Anda di halaman 1dari 14

Nama : Apriliyani

NIM : 16210118
Prodi : Manajemen

ANALISIS BIAYA-BIAYA PADA PRODUK PABRIK


TAHU ( CV LAKSA MANDIRI )

CV Laksa
mandiri memiliki
delapan karyawan,
yang terdiri dari bagian
pencetakan sebanyak dua orang, bagian penggumpalan 2 orang, bagian menimbang 2 orang,
bagian kayu 2 orang, dan bagian pemasaran 2 orang. Setiap bagian melakukan tugas yang
berbeda-beda.
1. Bagian Penggumpalan
Sebelum melakukan penggumpalan bagian ini terlebih dahulu merendam kacang kedelai
kemudian melakukan proses penggilingan dengan mesin diesel, setelah kacang kedelai digiling
hingga lunak maka masuk ke dalam tahap pembuburan, pada tahap ini kacang kedelai yang
sudah digiling kemudian dimasak selama 30 menit, setelah menjadi bubur maka proses
penggumpalan dilakukan. Bubur kedelai akan diberi bibit tahu kemudian diendapkan hingga
bubur tersebut menggumpal menjadi tahu. Bibit kedelai yang digunakan pada CV Laksa mandiri
ialah air tahu yang telah didiamkan selama satu malam.
2. Bagian Kayu
Bagian ini bertugas untuk memotong kayu yang besar menjadi potonganpotongan yang
kecil sehingga kayu tersebut bisa dibakar, selain itu bagian kayu ini juga bertugas memasukkan
kayu jika kayu dibutuhkan untuk memasak bubur kedelai.
3. Bagian Menimbang
Bagian ini bertugas untuk melakukan penimbangan kacang kedelai ketika kacang akan
diproduksi menjadi tahu, selain itu bagian ini juga bertugas untuk membersihkan kedelai yang
ada digudang sehingga ketika kacang diproduksi kacang dalam keadaan bersih artinya bahwa
tidak ada sampahsampah kecil ataupun batu-batu kecil pada kedelai yang akan diproduksi
tersebut.
4. Bagian Pemasaran
Bagian pemasaran bertugas untuk mengantarkan tahu yang telah diproduksi kepada
langganan yang membeli tahu CV Laksa Mandiri.
5. Bagian Pencetakan
Bagian pencetakan bertugas untuk melakukan pencetakan bubur tahu yang telah
menggumpal dengan menggunakan alat pencetak.

A. Peralatan Produksi Tahu


Terdapat beberapa hal yang harus dipersiapkan sebelum berproduksi yaitu peralatan dan
bahan baku. Peralatan yang digunakan dalam memproduksi tahu masing-masing memiliki fungsi
yang berbeda-beda. Adapun peralatan-peralatan yang digunakan dalam produksi dapat dilihat
pada Tabel 1.
Tabel 1. Peralatan produksi tahu usaha CV Laksa Mandiri
No Keterangan Jumlah (Unit) Biaya (Rp/Unit) Total (Rp)
1 Mesin Diesel 1 8.000.000 8.000.000
2 Mesin Giling 1 4.000.000 4.000.000
3 Tungku Semen 2 1.500.000 3.000.000
4 Tanggok Bambu 1    100.000 100.000
5 Bak Platik 3    400.000 1.200.000
6 Pompa Air 2    300.000 600.000
7 Cetakan 6     80.000 480.000
8 Jerigen 3      5.000   15.000
9 Serok 2    15.000  30.000
10 Kain (50cmx50cm) 6      5.000  30.000
11 Bak Air (1 m2) 1  500.000 500.000
12 Bak Biang( 1 m2) 3 150.000 450.000
13 Lumpang 1 300.000 300.000
Total Biaya Peralatan Produksi ( Rp) 18.705.000
Dari Tabel 1 terlihat bahwa terdapat 13 peralatan yang digunakan untuk proses produksi,
antara lain mesin diesel dan mesin giling, pompa air, tungku semen, cetakan, tanggok bambu,
bak plastik, jerigen, serok, kain, bak air dan bak biang, dan lumpang. Mesin diesel dan mesin
giling yang dimiliki CV Laksa Mandiri ada sebanyak satu unit. Adapun kegunaan mesin diesel
adalah untuk menambah energi listrik yang dibutuhkan dalam proses produksi tahu, sedangkan
mesin giling digunakan untuk menggiling kacang kedelai menjadi bubur.Tungku semen adalah
tungku yang terbuat dari semen yang dicor membentuk tungku, yang berfungsi sebagai tempat
untuk merebus kedelai yangsudah digiling dan untuk merendam tahu ke dalam air kunyit. Usaha
tahu CV Laksa Mandiri memiliki tungku semen sebanyak dua unit. Bak plastik merupakan bak
yang terbuat dari plastik dan berfungsi sebagai tempat penyimpanan air tahu yang digunakan
sebagai bibit untuk menggumpalkan kacang kedelai yang sudah menjadi bubur. CV Laksa
Mandiri memiliki tiga bak plastik.Usaha ini memiliki dua unit pompa air, yang berfungsi untuk
memudahkan akses penggunaan air yang dibutuhkan dalam proses produksi. CV Laksa Mandiri
memiliki cetakan sebanyak 6 dengan fungsi untuk mencetak kedelai yang sudah diolah menjadi
tahu. Jerigen dan bak biang pada usaha masing-masing sebanyak tiga unit, dimana jerigen
berfungsi sebagai tempat menampung air sedang bak biang berfungsi sebagai tempat kedelai
yang sudah menjadi bubur dan sudah siap untuk dicetak. Lumpang digunakan sebagai alat untuk
menggiling kunyit. Dalam rangka menjaga ketahanan peralatan, maka secara berkala pemilik
usaha melakukan pemeliharaan. Pemeliharaan peralatan produksi yang dilakukan oleh pemilik
bertujuan agar kegiatan produksi dapat berjalan lancar yaitu dengan membersihkan sebagian
peralatan dan mengganti beberapa bagian pada mesin yang sudah karat selain itu perawatan yang
dilakukan setiap dua minggu sekali ialah mengganti oli mesin diesel.

