Anda di halaman 1dari 11

ANALISIS PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN DAN KESEHATAN

TERHADAP KEMISKINAN DI PROPINSI JAMBI

Ahmad Soleh1, Yunie Rahayu1


1
Staff Pengajar STIE Muhammadiyah Jambi
yunie.soleh@gmail.com

ABSTRAK

Analisis pengaruh Tingkat Pendidikan dan Kesehatan Terhadap Kemiskinan di Propinsi


Jambi dilakukan karena Fenomena membaiknya kondisi perekonomian dan peningkatan
sosial ekonomi di Propinsi Jambi ternyata tidak diimbangi penurunan jumlah penduduk
miskin secara absolute. Data penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder yang diperoleh dari instansi terkait. Sedangkan metode analisis yang digunakan
adalah metode analisis deskriptif dan anlisis kuantitatif. Hasil Penelitian menunjukkan
bahwa Selama periode 2005 – 2015 angka kemiskinan penduduk Provinsi Jambi
mengalami penurunan sebesar 0.30% per tahun. Dari persamaan regresi di atas dapat
diterjemahkan bahwa setiap terjadi peningkatan usia hidup sebesar 1 persen maka jumlah
penduduk miskin di Provinsi Jambi akan mengalami penurunan sebesar 1.02 persen.

Kata Kuci : Tingkat Pendidikan, Tingkat Kesehatan, Kemiskinan

PENDAHULUAN Pemberdayaan yang tepat harus


Indonesia memiliki banyak memadukan aspek-aspek penyadaran,
persoalan ekonomi diantaranya adalah peningkatan kapasitas dan
kemiskinan dan pengangguran yang pendayagunaan.
sampai sekarang belum teratasi secara Demikian juga kemiskinan yang
signifikan (Tan, 2010). Masalah merupakan masalah yang sangat
pengangguran dan kemiskinan menjadi mendasar yang harus ditanggulangi
persoalan yang serius karena secara terpadu dan terencana dalam
perkembangan ekonomi yang tinggi bingkai program dan kegiatan
kurang bermanfaat meningkatkan pembangunan nasional karena masalah
kesejahteraan walaupun terjadi kemiskinan ini merupakan persoalan
peningkatan pertumbuhan ekonomi. pemenuhan kebutuhan hidup manusia
Persoalan pengangguran lebih dipicu yang menjadi pelaksana dan yang akan
oleh rendahnya kesempatan dan peluang menikmati pembangunan itu adalah
keja bagi angkatan kerja di pedesaan. manusia. Kondisi kemiskinan
Upaya untuk menanggulanginya harus tidak terlepas dari kebijakan
menggunakan pendekatan multi disiplin pembangunan yang bersifat sentralistik
yang berdimensi pemberdayaan. dan terlalu mengutamakan pertumbuhan

