Anda di halaman 1dari 4

1.

Hipertensi

Pencegahan hipertensi dilakukan melalui dua pendekatan :

1.Pemberian edukasi tentang hipertensi. Munculnya masalah kesehatan seperti hipertensi tidak hanya
disebabkan oleh kelalaian individu, namun dapat juga disebabkan oleh ketidaktahuan masyarakat
sebagai akibat dari kurangnya informasi tentang suatu penyakit. Rendahnya pengetahuan tenaga
kesehatan, pasien, dan masyarakat tentang hipertensi merupakan penyebab utama tidak terkontrolnya
tekanan darah, terutama pada pasien hipertensi di Asia. Dari penelitian yang dilakukan
( Armilawaty,2009) 50% dari penderita Hipertensi dewasa tidak menyadari sebagai penderita hipertensi
sehingga mereka cenderung menjadi hipertensi berat karena tidak menghindari dan tidak mengetahui
faktor resiko. Masih kurangnya informasi tentang perbaikan pola makan bagi penderita hipertensi juga
membuat pengetahuan masyarakat tentang perbaiakan pola makan masih rendah. Pemberian informasi
kesehatan diharapkan mampu mencegah dan mengurangi angka kejadian suatu penyakit dan sebagai
sarana promosi kesehatan. Pemberian edukasi mengenai hipertensi terbukti efektif dalam pencegahan
hipertensi.

2.Modifikasi Gaya Hidup. Gaya hidup merupakan faktor penting yang mempengaruhi kehidupan
masyarakat. Gaya hidup yang tidak sehat dapat menjadi penyebab terjadinya hipertensi misalnya
aktivitas fisik, pola makan, dan stres, dll. Resiko seseorang untuk mendapatkan hipertensi dapat
dikurangi dengan cara memeriksa tekanan darah secara teratur; menjaga berat badan ideal; mengurangi
konsumsi garam; jangan merokok; berolahraga secara teratur; hidup secara teratur; mengurangi stress;
jangan terburu-buru; dan menghindari makanan berlemak. Menjalankan pola hidup sehat setidaknya
selama 4–6 bulan terbukti dapat menurunkan tekanan darah dan secara umum dapat menurunkan risiko
permasalahan kardiovaskular

3.STROKE

Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah stroke, antara lain:

1.Menjaga pola makan.

Terlalu banyak mengonsumsi makanan asin dan berlemak dapat meningkatkan jumlah kolesterol dalam
darah dan risiko menimbulkan hipertensi yang dapat memicu terjadinya stroke. Jenis makanan yang
rendah lemak dan tinggi serat sangat disarankan untuk kesehatan. Hindari konsumsi garam yang
berlebihan. Konsumsi garam yang baik adalah sebanyak 6 gram atau satu sendok teh per hari. Makanan
yang disarankan adalah makanan yang kaya akan lemak tidak jenuh, protein, vitamin, dan serat. Seluruh
nutrisi tersebut bisa diperoleh dari sayur, buah, biji-bijian utuh, dan daging rendah lemak seperti dada
ayam tanpa kulit.
2.Olahraga secara teratur.

Olahraga secara teratur dapat membuat jantung dan sistem peredaran darah bekerja lebih efisien.
Olahraga juga dapat menurunkan kadar kolesterol dan menjaga berat badan serta tekanan darah pada
tingkat yang sehat.

Bagi orang yang berusia 19-64 tahun, pastikan melakukan aktivitas aerobik setidaknya 150 menit
seminggu yang dibagi dalam beberapa hari, ditambah dengan latihan kekuatan otot setidaknya dua kali
seminggu. Yang termasuk aktivitas aerobik antara lain jalan cepat atau bersepeda. Sementara yang
termasuk latihan kekuatan, antara lain angkat beban, yoga, ataupun push-up dan sit-up

Namun bagi mereka yang baru sembuh dari stroke, sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan
dokter sebelum memulai kegiatan olahraga. Olahraga teratur biasanya mustahil dilakukan di beberapa
minggu atau beberapa bulan pertama setelah stroke. Pasien bisa mulai berolahraga setelah rehabilitasi
mengalami kemajuan.

3.Berhenti merokok.

Risiko stroke meningkat dua kali lipat jika seseorang merokok, karena rokok dapat mempersempit
pembuluh darah dan membuat darah mudah menggumpal. Tidak merokok berarti juga mengurangi
risiko berbagai masalah kesehatan lainnya, seperti penyakit paru-paru dan jantung.

4.Hindari konsumsi minuman beralkohol.

