Email: taufikguci@gmail.com
ABSTRAK
113
JURNAL LENTERA BISNIS Vol. 6 No. 1, Mei 2017 / ISSN 2252-9993
114
JURNAL LENTERA BISNIS Vol. 6 No. 1, Mei 2017 / ISSN 2252-9993
115
JURNAL LENTERA BISNIS Vol. 6 No. 1, Mei 2017 / ISSN 2252-9993
116
JURNAL LENTERA BISNIS Vol. 6 No. 1, Mei 2017 / ISSN 2252-9993
siapa saja dan perlu dikenakan sanksi b. Melontarkan pujian sesuai dengan
tanpa pandang bulu. tempat dan waktunya, sehingga
4. Keberanian Pemimpin Dalam para karyawan akan turut merasa
Mengambil Tindakan bangga dengan pujian tersebut.
Bila ada seorang karyawan yang c. Sering mengikutsertakan
melanggar disiplin, maka perlu ada karyawan dalam pertemuan-
keberanian pimpinan untuk mengambil pertemuan, apalagi pertemuan
tindakan yang sesuai dengan tingkat yang berkaitan dengan nasib dan
pelanggaran yang dibuatnya. Dengan pekerjaan mereka.
adanya tindakan terhadap pelanggaran d. Memberi tahu bila ingin
disiplin, sesuai dengan sanksi yang ada, meninggalkan tempat kepada
maka semua karyawan akan merasa rekan sekerja, dengan
terlindungi dan dalam hatinya berjanji menginformasikan, kemana, dan
tidak akan berbuat hal serupa. Sehingga untuk urusan apa, walaupun
semua karyawan akan terhindar dari kepada bawahan sekalipun.
sikap seenaknya sendiri. Bila pemimpin
tidak berani mengambil tindakan maka Teknik-Teknik Pelaksanaan Disiplin
suasana kerja menjadi tidak kondusif. Kerja
Karyawan akan beranggapan untuk apa Menurut Mangkunegara (2013:132) ada
disiplin sedangkan yang melanggar saja beberapa teknik yang dapat dilakukan
tidak dikenakan sanksi. untuk melaksanakan disiplin kerja.
5. Ada Tidaknya Pengawasan Pimpinan Beberapa teknik tersebut sebagai berikut:
Dalam setiap kegiatan yang 1. Teknik Disiplin Pertimbangan Sedini
dilakukan oleh perusahaan perlu ada Mungkin
pengawasan, yang akan mengarahkan Merupakan tindakan perbaikan
para karyawan agar dapat melaksanakan sedini mungkin, terlebih ditujukan
pekerjaan dengan tepat dan sesuai dengan kepada karyawan baru, atau karyawan
yang telah ditetapkan. Namun sudah lama yang baru saja dipindah dari
menjadi tabiat manusia pula bahwa bagain lain sebaiknya diberikan masa
mereka ingin selalu bebas, tanpa terikat percobaan dan perlu adanya
atau diikat oleh peraturan apapun juga. pengawasan yang lebih, jika dimasa
Dengan adanya pengawasan maka sedikit percobaan karyawan tersebut
banyak karyawan akan terbiasa melakukan kesalahan maka manajer
melaksanakan disiplin kerja. harus segera melakukan perbaikan
6. Ada Tidaknya Perhatian Kepada Para atas tindakan karyawan tersebut.
Karyawan Jangan menunggu sampai dengan
Karyawan adalah manusia yang masa percobaan itu selesai.
