Demografi Kependudukan
Demografi Kependudukan
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat,hidayah,inayah,dan bimbingan-Nya sehingga kami dapat menyusun dan
menyelesaikan makalah pada mata kuliah maternitas dengan judul “ Demografi” sesuai
dengan waktu yang di tentukan.
Adapun penyusunan makalah ini guna memenuhi kriteria ketuntasan nilai pada mata
kuliah di akademi keperawatan Abulyatama.kami menyadari bahwa dalam penyusunan
makalah ini tak lepas dari bimbingan dosen pembimbing pada mata kuliah untuk itu pada
kesempatan ini kami menghaturkan rasa terima kasih kepada beliau.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif bagi
kesempurnaan makalah ini.Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi kita semua
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................... i
DAFTAR ISI......................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................. 1
A. Latar Belakang.................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................................... 1
C. Tujuan................................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................ 2
A. Pengertian............................................................................................................. 2
B. Variabel Utama Demografi.................................................................................. 2
C. Sumber Data Kependudukan............................................................................... 2
D. Dinamika Penduduk............................................................................................. 3
E. Laju Pertumbuhan Penduduk............................................................................... 3
F. Ukuran-ukuran dasar demografi.......................................................................... 4
G. Persebaran Penduduk Indonesia........................................................................... 5
H. Migrasi................................................................................................................. 6
I. Transmigrasi......................................................................................................... 7
J. Piramida Penduduk.............................................................................................. 8
K. Transisi Demografi.............................................................................................. 10
L. Faktor-Faktor Demografik yang mempengaruhi Laju Pertumbuhan Penduduk.. 12
M. Srategi pendekatan dan cara operasional program Pelayanan KB...................... 19
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................... 26
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kamus umum Bahasa Indonesia edisi Balai Pustaka, Demografi berarti ilmu
kependudukan: ilmu tentang susunan, dan pertumbuhan penduduk; ilmu yang memberikan
uraian atau lukisan berupa statistik mengenai suatu bangsa dilihat dari sudut sosial politik.
Demografi berasal dari kata demos, artinya rakyat atau penduduk dan graphien berarti
mencitra, menulis, melukis atau gambaran tentang penduduk pada suatu Negara atau wilayah.
Namun, inti persoalan yang dipelajari dalam demografi itu sendiri semuanya hampir
sama, bahwa Demografi adalah ilmu pengetahuan yang secara kuantitatif dan kualitatif
manganalisis penduduk mengenai jumlah, struktur, dan perkembangannya. Data yang
diperoleh untuk keperluan demografi ini digunakan untuk menyusun perencanaan, dengan
memberi gambaran penduduk atau masa yang akan datang dibandingkan dengan pada masa
lampau. Data yang diperoleh juga digunakan untuk pembangunan disegala bidang seperti:
bidang pendidikan dan bidang-bidang lain yang memerlukan data khusus demografi ini. Data
demografi tentang jumlah penduduk menurut kelompok umur, jenis kelamin yang sangat
diperlukan dalam kebijakan-kebijakan yang akan diambil oleh pemerintah pusat, dan daerah.
Sumber data demografi yaitu:
1. Hasil sensus (biasanya dilakukan oleh Badan Pusat Statistik sebagai keperluan-keperluan
formal seperti: pemilu)
2. Hasil survey mengenai penduduk, dilakukan dari tingkat satuan terkecil seperti RT.
B. Rumusuan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Demografi ?
2. Apa Saja Fakto-Faktor dan Teori Kependudukan ?
3. Apa Saja Permasalahan Demografi atau Kependudukan ?
C. Tujuan
1. Mengetahui dan Memahami Arti Demografi
2. Memahami Tentang Faktor-Faktor dan Teori Kependudukan
3. Menetahu Tentang Apa Saja Permasalaha Penduduk
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Kependudukan atau demografi adalah ilmu yang mempelajari dinamika kependudukan
manusia. Demografi meliputi ukuran, struktur, dan distribusi penduduk, serta bagaimana
jumlah penduduk berubah setiap waktu akibat kelahiran, kematian, migrasi, serta
penuaan. Analisis kependudukan dapat merujuk masyarakat secara keseluruhan atau
kelompok tertentu yang didasarkan kriteria seperti pendidikan,kewarganegaraan, agama,
atau etnisitas tertentu.
