Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN
Tentang Gangguan Pembekuan Pada Masa Kehamilan
(DIC)

Dosen Pembimbing:
Ns.Novriani Husna,S.Kep,M.Kep

Disusun Oleh:
KELOMPOK 13
1. Selvy Orline (2010120201606)
2. Novela Gusti Anggraini (2010120201605)
3. Fitri Hardawati (2010120201614)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SUMATERA BARAT
TAHUN AJARAN 2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya dalam penyelesaian makalah berjudul “ASKEP Gangguan Pembekuan
Pada Masa Kehamilan(DIC)”.
Penyusunan makalah ini disusun sebagai salah satu tugas yang diberikan pada mata
kuliah Keperawatan Maternitas II.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
sehingga terselesaikannya makalah ini. Demikian banyak pihak yang turut serta membantu
sehingga tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu. Mudah-mudahan, semua bantuan dan
amal baiknya mendapat imbalan yang berlimpah dari Tuhan Yang Maha Esa.
Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.Penulis percaya
tidak ada hasil karya manusia yang sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca yang bersifatmembangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini sebagai makalah yang dapat memberikan sumbangan atau kajian
yang bermanfaat bagi pendidikan di sekolah dan masyarakat.

Lubuk Alung, 12 Maret 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................ i
DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah........................................................................................ 1
C. Tujuan.......................................................................................................... 2
D. Manfaat........................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Gangguan Pembekuan pada Masa Kehamilan(DIC)................. 3
B. Etiologi......................................................................................................... 3
C. Patofisiologi................................................................................................. 4
D. WOC........................................................................................................... 5
E. Manifestasi Klinis........................................................................................ 5
F. Penatalaksanaan Medis................................................................................ 6
G. Komplikasi................................................................................................... 6
H. Pemeriksaan Penunjang............................................................................... 6
I. Konsep Asuhan Keperawatan...................................................................... 7

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan.................................................................................................. 16
B. Saran............................................................................................................. 16

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
DIC dapat terjadi hampir pada semua orang tanpa perbedaan ras, jenis kelamin,
serta usia. Gejala-gejala DIC umumnya sangat terkait dengan penyakit yang
mendasarinya, ditambah gejala tambahan akibat trombosis, emboli, disfungsi organ,dan
perdarahan.
Disseminated Intravascular Coagulation adalah suatu gangguan dimana terjadi
koagulasi atau fibrinolisis (destruksi bekuan). DIC dapat terjadi pada sembarang
malignansi,tetapi yang paling umum berkaitan dengan malignansi hematologi seperti
leukemia dan kanker prostat, traktus GI dan paru-paru. Proses penyakit tertentu yang
umumnya tampak pada pasien kanker dapat juga mencetuskan DIC termasuk
sepsis,gagal hepar dan anfilaksis.
Keadaan ini diawali dengan pembekuan darah yang berlebihan,yang biasanya
diransang oleh suatu zat racun didalam darah. Pada saat bersamaan, terjadi pemakaian
trombosit dan protein dari faktor-faktor pembekuan sehingga jumlah faktor pembekuan
berkurang, maka terjadi pendarahan yang berlebihan.
DIC terjadi pada pasien dengan kondisi buruk yang bermanifestasi sebagai
pendarahan yang terjadi pada kulit(purpura) dan jaringan lainnya. Pada permulaannya
terdapat aktivasi yang tidak terkontrol dari faktor pembekuan pada pembuluh darah, yang
menyebabkan pembekuan darah pada seluruh tubuh. Penurunan jumlah trombosit tubuh
dan faktor koagulasi meningkatkan terjadinya resiko pendarahan. DIC bukan merupakan
suatu diagnosa yang spesifik, tapi biasanya merupakan indikasi adanya penyakit yang
mendasari.

B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan yang dimaksud dengan DIC?
2. Apa Penyebab DIC?
3. Jelaskan Patofisiologi dari DIC?
4. Buatlah WOC dari DIC?
5. Jelaskan Manifestasi/tanda dan gejala dari DIC?
6. Apa saja Penatalaksanaan medis dari DIC?
7. Jelaskan Komplikasi dari DIC?
1
8. Jelaskan Pemeriksaan Penunjang dari DIC?

