Dinasti Mahidarapura
Dinasti ini merupakan dinasti yang direbut oleh Jayavarman VI dari pengganti
Udayadityavarman II pada tahun 1080 M, pendiri dinasti baru, Jayavarman VI hanyalah
seorang gubernur provinsi sederhana yang mengaku keturunan bangsawan Mahidarapura
yang berasal dari wilayah utara Kamboja. Jayavarman VI wafat pada tahun 1107 M dan
digantikan oleh adik-adiknya untuk memerintah dalam waktu yang tidak lama, sampai cucu
kemenakannya, Suryavarman II yang merebut kekuasaan dan sekaligus Angkor pada tahun
1113 M.
Suryavarman II adalah seorang penakluk, hal ini ditunjukkan dengan merebut seluruh
daerah selatan indocina. Dimulai dengan penaklukan Champa, Lopburi dan Lamphun
disebelah utara, dan Chaiya disebelah selatan pada tahun 1145 M. Raja Angkor merupakan
raja yang paling berkuasa di Asia selain Maharaja Cina.
Kemenangan-kemenangan itu segera diikuti kekalahan-kekalahan pada akhir masa
pemerintahan raja itu yaitu pada tahun 1150 M dan digantikan oleh saudara sepupunya
Daranindravarman II dan memerintah selama beberapa tahun. Raja Angkor tersebut terbunuh
pada masa pemerintahannya pada tahun 1165 M oleh seorang menteri yang ambisius.
Kekerasan itu tidak menguntungkan si perampas kekuasaaan. Pada tahun 1177 M orang
Cham menyusuri sungai mekong dengan suatu armada besar, orang Cham merupakan
tawanan Raja Angkor yang membebaskan diri pada pada tahun 1149 M dari Raja Angkor
pada saat itu yang memerintah Suryavarman II, yang masih mempunyai dendam pada bangsa
Angkor dan mendadak menyerang Angkor, membunuh Rajanya, dan memobrak-abrik kota
yang berlimpah kekayaan itu dan akhirnya membakarnya.
Hiasan Candi
Dekor atau hiasan candi tersebut sangat menakjubkan dan sangat sempurna, dan
terkadang bisa membuat orang yang melihatnya bingung. Pada bingkai pintu, pada ambang
pintu atas dan tampak muka tampak sejumlah besar figur kecil yang menceritakan wiracarita
dengan kehebatan yang tak habis-habisnya. Pada bidang-bidang dinding terlihat figur-figur
cantik para aspara yang tersenyum, yakni penari dari kayangan yang memberikan
kebahagiaan surgawi yang tak terhingga kepada dewa-dewa serta orang-orang pilihan.
Relief-Relief
Relief-relief Angkor Vat termasuk diantara ciptaan seni rupa yang terhebat dalam
sejarah manusia. Serambi keliling dilantai pertama seluruhnya disediakan untuk relief-relief.
Untuk tujuan tersebut dinding luar telah diganti dengan tiang-tiang dan berkas-berkas cahaya
menembus masuk pada dinding dalam, dimana terpampang bingkai berhias relief yang tak
terputus, tingginya dua meter. Keseluruhan pahatannya melebihi dua km persegi.
Di relief-relief menceritakan tentang Pengadukan Laut Susu dibawah pimpinan
Wisnu, kisah Krisna, episode-episode Mahabharata, dan perang Kurukshetra atau perang di
Lanka antara kera-kera dan prajurit Rahwana.
Dilain pihak, tampaknya Angkor Vat berkaitan dengan kematian. Beberapa tanda
menunjukkan bahwa sejak masa itu, abu raja dapat disemayamkan dalam candi-gunungnya.
Sebuah bidang dinding serambi sebelah selatan menggambarkan pengadilan bagi orang-orang
yang telah meninggal.