Anda di halaman 1dari 5

DESA SIAGA AKTIF

Desa Siaga aktif menurut Kepmenkes No. 1529/Menkes/SK/X/2010 tahun 2010


adalah desa / kelurahan yang penduduknya dapat mengakses dengan mudah pelayanan
kesehatan dasar yang memberikan pelayanan setiap hari melalui Poskesdes atau sarkes
yang ada di wilayah tersebut seperti Pustu, Puskesmas, atau sarana kesehatan lainnya
serta penduduknya mengembangkan UKBM dan melaksanakan surveilans berbasis
masyarakat ( meliputi pemantauan penyakit, kesehatan ibu dan anak, gizi, lingkungan
dan perilaku ), kedaruratan kesehatan dan penanggulangan bencana, serta penyehatan
lingkungan sehingga masyarakatnya menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) .

TAHAPAN DESA/KELURAHAN SIAGA AKTIF


BERDASARKAN KEPMENKES NO. 1529 TAHUN 2010

Keterangan :

Desa Siaga Belum aktif : jika dari semua indikator Desa Siaga Aktif Pratama ada yang belum
terpenuhi
Desa Siaga Aktif Pratama : jika masih ada satu atau lebih indikator berada pada tahap Pratama
meskipun indikator lainnya sudah di Madya s/d Mandiri
Desa Siaga Aktif Madya : jika masih ada satu atau lebih indikator berada pada tahap Madya
meskipun indikator lainnya sudah di Purnama s/d Mandiri
Desa Siaga Aktif Purnama : jika masih ada satu atau lebih indikator berada pada tahap Purnama
meskipun indikator lainnya sudah di Mandiri
Desa Siaga Aktif Mandiri : jika semua indikator berada pada tahap Mandiri

1
DEFINISI OPERASIONAL KRITERIA DESA SIAGA AKTIF:

1. Keberadaan dan keaktifan Forum Masyarakat Desa / Kelurahan .

Forum Masyarakat Desa adalah wadah perkumpulan perwakilan masyarakat yang berfungsi sebagai
forum rembug desa, melaksanakan pertemuan secara rutin, membahas segala permasalahan desa.
Tidak perlu membentuk baru, dapat menggunakan forum yang sudah ada.

Dikatakan ada jika minimal ada kepengurusan Poskesdes dan ada struktur organisasinya.

2. Adanya Kader Pemberdayaan Masyarakat ( KPM ) / Kader


Kesehatan/Kader Teknis

KPM/Kader Kesehatan/Kader Teknis adalah anggota masyarakat desa atau kelurahan yang
mendapatkan pelatihan / sosialisasi tentang Desa Siaga , memiliki pengetahuan, kemauan dan
kemampuan untuk menggerakkan masyarakat, berpartisipasi dalam pemberdayaan masyarakat dan
pembangunan partisipatif di desa dan kelurahan Siaga.

Kader kesehatan / teknis adalah kader Desa Siaga yang bisa berasal dari :
 Kader Posyandu
 Kader Jumantik
 Kader Kesling, dll .

Adanya kader minimal 2 orang.

3. Kemudahan Akses Pelayanan Kesehatan Dasar

Adalah penduduknya mudah mendapatkan pelayanan kesehatan dasar yang memberikan pelayanan
setiap hari bisa melalui Poskesdes atau sarana kesehatan yang ada di desa/kelurahan tersebut seperti
Polindes, Ponkesdes, Pustu, Puskesmas atau sarana kesehatan lainnya (swasta : Dokter Praktek
Swasta, Bidan Praktek Swasta, BP Swasta,dll) .

Dikatakan ya mudah jika minimal ada 1 unit apakah UKBM ( Polindes/Poskesdes ) atau sarkes
pemerintah ( Ponkesdes/Pustu/Puskesmas) atau sarkes swasta ( BP Swasta,klinik swasta )
yang berada di wilayah Desa/Kelurahan tersebut serta adanya bidan di desa ( Bidan Praktek
Swasta ) atau petugas kesehatan lain di desa ( dokter praktek swasta ) meskipun tidak tinggal
di desa tersebut tetapi mudah diakses setiap hari.

4. Posyandu & UKBM lainnya aktif

Wadah pemberdayaan masyarakat di Desa/Kelurahan Siaga adalah Poskesdes / Poskeskel. Jadi syarat
terbentuknya Desa / Kelurahan Siaga adalah adanya Poskesdes/Poskeskel.

Posyandu & UKBM lainnya aktif adalah keberadaan UKBM (Poskesdes) yang dapat mengembangkan
Posyandu & UKBM lainnya aktif serta dapat melaksanakan : a) surveilans berbasis masyarakat
( meliputi pengamatan dan pemantuan keadaan kesehatan ibu dan anak ( P4K) , penyakit ( SBM ),
pertumbuhan anak / gizi ( Kadarzi ) , lingkungan dan perilaku ( PHBS ) ) b) penanggulangan bencana
& kegawatdaruratan kesehatan serta penyehatan lingkungan .

Posyandu Balita Aktif jika minimal Posyandunya 75 % berstrata Madya.