C. Tujuan
1. Menjelaskan tentang Pengertian DIC
2. Menjelaskan tentang Etiologi DIC
3. Menjelaskan tentang Patofisiologi DIC
4. Menjelaskan tentang WOC DIC
5. Menjelaskan tentang Manifestasi klinis/tanda dan gejala DIC
6. Menjelaskan tentang Penatalaksanaan Medis DIC
7. Menjelaskan tentang Komplikasi DIC
8. Menjelaskan tentang Pemeriksaan Penunjang DIC

D. Manfaat
Agar lebih memahami tentang konsep DIC

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Gangguan Pembekuan pada Masa Kehamilan(DIC)


Disseminated Intravascular Coagulation(DIC) adalah gangguan dimana terjadi
koagulasi atau fibrinolisis(destruksibekuan). DIC dapat terjadi pada sembarang
malignansi, tetapi yang paling umum berkaitan dengan malignansi hematologi seperti
leukemia dan kanker prostat,traktus GI dan paru-paru.Proses penyakit tertentu yang
umumnya tampak pada pasien Kanker dapat juga mencetuskan DIC termasuk sepsis,
gagal hepar dan anfilaksis.(Brunner&Suddarth, 2002).
DIC adalah suatu sindrom yang ditandai dengan adanya perdarahan akibat
trombin bersirkulasi dalam darah pada daerah tertentu. Dasarnya adalah pembentukan
bekuan darah dalam pembuluh-pembuluh darah kapiler, diduga karena masuknya
tromboplastin jaringan ke dalam darah, akibat pembekuan ini terjadi trombositopenia,
pemakaian faktor-faktor pembekuan darah dan fibrinolisis.
B. Etiologi
1. Perdarahan terjadi karena:
a. Hipofibrinogemia (jumlah fibrinogen yang sedikit dalam darah sehingga tidak
mencukupi untuk proses pembekuan)
b. Trombositopenia (digunakan untuk menggambarkan penurunan jumlat platelet
darah di bawah batas minimal. Takaran normal platelet adalah 150.000 hingga
450.000 per mikroliter)
c. Beredarnya antikoagulan dalam sirkulasi darah(hasil perombakan fibrinogen)
d. Fibrinolisis berlebihan (merupakan kondisi pecahnya fibrin berlebihan)
2. Penyebab DIC dalam bidang obstetrik biasanya berupa:
a. Abruptio plasenta / plasenta previa; (37%)
Abruptio plasenta merupakan penyebab tersering DIC pada bidang
obstetrik, atau bahkan dalam dunia kedokteran. Lepasnya plasenta secara
mendadak pada abruptio plasenta menyebabkan lepasnya faktor prokoagulan
kedalam sirkulasi maternal, menyebabkan terjadinya akativasi sistem koagulasi
intravaskular.
b. Perdarahan postpartum (29%)
Perdarahan postpartum masif didefiniskan dengan kehilangan darah>1500
ml. Perdarahan sebanyak ini cukup sering ditemui pada wanitahamil dengan
3
plasenta previa, abruptio placenta, atau karne traumaoperasi. Insidensi DIC
karena perdarahan masif dalam bidang obstetrisebesar 0,15% sampai 1,5%.
c. Pre-eklamsi, dan sindrom hellp (14%)
DIC pada preeklamsia diduga terjadi karena peningkatan tissue factor
(TF) dari sel desidua. Peningkatan ini dibuktikan dengan pewarnaan
imunohistokimia pada lempeng desidua plasenta pada kehamilan dengan
preeklamsia.
d. Perlemakan hati akut pada kehamilan (acute fatty liver of pregnancy ) (8%)
DIC pada keadaan ini disebabkan oleh gangguan fungsi hati berat
sehingga produksi fibrinogen maupun faktor koagulasi lainnya menjadi
berkurang.
e. Emboli cairan ketuban(6%)
Penyebab terjadinya DIC pada emboli cairan ketuban ini masih kurang
dipahami dengan baik. Emboli cairan ketuban terjadi karena terjadi robekan pada
membran fetus atau pada pembuluh darah uterus sehingga cairanketuban masuk
kedalam sirkulasi maternal dan kemudian menyebabkan terjadinya vasopasme
disertai blokade pembuluh darah pulmoner.
f. Abortus septik dan infeksi intrauterine (6%)
Pasien sepsis dengan DIC dapat mengalami gangguan sistem organ
karena terjadi gangguan thromboemboli seperti purpura fulminant atau
deposisifibrin pada mikrovaskular. Selain gagal organ, secara klinis pasien juga
dapatmengalami perdarahan. Mekanisme terjadinya DIC
g. Kematian janin intrauterine (<1%)
DIC karena kematian janin intrauterine ini juga kadang disebut sebagai
fetaldeath syndrome. DIC ini terjadi karena pelepasan thromboplastin dari
janinyang mati yang kemudian menyebabkan aktivasi trombosit ibu sehingga
terjadi konsumsi fibrinogen yang berlebihan dalam plasenta dan intravaskularibu.