Demografi berasal dari Bahasa Yunani yaitu : Demos : Rakyat dan Grafein : Menulis.
Jadi Demografi adalah Tulisan tulisan tentang rakyat/penduduk (ilmu kependudukan)
Menurut Donald J Boque :
Ilmu yang mempelajari secara statistik dan matematik tentang besar, komposisi dan
distribusi penduduk beserta perubahannya sepanjang masa, melalui bekerjanya lima
komponen demografi yaitukelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), perkawinan, migrasi
dan mobilitas sosial.
D. Dinamika penduduk :
Dinamika penduduk akan melahirkan push and pull theory, yaitu Pertumbuhan
penduduk merupakan keseimbangan yang dinamis antara kekuatan-kekuatan yang menambah
dan mengurangi
a. Kekuatan menambah (dorong/push) : kelahiran, imigrasi
b. Kekuatan mengurangi (tarik/pull) : kematian, emigrasi.
H. Migrasi
Perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lain, yaitu :
1. Urbanisasi
2. Transmigrasi
3. Migrasi internal, yaitu Perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lain dalam
suatu negara. Perpindahan penduduk keluar dari suatu daerah asal disebut migrasi
keluar/emigrasi ,sedangkan masuknya penduduk kesuatu daerah tujuan disebut migrasi
masuk./imigrasi Migrasi ini ada 2 macam :
a. Migrasi Bruto
Jumlah migrasi masuk dan keluar dalam suatu daerah atau negara.
Angka Migrasi Bruto
Angka yang menunjukan banyaknya migran masuk dan migran keluar selama satu tahun di
bagi penduduk pada pertengahan tahun (1 Juli)
Rumus : jumlah migran masuk + migran keluar
Jumlah penduduk pertengahan tahun X 1000
b. Migrasi Neto
Merupakan selisih antara migrasi masuk dan migrasi keluar, migrasi neto posistif jika migrasi
masuk lebih besar dari pada migrasi keluar, sedangkan migrasi neto negatif adalah sebaliknya.
Angka Migrasi Neto
Angka yang menunjukan selisih jumlah migran masuk dan migran keluar selama satu tahun di
bagi penduduk pada pertengahan tahun .
Rumus : jumlah migran masuk - migran keluar
Jumlah penduduk pertengahan tahun X 1000
6
Migrasi semasa hidup
Adalah penduduk yang tempat tinggal saat pencacahan berbeda dengan tempat kelahirannya.
Proyeksi penduduk
Perhitungan jumlah penduduk di masa yang akan datang berdasarkan asumsi arah
perkembangan fertilitas, mortalitas dan migrasi
Diperlukan untuk perencanaan (beras, kesehatan, kesempatan kerja dll).
I. Transmigrasi
Beberapa pulau besar di Indonesia seperti di Sumatra, Kalimantan, dan Papua dapat
ditemukan beberapa daerah yang merupakan lokasi transmigrasi. Sebagai contoh apabila
kamu tinggal di Kabupaten Lampung Selatan, kamu akan menemukan daerah yang memiliki
bahasa berbeda-beda. Apabila kamu tinggal di dekat Kecamatan Tanjungsari dan Merbau
Mataram, kamu menemukan masyarakat yang sebagian besar menggunakan Bahasa Jawa.
Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu daerah atau pulau yang
berpenduduk padat ke daerah atau pulau yang berpenduduk jarang dalam rangka untuk
kepentingan pembangunan nasional.
Transmigrasi dapat berupa perpindahan penduduk dalam satu daerah, tetapi juga dapat
dilakukan antar provinsi atau antar pulau. Transmigrasi dalam satu daerah misalnya penduduk
di Garut Utara, Jawa Barat dipindahkan ke Garut Selatan yang penduduknya masih sangat
jarang. Pada saat ini transmigrasi dalam satu daerah sangat jarang ditemukan di Pulau Jawa,
karena hampir semua lokasi di Pulau Jawa
sudah padat penduduknya.
Transmigrasi dapat dilakukan atas kehendak sendiri maupun mengikuti program pemerintah.
