Anda di halaman 1dari 12

DAFTAR ISI

Daftar Isi  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .   .  .  .  .  .  .   
Kata Pengantar  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .
BAB 1 : PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .
B.     Rumusan Masalah  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .   .
C.     Tujuan Penelitian  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .
D.     Manfaat Penelitian  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .
E.      Hipotesis  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  
BAB 2 : PEMBAHASAN
A.     Pengertian Kebijakan Moneter dan Fiskal  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .
B.     Tujuan Kebijakan Moneter dan Fiskal  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .
C.     Instrumen Kebijakan Moneter dan Fiskal  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  . .  .
D.     Peran Kebijakan Moneter dan Fiskal  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .
E.      Pengaruh Kebijakan Moneter dan Fiskal Terhadap Kehidupan Rakyat Banyak  . 
BAB 3 : PENUTUP
A.     Kesimpulan  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .
B.     Saran  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .   .   .
C.     Rekomendasi  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .   .  .  .  .  .  . .  .  .  .  .  .  .  . .  .
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang
KEBIJAKAN FISKAL DAN MONETER

    Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
   
    Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah
ilmiah ini.
   
    Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk
masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
BAB 1
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang

Ilmu ekonomi adalah sebuah cabang ilmu dari pengetahuan sosial yang tidak bisa lepas
dalam kehidupan sehari-hari karena melalui ilmu ekonomi inilah setiap manusia dapat
memenuhi kebutuhan hidupnya, baik sebagai individu maupun sebagai satu kesatuan atau
dikenal dengan organisasi. Dalam hal ini, organisasi yang merupakan kesatuan dari setiap
individu disebut dengan negara.

Berbicara soal negara, tentu tidak bisa dilepaskan dari cabang ilmu pengetahuan sosial
lainnya yaitu ilmu politik. Melalui ilmu politik ini individu-individu yang terlibat dalam
organisasi yang disebut sebagai negara dapat memainkan perannya untuk mengatur sebuah
negara agar dapat mencapai tujuannya yang telah dicita-citakan melalui semua kebijakan,
termasuk kebijakan ekonomi.

Pentingnya perekonomian dibagi menjadi tiga bagian yang pertama, pentingnya ilmu
ekonomi untuk perseorangan (individu), kedua pentingnya ilmu ekonomi untuk dunia usaha,
dan ketiga, pentingnya ilmu ekonomi untuk bangsa dan Negara. [1]
Krisis global dapat membuat keadaan perekonomian di berbagai Negara sangat
menghawatirkan dan membuat tingkat perekonomian menerun tajam, yang mengakibatkan
suasana ketidakpastiannya sangat tinggi terhadap masa depan suatu Negara yang
mengalaminya.  Untuk mengatasi dan mencegah terjadinya krisis global Negara Indonesia
melakukan kebijakan-kebijakan yang bertujuan agar kondisi perekonomian Indonesia pulih
kembali.

Kebijakan yang akan dibahas yaitu kebijakan fiskal  dan kebijakan moneter.  Kebijakan fiskal
yang dilakukan pemerintah merupakan kebijakan di dalam bidang perpajakan (penerimaan)
dan pengeluarannya, sedangkan kebijakan moneter adalah langkah-langkah yang dijalankan
oleh Bank Sentral untuk mengawasi jumlah uang yang berada di tangan masyarakat. Kedua
kebijakan ini merupakan wahana utama bagi peran aktif pemerintah dibidang ekonomi.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa Itu Kebijakan Moneter dan Fiskal?
2.      Apa Tujuan Kebijakan Moneter dan Fiskal?
3.      Apa Saja Instrumen Kebijakan Moneter dan Fiskal?
4.      Bagaimana Peran Kebijakan Moneter dan Fiskal Dalam Perekonomian Nasional?

