Bab 2 - 07104244022 PDF
Bab 2 - 07104244022 PDF
KAJIAN TEORI
A. Kecerdasan Emosi
dan mengatur suasana hati. Koordinasi suasana hati adalah inti dari
suasana hati adalah inti dari hubungan sosial yang baik. Apabila seseorang
11
pandai menyesuaikan diri dengan suasana hati individu yang lain atau
baik dan akan lebih mudah menyesuaikan diri dalam pergaulan sosial serta
lingkungannya.
bahwa:
dampak yang merugikan kedua belah pihak. Emosi dapat timbul setiap
jiwa dan menimbulkan gejolak dari dalam. Emosi yang dikelola dengan
bidang karena pada waktu emosi muncul, individu memiliki energi lebih
12
sumber energi yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas,mempengaruhi
memantau intensitas perasaan atau emosi, baik pada diri sendiri maupun
Sampai sekarang belum ada alat ukur yang dapat digunakan untuk
13
bertahan menghadapi frustasi, mengendalikan dorongan hati dan tidak
menenangkan kembali.
cenderung jauh lebih produktif dan efektif dalam upaya apapun yang
14
mengendalikan emosi , yaitu menahan diri terhadap kepuasan dan
orang lain.
15
emosi diri dan memotivasi diri sendiri . Kemudian dalam kecakapan sosial
dalam kecerdasan emosi dari Goleman yang meliputi: mengenali emosi diri,
mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain, dan
dari kepribadian anak. Kecerdasan emosi ini dapat diajarkan pada saat
16
bertanggung jawab, kemampuan berempati, kepedulian, dan
sebagainya. Hal ini akan menjadikan anak menjadi lebih mudah untuk
memiliki banyak masalah tingkah laku seperti tingkah laku kasar dan
negatif.
yang berada dibagian otak yang mengurusi emosi yaitu system limbik,
17
tetapi sesungguhnya antara kedua bagian inilah yang menentukan
2) Sistem limbik. Bagian ini sering disebut sebagai emosi otak yang
otak.
fisik dan psikis. Secara fisik terletak dibagian otak yaitu konteks dan
18
B. Kecerdasan Spiritual
2004:36).
manusia dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya, kecerdasan
untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna
benar utuh secara intelektual, emosi dan spiritual sehingga bisa dikatakan
19
kecerdasan spiritual adalah kecerdasan jiwa yang dapat membantu
ini harus diraih dalam suatu lingkungan yang sarat dengan cinta dan
kepedulian
adalah perilaku atau kegiatan yang kita lakukan merupakan ibadah kepada
dan Ian yakni adanya unsur ibadah dan penyandaran hanya kepada Allah
untuk menilai bahwa tindakan yang dilakukan atau jalan hidup individu
20
2. Aspek-aspek kecerdasan spiritual
diyakininya.
21
e. Kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai- nilai. Kualitas hidup
individu yang didasarkan pada tujuan hidup yang pasti dan berpegang
tersebut.
dia merugikan orang lain, maka berarti dia merugikan dirinya sendiri
menuntut kita memikirkan secara jujur apa yang harus kita tanggung
22
c. Perenungan akan setiap perbuatan. Dengan ini akan membuat diri kita
lebih baik.
tuntutan tersebut.
bermakna.
orang lain dengan lapang dada, dan melaksanakan apa yang telah
23
melampaui rasa sakit, kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai-
mandiri.
24
integrasi antara seluruh bagian otak, seluruh aspek dari dan seluruh
segi kehidupan.
saraf otak dan titik tuhan. Alasan penulis setuju dengan pendapat tersebut
C. Perilaku Prososial
bagi pelakunya (Staub; Baron & Byrne dalam Tri Dayaksini dan
25
tindakan tersebut, dan mungkin bahkan melibatkan suatu resiko bagi
baik menjadi lebih baik, dalam arti secara material maupun psikologis.
Dari pendapat William di atas tujuan dari perilaku prososial ada dua arah
yaitu untuk diri sendiri dan orang lain. Tujuan untuk diri sendiri lebih
dapat menolong orang lain dan merasa terbebas dari perasaan bersalah.
orang lain dalam bentuk fisik maupun psikis, yang memberikan manfaat
yang positif bagi orang yang dikenai tindakan itu tanpa mempedulikan
motif si penolong atau dengan kata lain tidak memiliki keuntungan yang
26
a. Altruisme, yaitu kesediaan untuk menolong orang lain secara sukarela
lain.
membutuhkan.
27
a. Tindakan itu berakhir pada dirinya dan tidak menuntut keuntungan
orang lain.
Hal ini berlaku juga bila individu melakukan perilaku prososial. Menurut
keadilan serta adanya norma timbal balik. Nilai dan norma tersebut
menjadi 2, yaitu:
28
a. Faktor personal, meliputi:
menghindari kritik.
29
penguatan positif pada saat melakukan tindakan prososial
pertolongan.
tindakan.
30
pertolongan. Disini muncul dorongan untuk membalas jasa atau
tinggi, memiliki kontrol diri yang baik dan tingkat moral yang
seimbang.
prososial terhadap orang lain oleh bystander yaitu individu yang berada di
31
mengambil tanggung jawab untuk menolong. Pada banyak keadaan,
cara menolong orang yang berada pada situasi darurat tersebut. Pada
pada tahap akhir ini dapat dihambat oleh rasa takut terhadap adanya
tinggi, kecuali jika orang memiliki motivasi yangluar biasa besar untuk
membantu.
32
a. Menolong orang yang disukai. Segala hal faktor yang dapat
menolong memberi model sosial yang kuat dan hasilnya adalah suatu
personal yang meliputi self-gain, personal value dan norm serta empati.
33
hubungan interpersonal, pengalaman dalam pemberian pertolongan dan
D. Kerangka Pikir
diri, memotivasi diri sendiri maupun orang lain, dan membina hubungan
yang baik akan lebih peka terhadap keadaan siswa dan lingkungan sekitar,
lain, mengelola emosi diri, memotivasi diri sendiri maupun orang lain,
34
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa adanya hubungan
dituntut untuk bersikap adaptif, tidak terpaku oleh keadaan tertentu. Guru
hidup yang diilhami oleh visi dan nilai-nilai, keengganan melakukan hal
dan melampaui rasa sakit, kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai-
untuk menolong dan berkorban tidak ada. Hal ini menegaskan bahwa guru
35
perilaku prososialnya akan tinggi. Sedangkan guru bimbingan dan
prososial.
4. KECERDASAN
EMOSI
PERILAKU
PROSOSIAL
KECERDASAN
5. SPIRITUAL
36
E. Hipotesis
hipotesis yang dapat diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Hipotesis Mayor
Kabupaten Pacitan.
2. Hipotesis Minor
Pacitan.
Pacitan.
Pacitan.
37