C. Patofisiologi
Koagulasi intravaskular diseminata (disseminated intravascular coagulation,DIC)
adalah efek dalam koagulasi yang ditandai dengan perdarahan dan koagulasi simultan.
DIC adalah hasil stimulasi abnormal dari proses koagulasi normal sehingga selanjutnya
terbentuk trombi mikrovaskular yang tersebar luas dan kehabisan faktor pembekuan.
Pada mulanya, cedera pada jaringan yang disebabkan oleh penyakit primer (mis, infeksi
4
atau trauma) mengaktifkan mekanisme yang membebaskan trombin, yang diperlukan
untuk pembentukan fibrin pembekuan, ke dalam sirkulasi. Trombin juga mengaktifkan
proses yang diperlukan untuk perombakan fibrin dan fibrinogen sehingga terbentuk
fibrin dan produk degradasi fibrinogen (fibrinogen degradation products, FDP). FDP
dalam sirkulasi bekerja sebagai antikoagulan.

D. WOC

E. Manifestasi Klinis
DIC ditandai dengan tiga gejala utama berikut :
1. Perdarahan umum
2. Iskemia yang disebabkan oleh trombi, perubahan hemodinamik,dan kekacauan
metablik, yang turut berperan terhadap terjadinya gagalmultiorgan

5
3. Anemia. Prognosis bergantung pada berbagai faktor yang mencakup beratnya kondisi
primer dan sekunder.

F. Penatalaksanaan Medis
Apabila solusio plasenta disertai gangguan pembekuan, maka Selain
penanggulangan klinis-termasuk pemberantasan syok dan anemia-diperlukan pengobatan
yang ditujukan kepada gangguan pebekuan darah sebelum anak lahir.
Fibrinogen diberikan dengan jalan infus sebanyak 4-6 gram. Apabila tidak
tersedia fibrinogen, sebaiknya diberikan transfusi darah segar sebanyak 1-2 liter, yang
mengandung kira kira 2-5 gram/fibrinogen. Heparin sebagai obat untuk mencegah
pembekuan intravaskuler dapat diberikan, akan tetapi harus dengan hati-hati karna dapat
menyebabkan darah tidak membeku.

G. Komplikasi
1. Syok (suatu keadaan yang terjadi bila perfusi oksigen ke jaringan menjadi tidak
adekuat)
2. Nekrosis tubular akut (sindrom Gagal Ginjal Akut intrinsik karena kondisi iskemia
atau paparan agen nefrotoksik)
3. Edema pulmoner (disebabkan oleh kondisi jantung. Penyebab lain termasuk
pneumonia, paparan racun dan obat-obatan tertentu, dan berada di ketinggian.)
4. Gagal ginjal kronis (Penyakit ginjal yang telah berlangsung lama sehingga
menyebabkan gagal ginjal)
5. Konvulsi (kondisi medis saat otot tubuh mengalami fluktuasi konstraksi dan
peregangan dengan sangat cepat sehingga menyebabkan gerakan yang tidak
terkendali)
6. Koma (situasi darurat medis yang dialami seseorang ketika dalam keadaan tidak
sadar. Ketidaksadaran ini disebabkan menurunkan aktivitas otak yang dipicu oleh
beberapa kondisi pada otak)
7. Gagal sistem organ besar