C.     Tujuan
1.      Untuk Mengetahui Apa Itu Kebijakan Moneter dan Fiskal.
2.      Untuk Mengetahui Tujuan Dari Kebijakan Moneter dan Fiskal.
3.      Untuk Mengetahui Instrumen Kebijakan Moneter dan Fiskal.
4.      Untuk Mengetahui Bagaimana Peran Kebijakan Moneter dan Fiskal Terhadap Perekonomian
Nasional.
BAB 2
PEMBAHASAN

A.     Pengertian Kebijakan Moneter dan Fiskal


1.      Kebijakan Moneter
Kebijakan Moneter adalah suatu usaha dalam mengendalikan keadaan ekonomi makro agar
dapat berjalan sesuai dengan yang diinginkan melalui pengaturan jumlah uang yang beredar
dalam perekonomian. Usaha tersebut dilakukan agar terjadi kestabilan harga dan inflasi serta
terjadinya peningkatan output keseimbangan. Berikut beberapa pengertian kebijakan moneter
menurut para ahli.
a.       Menurut Soeharsono Sagir. Kebijakan moneter menunjukka kemampuan bank
indonesia sebagai bank sentral untuk mencapai sasaran tunggalnya, yaitu mencapai dan
memelihara kestabilan nilai rupiah (inflasi dan nilai tukar rupiah terkendali).
b.      Menurut Sadono Sukirno. Kebijakan moneter adalah langkah-langkah bank sentral
untuk memengaruhi jimlah penawaran uang dan suku bunga dalam perekonomian dengan
tujuan mengawasi bentuk-bentuk pinjaman dan investasi yang dilakukan oleh bank-bank
perdagangan.
c.       Menurut Suryana. Kebijakan moneter adalah kebijakan pemerintah untuk memengaruhi
jalannya perekonomian dengan cara memengaruhi penawaran uang dalam masyarakat atau
dengan cara memengaruhi tingkat bunga.
Dengan kata lain, Kebijakan moneter adalah proses di mana pemerintah, bank sentral, atau
otoritas moneter suatu negara kontrol suplai (i) uang, (ii) ketersediaan uang, dan (iii) biaya
uang atau suku bunga untuk mencapai menetapkan tujuan berorientasi pada pertumbuhan dan
stabilitas ekonomi.
2.      Kebijakan Fiskal
Kebijakan Fiskal adalah kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah dalam rangka
mendapatkan dana-dana dan kebijaksanaan yang ditempuh oleh pemerintah untuk
membelanjakan dananya tersebut dalam rangka melaksanakan pembangunan. Atau dengan
kata lain, Kebijakan Fiskal adalah suatu kebijakan ekonomi dalam rangka mengarahkan
kondisi perekonomian untuk menjadi lebih baik dengan jalan mengubah penerimaan dan
pengeluaran pemerintah. Kebijakan ini mirip dengan kebijakan moneter untuk mengatur
jumlah uang beredar, namun kebijakan fiskal lebih menekankan pada pengaturan pendapatan
dan belanja pemerintah. Instrumen kebijakan fiskal adalah penerimaan dan pengeluaran
pemerintah yang berhubungan erat dengan pajak.
Pada dasarnya yang dimaksud penerimaan negara adalah pajak-pajak dan berbagai pungutan
yang dipungut pemerintah dari perekonomian dalam negeri, yang menyebabkan kontraksi
dalam perekonomian. Dengan demikian hibah dari negara donor serta pinjaman luar negeri
tidak termasuk dalam penerimaan negara. Adapun yang dimaksud pengeluaran negara adalah
semua pengelaran untuk operasi pemerintah dan pembiayaan berbagai proyek di sektor
negara maupun badan usaha milik negara.
B.     Tujuan Kebijakan Moneter dan Fiskal
1.      Tujuan Kebijakan Moneter
Tujuan kebijakan moneter seperti halnya kebijakan ekonomi pada umumnya adalah
keseimbangan intern (Internal Balance) dan keseimbangan ekstern (External Balance).
Kebijakan intern biasanya diwujudkan oleh terciptanya kesempatan kerja yang tinggi dan
dipertahankannya laju inflasi yang rendah. Sedangkan keseimbangan ekstern dipertahankan
agar neraca pembayaran internasional (Balance of Payment) seimbang dalam arti bahwa
neraca pembayaran internasional tidak defisit dan surplus.
Berikut beberapa tujuan kebijakan moneter :
1.1 Menjaga Stabilitas Ekonomi
Stabilitas ekonomi adalah suatu keadaan di mana pertumbuhan ekonomi berlangsung secara
terkendali dan berkelanjutan. Artinya, pertumbuhan arus barang/jasa dan arus uang berjalan
seimbang.
1.2 Meningkatkan Kesempatan Kerja
Kesempatan kerja akan meningkat bila produksi meningkat. Peningkatan produksi biasanya
diikuti dengan perbaikan nasib para karyawan ditinjau dari segi upah maupun keselamatan
kerja. Perbaikan upah dan keselamatan kerja akan meningkatkan taraf hidup karyawan dan
pada akhirnya kemakmuran dapat tercapai.