UKBMnya lainnya aktif apabila UKBM yang ada di desa/kelurahan Polindes, Posyandu Lansia,
Poskestren, Pos UKK, Posbindu PTM, TOGA , UKGMD, Dana Sehat, dll ) minimal berstrata Madya

Rincian masing-masing UKBMnya adalah sbb :

a. POSKESDES
Adalah upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM) yang dibentuk di desa/kelurahan dalam
rangka menyediakan/mendekatkan pelayanan kesehatan dasar (promotif , preventif & kuratif) bagi
masyarakat dengan melibatkan kader atau tenaga sukarela lainnya.
Poskesdes merupakan syarat terbentuknya Desa Siaga dan merupakan koordinator UKBM yang ada di
Desa dan Kelurahan Siaga.

Kegiatan Poskesdes difokuskan kepada :


1) Pengamatan keadaan kesehatan Ibu dan Anak melalui
kegiatan P4K ( Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi ) .

2
P4K adalah suatu kegiatan di masyarakat yang difasilitai oleh Bidan di desa dalamrangka
peningkatan peran aktif suami, keluarga dan masyarakat dalam merencanakan persalinan yang
aman dan persiapan menghadapi komplikasi bagi ibu hamil .

Keberhasilan P4K adalah :


a) Adanya kegiatan sistem pencatatan kehamilan, kelahiran, kematian dana
penempelan Stiker P4K, ada penggalangan dana ( dasolin & tabulin ) , ada kelompok donor
darah, dan kelompok ambulan desa.
b) Ibu hamil, keluarga & masyarakat memanfaatkan buku KIA
c) Adanya petugas pembina : pembinaan oleh petugas tentang sistim rujukan
kegawat daruratan ibu hamil,ibu bersalin, ibu nifas,janin dan bayi baru lahir ( kurang dari 1
bulan ).

2) Surveilans Berbasis Masyarakat ( SBM) .

SBM adalah Pengamatan yang dilaksanakan oleh masyarakat secara terus menerus terhadap
masalah kesehatan dan faktor risiko yang menyebabkan atau mempengaruhi masalah kesehatan,
selanjutnya melaporkan kepada petugas kesehatan terdekat ( bidan, perawat,dl) atau
Lurah/Kades baik secara lisan maupun tertulis.

Keberhasilan SBM ini adalah :


Adanya catatan hasil pengamatan tentang masalah Kesehatan / faktor resiko kesehatan yang
menyatakan bahwa masyarakat pernah melaporkan kejadian tersebut dengan menggunakan
formulir SBM .

3) Kedaruratan kesehatan berbasis masyarakat

Adalah suatu tatanan yang berbentuk kemandirian masyarakat dalam kesiapsiagaan


menghadapi situasi kegawatdaruratan sehari – hari .

Keberhasilan pelaksanaan kegiatan ini adalah :


 Adanya SK Kades Tim PPGD
 Adanya perencanaan
 Adanya kegiatan koordinasi Lintas Program dan Lintas Sektor terkait dalam hal
kegawatdaruratan.
 Adanya Ambulance Desa
 Adanya pencatan dan pelaporan.
 Adanya monitoringh evaluasi
 Adanya tindak lanjut

4) Kesiapsiagaan dan Penanggulangan


Bencana berbasis masyarakat

Adalah suatu tatanan yang berbentuk kemandirian masyarakat dalam pra bencana, saat bencana
dan pasca bencana.

Keberhasilan pelaksanaan kegiatan ini adalah :


A) Kesiapsiagaan :
 Adanya mapping / pemetaaan :
 Kelompok rentan : KIA, Bencana ,KLB
 Daerah rawan bencana.
 Adanya Ambulance Desa
 Adanya kegiatan koordinasi Lintas Program dan Lintas Sektor
terkait dalam hal kegawatdaruratan.
 Adanya pencatan dan pelaporan.

B) Penanggulangan :
 Adanya pencatatan / pelaporan kejadian
sesederhana
 Adanya kegiatan koordinasi Lintas Program
dan Lintas Sektor.
 Adanya kegiatan penyuluhan oleh kader di
posko / tempat lain pasca bencana.

5) Lingkungan Sehat

3
adalah lingkungan yang menjamin keluarga menghuni rumah sehat, mempunyai akses air bersih
dan jamban yang memenuhi syarat sehingga tidak Buang Air Besar di sembarang tempat / ODF,
mengelola air dan makanan, sampah serta limbah rumah tangga dengan aman.

