Anda di halaman 1dari 18

JURNAL LENTERA BISNIS Vol. 6 No.

1, Mei 2017 / ISSN 2252-9993

ANALISIS DISIPLIN KERJA KARYAWAN KONTRAK


PADA PT AT INDONESIA DI KARAWANG
Oleh :
¹Taufik Akbar
²Slamet

Administrasi Bisnis, Politeknik LP3I Jakarta


Gedung sentra Kramat Jl. Kramat Raya No. 7-9 Jakarta Pusat 10450
Telp. 021 – 31904598 Fax. 021 – 31904599

Email: taufikguci@gmail.com

ABSTRAK

Artikel ini mengenai Pelaksanaan Disiplin Kerja Karyawan Kontrak pada PT AT


Indonesia di Karawang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hambatan dan solusi
mengatasi masalah kedisplinan kerja pada karyawan kontrak departemen machining.
Metode yang digunakan dalam penelitian adalah deskriptif kualitatif dengan teknik
interview, observasi dan pengumpulan dokumentasi. Setelah melakukan analisis dan
pembahasan masalah, penulis menyimpulkan bahwa disiplin kerja karyawan kontrak
rendah dapat dilihat dari tanpa keterangan (TK), sakit, terlambat, pulang sebelum
waktunya dan tidak melakukan absensi masuk atau absensi pulang.

Kata Kunci: Disiplin Kerja, Karyawan Kontrak, Sanksi

PENDAHULUAN menangani hal tersebut, ilmu tersebut


ialah Manajemen Sumber Daya Manusia.
Manajemen adalah seni ilmu Salah satu fungsi Manajemen Sumber
perencanaan, pengorganisasian, Daya Manusia yaitu Kedisiplinan.
pengarahan, pengkoordinasian dan Kedisiplinan merupakan fungsi yang
pengendalian manusia dan barang-barang sangat penting dan merupakan kunci
(terutama manusia) untuk mencapai terwujudnya tujuan karena tanpa disiplin
tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. yang baik sulit terwujud tujuan yang
Ada berbagai bidang manajemen di maksimal. Kedisiplinan adalah keinginan
dalam suatu organisasi, salah satunya dan kesadaran untuk mentaati peraturan-
yaitu Manajemen Sumber Daya Manusia. peraturan perusahaan dan norma-norma
Manusia adalah unsur terpenting dalam sosial. Semua perusahaan memiliki
sebuah organisasi. Sebagus apapun peraturan yang harus dijalankan
sistem, prosedur, aturan, pranata, hukum, karyawan dalam hal hubungannya
dan sejenisnya semua tidak menghasilkan dengan pekerjaan. Peraturan waktu kerja
apa-apa tanpa didukung oleh sumber karyawan PT AT Indonesia diatur dalam
daya yang handal. Inilah alasan utama buku Perjanjian Kerja Bersama (PKB).
mengapa sampai saat ini, bahkan Peraturan itu dibuat untuk dapat dipatuhi
seterusnya peranan orang atau karyawan agar tercapainya produktifitas. Tetapi
di dalam organisasi tidak bisa digantikan pada kenyataannya banyak karyawan
oleh mesin. yang sering melanggar peraturan.
Begitu pentingnya manusia dalam Kondisi tersebut yang saat ini dialami
suatu organisasi tersebut maka perlu oleh PT AT Indonesia.
adanya ilmu manajemen untuk

113
JURNAL LENTERA BISNIS Vol. 6 No. 1, Mei 2017 / ISSN 2252-9993

Tingkat disiplin kerja yang rendah diharuskan memberitahukan kepada


karyawan PT AT Indonesia seperti yang atasannya pada hari itu juga, dan
tercermin dalam tabel berikut : menyerahkan keterangan yang sah dari
dokter paling lambat pada hari yang
Tabel 1. bersangkutan masuk kerja kembali.
Data Absensi Karyawan Kontrak Bulan Januari – Desember
2015 pada departemen Machining di PT. AT Indonesia Ketiga, karyawan yang datang
terlambat (Late Arrive) sebanyak 182
kasus. Waktu kerja/jam kerja karyawan
telah diatur oleh perusahaan yang
tertuang dalam buku Perjanjian Kerja
Bersama (PKB), di dalam PKB tersebut
telah diatur secara rinci yaitu jam masuk,
jam istirahat dan jam pulang, pengaturan
jam kerja tersebut disesuaikan dengan
jenis dan beban pekerjaan setiap
Sumber : Data Sekunder karyawan. Namun pada kenyataannya
banyak karyawan yang melanggar
Berdasarkan data tabel 1.1. peraturan tentang jam kerja tersebut,
menunjukan bahwa selama 1 tahun dari salah satunya yaitu datang terlambat.
bulan Januari – Desember 2015 jumlah Semakin sering karyawan datang
kasus absensi karyawan sebanyak 2304 terlambat semakin buruk tingkat disiplin
kasus. Dengan uraian kasus sebagai kerja karyawan.
berikut : Keempat, karyawan yang pulang
Pertama, karyawan absensi tanpa lebih awal (Early Leave) sebanyak 172
keterangan (No Info) sebanyak 973 kasus. Karyawan yang pulang lebih awal
kasus. Kasus tersebut merupakan kasus adalah karyawan yang telah melakukan
terbanyak yang terjadi di PT AT absensi pulang sebelum jam pulang
Indonesia. Karyawan absensi tanpa sesuai dengan shift kerja karyawan yang
keterangan biasanya dipengaruhi bersangkutan. Kelima, karyawan yang
beberapa hal, misalnya : karyawan yang tidak melakukan absensi baik absensi
sudah bermalas-malasan dikarenakan masuk (No In Punch) maupun absensi
sudah mendekati habisnya masa kontrak, pulang (No Out Punch) masing-masing
karyawan yang memang pada dasarnya sebanyak 173 dan 143 kasus. Karyawan
tidak disiplin dan karyawan yang sedang yang tidak melakukan absensi biasanya
ada masalah dengan keluarga atau beralasan lupa absen. Namun ada
atasannya. Absensi tanpa keterangan kecurigaan dari penulis bahwa ada
merupakan salah satu tindakan karyawan yang datang terlambat sengaja
indisipliner yang sangat merugikan, baik tidak melakukan absensi masuk agar
bagi karyawan maupun bagi perusahaan, tidak tercatat sebagai terlambat di sistem
bagi karyawan dapat diberikan sanksi absensi.
berupa Surat Peringatan dan bahkan Dari latar belakang tersebut di atas,
sampai dengan Pemutusan Hubungan penulis tertarik untuk memilih judul
Kerja (PHK), dan bagi perusahaan akan “Pelaksanaan Disiplin Kerja Karyawan
kehilangan jam kerja, sehingga Kontrak pada Departemen Machining di
menurunkan tingkat produksi. PT AT Indonesia Karawang Jawa Barat.
Kedua, karyawan yang sakit (Sick)
sebanyak 661 kasus. Kita sadari bahwa
sakit tidak bisa direncanakan dan tidak
bisa di tolak. Apabila karyawan tidak
masuk kerja dikarenakan alasan sakit