1.3 Menjaga Kestabilan Harga


Kestabilan harga ditandai dengan stabilitas harga barang dari waktu ke waktu. Harga yang
stabil menyebabkan masyarakat percaya bahwa membeli barang pada tingkat harga sekarang
sama dengan tingkat harga yang akan datang, atau daya beli uang dari waktu ke waktu adalah
sama.
1.4  Sebagai Neraca Pembayaran Internasional
Neraca pembayaran dapat dikatakan dalam keadaan seimbang apabila jumlah nilai barang
yang diekspor sama dengan nilai barang yang diimpor. Untuk mendapatkan neraca
pembayaran yang seimbang, pemerintah sering menjalankan kebijakan moneter. Contohnya
adalah dengan cara melakukan devaluasi.
1.5  Mencegah Terjadinya Inflasi
Dilakukan dengan mengurangi jumlah uang beredar denga melakukan kebijakan pasar
terbuka
1.6  Memperluas, memperlancar dan mengatur lalu lintas pembayaran uang giral.
2.      Tujuan Kebijakan Fiskal
Secara umum kebijakan fiskal ditujukan untuk memelihara stabilitas ekonomi sehingga
pendapatan nasional dapat ditingkatkan sesuai dengan penggunaan sumber daya dan
efektifitas kegiatan masyarakat tanpa harus mengabaikan redistribusi pendapatan dan upaya
kesempatan kerja. Tujuan tersebut ditempuh dengan cara-cara sebagai berikut.
1.1  Meningkatkan Laju Investasi;
1.2  Meningkatkan Kesempatan Kerja;
1.3  Mendorong Investasi Optimal Secara Sosial;
1.4  Meningkatkan Stabilitas di tengah Ketidakstabilan Ekonomi Internasional.
C.     Instrumen Kebiajakan Moneter dan Fiskal
1.      Instrumen Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter dibedakan menjadi kebijakan yang bersifat kuantitatif dan kualitatif.
Kebijakan moneter kuantitatif adalah suatu kebijakan umum yang bertujuan untuk
memengaruhi jumlah penawaran uang dan tingkat bunga dalam perekonomian. Sedangkan
kebijakan moneter kualitatif adalah kebijakan yang bersifat melakukan pilihan atas beberapa
aspek dari masalah moneter yang dihadapi pemerintah.
a.      Kebijakan Moneter Kuantitatif
Kebijakan moneter dalam rangka untuk memengaruhi jumlah uang beredar yang bersifat
kuantitatif antara lain sebagai berikut.
1)       Discount policy (politik diskonto)
2)      Open market policy (politik pasar terbuka atau operasi pasar terbuka)
3)      Cash Receive Ratio (politik cadangan kas atau giro wajib minimum)
b.      Kebijakan Moneter Kualitatif
Kebijakan Moneter Kualitatif meliputi pengawasan kredit selektif dan imbauan moral (Moral
Persuasion).
1)      Pengaawasan Kredit Selektif
Kebijakan kredit selektif adalah kebijakan mengurangi jumlah uang yang beredar
dimasyarakat dengan cara menentukan syarat-syarat yang ketat Bank yang ingin memberikan
kredit harus memerhatikan syarat-syarat kredit yang dikenal dengan 5C (Character,
Collateral, Capital, Capacity, and Condition Of Economy). Dengan kebijakan kredit ketat ini,
bank sentral dapat mengontorol jumlah uang yang beredar di masyarakat. Langkah kebijakan
ini dapat diambil pada saat ekonomi mengalami inflasi.
2)      Imbauan Moral ( Moral Persuasion)
Untuk memengaruhi jumlah uang yang beredar, bank sentral dapat mengeluarkan pidato,
pengumuman atau edaran kepada bank umum dan pelaku moneter lain yang berupa larangan
atau ajakan. Mislanya, larangan atau ajakan untuk menahan pinjaman atau melepaskan
pinjaman pada waktu tertentu.

