Anda di halaman 1dari 11

TUGAS

Kedaruratan Dalam Kebidanan


dan Neonatal

Kelompok III

1. Yuli Hartati
2. Desi Andriani
3. Ratih Purwati
4. Ulfa Yulia Sari
5. Aprima Yona Amir
6. Astari Seto
7. Dian Maya Sari
8. Masnia Handayani
9. Mona Saputri
10. Rosmeri Rosha
11. Yulia Fatma Nasution

DOSEN PENGAMPU :
Dr. dr. Joserizal serudji, SpOG(K)

PROGRAM PASCA SARJANA KEBIDANAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ANDALAS
T.A 2014/2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayahNya kepada penulis, sehingga

penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul yang berjudul

Disseminated Intracaskuler Cougulation (DIC)

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan

makalah ini tidak akan dapat terselesaikan tanpa adanya bantuan dan

juga bimbingna dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan

terimakasih kepada semua pihak – pihak yang telah membantu dalam

penyusunan makalah ini.

Semoga makalah ini ini dapat bermanfaat bagi segenap

pembaca dimana saja dan semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa

melimpahkan rahmatNya pada kita semua.

Padang , Maret 2015

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Disseminated Intravascular Coagulation (DIC) adalah


sindroma abnormalitas koagulasi dan fibrinolisis, DIC disebut juga
konsumtif koagulopati. Kehamilan menyebabkan kondisi status
hiperkoagulasi. Fibrinogen meningkat sejak awal kehamilan sekitar
12 minggu, dan mencapai puncaknya dengan kadar 400-650 mg/dL
pada kehamilan aterm. Sistem fibrinolitik tertekan pada kehamilan
dan persalinan, akan tetapi kembali ke normal dalam satu jam setelah
plasenta lahir.

Banyak kasus DIC berhubungan dengan kehamilan. DIC


disebabkan oleh eclampsia/preeclampsia, perdarahan post partum,
sepsis, solusio plasenta, missed septic abortion, ruptur uterus, emboli
air ketuban, Intra uterine fetal death (IUFD), penyakit trofoblas, dan
Sickle Cell Crisis. Penyebab obstetri terbanyak pada DIC adalah
solusio plasenta. Pada pasien dengan solusio plasenta berat yang
disertai kematian janin, DIC terjadi pada 25% pasien. Pada pasien
dengan IUFD dan missed abortion DIC terjadi pada 25% pasien, dan
timbul 5-6 minggu sesudah kematian janin, dengan hasil perubahan
laboratorium pada beberapa kasus sudah nyata berubah sejak awal.
Pada Hellp syndrome DIC terjadi pada 92 dari 442 pasien (21%).

Pada kehamilan dengan eklamsia ditemukan DIC derajat


rendah dan sering pada organ khusus seperti ginjal dan mikrosirkulasi
plasenta. Namun perlu diingat bahwa 10-15% DIC derajat rendah
dapat berkembang menjadi DIC fulminan. Abortus yang diinduksi
dengan garam hipertonik juga sering disertai DIC derajat rendah,
sampai abortus komplet, namun kadang dapat menjadi fulminan.

Emboli cairan amnion yang disertai Disseminated


Intravaskular Coagulation ( DIC ) sering mengancam jiwa dan dapat
menyebabkan kematian. Gejala DIC karena emboli cairan amnion
yaitu gagal nafas akut, dan renjatan. Pada sindrom mati janin dalam
uterus yang lebih dari 5 minggu ditemukan DIC pada 50% kasus.
Biasanya pada permulaan hanya DIC derajat rendah dan kemudian
dapat berkembang cepat menjadi DIC fulminan.Dalam keadaan
seperti ini nekrosis jaringan janin, dan enzim jaringan nekrosis
tersebut akan masuk dalam sirkulasi ibu dan mengaktifkan sistem
koagulasi dan fibrinolisis dan terjadi DIC fulminan.

Rumusan masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Disseminated Intravaskular


Coagulation (DIC)?
2. Bagaimana etiologi, manifestasi klinik, patofisiologi,
komplikasi, insiden, penatalaksanaan, faktor resiko
Disseminated Intravaskular Coagulation ( DIC )?

1.3 Tujuan makalah

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Disseminated


Intravaskular Coagulation ( DIC )

1.3.2 Tujuan Khusus


1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan Disseminated
Intravaskular Coagulation ( DIC )
2. mengetahui etiologi, manifestasi klinik, patofisiologi, komplikasi,
insiden, penatalaksanaan faktor resiko Disseminated Intravaskular
Coagulation ( DIC )
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI
Disseminated Intravascular Coagulation (DIC) adalah suatu
keadaan dimana bekuan- bekuan darah kecil tersebar di seluruh aliran
darah, menyebabkan penyumbatan pada pembuluh darah kecil dan
berkurangnya faktor pembekuan yang diperlukan untuk
mengendalikan perdarahan.