H. Pemeriksaan Penunjang
Hasil pemeriksaan darah menunjukan Hipofibrinogemia peningkatan produk
hasil degradasi fibrin, trombositopenia dan waktu protrombin yang memanjang

6
I. Konsep Asuhan Keperawatan
Asuhan keperawatan merupakan seluruh rangkaian proses keperawatan yang
diberikan kepada pasien yang berkesinambungan dengan kaidah-kaidah keperawatan
yang dimulai dari proses pengkajian hingga dilakukannya. Evaluasi Tindakan yang telah
dilakukan dalam usaha memperbaiki ataupun memelihara derajad Kesehatan yang
optimal.
Tujuan dalam pemberian asuhan keperawatan antara lain: membantu individu
untuk mandiri, mengajak masyarakat atau individu untuk berpartisipasi dalam bidang
kesehatan, membantu individu untuk memperoleh derajat kesehatan yang maksimal.
Adapun fungsi asuhan keperawatan yaitu: memberikan pedoman dan bimbingan yang
sistematis dan ilmiah bagi tenaga keperawatan dalam memecahkan masalah pasien
melalui asuhan keperawatan, memberikan ciri profesionalisme asuhan keperawatan
melaui pendekatan pemecahan masalah dan pendekatan komunikasi yang efektif dan
efisien, serta memberi kebebasan pada pasien untuk mendapat pelayanan yang optimal
sesuai dengan kebutuhannya dalam kemandiriannya di bidang kesehatan.
Langkah-langkah dalam memberikan asuhan keperawatan yang pertama yaitu
pengkajian. Pengkajian terdiri dari pengumpulan informasi subjektif dan objektif
(misalnya, tanda-tanda vital, wawancara pasien/keluarga, pemeriksaan fisik) dan
peninjauaan informasi riwayat pasien pada rekam medik. Perawat juga mengumpulkan
kekuatan (untuk mengidentifikasi peluang promosi kesehatan) dan resiko (area yang
merawat dapat mencegah atau potensi masalah yang dapat ditunda) (NANDA, 2015).
Setelah dilakukan pengkajian, maka akan didapatkan data-data dari pasien untuk
merumuskan diagnosa keperawatan. Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis
tentang respon manusia terhadap gangguan Kesehatan atau proses kehidupan, atau
kerentanaa respon dari seorang individu, keluarga, kelompok atau komunitas.
Intervensi keperawatan didefinisikan sebagai berbagai perawatan, berdasarkan
penilaian klinis dan pengetahuan, yang dilakukan oleh seorang perawat untuk
meningkatkan hasil klien/pasien. Nursing Interventions Classification (NIC) adalah
sebuah tindakan komperhensif berbasis bukti yang perawat lakukan di berbagai tatanan
keperawatan (NANDA, 2015).
Implementasi adalah tindakan dari rencana keperawatan yang telah disusun
dengan menggunakan pengetahuan keperawatan, perawat melakukan dua intervensi
yaitu mandiri/independen dan kolaborasi/interdisipliner (NANDA, 2015).

7
Evaluasi merupakan sebagai penilaian status klien dari efektivitas tindakan dan
pencapaian hasil yang diidentifikasi terus pada setiap langkah dalam proses
keperawatan, serta rencana perawatan yang telah dilaksanakan (NANDA, 2015).
1. Pengkajian
a. Identitas Pasien
Identitas pada klien yang harus diketahui diantaranya: nama, umur: ibu
hamil usia 35 tahun lebih besar beresiko untuk pembekuan darah, agama,
pendidikan, suku/bangsa, alamat, jenis kelamin, status perkawinan, dan
penanggungjawab.