114
JURNAL LENTERA BISNIS Vol. 6 No. 1, Mei 2017 / ISSN 2252-9993

RUMUSAN MASALAH “Disiplin mempunyai dua


pengertian. Arti yang pertama,
Dari uraian identifikasi masalah melibatkan belajar atau mencetak
diatas, maka penulis dapat merumuskan perilaku dengan menerapkan imbalan
permasalahan sebagai berikut : atau hukuman. Arti yang kedua lebih
1. Bagaimanakah tingkat disiplin kerja sempit lagi, yaitu disiplin ini hanya
karyawan kontrak pada departemen bertalian dengan tindakan hukuman
Machining di PT AT Indonesia, terhadap pelaku kesalahan.”
Karawang, Jawa Barat? Menurut Handoko dalam
2. Hambatan-hambatan apa saja yang Sinambela (2012:238) menerangkan
mempengaruhi tingkat disiplin kerja bahwa “Disiplin adalah kesediaan
karyawan kontrak pada departemen seseorang yang timbul dengan kesadaran
Machining di PT AT Indonesia, sendiri untuk mengikuti peraturan-
Karawang, Jawa Barat? peraturan yang berlaku dalam
3. Usaha-usaha apa saja yang dilakukan organisasi.”
dalam mengatasi hambatan-hambatan Dari uraian di atas dapat
tersebut di atas? disimpulkan bahwa disiplin adalah
keinginan, kerelaan dan kesadaran
LANDASAN TEORI seseorang untuk mematuhi dan mentaati
peraturan-peraturan dan norma-norma
Pengertian Disiplin yang berlaku. Disiplin merupakan sikap
Di dalam suatu perusahaan yang sangat penting dan merupakan
dibutuhkan peraturan–peraturan dan kunci terwujudnya tujuan yang
ketentuan-ketentuan yang yang berfungsi maksimal.
sebagai pedoman karyawan dalam
bekerja. Peraturan-peraturan tersebut Konsep Disiplin Kerja
dibuat untuk menciptakan disiplin kerja Disiplin kerja menurut Sutrisno
bagi karyawannya. Berikut ini adalah (2013:89) disebut dengan disiplin
pengertian disiplin menurut berbagai pegawai, yaitu “perilaku seorang yang
sumber : sesuai dengan peraturan, prosedur kerja
Menurut Decenzo and Robbins yang ada atau disiplin adalah sikap,
(2010:97) mengatakan Discipline refers tingkah laku, dan perbuatan yang sesuai
to a condition in the organization where dengan peraturan dari organisasi baik
employees conduct themselves in tertulis maupun yang tidak tertulis.” Dan
accordance with the organization’s rules menurut Davis dalam Mangkunegara
and standardsnof acceptable behavior. (2013:129) menyebutkan bahwa
Sedangkan Menurut Singodimedjo dalam “dicipline is management action to
Sutrisno (2013:86) menerangkan bahwa : enforce organization standards. Disiplin
“Disiplin adalah sikap kesediaan dan kerja dapat diartikan sebagai pelaksanaan
kerelaan seseorang untuk mematuhi dan manajemen untuk memperteguh
menaati norma-norma peraturan yang pedoman-pedoman organisasi.”
berlaku di sekitarnya. Disiplin karyawan Sedangkan menurut Sinambela
yang baik akan mempercepat tujuan (2012:239) yang dimaksud dengan
perusahaan, sedangkan disiplin yang disiplin kerja adalah “kemampuan kerja
merosot akan menjadi penghalang dan seseorang untuk secara teratur, tekun
memperlambat pencapaian tujuan terus-menerus dan bekerja sesuai dengan
perusahaan.” aturan-aturan berlaku dengan tidak
Pengertian lain yang dikutip dari melanggar aturan-aturan yang sudah
Siagian dalam Sutrisno (2013:87), ditetapkan.”

115
JURNAL LENTERA BISNIS Vol. 6 No. 1, Mei 2017 / ISSN 2252-9993

Dari penjelasan diatas dapat Besar kecilnya kompensasi dapat


disimpulkan bahwa disiplin kerja mempengaruhi tegaknya disiplin.
merupakan sikap dan tingkah laku yang Karyawan akan mematuhi segala
harus dijalankan oleh setiap karyawan peraturan yang berlaku bila ia merasa
yang sesuai dengan peraturan yang sudah mendapat jaminan balas jasa yang
ditetapkan perusahaan. setimpal dengan jerih payahnya yang
telah dikontribusikan bagi perusahaan.
Macam-Macam Disiplin Kerja Namun demikian, pemberian kompensasi
Menurut Mangkunegara (2013:129) yag memadai belum tentu pula menjamin
ada dua bentuk disiplin kerja, yaitu tegaknya disiplin, karena pemberian
disiplin preventif dan disiplin korektif. kompensasi hanyalah merupakan salah
1. Disiplin Preventif satu cara meredam kegelisahan para
Disiplin preventif adalah suatu upaya karyawan disamping banyak lagi hal-hal
untuk menggerakkan pegawai mengikuti yang di luar kompensasi yang harus
dan mamatuhi pedoman kerja, aturan- mendukung tegaknya disiplin kerja
aturan yang telah digariskan oleh dalam perusahaan.
perusahaan. Tujuan dari disiplin preventif 2. Ada Tidaknya Keteladanan Pimpinan
ini adalah untuk menggerakkan pegawai Dalam Perusahaan
berdisiplin diri melakukan pencegahan Keteladanan pemimpin sangat
terhadap tindakan pelanggaran, dengan penting sekali karena dalam lingkungan
cara ini pegawai dapat memelihara perusahaan semua karyawan akan selalu
dirinya terhadap peraturan-peraturan memperhatikan bagaimana pimpinan
perusahaan. dapat menegakkan disiplin dirinya dan
2. Disiplin Korektif bagaimana dia dapat mengendalikan
Disiplin korektif adalah upaya dirinya dari ucapan, perbuatan, dan sikap
menggerakkan pegawai dalam yang dapat merugikan aturan disiplin
menyatukan suatu peraturan dan yang sudah ditetapkan. Peranan
mengarahkan untuk tetap mematuhi keteladanan pimpinan sangat
peraturan sesuai dengan pedoman yang berpengaruh besar dalam perusahaan,
berlaku pada perusahaan. Jika disiplin bahkan sangat dominan dibandingkan
preventif merupakan cara-cara dengan semua faktor yang memengaruhi
pencegahan agar tidak terjadi disiplin dalam perusahaan, karena
pelanggaran, disiplin korektif ini pimpinan dalam suatu perusahaan masih
merupakan tingkatan selanjutnya. menjadi panutan para karyawan.
Pegawai yang melakukan pelanggaran 3. Ada Tidaknya Aturan Pasti Yang
akan diberikan sanksi, tujuannya untuk Dapat Dijadikan Pegangan
memberikan pelajaran bagi pelanggar Pembinaan disiplin tidak akan dapat
sehingga dapat memperbaiki terlaksana dalam perusahaan bila tidak
kedisiplinannya. ada aturan tertulis yang pasti untuk dapat
dijadikan pegangan bersama. Disiplin
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi tidak mungkin ditegakkan bila peraturan
Disilpin Kerja yang dibuat hanya berdasarkan instruksi
Ada beberapa faktor yang dapat lisan yang dapat berubah-ubah sesuai
mempengaruhi disiplin kerja karyawan, dengan kondisi dan situasi. Karyawan
menurut Singodimedjo dalam Sutrisno mau melakukan disiplin bila ada aturan
(2013:89) faktor yang mempengaruhi yang jelas dan diinformasikan kepada
disiplin pegawai adalah: mereka, aturan tertulis tersebut harus
1. Besar Kecilnya Pemberian disepakati bersama sehingga karyawan
Kompensasi akan mendapat suatu kepastian bahwa

