Anda di halaman 1dari 8

Validasi Tes Kebugaran Fungsional sebagai Pengganti Pengukur Kekuatan pada Orang

Tua yang lemah dengan Penyakit Paru Obstruktif Kronik


 
ABSTRAK
Benton MJ, Alexander JL: Validasi tes kebugaran fungsional sebagai pengganti untuk
pengukuran kekuatan pada orang dewasa tua yang lemah dengan PPOK. Am J Phys Med
Rehabilitation 2009; 88: 579-586.
 
Tujuan: Penelitian ini mengevaluasi hubungan uji fungsional dengan penilaian kekuatan
laboratorium tradisional pada 40 orang dewasa yang lemah dengan penyakit paru obstruktif
kronis.
 
Desain: Peserta menyelesaikan dua percobaan uji kekuatan tubuh maksimal dari tubuh
bagian atas (chest press) dan bawah (leg press) (angkat berat maksimal satu kali) dan satu uji
coba penilaian kebugaran fungsional (Arm Curl, Lift and Reach, Chair Stand, Up and Go).
Berat maksimal yang terangkat dalam sekali waktu dari kedua percobaan dibandingkan
dengan nilai tes kebugaran fungsional untuk mengidentifikasi pengganti yang valid.
 
Hasil: Di antara tes kebugaran fungsional tubuh bagian atas, Arm Curl memiliki hubungan
yang cukup kuat dengan chest press (percobaan 1: r = 0,55, P = 0,01; percobaan 2: r = 0,56, P
= 0,01) sedangkan Lift dan Reach tidak. Di antara tes kebugaran fungsional tubuh bagian
bawah, Chair Stand memiliki hubungan yang cukup kuat dengan leg press (percobaan 1: r =
0,46, P = 0,01; percobaan 2: r = 0,38, P = 0,05), tetapi Up and Go tidak.
 
Kesimpulan: Hanya tes Arm Curl dan Chair Stand yang merupakan pengganti yang valid.
Meskipun beberapa uji lapangan untuk mengukur kekuatan dalam pengaturan klinis mungkin
dapat diharapkan, data ini mendukung pengujian fungsional yang membatasi pada Arm Curl
untuk tubuh bagian atas dan Chair Stand untuk penilaian kekuatan tubuh bagian bawah.
 
Kata Kunci: Penyakit Paru Obstruktif Kronik, Rehabilitasi Paru, Kekuatan Maksimal, Arm
Curl, Chair Stand.
 
Penuaan dikaitkan dengan penurunan kekuatan, yang pada gilirannya dihubungkan
dengan hilangnya fungsi. Deteksi dini terhadap kehilangan tersebut memudahkan intervensi
dini untuk mencegah atau membalikkan hilangnya independensi. Namun, penilaian geriatrik
sering terhambat oleh kurangnya kemampuan dokter untuk mendapatkan pengukuran
kekuatan tubuh bagian atas dan bawah yang valid di luar pemeriksaan laboratorium. Tes
kebugaran fungsional telah dikembangkan sebagai pengganti pengukur kekuatan yang dapat
digunakan dalam pengaturan klinis atau komunitas. Namun, studi validasi terutama fokus
pada orang tua yang sehat dan tinggal di komunitas tetapi tidak pada orang tua yang lemah
dan sakit kronis yang biasanya terlihat dalam keadaan rehabilitasi.
Saat ini, >10 juta orang dewasa di Amerika Serikat telah didiagnosis mengidap
penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) dengan biaya pengobatan tahunan dihitung rata-rata
$2.500 per orang. Di seluruh dunia, prevalensi PPOK diperkirakan 10% dari orang dewasa
yang berusia 40 tahun atau lebih. Gangguan fungsi fisik telah diidentifikasi sebagai prediktor
rawat inap untuk individu dengan PPOK, sedangkan kehilangan kekuatan otot secara khusus
terkait dengan peningkatan pemanfaatan sumber daya perawatan kesehatan. Penilaian
kekuatan yang akurat, oleh karena itu, relevan secara klinis untuk pasien dengan diagnosis
PPOK.
Pengukuran kekuatan tradisional melibatkan pengujian kekuatan maksimal tubuh
bagian atas dan bawah. Tes yang paling sering digunakan adalah chest and leg press, yang
membutuhkan penggunaan peralatan olahraga yang rumit dan mahal. Oleh karena itu, telah
dikembangkan penilaian fungsional dalam bidang kebugaran yang membutuhkan peralatan
dan ruang minimal dalam pelaksanaannya. Deretan uji kebugaran terdahulu, yang
dikembangkan oleh Rikli dan Jones merupakan salah satu tes kebugaran fungsional yang
paling komprehensif dan dikenal baik. Selain itu, tes ini telah divalidasi dengan baik dengan
orang tua yang sehat dan tinggal di komunitas. Namun, hingga saat ini, belum ada studi
validasi yang dilakukan menggunakan tes kebugaran fungsional ini terhadap individu lansia
dengan penyakit kronis seperti PPOK. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengevaluasi hubungan antara empat tes kebugaran fungsional dan dua ukuran laboratorium
obyektif dari kekuatan tubuh bagian atas dan bawah pada orang tua yang lemah dan
didiagnosis dengan PPOK untuk menentukan kemampuan tes lapangan untuk memprediksi
kekuatan absolut.
 
