PEMBUNUHAN
DISUSUN
Oleh
NAMA : NIM :
FAKULTAS HUKUM
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul PENGERTIAN
PEMBUNUHAN DAN KLASIFIKASI PEMBUNUHAN ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas HUKUM ISLAM. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang PEMBUNUHAN DAN KLASIFIKASI PEMBUNUHAN bagi para pembaca dan
juga bagi penulis.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada dasarnya tidak ada satupun agama di dunia ini yang menghalalkan pembunuhan,
sebab tujuan agama adalah untuk perdamaian, menyebarkan kasih sayang, dan mengatur
tatanan sosial agar lebih baik. Begitu pula dengan doktrin agama Islam, sejak awal
penurunannya sudah ditegaskan bahwa Islam mengemban visi kerahmatan (QS: al-Anbiya’:
107). Sehingga hampir tidak ditemukan pembenaran kejahatan dalam ajaran Islam. Dengan
demikian, bila ada sekelompok orang melakukan kejahatan dengan mengatasnamakan Islam,
ketahuilah bahwa apa yang mereka lakukan itu sangat bertentangan dengan filosofi Islam itu
sendiri.
Membunuh satu orang, secara tidak langsung akan menyakiti keluarga, keturunan,
dan masyarakat yang hidup di sekelilingnya. Maka dari itu, Islam menggolongkan
pembunuhan sebagai dosa besar kedua setelah syirik (HR: al-Bukhari dan Muslim). Kelak
pelaku pembunuhan akan mendapatkan balasan berupa neraka jahannam (QS: al-Nisa’: 93).
Aturan ini tentu tidak hanya dikhususkan untuk umat Islam saja dan bukan berati non-muslim
dihalalkan darahnya,karena misi kerahmatan yang dibawa Islam tidak hanya untuk orang
Islam semata, tetapi untuk seluruh semesta.
Dalam hadis riwayat al-Bukhari disebutkan, man qatala dzimmiyan lam yarih ra‘ihah
al-jannah, orang yang membunuh seorang dzimmi (non-muslim yang berada dalam perjanjian
keamanan), maka ia tidak akan mencium aroma surga. Hadis ini ialah salah satu landasan
larangan membunuh non-muslim dalam Islam.
B. RUMUSAN MASALAH
A. Pengertian pembunuhan.
B. Hukum membunuh dalam islam
C. Macam-macam pembunuhan.
D. Sangsi bagi pelaku pembunuhan dalam hukum islam.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN PEMBUNUHAN
Pembunuhan adalah suatu aktifitas yang dilakukan oleh seseorang dan atau beberapa
orang yang mengakibatkan seseorang dan/atau beberapa orang meninggal dunia.Para ulama
mendefinisikan pembunuhan dengan suatu perbuatan manusia yang menyebabkan hilangnya
nyawa.
هَ ِإالَّ هللاُ َوأَنِّيx َئ ُم ْسلِ ٍم يَ ْشهَ ُد أَ ْن الَ إِل َ َض َي هللاُ َع ْنهُ ق
ٍ الَ يَ ِحلُّ َد ُم ا ْم ِر: قَا َل َرسُوْ ُل هللاِ صلى هللا عليه وسلم:ال ِ ع َِن ا ْب ِن َم ْسعُوْ ٍد َر
ق لِ ْل َج َما َع ِة ِ َك لِ ِد ْينِ ِه ْال ُمف
ُ ار ِ َوالنَّ ْفسُ بِالنَّ ْف، الثَّيِّبُ ال َّزانِي: ث
ِ َّس َوالت
ُ ار ٍ ََرسُوْ ُل هللاِ إِالَّ بِإِحْ دَى ثَال
bahkan membunuh jiwa manusia dengan tanpa haq (tanpa alasan yan dibenarkan
syari’at) termasuk dosa-dosa besar yang bisa membinasakan, sebagaimana disebutkan dalam
hadits shahîh :
ِ اxxَصلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم قَا َل اجْ تَنِبُوا ال َّس ْب َع ْال ُموبِق
َ xَا ه َُّن قxxو َل هَّللا ِ َو َمxا َر ُسxxَالُوا يxxَت ق
الx َ ض َي هَّللا ُ َع ْنهُ ع َْن النَّبِ ِّي ِ ع َْن أَبِي هُ َر ْي َرةَ َر
ت َ ْف َوقَ ْذفُ ْال ُمح