116
JURNAL LENTERA BISNIS Vol. 6 No. 1, Mei 2017 / ISSN 2252-9993

siapa saja dan perlu dikenakan sanksi b. Melontarkan pujian sesuai dengan
tanpa pandang bulu. tempat dan waktunya, sehingga
4. Keberanian Pemimpin Dalam para karyawan akan turut merasa
Mengambil Tindakan bangga dengan pujian tersebut.
Bila ada seorang karyawan yang c. Sering mengikutsertakan
melanggar disiplin, maka perlu ada karyawan dalam pertemuan-
keberanian pimpinan untuk mengambil pertemuan, apalagi pertemuan
tindakan yang sesuai dengan tingkat yang berkaitan dengan nasib dan
pelanggaran yang dibuatnya. Dengan pekerjaan mereka.
adanya tindakan terhadap pelanggaran d. Memberi tahu bila ingin
disiplin, sesuai dengan sanksi yang ada, meninggalkan tempat kepada
maka semua karyawan akan merasa rekan sekerja, dengan
terlindungi dan dalam hatinya berjanji menginformasikan, kemana, dan
tidak akan berbuat hal serupa. Sehingga untuk urusan apa, walaupun
semua karyawan akan terhindar dari kepada bawahan sekalipun.
sikap seenaknya sendiri. Bila pemimpin
tidak berani mengambil tindakan maka Teknik-Teknik Pelaksanaan Disiplin
suasana kerja menjadi tidak kondusif. Kerja
Karyawan akan beranggapan untuk apa Menurut Mangkunegara (2013:132) ada
disiplin sedangkan yang melanggar saja beberapa teknik yang dapat dilakukan
tidak dikenakan sanksi. untuk melaksanakan disiplin kerja.
5. Ada Tidaknya Pengawasan Pimpinan Beberapa teknik tersebut sebagai berikut:
Dalam setiap kegiatan yang 1. Teknik Disiplin Pertimbangan Sedini
dilakukan oleh perusahaan perlu ada Mungkin
pengawasan, yang akan mengarahkan Merupakan tindakan perbaikan
para karyawan agar dapat melaksanakan sedini mungkin, terlebih ditujukan
pekerjaan dengan tepat dan sesuai dengan kepada karyawan baru, atau karyawan
yang telah ditetapkan. Namun sudah lama yang baru saja dipindah dari
menjadi tabiat manusia pula bahwa bagain lain sebaiknya diberikan masa
mereka ingin selalu bebas, tanpa terikat percobaan dan perlu adanya
atau diikat oleh peraturan apapun juga. pengawasan yang lebih, jika dimasa
Dengan adanya pengawasan maka sedikit percobaan karyawan tersebut
banyak karyawan akan terbiasa melakukan kesalahan maka manajer
melaksanakan disiplin kerja. harus segera melakukan perbaikan
6. Ada Tidaknya Perhatian Kepada Para atas tindakan karyawan tersebut.
Karyawan Jangan menunggu sampai dengan
Karyawan adalah manusia yang masa percobaan itu selesai.
mempunyai perbedaan karakter antara 2. Teknik Disiplin Pencegahan Yang
yang satu dengan yang lain. Seorang Efektif
karyawan tidak hanya puas dengan Dengan teknik ini manager
penerimaan kompensasi yang tinggi, melakukan cara-cara yang dapat
pekerjaan yang menantang, tetapi mereka digunakan sebagai pencegahan
juga masih membutuhkan perhatian yang terhadap tindakan yang melanggar
besar dari pimpinannya sendiri. disiplin, cara-cara tersebut misalnya
Diciptakan Kebiasaan-Kebiasaan Yang dengan mengadakan program-program
Mendukung Tegaknya Disiplin. pelatihan khusus di setiap tingkatan
Kebiasaan-kebiasaan positif itu antara manajemen. Manajer membentuk
lain : kelompok-kelompok yang nantinya
a. Saling menghormati bila ketemu dihadapkan pada persoalan-persoalan
di lingkungan pekerjaan. yang khas yang telah dialami pada

117
JURNAL LENTERA BISNIS Vol. 6 No. 1, Mei 2017 / ISSN 2252-9993

masa lampau, tujuan lain dari disiplin, alat tersebut bernama


konferensi-konferensi kelompok ini Supervisory Inventory on Dicipline.
yaitu untuk meningkatkan keakraban Manfaatnya yaitu memberikan
manajer dengan kebijakan sekarang pengetahuan pada seorang manajer
dan untuk bertukar pikiran mengenai tentang kesadaran dan pemahaman
bagaimana menggunakan disiplin manajer tentang bidang-bidang kritis
pencegahan secara efektif, bukan dalam disiplin, seperti sebab-sebab
disiplin dengan hukuman. terjadinya masalah dalam disiplin,
Manajer yang menekankan apa komunikasi, prinsip dan konsepsi
yang harus dilakukan sebelum sesuatu tentang disiplin, proses penentuan
kejadian cenderung mendapatkan hasil hukum, pembuatan kaidah, dan
yang lebih baik dari bawahan mereka. pengambilan keputusan tindakan
Mereka menciptakan kondisi kerja kedisiplinan. Setelah itu manajer dapat
yang akan lebih menarik para melakukan penyuluhan tentang alat
karyawan untuk bekerja dengan baik. tersebut kepada bahawannya. Dengan
Menciptakan kondisi kerja yang baik alat tersebut manager dan bawahannya
itu misalnya menumbuhkan sikap harus menjawab pertanyaan-
disiplin karyawan yaitu dengan cara pertanyaan yang ada dalam alat
memberikan teladan yang baik. Cara tersebut, dan selanjutnya manajer dan
lain yaitu dengan mengadakan bawahnya mendiskusikan perbedaan
hubungan kerja yang erat dengan pendapat tentang jawaban mereka,
setiap bawahan, manajer dapat diskusi tentang jawaban tersebut dapat
memberikan pujian tantang prestasi memperkaya gagasan dan memperluas
kerja bawahannya, dengan demikian pengetahuan seseorang dalam
bawahan akan merasa dihargai dan menerapkan disiplin.
diperhatikan sehingga akan memicu 5. Teknik Disiplin Menegur Pegawai
bawahannya tersebut untuk bekerja “Primadona”
lebih baik lagi. Pegawai “primadona” disini
3. Teknik Disiplin Dengan dimaksudkan adalah pegawai yang
Mendisiplinkan Diri paling menonjol dari pegwai lainnya,
Teknik disiplin yang paling menonjol dalam hal ini bukan karena
penting dipelajari adalah teknik prestasinya. Misalnya pegawai
mendisiplinkan diri. Disiplin diri yaitu tersebut memiliki hubungan darah
usaha seseorang untuk mengendalikan dengan pimpinan perusahaan, atau
reaksi mereka terhadap keadaan yang pegawai tersebut merasa lebih pandai,
tidak mereka senangi dan usaha merasa sangat diperlukan, dan merasa
seseorang untuk mengatasi lebih baik dari yang lain maka
ketidaksenangan itu. Sebagai contoh pegawai tersebut harus ditegur dan
yaitu belajar menerima orang yang manajer harus menemukan sebab-
tidak disukai dan mengerjakan sebab pegawai tersebut menunjukan
pekerjaan yang tidak disenangi. Cara perilaku demikian. Tujuan pegawai
yang dapat dilakukan untuk tersebut ditegur yaitu agar menjadi
meningkatkan disiplin diri yaitu pegawai yang lebih baik dan teratur.
dengan tidak mudah tersinggung atau Jangan sampai tim rusak hanya gara-
marah jika seseorang mengkritik. gara satu pegawai yang merasa
4. Teknik Disiplin Inventori Penyelia menonjol tersebut.
Teknik Disiplin Inventori 6. Teknik Disiplin Menimbulkan
Penyelia ini mengandalkan alat Kesadaran Diri
pengukur untuk menentukan perlunya Teknik ini bertujuan untuk
pelatihan manajemen dalam bidang memberikan teguran secara lunak

118
JURNAL LENTERA BISNIS Vol. 6 No. 1, Mei 2017 / ISSN 2252-9993

kepada bawahan jika bawahan tersebut sudah difasilitasi oleh


melakukan pekerjaan-pekerjaan yang perusahaan/organisasi, dan sikap atau
sebenarnya tidak perlu dilakukan. tingkah laku didalam perusahaan.
Dalam hal ini seorang atasan dapat 3. Peraturan atau tata tertib cara akan
menggunakan pertanyaan-pertanyaan menjalankan pekerjaan baik sebelum
yang bersifat meminta pendapat atau sesudah melaksanakan tugasnya,
kepada bawahan perlu atau tidaknya harus sesuai dengan Standard Kerja
pekerjaan itu dilakukan. Dan yang ada pada perusahaan/organisasi
hindarkan untuk memberikan tersebut. Dengan kata lain karyawan
pertanyaan langsung yang bersifat harus mentaati dan melaksanakan
menuduh. SOP yang ada.
7. Teknik “Sandwich” 4. Peraturan atau tata tertib larangan
Teknik ini terdiri dari teguran yang diperbolehkan dalam
lisan secara langsung, diikuti ucapan melaksanakan tugasnya.
syukur dan persetujuan dan diakhiri 5. Peraturan atau tata tertib tentang
dengan peringatan yang lunak. pelaksanaan P2 K3.
Sehingga diibaratkan seperti sandwich Dari kedua sumber tersebut dapat
yaitu ada ucapan syukur yang disimpulkan bahwa salah satu
diselipkan diantara dua teguran yang pelaksanaan disiplin kerja adalah dengan
semua dilakukan pada saat itu juga. adanya peraturan tentang jam kerja
karyawan yang berhubungan dengan
Peraturan Disiplin Kerja disiplin waktu kerja karyawan.
Suatu perusahaan yang baik pasti
memiliki peraturan-peraturan atau tata Sanksi Pelanggaran Disiplin Kerja
tertib yang akan menjadi rambu-rambu Suatu aturan tidak bisa terlepas
yang harus dipatuhi oleh seluruh dengan adanya sanksi, akan menjadi hal
karyawan. Peraturan-peraturan yang yang sia-sia apabila telah ditentukannya
berkaitan dengan disiplin menurut peraturan tetapi tanpa diimbangi dengan
Sutrisno (2013:94) antara lain: pemberian sanksi bagi pelanggarnya.
1. Peraturan jam masuk, pulang dan jam Menurut Mangkunegara (2013:131)
istirahat. pelaksanaan sanksi terhadap pelanggar
2. Peraturan dasar tentang berpakaian disiplin kerja yaitu dengan
dan bertingkah laku dalam pekerjaan. memberikannya hal-hal sebagai berikut :
3. Peraturan cara-cara melakukan
pekerjaan dan berhubungan dengan 1. Pemberian Peringatan
unit kerja lain. Pegawai yang melanggar perlu
4. Peraturan tentang apa yang boleh dan diberikan surat peringatan. Tujuan
apa yang tidak boleh dilakukan oleh pemberian peringatan adalah agar
para pegawai selama dalam orgaisasi pegawai yang bersangkutan menyadari
dan sebagainya (Singodimedjo). pelanggaran yang telah dilakukannya.
Sedangkan menurut Mulyadi Selain itu surat peringatan dapat
(2015:60) berpendapat bahwa peraturan- dijadikan bahan pertimbangan dalam
peraturan yang berkaitan dengan disiplin memberikan penilaian kondite pegawai.
kerja antara lain :
1. Peraturan atau tata tertib tentang jam 2. Pemberian Sanksi Harus Segera
kerja dalam satu hari terdiri dari, jam Pegawai yang melanggar disiplin
masuk kerja, jam istirahat, dan jam harus segera diberikan sanksi yang sesuai
pulang kerja. dengan peraturan organisasi. Kelalaian
2. Peraturan atau tata tertib tentang pemberian sanksi anak memperlemah
seragam kerja, dan seragam kerja disiplin yang ada.