B. Proses Produksi Tahu


Bahan baku utama dalam pembuatan tahu adalah kacang kedelai. Usaha tahu pada
penelitian ini membutuhkan kurang lebih dua kuintal kacang kedelai untuk memproduksi tahu
per harinya. Selain itu juga dibutuhkan beberapa bahan baku penunjang lainnya dalam
menghasilkan tahu, yang dapat dilihat pada Tabel 2
Tabel 2. Kebutuhan bahan baku produksi tahu per hari
No Uraian Jumlah
1 Kacang kedelai 200kg
2 Garam 20kg
3 Kunyit 5kg
4 Bibit tahu(air tahu) secukupnya
Sumber : CV Laksa Mandiri, 2013
Berdasarkan Tabel 2 terlihat bahwa dalam satu hari usaha ini mengelola rata-rata
sebanyak 200 kg kacang kedelai, dengan garam yang digunakan kurang lebih sebanyak 10 kg.
Kunyit dalam pembuatan tahu digunakan sebagai pewarna pada tahu tahu kuning. Selain itu
usaha ini juga menggunakan bibit tahu secukupnya, guna mendapatkan bubur kedelai yang
disaring agar memadat menjadi tahu. Adapun proses produksi dari tahu itu sendiri dapat terlihat
dengan jelas pada gambar 3 dan gambar 4.

Gambar 3. Proses produksi tahu putih


Dicuci
Diendapkan dengan bibit tahu
Kedelai
Ampas Tahu
Dimasak sampai mengental
Disaring
Air hangat
Digiling
Ditiriskan
Dicuci
Direndam 1 jam
Dicetak
Tahu putih
Direbus
Berdasarkan gambar tiga terlihat bahwa terdapat beberapa tahapan untuk mengolah
kedelai menjadi tahu. Sebelum dan setelah direndam selama satu jam, kedelai harus dicuci agar
kulit kacangnya mengelupas dan kebersihannya terjaga sehingga tidak cepat masam. Setelah itu
kedelai tersebut ditiriskan, untuk kemudian dilumat menggunakan mesin giling bersamaan
dengan penambahan air hangat hingga menjadi bubur. Bubur kedelai tersebut kemudian dimasak
hingga muncul gelembunggelembung kecil pada suhu 70o – 80o C. Setelah sedikit mengental
bubur kedelai kemudian disaring lalu diendapkan dengan bibit tahu yaitu air tahu dari sisa hasil
proses produksi. Air tahu ditambahkan secukupnya hingga hasil saringan bubur kedelai bisa
menggumpal dan bisa dicetak, sisa hasil saringan yang berupa ampas tahu dapat dijual atau
diolah kembali menjadi oncom.