60
Jurnal Sungkai Vol.6 No.1, Edisi Februari 2018 Hal : 60-70

ekonomi di masa orde lama hingga orde yang akan mendorong peningkatan
baru. Pembangunan yang lebih terhadap pembangunan.
mementingkan pertumbuhan ekonomi Berdasarkan data sejak tahun
akan mengakibatkan distribusi 2010-2015 rata-rata lama penduduk
pendapatan tidak merata, terjadi bersekolah mengalami kecenderungan
kesenjangan pendapatan antar meningkat yang mencerminkan
masyarakat dan berpengaruh terhadap membaiknya tingkat pendidikan
perluasan lapangan kerja dan masyarakat. Sementara usia harapan
kesejahteraan masyarakat yang pada hidup juga mengalami peningkatan.
gilirannya akan menimbulkan berbagai Fenomena membaiknya kondisi
kecemburuan pada masing-masing perekonomian dan peningkatan sosial
masyarakat itu sendiri. ekonomi di atas ternyata tidak diimbangi
Strategi pembangunan yang penurunan jumlah penduduk miskin
hanya berorientasi pada pertumbuhan secara absolute. Fenomena kemiskinan
ekonomi ternyata menimbulkan itu sendiri bukan hanya menjadi
kemiskinan yang membengkak, gambaran sosial ekonomi saja, termasuk
ketimpangan pendapatan yang semakin aspek budaya dan geografis. Namun
besar dan tingkat pengangangguran yang demikian juga dapat mencerminkan
bertambah. Hal ini terjadi karena keberhasilan pembangunan suatu daerah
pendapatan per kapita tidak dalam meningkatkan kesejahteraan
menggambarkan pendistribusian hasil masyarakat. Kemiskinan sendiri dapat
yang merata dalam menyelenggarakan disebabkan oleh tingkat pendidikan,
pembangunan yang dilakukan. Hasil kesehatan, program pembangunan
pembangunan yang hanya berorientasi maupun pemberdayaan melalui akses
pada pertumbuhan akan terkosentrasi permodalan.
hanya pada kelompok masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah
Berdasarkan inilah kita tidak dapat untuk menganalisis Pengaruh Tingkat
melihat bahwa kesejahteraan rakyat Pendidikan dan Kesehatan Terhadap
hanya mengandalkan kemampuan modal Kemiskinan di Provinsi Jambi Periode
fisik saja tetapi juga harus melihat 2005-2015.
kepada modal manusianya sendiri
sebagai penggerak pembangunan yang Konsep Pembangunan Ekonomi
dikenal dengan teori Human Capital Paradigma tradisional mengenai
pembangunan cenderung diartikan

61
Analisis Pengaruh Tingkat Pendidikan Dan Kesehatan ……

sebagai kapasitas dalam sebuah untuk mengembangkan kegiatan


perekonomian nasional. Pembangunan ekonominya dan taraf hidup
ekonomi diartikan sebagai kegiatan- masyarakatnya (Arsad,1997). Demikian
kegiatan yang dilakukan suatu negara juga Dyoyohadikusumo, (1995)
untuk mengembangkan ekonomi dan mengartikan bahwa pembangunan
taraf hidup masyarakatnya. sebagai suatu transformasi dalam arti
Menurut Meller (1999), bahwa perubahan struktural yang dalam
pembangunan ekonomi adalah suatu struktur ekonomi masyarakat yang
proses dimana pendapatan perkapita meliputi perubahan pada perimbangan-
suatu negara meningkat selama kurun perimbangan keadaan yang melekat
waktu yang panjang, dengan catatan pada landasan kegiatan ekonomi dan
bahwa penduduk yang hidup dibawah bentuk struktur ekonomi.
garis kemiskinan absolut tidak
meningkat dan distribusi pendapatan Konsep Pertumbuhan Ekonomi
tidak semakin timpang. Pembangunan Pertumbuhan ekonomi
ekonomi juga merupakan pembangunan merupakan perbandingan peningkatan
sosial ekonomi yang ditandai terjadinya antara input dan output yang lebih besar
paningkatan taraf hidup yang tercermin serta adanya perkembangan ekonomi.
dalam peningkatan pendapatan perkapita Menurut Wijaya (1990) pertumbuhan
dan pemenuhan kebutuhan pokok. ekonomi adalah proses dimana
Penekanan pada kenaikan pendapatan terjadinya kenaikan produk domestik
perkapita dalam kurun waktu yang regional bruto riel atau pendapatan
panjang diartikan bahwa disamping nasional riil. Atau pertumbuhan juga
adanya pertumbuhan dalam kegiatan dapat diartikan sebagai peningkatan
ekonomi dan pendapatan perkapita, pendapatan perkapita dari perekonomian
pertumbuhan penduduk juga meningkat. dalam suatu wilayah dibandingkan tahun
Bila pertumbuhan GNP sama dengan sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi
atau lebih rendah dari tingkat dapat diartikan sebagai kenaikan PDRB
pertumbuhan penduduk, maka tanpa memandang apakah kenaikan itu
pendapatan perkapita akan tetap sama lebih besar atau lebih kecil dari kenaikan
atau bahkan turun. jumlah penduduk.
Pembangunan ekonomi juga Ada beberapa faktor yang
dapat diartikan sebagai kegiatan- mempengaruhi keberhasilan dalam
kegiatan yang dilakukan suatu negara

