Disusun Oleh :
Kelompok : 3
Semester : 6
Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang maha kuasa karena atas segala
rahmat dan hidayah yang di limpahkan-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN
TEORITIS PADA PASIEN KERACUNAN OBAT”.
Makalah ini disusun dan ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Keperawatan Gawat Darurat. Penulis juga berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca dan bisa menambah pengetahuan pembaca.
Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu selama penyusunan makalah ini, H. Abdul Kadir, SST, M.Kes.
Sebagai dosen mata kuliah Keperwatan Kegawat Daruratan yang telah
membimbing kami dalam penyusunan makalah ini.
Kelompok 3
DAFTAR ISI
i
ii
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Tujuan Penulisan..........................................................................................2
C. Manfaat Penulisan........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Standar Praktik Keperawatan.........................................................3
B. Tujuan Standar Praktik Keperawatan...........................................................9
C. Sumber Standar Praktik Keperawatan......................................................10
D. Jenis Standar Profesi Keperawatan............................................................11
E. Standar Praktik Keperawatan Komunitas.................................................12
F. Tatanan Praktik dalam Keperawatan Komunitas.......................................13
G. Area Praktik Perawat Kesehatan Komunitas.............................................15
H. Tanggung Jawab Perawat Kesehatan Komunitas......................................16
I. Perbedaan Keperawatan Komunitas dari Disiplin Keperawatan Lain......16
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................17
B. Saran...........................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................
1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian
Keracunan adalah suatu kejadian apabila substansi yang berasal dari alam ataupun
buatan yang pada dosis tertentu dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan hidup
yang bisa menyebabkan cedera atau kematian. Racun dapat memasuki jaringan
hidup melalui beberapa cara yaitu termakan, terhirup, disuntikkan, dan terserap
melalui kulit (Merriam-Webster, 2014).
Keracunan adalah reaksi dalam tubuh yang apabila kemasukan suatau bahan yang
bersifat toksik dan membahayakan tubuh, bahan – bahan tersebut dapat masuk melalui
mulut, hidung, kulit atau mata.(Priharjo, Robert.2007)
Keracunan obat adalah reaksi tubuh yang muncul secara negatif akibat mengkonsumsi
obat atau menggunakan obat tertentu yang akan berakibat fatal jika tidak ditangani.
(Michael J. Neal.2008)
A. Anatomi fisiologi sistem pencernaan
Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai anus) adalah
sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima makanan, mencernanya
menjadi zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah serta
membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa proses
tersebut dari
tubuh.
Saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan (faring), kerongkongan, lambung,
usus halus, usus besar, rektum dan anus.Sistem pencernaan juga meliputi organ-organ
yang terletak diluar saluran pencernaan, yaitu pankreas, hati dan kandung empedu.
1
2
1. Mulut
Merupakan suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air.Mulut biasanya
terletak di kepala dan umumnya merupakan
bagian awal dari sistem pencernaan lengkap yang berakhir di anus.
Makanan dipotong-potong oleh gigi depan (incisivus) dan di kunyah oleh gigi belakang
(molar, geraham), menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah dicerna. Ludah dari
kelenjar ludah akan membungkus bagian-bagian dari makanan tersebut dengan enzim-
enzim pencernaan dan mulai mencernanya. Ludah juga mengandung antibodi dan enzim
(misalnya lisozim), yang memecah protein dan menyerang bakteri secara langsung.
Proses menelan dimulai secara
sadar dan berlanjut secara otomatis.
2. Tenggorokan ( Faring)
Merupakan penghubung antara rongga mulut dan kerongkongan.Berasal dari bahasa
yunani yaitu Pharynk. Skema
melintang mulut, hidung, faring, dan laring
3. Laring
Didalam lengkung faring terdapat tonsil ( amandel ) yaitu kelenjar limfe yang banyak
mengandung kelenjar limfosit dan merupakan pertahanan terhadap infeksi, disini
terletak bersimpangan antara jalan nafas dan jalan makanan, letaknya dibelakang
3
rongga
mulut dan rongga hidung, didepan ruas tulang belakang.
