Anda di halaman 1dari 5

NAMA KELOMPOK : VIVI MIRANDA SIREGAR (2017 – 039)

TEODORA FEBRIANTI GRECIA (2017 – 387)


ERIN KUMALASARI (2017 – 417)
KELOMPOK 7
KELAS AKUNTANSI 6H

Sejarah Standar Akuntansi Keuangan (SAK) di Indonesia


Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia berkembang pertama kali dimulai sejak
tahun 1973. Pada saat itu telah dibentuk sebuah panitia yang bernama Panitia
Penghimpunan Bahan-bahan dan Struktur GAAP dan GAAS. GAAP adalah kependekan
dari Generally Accepted Accounting Principles, sedangkan GAAS adalah Generally
Accepted Auditing Standards.karena pasar modal di Indonesia akan segera diaktifkan
kembali pada tahun 1974, IAI kemudian membentuk sebuah komite yang bernama Komite
Prinsip Akuntansi Indonesia (Komite PAI) yang memilik tugas untuk melakukan
kodefikasi prinsip akuntansi yang berlaku di Indonesia.
Tahun 1994 IAI melakukan perubahan total terhadap PAI dan mulai membuat
buku yang berisi standar akuntansi keuangan. Filosofi penggunaan kata "standar" alih-alih
"prinsip" adalah bahwa kata "standar" lebih mencerminkan sesuatu yang berisifat baku
tetapi masih tetap fleksibel, sedangkan kata "prinsip" terkesan lebih kaku. Komite PAI
juga berubah nama menjadi Komite SAK yang pada akhirnya berubah lagi menjadi Dewan
Standar Akuntansi Keuangan (DSAK).

 Penyempurnaan SAK
Penyempurnaan SAK telah dilakukan setidaknya sebanyak 7 kali pada tanggal
1 Oktober 1995, 1 Juni 1996, 1 Juni 1999, 1 April 2002, 1 Oktober 2004, 1 September
2007, dan 1 Juli 2009.IAI melakukan konvergensi SAK ke dalam International
Financial Reporting Standards (IFRS) yang lebih bersifat principle based, berorientasi
pada nilai wajar dan pertimbangan profesional (professional judgment), dan
memperbanyak pengungkapan dalam laporan keuangan.

Terdapat dua tahap konvergensi SAK ke IFRS. Tahap pertama dilakukan pada
tahun 2012 dan tahap kedua dilakukan pada tahun 2013-2014.Selama masa
konvergensi tahap pertama terdapat jeda jarak 3 tahun antara SAK dan IFRS. SAK
yang efektif per tanggal 1 Juni 2012 merupakan hasil konvergensi dengan IFRS per 1
Januari  2009. Sedangkan untuk konvergensi tahap kedua, jeda waktu antara SAK dan
IFRS dijaga hanya 1 tahun saja. SAK yang efektif per 1 Januari 2015 telah konvergen
dengan IFRS yang efektif per 1 Januari 2014. Terakhir, SAK terbaru di Indonesia
adalah SAK yang efektif per tanggal 1 Januari 2017.

 `Kronologi penyempurnaan SAK ke IFRS adalah sebagai berikut

 SAK per 1 Juni 2012 mengacu IFRS per 1 Januari 2009 yang terdiri dari
PSAK, Interpretasi SAK (ISAK), dan Pernyataan Pencabutan SAK (PPSAK).
 SAK per 1 Januari 2015 mengacu IFRS per 1 Januari 2014  yang juga
memuat SAK non-IFRS seperti PSAK 28 Akuntansi Kontrak Asuransi
Kerugian, PSAK 36 Akuntansi Kontrak Asuransi Jiwa, PSAK 38 Kombinasi
Bisini Entitas Sepengendali, PSAK 45 Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba,
dan ISAK 25 Hak atas Tanah.
 SAK efektif per 1 Januari 2017 menambahkan PSAK 70 Akuntansi  Aset dan
Liabilitas Pengampunan Pajak, ISAK 30 Pungutan, dan ISAK 31 Interpretasi
atas Ruang Lingkup PSAK 13 Properti Investasi.