b. Keluhan Utama
Keluhan yang sering menyebabkan klien dengan DIC meminta
pertolongan dari tim kesehatan, yaitu:
1) Nyeri
2) Demamdengansuhutinggi
3) terdapat petekie (Bintik merah)
c. Riwayat Penyakit Saat ini
Pasien akan mengalami demam yang tinggi, munculnya petekie atau
bintik merah pada tubuh dan nyeri
d. Riwayat Penyakit Dahulu
Pengkajian yang mendukung adalah dengan mengkaji apakah sebelumnya
klien juga pernah mengalami gangguan pembekuan darah pada kehamilannya.
e. Riwayat Penyakit Keluarga
Secara patologi DIC tidak diturunkan,tetapi hanya merupakan mekanisme
perantara berbagai penyakit dengan gejala klinis tertentu.
f. Pemeriksaan Fisik
1) Kulit dan mukosa membrane
a) Pembesaran difusi darah atau plasma
b) Purpura yang teraba pada awalnya didada dan abdomen
c) Hemoragi subkutan
d) Hematoma
2) Sistem GI
a) Mual dan muntah
b) Nyeri hebat pada abdomen
8
3) Sistem ginjal
a) Hematuria
b) Oliguria
c) Penurunan pengeluaran urin
4) Sistem pernafasan
a) Dispnea
b) Takipnea
c) Sputummengandungdarah
d) Orthopnea
5) Sistem muskuloskeletal
a) Nyeri: otot,sendi,punggung
6) Perdarahan sampai hemoragi
a) Uterus post partum
b) Kerusakan perfusi jaringan
2. Diagnosa Keperawatan
Jenis-jenis diagnosa keperawatan antara lain : yang pertama diagnosa aktual,
diagnosa ini menggambarkan respon pasien terhadap kondisi kesehatan atau proses
kehidupannya yang menyebabkan pasien mengalami masalah kesehatan. Tanda atau
gejala mayor dan minor dapat ditemukan dan divalidasi kepada pasien. Kedua yaitu
diagnosa risiko, diagnosa ini menggambarkan respon pasien terhadap kondisi
kesehatan atau proses kehidupannya atau proses kehidupan yang dapat meneybabkan
pasien berisiko mengalami masalah Kesehatan. Tidak ditemukan tanda atau gejala
mayor dan minor pada pasien, namun pasien memiliki faktor risiko mengalami
masalah kesehatan. Ketiga yaitu diagnosa potensial (promosi kesehatan), diagnosa
ini menggambarkan adanya keinginan dan motivasi pasien untuk meningkatkan
kondisi kesehatannya ke tingkat yang lebih baik atau optimal.
Berdasarkan SDKI 2017, diagnosa keperawatan yang muncul adalah :
a. Kelebihan Volume Cairan/Hipervolemia (0022)
b. Resiko Perdarahan (0012)
c. Gangguan Pola Eliminasi Urin (0040)
d. Gangguan Perfusi Jaringan Perifer (0015)
e. Intoleransi Aktivitas (0056)
f. Gangguan Body Image (0083)
g. Gangguan Rasa Nyaman Nyeri (0074)
9
h. Defisit Volume Cairan/Hipovolemia (0023)
i. Kerusakan Integritas Kulit (0129)
j. Risiko Infeksi (0142)

N Diangno Kode Definisi penyebab Tanda dan


O. sa SDKI gejala mayor
keperaw dan minor
atan
Gangguan D.0015 Berisiko mengalami 1.Hiperglikem Mayor
Perfusi penurunan sirkulasi ia S:
Jaringan darah pada level kapiler 2.Gaya Hidup Tidak
Perifer b.d yang dapat mengganggu Kurang gerak tersedia
Konsentrasi metabolisme tubuh 3.Hipertensi
Hemoglobin 4.Merokok
5.Prosedur O:
endovaskuler 1.Pengisian
6.Trauma kapiler>3
7.Kurang detik
terpapar 2.Nadi
informasi perifer
tentang faktor menurun
pemberat atau tidak
8. Kurang teraba
aktivitas fisik 3.Akal
teraba
dingin
4. Warga
kulit pucat
5. Turgor
kulit
menurun
Minor
S:
1.Parastesia
2.Nyeri
ekstremitas
O:
1.Edema
2.Penyembu
han luka
lambat
3.Indeks
ankle-
brachial<0,9
0
4.Bruit
femoral
2. Defisit volume D.0023 Penurunan volume 1.Kehilangan Mayor
cairan b.d cairan intravaskular, cairan aktif S:

10
Kehilangan interstisial dan/atau 2.Kegagalan 1.Ortopnea
cairan secara intraselular. mekanisme 2.Dispnea
aktif regulasi 3.Paroxysma
3.Peningkatan l nocturnal
permeabilitas dyspnea
kapiler O:
4.Kekurangan 1.Edema
intake cairan anarsaka
5.Evaporasi dan/atau
edema
perifer
2.Berat
badan
meningkat
dalam waktu
singkat
3.JVP
dan/atau
CVP
4.Refleks
hepatojugula
r positif
Minor
S:
Tidak
tersedia
O:
1.Distensi
vena
jugularis
2.Terdengar
suara nafas
tambahan
3.Hepatome
gali
4.Kadar
Hb/Ht turun
5.Oliguria
6.Intake
lebih banyak
dari output
7.Kongesti
paru
3. Resiko D0012 Berisiko mengalami Faktor resiko Kondisi
perdarahan b.d kehilangan darah baik 1.aneurisma klinis terkait
Gangguan internal (terjadi di dalam 2.Gangguan 1.Aneurisma
koagulasi tubuh)maupu eksternal fungsi hati 2.Sirosis
(terjadi hingga keluar (miss.sirosi hepatis
tubuh hepatitis) 3.Varises
3.Komplikasi 4.plasenta

11
kehamilan previa
(miss.ketuban 5.atonia
pecah sebelum uterus
waktunya,plas 6.restensi
enta plasenta
previa,kehamil 7.Kanker
an kembar) 8.Trauma
4.Komplikasi
pasca partum
(miss.atoni
uterus,retensi
plasenta)
5.Tindakan
pembedahan
6.Trauma
7.Proses
keganasan

3. Intervensi Keperawatan
tangga diagnosis luaran keperawatan intervensi keperawatan
l keperawatan (SLKI) (SIKI)
Hipovolemia Setelah dilakukan Manajemen Hipovolemia
berhubungan dengan: intervensi Observasi:
o Kehilangan keperawatan 1. Periksa tanda dan gejala
cairan aktif selama ........maka hipovolemia
o Peningkatan statu cairan membaik, 2. Monitor intake dan output cairan
permeabilitas dengan kriteria hasil : Terapeutik :
kapiler 1. Turgor kulit 1. Hitung kebutuhan cairan
o Kekurangan meningkat 2. Berikan asupan cairan oral
intake cairan 2. Output urine Edukasi :
o Evaporasi meningkat 1. Anjurkan memperbanyak cairan
o Kegagalan 3. Kekuatan oral
mekanisme nadi Kolaborasi :
regulasi meningkat 1. Kolaborasi pemeberian cairan
dibuktikan dengan : 4. Frekuensi intravena (cairan isotonis,
o Frekuensi nadi nadi membaik hipotonis, dan koloid)
meningkat 5. Tekanan 2. Kolaborasi pemberian produk darah
o Nadi teraba darah Manajemen syok hipovolemik
membaik Observasi :
lemah
6. Tekanan nadi 1. Monitor status cairan
o Tekanan darah
membaik 2. Monitor status kardiopulmonal
menurun 7. Membrane 3. Monitor status oksigenasi
o Tekanan nadi mukosa 4. Periksa tingkat kesadaran
menyempit membaik Terapeutik :
o Turgor kulit 8. Kadar 1. Pertahankan jalan nafas
Membran hematokrit 2. Berikan oksigen
mukosa kering membaik 3. Pasang kateter urine untuk menilai
o Volume urine 9. Status mental produksi urine
menurun membaik Kolaborasi :
o Hematokrit 10. Suhu tubuh 1. Kolaborasi pemeberian cairan infus
meningkat membaik kristaloid 20 ml/kg/bb
o Mengeluh haus 11. Keluhan haus

12
o Suhu tubuh menurun
meningkat 12. Mata cekung
o Status mental membaik
berubah 13. Berat badan
o Berat badan membaik
tiba-tiba turun
menurun