119
JURNAL LENTERA BISNIS Vol. 6 No. 1, Mei 2017 / ISSN 2252-9993

b. Pasal 87 ayat 2 yang berbunyi,


3. Pemberian Sanksi Harus Konsisten “Tidak mencatatkan waktu pada
Hal ini bertujuan agar pegawai mesin pencatat waktu dan tidak
sadar dan menghargai peraturan- melaporkan pada hari itu juga
peraturan yang berlaku pada perusahaan. kepada atasannya.”
Ketidakkonsistenan pemberian sanksi c. Pasal 87 ayat 3 yang berbunyi,
dapat mengakibatkan pegawai merasakan “Tidur diwaktu jam kerja
adanya diskriminasi pegawai, ringannya Perusahaan.”
sanksi, dan pengabaian disiplin. d. Pasal 87 ayat 5 yang berbunyi,
“Pulang lebih awal dari waktu
4. Pemberian Sanksi Harus Impersonal yang telah ditentukan tanpa ijin
Pemberian sanksi pelanggaran atau alasan yang sah sebanyak 2
disiplin harus tidak membeda-bedakan (dua) kali dalam 1 (satu) bulan.”
pegawai, tua muda, pria wanita, tetap e. Pasal 87 ayat 19 yang berbunyi,
diberlakukan sama sesuai dengan “Berada di ruang makan atau
peraturan yang berlaku. Tujuannya agar Mushola/tempat sembahyang
pegawai menyadari bahwa disiplin kerja pada jam kerja tanpa seijin atasan
berlaku untuk semua pegawai dengan yang berwenang.”
sanksi pelanggaran yang sesuai dengan
peraturan yang berlaku di perusahaan. 3. Pelanggaran dengan sanksi Surat
Peringatan II (SP II)
Sanksi Pelanggaran Disiplin Kerja di a. Pasal 88 ayat 1 yang berbunyi,
PT AT Indonesia “Mangkir selama 3 (tiga) hari
Peringatan/sanksi atas pelanggaran kerja berturut-turut dalam 1 (satu)
yang akan diberikan kepada pegawai bulan, meskipun telah diberikan
terdiri dari peringatan lisan dan Surat Teguran dalam kunjungan
peringatan tertulis. Peringatan lisan pengecekan ke tempat tinggal
dilakukan oleh atasan pegawai untuk Pekerja yang bersangkutan.”
kesalahan/pelanggaran yang bersifat b. Pasal 88 ayat 2 yang berbunyi,
umum, sedangkan peringatan tertulis “Mangkir selama 4 (empat) hari
dilakukan oleh atasan pegawai untuk kerja tidak berturut-turut dalam 2
pelanggaran yang bersifat khusus yang (dua) bulan meskipun telah
ketentuannya telah diatur dalam Buku diberikan Surat Peringatan I (SP
PKB. I).”
Sanksi tertulis yang berkaitan
dengan disiplin waktu kerja di PT AT 4. Pelanggaran dengan sanksi Surat
Indonesia adalah sebagai berikut : Peringatan III (SP III)
1. Pelanggaran dengan sanksi Surat a. Pasal 89 ayat 1 yang berbunyi,
Teguran : “Mangkir selama 4 (empat) hari
a. Pasal 86 ayat 3 yang berbunyi, kerja berturut-turut dalam 1 (satu)
“Meninggalkan pekerjaan tanpa ijin bulan meskipun telah diberikan
atasan.” sanksi Surat Peringatan I (SP I)
dan Surat Teguran dalam
2. Pelanggaran dengan sanksi Surat kunjungan pengecekan ketempat
Peringatan I (SP I) tinggal Pekerja yang
a. Pasal 87 ayat 1 yang berbunyi, bersangkutan.”
“Mangkir selama 2 (dua) hari kerja b. Pasal 89 ayat 2 yang berbunyi,
berturut-turut atau tidak berturut- “Mangkir selama 5 (lima) hari
turut dalam 1 (satu) bulan.” kerja tidak berturut-turut selama 2
bulan meskipun telah diberikan

120
JURNAL LENTERA BISNIS Vol. 6 No. 1, Mei 2017 / ISSN 2252-9993

sanksi Surat Peringatan I (SP I) kualitatif dan bersifat deskriptif.


dan Surat Peringatan II (SP II).” Penelitian kualitatif adalah penelitian
yang bermaksud untuk memahami
5. Pelanggaran dengan sanksi Pemutusan fenomena tentang apa yang dialami oleh
Hubungan Kerja (PHK) subjek penelitian misalnya perilaku,
a. Pasal 91 ayat 1 yang berbunyi, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara
“Mangkir selama 5 (lima) hari holistik, dan dengan cara deskripsi dalam
kerja berturut-turut dalam 1 (satu) bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu
bulan tanpa keterangan pekerja konteks khusus yang alamiah dengan
yang bersangkutan demi hukum menanfaatkan berbagai metode alamiah.
dikualifikasikan mengundurkan (Moleong, 2014:6)
diri. Teknik pengumpulan data dalam
b. Pasal 91 ayat 2 yang berbunyi, Arikunto (2013:100) disebut dengan
“Mangkir selama 7 (tujuh) hari metode pengumpulan data adalah cara-
kerja tidak berturut-turut dalam 2 cara yang dapat digunakan oleh peneliti
(dua) bulan meskipun telah untuk mengumpulkan data. “Cara”
diberikan sanksi Surat Peringatan menunjuk pada sesuatu yang abstrak,
II (SP II) dan Surat Peringatan III tidak dapat diwujudkan dalam benda
(SP III). yang kasat mata, tetapi hanya dapat
dipertontonkan penggunaannya.
Pengertian Karyawan Kontrak Teknik yang digunakan penulis
Karyawan kontrak di dalam buku dalam memperoleh data adalah sebagai
perjanjian kerja bersama (PKB) PT AT berikut:
Indonesia disebut dengan Pekerja 1. Wawancara
Kontrak (dengan status Perjanjian Kerja Seperti yang dikemukakan
Waktu Tertentu (PKWT)) adalah: Moleong (2014:186) Wawancara adalah
“Pekerja yang terikat pada percakapan dengan maksud tertentu.
hubungan kerja secara terbatas dengan Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak,
Pengusaha atas dasar Perjanjian Kerja yaitu pewawancara (interviewer) yang
Waktu Tertentu sesuai dengan Undang- mengajukan pertanyaan dan
Undang No. 13 Tahun 2013 jo. Peraturan terwawancara (interviewee) yang
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi memberikan jawaban atas pertanyaan itu.
Republik Indonesia No. 100/MEN/VI/04, Dalam hal ini penulis melakukan
tertanggal 21 Juni 2004. wawancara langsung kepada leader,
Menurut pengertian diatas dapat foreman dan section head departemen
dijelaskan bahwa Karyawan Machining PT AT Indonesia.
Kontrak/Pekerja Kontrak adalah 2. Observasi (Observation)
karyawan yang dipekerjakan oleh Observasi menurut Nasution dalam
pengusaha untuk jangka waktu tertentu Sugiyono (2012:226) menyatakan bahwa
sesuai dengan perjanjian (surat perjanjian observasi adalah “Dasar semua ilmu
kontrak), dalam hal ini Masa PKWT di pengetahuan, para ilmuan hanya bekerja
PT AT Indonesia maksimal 2 (dua) kali berdasarkan data yaitu fakta mengenai
dan masing-masing PKWT maksimum 1 dunia kenyataan yang diperoleh melalui
(satu) tahun. observasi.”
Observasi dilakukan dengan cara
melakukan survey langsung.
METODOLOGI PENELITIAN 3. Penelitian Dokumentasi
Menurut Arikunto (2010:274)
Dalam hal ini metode penelitian dokumentasi adalah:
yang dipakai penulis adalah metode