mempunyai perbedaan karakter antara 2. Teknik Disiplin Pencegahan Yang
yang satu dengan yang lain. Seorang Efektif
karyawan tidak hanya puas dengan Dengan teknik ini manager
penerimaan kompensasi yang tinggi, melakukan cara-cara yang dapat
pekerjaan yang menantang, tetapi mereka digunakan sebagai pencegahan
juga masih membutuhkan perhatian yang terhadap tindakan yang melanggar
besar dari pimpinannya sendiri. disiplin, cara-cara tersebut misalnya
Diciptakan Kebiasaan-Kebiasaan Yang dengan mengadakan program-program
Mendukung Tegaknya Disiplin. pelatihan khusus di setiap tingkatan
Kebiasaan-kebiasaan positif itu antara manajemen. Manajer membentuk
lain : kelompok-kelompok yang nantinya
a. Saling menghormati bila ketemu dihadapkan pada persoalan-persoalan
di lingkungan pekerjaan. yang khas yang telah dialami pada
117
JURNAL LENTERA BISNIS Vol. 6 No. 1, Mei 2017 / ISSN 2252-9993
118
JURNAL LENTERA BISNIS Vol. 6 No. 1, Mei 2017 / ISSN 2252-9993
119
JURNAL LENTERA BISNIS Vol. 6 No. 1, Mei 2017 / ISSN 2252-9993
120
JURNAL LENTERA BISNIS Vol. 6 No. 1, Mei 2017 / ISSN 2252-9993
121
JURNAL LENTERA BISNIS Vol. 6 No. 1, Mei 2017 / ISSN 2252-9993
122
JURNAL LENTERA BISNIS Vol. 6 No. 1, Mei 2017 / ISSN 2252-9993
123
JURNAL LENTERA BISNIS Vol. 6 No. 1, Mei 2017 / ISSN 2252-9993
124
JURNAL LENTERA BISNIS Vol. 6 No. 1, Mei 2017 / ISSN 2252-9993
125
JURNAL LENTERA BISNIS Vol. 6 No. 1, Mei 2017 / ISSN 2252-9993
126
JURNAL LENTERA BISNIS Vol. 6 No. 1, Mei 2017 / ISSN 2252-9993
meminta surat keterangan sakit dari tersebut maka atasan akan memanggil
dokter, jika terdapat klinik-klink yang karyawan tersebut dan dilakukan
dicurigai tersebut maka alasan sakit tidak coaching and counseling.
diterima begitu saja, melainkan atasan
dari karyawan tersebut memastikan status 4. Tingginya tingkat karyawan yang
karyawan sakit tersebut dengan pulang sebelum jam kerja selesai.
menanyakan kepada karyawan lain yang Bapak Sandy menjelaskan bahwa
tempat tinggalnya dekat dengan peran leader dan foreman sangat penting
karyawan yang sakit tersebut. untuk melakukan pengawasan dan
Bapak Rhoberthos menjelaskan pengontrolan untuk memastikan
bahwa jika banyak absensi sakit karyawan pulang jika memang sudah
karyawan maka salah satu yang akan waktunya. Sedangkan langkah yang
dilakukan yaitu akan mengecek langsung dilakukan untuk mengatasi bunyi bel
kondisi tempat kerja karyawan tesebut, yang tidak terdengar di area-area tertentu
apakah kondisinya nyaman atau tidak, yaitu dilakukannya perbaikan untuk
jika memang tidak maka beliau akan pengeras suara yang mati dan
melakukan perbaikan sehingga karyawan penambahan pengeras suara di area-area
bisa merasakan aman dan nyaman di tertentu untuk memastikan bunyi bel
tempat kerjanya. Sedangkan Bapak Narso terdengar di seluruh area.
mengungkapkan bahwa langkah yang Sedangkan menurut Bapak Narso
harus diambil agar karyawan tidak langkah yang dapat dilakukan untuk
mudah sakit yaitu dengan menjaga pola menekan tingginya tingkat karyawan
hidup dengan baik, seperti halnya yang pulang sebelum jam kerja selesai
mengatur jam istirahatnya, jam tidur dan yaitu dengan lebih ditekankan lagi ke
pola makannya. bawahannya untuk lebih mematuhi jam
kerja, salah satunya yaitu karyawan harus
3. Tingginya tingkat karyawan yang lebih berpatokan dengan suara bel, bukan
datang terlambat ikut-ikutan karyawan yang lain.
Bapak Sandy menjelaskan Menurut Bapak Rhoberthos untuk
langkah preventif yang bisa dilakukan mengatasi hal tersebut perlu
jika karyawan terlambat pada musim dilakukannya coaching and counseling.
penghujan yaitu dengan bangun lebih Coaching and counseling ini adalah hal
pagi dan berangkat lebih awal terpenting yang dapat dilakukan karena
dibandingkan dengan hari-hari biasanya dengan adanya coaching and counseling
pada musim kemarau, sehingga apabila ini atasan dapat mengetahui alasan
terjadi macet karyawan tersebut tetap karyawan melakukan hal-hal diluar
tidak datang terlambat. Beliau juga standard, sehingga melalui ini karyawan
menambahkan bahwa hujan tidak boleh yang bermasalah dan atasan bisa
dijadikan alasan karyawan untuk datang menemukan solusi yang terbaik untuk
terlambat karena seharusnya karyawan karyawan itu sendiri dan untuk
sudah bisa memprediksikan jika sudah perusahaan.