Perfusi perifer tidak Setelah dilakukan Intervensi utama Perawatan sirkulasi


efektif intervensi Observasi
berhubungan dengan : keperawatan 1. periksa sirkulasi perifer
o kekurangan volume selama ........maka 2. identifikasi faktor resiko gangguan
cairan perfusi perifer sirkulasi
o penurunan meningkat, dengan Terapeutik
konsentrasi kriteria hasil : 1. Lakukan hidrasi
hemoglobin 1. denyut nadi Intervensi pendukung Manajemen
o penurunan arteri perifer Hipovolemia
atau vena meningkat Observasi:
dibuktikan dengan : 2. warna kulit 1. Periksa tanda dan gejala
o pengisian kapiler / pucat menurun hipovolemia
CRT > 3 detik 3. pengisian 2. Monitor intake dan output cairan
o nadi perifer kapiler Terapeutik :
menurun atau tidak membaik 1. Hitung kebutuhan cairan
teraba 4. akral membaik 2. Berikan asupan cairan oral
o akral teraba dingin 5. turgor kulit Edukasi :
o warna kulit pucat membaik 1. Anjurkan memperbanyak cairan
oral
o tugor kulit menurun
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemeberian cairan
intravena (cairan isotonis,
hipotonis, dan koloid)
2. Kolaborasi pemberian produk darah

Resiko Perdarahan Setelah dilakukan Intervensi utama Pencegahan


Dibuktikan dengan : intervensi Perdarahan
o Aneurisma keperawatan Observasi
o Gangguan selama ........maka 1. Monitor tanda dan gejala
Gastrointestinal Tingkat Perdarahan perdarahan
o Gangguan fungsi Menurun, Dengan 2. Monitor nilai hematokrit / Hb
hati Kriteria Hasil: sebelum dan setelah perdarahan
o Gangguan koagulasi o Perdarahan 3. Monitor
(mis . gusi/bibir koagulasi(PT,PTT,Platelet,Trom
Trombositopeni) menurun bosit)
o Tindakan o Hematomesis / Terapeutik
pembedahan milena menurun 1. Pertahankan bed rest selama
o Trauma o Perdarahan pasca perdarahan
operasi menurun 2. Batasi tindakan invasive jika
o Hematokrit perlu
membaik 3. Hindari pengukuran suhu rektal
o Trombosit Edukasi
meningkat 1. Jelaskan tanda dan gejala
perdarahan
2. Anjurkan menghindari aspirin
atau koagulan

13
3. Anjurkan segera melapor jika
terjadi perdarahan
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian obat
pengontrol perdarahan, jika
perlu
2. Kolaborasi pemberian produk
darah, jika perlu

4. Implementasi
Implementasi adalah proses membantu pasien untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Tahap ini dimulai setelah rencana tindakan disusun. Perawat
mengimplementasi tindakan yang telah diindentifikasi dalam rencana asuhan
keperawatan. Dimana tujuan implementasi keperawatan adalah meningkatan
Kesehatan klien, mencegah penyakit, pemuliahn dan memfasilitas koping klien.
Secara operasional hal-hal yang perlu diperhatikan perawat dalam pelaksanaan
implementasi keperawatan adalah tahap persiapan yaitu tahap awal tindakan
keperawatan ini menuntut perawat mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan
dalam tindakan. Selanjutnya ada tahap kerja, fokus tahap pelaksanaan tindakan
keperawatan adalah melaksanakan tindakan dari perencanaan untuk memenuhi
kebutuhan pasien. Yang terakhir yaitu tahap terminasi, memperhatikan respon pasien
terhadap tindakan keperawatan yang telah diberikan, merapikan pasien dan semua
alat yang dipakai serta lakukan pendokumentasian
5. Evaluasi
Evaluasi keperawatan yaitu melihat respon pasien setelahdilakukan tindakan
keperawatan pada pasien kanker ovarium dengan cara melakukan identifikasi sejauh
mana tujuan dari rencana keperawatan tercapai atau tidak.
Dalam melakukan evaluasi keperawatan memiliki pengetahuan dan
kemampuan memahami respon pasien serta menggambarkan kesimpulan tujuan
yang akan dicapai dalam menghubungkan Tindakan keperawatan pada kriteria hasil
ada 2 jenis, yaitu:

a. Evaluasi formatif
Menyatakan evaluasi yang dilakukan pada saat melakukan tindakan
keperawatan dengan respon segera.
b. Evaluasi sumatif