4. Kerongkongan (Esofagus)
Kerongkongan adalah tabung (tube) berotot pada vertebrata yang dilalui sewaktu
makanan mengalir dari bagian mulut ke dalam
4
zat yang diserap ke hati melalui vena porta. Dinding usus melepaskan lendir (yang
melumasi isi usus) dan air (yang membantu melarutkan pecahan-pecahan makanan
yang dicerna). Dinding usus juga melepaskan sejumlah kecil enzim yang mencerna
protein, gula dan lemak.
6
Lapisan usus halus ; lapisan mukosa (sebelah dalam), lapisan otot melingkar (M sirkuler),
lapisan otot memanjang (M Longitidinal) dan lapisan serosa (Sebelah Luar)
Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari
(duodenum), usus kosong (jejunum), dan usus penyerapan (ileum).
7. Usus Besar (Kolon)
Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus buntu dan
rektum.Fungsi utama organ ini adalah menyerap air
dari feses. Usus besar terdiri dari :
a. Kolon asendens (kanan)
b. Kolon transversum
c. Kolon desendens (kiri)
d. Kolon sigmoid (berhubungan dengan rektum)
Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi
mencerna beberapa bahan dan membantu penyerapan zat-zat gizi.
Bakteri di dalam usus besar juga berfungsi membuat zat-zat penting, seperti vitamin K.
Bakteri ini penting untuk fungsi normal dari usus.Beberapa penyakit serta antibiotik bisa
menyebabkan gangguan pada bakteri-bakteri didalam usus besar.Akibatnya terjadi
iritasi yang bisa menyebabkan dikeluarkannya lendir dan air, dan terjadilah diare.
8. Usus Buntu (sekum)
Usus buntu atau sekum (Bahasa Latin: caecus, “buta”) dalam istilah anatomi adalah
suatu kantung yang terhubung pada usus penyerapan serta bagian kolon menanjak dari
usus besar. Organ ini ditemukan pada mamalia, burung, dan beberapa jenis reptil.
Sebagian besar herbivora memiliki sekum yang besar, sedangkan karnivora eksklusif
memiliki sekum yang kecil, yang sebagian atau
seluruhnya digantikan oleh umbai cacing.
9. Umbai Cacing (Appendix)
Umbai cacing atau apendiks adalah organ tambahan pada usus buntu. Infeksi pada
organ ini disebut apendisitis atau radang umbai cacing. Apendisitis yang parah dapat
menyebabkan apendiks pecah dan membentuk nanah di dalam rongga abdomen atau
7
Umbai cacing terbentuk dari caecum pada tahap embrio. Dalam orang dewasa, Umbai
cacing berukuran sekitar 10 cm tetapi bisa bervariasi dari 2 sampai 20 cm. Walaupun
lokasi apendiks selalu tetap, lokasi ujung umbai cacing bisa berbeda – bisa di retrocaecal
atau di pinggang (pelvis) yang jelas tetap terletak di peritoneum.
10. Rektum dan anus
Rektum adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah kolon
sigmoid) dan berakhir di anus.Organ ini
berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara feses.
Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar dari
tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagian lannya dari
usus. Pembukaan dan penutupan anus diatur oleh otot sphinkter. Feses dibuang dari
tubuh melalui proses defekasi (buang air besar – BAB), yang merupakan fungsi utama
anus.
11. Pankreas
Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki dua fungsi utama yaitu
menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa hormon penting seperti
insulin.Pankreas terletak pada bagian posterior perut dan berhubungan erat dengan
duodenum (usus dua
belas jari).
12. Hati
Hati merupakan sebuah organ yang terbesar di dalam badan manusia dan memiliki
berbagai fungsi, beberapa diantaranya berhubungan dengan pencernaan.
Organ ini memainkan peran penting dalam metabolisme dan memiliki beberapa fungsi
dalam tubuh termasuk penyimpanan glikogen, sintesis protein plasma, dan penetralan
obat.Dia juga memproduksi bile, yang penting dalam pencernaan.