62
Jurnal Sungkai Vol.6 No.1, Edisi Februari 2018 Hal : 60-70

proses pertumbuhan ekonomi Konsep Kemiskinan


diantaranya: Konsep tentang kemiskinan
a. Jumlah Penduduk sangat bergam, mulai dari sekedar
b. Sumber daya alam ketidakmampuan memenuhi kebutuhan
c. Pemupukan modal konsumsi dasar dan memperbaiki
d. Spesialisasi keadaan, kurangnya kesempatan
e. Efisiensi dalam penggunaan berusaha, hingga pengertian yang lebih
teknologi luas yang memasukkan aspek sosial dan
f. Kemajuan teknologi moral. BPPENAS (2004)
mendefinisikan kemiskinan sebagai
Menurut Boediono,1992. kondisi dimana seseorang atau
pertumbuhan ekonomi merupakan sekelompok orang, laki-laki dan
proses kenaikan output perkapita dalam perempuan, tidak mampu memenuhi
jangka panjang, yang terbagi dalam tiga hak-hak dasarnya untuk
aspek diantaranya: mempertahankan dan mengembangkan
1. Proses yang mengambarkan kehidupan yang bermartabat. Hak-hak
bagaimana suatu perekonomian dasar tersebut antara lain terpenuhinya
berkembang dari waktu ke waktu kebutuhan pangan, kesehatan,
2. Output perkapita sangat erat pendidikan, pekerjaan yang layak,
kaintannya dengan output secara total perumahan, air bersih, pertanahan,
yang ditunjukkan melalui GNP serta sumberdaya alam dan lingkungan hidup,
jumlah penduduk. Artinya bila rasa aman dari perlakuan atau ancaman
pertumbuan GNP lebih besar dari tindak kekerasan dan hak untuk
pertumbuhan penduduk berarti terjadi berpartisipasi dalam kehidupan sosial-
pertumbuhan dan sebaliknya politik.
3. Berkaitan dengan waktu jangka Kemiskinan secara konseptual
panjang, jika dalam periode tertentu dibedakan menurut kemiskinan relatif
terjadi penurunan output namun dan kemiskinan absolut, dimana
dalam jangka panjang meningkat perbedaannya terletak pada standar
maka ini dapat dikatakan penilaiannya. Standar penilaian
pertumbuhan. kemiskinan relatif merupakan standar
kehidupan yang ditentukan dan
ditetapkan secara subyektif oleh
masyarakat setempat dan bersifat lokal,

63
Analisis Pengaruh Tingkat Pendidikan Dan Kesehatan ……

dimana mereka yang berada dibawah jaringan sosial untuk memperoleh


standar penilaian tersebut dikategorikan pekerjaan, barang-barang dan lain-lain;
sebagai miskin secara relatif. Sedangkan pengetahuan dan keterampilan yang
standar penilaian kemiskinan absolut memadai; dan informasi yang berguna
merupakan standar kehidupan minimum untuk mema jukan kehidupan.
yang dibutuhkan untuk memenuhi Secara Nasional per Maret 2010,
kebutuhan dasar yang diperlukan, baik BPS mengeluarkan Standar Garis
makanan maupun non makanan. Standar Kemiskinan Nasioanal sebesar Rp.
kehidupan minimum untuk memenuhi 211.000,- per bulan per orang, yang
kebutuhan dasar inilah yang disebut diukur berdasarkan pemenuhan
garis kemiskinan. kebutuhan makanan pokok sebesar
Menurut De Vos, kemiskinan Rp.155.615,- per bulan dan non-
adalah suatu keadaan dimana seseorang makanan Rp. 56.000,- per bulan.
tidak mampu mencapai salah satu Standar Kemiskinan
tujuannya atau lebih, tujuan-tujuan yang Internasioanal yang dikeluarkan oleh
dimaksud disini dapat di interpretasikan Bank Dunia (Wordl Bank), penduduk
sesuai persepsi seseorang. Dengan miskin adalah yg memeliki pengeluaran
demikian dapat diartikan berdasarkan per hari sebesar US $ 2 atau kurang
kondisi seseorang dalam mencapai (Kurs Rupiah Rp.9.000,-), maka
tujuan-tujuan yang diinginkan (Suparta, penduduk dikatakan miskin bila
2003). pendapatannya kurang dari Rp. 18.000,-
Dilain pihak Friedman (1979), per hari. Selanjutnya, Bank Dunia yang
mendefinisikan kemiskinan sebagai menggunakan metode Puchasing Power
ketidak samaan kesempatan untuk Parity (PPP), juga menetapkan
mengakumulasikan basis kekuatan klasifikasi penduduk sangat miskin
sosial. Basis kekuatan sosial meliputi (extreme poor) untuk yang
modal yang produktif atau asset pengeluarannya per hari dibawah US $1.
(misalnya tanah, perumahan, peralatan,
kesehatan dan lain-lain); sumber-sumber Indikator Kemiskinan
keuangan (income dan kredit yang Ada dua pendekatan seseorang
memadai); organisasi sosial dan politik tergolong sebagi orang miskin. Pertama,
yang dapat digunakan untuk mencapai pendekatan absolute yang menekankan
kepentingan bersama (partai politik, pada pemenuhan kebutuhan fisik
sindikat, koperasi dan lain-lain); manusia. Tolok ukur yang dipakai