Disseminated Intravascular Coagulation adalah suatu sindrom


yang ditandai dengan adanya perdarahan/kelainan pembekuan darah
yang disebabkan oleh karena terbentuknya plasmin yakni suatu
spesifik plasma protein yang aktif sebagai fibrinolitik yang di
dapatkan dalam sirkulasi (Healthy Cau’s).

Secara umum Disseminated Intavascular Coagulation (DIC)


didefinisikan sebagai kelainan atau gangguan kompleks pembekuan
darah akibat stirnulasi yang berlebihan pada mekanisme prokoagulan
dan anti koagulan sebagai respon terhadap jejas/injury (Yan Efrata
Sembiring, Paul Tahalele)

Disseminated Intravascular Coagulation (DIC) adalah suatu


keadaan dimana bekuan-bekuan darah kecil tersebar di seluruh aliran
darah, menyebabkan penyumbatan pada pembuluh darah kecil dan
berkurangnya faktor pembekuan yang diperlukan untuk
mengendalikan perdarahan.

Disseminated Intravascular Coagulation (DIC) adalah


sindroma abnormalitas koagulasi dan fibrinolisis, DIC disebut juga
konsumtif koagulopati. Kehamilan menyebabkan kondisi status
hiperkoagulasi. Fibrinogen meningkat sejak awal kehamilan sekitar
12 minggu, dan mencapai puncaknya dengan kadar 400-650 mg/dL
pada kehamilan aterm. DIC disebut juga konsumtif koagulopati. Dan
dalam Kehamilan dapat menyebabkan kondisi status hiperkoagulasi.

ETIOLOGI
Banyak kasus DIC berhubungan dengan kehamilan. DIC
disebabkan oleh eclampsia/preeclampsia, perdarahan post partum,
sepsis, solusio plasenta, missed septic abortion, ruptur uterus, emboli
air ketuban, Intra uterine fetal death (IUFD), penyakit trofoblas, dan
Sickle Cell Crisis.

Pada kasus obstetri DIC selalu merupakan akibat adanya proses yang
lain. Aktifasi sistem koagulasi terjadi dengan cara:

1. Pelepasan sistem tromboplastin kedalam sirkulasi maternal dari


plasenta dan jaringan desidua. Mekanisme ini terjadi secara cepat
pada kasus solusio plasenta, pada kasus IUFD dan missed abortion. 2

2. Kerusakan pada sel endotelial membuka kolagen utama kedalam


plasma dan mengaktifkan faktor koagulasi.2 Eklamsia dan
preeclampsia termasuk dalam kategori ini.3

3. Kerusakan pada sel darah merah dan trombosit melepaskan


pospolipid. Hal ini terjadi pada reaksi transfusi. 2

Kesalahan memperkirakan jumlah perdarahan pada persalinan


dengan cairan pengganti yang tidak adekuat dengan kristaloid atau
koloid menyebabkan terjadinya vasospasme, menyebabkan kerusakan
endotel, dan memicu terjadinya DIC. Hipotensi menurunkan perfusi
sehingga terjadi hipoksia lokal dan asidosis pada tingkat jaringan
memicu terjadinya DIC. DIC bisa dihindari dengan mengganti cairan
yang cukup, meskipun pada anemia yang berat.

MANIFESTASI KLINIS
Gambaran klinis DIC pada kehamilan seringkali gejala dan
tanda komplikasi obstetri yang mendasari terjadinya DIC.
Manifestasi perdarahan yang muncul bisa berupa hematom, purpura,
epistaksis, bekas injeksi yang berdarah, atau yang lebih dramatis
terjadinya perdarahan aktif dari luka operasi dan perdarahan post
partum. Perdarahan bisa berupa hematuria, perdarahan
gastrointestinal, intracarnial dan internal bleeding.Gejala sisa adanya
trombosis jarang ada pada DIC yang terjadi secara akut, gejala lebih
banyak ditutupi oleh kecenderungan terjadinya perdarahan.
Manifestasi adanya trombosis adalah disfungsi ginjal, hepar, dan paru

PATOFISIOLOGI

Disseminated Intravaskular Coagulation ( DIC ). sebenarnya


bukanlah nama diagnosa suatu penyakit dan ada banyak sekali
penyebab terjadinya Disseminated Intravaskular Coagulation ( DIC ).
Disseminated Intravaskular Coagulation ( DIC ) ditandai dengan
aktivasi sistemik dari system pembekuan darah, yang menyebabkan
reaksi generasi dan deposisi (pengendapan ) dari fibrin, menimbulkan
thrombus microvaskuler di organ-organ tubuh sehingga
menyebabkan terjadinya multi organ failure.

