STUDI PUSTAKA
1 2
Dinding pasangan /2 Bata 250 kg / m
Kaca setebal 12 mm 2
30 kg / m
Langit-langit + penggantung 2
18 kg / m
Partisi 2
130 kg / m
Sumber:PPIUG 1983
Lantai Kantor 2
250 kg / m
Beban Pekerja 2
100 kg / m
2. Beban Dinamis
Beban dinamis adalah beban yang bekerja secara tiba-tiba pada struktur.
Pada umumya, beban ini tidak bersifat tetap (unsteady-state) serta
mempunyai karakterisitik besaran dan arah yang berubah dengan cepat.
Deformasi pada struktur akibat beban dinamik ini juga akan berubah-ubah
secara cepat. Beban dinamis ini terdiri dari beban gempa dan beban angin.
• Beban Angin (Wind Load/WL)
Beban angin ditentukan dengan menganggap adanya tekanan positif dan
tekanan negatif (hisapan) yang bekerja tegak lurus pada bidang–bidang yang
2
ditinjau. Besarnya tekanan angin untuk gedung diambil minimum 25 kg/m
(untuk gedung) dan dikalikan dengan koefisien angin untuk dinding vertikal:
- di pihak angin +1
- di belakang angin - 0.4
- sejajar dengan arah angin - 0.4
Bangunan
Kecepatan angin
Denah Bangunan
Gambar II.1. Beban Angin pada Struktur Bangunan
Wt = Kombinasi dan beban mati dan beban hidup vertikal yang direduksi
dimana:
2
τ : Tegangan geser tanah ( kg/cm )
c : Nilai kohesi tanah pada lapisan paling dasar lapisan yang
ditinjau
σ1 : Tegangan normal masing-masing lapisan tanah ( kg/cm)
γ1 : Berat jenis masing-masing lapisan tanah ( kg/cm)
h : Tebal masing-masing lapisan tanah
Atau, setiap profil dengan tanah lunak yang tebal total lebih
dari 3 m dengan PI > 20, wn ≥ 40% dan Su < 25 kPa
I1 I2 I3
Catatan :
Untuk semua struktur bangunan gedung yang ijin penggunaannya diterbitkan sebelum
berlakunya Standar ini maka Faktor Keutamaan I dapat dikalikan 80%
a. Baja 4,5
Gambar II.5. Arah sumbu lokal dan sumbu global pada elemen pelat
Re ε c =0,003
As’ fy a εsb'
c
d M
As fy
d' εy
c = d
0,003 0,003 + εs
Sedangkan besarnya c sendiri adalah a/β1 , maka :
a = β1 . d . 0,003
0,003 + εs
= β1 . d 0,003
fy
0,003 +
Es
= β1 . d . 0,003 . Es 2
= β1 . d . 6000
6000 + fy
A. Prosedur Perhitungan
Perlu dicari dahulu Mu , fc’, fy, b, h, d dan d’. Sedangkan perhitungannya
menurut buku menghitung Beton Bertulang oleh Ir. Udiyanto, adalah sebagai
berikut :
Mn = Mu
φ
450
Fmaks = β1.
; di mana satuan dalam SI
600 + fy
Kmaks = Fmaks .(1 – Fmaks/2 )
Mn
K=
b.d2.Re
F=1- 1−2K
1. Jika F ≤ F maks
Dalam hal ini sebenarnya cukup menggunakan tulangan single underreinforced,
namun karena telah dipilih tulangan double, maka perhitungannya adalah
sebagai berikut :
600 + fy
As1 = F . b . d . Re
fy
As = As1 + As2
Pemeriksaan tulangan :
maks
ρ = As1 ≤ ρ tulangan single
1
b.d
d' d' ; dengan F = Fmaks
≤
d d maks
ρ1 terpasang ≥ β . Re . d' . 600 ; di mana satuan dalam SI
fy d 600 - fy
2. Jika F > F maks
Jika F > Fmaks, maka gunakan tulangan double.
2
M1 = Kmaks . b . d . Re
M2=M–M1
As’ = As2 = M2
fy . (d - d')
As1 = (F . b . d ) . Re
maks
fy
As = As1 + As2
Pemeriksaaan tulangan terpasang :
Vu
Bertulang oleh Ir. Udiyanto, sebagai berikut : Vn = φ
120 . ρw . Vu . d bw . d
Vc = fc' + . ; atau
Mu - Nu . 4.h - d 7
8
Nu
Vc = 0,17 1
+ 0,073 . . Fc' bw . d
Ag
Jika Vc > A = 0,3 . fc' . bw . d . 1+ 0,3. Nu ; maka Vc = A
Ag
B. Untuk Gaya Aksial Tarik
Menurut buku Menghitung Beton Bertulang oleh Ir. Udiyanto hal 69
Nu fc'
≥0
6 . bw . d
.
Vc = 1 - 0,3 .
Ag
2
2. Jika (Vn – Vc) < 3 . fc' . bw . d ; maka ukuran penampang cukup.
Vc
• Jika Vu < φ . 2 ; maka tidak perlu tulangan geser
Vc
• Jika Vu ≥ φ . 2 ; maka perlu tulangan geser
1) Jika Vu < φ Vc maka perlu tulangan geser minimum.
Av = bw . s
3 . fy
d
s < 2 dan s ≤ 600 mm
d. fy (Sin α + Cos α ) 8
Bila (Vn – Vc) ≥ 0,33 fc' . Bw . d , maka :
3
s ≤ 16 . d . (1 + Cotg α )
suatu titik (τ) tergantung pada besarnya momen torsi (M T), lokasi titik ( yang
terdefinisi dengan jarak r dari pusat berat) dan besaran penampang yang disebut
J. Hubungan antara parameter-parameter tersebut diberikan oleh τ = M.r.
J
Perumusan ini analog dari persamaan tegangan lentur σy = M . y di mana J
I
2 dA. Besaran J disebut
analog dengan I dan terdefinisikan sebagai J = A ∫ r
sebagai momen inersia polar.
