Penyempurnaan SAK
Penyempurnaan SAK telah dilakukan setidaknya sebanyak 7 kali pada tanggal
1 Oktober 1995, 1 Juni 1996, 1 Juni 1999, 1 April 2002, 1 Oktober 2004, 1 September
2007, dan 1 Juli 2009.IAI melakukan konvergensi SAK ke dalam International
Financial Reporting Standards (IFRS) yang lebih bersifat principle based, berorientasi
pada nilai wajar dan pertimbangan profesional (professional judgment), dan
memperbanyak pengungkapan dalam laporan keuangan.
Terdapat dua tahap konvergensi SAK ke IFRS. Tahap pertama dilakukan pada
tahun 2012 dan tahap kedua dilakukan pada tahun 2013-2014.Selama masa
konvergensi tahap pertama terdapat jeda jarak 3 tahun antara SAK dan IFRS. SAK
yang efektif per tanggal 1 Juni 2012 merupakan hasil konvergensi dengan IFRS per 1
Januari 2009. Sedangkan untuk konvergensi tahap kedua, jeda waktu antara SAK dan
IFRS dijaga hanya 1 tahun saja. SAK yang efektif per 1 Januari 2015 telah konvergen
dengan IFRS yang efektif per 1 Januari 2014. Terakhir, SAK terbaru di Indonesia
adalah SAK yang efektif per tanggal 1 Januari 2017.
SAK per 1 Juni 2012 mengacu IFRS per 1 Januari 2009 yang terdiri dari
PSAK, Interpretasi SAK (ISAK), dan Pernyataan Pencabutan SAK (PPSAK).
SAK per 1 Januari 2015 mengacu IFRS per 1 Januari 2014 yang juga
memuat SAK non-IFRS seperti PSAK 28 Akuntansi Kontrak Asuransi
Kerugian, PSAK 36 Akuntansi Kontrak Asuransi Jiwa, PSAK 38 Kombinasi
Bisini Entitas Sepengendali, PSAK 45 Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba,
dan ISAK 25 Hak atas Tanah.
SAK efektif per 1 Januari 2017 menambahkan PSAK 70 Akuntansi Aset dan
Liabilitas Pengampunan Pajak, ISAK 30 Pungutan, dan ISAK 31 Interpretasi
atas Ruang Lingkup PSAK 13 Properti Investasi.
4. Asumsi dasar
a. Akrual ( accrual basis ), suatu transaksi yang dibukukan dan laporan pada saat
terjadinya dan mempunyai dampak atas sumber daya dan kewajiban suatu entitas.
b. Kelangsungan usaha, dimana dalam melakukan penilaian manajemen memperhatikan
emua informasi masa depan yang relevan, sedikitnya dua belas bulan dari akhir
periode pelaporan.