METODE
Untuk tujuan evaluasi, data pretest dari dua studi pelatihan resistensi yang dilakukan
dalam program rehabilitasi paru di rumah sakit besar di Mesa, AZ, digabungkan. Kedua studi
dilakukan berdampingan dan peserta didaftarkan selama periode 3 tahun. Persetujuan
diperoleh dari Hospital Institutional Review Board dan Arizona State University.
 
Peserta
Setelah penyelesaian informed consent, 40 pria dan wanita lansia (usia, 70 ± 1 tahun)
yang memenuhi kriteria Global Initiative Penyakit Paru Obstruktif Kronik untuk PPOK berat
menyelesaikan serangkaian dua tes kekuatan maksimal (berat maksimal diangkat satu kali [1
RM]) untuk tubuh bagian atas (incline chest press) dan tubuh bagian bawah (seated leg press)
serta tes kebugaran fungsional satu kali yang terdiri dari uji Arm Curl dan Lift and Reach
untuk kekuatan tubuh bagian atas, dan uji Chair Stand dan Up and Go untuk kekuatan tubuh
bagian bawah. Meskipun terdaftar dalam rehabilitasi paru-paru, semua peserta diuji sebelum
memulai program rehabilitasi yang sebenarnya. Oleh karena itu, kekuatan dan kemampuan
fungsional mereka setara dengan apa yang akan diamati pada lansia lemah dan lansia lainnya
yang mengalami gangguan di komunitas.
 
Pengujian Kekuatan
Uji coba 1 RM dilakukan selama hari pertama dan kedua kehadiran dalam program
rehabilitasi paru untuk membiasakan peserta dengan prosedur tes. Hal ini memerlukan waktu
48 jam waktu istirahat di antara percobaan. Meskipun 24 jam istirahat telah terbukti memadai
untuk pemulihan neuromuskuler setelah latihan resistensi pada orang dewasa yang sehat dan
lebih tua, periode pemulihan 48 jam diyakini lebih tepat untuk lansia yang sakit kronis.
Semua pengujian 1 RM dilakukan menggunakan peralatan Universal Dynamic Variable
Resistance (Cedar Rapids, IA). Seorang peneliti yang terlatih hadir untuk mengawasi semua
sesi tes dan memastikan bahwa bentuk dan teknik pernapasan yang benar dipertahankan
setiap saat. Secara khusus, peserta diinstruksikan untuk menghembuskan napas selama fase
latihan gerakan penekanan (ekstensi lengan/kaki) dan tarik napas selama relaksasi (fleksi
lengan/kaki). Setelah 10 kali pemanasan awal, serangkaian pengangangkatan tunggal
diselesaikan dengan waktu istirahat 2 menit di antara setiap pengangkatan (lift). Beban
dinaikkan secara bertahap setelah masing-masing peserta berhasil menyelesaikan
pengangkatan sampai peserta tidak dapat lagi menyelesaikan pengangkatan dengan cara yang
baik. Bobot terbesar yang bisa sekali angkat dengan performa bagus selama setiap percobaan
dicatat sebagai 1 RM. Untuk tujuan evaluasi, nilai 1 RM dari kedua percobaan digunakan.
Incline chet press diselesaikan dengan bangku datar yang ditinggikan ~ 30 derajat.
Peserta diposisikan dengan pegangan alat chest press sejajar dengan aksila. Mereka memulai
setiap gerakan menekan dengan siku pada sudut 90 derajat dan mengulurkan tangan mereka
ke atas melawan tahanan sampai ekstensi penuh.
Seated leg press diselesaikan dengan mesin press di mana peserta duduk dalam posisi
tegak dengan pinggul fleksi dan lutut diangkat pada sudut 90 derajat. Kemudian peserta
meluruskan tungkai mereka melawan tahanan sampai lutut mereka ekstensi penuh.
 