121
JURNAL LENTERA BISNIS Vol. 6 No. 1, Mei 2017 / ISSN 2252-9993

“Mencari data mengenai hal-hal yang Tabel 1.


Data Absensi Karyawan Kontrak Bulan Januari – Desember
berupa catatan, transkip, buku, surat 2015 pada departemen Machining di PT. AT Indonesia
kabar, majalah, notulen rapat dan
sebagainya.”Teknik pengumpulan data
dengan menggunakan dokumentasi ini
digunakan untuk mengetahui latar
belakang, struktur organisasi dan data
absensi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Disiplin kerja merupakan salah satu Sumber : Data Sekunder


fungsi terpenting dalam perusahaan,
karena tanpa adanya disiplin kerja maka Berdasarkan data tersebut
tujuan yang maksimal akan sulit tercapai. menunjukan bahwa tingkat disiplin
Salah satu disiplin kerja adalah disiplin waktu kerja pada departemen Machining
waktu kerja. Disiplin waktu kerja di PT di PT AT Indonesia cenderung rendah,
AT Indonesia dapat dilihat berdasarkan bahkan lebih dari 40% dari total
data kehadiran/absensi yang tercatat pada keseluruhan tindakan indisipliner adalah
departemen HR & Legal dan pada absensi No Info (Tanpa Keterangan). Hal
masing-masing departemen melalui ini menunjukan bahwa ada faktor yang
pengawasan dari atasan-atasan pada sangat berpengaruh sehingga karyawan
departemen tersebut. Berikut ini melakukan tindakan tersebut. Dan jika
pelaksanaan disiplin waktu kerja dilihat dari sanksi yang diberikan kepada
karyawan kontrak pada departemen karyawan, sanksi untuk absensi tanpa
Machining di PT AT Indonesia. keteranganlah yang paling berat, yaitu
Surat Peringatan (SP) sampai dengan
Tingkat disiplin kerja karyawan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
kontrak pada departemen Machining Data tersebut dibenarkan oleh
di PT AT Indonesia, Karawang, Jawa Bapak Sandy, salah satu Section Head
Barat. pada departemen Machining tersebut.
Tingkat disiplin waktu kerja Beliau mengungkapkan bahwa disiplin
karyawan di PT AT Indonesia tergolong kerja khususnya disiplin waktu kerja
rendah, khususnya bagi karyawan karyawan kontrak cenderung rendah.
kontrak pada departemen Machining, hal Beliau berpendapat secara umum
tersebut sesuai dengan penyataan yang karyawan melakukan tindakan
disampaikan oleh atasan (Leader, indisipliner dikarenakan ikut-ikutan pada
Foreman dan Section Head) dari karyawan lain, baik dari section lain
karyawan tersebut di departemen maupun dari karyawan yang lebih senior.
Machining dan dibuktikan dengan data Beliau juga menambahkan fungsi kontrol
absensi dari departemen HR & Legal. dari leader dan foreman sangat
Beberapa tindakan indisipliner tersebut berpengaruh untuk mengatasi hal
antara lain : Absensi tanpa keterangan, tersebut.
absensi sakit, absensi datang terlambat, Disamping itu Bapak Narso,
abensi pulang lebih awal, dan absensi foreman pada departemen Machining
tidak lengkap, baik saat masuk atau saat juga memberikan keterangan yang sama,
pulang kerja. Berikut ini adalah data bahwa disiplin waktu kerja di departemen
absensi karyawan kontrak pada Machining cenderung rendah. Beliau
departemen Machininng yang diperoleh melihat bahwa akhir-akhir ini banyak
dari departemen HR & Legal : absensi sakit dan TK (Tanpa

122
JURNAL LENTERA BISNIS Vol. 6 No. 1, Mei 2017 / ISSN 2252-9993

Keterangan). Sedangkan menurut Bapak mencari jalan keluar yang sebaiknya


Rhoberthos, leader di departemen dilakukan.
Machining memberikan penejelasan Absensi TK menurut Bapak
bahwa tingkat disiplin waktu kerja di Sandy merupakan tindakan indisipliner
areanya pada bulan-bulan sebelumnya yang paling berdampak bagi karyawan,
cenderung rendah, akan tetapi apa yang hal tersebut dikarenakan jika saja
menjadi kekurangan-kekurangan pada terdapat absensi tanpa keterangan 1 (satu)
bulan-bulan itu terus diperbaiki, hal hari saja maka karyawan yang
tersebut bertujuan agar karyawan bisa bersangkutan sudah dipastikan tidak bisa
bekerja lebih baik lagi sehingga tujuan diperpanjang ke kontrak 2 (dua) dan
perusahaan akan mudah tercapai. tidak bisa diangkat menjadi karyawan
Dari keempat sumber tersebut tetap.
diperoleh keterangan yang sama bahwa Sependapat dengan Bapak Sandy,
tingkat disiplin waktu kerja pada Bapak Narso foreman di departemen
departemen Machining cenderung Machining juga mengungkapkan bahwa
rendah. Perlu adanya tindakan-tindakan karyawan yang sering melakukan absensi
yang harus dilakukan oleh atasan masing- TK adalah karyawan yang menjelang
masing agar untuk mengetahui penyebab habis masa kontraknya, baik kontrak satu
hal tersebut terjadi beserta upaya-upaya maupun kontrak dua. Beliau
yang harus dilakukan untuk memperbaiki mengungkapkan bahwa karyawan yang
tingkat disiplin waktu kerja pada dari awal masuk disiplin waktu kerjanya
departemen Machining ini. kurang bagus maka kedepannya
karyawan tersebut juga akan
Hambatan-hambatan yang terjadi di melakukan/mengulangi tindakan
lapangan yang mempengaruhi tingkat indisipliner tersebut. Bapak Narso juga
disiplin kerja karyawan kontrak pada menjelaskan bahwa karyawan sering
departemen Machining di PT AT dibriefing oleh leader, foreman dan
Indonesia, Karawang, Jawa Barat. section headnya, jika memang karyawan
1. Tingginya tingkat absensi tanpa tersebut tidak bisa masuk kerja dengan
keterangan karyawan alasan yang bisa dipertanggungjawabkan
Menurut Bapak Sandy, Section maka karyawan tersebut harus segera
Head departemen Machining memberikan informasi ke atasannya.
mengungkapkan bahwa absensi tanpa Beliau juga menambahkan bahwa
keterangan (TK) karyawan biasanya ketidakhadiran akan sangat berpengaruh,
disebabkan karena karyawan tersebut baik terhadap karyawan itu sendiri
sudah menjelang habis masa kontraknya, maupun terhadap perusahan, bagi
dan merasa bahwa karyawan tersebut karyawan, akan berpengaruh ke penilaian
tidak diperpanjang kontrak atau diangkat karyanya (penilaian kerja) untuk
menjadi karyawan tetap mereka menentukan kelanjutan kontraknya,
melakukan tindakan absensi TK ini, apakah dilanjutkan ke kontrak dua,
mereka melakukan hal tersebut biasanya diangkat menjadi karyawan tetap atau
karena untuk melamar pekerjaan di tidak. Dan bagi perusahaan akan
tempat lain. Penyebab lain dari tingginya kehilangan jam kerjanya sehingga akan
absensi TK karyawan yaitu kurangnya mengurangi produktifitasnya.
komunikasi antara karyawan dengan Menurut Bapak Rhoberthos,
atasannya, jika memang terdapat leader di departemen Machining
karyawan yang tidak bisa masuk karena mengungkapkan hal yang sama, bahwa
alasan yang bisa dipertanggungjawabkan alasan karyawan sering melakukan
seharusnya karyawan tersebut absensi tanpa keterangan/TK yang paling
menginformasikan kepada atasan untuk dominan dikarenakan karyawan yang