Minuman keras mengandung kalori tinggi. Jika minuman beralkohol dikonsumsi secara berlebihan, maka
seseorang rentan terhadap berbagai penyakit pemicu stroke, seperti diabetes dan hipertensi. Konsumsi
minuman beralkohol berlebihan juga dapat membuat detak jantung menjadi tidak teratur.

5.Hindari penggunaan NAPZA. Beberapa jenis NAPZA, seperti kokain dan methamphetamine, dapat
menyebabkan penyempitan arteri dan mengurangi aliran darah.

4.PPOK

1. Berhenti merokok
Tips pertama adalah, tentu saja, untuk menghentikan penyebab utama PPOK. Jika anggota keluarga Anda
tidak pernah merokok, jangan memulainya. Jika anggota keluarga Anda merokok, mereka harus berhenti
demi kesehatan diri serta keluarga. Meskipun Anda pernah merokok, berhenti dapat membantu
memperlambat perkembangan PPOK dan membatasi kerusakan paru. Risiko merokok juga berlaku bagi
perokok pasif. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, 10 persen dari kematian terkait rokok diakibatkan
oleh asap rokok.

2. Hindari polusi udara

Memasak di tungku api terbuka atau tungku kayu dapat meningkatkan risiko PPOK dan flare-up PPOK. Ini
sangat berlaku bagi orang-orang yang tinggal di daerah pedesaan. Iritan saluran napas lainnya (seperti
polusi udara, asap kimia, dan debu) juga dapat membuat PPOK menjadi lebih parah, tetapi merokok jauh
lebih penting dalam menyebabkan penyakit ini.

3. Hindari paparan dari pekerjaan

Beberapa pekerjaan terpapar polusi tinggi, seperti penambang dan pekerja kimia. PPOK akan memburuk
jika pasien terpapar bahaya kerja seperti debu batubara, asap kimia, debu beton, debu mineral, dan
debu kapas atau debu biji-bijian. Satu studi menemukan bahwa paparan saat bekerja bisa berkontribusi
sampai sekitar 20 persen dari kasus PPOK.Anda harus mendorong anggota keluarga untuk berbicara
dengan atasan atau mencari cara untuk mengurangi paparan, misalnya Anda dapat menyuruh mereka
untuk menggunakan masker selama bekerja.

4. Ketahui riwayat keluarga

PPOK dapat memiliki faktor genetika yang menempatkan keluarga Anda pada faktor risiko PPOK yang
lebih tinggi, terutama jika seseorang di keluarga Anda sudah terkena PPOK. Jika benar, Anda harus
memeriksakan keluarga Anda untuk “gen PPOK.” Tes darah bisa menunjukkan apakah Anda membawa
gen tersebut.

5. Dapatkan vaksin

Sebaiknya keluarga Anda mendapatkan vaksin PPOK. Suntikan yang umum adalah untuk flu pneumonia,
dan vaksin pertussis (disebut juga batuk rejan).

5.Diabetes mellitus
Mengontrol Gula Darah

Dengan kontrol gula darah yang baik, risiko komplikasi makrovaskular dapat dikurangi. Kontrol gula darah
ini tidak perlu terlalu ketat pada lansia mengingat risiko hipoglikemia pada lansia penderita DM. Target
kontrol gula darah ditentukan oleh status kesehatan serta kemampuan fisik dan mental.

Mengontrol Tekanan Darah

Hipertensi merupakan salah satu faktor yang berperan dalam terjadinya komplikasi makrovaskular dan
mikrovaskular pada DM. Studi The UK Prospective Diabetes Study menunjukkan bahwa kontrol tekanan
darah yang baik dengan antihipertensi manapun dapat menurunkan risiko komplikasi makrovaskular dan
mikrovaskular.

Mengontrol Lemak Darah

DM dianggap sebagai faktor risiko yang setara dengan penyakit jantung koroner, sehingga penanganan
DM harus dikelola secara disiplin, yaitu harus mencapai target kadar kolesterol LDL <100 mg/dl. Pada
pasien yang juga menderita penyakit pembuluh koroner atau mempunyai komponen sindrom metabolis
lain, maka dianjurkan kadar kolesterol LDL <70 mg/dl. Banyak studi memperlihatkan bahwa penurunan
kadar kolesterol dapat mengurangi kejadian kardiovaskular pada lansia dengan DM.

pengertian DM

Diabetes melitus adalah penyakit autoimun kronis yang disebabkan oleh gangguan pengaturan gula
darah. Diabetes melitus juga sering disebut sebagai penyakit gula atau kencing manis.

Anda mungkin juga menyukai