DISUSUN OLEH :
1. HADIJAH FAUZI B.
2. ENDANG SAEFUDIN
3. GYYANA WINDYA
4. RIZKY MUALIF
5. SISKA DWI MARLIYANTI
6. HALIMATUL AZIZAH
7. MURRY HARTANTO
CILACAP, 2019
1
KATA PENGANTAR
Segala puji penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala inayah dan
kenikmatan yang senantiasa dicurahkan-Nya pada penulis berupa kesehatan, kekuatan, serta
kesempatan sehingga makalah ini dapat selesai dengan semestinya. Tidak lupa penulis
kirimkan shalawat dan salam beriringan dengan ucapan terima kasih yang tiada terhingga
kepada Baginda Rasulullah SAW karena atas segala pengorbanan yang telah dilakukannya
beserta para sahabat, sehingga kini kita mampu mengkaji alam ini lebih tinggi dari gunung
tertinggi, lebih dalam dari lautan terdalam, serta lebih jauh dari batas pandangan mata.
Adapun makalah ini berisikan materi tentang “DIC (DISSEMINATED
INTRAVASCULAR COAGULATION)“ yang bertujuan sebagai bahan bacaan dan untuk
memenuhi salah satu Tugas Maternitas II, semoga dapat bermanfaat bagi yang membacanya.
Atas dukungan moral dan materil yang diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna. Penulis berharap
adanya kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk membuat makalah yang akan
datang. Penulis harap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................4
B. Rumusan Masalah...............................................................................4
C. Tujuan Masalah...................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan....................................................................................... 18
B. Saran ................................................................................................ 18
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 19
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Disseminated intravascular coagulation ( DIC ) dapat terjadi pada semua orang
tanpa perbedaan ras, jenis kelamin, serta usia. Gejala-gejala DIC umumnya sangat
terkait dengan penyakit yang mendasarinya, ditambah gejala tambahan akibat
thrombosis, emboli, disfungsi organ, dan perdarahan. Coagulasi intravascular
dessiminated atau DIC merupakan diagnosis kompleks yang melibatkan komponen
pembekuan darah akibat penyakit lain yang mendahuluinya. Keaadaan ini
menyebabkan perdarahan secara menyeluruh dengan coagulopati konsumtif yang
parah. Banyak penyakit dengan beraneka penyebab dapat menyebabkan DIC, namum
bisa dipastikan penyakit yang berakhir dengan DIC akan memiliki prognosis malam.
DIC merupakan kelainan perdarahan yang mengancam nyawa, terutama
disebabkan oleh kelainan obstetric, keganasan metastasis, trauma massif, serta sepsis
bacterial. Terjadinya DIC dipicu oleh trauma atau jaringan nikrotik ynag akan
melepaskan faktor-faktor pembekuan darah. Fase awal DIC ini akan diikuti fase
konsumtif koagulopati dan second dari fibrinolysis. Pembentukan fibrin yang terus
menerus disertai jumlah trombosit yang terus menurun menyebabkan perdarahan dan
terjadi effek antihemostatik dari produk degradasi fibrin.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari DIC?