 Setiap tahun beberapa PSAK mengalami perubahan, amandemen, dan penyesuaian.


Berikut adalah beberapa PSAK yang diamandemen per 1 Januari 2017.
PSAK KETERANGAN
PSAK 01 Penyajian Laporan Keuangan
PSAK 03 Laporan Keuangan Interim
PSAK 04 Laporan Keuangan Tersendiri
PSAK 05 Segmen Operasi
PSAK 07 Pengungkapan Pihak Pihak Berelasi
PSAK 13 Properti Investasi
PSAK 15 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama
PSAK 16 Aset Tetap
PSAK 19 Aset Tak Berwujud
PSAK 22 Kombinasi Bisnis
PSAK 24 Imbalan Kerja
PSAK 25 Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan
Kesalahan

PSAK 53 Pembayaran Berbasis Saham


PSAK 58 Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan
Operasi yang Dihentikan
PSAK 60 Instrumen Keuangan Pengungkapan
PSAK 65 Laporan Keuangan Konsolidasian
PSAK 66 Pengaturan Bersama
PSAK 67 Pengungkapan Kepentingan dalam Entitas Lain
PSAK 68 Pengukuran Nilai Wajar
Kerangka Konseptual Laporan Keuangan

1. Pengertian Kerengka Dasar


Kerangka kerja konsepual ( conceptual Framework ) didefinisikan oleh FASB sebagai
suatu sistem koheren yang terdiri dari tujuan dan konsep fundamental yang saling
berhubungan, menjadi landasan bagi penetapan standar yang konsisten dan penentuan
sifat, funfsi, serta batas – batas dari akuntansi keuangan dan laporan keuangan

2. Tujuan dan peran kerangka dasar


a. Badan penyusun standar akuntansi ( accounting standard setting body ), seperti DSAK-
IAI dsb.
b. Penyusunan laporan keuangan, dalam menghadapi suatu kasus yang belum atau tidak
jelas diatur dalam suatu standar akuntansi yang berlaku.
c. Auditor dalam menentukan audit opini dalam laporan keuangan
d. Para pemekai laporan keuangan

3. Tujuan Laporan Keuangan


Menyediakan informasi tentang :
a. Posisi keuangan, yang mengambarkan sumber daya yang dikuasainya pada waktu
tertentu
b. Kinerja, yang menujukkan beberapa efektif dan efisien entitas dalam menggunakan
sumber daya entits
c. Perubahan posisi keuangan, suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar
pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi untuk menulai aktivitas investasi,
pendanaan dan operasi entitas selama periode pelaporan. Informasi tersebut untuk
memahami bagaimana manajemen selama ini memanfaatkan kas dan setara kas, serta
menilai kemampuan entitas untuk menghasilkan sumber daya tersebut.

4. Asumsi dasar
a. Akrual ( accrual basis ), suatu transaksi yang dibukukan dan laporan pada saat
terjadinya dan mempunyai dampak atas sumber daya dan kewajiban suatu entitas.
b. Kelangsungan usaha, dimana dalam melakukan penilaian manajemen memperhatikan
emua informasi masa depan yang relevan, sedikitnya dua belas bulan dari akhir
periode pelaporan.

5. Karakteristik kualitatif laporan keuangan


Terdapat empat karakteristik kualitatif pokok yaitu :
a. Dapat dipahami ( understandability ), informasi dapat bermanfaat bila dapat dipahami.
Untuk dapat memahami laporan keuangan dengan baik, pemakai harus memiliki
pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis serta konsep yang
bendasari penyusunan laporan keuangan.
b. Relevan ( relevance ), informasi dapat bermanfaat bila relevan bagi pengguna dalam
mengambil keputusan. Suatu informasi dianggap relevan untuk dilaporkan atau tidak
akan dipengaruhi oleh hakikat dan materialisnya. Suatu informasi dianggap material
atau signifikan, bila suatu kesalahan ( error ), salah saji ( misstatement ), atau kelalaian
mencantumkan ( omission ) informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan
ekonomi pengguna tersebut atau dapat menyesatkan pengambilan keputusan.
c. Keandalan ( reliability ), informasi dapat dikatakan berkualitas andal jika bebas dari
pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakaian
sebagai penyajian yang tulus atau jujur ( faithful presentation ) tentang suatu yang
seharusnya disajikan atau secara wajar diharapkan dapat disajikan.
 Syarat informasi dapat diandalkan :
a). Penyajian jujur ( faithful representation )
b). Substansi mengunggui bentuk ( substance over form )
c). Netralitas ( Neutrality )
d). Pertimbangan Sehat ( Prudence )
e). Kelengkapan ( Completeness )

d. Dapat dibandingkan ( comparability ), dapat diperbandingkan antar-entitas.