C. PENENTUAN HPP
a. Perhitungan Harga Pokok Produk Tahu CV Laksa Mandiri
CV Laksa Mandiri sudah melakukan perhitungan harga pokok produksi produk tahu,
namun perhitungan yang dilakukan masih dengan metode yang sederhana dan belum merinci
seluruh biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi. Dalam melakukan perhitungan harga
pokok produksi tahu perusahaan hanya membebankan biaya bahan baku yaitu kacang kedelai,
biaya kayu, serta biaya listrik dan solar. Perhitungan yang dilakukan oleh perusahaan ini belum
memasukkan seluruh biaya overhead pabrik.
Biaya overhead yang dibebankan perusahaan pada perhitungan harga pokok produksi
hanya biaya solar, kayu, dan biaya listrik sedangkan biaya overhead lainnya seperti kain, biaya
pemeliharaan mesin dan peralatan, biaya penyusutan bangunan, mesin, dan peralatan belum
dibebankan oleh perusahaan.Harga jual ditetapkan oleh CV Laksa Mandiri setelah
memperhitungkan harga pokok produksi yang dikeluarkan ditambah dengan keuntungan yang
ingin diperoleh oleh CV Laksa Mandiri. CV Laksa Mandiri memproduksi dua jenis tahu, yaitu
tahu putih dan tahu kuning.
Setengah dari jumlah produksi tahu putih akan diolah lebih lanjut menjadi tahu
kuning dengan cara dicelupkan kedalah air kunyit kurang lebih selama setengah jam.Satu
cetakan tahu menghasilkan delapan puluh potong tahu, satu cetakan tahu membutuhkan dua
kilogram kacang kedelai jadi satu kilogram kacang kedelai menghasilkan empat puluh potong
tahu. Selama bulan April CV Laksa Mandiri memproduksi 5.500 kilogram kacang kedelai yang
menghasilkan 220.000 potong tahu.
Harga satu kilogram kacang kedelai Rp. 6.200. Sedangkan untuk biaya tenaga kerja
langsung dihitung berdasarkan jumlah kedelai yang diproduksi per hari. Untuk memproduksi
satu kilogram kacang kedelai di gaji Rp 1.000 jadi selama bulan April 2013 CV Laksa Mandiri
mengeluarkan biaya tenaga kerja langsung sebesar Rp 5.500.000. Biaya listrik yang dikeluarkan
oleh perusahaan selama April 2013 adalah Rp 127.000, biaya solar Rp 495.000, biaya kayu bakar
Rp 6.000.000, biaya garam Rp 550.000, biaya kunyit Rp 137.500. Untuk lebih jelas memahami
mengenai perhitunggan harga pokok produksi dengan metode perusahaan dapat dilihat pada
Tabel 3 dan Tabel 4.

Tabel 3. Perhitungan harga pokok produksi tahu putih dengan cara perusahaan pada
April 2013
Biaya Kebutuhan/bln Harga/kg(Rp) Harga/liter(Rp) Jumlah(Rp)
Kacang 5.500 6.200 34.100.000
kedelai(kg)
Garam(kg) 700 2.000 1.400.000
Tenaga Kerja 5.500 1.000 5.500.000
Biaya Listrik 127.000
Solar(liter) 110 4.500 495.000
Kayu 4.000 1.000 4.000.000
Total Biaya 44.725.000
Jumlah Produksi (Potong) 220.000
HPP Per Potong 203,50

Gambar 5. Tahu putih


Tabel 4. Perhitungan harga pokok produksi tahu kuning dengan cara perusahaan
Biaya Kebutuhan Satu  Bulan Harga per Kg(Rp) Jumlah(Rp)
(Kg)
Tahu Putih 22.386.000
Kunyit 68,75 2.000 137.500
Kayu Bakar 2.000 1.000 2.000.000
Total Biaya 24.523.500
Jumlah Produksi (Potong) 110.000
HPP/Potong 222,94

Gambar 6 Tahu Kuning


Pada Tabel 3 dan Tabel 4 diketahui bahwa harga pokok produksi tahu putih Rp
203,50 dan harga pokok produksi tahu kuning adalah Rp 222,94 yang diperoleh dari total biaya
dibagi jumlah produksi. Pada tabel tersebut jelas terlihat perbedaan harga pokok produksi antara
tahu putih dan tahu kuning, dimana harga pokok produksi tahu kuning sedikit lebih mahal
dibandingkan dengan harga pokok produksi tahu putih. Perbedaan ini disebabkan oleh karena
pada tahu kuning digunakan kunyit dalam proses produksinya sedangkan untuk tahu putih tidak
menggunakan kunyit, hal inilah yang menyebabkan perbedaan harga pokok produksi dari kedua
jenis tahu tersebut.
b. Perhitungan Harga Pokok Produksi Tahu dengan Metode Full Costing
CV Laksa Mandiri memproduksi dua jenis tahu yaitu tahu putih dan tahu kuning.
Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data produksi pada bulan April 2013. Selama
bulan April CV Laksa Mandiri memproduksi 5.500 kilogram kacang kedelai yang menghasilkan
220.000 potong tahu putih. Setengah dari produksi tahu putih yaitu sebanyak 110.000 potong
akan diolah lebih lanjut menjadi tahu kuning.