Tujuan pelaksanaan program transmigrasi di Indonesia :
a. Pemerataan penduduk. Agar penduduk tidak memusat di suatu lokasi, maka mereka
disebar ke berbagai daerah dan pulau. Transmigrasi juga secara tidak langsung turut
membentuk persebaran sumber daya manusia, alam, budaya baru di lokasi kedatangan.
b. Meningkatkan taraf hidup masyarakat. Lahan yang sempit di Pulau Jawa ketika diolah
mungkin hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
c. Suatu keluarga akan memperoleh lahan luas
d. Masalah pengangguran juga terselesaikan
e. Menanggulangi bencana alam. Sebagai contoh, penduduk di sekitar daerah rawan
bencana seperti Gunung Merapi dan Gunung Sinabung dipindahkan ke daerah lain yang
tidak berbahaya.
7
f. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa
J. Piramida Penduduk
Komposisi penduduk perlu diketahui untuk berbagai hal antara lain :
1. Untuk mengetahui sumber daya manusia yang tersedia atas dasar usia maupun jenis
kelamin
2. Untuk mengambil kebijakan yang berhubungan dengan kependudukan
3. Untuk studi komparatif antar daerah
4. Untuk mengetahui proses demografi
Komposisi umur dan jenis kelamin paling penting karena tidak hanya diketahui keadaan
penduduk secara biologis, namun juga kondisi penduduk secara ekonomi dan sosial. Dengan
mengetahui susunan penduduk menurut umur dan jenis kelamin, maka dapat diketahui
kemungkinan bertambahnya penduduk di masa yang akan datang.
Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin dapat disajikan dalam bentuk
grafik yang disebut piramida penduduk, yaitu grafik batang dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Sumbu vertikal untuk interval usia
b. Sumber horizontal untuk jumlah penduduk dalam persen
c. Sebelah kiri untuk penduduk laki-laki, sebelah kanan untuk penduduk wanita.
d. Dasar sumbu vertikal untuk kelompok usia termuda, semakin ke atas semakin tua
e. Puncak piramida untuk penduduk tertua, biasanya dalam interval terbuka
f. Komposisi penduduk menurut umur menggunakan interval 5 tahun yaitu : 0-4, 5-9, 10-
14, 15-19, 20-24, 25-29, 30-34, 35- 39, 40- 44, 45-49, 50-54, 55-59, 60-64, 65-69, 70-74,
75+
8
Model Piramida
Jenis Penduduk / Jenis Piramida
CIRI MUDA TETAP TUA
Angka Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate) Tinggi Tidak Tinggi Menurun sangat
pesat
Angka Kematian Kasar (Crude Death Rate) Rendah Rendah Sangat kecil
Bentuk
K. TRANSISI DEMOGRAFI
Transisi demografi adalah perubahan terhadap fertilitas dan mortilitas yang besar.
Perubahan atau transisi tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
Pada gambar diatas terlihat transisi penduduk ada posisi stabil pada tingkat kelahiran tinggi,
menjadi turun ke stabil pada kelahiran dan kematian rendah.
B. Pada keadaan I
Tingkat kelahiran dan kematian tinggi antara 40 sampai 50. Keadaannya masih alami
tingkat kelahiran tinggi/ tidak terkendali dan tingkat ekonomi yang rendah, sehingga
kesehatan dan gizi lingkungan kurang mendukung. Akibatnya kelaparan dan kejadian
penyakit tinggi sehingga tingkat kematian pun tinggi (kondisi pra intervensi/pembangunan).
C. Pada keadaan II
Angka kematian turun lebih dahulu akibat peningkatan pembangunan dan teknologi,
misalnya dibidang kesehatan, lingkungan, perumahan dan lain-lain. Kondisi ekonomi makin
membaik akibat pembangunan dan pendapatan penduduk meningkat sehingga kesehatan
semakin baik. Akibatnya tingkat kelahiran tetap tinggi (makin sehat) tetapi angka kematian
menurun (akibat kesehatan dan lain- lain). Pada kondisi ini akan terasa tingginya laju
pertumbuhan penduduk alami, seperti dialami indonesia pada periode tahun 1970 sampai
1980 dengan angka pertumbuhan 2,32 % per tahun.
10
D. Pada keadaan III
Terjadi perubahan akibat pembangunan dan juga upaya pengendalian penduduk, maka
sikap terhadap fertilitas berubah menjadi cenderung punya anak sedikit, maka turunnya
tingkat kematian juga diikuti turunnya tingkat kelahiran sehingga pertumbuhan penduduk
menjadi tidak tinggi lagi. Keadaan tersebut dapat dilihat pada pertumbuhan penduduk
indonesia periode 1980 sampai 1990 yang turun menjadi 1,85 %.