Kebijakan-kebijakan diatas dapat dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu


a)      Politik Uang Ketat
Politik uang ketat, yaitu politik bank sentral untuk mengurangi jumlah uang yang beredar,
bisa dilakukan dengan cara:
-         Menjual surat berharga SBI (politik pasar terbuka);
-         Meningkatkan suku bunga (politik diskonto);
-         Menaikkan cadangan kas minimum (politik cadangan kas);
-         Memperketat syarat pemberian kredit (politik kredit selektif
b)      Politik Uang Longgar
Politik uang longgar, yaitu politik bank sentral untuk menambah jumlah uang yang beredar,
bisa dilakukan dengan cara:
-         Membeli surat-surat berharga dari masyarakat (politik pasar terbuka)
-         Menurunkan suku bunga (politik diskonto)
-         Menurunkan cadangan kas minimum (politik cadangan kas)
-         Memperlonggar syarat pemberian kredit (politik kredit longgar)
2.      Instrumen Kebijakan Fiskal
Instrumen kebijakan fiskal adalah penerimaan dan pengeluaran negara yang berhubungan
dengan pajak.
Sacara garis besar kebijakan fiskal dapat dijalankan melalui empat jenis pembiayaan, antara
lain:
a.      Kebijakan Anggaran Belanja Seimabang
Anggaran belanja seimbang adalah penyesuaian anggaran negara dengan cara menyesuaikan
antara anggaran tersedia dengan keadaan realita. Tujuannya adalah untuk mencapai anggaran
berimbang dalam jangka panjang.
Jika terjadi inflasi, anggaran surplus digunakan. Sedangkan ketika terjadi ketidak stabilan
ekonomi maka digunkan anggaran defisit.
Kebijakan anggaran yang digunakan setiap negara satu sama lain tergantung pada keadaan
perekonomian dan arah yang hendak dicapai baik dalam jangka pendek maupun jangka
panjang. Kita mengenal ada empat macam anggaran, antara lain sebagai berikut:
1)      Anggaran Seimabang
Anggaran seimbang adalah anggaran yang disusun dengan pendapatan totalnya sama atau
seimbang dengan pengeluaran totalnya. Tujuannya untuk memelihara stabilitas ekonomi dan
mencegah terjadinya defisit.
2)      Anggaran Dinamis
Anggaran dinamis adalah anggaran yang selalu meningkat dibandingkan anggaran tahun
sebelumnya. Selain itu diusahakan meningkatkan pendapatan dan penghematan dalam
pengeluarannya, sehingga dapat meningkatkan tabungan pemerintah atau negara untuk
kemakmuran masyarakat.
3)      Anggaran Defisit
Anggaran defisit adalah suatu bentuk anggaran dengan jumlah realisasi pendapatan negara
lebih kecil daripada jumlah realisasi pengeluaran negara. Hal ini memang sudah direncanakan
untuk defisit. Pemerintah kita menerapkan anggaran defisit ini sejak tahun 2000. Ada empat
cara untuk mengukur defisit anggaran, yaitu:
a)      Defisit Konvensional, yaitu defisit yang dihitung berdasarkan selisih anatara otal belanja dan
total pendapatan, termasuk hibah,
b)      Defisi Moneter, yaitu selisih anatara total belanja pemerintah (diluar pembayaran pokok atau
utang) dan total pendapatan (diluar penerimaan utang),
c)      Defisit Operasional, yaitu defisit moneter yang diukur dalam nilai ril dan bukan nilai
nominal,
d)      Defisit Primer, yaitu selisih anatara belanja (di luar pembayaran pokok dan bunga utang) dan
total pendapatan.
4)      Anggaran Surplus
Anggaran surplus adalah anggaran dengan penerimaan negara lebih besar dari pada
pengeluaran. Kebijakan ini dijalankan bila keadaan ekonomi sedang dilandai inflasi
(kenaikan harga secara terus menerus), sehingga anggaran harus menyesuaikan kenaikan
harga barang atau jasa.
b.      Kebijakan Anggaran Pembiayaan Fungsional
Dalam hal ini pengeluaran dan penerimaan pemerintah ditentukan dengan melihat akibat-
akibat tidak langsung terhadap pendapatan nasional terutama guna meningkatkan kesempatan
kerja (employment). Misalnya kebijakan perajakan. Di satu pihak pajak berfungsi sebagai
sumber penerimaan pemerintah, dilain pihak pajak dipakai untuk mengatur prngrluaran
swasta maupun individu. Sehingga dalam kondisi banyaknya pengangguran, pajak sama
sekali tidak diperlukan.
c.       Kebijakan Stabilitas Anggaran Otomatis
Dengan kebijakan stabilitas anggaran otomatis, pengeluaran pemerintah akan ditentukan
berdasarkan atas perkiraan manfaat dan baiaya relatif fari berbagai macam program dan pajak
akan ditentukan sehingga menimbulkan surplus dalam periode kesempatan kerja penuh.
Apabila terjadi deflasi, program pengeluaran pemerintah tidak akan diubah, namun
penerimaan dari pajak akan diturunkan terutama dari pajak pendapatan. Oleh karena itu, akan
terjadi keadaan pengeluaran lebih besar dari pada penerimaan (defist dalam anggaran belanja)
dan hal ini akan mendorong perkembangan sektor swasta kembali bergairah sampai
tercapainya kesempatan kerja penuh. Sebaliknya, dalam masa inflasi ada kenaikan dalam
penerimaan pemerintah yang berasal dari pajak pendapatan dan tidak perlu banyak tunjangan
pengangguran, sehingga akan ada surplus anggaran belanja.
d.      Kebijakan Pengelolaan Anggaran
Pada pendekatan ini pengeluaran pemerintah, perpajakan dan pinjaman senantiasa
dihubungkan. Hubungan langsung antara pengeluaran pemerintah dan perpajakan selalu
dibuat guna memperkecil ketidakstabilan ekonomi sehingga pada suatu saat dapat terjadi
maupun surplus. Kebijakan anggaran defisit adalah pengaturan pengeluaran negara lebih
besar daripada penerimaan negara. Kebijakan ini biasa diterapkan dalam keadaan deflasi,
yaitu suatu keadaan yang menunjukkan jumlah barang-barang dan jasa berkembang lebih
cepat daripada perkembangan jumlah uang. Dalam keadaan deflasi harga-harga menjadi
turun, perdagangan menjadi lesu, akibatnya uang sukar diperoleh, daya beli masyarakat
berkurang, produksi menurun, dan pengangguran meluas. Sedangkan kebijakan anggaran
surplus adalah pengaturan pengeluaran negara lebih kecil daripada penerimaan. Kebijakan ini
biasa diterapkan dalam keadaan inflasi, yaitu suatu keadaan jumlah uang yang beredar
berkembang lebih cepat daripada perkembangan jumlah barang dan jasa.