Pengujian Kebugaran Fungsional
Sederetan uji kebugaran fungsional dilakukan selama sesi rehabilitasi paru pertama,
pada hari yang sama dengan uji coba 1 RM pertama. Tiga tes (Arm Curl, Chair Stand, Up
and Go) yang dijelaskan oleh Rikli dan Jones digunakan untuk menilai kekuatan tubuh
bagian atas dan bawah. Tes tambahan (Lift and reach) yang dijelaskan oleh King et al.
digunakan untuk menilai kekuatan tubuh bagian atas. Urutan tes diimbangi untuk mengontrol
efek urutan. Sebelum penilaian, peneliti dengan jelas menggambarkan setiap tes fungsional
kepada peserta, dan demonstrasi kembali digunakan untuk memverifikasi pemahaman dan
bentuk yang benar. Semua tes dalam deretan kebugaran fungsional adalah tes dengan dibatasi
waktu. Untuk tes Arm Curl, Lift and Reach, dan Chair Stand, peserta didorong untuk
menyelesaikan sebanyak mungkin pengulangan dalam jangka waktu 30 detik. Jika peserta
lelah, mereka diizinkan untuk beristirahat dan kemudian melanjutkan aktivitas tes selama
mereka tidak memperpanjang waktu melebihi batas 30 detik. Untuk tes Up and Go, waktu
maksimum yang diperlukan untuk menyelesaikan tes dicatat. Meskipun periode istirahat
diizinkan untuk peserta jika mereka tidak dapat menyelesaikan tes Up and Go pada satu
waktu, semua peserta dapat melakukannya, dan tidak ada waktu istirahat diperlukan.
Tes Arm Curl diselesaikan dengan cara peserta duduk di kursi standar dengan
sandaran lurus pada ketinggian yang memungkinkan kedua kaki rata di lantai. Peserta
memegang dumbel standar (5 lb untuk wanita, 8 lb untuk pria) dengan tangan dominan lalu
mengangkat dan menurunkannya melalui berbagai gerakan, sambil menstabilkan lengan atas
di sisi mereka untuk memastikan bahwa hanya sendi siku yang terlibat dalam pergerakan.
Jumlah gerakan melingkar penuh diselesaikan dalam waktu 30 detik dengan gerakan yang
baik dicatat sebagai skor untuk tes ini.
Tes Lift and Reach diselesaikan dengan cara peserta duduk di meja standar, di kursi
bersandaran tegak pada ketinggian yang memungkinkan kedua kaki rata di lantai. Peserta
memegang dumbel standar (10 lb untuk wanita, 20 lb untuk pria) secara horizontal, di antara
kedua tangan dan berulang kali mengangkatnya dari permukaan meja ke atas kotak 13 inci
(diletakkan di atas meja) dan kembali lagi ke permukaan meja. Jumlah gerakan pengangkatan
penuh yang diselesaikan dalam 30 detik dicatat sebagai skor untuk tes ini.
Tes chair stand selesai dengan peserta duduk di kursi bersandaran tegak pada
ketinggian yang memungkinkan kedua kaki rata di lantai. Peserta melipat kedua tangan di
dada untuk mencegah mereka menggunakan bantuan dan kemudian berulang kali berdiri
dengan posisi tegak penuh dan segera duduk kembali di kursi. Jumlah gerakan lengkap
dengan performa bagus dalam 30 detik dicatat sebagai skor untuk tes ini.
Tes Up and Go diselesaikan dengan peserta duduk di kursi dengan sandaran lurus
yang sama dan kedua kaki rata di lantai. Sebuah kerucut lalu lintas berwarna oranye
ditempatkan tepat 8 kaki di depan kursi (diukur dari tepi kursi bagian depan). Peserta berdiri
tanpa membantu diri mereka dengan tangan mereka, berjalan cepat di sekitar kerucut, dan
kembali ke posisi duduk semula di kursi. Jumlah detik yang diperlukan untuk berdiri,
berjalan di sekitar kerucut, dan duduk lagi dicatat sebagai skor untuk tes ini.
 