E. Pada keadaan IV
Bila penurunan tingkat kelahiran dan kematian berlangsung terus menerus, maka akan
mengakibatkan pertumbuhan yang stabil pada tingkat yang rendah indonesia sedang
menuju/mengharap tercapainya kondisi ini yaitu penduduk bertambah sangat rendah atau
tanpa pertumbuhan. Demikian lah gambaran transisi demografi yang dapat dipercepat dengan
peningkatan pembangunan terutama bidang ekonomi, kesehatan, pendidikan, dan kb.
Menurut blacker (1947) ada 5 phase dalam teori transisi demografi, dimana khususnya phase
2 dan 3 adalah phase transisi.
Tahap-tahap dalam transisi demografi
1. Tahap stasioner tinggi
Tingkat kelahiran: tinggi
Tingkat kematian: tinggi
Pertumbuhan alami: nol/sangat rendah
Contoh: eropa abad 14
2. Tahap awal perkembangan
Tingkat kelahiran: tinggi (ada budaya pro natalis)
Tingkat kematian: lambat menurun
Pertumbuhan alami: lambat
Contoh: india sebelum pd ii
3. Tahap akhir perkembangan
Tingkat kelahiran: menurun
Tingkat kematian: menurun lebih cepat dari tingkat kelahiran
Pertumbuhan alami: cepat
Contoh: australia, selandia baru tahun ‘30an
4. Tahap stasioner rendah
Tingkat kelahiran: rendah
Tingkat kematian: rendah
Pertumbuhan alami: nol/sangat rendah
11
Contoh: perancis sebelum pd ii
5. Tahap menurun
Tingkat kelahiran: rendah
Tingkat kematian: lebih tinggi dari tingkat kelahiran
Pertumbuhan alami: negatif
Contoh: jerman timur & barat tahun ‘75
Ada beberapa masalah dalam mengaplikasikan teori transisi demografi bagi negara-negara
berkembang. Bila di eropa, penurunan mortalitas lebih dikarenakan pembangunan sosio
ekonomi, namun penurunan mortalitas dan fertilitas di negara-negara berkembang lebih
karena pengaruh faktor-faktor lain seperti: peningkatan pemakaian kontrasepsi, peningkatan
perhatian pemerintah, modernisasi, pembangunan dll.
3) Migrasi
Migrasi merupakan salah satu faktor yang memengaruhi angka pertumbuhan
penduduk. Migrasi adalah perpindahan penduduk. Orang dikatakan telah melakukan migrasi
apabila orang tersebut telah melewati batas administrasi wilayah lain.
Jenis-jenis migrasi:
a. transmigrasi (perpindahan dari satu daerah (pulau) untuk menetap ke daerah lain di dalam
wilayah republik indonesia).
b. urbanisasi (perpindahan penduduk dari desa ke kota besar)
c. emigrasi (perpindahan penduduk dari dalam negeri kemudian menetap di luar negeri).
d. Imigrasi (kebalikan dari emigrasi)
e. Re-emigrasi (kembali ke tempat asal)
13
1) migrasi keluar adalah keluarnya penduduk dari suatu wilayah menuju wilayah lain
dan bertujuan untuk menetap di wilayah yang didatangi.
2) migrasi masuk adalah masuknya penduduk dari wilayah lain ke suatu wilayah dengan
tujuan menetap di wilayah tujuan. Migrasi keluar adalah orang yang melakukan
migrasi ditinjau dari daerah asalnya, sedangkan migrasi masuk adalah orang yang
melakukan migrasi ditinjau dari daerah tujuannya.
14
hidup (Wijaya, 2010). Dari data tersebut, AKB dunia menduduki kriteria
sedang.
Kedua data AKB tersebut dapat kita bandingkan dengan targetan
MDGs untuk AKB, yakni 23 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2015.
Indonesia masih harus bekerja keras untuk mewujudkan targetan MDGs
tersebut dalam kurun waktu kurang lebih 2 tahun yang tersisa. Begitu juga
dengan dunia, yang dengan perbedaan yang semakin beragam terutama
dalam hal kebijakan dan pelayanan kesehatan serta kultur sosial dan
ekonomi, juga harus berjuang bersama guna mewujudkan target MDGs
untuk menurunkan AKB menjadi 23 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun
2015.