Perbandingan laporan keuangan untuk dua atau lebih periode akan dapat memberikan
gambaran tentang perkembangan atau tren keadaan keuangan maupun kinerja suatu
entitas. Sedangkan perbandingan laporan keuangan antar-entitas akan memberikan
nasukan yang berguna bagi para calon investor dalam menentukan pilhan investasi
yang akan dilakukan.

6. Unsur – Unsur Laporan Keuangan


Unsur yang berkaitan langsung untuk mengambarkan posisi keuangan adalah tiga unsur
neraca :
a. Aset ( asset ), kriteria utama asset adalah manfaat ekonomi masa depan. Manfaat
ekonomi suatu asset dapat terwujud dalam beberapa cara :
 Sebagai alat produksi penghasil barang atau jasa
 Dipertukarkan dengan asset lain
 Untuk menyelesaikan liabilitas
 Dibagikan kepada pemilik entitas

b. Liabilitas, liabilitas timbul karena tindakan hokum yang berlaku.


 Liabilitas Kontinjensi ( contingent liability ) :
a). Kewajiban potensial yang timbul dari peristiwa masa lalu dan kepastiannya
tergantung dari satu atau lebih peristiwa dimasa depan yang diluar kendali
b). Peristiwa kini yang timbul sebagai akibat peristiwa masa lalu, tetapi tidak
diakui karena tidak terdapat kemungkinan entitas mengeluarkan sumber daya
untuk melunasinya, atau jumlah kewajiban tidak dapat diukur secara andal.

c. Ekuitas, penyajian ekuitas bertujuan agar laporan keuangan dapat memberikan


informasi dengan jelas hak dan pembatasan yang dilakukan menurut hokum atau
pembatasan lainnya atas ekuitas sehubungan dengan hak kepemilikan masing – masing
pemilik modal dalam hubungannya dengan pembagian laba, deviden, maupun
pengembalian modal.

d. Pengukuran Unsur Laporan Keuangan.

 Nilai Historis ( historical cost )


 Biaya kini ( current cost )
 Nilai Realisasi atau penyelesaian ( realizable/settlement value )
 Nilai Sekarang ( Present Value )
7. Konsep Modal dan Pemeliharaan Modal
a. Konsep Modal Keuangan ( Financial Capital Maintenance ), menurut konsep ini
seperti uang atau daya beli yang diinvestasikan, modal adalah sinonim dengan nilai
asset bersih atau ekuitas entitas.
b. Konsep Modal Fisik ( Physical Capita Maintenance ), menurut konsep ini seperti
kemampuan usaha, modal dipandang sebagai kapasitas produktif entitas yang
didasarkan pada unit output per hari.
c. Konsep Pemeliharaan modal menentukan perhitungan laba rugi, berkaitan dengan
konsep laba dan memberikan dasar rujukan dalam perhitungan laba rugi. Pemahaman
konsep ini penting untuk membedakan

Imbalan Modal Entitas ( return on Pengembalian Modal ( return of


capital ) capital )
Laba atau keuntungan yang Penarikan kembali modal oleh pemilik
dihasilkan atas modal yang
diinvestasikan pada entitas

Dalam perkembangannya timbul kebutuhan untuk mengonversikan standar akuntansi


keuangan yang semula sangat beragam denga IFRS. IFRS dan IASB kini bekerjasama
dengan IASB dan Canadian Accounting Standard Board untuk saling melakukan
pendekatan khususnya dalam penyempurnaan dan pengembangan kerangka dasar.

Anda mungkin juga menyukai