1. Tahu Putih
Untuk memproduksi tahu putih dibutuhkan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung, dan biaya overhead pabrik.
A. Biaya Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan untuk membuat tahu putih adalah kacang kedelai dan garam.
CV Laksa Mandiri memproduksi dua jenis tahu yaitu tahu putih dan tahu kuning. Jumlah tahu
kuning yang diproduksi setengah dari produksi tahu putih. Dalam penelitian ini data yang
digunakan adalah data produksi pada bulan April 2013. Jadi untuk menghitung biaya produksi
tahu digunakan dengan data produksi tahu selama satu bulan.Pada produksi tahu CV Laksa
Mandiri biaya kacang kedelai yang digunakan dalam proses produksi selama April 2013 adalah
Rp 34.100.000. Garam digunakan pada produksi tahu agar tahu yang dihasilkan memiliki rasa
namunjumlah garam yang digunakan hanya sedikit yaitu sebanyak 275 kilogram selama bulan
April 2013. Sedangkan untuk bibit tahu digunakan air tahu jadi untuk bibit tahu perusahaan tidak
mengeluarkan biaya. Untuk perhitungan biaya bahan baku yang diperlukan per potong tahu
dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Pengeluaran biaya bahan baku tahu selama satu bulan
Biaya Bahan Baku Kebutuhan slma Harga per Total Biaya(Rp)
1Bln(Kg) kilogram(Rp)
Kacang Kedelai 5.500 6.200 34.100.000
Garam    275 2.000     550.000
Jumlah 34.650.000