14
Merupakan hasil observasidan analisis status pasien kanker ovarium
berdasarkan tujuan yang direncanakan. Evaluasi juga sebagai alat ukur apakah
tujuan sudah tercapai sebagian atau tidak tercapai. Evaluasi dilakukan dengan
pendekatan pada SOAP, yaitu :
S : Data subjektif yaitu informasi berupa ungkapan yang didapat dari pasien
setelah dilakukan tindakan keperawatan.
O : Data objektif yaitu data yang didapat dari hasil observasi perawat,
termasuk tanda-tanda klinik dan fakta yang berhubungan dengan penyait
pasien (meliputi : data fisiologi dan informasi dari pemeriksaan tenaga
kesehatan yang lain).
A : Analisis yaitu analisa ataupun kesimpulan dari data subjektif dan data
objektif dengan tujuan dan kriteria hasil, kemudian diambil kesimpulan
bahwa masalah teratasi, teratasi sebagian, atau tidak teratasi.
P : Perencanaan yaitu pengembangan rencana keperawatan lanjutan yang
akan dilakukan berdasarkan analisis yang bertujuan memberikan Tindakan
keperawatan yang optimal.

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
DIC adalah suatu sindrom yang ditandai dengan adanya perdarahan akibat
trombin bersirkulasi dalam darah pada daerah tertentu.dasarnya adalah pembentukan
bekuan darah dalam pembuluh–pembuluh darah kapiler diduga karena masuknya
tromboplastin jaringan kedalam darah. Akibat pembekuan ini terjadi trombositopenia,
pemakaian faktor-faktor pembekuan darah, fibrinolisis. DIC dapat terjadi pada penyakit
– penyakit :
1. Infeksi (demam berdarah dengue, sepsis, meningitis, pneumonia berat, malaria
tropika, infeksi oleh beberapa jenis riketsia ).
2. Komplikasi kehamilan(solusioplasentae,kematian janin intrauterin,emboli cairan
amnion). Setelah operasi (operasi paru) by passcardiopulmonal, lobektomi,
gastrektomi, splenektomi).
3. Keganasan ( karsinoma prostat, karsinoma paru, leukemia akut )

B. Saran
1. Agar perawat bisa mengambil tindakan yang tepat dalam menangani pasien DIC
2. Agar pasien bisa tahu dan paham tentang bagaimana penaganan penyakit DIC

16
DAFTAR PUSTAKA

Bobak,Lowdermilk,Jensen (alih bahasa: wijayarini, anugrah), 2005. Buku Ajar Keperawatan


Maternitas, Edisi 4, EGC, jakarta.
Reeder ,Koniak-Griffin (alih bahasa:Yati Afiaynti, Imam Nur Rachmawati, et. al), 2003.
Keperawatan Maternitas, Volume 2, EGC, Jakarta. Mochtar, 2002, Synopsis
Obstetri, Edisi 2, EGC, Jakarta. T. Heather Herdm n, PhD, RN, FNI, Shigemi
Kamitsuru, PhD, RN, FNI (alih bahasa: prof Dr. Budi Anna Keliat, s.kep. M.App,
PhD, Henny Suzana Mediani, BSN, MNg, PhD.),NANDA2018-2020, 2017. EGC.
Jakarta.
Gloria M. Bulechek , Howard K. Butcher, Joane M.Docterman, Cheryl M. Wagner,( alih
bahasa: Intansari Nujannah, Roxana Devi Tumanggor),Nursing Intervensi
Clasification,2016, Edisi ke 6,Elsevier, Indonesia.
Sue Moorhead, Marion Jhonson, MERIDEAN L. Maas, Elizabeth swanson (alih bahasa:
Intansari Nurjannah,Roxana Devi Tumanggor), 2013, Nursing Outcomes
Clasification (NOC), Edisi 5, Elsevier Indonesia.
Azkalatifah, 2019. Gangguan Pembekuan Pada Ibu Hamil. Dikutip 12 September 2019 dari
Ilmu Kesehatan :http://ummuazkalatifa.blogspot.com/2016/04/gangguan-
pembekuan-darah-padakehamilan.html. Diakses pada 26 April 2016
Redaksi Halodoc, 2019. Penanganan saat Ibu Hamil Terkena Trombositopenia. Dikutip 11
September 2019 dari : https://www.halodoc.com/cara-penanganansaat-ibu-hamil-
terkena-trombositopenia. Diakses pada 12 December 2018

17

Anda mungkin juga menyukai