Di bidang sastra, pada zaman Jepang juga berkembang baik. Hasil karya satra,
seperti roman, sajak, lagu, lukisan, sandiwara, dan film. Agar hasil karya satra tidak
menyimpang dari tujuan Jepang, maka pada tanggal 1 April 1943 di Jakarta didirikan
Pusat Kebudayaan dengan nama Keimin Bunko Shidosho.
Hasil karya sastra yang terbit, seperti Cinta Tanah Air karya Nur Sutan
Iskandar, Palawija karya Karim Halim, Angin Fuji karyaUsmar Ismail. Gubahan untuk
drama, seperti api dan Cintra karya Usmar Ismail; Topan di Atas Asia dan Intelek
Istimewa karya El hakim (dr. Abu Hanifah). Mengenai seni musik, komponis C.
Simandjuntak berhasil menciptakan lagu Tumpah Darahku dan Maju Putra-Putri
Indonesia.