Berdasarkan Tabel 5 dapat dilihat bahwa jumlah kacang kedelai yangdibutuhkan dalam
satu bulan sebanyak 5.500 kilogram dengan harga perkilogramnya Rp 6.200 jadi biaya yang
dikeluarkan untuk membeli kacang kedelai selama satu bulan Rp 34.100.000. Garam yang
diperlukan selama satu bulan yaitu sebanyak 275 kilogram. Harga satu kilogram garam Rp 2.000
jadi biaya yang dikeluarkan untuk membeli garam selama bulan April adalah Rp 550.000. Dalam
produksi tahu putih digunakan bibit tahu yang berfungsi sebagai bahan agar tahu dap
menggumpal secara sempurna. CV Laksa Mandiri menggunakan air tahu sisa hasil produksi
pada produksi tahu sebelumnya sehingga perusahaan tidak perlu mengeluarkan biaya untuk
membeli bibit tahu.
Jadi total biaya yang dikeluarkan selama satu bulan untuk tahu putih adalah Rp Rp
34.650.000 dengan jumlah produksi sebanyak 220.000 potong. 
B. Penggunaan Tenaga Kerja Langsung
Tenaga kerja terbagi menjadi dua yaitu tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tidak
langsung. Tenaga kerja tidak langsung yaitu tenaga kerja yang tidak langsung terlibat dalam
proses produksi sedangkan tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang langsung terlibat
dalam proses produksi. Pada CV Laksa Mandiri tenaga kerja yang digunakan hanya tenaga kerja
langsung yaitu meliputi pekerja bagian penggumpalan, pencetakan, penimbangan, dan bagian
kayu.Sistem pembayaran gaji dilakukan berdasarkan jumlah kacang kedelai yang digunakan
pada proses produksi. Satu kilogram kacang kedelai dibayar sebesar Rp 1.000. Selama bulan
April CV Laksa Mandiri memproduksi kacang kedelai sebanyak 5.500 kilogram. Besarnya
pengeluaran biaya untuk tenaga kerja langsung selama satu bulan yaitu Rp 5.500.000
Penggunaan biaya tenaga kerja langsung selama bulan April dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Biaya tenaga kerja langsung selama bulan April
Jmlah Produksi (Kg) Biaya Per kilogram (Rp) Total Biaya (Rp)
5.500 1.000 5.500.000
Jumlah 5.500.000
Dari Tabel 6 dapat dilihat bahwa biaya tenaga kerja langsung yang dikeluarkan selama
bulan April sebanyak Rp 5.500.000 dan tidak ada perbedaan biaya antara tahu putih dan tahu
kuning karena tidak ada perbedaan upah antara tenaga kerja langsung untuk tahu putih dan tahu
kuning.
C. Penggunaan biaya Overhead Pabrik
Biaya overhead pabrik adalah biaya yang mempengaruhi proses produksi secara tidak
langsung. Biaya inilah yang sering kali tidak dihitung secara rinci oleh perusahaan dalam
menghitung harga pokok produksinya. Biaya overhead yang digunakan pada CV Laksa Mandiri
adalah sebagai berikut :
1. Biaya Bahan Penolong
Bahan penolong adalah bahan yang tidak menjadi bagian produk jadi atau bahan yang
meskipun menjadi bagian produk jadi tetapi nilainya relatif kecil dibandingkan dengan harga
pokok produksi tersebut. Pada CV Laksa mandiri, bahan penolong yang digunakan dalam proses
produksi tahu adalah :
a. Kain
Dalam proses produksi tahu, kain digunakan pada saat pencetakan tahu. Tahu yang sudah
menggumpal akan di cetak pada tempat pencetakan, kain tersebut diletakkan pada alat pencetak
tahu kemudian tahu yang sudah menggumpal akan dimasukkan ke dalam alat pencetak. Kain ini
digunakan pada tempat pencetakan agar tahu yang dihasilkan menjadi padat. CV Laksa Mandiri
memiliki 6 kain yang berukuran 50 cm2 x 50 cm2, satu kain menghabiskan biaya Rp 2.500 jadi
biaya yang dikeluarkan selama satu bulan untuk kain adalah Rp 15.000.
Tabel 7. Biaya kain selama satu bulan
Pemakaian Kain (Potong) Biaya Per Potong (Rp) Total Biaya (Rp)
6 2.500 15.000
Jumlah 15.000
b. Kayu Bakar
Kayu bakar digunakan untuk proses pembuburan kedelai. Biaya yang dikeluarkan CV
Laksa Mandiri untuk membeli kayu bakar selama bulan April sebanyak Rp 6.000.000.
Kebutuhan kayu bakar antara tahu kuning dan tahu putih adalah 1:2, berarti tahu kuning
menghabiskan biaya Rp 2.000.000 dan tahu putih Rp 4.000.000.

Tabel 8. Biaya kayu bakar selama satu bulan


Pemakaian Kayu Bakar Biaya Per Kilogram (Rp) Total Biaya (Rp)
(Kg)
4.000 1.000 4.000.000
Jumlah 4.000.000
c. Solar
Solar digunakan sebagai bahan bakar untuk mesin diesel pada usaha Bapak Mumu. Solar
yang digunakan per harinya rata-rata sebanyak 5 liter per 250 kilogram kacang kedelai, selama
satu bulan CV Laksa Mandiri memproduksi 5.500 kilogram kacang kedelai jadi penggunaan
solar selama satu bulan sebanyak 110 liter dengan harga Rp 4.500 per liter jadi biaya yang
dikeluarkan selama bulan April sebesar Rp 495.000. Untuk lebih jelasnya penggunaan bahan
penolong pada produksi tahu CV Laksa Mandiri dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Penggunaan solar selama satu bulan
Pemakaian Solar (Liter) Biaya Per Liter (Rp) Total Biaya (Rp)
110 4.500 495.000
Jumlah 495.000

Tabel 10. Biaya penggunaan bahan penolong per April 2013


Bahan Penolong Total Biaya (Rp)
Kain     15.000
Kay Bakar 4.000.000
Solar   495.000
Jumlah 4.510.000
Biaya Listrik
Listrik digunakan oleh CV Laksa Mandiri untuk memberi penerangan pada saat proses produksi.
Biaya listrik yang dikeluarkan CV Laksa Mandiri pada bulan April adalah Rp 127.000.

