehingga sudah mendukung
hipotesis.
6 Adi Purnomo Tujuan penelitian ini Data penelitian Hasil penelitian ini
adalah untuk mengetahui diperoleh melalui memberikan bukti bahwa
persepsi auditor mengenai mail. survey menurut persepsi auditor
pengaruh faktor-faktor kepada auditor faktor-faktor keahlian yaitu
keahlian dan independensi yang berposisi pengalaman dan pengetahuan
terhadap kualitas audit. pada junior berpengaruh terhadap
Dihipotesiskan menurut auditor, senior kualitas audit. Sedangkan
persepsi auditor ada auditor dan faktor-faldor independensi
pengaruh positif supervisor dari menurut persepsi auditor,
pengalaman dan kantor akuntan hanya tekanan dari klien
pengetahuan terhadap publik, dan yang berpengaruh terhadap
kualitas audit, dan ada diperoleh data kualitas audit. Dua faktor
pengaruh negatif lama sebanyak 95 independensi yang lain yaitu
ikatan dengan klien, responden. lama ikatan dengan klien dan
tekanan dari klien, dan Kuesioner pelaksanaan jasa lain dengan
pelaksanaan jasa lain dikirimkan ke klien tidak berpengaruh
dengan klien terhadap masing-masing terhadap kualitas audit.
kualitas audit. responden untuk Penelitian ini mempunyai
memperoleh data implikasi untuk penelitian
dari variabel yang akan datang, khususnya
persepsi yang berhubungan dengan
pengalaman, kualitas audit. Oleh karena
persepsi itu saran penelitian diajukan
pengetahuan, untuk pengembangan
persepsi lama dibidang yang sama.
ikatan dengan
klien, persepsi
tekanan dan klien,
persepsi
pelaksanaan jasa
lain dengan klien,
dan persepsi
kualitas audit.
Data dianalisis
menggunakan
teknik regresi
berganda dengan
program
SPSS. Hasil
analisis regresi
berganda
diperoleh p-value
variabel persepsi
pengalaman,
variabel persepsi
pengetahuan dan
variabel persepsi
tekanan dari klien
0,05. Sedangkan
p-value variabel
persepsi lama
ikatan dengan
klien dan variabel
persepsi
pelaksanaan jasa
lain dengan klien
> 0,05. Nilai
ini menunjukkan
bahwa menurut
persepsi auditor
pengalaman dan
pengetahuan
berpengaruh
positif terhadap
kualitas audit,
tekanan dari klien
berpengaruh
negatif terhadap
kualitas audit.
Sedangkan lama
ikatan dengan
klien dan
pelaksanaan jasa
lain tidak
berpengaruh
negatif terhadap
kualitas audit.
7 Christina Penelitian ini bertujuan Metode hasil penelitian ini
Sososutiksno untuk menguji hubungan pengambilan menunjukkan bahwa tekanan
tekanan anggaran waktu sampel yang anggaran waktu memiliki
dengan perilaku digunakan adalah pengaruh positif terhadap
disfungsional yang purposive perilaku. pemberhentian
tercermin dari perilaku sampling. Dalam prematur, waktu pelaporan
prematur sign-off, total 220 yang kurang, dan perilaku
pelaporan waktu yang kuesioner yang pengurangan kualitas audit
kurang, dan perilaku didistribusikan, tetapi tidak memiliki
pengurangan kualitas audit 130 dapat pengaruh terhadap kualitas
dan juga pengaruhnya digunakan dalam audit secara langsung.
terhadap kualitas audit. analisis, untuk Perilaku disfungsional yang
Responden adalah auditor tingkat respons 74 mencerminkan perilaku sign-
senior di BEPEKA dan persen. off prematur, pelaporan
BPKP. Data untuk Menggunakan waktu yang kurang, dan
penelitian ini dikumpulkan pemodelan perilaku pengurangan
dari 1 BEPEKA dan 3 persamaan kualitas audit juga tidak
BPKP. struktural Program memiliki pengaruh terhadap
AMOS (Analisis kualitas audit. Selanjutnya
Struktur Momen), perilaku sign-off prematur
memiliki pengaruh positif
terhadap perilaku
pengurangan kualitas audit.
8 Ayuningtyas, Penelitian ini bertujuan Penelitian ini Menurut hasil penelitian,
Harvita untuk menguji dampak adalah penelitian dapat disimpulkan bahwa
Yulian dan pengalaman, kemandirian, empiris dengan objektivitas,
Pamudji, obyektivitas, integritas, teknik integritas dan kompetensi
Sugeng dan kompetensi terhadap pengambilan secara signifikan
kualitas hasil audit lokal sampel purposive mempengaruhi kualitas hasil
pemerintah menggunakan sampling audit, sementara
analisis regresi berganda. pengumpulan pengalaman dan
Objek penelitian ini adalah data. Responden independensi tidak secara
kota atau inspektorat dalam penelitian signifikan mempengaruhi
kabupaten di Jawa Tengah ini adalah kualitas audit
sebagai auditor internal Inspektorat Kota hasil. Koefisien determinasi
pemerintah. Semarang, menunjukkan bahwa
Pekalongan, objektivitas, integritas dan
kabupaten kompetensi secara simultan
Salatiga, mempengaruhi variabel
Semarang dan dependen (variabel
Kendal. Ada enam kualitas audit
variabel dalam hasil) sebesar 60,10%,
Penelitian ini sedangkan sisanya 39,90%
yang terdiri dari dipengaruhi oleh faktor lain.
lima variabel
bebas yaitu
pengalaman,
independensi,
objektivitas,
integritas, dan
kompetensi dan
satu variabel
dependen
itulah kualitas
hasil audit.