123
JURNAL LENTERA BISNIS Vol. 6 No. 1, Mei 2017 / ISSN 2252-9993

bersangkutan sudah menjelang berakhir Narso menambahkan bahwa absensi sakit


masa kontraknya, beliau juga karyawan disebabkan karena karyawan-
menjelaskan alasan lain yaitu sudah karyawan tersebut sebelumnya memiliki
merasa malas bekerja dan tidak cocok riwayat sakit tertentu dan saat bekerja
dengan kebijaksanaan atasan. sakit tersebut sering kambuh sehingga
karyawan tersebut menjadi sering tidak
2. Tingginya tingkat absensi sakit masuk bekerja dengan beralasan sakit.
karyawan
Menurut Bapak Sandy, section 3. Tingginya tingkat karyawan yang
head di departemen Machining datang terlambat
mengungkapkan bahwa absensi sakit Menurut Bapak Sandy
sangat berpengaruh bagi departemennya, menjelaskan bahwa tingginya tingkat
hal tersebut karena akan berdampak karyawan yang datang terlambat
langsung pada proses produksi di disebabkan karena kondisi jalanan yang
departemennya, yaitu turunnya macet, hal tersebut dikarenakan bahwa
produktifitas. jalan menuju PT AT Indonesia yang
Beliau mengungkapkan bahwa berada di Kawasan Industri KIIC
absensi sakit ini biasanya disebabkan merupakan jalan yang sama untuk
karena ada beberapa karyawan yang menuju pintu tol Karawang Barat, jika
memiliki riwayat sakit sebelum karyawan terdapat kecelakaan lalu lintas atau
tersebut bekerja di PT AT Indonesia, masalah lain di jalan maka biasanya ada
misalnya karyawan tersebut pernah patah karyawan PT AT Indonesia yang datang
tulang sedangkan kondisi di tempat kerja terlambat.
cenderung berat, setelah beberapa bulan Alasan lain disebabkan karena
bekerja karyawan tersebut sering musim hujan, jika musim hujan biasanya
mengeluh sakit pada bekas patah karyawan yang terlambat cenderung
tulangnya tersebut, akhirnya karyawan meningkat dibandingkan dengan musim
tersebut sering tidak masuk karena alasan kemarau. Hal tersebut dikarenakan pada
sakit. Beliau juga mengungkapkan bahwa musim penghujan kondisi jalanan
karyawan yang baru sembuh dari sakit bertambah macet.
setelah itu karyawan tersebut masuk kerja Bapak Rhoberthos menjelaskan
namun karena sakitnya belum benar- bahwa tingginya karyawan yang datang
benar pulih maka karyawan tersebut jatuh terlambat ini disebabkan banyak hal,
sakit lagi. yaitu karyawan tersebut bangun
Beliau juga menambahkan bahwa kesiangan, masih ada urusan yang tidak
terdapat beberapa karyawan yang bisa ditunda, jalanan macet, dan bagi
dicurigai malas masuk kerja tetapi karyawan baru biasanya disebabkan
beralasan sakit, hal ini dibuktikan bahwa karena belum tahu transportasi yang
terdapat beberapa karyawan yang sakit harus dia gunakan menuju ke perusahaan.
pada hari yang sama, berobat pada dokter
yang sama, dan setelah dilakukan 4. Tingginya tingkat karyawan yang
konfirmasi melalui telepon ke dokter pulang sebelum jam kerja selesai.
tersebut didapat keterangan bahwa Bapak Sandy menjelaskan bahwa
sebenarnya karyawan tesebut masih bisa tingginya tingkat karyawan yang pulang
bekerja dan kuat untuk bekerja. sebelum jam kerja selesai ini disebabkan
Menurut Bapak Rhoberthos, yang karena belum terlalu ketatnya
menjadi potensi absensi sakit karyawan pengontrolan akhir shift (menjelang jam
yaitu karena cuaca dan lingkunagan pulang kerja), sehingga mungkin ada
kerja, apakah lingkungan kerjanya karyawan yang sudah meninggalkan
nyaman atau tidak. Selain itu Bapak tempat kerjanya sebelum jam kerja

124
JURNAL LENTERA BISNIS Vol. 6 No. 1, Mei 2017 / ISSN 2252-9993

selesai tanpa diketahui atasannya. saat absensi masuk maupun saat


Masalah lain biasanya karena masalah absensi pulang)
administrasi, misalnya karyawan tersebut
seharusnya dijadwalkan di sistem masuk Bapak Sandy mengungkapkan
kerja shift Shift Pagi, jam kerja standard bahwa tingginya karyawan yang tidak
pulang jam 16:25 tetapi aktual karyawan melakukan absensi masuk ataupun
tersebut oleh atasannya dijadwalkan Shift pulang dikarenakan jalur masuk ke area
1 (satu), jam kerja standard pulang jam produksi tidak sepenuhnya mengarah ke
15:14, sehingga karyawan tersebut area mesin absensi, terdapat 2 (dua)
terhitung pulang sebelum jam kerja cabang, satu Kampusmengarah ke mesin
selesai. Hal tersebut biasanya absensi dan terdapat Kampuslain yang
dikarenakan miss komunikasi antara mengarah ke area produksi, sehingga
leader/foreman selaku atasan langsung memungkinkan karyawan untuk
dengan bagian input data di sistem, yaitu melewati jalur yang mengarah ke area
staf administrasi di departemen tersebut. produksi tersebut dan tidak sadar/lupa
Selain itu, beliau menyebutkan bahwa karyawan tersebut belum
bahwa bunyi bel pulang yang seharusnya melakukan absensi, baik absensi masuk
terdengar di seluruh area tetapi pada ataupun absensi pulang. Jalur masuk ke
bulan-bulan sebelumya tidak terdengar area produksi memang telah diatur
diseluruh area, sehingga karyawan sedemikian rupa, hal tersebut memiliki
banyak yang meninggalkan tempat kerja tujuan masing-masing, satu
sebelum jam kerja selesai. Kampusmenuju ke area mesin absensi
Bapak Narso mengungkapkan yang berfungsi untuk memudahkan
bahwa tingginya tingkat karyawan yang karyawan untuk melakukan absensi
tercatat sebagai pulang lebih awal yaitu masuk dan pulang dan satu Kampusyang
karena operator sudah meniggalkan line lain mengarah langsung ke area produksi
sebelum bel pulang berbunyi, alasan lain yang bertujuan untuk memudahkan akses
yaitu jam di beberapa tempat tidak sesuai keluar masuk area produksi, mengingat
standard/jam satu sama lain selisih banyak aktifitas yang dilakukan melalui
beberapa menit. Alasan lain yaitu jalur tersebut maka jalur tersebut tetap
karyawan tersebut ikut-ikutan karyawan difungsikan, misalnya untuk jalur keluar
yang lain. Karyawan yang lain pulang masuk customer, tamu dan karyawan saat
mereka ikut pulang. istirahat yang tidak memungkinkan
Hal lain dijelaskan oleh Bapak melalui jalur absensi.
Rhoberthos, beliau menjelaskan bahwa Bapak Rhoberthos pun
alasan karyawan pulang sebelum mengungkapkan hal yang sama dengan
waktunya disebabkan karena karyawan Bapak Shandy alasan absensi karyawan
tersebut ingin cepat-cepat pulang agar tidak lengkap, baik masuk ataupun keluar
nantinya dapat duduk di bus jemputan, itu dikarenakan karena lupa.
karena terkadang ada karyawan yang
harus berdiri di bus jemputan karena bus Usaha-usaha yang dilakukan dalam
jemputan tidak mencukupi. Beliau juga mengatasi hambatan-hambatan yang
menjelaskan bahwa karyawan yang terjadi di lapangan.
sudah merasa malas bekerja dan 1. Tingginya tingkat absensi tanpa
karyawan baru yang tidak tahu jam kerja keterangan karyawan
juga sering pulang sebelum waktunya. Menurut Bapak Sandy Section
Head di departemen Machining
5. Tingginya tingkat karyawan yang mengungkapkan bahwa langkah preventif
tidak melakukan presensi secara yang dilakukan untuk menekan tingginya
lengkap pada mesin absensi (baik tingkat absensi tanpa keterangan