Tabel 11. Biaya listrik selama satu bulan


Keterangan Total Biaya (Rp)
Biaya Listrik 127.000
Jumlah 127.000

Biaya Perawatan dan Pemeliharaan Mesin dan Peralatan Biaya perawatan dan
pemeliharaan mesin dilakukan untuk menjaga mesin dan peralatan agar tahan lebih lama.
Pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan oleh CV Laksa Mandiri adalah dengan mengganti
peralatan yang sudah tidak layak pakai dan memperbaiki mesin dan peralatan yang rusak. Biaya
yang dikeluarkan CV Laksa Mandiri untuk pemeliharaan Mesin dan peralatan selama bulan
April ialah Rp 130.000 yang terdiri dari pemeliharaan mesin giling Rp 30.000 dan mesin diesel
100.000. Untuk lebih jelasnya, perhitungan biaya pemeliharaan mesin dan peralatan dijelaskan
pada tbel 12.
Tabel 12. Biaya perawatan dan pemeliharaan mesin dan peralatan selama satu bulan
Keterangan Total Biaya (Rp)
Mesin Diesel 100.000
Mesin Giling 30.000
Jumlah 130.000
Biaya Penyusutan Mesin, Peralatan, dan Bangunan Penggunaan mesin dan peralatan
menyebabkan penyusutan nilai dari mesin dan peralatan yang digunakan tersebut. Penyusutan
yang terjadi menyebabkan menurunnya atau berkurangnya nilai mesin dan peralatan.Untuk
menghitung nilai penyusutan mesin dan peralatan yang digunakan oleh CV Laksa Mandiri
selama bulan April digunakan dengan metode umur ekonomis atau disebut dengan metode garis
lurus. Perhitungan dengan metode garis lurus dilakukan dengan :
Harga perolehan – Sisa Umur Ekonomis                    
Beban Penyusutan=
                                                                                            

Tabel 13. Beban penyusutan peralatan, mesin, dan bangunan per tahun
Keterangan Harga/unit Jumlah Harga Beli Nilai Sisa Umur Beban
A(Rp) Unit B (AxB) (Rp) (Rp) Ekonomis Penyusutan
(Unit) (Tahun) (Rp/thn)
Mesin 8.000.000 1 8.000.000 4.000.000 15 266.667
Diesel
Mesin 4.000.000 1 4.000.000 1.000.000 10 300.000
Giling
Tungku 1.500.000 1 1.500.000 0 5 300.000
semen
Tanggok 100.000 1 100.000 0 6 16.667
Bambu
Bak Plastik 400.000 3 1.200.000 0 5 240.000
Pompa Air 300.000 2 600.000 0 3 200.000
Cetakan 80.000 6 480.000 0 3 160.000
Jerigen 5.000 3 15.000 0 5 3.000
Serok 15.000 2 30.000 0 3 10.000
Bak Air (1 500.000 1 500.000 0 5 100.000
m2)
Bak Biang ( 150.000 3 450.000 0 5 90.000
2
1m )
Bangunan 200.000.000 1 200.000.00 0 25 8.000.000
0
Jumlah 9.686.334

Tabel 14. Beban penyusutan peralatan, mesin, dan bangunan per bulan
Keterangan Penyusutan/Tahun (A) Rp Penyusutan/Bln (B)( A/12)
Rp
Peyusutan peralatan, mesin 9.686.334 807.194,5
dan bangunan
Jumlah 807.194,5
Berdasarkan Tabel 13 dan Tabel 14 diketahui bahwa beban penyusutan mesin, peralatan
dan bangunan selama satu tahun adalah Rp 9.686.334. Jadi penyusutan peralatan per bulan
adalah Rp 807.194. Selama bulan April CV Laksa Mandiri mengeluarkan biaya penyusutan
sebesar Rp 807.194. Jadi total biaya overhead pabrik yang digunakan selama bulan April adalah
jumlah dari biaya bahan penolong, biaya listrik, biaya perawatan dan pemeliharaan mesin dan
peralatan, dan biaya penyusutan mesin, peralatan, dan bangunan. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada Tabel 15.
Tabel 15. Biaya overhead pabrik per April 2013
Keterangan Total Biaya (Rp)
Biaya Bahan Penolong 4.510.000
Biaya Listrik 127.000
Biaya perawatan dan pemeliharan mesin dan 130.000
peralatan
Biaya penyustan mesin dan peralatan 807.194,5
Jumlah 5.574.194,5
Setelah diketahui biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung,dan biaya
overhead pabrik maka dapat dilakukan perhitungan harga pokok produksi per potong tahu.
Proses perhitungan harga pokok produksi dengan metode full costing dapat dilihat pada Tabel
16.
Tabel 16. Perhitungan harga pokok produksi dengan metode full costing per potong/unit
tahu, April 2013
Keterangan Total Biaya(Rp)
Biaya Bahan Baku Langsung 34.650.000
Biaya Tenaga Kerja Langsung 5.500.000
Biaya Overhead Pabrikasi   5.574.194,5
Jumlah Total (Bulan April 2013) 45.724.194,5
Jumlah Produksi   220.000
Biaya per potong per tahu putih             207,84

Dari Tabel 16 dapat dilihat bahwa harga pokok produksi per potong tahu putih adalah Rp
207,84 yang diperoleh dari jumlah total (per April 2013) dibagi dengan jumlah produksi.