64
Jurnal Sungkai Vol.6 No.1, Edisi Februari 2018 Hal : 60-70

adalah kebutuhan keluarga dengan meratanya pembagian pendapatan


memperhatikan kebutuhan minimal yang didalam masyarakat.
harus dipenuhi oleh suatu keluarga agar
dapat melangsungkan kehidupannya Ukuran Kemiskinan
secara sederhana, tetapi memadai Sayogyo menggunakan tingkat
sebagai warga masyarakat yang layak. konsumsi ekuivalen beras per kapita
Termasuk didalamnya kebutuhan akan sebagai indikator kemiskinan. Dia
pangan, perumahan, sandang, membedakan tingkat ekuivalen
pemeliharaan kesehatan dan pendidikan konsumsi beras di daerah perdesaan dan
anak. Menurut pendekatan ini, perkotaan. Untuk daerah perdesaan,
kemiskinan dipahami sebagai suatu apabila seseorang mengkonsumsi
keadaan dimana seseorang atau ekuivalen beras kurang dari 240 kg per
sekelompok orang tidak mampu orang per tahun, maka yang
mencapai kebutuhan fisik pada tingkat bersangkutan digolongkan sangat
minimal dari standar kebutuhan yang miskin, sedangkan untuk daerah
sudah ditetapkan. perkotaan ditentukan sebesar ekuivalen
Kedua, adalah pendekatan 360 kg beras per orang per tahun.
relatif yang mendefinisikan kemis kinan Hampir sejalan dengan model
dalam kaitanya dengan kebutuhan konsumsi beras dari Sayogyo, Badan
seseorang dalam masyarakat. Tolok ukur Pusat Statistik (BPS) menghitung angka
yang dipakai adalah tingkat pendapatan kemiskinan lewat tingkat konsumsi
kepala keluarga per bulan atau per penduduk atas kebutuhan dasar.
tahun. Berdasarkan tolok ukur ini Perbedaannya adalah bahwa BPS tidak
seseorang yang tergolong miskin menyetarakan kebutuhan-kebutuhan
ditentukan dari kedudukan relatifnya dasar dengan jumlah beras. Dari sisi
dalam masyarakat dengan makanan, BPS menggunakan indikator
memperhatikan sejauh mana mutu yang direkomendasikan oleh
kehidupannya berbeda dibandingakn Widyakarya Pangan dan Gizi tahun
dengan rata-rata mutu kehidupan yang 1998 yaitu 2.100 kalori per orang per
berlaku secara keseluruhan. Menurut hari, sedangkan dari sisi kebutuhan non-
pendekatan relatif, kemiskinan makanan tidak hanya terbatas pada
sekelompok orang dalam masyarakat sandang dan papan melainkan termasuk
yang hidup dalam keadaan melarat, pendidikan dan kesehatan. BPS pertama
terhina dan tidak layak, disebabkan tidak kali melaporkan penghitungan jumlah