Keberhasilan dalam mewujudkan lingkungan sehat jika :


a) Masyarakat mempunyai akses sarana air bersih = 70 %
b) Masyarakat mempunyai akses sanitasi dasar = 75 %
( Jamban, tempat sampah & SPAL )
c) Rumah memenuhi syarat kesehatan = 70 %

b. Polindes
Adalah Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat yang berada di desa yang memberikan
pelayanan kesehatan Ibu, Anak dan Keluarga Berencana yang dilaksanakan oleh Bidan.

c. Posyandu balita
Adalah salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat yang dikelola dan
diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembanguanan
kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat
dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu
dan bayi.

d. Posyandu Lansia
Adalah suatu wadah pelayanan kepada usia lanjut di masyarakat yang merupakan salah satu bentuk
Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) dimana proses pembentukan danpelaksanaananya
dilakukanoleh masyarakat bersama lembaga swadaya masyarakat ( LSM), lintas sector pemerintah
dannon pemerintah, swasta, organisasi sosial dan lain-lain, dengan menitik beratkan pelayanan pada
upaya promotif danpreventif.

e. Poskestren
Adalah merupakan salah satu wujud Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) di lingkungan
pondok pesantren, dengan prinsip dari, oleh dan untuk warga pondok pesantren, yang mengutamakan
pelayanan promotif (peningkatan) dan preventif (pencegahan) tanpa mengabaikan aspek kuratif
(pengobatan) dan rehabilitatif (pemulihan kesehatan), dengan binaan Puskesmas setempat .

f. Pos UKK
Adalah wadah pelayanan kesehatan kerja yang berada di tempat kerja dan dikelola oleh pekerja itu
sendiri ( kader ) dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat pekerja untuk
meningkatkan produktivitas kerjanya.

g. Posbindu PTM
Adalah Pos Pembinaan Terpadu faktor resiko Penyakit Tidak Menular ( PTM ) utama ( obesitas,
hiperkolesterol, hipertensi, hiperglikemi, diet tidak sehat, kurang aktivitas, dan merokok ), berupa
bentuk peran serta kelompok masyarakat yang aktif dalam upaya promotif preventif untuk
mendeteksi secara dini keberadaan faktor risiko PTM utama sekaligus peningkatan pengetahuan
untuk mencegah dan mengendalikan faktor risiko tersebut pada masyarakat, khususnya usia 20
tahun ke atas.

5. Dukungan dana untuk kegiatan kesehatan di Desa dan Kelurahan

Adalah Terakomodasinya pendanaan untuk pengembangan Desa/Kelurahan Siaga Aktif dalam Anggaran
Pembangunan Desa/Kelurahan yang berasal dari ADD (Alokasi dana desa ) atau APBDesa serta dari
masyarakat & dunia usaha yang peruntukannya bisa untuk Operasional Posyandu balita, Posyandu
lansia, Poskesdes atau UKBM lainnya yang berada di wilayah Desa/Kelurahan tersebut.

6. Peran serta masyarakat dan organisasi kemasyarakatan

Adalah adanya peran aktif baik masyarakat maupun pihak ketiga ( dunia usaha, LSM, Ormas ( PKK,
Fatayat, Muslimat , Aisyah dll) dalam dukungan kegiatan, mobilisasi massa/ penggerakan masyarakat,
pendanaan Desa/Kelurahan Siaga Aktif.

7. Peraturan Kepala Desa atau peraturan Bupati / Walikota

4
Adalah adanya surat keputusan ( SK ) atau peraturan di tingkat Desa/Kelurahan, atau peraturan
Bupati/Walikota yang melandasi dan mengatur tentang pengembangan Desa/Kelurahan Siaga Aktif
yang meliputi 3 aspek ( kelembagaan, pendanaan dan uraian tugas ).

8. Pembinaan PHBS di Rumah Tangga

Adalah upaya pembinaan/ penyuluhan PHBS tatanan rumah tangga yang dilakukan oleh petugas, kader,
Tokoh Masyarakat, LSM, Ormas ( TP PKK, Muslimat, Fatayat ), dll kepada masyarakat ( rumah tangga,
kader, anggota LSM, anggota Ormas, dll ) .

10 indikator PHBS Tatanan Rumah Tangga adalah :


1) Pertolongan persalinan oleh Nakes
2) Menimbang bayi & balita
3) Memberantas jentik nyamuk di rumah
4) Menggunakan air bersih
5) Menggunakan jamban sehat
6) Mencuci tangan dengan air & sabun
7) Makan sayur dan buah sesuai porsi
8) Melakukan aktifitas fisik
9) Memberi ASI Eksklusif pada bayi
10) Tidak merokok di dalam rumah.

Keberhasilan indikator PHBS ini di Desa Siaga Aktif adalah :


Adanya pembinaan PHBS Rumah Tangga minimal kurang dari 20 % rumah tangga yang ada.

Bentuk pembinaan/penyuluhan :
kunjungan rumah dengan melakukan pembinaan / penyuluhan pada saat survey PHBS , saat
penyuluhan kelompok, dll

Untuk meningkatkan PHBS terkait gizi maka perlu meningkatkan kegiatan KADARZI di Desa Siaga .
Keberhasilan KADARZI adalah adanya kegiatan pendataan KADARZI dengan 5 indikatornya yaitu :
 Menimbang berat badan secara teratur
 Memberikan ASI saja kepada bayi sejak lahir sampai umur 6 bulan (ASI Eksklusif )
 Makan beraneka ragam
 Menggunakan garam beryodium
 Minum suplemen gizi (tablet tambah darah, kapsul Vit A dosis tinggi )

Anda mungkin juga menyukai