ِ نَاxxص ِ ْق َوأَ ْك ُل ال ِّربَا َوأَ ْك ُل َما ِل ْاليَتِ ِيم َوالتَّ َولِّي يَوْ َم ال َّزح
ِّ س الَّتِي َح َّر َم هَّللا ُ إِاَّل بِ ْال َح
ِ ك بِاهَّلل ِ َوالسِّحْ ُر َوقَ ْت ُل النَّ ْف
ُ ْال ِّشر
ِ ت ْالغَافِاَل
ت ِ ْال ُم ْؤ ِمنَا
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , beliau
bersabda: “Jauhilah tujuh (dosa) yang membinasakan!” Mereka (para sahabat) bertanya,
“Wahai Rasûlullâh, apakah itu?” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Syirik
kepada Allâh, sihir, membunuh jiwa yang Allâh haramkan kecuali dengan haq, memakan
riba, memakan harta anak yatim, berpaling dari perang yang berkecamuk, menuduh zina
terhadap wanita-wanita merdeka yang menjaga kehormatan, yang beriman, dan yang bersih
dari zina”. [HR al-Bukhâri, no. 2615, 6465; Muslim, no. 89]
B. HUKUM MEMBUNUH DALAM ISLAM
Misalnya membunuh seseorang yang murtad (keluar dari Islam) ketika tidak mau
bertaubat dan juga membunuh kafir harbi (kafir yang memerangi kaum muslim) ketika
mereka tak mau mengikuti ajaran Islam atau membayar jizyah (pajak).
Membunuh seseorang yang di lindungi darahnya(orang muslim) tanpa hak. Jelas ini
hukumnya haram dalam islam. Balasan bagi orang yang melakukan pembunuhan seperti ini
adalah neraka jahannam.
Membunuh orang lain yang perang menghadapi saudaranya sendiri yang kafir dan
orang kafir tersebut tidak menjelek-jelekkan Allah SWT dan Rasulnya.
4.Hukum Membunuh Sunnah
Membunuh orang yang memerangi saudara kafirnya sendiri dan orang kafir tersebut
menghina Allah dan Rasulnya.
Seorang imam yang membunuh tawanan perang diman imam dengan ijtihadnya
dipersilahkan apakah ingin membunuh atau tidak tawanan perangnya tersebut tergantung
paling banyak maslahatnya di mana.
Dan unsur yang terpenting diantara ketiganya ialah pada unsur yang ketiga, yaitu
adanya niat si pelaku. Hal ini sangat penting karena niat pelaku itu merupakan syarat utama
dalam pembunuhan sengaja. Dan masalah tersebut menjadi perbincangan para ulama karena
niat itu terletak dalam hati, sehingga tidak dapat diketahui. Dengan demikian akan ada
kesulitan dalam membuktikan bahwa seseorang melakukan pembunuhan itu apakah dengan
sengaja atau tidak. Oleh karena itu para fuqaha mencoba mengatasi kesulitan ini dengan cara
melihat alat yang digunakan dalam pembunuhan itu.
“Dan tidak layak bagi seorang mukmin membunuh seorang mukmin (yang lain),
kecuali Karena tersalah (Tidak sengaja)”
“Dan barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja Maka
balasannya ialah Jahannam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan
mengutukinya serta menyediakan azab yang besar baginya.”
1. Pengertian Qishash
Ada banyak makna kata qishash secara bahasa. Diantara maknanya adalah mengikuti
jejak. Dikatakan tatabba'tu al-atsara, artinya aku mengikuti jejak. Kemudian Al-Fayumi
mengatakan bahwa kata qishash lebih sering digunakan dengan makna: membunuh orang
yang membunuh, melukai orang yang melukai dan memotong (bagian tubuh) orang yang
memotong
b. Istilah
Begitu juga penjahat yang melukai orang lain atau membuat cacat fisik, maka
hukumannya secara qishash, yaitu dilukai juga atau dibikin cacat juga. Disitulah kita
mengenal istilah mata dibayar mata (an eye for an eye).