65
Analisis Pengaruh Tingkat Pendidikan Dan Kesehatan ……

dan persentase penduduk miskin pada Dimana :


tahun 1984. Pada saat itu, penghitungan PAK = Pertumbuhan Angka
jumlah dan persentase penduduk miskin Kemiskinan
mencakup periode 1976-1981 dengan AKt = Angka kemiskinan tahun t
menggunakan modul konsumsi Susenas AK t – 1 = Angka kemiskinan satu
(Survai Sosial Ekonomi Nasional). tahun sebelumnya

METODE PENELITIAN b. Analisis Kualitatif


Data yang digunakan dalam Analisis kuantitatif
penelitian ini adalah data sekunder yang menggunakan regresi berganda yaitu:
diperoleh dari instansi terkait. Adapun Pov = ß0 – ß1 Log X1 – ß2 Log X2 - ἐ
data yang dikumpulkan adalah data yang Dimana :
terkait dengan PDRB, persentase Pov = Jumlah kemiskinan
penduduk yang bersekolah, usia harapan X1 = Usia Harapan Hidup
hidup dan data lainnya yang terkait X2 = Rata-rata lama bersekolah
dengan analisis yang digunakan. penduduk provinsi Jambi
Sedangkan metode analisis yang ß0 = Konstanta
digunakan adalah metode analisis ß1 = Koefisien Regresi
deskriptif dan anlisis kuantitatif. ἐ = Kesalahan pengganggu

a. Analisis Deskriptif HASIL DAN PEMBAHASAN


Metode yang akan digunakan Perkembangan angka kemiskinan di
dalam penelitian ini adalah analisis Provinsi Jambi
deskriptif yaitu analisis yang berbasis Selama periode 2005 – 2015
pada perkembangan data kemiskinan jumlah penduduk miskin di Provinsi
dalam kurun waktu 2005 – 2015. Jambi menunjukkan kecenderungan
Adapun rumus yang digunakan adalah yang sangat fluktuatif meskipun
sebagai berikut: demikian secara rata-rata menunjukkan
penurunan. Adapun perkembangan

AKt - AK t – 1 jumlah penduduk miskin di Provinsi


PAK = x 100% Jambi adalah sebagai berikut:
AK t – 1

66
Jurnal Sungkai Vol.6 No.1, Edisi Februari 2018 Hal : 60-70

Tabel.1. Jumlah penduduk miskin di Provinsi Jambi ini tidak terlepas dari
Provinsi Jambi
berbagai kebijakan pemerintah pusat dan
Jumlah
Pertumbuhan
Tahun Penduduk pemerintah provinsi Jambi sendiri.
(%)
Miskin (Jiwa)
2005 317.800 - Kebijakan dari pemerintah pusat
2006 304.600 (4.15) diantaranya program penanggulangan
2007 281.900 (7.45)
2008 261.200 (7.34) kemiskinan (P2KP), Pprogram IDT dan
2009 245.000 (6.20)
2010 260.500 6.33 program peningkatan kesejahteraan
2011 251.360 (3.51) keluarga sejahtera, pra sejahtera dan
2012 268.470 6.81
2013 277.740 3.45 sejahtera I.
2014 281.750 1.44
2015 300.170 6.73 Selama periode 2005 – 2015
Rata2 - (0.39) angka kemiskinan penduduk Provinsi
Jambi mengalami penurunan sebesar
Berdasarkan tabel di atas terlihat
0.30% per tahun. Penurunan jumlah
bahwa jumlah penduduk miskin di
penduduk miskin memberikan gambaran
Provinsi Jambi mengalami fluktuasi.
bahwa laju pertumbuhan ekonomi yang
Secara absolut laju peningkatan
cenderung positif diikuti dengan
penduduk miskin tertinggi terjadi pada
penurunan jumlah penduduk miskin
tahun 2012 yaitu sebanyak 268.470 jiwa
meskipun pada kenyataannya ada
atau mengalami peningkatan sebesar
beberapa tahun yang mengalami
6.81%. Peningkatan yang cukup tinggi
peningkatan. Hal ini menunjukkan
sebagai dampak dari kenaikan batas
bahwa pembangunan ekonomi
kemiskinan minimal. Pendataan dari
memberikan dampak yang luas terhadap
program Bantuan Langsung Tunai
peluang berusaha secara lebih adil di
(BLT) yang dikeluarkan oleh
tengah-tengah masyarakat sehingga
pemerintah pusat untuk mengurangi
memberikan kesempatan masyarakat
dampak kenaikan harga BBM pada
untuk memperbaiki kondisi
tahun 2012 yang sudah barang tentu
perekonomian dan kesejahteraan
berimbas pada penurunan daya belu
mereka.
masyarakat karena kenaikan harga
barang-barang terutama kebutuhan
Hasil Pengujian Regresi
pokok masyarakat. Laju penurunan
Dari hasil pengujian regresi
jumlah penduduk miskin tertinggi terjadi
diperoleh persamaan regresi sebagai
pada tahun 2007 yaitu sebesar 7,45%.
berikut:
Penurunan jumlah penduduk miskin di