Melihat fenomena ini, sebenarnya sulit rasanya untuk menyatakan
bahwa pelayanan kesehatan untuk ibu dan bayi di Indonesia sudah baik.
Masih banyak yang harus dibenahi, terutama dalam sistem baik
perencanaan, implementasi, maupun evaluasi. Disamping itu, praktik
monitoring terhadap pelaksanaannya di lapangan juga sudah seharusnya
mendapat perhatian. Hal itu guna menyelaraskan konsep kebijakan di
bagian top dan bottom agar dapat berjalan seirama sesuai rencana
bersama.
Angka Kematian Bayi menjadi sesuatu yang penting untuk dicegah
karena masih merupakan masalah di bidang kesehatan. Seperti yang telah
saya sampaikan pada bagian awal tulisan ini, bayi merupakan tahap awal
perjalanan hidup seorang manusia penerus perjuangan bangsa. Bayi
merupakan investasi sumber daya manusia (SDM) untuk masa yang akan
datang. Kualitas kehidupan bayi secara tidak langsung akan menjadi
estimasi kualitas kehidupan bangsa di masa yang akan datang. Selain itu,
AKB turut menjadi salah satu indikator dalam menilai tingkat
kesejahteraan dan derajat kesehatan suatu bangsa.
Setiap keluarga mendamba kehadiran dan kelahiran bayi yang akan
meneruskan silsilah keluarga. Oleh karena itu, masalah AKB ini sudah
barang tentu bukan hanya menjadi permasalahn bangsa, negara, ataupun
dunia saja, melainkan juga menjadi permasalahan keluarga. Maka dari itu,
upaya penurunan AKB ini juga merupakan tanggung jawab keluarga
15
sebagai lingkup organisasi yang pertama. Membangun kesadaran
keluarga dalam memelihara dan memperhatikan kesehatan bayi sejak
sedini mungkin merupakan upaya pertama yang kemudian akan
memudahkan pengorganisasian program-program ataupun kebijakan
pemerintah dalam menurunkan AKB, khususnya dalam rangka pencapaian
target MDGs pada 2015.
Oleh karena masih tingginya AKB di Indonesia dan di dunia
merupakan masalah dan tanggung jawab kita bersama, maka sudah
seharusnya kita berupaya bersama dalam menyelesaikan masalah ini.
Mari memulai langkah pertama dari lingkup yang paling kecil. Tanamkan
pemahaman dan kesadaran dalam diri pribadi bahwa permasalahan ini
layak untuk mendapat tempat dalam porsi pikir kita semua, lanjutkan
untuk bertindak di tingkat keluarga. Jika setiap keluarga menyadari hal ini
dan turut andil dan ambil bagian dalam upaya penurunan AKB dengan
penuh komitmen, pencapaian target MDGs untuk menurunkan AKB
menjadi 23 per 1.000 kelahiran hidup bukanlah merupakan suatu
kemustahilan.
16
Kondisi Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia kenyataan masih tinggi dibanding
Negara tetangga seperti Malaysia dan singapura serta menunjukkan peningkatan. Berdasarkan
SDKI tahun 1992 mencapai 390/100.000 kelahiran hidup, selanjutnya angka tersebut dapat
ditekan terus sampai dengan 228 pada tahun 2007, sedangkan pada tahun 2012 mulai naik
sampai dengan angka 359 per 100.000 kelahiran hidup. Untuk mencapai angka yang
ditargetkan oleh Millennium Development Goal (MDGs) menjadi 102/100.000 pada tahun
2015 memerlukan kerja keras dari seluruh komponen bangsa.
MMR
390 334 307 359
400 228
200
0
1992 1995 2000 2007 2012
Kematian ibu tentu akan berdampak kepada yang di tinggalkan terutama para ibu yang
memilki anak balita. Anak balita memerlukan perlindungan, perawatan dan pengasuhan yang
intensif untuk mencapai perkembangan maksimal si anak sehingga anak menjadi sehat dan
cerdas, dan itu pada umunya ibu memilki peran yang begitu besar.