125
JURNAL LENTERA BISNIS Vol. 6 No. 1, Mei 2017 / ISSN 2252-9993

karyawan dengan cara memberikan bahwa langkah yang beliau tempuh


kesempatan kepada karyawan yang mau dengan cara melakukan coaching and
untuk berubah, maka atasannya akan counseling, selain itu juga diingatkan lagi
membantunya untuk mengusulkan hari saat briefing di Five Minute Talk
pengganti untuk memperbaiki absensi (briefing sebelum pekerjaan dimulai)
yang tercatat TK tersebut, sehingga tidak untuk selalu meningkatkan disiplin, hal
ada catatan TK kepada karyawan yang lain yaitu beliau juga sering
tersebut. mengingakan bawahannnya melalui
Selain langkah preventif yang media sosial yaitu di grup WhatsApp
dilakukan tersebut langkah korektif juga (WA).
berjalan dengan baik, sebagai contoh jika
terdapat karyawan yang tidak masuk 2. Tingginya tingkat absensi sakit
tanpa keterangan/TK dalam jumlah karyawan
tertentu dan jangka waktu tertentu maka Beberapa hal yang dapat
departemen HR & Legal akan dilakukan untuk menekan tingginya
mengeluarkan Surat Peringatan (SP) tingkat absensi sakit karyawan menurut
untuk karyawan tersebut melalui Bapak Sandy yaitu karyawan harus
Departemen Headnya. Selanjutnya pihak menyampaikan sedini mungkin jika tidak
departemen yang akan memberikan Surat masuk karena sakit, hal tersebut bisa
Peringatan kepada karyawan tersebut. menjadi ijin sementara bagi karyawan
Bapak Sandy juga menambahkan bahwa dan bagi departemen agar bisa mencari
selain pemberian sanksi kepada pengganti di area kerja karyawan
karyawan atasan dari karyawan tersebut tersebut.
juga melakukan coaching and counseling Apabila terdapat karyawan yang
agar sanksi tersebut tidak hanya dijadikan sudah menunjukan gejala sakit maka
hukuman saja melainkan juga dijadikan akan ditanya kepada karyawan tersebut
pembelajaran agar kedepannya karyawan pekerjaan karyawan yang selanjutnya
bisa lebih disiplin lagi. akan dia lakukan, apabila tidak
Seperti halnya yang diungkapkan memungkinkan maka karyawan tersebut
Bapak Sandy, Bapak Rhoberthos juga sementara bisa bekerja pada pekerjaan
mengungkapkan hal yang sama bahwa yang lebih ringan dan tidak terlalu
langkah yang dapat diambil untuk menguras tenaga seperti input data,
menekan tingginya tingkat absensi tanpa pemisahan data dan membuat laporan.
keterangan karyawan yaitu dengan cara Beliau juga mengungkapkan bahwa
melakukan coaching and counseling, karyawan yang setelah menjalani operasi
karyawan yang melanggar tersebut tidak langsung dipekerjakan lagi di
dipanggil, bersama-sama dengan areanya melainkan bekerja di bagian
atasannya yaitu leader, foreman dan administrasi di departemen tersebut
section head mereka mencari jalan keluar selama beberapa bulan. Setelah itu
agar karyawan tersebut tidak mengulangi ditanyakan lagi kondisi karyawan
absensi tanpa keterangan. Selain itu tersebut dan dibuktikan dengan surat
beliau juga melakukan tindakan berupa keterangan dari dokter bahwa karyawan
teguran, baik teguran lisan maupun tersebut sudah sehat dan sudah bisa
terguran secara tertulis, dan apabila hal bekerja normal kembali karyawan
tersebut terulang maka departemen HR & tersebut dikembalikan lagi ke areanya
Legal bersama departemen Machining semula.
akan memberikan sanksi berupa surat Beliau juga mengungkapkan
peringatan. bahwa menurut pengalaman leader
Bapak Narso, foreman di terdapat klinik-klinik yang sering
departemen Machining menjelaskan digunakan karyawan untuk berobat dan

126
JURNAL LENTERA BISNIS Vol. 6 No. 1, Mei 2017 / ISSN 2252-9993

meminta surat keterangan sakit dari tersebut maka atasan akan memanggil
dokter, jika terdapat klinik-klink yang karyawan tersebut dan dilakukan
dicurigai tersebut maka alasan sakit tidak coaching and counseling.
diterima begitu saja, melainkan atasan
dari karyawan tersebut memastikan status 4. Tingginya tingkat karyawan yang
karyawan sakit tersebut dengan pulang sebelum jam kerja selesai.
menanyakan kepada karyawan lain yang Bapak Sandy menjelaskan bahwa
tempat tinggalnya dekat dengan peran leader dan foreman sangat penting
karyawan yang sakit tersebut. untuk melakukan pengawasan dan
Bapak Rhoberthos menjelaskan pengontrolan untuk memastikan
bahwa jika banyak absensi sakit karyawan pulang jika memang sudah
karyawan maka salah satu yang akan waktunya. Sedangkan langkah yang
dilakukan yaitu akan mengecek langsung dilakukan untuk mengatasi bunyi bel
kondisi tempat kerja karyawan tesebut, yang tidak terdengar di area-area tertentu
apakah kondisinya nyaman atau tidak, yaitu dilakukannya perbaikan untuk
jika memang tidak maka beliau akan pengeras suara yang mati dan
melakukan perbaikan sehingga karyawan penambahan pengeras suara di area-area
bisa merasakan aman dan nyaman di tertentu untuk memastikan bunyi bel
tempat kerjanya. Sedangkan Bapak Narso terdengar di seluruh area.
mengungkapkan bahwa langkah yang Sedangkan menurut Bapak Narso
harus diambil agar karyawan tidak langkah yang dapat dilakukan untuk
mudah sakit yaitu dengan menjaga pola menekan tingginya tingkat karyawan
hidup dengan baik, seperti halnya yang pulang sebelum jam kerja selesai
mengatur jam istirahatnya, jam tidur dan yaitu dengan lebih ditekankan lagi ke
pola makannya. bawahannya untuk lebih mematuhi jam
kerja, salah satunya yaitu karyawan harus
3. Tingginya tingkat karyawan yang lebih berpatokan dengan suara bel, bukan
datang terlambat ikut-ikutan karyawan yang lain.
Bapak Sandy menjelaskan Menurut Bapak Rhoberthos untuk
langkah preventif yang bisa dilakukan mengatasi hal tersebut perlu
jika karyawan terlambat pada musim dilakukannya coaching and counseling.
penghujan yaitu dengan bangun lebih Coaching and counseling ini adalah hal
pagi dan berangkat lebih awal terpenting yang dapat dilakukan karena
dibandingkan dengan hari-hari biasanya dengan adanya coaching and counseling
pada musim kemarau, sehingga apabila ini atasan dapat mengetahui alasan
terjadi macet karyawan tersebut tetap karyawan melakukan hal-hal diluar
tidak datang terlambat. Beliau juga standard, sehingga melalui ini karyawan
menambahkan bahwa hujan tidak boleh yang bermasalah dan atasan bisa
dijadikan alasan karyawan untuk datang menemukan solusi yang terbaik untuk
terlambat karena seharusnya karyawan karyawan itu sendiri dan untuk
sudah bisa memprediksikan jika sudah perusahaan.
mendung maka karyawan tersebut harus
berangkat lebih awal. 5. Tingginya tingkat karyawan yang
Menurut Bapak Rhoberthos solusi tidak melakukan presensi secara
yang bisa dilakukan untuk mengatasi lengkap pada mesin absensi (baik
tingginya karyawan yang datang saat absensi masuk maupun saat
terlambat yaitu dengan cara diumumkan absensi pulang)
kepada seluruh anggotanya siapa saja Menurut Bapak Narso solusi yang
yang datang terlambat pada saat briefing, dilakukan untuk menekan tingginya
jika karyawan tersebut mengulangi hal tingkat karyawan yang tidak melakukan