67
Analisis Pengaruh Tingkat Pendidikan Dan Kesehatan ……

Nilai Koefisien Regresi : SIMPULAN


Model Unstandar Standari t Si Simpulan dari penelitian ini
lized lized g.
Coefficien Cooficie adalah:
ts nt
B. Std. Beta 1. Selama periode 2005-2015 angka
Err kemiskinan penduduk Provinsi
or
1 5.9 2.9 2.0 .0 Jambi mengalami penurunan sebesar
(const 89 39 -.203 38 76
0,39%. Secara rata-rata selama
ant) - .30 -.452 - .0
1.0 4 3.3 12 periode 2005-2015 usia harapan
22 .26 61 .0
- 4 - 00 hidup mengalami peningkatan
1.5 5.7
0,36%. Selama periode 2005-2015
11 23
tingkat lama bersekolah penduduk
Berdasarkan tabel dia tas maka
Provinsi Jambi menunjukkan
disusun persamaan regresi sebagai
keadaan membaik, yaitu sebesar
berikut:
0,22% per tahun
Y = 0.5989 – 1.022X1 – 1.511X2 + e
2. Setiap terjadi peningkatan usia
Dari persamaan regresi di atas
harapan hidup sebesar 1 persen
dapat diterjemahkan bahwa setiap terjadi
maka jumlah penduduk miskin di
peningkatan usia hidup sebesar 1 persen
Provinsi Jambi akan mengalami
maka jumlah penduduk miskin di
penurunan sebesar 1,022 persen. Di
Provinsi Jambi akan mengalami
sisi lain setiap terjadi peningkatan
penurunan sebesar 1.02 persen. Di sisi
jumlah rata-rata lama bersekolah
lain setiap terjadi peningkatan jumlah
penduduk maka sebesar 1 persen
rata-rata lama bersekolah penduduk
maka jumlah penduduk miskin akan
sebesar 1 persen maka jumlah penduduk
mengalami penurunan sebesar 1,511
miskin akan mengalami penurunan
persen, bila diasumsikan tidak
sebesar 1,511 persen, namun bila
terjadi perubahan yang positif
diasumsikan tidak terjadi perubahan
terhadap tingkat kesehatan dan
yang positif terhadap tingkat kesehatan
tingkat pendidikan maka jumlah
dan tingkat pendidikan maka jumlah
penduduk miskin akan mengalami
penduduk miskin akan mengalami
peningkatan 61,3% sementara
pertumbuhan yang positif.
sisanya sebesar 38.7% dijelaskan
oleh variable lainnya yang tidak
dijelaskan dalam model.

68
Jurnal Sungkai Vol.6 No.1, Edisi Februari 2018 Hal : 60-70

DAFTAR PUSTAKA Indonesia. Jurnal Ekonomi


Pembangunan. Vol. 5, No.1.
Anonim, 2003. Program Pengentasan
Kemiskinan, Kantor Menko Kesra, Junaidi, Arius., (2012); Analisis
Jakarta pertumbuhan ekonomi dan
kemiskinan di Indonesia. Jurnal
_______2004. Strategi Penanggulangan Kajian Ekonomi (JKE) Volume 1,
Kemiskinan Nasional, Kantor Nomor 1, April 2013.
Menko Kesra, Jakarta.
Kementerian Perencanaan Pembangunan
_______2003. Laporan Pendataan Nasional, (2012); Tujuan
Keluarga Propinsi Jambi, BKKBN, Pembangunan Milenium di
Propinsi Jambi. Indonesia. Jakarta 2012.