13. Kandung empedu
Kandung empedu (Bahasa Inggris: gallbladder) adalah organ berbentuk buah pir yang
dapat menyimpan sekitar 50 ml empedu
9
yang dibutuhkan tubuh untuk proses pencernaan. Pada manusia, panjang kandung
empedu adalah sekitar 7-10 cm dan berwarna hijau gelap – bukan karena warna
jaringannya, melainkan karena warna cairan empedu yang dikandungnya. Organ ini
terhubungkan dengan hati dan usus dua belas jari melalui saluran empedu. Empedu
memiliki 2 fungsi penting yaitu:
a. Membantu pencernaan dan penyerapan lemak
b. Berperan dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh,
terutama haemoglobin (Hb) yang berasal dari penghancuran
sel darah merah dan kelebihan kolesterol.
B. Etiologi
1. Narkoba : obat yang bermanfaat dalam dosis terapeutik bisa
mematikan bila dikonsumsi secara berlebihan.
2. Vitamin : vitamin, terutama A dan D, jika dikonsumsu dalam
jumlah besar dapat menyebabkan masalah hati dan kematian
3. Warfarin : adalah pengencer darah yang digunakan untuk
mencegah pembekuan darah. Bahan ini sering digunakan sebagai
racun tikus dan dapat menyebabkan perdarahan dan kematian jika
terlalu
banyak dikonsumsi.
4. Tidak tahu jumlah dosis yang diminum atau faktor lain yang tidak
disengaja.
5. Efek dari kombinasi berbagai obat yang bisa menyebabkan reaksi
keracunan untuk tubuh.
6. Tubuh penderita keracunan obat mengalami efek samping yang
berlebihan sehingga efek keracunan menjadi tidak terduga. Kondisi
ini seperti ini biasanya terjadi di rumah sakit akibat pasien tidak
mengetahui jika ada alergi obat tertentu. Pemberikan obat anti
alergi atau tes alergi biasanya diberikan oleh perawat sebelum
pasien
10
Makanan atau minuman yang telah terkontaminasi toksik atau zat racun, obat-obatan
yang dikonsumsi sembarangan dan tidak sesuai dosis, sampai di lambung, lalu lambung
akan mengadakan perlawanan sebagai adaptasi pertahanan diri terhadap benda atau
zat asing yang masuk ke dalam lambung dengan gejala mual, lalu lambung akan
berusaha membuang zat tersebut dengan cara memuntahkannya. Karena seringnya
muntah maka tubuh akan mengalami dehidrasi akibat banyaknya cairan tubuh yang
keluar bersama dengan muntahan. Karena dehidrasi yang tinggi maka lama kelamaan
tubuh akan lemas dan banyak mengeluarkan
keringat dingin.
Banyaknya cairan yang keluar, terjadinya dehidrasi,dan keluarnya keringat dingin akan
merangsang kelenjar hipofisis anterior untuk mempertahankan homeostasis tubuh
dengan terjadinya rasa haus. Apabila
13
rasa haus tidak segera diatasi maka dehidrasi berat tidak dapat dihindari, bahkan dapat
menyebabkan pingsan sampai kematian.
E. Pathway
Makanan Bahan Kimia Binatang berbisa (Bakteri & Non Bakteri) &Obat-obatan
MK : Ketidakefektifan
Nyeri kepala mahanbersihan
Kele Kram otot nafas Pu sat pernafasan
MK :
Naf Kerusakan Integritas kulit
MK : Gangguan
pergerakanCO2 dikeluarkan
Nyeri Akut
Alkalosis respiratorik MK : Ketidak
efektifan pola nafas
MK :
Intoleransi aktivitas
MK :
Kekurangan
vol ume cairan
as t dan dalam
cepa
14
F. Pencegahan
a. Selalu usahakan untuk membaca label obat pada kemasan dengan hati-
hati. Lihat berapa jumlah dosis yang disarankan dan
15
efek buruk kehilangan kesadaran seperti koma dan kematian. Penderita keracunan obat
bisa mengalami gagal nafas akibat pernafasan yang terus melambat. Setelah itu
penderita harus dibawa kerumah sakit untuk
mendapatkan perawatan yang tepat.