Analisis statistik
Data dianalisis menggunakan SPSS versi 14.0. Karakteristik kelompok
dideskripsikan menggunakan statistik deskriptif, sedangkan perbedaan antar kelompok
berdasarkan jenis kelamin dievaluasi menggunakan uji analisis variat dan uji t sampel
independen. Analisis korelasi Pearson digunakan untuk memperkirakan kekuatan hubungan
antara maksimal kekuatan dan nilai-nilai tes kebugaran fungsional. Signifikansi statistik
ditetapkan pada P < 0,05. Semua data dilaporkan sebagai rata-rata ± standard error.
 
HASIL
Dua puluh pria dan 20 wanita menyelesaikan penelitian. Karakteristik peserta
dijelaskan pada Tabel 1. Tidak ada perbedaan signifikan yang ditemukan antara pria dan
wanita untuk usia, indeks massa tubuh, atau fungsi pernapasan. Pria memiliki massa tubuh
yang jauh lebih besar daripada wanita ( P < 0,01). Meskipun ada perbedaan jenis kelamin
yang signifikan dalam kekuatan tubuh bagian atas dan bawah yang ditemukan dengan 1 RM
pengujian ( P < 0,001), tidak ada tes kebugaran fungsional yang menangkap perbedaan ini
(Tabel 1).
Di antara tes kebugaran fungsional tubuh bagian atas, Arm Curl memiliki hubungan
yang cukup kuat dengan kedua uji chest press (uji coba 1: r = 0,55, P < 0,01; uji coba 2: r =
0,56, P < 0,01), sedangkan tes Lift and Reach tidak. Untuk tes kebugaran fungsional tubuh
bagian bawah , Chair stand memiliki hubungan yang cukup kuat dengan kedua uji leg press
(uji coba 1: r = 0,46, P < 0,01; uji coba 2: r = 0,38, P < 0,05), meskipun tes Up and Go tidak.