2. Apa etiologi dari DIC?
3. Apa saja tanda dan gejala pada DIC?
4. Apa saja klasifikasi DIC ?
5. Bagaimana perubahan sistem hemostasis selama kehamilan?
6. Bagaimana mendiagnosis DIC?
7. Bagaimana penatalaksanaan DIC pada saat kehamilan?
8. Komplikasi apa saja yang dapat muncul pada DIC ?
4
C. Tujuan Masalah
1. Pembaca dapat mengetahui definisi DIC
2. Pembaca dapat mengetahui etiologi dari DIC
3. Pembaca dapat mengetahui tanda dan gejala pada DIC
4. Pembaca dapat mengetahui klasifikasi DIC
5. Pembaca dapat mengetahui perubahan sistem hemostasis selama
kehamilan
6. Pembaca dapat mengetahui diagnosis DIC
7. Pembaca dapat mengetahui penatalaksanaan DIC pada saat kehamilan
8. Pembaca dapat mengetahui komplikasi apa saja yang muncul
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
Disseminated intravascular coagulation (DIC) dalam kebidanan berhubungan dengan
peningkatan angka kematian ibu dan morbiditas. Hal ini diakibatkan dari perdarahan akut dan
masif selama persalinan, tindakan obstetri, atau disebabkan tindakan bedah yang kurang
umum. Koagulopati yang sudah ada sebelumnya atau gangguan hati kronis (Hepatitis C dan
penyakit hati non-sirosis) mungkin juga menyebabkan DIC. Perdarahan, baik antepartum dan
postpartum, tetap merupakan penyebab paling penting dari kematian ibu di Afrika dan Asia,
34% dan 31%, masing-masing (Hossain & Paidas, 2013).
DIC muncul ketika proses hemostasis yang seharusnya terkontrol dengan baik
menjadi terganggu karena satu dan lain hal. Akibat gangguan kontrol hemostasis ini respons
koagulasi yang awalnya bersifat protektif bagi tubuh manusia, berubah menjadi respons
maladaptif dengan berbagai konsekuensi patologis (Thachil & Toh, 2009).
B. Etiologi
Penyakit yang dapat meningkatkan kadar faktor prothrombosis, menurunkan faktor
antikoagulan, dan menyebabkan disfungsi endotel, atau mengganggu proses fibrinolisis dapat
menyebabkan terjadinya DIC. Penyebab DIC dalam bidang obstetrik (Hossain & Paidas,
2013):
1. Abruptio plasenta / plasenta previa (37%)
2. Perdarahan postpartum (29%)
3. Preeklamsi dan sindrom HELLP (14%)
4. Perlemakan hati akut pada kehamilan (acute fatty liver of pregnancy) (8%)
5. Emboli cairan ketuban(6%)
6. Abortus septik dan infeksi intrauterine (6%)
7. Kematian janin intrauterine (<1%)
Orang –orang yang memiliki resiko paling tinggi untuk menderita DIC :
7
Sedangkan orang-orang yang memiliki resiko tidak terlalu tinggi untuk menderita DIC:
Penderita cedera kepala yang hebat
Pria yang telah menjalani pembedahan prostate terkena gigitan ular berbisa.
8
D. KLASIFIKASI
Ada sumber yang menyebutkan bahwa DIC dibedakan menjadi dua bentuk klinis, yakni
DIC akut dan DIC kronik.
DIC akut adalah kelainan perdarahan yang memiliki karakteristik timbulnya
memar atau lebam (ekimosis), perdarahan dari mukosa (seperti pada mukosa
bibir atau genital), dan penurunan jumlah trombosit dan factor pembekuan di
dalam darah. Purpura Fulminan adalah bentuk fatal yang terjadi cepat dan
berbahaya dari DIC akut.
DIC kronik mempengaruhi formasi bekuan darah di pembuluh darah
(tromboembolism). Faktor pembekuan dan trombosit dapat berada pada nilai
normal, meningkat, atau bahkan sedikit menurun pada DIC kronik. (Ngan,
2005)
Sumber lainnya membagi DIC menjadi DIC subakut dan DIC akut.
1. DIC subakut berhubungan dengan komplikasi tromboembolik seperti DVT
dan PE seperti terjadinya pada katup jantung.