D.    Peran Kebijakan Moneter dan Fiskal


1.      Peran kebijakan Moneter
Setiap negara perlu menerapkan kebijakan moneter dengan benar untuk menjaga
perekonomian negaranya. Berikut peran dari kebijakan moneter yang penting untuk suatu
negara:
1)      Kebijakan menetapkan cash ratio
2)      Kebijakan suku bunga kredit
3)      Kebijakan suku bunga deposito
4)      Kebijakan Mempertahankan kestabilan harga
5)      Mengendalikan uang dengan menjual atau membeli surat berharga
6)      Memainkan tingkat bunga bank sentral pada bank umum
7)      Memainkan jumlah cadangan perbankan
8)      Imbauan moral kepada pelaku ekonomi
9)      Kebijakan nilai tukar uang
10)  Mengatur persediaan uang dan barang

2.      Peran Kebijakan Fiskal


Pada dasarnya, peran kebijakan fiskal berkesinambungan dengan tujuan di atas. Berikut peran
kebijakan fiskal:
1)      Menurunkan Tingkat Inflasi

2)      Menanggulangi Inflasi

3)      Meningkatkan Produk Domestik Bruto

4)      Mengurangi Tingkat Pengangguran

5)      Meningkatkan Pendapatan Masyarakat

6)      Meningkatkan Laju Investasi


7)      Mendorong Investasi Optimal Secara Sosial

8)      Meningkatkan stabilitas perekonomian di tengah ketidakstabilan internasional