Banyak ahli menyetujui bahwa kecerdesan seseorang dipengaruhi oleh genetic, namun
factor lingkungan juga ikut serta andil dalam memacu kecerdasan seseorang. Study yang
dilakukan Hart dan Risley menyimpulkan bahwa: orang tua yang lebih sering berkomunikasi
dengan anak skor IQ anak semakin tinggi**
Anak dipandang dari sudut agama islam sebagai hiburan, perhiasan, sekaligus sebagai
jalan untuk melanjutkan keturunan seseorang, dan Islam menyuruh manusia untuk
mempunyai keturunan, sekaligus menegaskan agar keturunannya menjadi baik dan sholeh.
Anak memiliki 10 hak yang harus dipenuhi al: hak untuk hidup, pendidikan, keamanan,
perilaku adil, pengasuan sampai dengan perawatan (Abd. Al-rahim Umran). Tujuan ini akan
sulit dicapai ketika anak di asuh oleh seorang diri ayah.
18
2. Setiap komplikasi obstetric dan neonatal mendapat pelayanan yang adekuat
(memadai).
3. Setiap wanita usia subur mempunyai akses terhadap pencegahan kehamilan yang tidak
diinginkan dan penanganan komplikasi keguguran.
Untuk menekan angka kematian ibu yang disebabkan secara langsung (medis),
pemerintah berupaya untuk mendekatkan pelayanan ibu yang berkualitas kepada masyarakat.
Adapun upaya yang telah dan sedang ditempuh adalah:
1. Penerapan kebijakan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan antara lain berupa
penyediaan fasilitas pertolonga persalinan pada polindes, poliklinik kesehatan desa,
puskesmas pembantu serta meningkatkan kemitraan bidan dan dukun bayi.
2. Pelatihan bagi petugas kesehatan dalam rangka meningkatkan ketrampilan dan
kualitas pelayanan kesehatan bekerjasama dengan LSM antara lain Organisasi Profesi
IBI, PKBI, IDI P2KS, dan P2KP.
3. Penyediaan pelayanan kegawatdaruratan obstetric yang berkualitas, sesuai standart
dan kompetensinya, antara lain di Polikilinik Kesehatan Desa oleh Bidan, Puskesmas
Pembantu, Puskesmas PONED (Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Dasar) dan
rumah sakit PONEK (Pelayanan Obstertrik Neonatal Emergency Kualitas) 24 jam.
4. Mencegah terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan melalui pelayanan keluarga
berencana (KB) dan penanganan komplikasi keguguran serta memberikan pelayanan
aborsi yang aman sesuai peraturan yang berlaku. (Untung Praptohardjo dkk)
Dari sisi si Ibu, maka upaya menghindari kematian ibu adalah dengan komitmen yang
tinggi untuk dapat menghindari 4 terlalu, yakni:
1. Terlalu Muda melahirkan, yakni menghindari hamil/melahirkan dibawah usia 20 th.
2. Terlalu Tua usia melahirkan, yakni menghindari hamil/melahirkan di atas usia 35 th.
3. Terlalu Dekat jarak kelahiran, yakni menghindari jarak kelahiran anak yang satu
dengan yang lain di bawah 3 th.
4. Terlalu Banyak melahirkan, yakni menghindari melahirkan lebih dari 3 anak.
Dan juga para ibu beserta keluarga dapat mengantisipasi jangan sampai terjadi 3
TERLAMBAT, yaitu :
1. Terlambat mengambil keputusan untuk menentukan pilihan dimana tempat pelayanan
persalinan akan dilakukan.
2. Terlambat mengantar ke tempat persalinan.
3. Terlambat mendapat penanganan persalinan.
19
Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa untuk menekan angka kematian
ibu (AKI) perlu adanya upaya yang serius dari berbagai kalangan, baik dari
pemerintah, tenaga medis dan masyarakat. Semua pihak agar dapat memahami
berbagai penyebab kematian ibu. Berpedoman kepada 4 terlalu dan 3 terlambat akan
sangat berarti dalam menghindari kematian ibu dalam melahirkan.
9) Pendidikan KB
Melalui jalur pendidikan (sekolah) dan pelatihan, baik petugas KB, bidan, dokter berupa
pelatihan konseling dan keterampilan.