2. DIC akut
a. Trombositopenia dan penurunan factor koagulasi mengarah pada
kecenderungan terjadinya perdarahan
b. Diperburuk dengan meningkatnya degradasi fibrin sampai produk
pemecah fibrin yang akan mengganggu terhadap polimerasi fibrin dan
juga terhadap fungsi trombosit.
c. Endapan fibrin pada pembuluh darah kecil mempengaruhi terjadinya
iskemia jaringan. Organ yang paling mudah terpengaruh adalah ginjal,
dimana endapan fibrin dapat menyebabkan terjadinya acute renal
failure.
d. Hemolisis dapat terjadi karena adanya kerusakan mekanis pada sel
darah merah sebagai akibat secunder dari deposit fibrin.
e. Pasien dapat mengalami fenomena neurologik karena adanya serangan
iskemia pada otak. (Anonym, 2005)
9
Penyebab DIC akut :
a. Infeksi : bakteri (sepsis gram negative, infeksi gram positive, rickettsia) virus
contohnya hiv
b. Malignasi : CMV, varicella zoster virus, dan hepatitis virus
c. Obstetric : jamur ( contohnya : histo plasma ) parasite (contoh : malaria)
d. Trauma : hematologi (contoh :acute myelecytic leokimia )
e. Transfuse : metastase (contohnya mucin-secreting adenocarcinoma)
f. Lain lain : abrupsio, plasenta, emboli cairan, kecelakaan bermotor, luka bakar,
keracunan bisa ular
10
kompleks thrombin-antithrombin (TAT) dan fragmen prothrombin (Hossain & Paidas,
2013).
Konsentrasi plasminogen ditemukan meningkat selama kehamilan, hal ini juga
disertai dengan peningkatan konsentrasi plasminogen activator inhibitor (PAI) 1 dan 2
(PAI-1 dan PAI-2). Peningkatan PAI-1 dan PAI-2 ini akan menurunkan aktivitas plasmin
selama kehamilan dan akan kembali normal sesudah kehamilan (Levi, 2013). Produksi
thrombin juga ditemukan meningkat selama kehamilan dan akan kembali ke konsentrasi
normal 1 tahun sesudah kehamilan. Pada wanita hamil normal, terjadi peningkatan
ekspresi faktor pembekuan darah, tapi tidak terjadi peningkatan waktu pembekuan darah
yang signifikan. Diduga kondisi prothrombotik selama kehamilan juga disertai dengan
peningkatan konsentrasi plasminogen dan menurunnya konsentrasi plasmin inhibitor, α 2
antiplasmin yang berperan sebagai mekanisme kontrol untuk mempertahankan fungsi
hemostasis yang normal (Levi, 2009).
2. Perubahan Trombosit
Kehamilan normal menyebabkan perubahan pada trombosit. Jumlah trombosit
menurun sekitar 10% selama kehamilan, trombosit rata-rata pada wanita hamil sekitar
213.000/µL dan 250.000/µL pada wanita yang tidak hamil. Penurunan jumlah trombosit
pada ibu hamil terjadi karena efek hemodilusi akibat peningkatan volume plasma darah
pada ibu hamil. Selain karena efek hemodilusi, terjadi peningkatan aktivasi trombosit,
sehingga proporsi trombosit muda lebih besar. Pada penelitian ditemukan bahwa produksi
thromboxane A2 dapat memicu agregasi trombosit meningkat pada kehamilan trimester
kedua. Penurunan jumlah trombosit terlihat paling jelas saat memasuki trimester ketiga
dan biasanya kembali ke nilai normal 6 minggu setelah persalinan (Cunningham, 2014).
3. Protein Regulator
Beberapa protein yang berperan sebagai inhibitor koagulasi alami dalam tubuh,
seperti protein C, protein S, dan antithrombin. Activated protein C, bersamaan dengan
protein S (kofaktor) dan faktor V berperan sebagai antikoagulan dengan menetralisir
faktor Va dan faktor VIIIa yang merupakan faktor prokoagulan. Selama kehamilan,
resistensi terhadap activated protein C meningkat secara progresif yang diikuti dengan
penurunan konsentrasi protein C teraktivasi, penurunan jumlah protein S, konsentrasi
faktor VIII juga ditemukan meningkat pada ibu hamil. Konsentrasi antithrombin relatif
konstan sepanjang kehamilan. Konsentrasi protein S menurun pada trimester pertama dan
kedua dan kemudian tetap stabil selama trimester ketiga. Resistensi terhadap activated
11
protein C diduga terjadi karena peningkatan aktivitas faktor VIII atau menurunnya
aktivitas protein S (Cunningham, 2014).