2. Membuat Posisi Penderita Nyaman (jika sadar)
17
Jika orang yang terkena keracunan obat dalam kondisi yang sadar maka buat penderita
bisa berada dalam posisi yang nyaman. Posisi yang nyaman untuk penderita keracunan
obat bisa dalam posisi duduk bersandar tegak, duduk sambil setengah tidur dan tidur
dengan posisi bantal yang tinggi. Jika masih bisa diajak komunikasi maka cari tahu obat
apa yang diminum oleh penderita. Selanjutnya bawa ke rumah sakit dan bawa sampel
obat yang menyebabkan keracunan.
3. Hindari Membuat Penderita Muntah
Salah satu kesalahan yang paling sering terjadi pada kasus keracunan obat adalah
membuat penderita muntah. Kesalahan ini bisa menyebabkan dampak yang sangat
serius. Muntah pada keracunan obat harus bisa terjadi secara alami dan bukan karena
membuat
penderita muntah secara sengaja.
4. Jangan Memberikan Air Putih
Untuk penderita keracunan obat maka hindari memberikan air putih secara langsung.
Air putih baru bisa diminum ketika penderita sadar dan sudah bisa minum sendiri.
Memberikan air putih bisa menyebabkan kondisi yang sangat fatal karena mendorong
penyebaran racun ke semua bagian tubuh. Hal ini bisa memicu gagalnya fungsi
organ jika kondisi keracunan obat sangat parah.
5. Jangan Menekan Perut
Penderita keracunan obat biasanya akan merasa tidak nyaman pada bagian perut.
Mereka merasa sangat mual dan keinginan untuk muntah berlebihan. Jika hal ini terjadi
maka jangan pernah menekan perut penderita. Menekan perut bisa membuat kondisi
tubuh menjadi sangat tidak nyaman. Jika mereka tidak bisa muntah secara alami maka
bisa membuat nafas semakin melambat, detak jantung lebih cepat dan
kehilangan kesadaran.
6. Berikan Minuman yang Netral
Meskipun penderita keracunan obat tidak bisa minum air putih, namun masih bisa
minum cairan yang netral. Salah satu jenis minuman netral yang paling sering menolong
korban keracunan obat adalah air kelapa hijau. Air kelapa hijau sangat netral dan tidak
18
menyebabkan efek samping apapun. Selain itu kandungan ion positif dalam air
kelapa hijau bisa membantu tubuh dalam melawan efek racun. Cara kerjanya juga
sangat cepat yaitu penderita akan merasa mual dan kemudian bisa muntah secara
alami.
Efeknya kemudian penderita bisa mengeluarkan racun dari dalam tubuh secara alami.
Namun untuk memastikan kondisi maka penderita
keracunan obat tetap membutuhkan bantuan dokter.
7. Gunakan Masker Oksigen (akibat keracunan obat dari asap)
Semua jenis keracunan yang disebabkan karena obat terserap dari jalur pernafasan
seperti hidung, maka penderita harus segera mendapatkan bantuan oksigen. Pada
awalnya berikan masker untuk menahan agar asap beracun tidak masuk lebih banyak ke
dalam tubuh. Setelah itu bawa ke pusat medis terdekat. Penderita biasanya akan
mendapatkan bantuan dengan masker oksigen. Cara ini bisa membantu menghilangkan
efek racun dan membuat saluran pernafasan bisa bekerja dengan baik. Selain itu jangan
memberikan minuman sebelum
kondisi penderita sudah pulih.
8. Minum Susu
Jika penderita mengalami keracunan obat yang tidak terlalu parah,maka bisa
memberikan susu cair atau susu yang sudah dipasteurisasi. Susu cair sangat baik untuk
membantu mengeluarkan racun dalam dalam perut, dan membuat penderita bisa
muntah. Susu juga termasuk minuman yang netral sehingga bisa mencegah berbagai
efek yang buruk untuk tubuh. Namun cara ini hanya bisa diberikan untuk penderita
keracunan obat ringan yang menyebabkan gangguan
pencernaan.
9. Bilas Mata dengan Air Hangat (keracunan terjadi melalui mata)
Keracunan berbagai bahan obat kimia dalam produk rumah tangga
sering terjadi lewat mata. Mungkin secara tidak sengaja penderita menyemprot obat
dan mengenai bagian mata. Jika hal ini terjadi maka segera bilas mata dengan air hangat
dan biarkan selama beberapa saat. Tanda awal keracunan obat di mata sering
menyebabkan rasa pedih berlebihan. Kemudian kondisi mata akan memerah yang
menjadi tanda iritasi mata. Jika membilas mata dengan air hangat tidak bisa
19
memulihkan kondisi mata maka gunakan obat pembersih mata yang bisa didapatkan di
apotek. Setelah itu tetap periksa mata ke dokter mata untuk memastikan kesehatan
mata.