9 Dyah Ayu Penelitian ini bertujuan Metode analisis Hasil penelitian ini
Trihapsari untuk menganalisis data menggunakan menunjukkan bahwa variabel
dan Indah pengaruh Etika, analisis deskriptif etika dan pengalaman audit
Anisykurlilla Independensi, Pengalaman dan analisis berpengaruh positif terhadap
h Audit,dan Disfungsional regresi linier kualitas audit,independensi
Audit (Premature Sign berganda. tidak berpengaruh terhadap
Off) terhadap kualitas kualitas audit sedangkan
audit.Populasi dalam Premature Sign Off
penelitian ini adalah berpengaruh negatif terhadap
seluruh auditor yang kualitas audit.
bekerja pada lingkungan
Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK) RI
Perwakilan Provinsi Jawa
Tengah yang terdiri dari
125 auditor. Teknik
pengambilan sampel
adalah convinence
sampling yang
menghasilkan sampel
sebanyak 41 auditor.
I
n
d
e
p
e
n
d
e
n
V
a
r
i
a
b
e
l
D
e
p
e
n
d
e
n
Etika Auditor
(X1)
Pengalaman
(X2)
Kualitas Audit
Pengetahuan
(Y)
(X3)
Perilaku Disfungsional
(X4)
Berganda
HASIL
Hipotesis 1
Ha: Etika audit berpengaruh positif terhadap kualitas audit
Hipotesis 2
Ha: Pengalaman berpengaruh positif terhadap kualitas audit
Hipotesis 3
Ha: Pengetahuan berpengaruh positif terhadap kualitas audit
Hipotesis 4
Ha: Perilaku disfungsional berpengaruh positif terhadap kualitas audit
Hipotesis 5
Ha: Etika auditor, pengalaman, pengetahuan dan perilaku disfungsional berpengaruh simultan
terhadap kualitas audit
BAB III
METODE PENELITIAN
No Keputusan Jenis
3. Rencana penelitian
1 a. Sifat penelitian Pengujian hipotesis
DEFINISI OPERASIONAL
PENGUKURAN VARIABEL
DIMENSI
SKALA
PENGUKURAN
DATA
Etika Auditor
Menggunakan
instrumen
yang
Skala
(X1)
pedoman
yang
mengatur
perilaku
dikembangkan
oleh
Gusti
dan
Interval
Menentukan
etis
atau
maupun
yang
harus
ditinggalkan
tidaknya
suatu
tindakan
yang
ditunjukkan
dalam
sebuah skema.
atau profesi.
sesuatu
kegiatan
yang
pernah
Menggunakan
instrumen
yang
Skala
(X2)
dialami
auditor
dalam melakukan
lamanya
waktu
maupun
segi
lamanya
waktu
maupun
penugasan
banyaknya
penugasan
yang
pernah
Menggunakan
instrumen
yang
Skala
(X3)
sebuah pekerjaan, secara konseptual
dikembangkan
oleh
Mayangsari,
Interval
atau teoritis.
2003 dalam Gusti dan Ali (2006)
tingkat
pemahaman
yang terdiri dari 5 pertanyaan
auditor
terhadap
sebuah
dengan
Menggunakan
teknik
pekerjaan,
secara
pengukuran skala
interval,
yaitu:
konseptual atau teoritis
1= sangat tidak setuju, 2= tidak
setuju, 3= ragu-ragu, 4= setuju,
5= = sangat setuju
Perilaku
perilaku
menyimpang
yang
Menggunakan
instrumen
yang
perilaku
menyimpang
Skala
Disfungsional
dilakukan
oleh
seorang
auditor
dikembangkan
oleh
Harini,
dkk,
Interval
yang
dilakukan
oleh
(X4)
dalam
bentuk
manipulasi,
auditor
dalam
kecurangan
ataupun penyimpangan
manipulasi,
terhadap standar audit.
ataupun
yaitu: 1= sangat tidak setuju, 2=
penyimpangan
terhadap
tidak setuju, 3= ragu-ragu, 4=
standar audit
setuju, 5= = sangat setuju.
Kualitas
sikap auditor dalam
melaksanakan
Menggunakan
instrumen
yang
Skala
Sikap
auditor
dalam
Audit
olehWooten
Interval
melaksanakan
tugasnya
(Y)
pemeriksaannya
yang
dapat
(2003)
dalam
Alim,
dkk
yang
tercermin
dalam
diandalkan
sesuai
dengan
standar
(2007)yang
terdiri
dari
6
hasil
pemeriksaannya
yang berlaku.
dapat
diandalkan
teknik pengukuran skala interval,
sesuai
dengan
standar
yaitu: 1= sangat tidak setuju, 2=
yang berlaku
tidak setuju,
3=
ragu-ragu, 4=