_______Perhitungan PDRB Kementerian Sekretaris Negara


Kabupaten/Kota Propinsi Jambi, Republik Indonesia, (2013);
Jambi Penguatan Pemerintah Daerah
_________2001. laporan Pembangunan dalam Percepatan Pengentasan
Manusia 2001 menuju Konsesus Kemiskinan. Jakarta 2013.
Baru, BPS, Bappenas, BPS Provinsi
Jambi Mankiw, N. Gregory, (2003); Teori
Makroekonomi, Edisi Kelima,
_________2000 Profil Kependudukan Erlangga, Jakarta.
dan Ketenagakerjaan Provinsi
Jambi 2004 – 2009 Bappeda, BPS Mochamad Syawie. (2011); Kemiskinan
Provisi Jambi dan Kesenjangan Sosial. Jurnal
Eekonomi Pembangunan.
Badan Pusat Statistik (BPS). Kabupaten Vol.16.No.3
Tebo.
Peraturan Presiden Republik Indonesia
Badan Pusat Statistik (BPS). Hasil No 15 Tahun 2010 Tentang
Susenas; 2012. Percepatan Penanggulangan
Kemiskinan.
Dyoyohadikusumo, (1995). Ekonomi
Pembangunan, LP3E, Jakarta. Permana, Anggit Yoga dan Arianti, Fitri
(2012). Analisis Pengaruh PDRB,
Fahela Agus Halim Wijaya Waruwu. Pengangguran, Pendidikan dan
2007. Faktor-faktor yang Kesehatan Terhadap Kemiskinan di
Mempengaruhi Tingkat Kemiskinan Jawa Tengah, http://ejournal-
di Kabupaten Nias. sl.undip.ac.id/index.php/jme.

Fantony, Achmad., (2011). Kebijakan Putri, Jazzi Andhiny, (2012); Analisis


pengentasan kemiskinan berbasis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi,
perticipatory poverty assesment: Pengangguran, IPM Terhadap
kasus yogyakarta. Jurnal Kemiskinan di
Sosiokonsepsia, Vol.16.No.02 Jatim,http://alumni.unair.ac.id/kum
Tahun 2011. pulanfile/5134829443 abs,pdf. 12-
5-2012
Handayani, Boa. 2008. Analisis Model
Kemiskinan Perdesaan di

69
Analisis Pengaruh Tingkat Pendidikan Dan Kesehatan ……

Remi Soemitro Sutyastie dan Miskin,


Tjiptoherijanto prijono, (2002); http://pse.litbang.deptan.go.id.ind/p
”Kemiskinan dan Ketidakmerataan dffiles/PROSS2008_MAK3.diakes,
di Indonesia”,Edisi Indonesia – 18-10-2012
Inggris, Rineka Cipta,jakarta.
Salvatore Dominick, (1994); Ekonomi Soleh, Ahmad., (2012); Analisis
Pembangunan, Erlangga, Jakarta. Pertumbuhan Ekonomi dan
Kesenjangan Pembangunan
Samuelson, Paul dan Nordhaus, Ekonomi Antar Region Di
(1999); Mikro Ekonomi, Ed. XIV, Indonesia Tahun 2001-2010. Jurnal
Erlangga, Jakarta. Ekonomi Dan Perencanaan
Pembangunan (JEPP)
Sukirno, Sadono, (2000); Pengantar Volume:04.No.03.
Teori Makroekonomi, Raja
Grafindo Persada, Jakarta. Todaro, M.P., (1998); Pembangunan
Ekonomi di dunia ketiga, Edisi
Siregar, Hermanto, wahyuniarti, (2011); keenam, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Dampak Pertumbuhan Ekonomi
Terhadap Penurunan Penduduk

70

Anda mungkin juga menyukai