Emboli cairan amnion yang disertai Disseminated


Intravaskular Coagulation ( DIC ) sering mengancam jiwa dan dapat
menyebabkan kematian. Gejala DIC karena emboli cairan amnion
yaitu gagal nafas akut, dan renjatan. Pada sindrom mati janin dalam
uterus yang lebih dari 5 minggu ditemukan DIC pada 50% kasus.
Biasanya pada permulaan hanya DIC derajat rendah dan kemudian
dapat berkembang cepat menjadi DIC fulminan.Dalam keadaan
seperti ini nekrosis jaringan janin, dan enzim jaringan nekrosis
tersebut akan masuk dalam sirkulasi ibu dan mengaktifkan sistem
koagulasi dan fibrinolisis dan terjadi DIC fulminan.

Pada kehamilan dengan eklamsia ditemukan DIC derajat


rendah dan sering pada organ khusus seperti ginjal dan mikrosirkulasi
plasenta. Namun perlu diingat bahwa 10-15% DIC derajat rendah
dapat berkembang menjadi DIC fulminan. Abortus yang diinduksi
dengan garam hipertonik juga sering disertai DIC derajat rendah,
sampai abortus komplet, namun kadang dapat menjadi fulminan.

Beberapa mekanisme yang terjadi secara terus menerus pada


DIC, penyebab utama terjadinya deposisi fibrin adalah

1. Faktor jaringan, penyebab terjadinya generasi trombin


2. Kegagalan fisiologis mekanisme antikoagulan, seperti sistem
antithrombin dan sistem protein C yang menurunkan
keseimbangan generasi thrombin.
3. Gagalnya fibrin removal yang menyebabkan penurunan
sistem fibrinolitik, perburukan thrombolisis endogenous
terutama disebabkan oleh tingginya tingkat sirkulasi dari
fibrinolitik, aktifitas fibrinolitic meningkat dan menyebabkan
perdarahan.

PENATALAKSANAAN

Penyebabnya harus dicari dan diatasi, apakah gangguan


kebidanan, infeksi arau kanker. Jika penyebabnya diatasi, maka
gangguan pembekuan bisa berkurang. DIC bisa berakibat fatal,
sehingga harus diatasi sesegera mungkin. Diberikan transfusi
trombosit dan faktor pembekuan untuk menggantikan kekurangan
dan menghentikan perdarahan. Pemberian heparin dengan dosis
dewasa normal heparin drip 4 – 5 unit/kg/jam IV infus kontinu,
pemberian heparin harus dinpantau minimal setiap 4 jam dengan
dosis yang sesuaikan. Tidak ada penatalaksanaan khusus untuk DIC
selain mengobati penyakit yang mendasarinya, misalnya jika karena
infeksi, maka antibiotik diperlukan untuk fase akut, sedangkan jika
karena komplikasi obstetrik, maka janin harus dilahirkan secepatnya.

Transfusi trombosit dan komponen plasma hanya diberikan


jika keadaan pasien sudah sangat buruk, jika keadaan pasien sudah
sangat buruk dengan trimbositopenia berat dengan perdarahan pasif,
memerlukan tindakan invasif, atau memiliki resiko komplikasi
perdarahan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Disseminated Intravascular Coagulation (DIC) adalah


sindroma abnormalitas koagulasi dan fibrinolisis, DIC disebut juga
konsumtif koagulopati. Kehamilan menyebabkan kondisi status
hiperkoagulasi. Fibrinogen meningkat sejak awal kehamilan sekitar
12 minggu, dan mencapai puncaknya dengan kadar 400-650 mg/dL
pada kehamilan aterm.

DIC disebabkan oleh eclampsia/preeclampsia, perdarahan post


partum, sepsis, solusio plasenta, missed septic abortion, ruptur uterus,
emboli air ketuban, Intra uterine fetal death (IUFD), penyakit
trofoblas, dan Sickle Cell Crisis.

Penatalaksanaan dalam kasus DIC pada kehamilan yaitu


dengan memberikan heparin dengan dosis dewasa normal heparin
drip 4 – 5 unit/kg/jam IV infus kontinu, pemberian heparin harus
dinpantau minimal setiap 4 jam. Tidak ada penatalaksanaan khusus
untuk DIC selain mengobati penyakit yang mendasarinya, misalnya
jika karena infeksi, maka antibiotik diperlukan untuk fase akut,
sedangkan jika karena komplikasi obstetrik, maka janin harus
dilahirkan secepatnya.

Anda mungkin juga menyukai