12
dalam jumlah besar kemudian dapat menyebabkan perubahan status mental, gagal ginjal
akut, hipoksia dan shock hipovolemik (Thachil & Toh, 2009).
Meskipun jarang terjadi tapi dapat ditemukan abdominal compartment syndrome pada
pasie ndengan DIC. Abdominal compartment syndrome merupakan kondisi dimana perfusi
jaringan dan fungsi organ terganggu karena meningkatnya tekanan dalam rongga
abdomen, yang kemudian menyebabkan gangguan sirkulasi sistemik. Gambaran klinis dari
abdominal compartment syndrome berupa insufisiensi kardiovaskular, gagal napas, gagal
ginjal, distensi abdomen dan meningkatnya tekanan intraabdominal. Gejala akan membaik
dengan dekompresi secara surgikal (Sahin, et.al, 2014).
13
Hitung trombosit dapat dilakukan dengan mudah dan merupakan indikator dari
koagulopati konsumtif dengan sensitivitas yang tinggi namun spesifisitas yang
rendah. Hitung trombosit juga ditemukan rendah pada berbagai kondisi medis kronis,
infeksi malaria dan demam berdarah, karena supresi imun, dan obat-obatan tertentu.
Pada wanita hamil dapat terjadi trombositopenia gestasional pada trimester ketiga dan
dapat mempersulit diagnosis DIC. Salah satu cara membedakan keduanya adalah
dengan melakukan pemeriksaan hitung trombosit serial. Pada DIC dapat ditemukan
tren penurunan jumlah trombosit. Hitung trombosit digunakan untuk menentukan
derajat aktivasi trombosit. Jumlah trombosit <100.000 sel / µL sugestif bahwa telah
terjadi DIC dan ditemukan pada >90% pasien (Levi, 2013).
c. Pemeriksaan Jalur Prokoagulan
Pemeriksaan ini mencakup pemeriksaan untuk Prothrombin fragments 1+2 (PF 1+2),
thrombin antithrombin xomplex (TAT), dan soluble fibrin dalam darah, Konsentrasi
plasma dari pemeriksaan tersebut menunjukkan aktivitas thrombin pada pasien
dengan DIC. PF 1+2 merupakan molekul yang terbentuk saat konversi prothrombin
menjadi thrombin, kadar PF 1+2 meningkat pada >90% pasien dengan DIC. TAT
merupakan kompleks yang terbentuk oleh prethrombin 2 dan antagonis utamanya,
yaitu antithrombin, keduanya membentuk kompleks enzyme inhibitor inaktif yang
stabil, kadar TAT meningkat pada 80-90% pasien dengan DIC. Soluble fibrin
monomer (FM), memerlukan pemeriksaan ELISA, meningkatnya FM melebihi nilai
normal (<15nmol/L) ditemukan pada 75-80% pasien dengan DIC. Ketiganya saling
berkorelasi dan nilanya ditemukan meningkat pada pasien dengan DIC. Konsentrasi
fibrinogen plasma yang menurun <150mg/dL ditemukan pada 70% pasien dengan
DIC. Konsentrasi fibrinogen plasma meningkat karena proses fisiologis kehamilan,
sehingga penurunannya yang patologis dapat tersembunyi pada populasi ini (Hossain
& Paidas, 2013).
14
atau fibrin oleh plasmin sehingga secara indikatif menunjukkan konsentrasi plasmin
dalam darah, meningkatnya FDP >40µg/mL ditemukan pada 85-100% pasien dengan
DIC. D-dimer merupakan produk lysis cross-linked fibrin oleh plasmin. Peningkatan
D-dimer >1,7µg/mL ditemukan pada 90% pasien dengan DIC (Levi, 2013)
15
7% wanita hamil akan mengalami thrombositopenia. Parameter koagulasi lain yang juga
berubah selama kehamilan adalah konsentrasi D-dimer atau produk degradasi protein
juga meningkat selama kehamilan terutama sesudah usia gestasi 20 minggu (Wada, et.al,
2014).