Dengan bahasa lain, kita bisa mengatakan bahwa hukum qishash itu adalah hukum
berdasarkan kesetaraan dan kesamaan. Dan di dalam qishash itulah keadilan menampakkan
wujudnya yang asli. Dalam prakteknya hukum qishash ini bukan hanya ada dalam agama
Islam saja, dan bukan hanya berlaku bagi umat Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam
saja, tetapi umat-umat terdahulu pun juga telah diwajibkan untuk melaksanakan hukum
qishash. Ayat-ayat Taurat dan Injil ketika dahulu diturunkan kepada Nabi Musa dan Isa,
isinya mengandung perintah hukum qishash ini juga.
Bahkan secara intensitas, pelaksanaan qishash di masa lalu jauh lebih berat, lebih
kaku dan lebih apa adanya. Beda dengan qishash yang diberlakukan di era kenabian
Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, yang penuh dengan keringanan dan permaafan
Antara qishash dengan jinayat ada hubungan yang erat, sehingga seringkali
disamakan penyebutannya dalam banyak kesempatan. Namun sesungguhnya ketiga istilah itu
tetap punya perbedaan yang mendalam. Secara istilah, jinayah didefinisikan oleh Al-Jurjani
sebagai: Semua perbuatan yang terlarang dan terkait dengan dharar (sesuatu yang
membahayakan) baik kepada diri sendiri atau orang lain.
Hubungan antara qishash dengan jinayat adalah hubungan sebab akibat. Perbuatan
jinayat (kejahatan) yang dilakukan oleh seseorang akan mengakibatkan dijatuhkanya hukum
qishash. Contoh yang sederhana adalah orang yang membunuh dan menghilangkan nyawa
orang lain dengan sengaja, maka dia telah melakukan tindakan jinayah. Oleh karena itu
sebagai hukuman, dia bisa dijatuhi hukuman qishash yaitu dibunuh hingga mati.
Namun apabila pihak keluarga korban memberi maaf kepadanya, hukum qishash bisa
saja ditinggalkan, sehingga pelaku tidak perlu dibunuh, cukup membayar diyat saja. Bahkan
kalau keluarga korban ikhlas sepenuhnya, pelaku dibebaskan sama sekali di ancaman hukum
qishash dan diyat juga.
Hudud didefinisikan oleh banyak ulama sebagai: Hukuman yang ditetapkan Allah dan
diwajibkan untuk memenuhi hak Allah. Hubungan antara qishash dan hudud adalah bahwa
keduanya sama-sama merupakan bentuk hukuman atas perbuatan jinayah. Namun perbedaan
antara keduanya jelas, yaitu bahwa qishash merupakan hukuman atas dilanggarnya hak
manusia atau hak orang lain, sedangkan hudud secara umum adalah hukuman atas
dilanggarnya hak Allah Ta'ala.
Contoh qishash adalah dipotongnya tangan pelaku kejahatan akibat dia telah memotong
tangan orang lain, sedangkan contoh hudud adalah dipotongnya tangan seorang pencuri yang
memenuhi syarat pencurian.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dapat disimpulkan bahwa pembunuhan ialah tindakan yang menghilangkan
nyawa seseorang. Pembunuhan adalah perbuatan yang dilarang Allah dan Nabi karena
merusak salah satu sendi kehidupan. Pada dasarnya, hokum membunuh nyawa atau
menghilangkan nyawa manusia adalah haram, namun adakalanya menjadi sebaliknya,
yaitu wajib. Semua tergantung pada keadaan, sebab dan tujuannya.
Hukum Membunuh dalam Islam
1.Hukum Membunuh Wajib
4.Hukum Membunuh Sunnah
Had Pembunuhan
Had adalah hukuman atau sangksi.
B. SARAN
Pembunuhan adalah suatu aktifitas yang dilakukan oleh seseorang dan atau beberapa
orang yang mengakibatkan seseorang dan/atau beberapa orang meninggal dunia. Para ulama
mendefinisikan pembunuhan dengan suatu perbuatan manusia yang menyebabkan hilangnya
nyawa.
Hukum-Membunuh-dalam-Islamhttps://www.nu.or.id/post/read/65130/
https://terusmaju25.wordpress.com/2018/03/03/-pembunuhan-dalam-islam/
http://digilib.uin-suka.ac.id/23162/1/12360034_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-
PUSTAKA.pdf
https://inilah.com/mozaik/2504396/tiga-istilah-hukuman-dalam-islam-dan-maknanya