MT
Perhitungan oleh Ir. Udiyanto dalam buku Menghitung Beton Bertulang hal 151
bila diketahui kekuatan bahan, dimensi penampang, Vu, Tu dan Nu (Nu berharga
positif jika tekan dan negatif jika tarik), sebagai berikut : Untuk fy < 400 Mpa
maka penampang cukup bila :
2
fc'
φ. . ∑(x . y)
3
Tu =
0,4 . Vu 2
1+
Ct . Tu
bw . d
Ct =
∑(x 2 . y)
φ . fc' ∑ x2 . y ( )
1. Jika Tu < , maka pengaruh puntir
diabaikan. 20
φ . fc' ∑ x2 . y ( )
2. Jika Tu > , maka pengaruh puntir
dihitung : 20
2
fc'
φ. . ∑(x . y)
15 0,3 . Nu
Tc = +
0,4 . Vu 2
.1
Ag
1+
Ct . Tu
Tu
a) Jika φ < Tc maka penulangan torsi minimum.
2 . At . (x1 + y1 )
A1 =
Tu
b) Jika φ > Tc maka penampang cukup jika :
Tu
Ts = - Tc
≤ 4 . Tu
φ
fc'
. bw . d
Vc = 6
2
Ct . Tu
1+
0,4 . Vu
s yang terkecil dari (x1 . y1 ) atau 30 cm ataud .
4 2
α.T=0,66 + 0,33 y1 ≤ 1,5
x
1
Tu
- Tc
.s
At = φ
αt . x 1 . y . fy
1
(Av + 2 At)
Luas penampang sebuah kaki sengkang =
2
Luas penampang tulangan memanjang puntir total :
A1 = 2 . At . (x1 + y1 ) atau
s
2,8 . x . s Tu ( x 1+ y )
1
A1 = fy Vu . s
Tu + - 2 . at
3 Ct
Di mana : 2 At > 0,34 . bw . s
fy
P P P
δ δ
p P P
6000+ fy
1. Penampang Tulangannya Tidak simetris
Menurut buku Menghitung Beton Bertulang oleh Ir. Udiyanto hal 110
• Jika e > (0,3 . d + h/2 –
d’) Gunakan a = ab
ab + fy . as' . (d - d')
P . e = Re . b . ab . d -
2
ab
P . e - Re . b . ab . d -
As’ = 2
fy . (d - d')
As = (Re . b . ab ) - P + As'
fy
Periksa tulangan tekan :
d' ≤ fy
1- ; di mana satuan dalam metrik
c 6000
• Jika e = (0,3 . d + h/2 – d’)
Maka e = 0,8 d
As’ = P - (0,8 . Re . b . d)
fy
As tidak perlu dihitung.
• Jika e < (0,3 . d + h/2 – d’)
Maka a ≥ d dan Es . es = - fy
P = Re . b . a + fy . As’ + fy . As
a=d
As = P - (Re . b . d) - As'
fy
d
P . e = Re . b . d . d - + fy . As' . (d - d')
2
As’ =
(P . e) - (0,5 . Re . b . d2 )
fy . (d - d')
2. Penampang Tulangannya Simetris
Menurut buku Menghitung Beton Bertulang oleh Ir. Udiyanto hal 111
a= P
Re . b
Bandingkan a dengan ab dan d atau b.
• Jika a < ab
a + fy . As' . (d - d')
P . e = Re . b . a . d -
2
= P . e - (Kb . Re . b . d )
P . e - Fb . b . Re . d .d- 2
As = As’ = 2
fy . (d - d') fy . (d - d')
Jika As = as’ = masih negatif, maka Astotal = P - (Re . Ag) ; seperti untuk a ≥ b.
fy
Batasan luas penampang tulangan : 0 % ≤ Ast ≤ 1%.
Ag
C. Analisis Penampang yang Mengalami Tekanan Axial dan Pelenturan Dua
Arah
( Biaxial Bending )
A. Pendimensian Kolom
Oleh Ir. Udiyanto dalam Menghitung Beton Bertulang, perhitungan penulangan
kolom apabila diketahui Pn , Mnx , Mny , fc’ , fy adalah sebagai berikut :
Pn = P ; Mnx = M ; Mny = M
uy
u ux
φ φ φ
M
h = nx
b Mny
h (1 - β)
Mn = Mnx + Mny . .
eay = Mn
P
n
Untuk keadaan balance :
Pb = 0,85 . fc’ . b . β1 . cb
Jika Pb = Pn , maka diperoleh harga b . d = Ag
Dari perbandingan h/b, maka diperoleh harga b dan h.
As = As’ = P . 2 . Re . b
fy . (d - d')
As
Jika Ag < 3% , maka As = 3% . Ag
Syarat : Pi ≥ Pn
II.4.6. Perencanaan Tangga
Struktur tangga digunakan untuk melayani aksebilitas antar lantai pada
gedung yang mempunyai tingkat lebih dan satu. Tangga merupakan komponen
yang harus ada pada bangunan berlantai banyak walaupun sudah ada peralatan
transportasi vertikal lainnya, karena tangga tidak memerlukan tenaga mesin.
a
h
h’
30.256
0
Dimana :
Qtiang = Daya dukung keseimbangan tiang ( kN)
O = Keliling tiang pancang ( m)
JHP = Total friction ( kN/m )
5 = Faktor Keamanan
• End Bearing And Friction Pile