9)      Meningkatkan dan Mendistribusikan Pendapatan Nasional

10)  Menyejahterakan Masyarakat

E.     Keterkaitann Kebijakan Moneter dan Fiskal


Kebijakan pemerintah dalam mengurangi ketidakstabilan ekonomi pada mulanya hanya
menggunakan kebijakan moneter. Misalnya, dengan memperketat atau memperlonggar
jumlah kredit (tight/easy money policy) yang diberikan oleh bank-bank umum, mengubah
tingkat suku bank (politik diskonto), dan operasi pasar terbuka (membeli atau menjual
suratsurat berharga). Dalam kondisi inflasi, pemerintah melakukan kebijakan moneter yang
bersifat mengurangi jumlah uang beredar dengan melakukan kebijakan pasar terbuka. Apa
sajakah kebijakan pasar terbuka itu?
Di antaranya dengan menjual Sertifikat Bank Indonesia (SBI) atau obligasi negara,
menaikkan suku bunga (politik diskonto), menaikkan cadangan kas minimum bank umum,
kebijakan kredit selektif, pemotongan nilai mata uang dalam negeri (sanering), memusnahkan
uang lama, membatasi pencetakan uang baru. Sedangkan dalam keadaan depresi, pemerintah
melalui Bank Sentral menambah jumlah uang beredar dengan membeli SBI atau obligasi
negara, menekan tingkat suku bunga bank, dan melonggarkan jumlah kredit bank. Dengan
demikian, maka investasi dalam perekonomian diharapkan akan terus meningkat dan depresi
akan teratasi.
Namun, kebijakan moneter saja kadang tidak dapat mengatasi depresi. Sebab tingkat suku
bunga yang sudah begitu rendah ternyata tidak dapat mendorong timbulnya investasi karena
orang lebih senang menyimpan uang tunai.
Dengan adanya kelemahan kebijakan moneter tersebut maka kebijakan fiskal sangat
berperan. Namun, kebijakan fiskal tidak dapat dijalankan secara serta merta (bersifat
kaku/kurang fleksibel) karena harus dilakukan melalui serangkaian birokrasi (misalnya
perubahan APBN pada pertengahan tahun anggaran) dan pada umumnya kebijakan moneter
lebih dapat diterima masyarakat daripada kebijakan fiskal.
Untuk itu, kombinasi antara keduanya sangat diperlukan dalam menanggulangi inflasi atau
deflasi, misalnya dengan politik harga, pengawasan harga, penjatahan, dan sebagainya.
BAB 3
PENUTUP
A.     Kesimpulan
Kebijakan moneter adalah proses mengatur persediaan uang sebuah negara untuk mencapai
tujuan tertentu; seperti menahan inflasi, mencapai pekerja penuh atau lebih sejahtera.
Kebijakan Moneter bertumpu pada hubungan antara tingkat bunga dalam suatu
perekonomian, yaitu harga di mana uang yang bisa dipinjam, dan pasokan total uang.
Kebijakan fiskal adalah kebijakan ekonomi yang digunakan pemerintah untuk mengelola atau
mengarahkan perekonomian ke kondisi yang lebih baik atau diinginkan dengan cara
mengubah-ubah penerimaan dan pengeluaran pemerintah.
Kedua kebijakan ini sama-sama memiliki peran serta pengaruh yang sangat penting terhadap
perekonomian inodonesia.
B.     Saran
Materi mengenai Kebijakan moneter dan kebijakan fiskal ini diharapkan lebih dimengerti,
dan ditingkatkan lebih baik lagi karena kebijakan moneter dan fiskal sangat terkait dengan
kondisi perekonomian di suatu wilayah atau negara. Dan dapat membantu kita untuk
mengetahui bagaimana kondisi perekonomian di wilayah kita sendiri serta mengatasinya.
DAFTAR PUSTAKA

Sukardi. 2007. Ekonomi SMA/MA kelas XI. Surakarta. CV. Grahadi


Nugraha Putra. 2017. Ekonomi Peminatan Untuk SMA/MA kelas XI. Surakarta.
Departemen Pendidikan
MAKALAH
KEBIJAKAN FISKAL DAN MONETER

OLEH :
PUTRI AYU PERTIWI
TRI HAFIZA

KELAS : XI IPS - B

SMA NEGERI 2 PANGKALAN KURAS


T.P 2019/2020

Anda mungkin juga menyukai