 DISKUSI
Semua tes 1 RM ditoleransi dengan baik oleh peserta, terlepas dari kelemahan atau
gangguan pernapasan. Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya menunjukkan keamanan
pengujian 1 RM untuk orang dewasa yang sehat dan usia tua. Penggunaan tes 1 RM, yang
lama dianggap sebagai baku emas tes laboratorium untuk penilaian kekuatan, tampaknya
tidak terhambat oleh gangguan pernapasan atau disabilitas fisik. Selain itu, perbedaan jenis
kelamin dalam kekuatan tubuh bagian atas dan bawah yang terlihat pada populasi yang lebih
tua dan sehat juga diamati pada orang tua yang lemah dengan PPOK.
Tiga dari tes kebugaran fungsional yang digunakan dalam penelitian ini (Arm Curl,
Chair Stand, dan Up and Go) sebelumnya telah divalidasi dengan orang dewasa tua yang
sehat dan tinggal di komunitas. Tes Arm Curl dan Chair Stand dikembangkan dan divalidasi
dengan nilai 1 RM chest dan leg press oleh Rikli dan Jones dan Jones dkk., khusus digunakan
sebagai ukuran kekuatan pengganti dalam pengaturan klinis. Hasil penelitian kami
memvalidasi kegunaannya dengan individu yang lemah dan sakit kronis. Namun, tes Up and
Go awalnya dikembangkan dan divalidasi oleh Podsiadlo dan Richardson sebagai ukuran
pengganti keseimbangan dan kecepatan daripada kekuatan. Rikli dan Jones kemudian
memodifikasi dan memvalidasinya sebagai pengukuran gabungan dari kekuatan, yang
melibatkan tetapi tidak murni fungsi kekuatan, serta kecepatan, kelincahan, dan
keseimbangan. Konsisten dengan penelitian validasi asli, hasil kami tidak mendukung
penggunaan uji Up and Go sebagai pengganti untuk pengukuran kekuatan.
Tes fungsional keempat (Lift and Reach) belum divalidasi menurut pengetahuan
kami. Meskipun sebelumnya digunakan oleh King dkk. untuk penilaian orang dewasa yang
lebih tua di komunitas, studi kami adalah studi kedua yang menemukan bahwa tes itu adalah
pengganti yang tidak valid untuk chest press 1 RM. Ritchie dkk. mengevaluasi dua uji coba
tes Lift and Reach terhadap satu uji coba 1 chest press dada pada 25 orang dewasa sehat, usia
menengah hingga tua. Mereka menemukan Lift dan Reach sebagai ukuran kekuatan tubuh
bagian atas yang dapat diandalkan tetapi tidak valid. Meskipun prosedur uji Lift and Reach
yang digunakan oleh Ritchie dkk., yang melibatkan periode pengukuran 60 detik daripada 30
detik , mungkin telah memengaruhi validitasnya sebagai ukuran kekuatan, periode pengujian
kami, yang hanya setengah waktu dari pengujian yang asli, menghasilkan temuan serupa. Tes
Lift and Reach adalah tes pengganti yang tidak sesuai untuk penilaian klinis kekuatan pada
orang dewasa yang sehat atau lemah, lanjut usia.
Kegagalan tes kebugaran fungsional untuk mengidentifikasi perbedaan jenis kelamin
dalam kekuatan adalah temuan yang tidak terduga . Untuk tes kekuatan tubuh bagian atas, ini
mungkin karena modifikasi dari tes Arm Curl dan Lift and Reach, sehingga wanita
mengangkat dumbel yang lebih ringan (kurang berat) daripada pria. Efek serupa mungkin
telah dibuat untuk tes Chair Stand dan Up and Go berdasarkan massa tubuh yang berbeda.
Pria, dengan berat badan lebih besar, pada dasarnya tidak mampu untuk pengukuran kekuatan
tubuh bagian bawah menggunakan dua tes ini. Dalam studi validasi mereka, Jones dkk.
melaporkan nilai keseluruhan untuk tes Chair Stand tanpa gangguan berdasarkan jenis
kelamin. Namun, mereka juga melaporkan kekuatan 1 RM leg press sebagai ukuran relatif
beban/massa tubuh. Hal ini mengurangi kekuatan maksimal menjadi nilai-nilai kecil yang
tidak terlalu berarti yang tidak menyoroti perbedaan berdasarkan jenis kelamin. Ritchie dkk.
kemudian memvalidasi tes Chair Stand 60 detik dengan nilai leg press 1 RM dilaporkan
secara agregat dan berdasarkan jenis kelamin. Sayangnya, meskipun terlihat ada perbedaan
berdasarkan jenis kelamin dalam kekuatan maksimal tes Chair Stand, hal ini tidak dibahas
secara signifikan. Jika, memang, uji Chair Stand 60 detik secara akurat menangkap
perbedaan kekuatan antara pria dan wanita, itu tampaknya menjadi ukuran kekuatan
pengganti yang lebih valid daripada tes Chair Stand 30 detik yang digunakan dalam
penelitian ini. Meskipun kurangnya perbedaan menciptakan lapangan permainan yang setara
untuk pria dan wanita, ini mungkin memiliki makna yang tidak dapat diapresiasi ketika
pengujian diterapkan pada kelompok besar. Peneliti dan dokter setidaknya harus menyadari
fenomena ini ketika mengevaluasi kelompok dan individu.
Penelitian ini memiliki batasan yang tidak diragukan. Ukuran sampel yang kecil yaitu
40 peserta. Namun, dibagi secara merata berdasarkan jenis kelamin, yang mendukung
generalisasi temuan. Meskipun 20 pria dan wanita yang berpartisipasi dalam penelitian kami
memiliki massa tubuh yang berbeda secara signifikan, perbedaan ini hilang ketika dihitung
sebagai indeks massa tubuh (berat/tinggi). Selain itu, penelitian ini, meskipun kecil, dibangun
berdasarkan karya Ritchie dkk., yang menggunakan sampel yang lebih kecil dari orang
dewasa yang lebih muda dan sehat untuk memvalidasi tes Chair Stand sebagai pengganti
kekuatan tubuh bagian bawah.
Ini adalah penelitian pertama yang memvalidasi dua tes kebugaran fungsional sebagai
ukuran pengganti kekuatan pada orang tua yang lemah dengan PPOK. Data kami mendukung
penerapan uji Arm Curl untuk pengukuran kekuatan tubuh bagian atas dan uji Chair Stand
untuk pengukuran kekuatan tubuh bagian bawah dalam bidang klinis atau komunitas, di mana
tes laboratorium objektif tradisional tidak layak. Kedua tes ini singkat dan dapat diselesaikan
dengan peralatan dan pengawasan minimal. Karakteristik ini diharapkan untuk lingkungan
perawatan kesehatan yang hemat biaya, di mana dokter dipanggil untuk memberikan
penilaian menyeluruh dan akurat dengan sumber daya yang terbatas. Meskipun mungkin
dianggap diinginkan oleh beberapa dokter untuk memiliki beberapa tes lapangan yang dapat
digunakan untuk mengukur kekuatan di luar pengaturan laboratorium, berdasarkan temuan
kami, direkomendasikan bahwa pengujian fungsional dibatasi untuk tes Arm Curl dan Chair
Stand.

Anda mungkin juga menyukai