10. Membersihkan Kulit dari Racun (racun mengenai kulit)
Jika bagian tubuh yang terkena racun adalah bagian kulit, maka segera bersihkan kulit
dengan membilasnya. Caranya adalah membilas bagian kulit dengan air hangat yang
mengalir atau air dingin selama beberapa menit. Untuk membersihkan semua racun
maka gunakan sabun khusus yang sangat aman untuk kulit. Setelah itu bersihkan kulit
dan keringkan dengan handuk. Jangan menggosok bagian kulit yang terkena racun
karena bisa menyebabkan kulit mengelupas.
H. Fokus pengkajian
1. Pengkajian Primer
a. A (Airway) : Terjadi hambatan jalan nafas karena
terjadi
hipersaliva
b. B (Breathing) : Terjadi kegagalan dalam pernafasan, nafas
cepat dan dalam
20
Rasional : mencegah adanya luka dekubitus akibat tekanan pada area tertentu
6. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
NOC
Energy convervation
Activity tolerance
Self care : ADLs
Kriteria hasil
Berpartisipasi dalam akyivitas fisik tanpa disertai
peningkatan tekanan darah, nadi, RR
Mampu melakukan aktivitas sehari – hari (ADLs)
secara mandiri
Tanda – tanda vital normal
Energy psikomotor
Level kelemahan
Mampu berpindah dengan atau tanpa bantuan alat
Status kardiopulmonari adekuat
Status respirasi pertukaran gas da ventilasi adekuat
NIC
a) Monitor respons kardiorespiratori terhadap aktivitas
(misal : takikardi, disritmia, dispnea, diaforesis, pucat,
tekanan hemodinamik dan frekuensi pernapasan) Rasional : Peningkatan
respons kardiorespiratori
meningkatkan kelemahan
b) Ajarkan tentang pengaturan aktivitas dan teknik
managemen waktu untuk mencegah kelelahan.
Rasional : Managemen waktu dalam pembatasan
aktivitas untuk mengurangi kelelahan
c) Tentukan penyebab keletihan ( misalnya, perawatan
33
nyeri, pengobatan)
Rasional : Mengurangi aktivitas yang menyebabkan
keletihan
d) Kolaborasikan pemberian obat nyeri sebelum
aktivitas, apabila nyeri merupakan salah satu faktor
penyebab
34
Rasional : Obat analgetik atau anti nyeri berfungsi untuk mengurangi nyeri yang menjadi
faktor penyebab keletihan
35
A. KESIMPULAN
Keracunan adalah suatu kejadian apabila substansi yang berasal dari alam ataupun
buatan yang pada dosis tertentu dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan hidup
yang bisa menyebabkan cedera atau kematian. Racun dapat memasuki jaringan hidup
melalui beberapa cara yaitu termakan, terhirup,
disuntikkan, dan terserap melalui kulit
Dapat disebabkan oleh narkoba, vitamin, warfarinn, penurunan respon, tanda dan gejala
yang dapat muncul yaitu gangguan pernapasan, nyeri kepala, pusing, gangguan
penglihatan, diare, lemas, kejang – kejang
B. SARAN
Dalam penggunaan obat, mengkonsumsi makanan, minuman kita sebaiknya harus
berhati – hati, karena bisa saja makanan, minuman dan obat
36
yang kita konsumsi itu menjadi racun. Jika menemukan, melihat pasien ataupun
keluarga yang keracunan segera bawa ke dokter, dan jangan memberikan air minum.
DAFTAR PUSTAKA
Michael J. Neal.2008. At a Glance Farmakologi Medis Edisi kelima.Jakarta:Erlangga
Priharjo, Robert.2007.Teknik dasar pemberian obat bagi perawat.Jakarta:EGC Krisanty,
paula,dkk.2009.Asuhan Keperawatan Gawat Darurat.Jakarta:TIM