mendung maka karyawan tersebut harus
berangkat lebih awal. 5. Tingginya tingkat karyawan yang
Menurut Bapak Rhoberthos solusi tidak melakukan presensi secara
yang bisa dilakukan untuk mengatasi lengkap pada mesin absensi (baik
tingginya karyawan yang datang saat absensi masuk maupun saat
terlambat yaitu dengan cara diumumkan absensi pulang)
kepada seluruh anggotanya siapa saja Menurut Bapak Narso solusi yang
yang datang terlambat pada saat briefing, dilakukan untuk menekan tingginya
jika karyawan tersebut mengulangi hal tingkat karyawan yang tidak melakukan
127
JURNAL LENTERA BISNIS Vol. 6 No. 1, Mei 2017 / ISSN 2252-9993
128
JURNAL LENTERA BISNIS Vol. 6 No. 1, Mei 2017 / ISSN 2252-9993
terjadi karena di area mesin absensi dan foreman untuk melakukan kontrol
terdapat dua jalur, jalur pertama menjelang jam pulang, dan perlu adanya
mengarah ke mesin absensi itu sendiri coaching and counseling kepada
dan jalur kedua mengarah ke area karyawan tersebut. Sedangkan masalah
produksi, sehingga memungkinkan mengenai bunyi bel yang tidak terdengar
karyawan untuk melewati jalur kearah maka perlu adanya perbaikan dan
produksi tersebut. penambahan pengeras suara di area-area
tersebut.
3. Usaha-usaha yang dilakukan dalam Kelima, absensi tidak lengkap,
mengatasi hambatan-hambatan yang baik absensi masuk atau absensi pulang.
terjadi di lapangan. Upaya yang dilakukan yaitu pada saat
Usaha-usaha yang dapat dilakukan briefing hal tersebut disampaikan kepada
untuk mengatasi hambatan-hambatan anggotanya, untuk lebih memastikan lagi
tersebut antara lain : saat masuk dan pulang sudah melakukan
Pertama, absensi tanpa absensi. Dan khususnya pada saat pulang
keterangan. Karyawan yang tidak masuk leader atau foreman harus standby di
tanpa keterangan harus di coaching and area mesin absensi untuk memastikan
counseling, hal tersebut agar atasan karyawan sudah melakukan absensi.
mengetahui persis penyebab hal itu Selain itu perlu ada jalur yang lebih baik,
terjadi, sehingga dari situ dapat diambil baik jalur absensi masuk maupun jalur
suatu tindakan. Apabila ada alasan yang absensi pulang.
mendesak dan karyawan tersebut mau
berubah untuk lebih disiplin lagi maka DAFTAR PUSTAKA
atasan akan megusulkan hari pengganti
atas tanggal tersebut. Namun jika tidak Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur
ada alasan yang jelas maka tindakan yang Penelitian Suatu Pendekatan
diambil yaitu dengan memberikan Surat Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Peringatan (SP) kepada karyawan
tersebut. Decenzo and Robbins. 2010.
Kedua, absensi sakit. Upaya- Fundamentals of Human Reseource
upaya yang dilakukan yaitu dengan Management: USA: John Willy and
menjaga pola hidup yang baik, seperti Son
mengatur jam istirahat, jam tidur dan Mangkunegara, Anwar Prabu. 2013.
pola makannya masing-masing Manajemen Sumber Daya Manusia
karyawan. Selain itu atasan juga akan Perusahaan. Bandung: Remaja
mengecek kondisi tempat kerjanya, Rosdakarya.
apabila terdapat kondisi yang diluar
standard maka akan dilakukan perbaikan Moleong, L. J. 2010. Metodologi
sehingga karyawan bisa merasakan aman Penelitian Kualitatif, Bandung:
dan nyaman di tempat kerjanya. Remaja Rosda karya
Ketiga, absensi terlambat. Usaha-
usaha yang dapat diambil yaitu dengan Mulyadi.2015. Manajemen Sumber Daya
berangkat lebih pagi, terlebih lagi pada Manusia. Bogor : In Media
musim penghujan. Selain itu perlu
dilakukannya coaching and counseling Sinambela, Lijan. 2012. Kinerja
kepada karyawan tersebut agar hal yang Pegawai: Teori, Pengukuran dan
sama tidak terulang dikemudian hari. Implikasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Keempat, pulang sebelum jam
kerja selesai. Usaha yang dapat dilakukan Sugiyono. 2012. Metode Penelitian
yaitu lebih ditekankan lagi kepada leader Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
129
JURNAL LENTERA BISNIS Vol. 6 No. 1, Mei 2017 / ISSN 2252-9993
130