2. Tahu Kuning
Untuk memproduksi tahu kuning, tahu putih diolah lebih lanjut yaitu dengan merebus
tahu putih ke dalam air kunyit selama kurang lebih setengah jam. Selama April 2013 CV Laksa
Mandiri memproduksi tahu kuning sebanyak 110.000 potong atau setengan dari tahu putih
diproses lebih lanjut menjadi tahu kuning. Pada proses produksi tahu kuning ini membutuhkan
tambahan biaya yaitu biaya kunyit sebagai bahan pewarna, biaya lumpang yang digunakan
sebagai alat untuk menumbuk kunyit, tungku semen yang digunakan sebagai tempat untuk
merebus tahu, dan juga kayu bakar yang digunakan sebagai bahan bakar untuk merebus tahu.
A. Biaya Bahan Baku
Biaya bahan baku yang digunakan untuk tahu kuning adalah biaya untuk memproduksi
tahu putih yaitu sebesar Rp 22.862.097,25 atau setengah dari total biaya produksi tahu putih dan
biaya untuk pembelian kunyit. Pada bulan April kunyit yang digunakan sebanyak 68,75 kilogram
dengan harga per kilogramnya adalah Rp 2.000. Untuk lebih jelasnya, penggunaan biaya bahan
baku yang digunakan untuk memproduksi tahu kuning dapat dilihat pada Tabel 17.
Tabel 17. Pengeluaran biaya bahan baku tahu kuning selama satu bulan
Keterangan Kebutuan1 Harga per Kg (Rp) Biaya Bahan Baku
bulan(Kg)
Tahu putih Rp 22.862.097,25
Kunyit 68,75 2.000 Rp 137.500
Jumlah                                           Rp 22.999.597,25

B. Biaya Overhead Pabrik


Biaya overhead yang digunakan untuk memproduksi tahu kuning ialah biaya overhead
yang telah digunakan pada produksi tahu putih dan biaya overhead yang digunakan pada proses
produksi lanjutan dari tahu putih menjadi tahu kuning yaitu kayu bakar dan biaya penyusutan
peralatan.
a. Biaya Bahan Penolong
Adapun bahan penolong yang digunakan pada proses produksi tahu kuning ialah kayu
bakar. Kayu bakar digunakan untuk merebus tahu putih. Kayu bakar yang digunakan selama
bulan April sebanyak 2.000 kilogram dengan harga per kilogramnya adalah Rp 1.000. Untuk
lebih jelasnya, penggunaan kayu bakar dalam memproduksi tahu kuning dapat dilihat pada Tabel
18.
Tabel 18. Biaya penggunaan kayu bakar per bulan
Keterangan Biaya per Kilogram Total Biaya
(Rp) (Rp)
2.000 1.000 2.000.000
Jumlah 2.000.000

b. Biaya Penyusutan Peralatan


Peralatan yang digunakan dalam proses produksi tahu kuning adalah lumpang yang
digunakan sebagai tempat menumbuk kunyit dan tungku semen yang digunakan sebagai tempat
merebus tahu putih atau sebagaitempat pewarnaan tahu. Untuk lebih jelas memahami mengenai
penyusutan peralatan yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 19.
Tabel 19. Beban penyusutan peralatan per tahun
Keteranga Harga per Jumlah Harga Nilai Umur Beban
n Unit (A) Unit (B) Beli Sisa ekonomis Penyusustan
(Rp) (Unit) (AXB) (Rp) (Tahun) (Rp/Thn)
(Rp)
Tungku 1.500.000 1 1.500.000 0 5 Rp 300.000
Semen
Lumpang 300.000 1 300.000 0 3 Rp 100.000
Jumlah Rp 400.000

Tabel 20. Pengeluaran biaya bahan baku tahu kuning selama satu bulan
Keterangan Penyusutan per Penyusutan per Bulan (B)
Tahun (A) B = A/12
Penyusutan peralatan Rp 400.000 Rp 33.333,33
Jumlah Rp 33.333,33

Jadi total biaya overhead pabrik yang digunakan selama bulan April adalah jumlah dari
biaya bahan penolong dan biaya penyusutan peralatan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
Tabel 21.
Tabel 21. Biaya overhead pabrik selama satu bulan
Keterangan Total Biaya (Rp)
Biaya Bahan Penolong Rp 2.000.000
Biaya penyusutan Rp  33.333,33
peralatan
Jumlah Rp 2.033.333,33

Setelah biaya bahan baku langsung dan biaya overhead pabrik diketahui maka
perhitungan harga pokok produksi dapat dilakukan. Untuk lebih jelasnya perhitungan harga
pokok produksi per potong tahu dapat dilihat pada Tabel 22.