22
a. Memberi kesempatan kepada anak agar perkembangan fisiknya lebih baik karena
setiap anak memperoleh makanan yang cukup dari sumber yang tersedia dalam
keluarga
b. Perkembangan mental dan sosialnya lebih sempurna karena pemeliharaan yang
lebih baik dan lebih banyak waktu yang dapat diberikan oleh ibu untuk setiap anak
c. Perencanaan kesempatan pendidikan yang lebih baik karena sumber-sumber
pendapatan keluarga tidak habis untuk mempertahankan hidup semata-mata
4. Untuk ayah, memberikan kesempatan kepadanya agar dapat :
iii. Memperbaiki kesehatan fisiknya
iv. Memperbaiki kesehatan mental dan sosial karena kecemasan berkurang serta
lebih banyak waktu terluang untuk keluarganya
5. Untuk seluruh keluarga, manfaatnya :
Kesehatan fisik, mental dan sosial setiap anggota keluarga tergantung dari kesehatan
seluruh keluarga. Setiap anggota keluarga mempunyai kesempatan yang lebih banyak
untuk memperoleh pendidikan
Hak-hak konsumen KB
1. Hak atas informasi
Hak untuk mengetahui segala manfaat dan keterbatasan pilihan metode perencanaan
keluarga.
2. Hak akses.
Yaitu hak untuk memperoleh pelayanan tanpa membedakan jenis kelamin, agama
dan kepercayaan, suku, status sosial, status perkawinan dan lokasi.
3. Hak pilihan.
Hak untuk memutuskan secara bebas tanpa paksaan dalam memilih dan menerapkan
metode KB.
4. Hak keamanan
Yaitu hak untuk memperoleh pelayanan yang aman dan efektif.
5. Hak privasi
Setiap konsumen KB berhak untuk mendapatkan privasi atau bebas dari gangguan
atau campur tangan orang lain dalam konseling dan pelayanan KB.
6. Hak kerahasiaan
Hak untuk mendapatkan jaminan bahwa informasi pribadi yang diberikan akan
dirahasiakan.
7. Hak harkat
23
Yaitu hak untuk mendapatkan pelayanan secara manusiawi, penuh penghargaan dan
perhatian.
8. Hak kenyamanan
Setiap konsumen KB berhak untuk memperoleh kenyamanan dalam pelayanan.
9. Hak berpendapat
Hak untuk menyatakan pendapat secara bebas terhadap pelayanan yang ditawarkan.
10. Hak keberlangsungan
Yaitu hak untuk mendapatkan jaminan ketersediaan metode KB secara lengkap dan
pelayanan yang berkesinambungan selama diperlukan.
11. Hak ganti rugi
Hak untuk mendapatkan ganti rugi apabila terjadi pelanggaran terhadap hak
konsumen.
24
Vasektomi yaitu memotong atau mengikat saluran vas deferens sehingga cairan sperma
tidak diejakulasikan.
5. Metode Kontrasepsi Darurat
Metode kontrasepsi yang dipakai dalam kondisi darurat ada 2 macam yaitu pil dan
AKDR.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jumlah penduduk pada suatu negara selalu mengalami perubahan yang disebabkan
oleh faktor kelahiran, kematian dan migrasi atau perpindahan penduduk. Pertumbuhan
penduduk tidak sama pada berbagai tempat, begitu pula tiap daerah, provinsi, kota yang ada di
Indonesia.
Semakin besar jumlah penduduk, maka semakin besar jumlah sekolah, guru, sarana
prasarana yang harus disediakan oleh pemerintah untuk memenuhi kebutuhan pendidikan
tersebut.
Keterkaitan erat antara demografi dengan pendidikan sangat berperan penting, karena
dengan ketersediaan data demografi baik dari sensus, survei maupun pencatatan kejadian-
kejadian penting akan di jadikan dasar atau pedoman dalam perencanaan pembangunan
bidang pendidikan.Faktor-faktor demografi, diantaranya melalui sensus penduduk, survei ini
25
dapat memberikan gambaran yang lebih jelas untuk membantu dalam perumusan kebijakan
misalnya menentukan besar anggaran untuk bidang pendidikan.
B. Saran
Hendaknya Pemerintah ikut bertanggung jawab atas bertambahnya penduduk yang
relatif cepat.begitu pula membatasi kelahiran untuk meminimalisir keadaan yang sering
terjadi diantaranya kematian ibu atau bayi saat proses melahirkan.berikan masukan-masukan
dan dorongan pentingnya memelihara kesehatan dan bekerja sama antara masyarakat dan
pemerintah.
DAFTAR PUSTAKA
26