G. Penatalaksanaan
1. Atasi penyakit primer yang dapat menimbulkan koagulasi intravaskular desiminata.
2. Pemberian heparin. Heparin dapat diberikan 200 U/kg BB iv tiap 4-6 jam.Kenaikan
kadar fibrinogen plasma nyata dalam 6-8 jam,setelah 24-48 jam sesudah mencapai
harga normal.
3. Terapi pengganti.Darah atau packed red cell diberikan untuk mengganti darah yang
keluar.Bila dengan pengobatan yang baik jumlah trombosit tetap rendah dalam waktu
sampai seminggu,berarti tatap mungkin terjadi perdarahan terus atau
ulangan,sehingga dalam keadaan ini perlu diberikan platelet concentrate.
4. Obat penghambat fibrinotitik.Pemakaian Epsilon Amino Caproic Acid (EACA) atau
asam traneksamat untuk menghambat fibrinolisis sama sekali tidak boleh
dilakukan,karena akan menyebabkan trombosis.Bila perlu sekali,baru boleh deberikan
setelah heparin sudah disuntikan.Lama pengobatan tergantung dari perjalanan
penyakit primernya. Bila penyakit primernya dapat diatasi cepat misalnya komplikasi
kehamilan dan sepsis,pengobatan koagulasi intravsakular desiminata hanya perlu
untuk 1-2 hari.Pada keganasan leukimia dan penyakit-penyakit lain dimana
pengobatan tidak efektif,heparin perlu lebih lama diberikan.Pada keadaan ini
sebaiknya diberikan heparin subkutan secara berkala.Antikoagulan lain jarang
diberikan.Sodium warfarin kadang-kadang memberikan hasil baik.
5. Penghilang faktor pencetus.
6. Dapat diberikan plasma yang mengandung faktor 8,sel darah merah,dan trombosit.
16
H. KOMPLIKASI
Bekuan yang banyak terbentuk akan menyebabkan hembatan aliran darah di semua
organ tubuh.Dapat terjadi kegagalan organ yang luas.Angka kematian lebih dari 50%.
1. Solusio placenta
2. Preklamsia dan eklamsia
3. Emboli cairan amniotik
4. Perdarahan obstrektif masif
5. Tertinggalnya janin yang sudah meninggal dalam tubuh ibu.
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
DIC merupakan kelainan perdarahan yang mengancam nyawa, terutama
disebabkan oleh kelainan obstetric, keganasan metastasis, trauma massif, serta sepsis
bacterial. Terjadinya DIC dipicu oleh trauma atau jaringan nikrotik ynag akan
melepaskan faktor-faktor pembekuan darah. Fase awal DIC ini akan diikuti fase
konsumtif koagulopati dan second dari fibrinolysis. Pembentukan fibrin yang terus
menerus disertai jumlah trombosit yang terus menurun menyebabkan perdarahan dan
terjadi effek antihemostatik dari produk degradasi fibrin.
B. Saran
Adapun saran dari kelompok kami adalah agar penanganan DIC harus sedini mungkin
agar tidak menyababkan akibat buruk seperti kematian dan tenaga kesehatan harus
memberi penyuluhan tentang penykit ini
18
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/31110358/KOAGULOPATI_KONSUMTIF_DISSEMINATED_INTRAV
ASCULAR_COAGULATION
https://www.academia.edu/36240380/Makalah_dic
https://www.academia.edu/5164743/PATOLOGI_KEHAMILAN_1
https://www.academia.edu/25087986/DIC_DISSEMINATED_INTRAVASCULAR_COAGULATIO
N
19