Tabel 22. Perhitungan harga pokok produksi dengan metode full costing per potong/unit
tahu
Keterangan Total Biaya (Rp)
Biaya Bahan Baku Langsung Rp 22.999.597,25
Biaya Overhead Pabrik Rp 2.033.333,33
Jumlah Total (per April 2013) Rp 25.032.930,58
Jumlah Produksi 110.000 potong
Biaya per potong tahu kuning Rp 227,57

Dari Tabel 22 diketahui bahwa biaya per potong tahu kuning adalah Rp 227,57 yang
diperoleh dari jumlah total (per April 2013) dibagi dengan jumlah produksi.

c. Perbandingan hasil perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan cara


perusahaan dan metode full costing Berdasarkan perhitungan sebelumnya dapat dianalisis
perbedaan kedua metode perhitungan yaitu antara perhitungan harga pokok produksi
dengan metode yang dilakukan perusahaan dengan metode full costing.
Perbedaan antara kedua metode tersebut dapat dilihat pada Tabel 23.
Tabel 23. Perbandingan antara perhitungan harga pokok produksi dengan metode full
costing dan metode perusahaan
Keterangan Metode Full costing Metode Selisih (Rp)
(Rp) Perusahaan (Rp)
Tahu Putih Rp 207,84 Rp 203,50 Rp 4,34
Tahu Kuning Rp 227,57 Rp 222,94 Rp 4,63
Dari Tabel 23 diketahui bahwa selisih biaya produksi tahu putih adalah Rp4,34 per
potong, jumlah produksi tahu putih sebanyak 110.000 jadi selisih biaya produksi tahu putih
selama bulan April adalah Rp 477.400 sedangkan untuk tahu kuning selisih biaya produksi per
potong adalah Rp 4,63 selama bulan April CV Laksa Mandiri memproduksi 110.000 potong tahu
jadi selisih biaya produksi tahu kuning selama bulan April adalah Rp 509.300. Jadi total selisih
biaya produksi tahu putih dan tahu kuning dengan metode perusahaan dan metode full costing
selama April 2013 adalah Rp 986.700. Diketahui bahwa perhitungan harga pokok produksi
dengan metode perusahaan dan metode full costing memiliki perbedaan. Pada perhitungan harga
pokok produksi dengan metode full costing harga pokok produksi yang dihasilkan lebih besar
dibandingkan dengan perhitungan harga pokok produksi dengan metode perusahaan. Hal ini
karena dengen menggunakan metode full costing semua biaya dirinci secara jelas, baik itu biaya
bahan baku, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik sedangkan pada perhitungan harga
pokok produksi dengan metode yang digunakan perusahaan harga pokok produksi yang
dihasilkan lebih kecil karena perusahaan tidak memasukkan biaya overhead pabrik secara rinci
ke dalam biaya produksinya. Perusahaan hanya merinci biaya bahan baku langsung, biaya tenaga
kerja langsung dan biaya overhead namum biaya overhead yang dihitung pada proses
perhitungan biaya produksi yang dilakukan perusahaan hanya biaya listrik, biaya solar, dan biaya
kayu bakar. Untuk biaya penyusutan mesin, peralatan, dan bangunan, biaya pemeliharaan mesin
dan peralatan, dan biaya kain tidak di bebankan oleh perusahaan oleh karena itu perhitungan
biaya produksi dengan metode perusahaan lebih kecil dibandingkan dengan metode full costing.
Jika perusahaan menggunakan metode full costing dalam menghitung biaya produksinya maka
perusahaan harus :
1. Mengidentifikasi seluruh biaya yang digunakan dalam proses produksi
2. Membedakan antara biaya variabel dengan biaya tetap
3. Memisahkan biaya produksi dengan biaya non produksi
4. Memperhitungkan biaya produksi selain biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan
biaya overhead

Anda mungkin juga menyukai