127
JURNAL LENTERA BISNIS Vol. 6 No. 1, Mei 2017 / ISSN 2252-9993

presensi secara lengkap, baik saat absensi karyawan kontrak di departemen


masuk ataupun absensi pulang itu dengan Machining tersebut, yaitu :
cara melakukan briefing setiap pagi, Pertama, absensi tanpa
selain itu Bapak Narso juga keterangan. Leader, foreman dan section
memanfaatkan media sosial yaitu head menungkapkan hal yang sama
WhatsApp (WA) untuk menyampaikan bahwa absensi tanpa keterangan/TK
informasi kepada anggotanya. disebabkan oleh karyawan-karyawan
Sedangkan menurut Bapak Rhoberthos yang menjelang habis masa kontraknya
perlu dibuatkan jalur khusus, baik jalur dan karyawan tersebut tahu/merasa tidak
absensi masuk maupun jalur absensi diperpanjang ke kontrak 2 (dua) dan
pulang. Selain itu atasan, baik leader tidak diangkat menjadi karyawan tetap
ataupun foreman saat pulang kerja harus maka karyawan tersebut menjelang masa
standby di dekat area mesin absensi kontraknya sering melakukan absensi
untuk memastikan anggotanya sudah tanpa keterangan/TK.
melakukan absensi pulang. Kedua, absensi sakit. Karyawan
sering sakit disebabkan oleh beberapa hal
yaitu karyawan yang sebelumnya
SIMPULAN memiliki riwayat sakit dan kambuh,
maka dia akan sering tidak masuk
1. Tingkat disiplin kerja karyawan bekerja dengan beralasan sakit. Alasan
kontrak pada departemen Machining sakit karyawan mungkin juga disebabkan
di PT AT Indonesia, Karawang, Jawa oleh lingkungan kerja.
Barat. Ketiga, absensi terlambat.
Disiplin waktu kerja di PT AT Karyawan yang datang terlambat
Indonesia khususnya departemen biasanya disebabkan oleh jalanan yang
Machining cenderung rendah, tingkat macet, terlebih lagi jika pada musim
disiplin waktu kerja yang rendah tersebut penghujan karyawan yang terlambat
di dapat berdasarkan data dari masuk kerja meningkat. Alasan lain yaitu
departeman HR & Legal dan penelitian karyawan bangun tidur kesiangan.
langsung di lapangan, yaitu melalui Keempat, absensi pulang sebelum
wawancara bersama Leader, Foreman jam kerja. Karyawan yang pulang
dan Section Head di departemen sebelum jam kerja selesai disebabkan
Machining tersebut. Disiplin waktu kerja oleh kurangnya kontrol leader dan
yang rendah tersebut di sebabkan foreman saat menjelang pulang, sehingga
beberapa hal, yaitu Tanpa Keterangan mengakibatkan beberapa hal, pertama,
(TK), Sakit, Terlambat, Pulang Sebelum karyawan sudah meninggalkan tempat
Waktunya dan Tidak melakukan absensi kerja sebelum jam pulang selesai karena
masuk atau absensi pulang. ikut-ikutan karyawan yang lain. Kedua,
jam dibeberapa tempat tidak standar,
2. Hambatan-hambatan yang terjadi di ketiga karyawan cepat-cepat pulang
lapangan yang mempengaruhi tingkat karena agar dapat kursi di bus jemputan.
disiplin kerja karyawan kontrak pada Selain dari karyawan itu sendiri sebab
departemen Machining di PT AT lain juga karena miss komunikasi tentang
Indonesia, Karawang, Jawa Barat. jadwal kerja antara foreman selaku atasan
Seperti yang telah dijelaskan oleh denga staf administrasi di departemen
atasaan-atasan di departmen Machining tersebut selaku input data di sistem.
tersebut, yaitu leader, foreman dan Kelima, absensi tidak lengkap,
section head bahwa ada beberapa hal baik absensi masuk atau absensi pulang.
yang menjadi hambatan sehingga Alasan utama karyawan melakukan hal
mempengaruhi disiplin waktu kerja tersebut karena faktor lupa, hal tersebut

128
JURNAL LENTERA BISNIS Vol. 6 No. 1, Mei 2017 / ISSN 2252-9993

terjadi karena di area mesin absensi dan foreman untuk melakukan kontrol
terdapat dua jalur, jalur pertama menjelang jam pulang, dan perlu adanya
mengarah ke mesin absensi itu sendiri coaching and counseling kepada
dan jalur kedua mengarah ke area karyawan tersebut. Sedangkan masalah
produksi, sehingga memungkinkan mengenai bunyi bel yang tidak terdengar
karyawan untuk melewati jalur kearah maka perlu adanya perbaikan dan
produksi tersebut. penambahan pengeras suara di area-area
tersebut.
3. Usaha-usaha yang dilakukan dalam Kelima, absensi tidak lengkap,
mengatasi hambatan-hambatan yang baik absensi masuk atau absensi pulang.
terjadi di lapangan. Upaya yang dilakukan yaitu pada saat
Usaha-usaha yang dapat dilakukan briefing hal tersebut disampaikan kepada
untuk mengatasi hambatan-hambatan anggotanya, untuk lebih memastikan lagi
tersebut antara lain : saat masuk dan pulang sudah melakukan
Pertama, absensi tanpa absensi. Dan khususnya pada saat pulang
keterangan. Karyawan yang tidak masuk leader atau foreman harus standby di
tanpa keterangan harus di coaching and area mesin absensi untuk memastikan
counseling, hal tersebut agar atasan karyawan sudah melakukan absensi.
mengetahui persis penyebab hal itu Selain itu perlu ada jalur yang lebih baik,
terjadi, sehingga dari situ dapat diambil baik jalur absensi masuk maupun jalur
suatu tindakan. Apabila ada alasan yang absensi pulang.
mendesak dan karyawan tersebut mau
berubah untuk lebih disiplin lagi maka DAFTAR PUSTAKA
atasan akan megusulkan hari pengganti
atas tanggal tersebut. Namun jika tidak Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur
ada alasan yang jelas maka tindakan yang Penelitian Suatu Pendekatan
diambil yaitu dengan memberikan Surat Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Peringatan (SP) kepada karyawan
tersebut. Decenzo and Robbins. 2010.
Kedua, absensi sakit. Upaya- Fundamentals of Human Reseource
upaya yang dilakukan yaitu dengan Management: USA: John Willy and
menjaga pola hidup yang baik, seperti Son
mengatur jam istirahat, jam tidur dan Mangkunegara, Anwar Prabu. 2013.
pola makannya masing-masing Manajemen Sumber Daya Manusia
karyawan. Selain itu atasan juga akan Perusahaan. Bandung: Remaja
mengecek kondisi tempat kerjanya, Rosdakarya.
apabila terdapat kondisi yang diluar
standard maka akan dilakukan perbaikan Moleong, L. J. 2010. Metodologi
sehingga karyawan bisa merasakan aman Penelitian Kualitatif, Bandung:
dan nyaman di tempat kerjanya. Remaja Rosda karya
Ketiga, absensi terlambat. Usaha-
usaha yang dapat diambil yaitu dengan Mulyadi.2015. Manajemen Sumber Daya
berangkat lebih pagi, terlebih lagi pada Manusia. Bogor : In Media
musim penghujan. Selain itu perlu
dilakukannya coaching and counseling Sinambela, Lijan. 2012. Kinerja
kepada karyawan tersebut agar hal yang Pegawai: Teori, Pengukuran dan
sama tidak terulang dikemudian hari. Implikasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Keempat, pulang sebelum jam
kerja selesai. Usaha yang dapat dilakukan Sugiyono. 2012. Metode Penelitian
yaitu lebih ditekankan lagi kepada leader Kuantitatif Kualitatif dan R&D.

129
JURNAL LENTERA BISNIS Vol. 6 No. 1, Mei 2017 / ISSN 2252-9993

Bandung: Alfabeta Sutrisno, Edy.


2013. Manajemen Sumber Daya
Manusia, Edisi Pertama, Jakarta:
Kencana

Pedoman Perjanjian Kerja sama milik PT


AT Indonesia. 2015. Karawang

130

Anda mungkin juga menyukai