Anda di halaman 1dari 3

LEARNING OUTCOME 3

Nama : Rabi’a Adhawiyah


NIM : 1513206015
Kelompok : IV (Empat)
Nomer skenario : III
Judul skenario : PENYAKITKU EMNGINSPIRASIKU

Rumusan Masalah
1. Untuk mengetahui syarat eksipien yang dapat digunakan dalam sediaan tablet.
2. Untuk mengetahui macam-macam metode pembuatan sediaan tablet.
3. Untuk mengetahui macam-macam eksipien dalam tablet.
4. Untuk mengetahui contoh formuasi yang kemungkinan sesuai dengan karakteristik dari kedua bahan aktif
(kombinasi antihistamain dan kortikosteroid).

Summary

1. Syarat-syarat suatu eksipien farmasi antara lain (Pawar, 2015) :


a. Stabil secara kimia
b. Tidak reaktif
c. Penggunaan peralatan rendah dan prosesnya sensitive
d. Bersifat inert dalam tubuh
e. Tidak toksik
f. Karakteristik organoleptik dapat diterima
g. Ekonomis
h. Efisien dalam hal penggunaan yang diinginkan
2. Macam metode :
a. Metode granulasi basah
Memproses campuran zat aktif dan eksipien menjadi partikel yang lebih besar dengan menambah cairan
pengikat dalam jumlah yang tepat sehingga didapat massa yang lembab yang dapat digranulasi. Metode
ini biasanya digunakan apabila zat aktif tahan terhadap lembab dan panas (Agoes, G., 2012)
Masing-masing zat berkhasiat, zat pengisi, dan zat penghancur dihaluskan terlebih dahulu dalam mesin
penghalus. Seluruh serbuk dicampur bersam-sama dalam alat pencampur, lalu dibasahi dengan larutan
bahan pengikat. Setelah itu massa lembab diayak menjadi granul menggunakan ayakan 6 atau 8 mesh,
dan dikeringkan dalam lemari pengering pada suhu 50 o-60oC. Setelah kering diayak lagi untuk
memperoleh granul dengan ukuran yang diperlukan (biasanya digunakan ayakan 12-20 mesh).
Tambahkan bahan pelicin (lubrikan) kemudian dicetak menjadi tablet dengan mesin tablet (Ansel, 1989).
b. Metode Granulasi Kering (slugging)
Disebut juga slugging, yaitu memproses partikel zat aktif dan eksipien dengan mengempa campuran
bahan kering menjadi massa padat yang selanjutnya dipecah lagi untuk menghasilkan partikel yang
berukuran lebih besar (granul) dari serbuk semula. Prinsip dari metode ini adalah membuat granul
secara mekanis, tanpa bantuan bahan pengikat dan pelarut. Metode ini digunakan dalam kondisi-kondisi
: kandungan zat aktif dalam tablet tinggi, zat aktif memiliki aliran yang buruk, zat aktif sensitif terhadap
panas dan lembab (Agoes, G., 2012).
Dilakukan dengan mencampurkan zat berkhasiat, zat pengisi, dan zat penghancur, serta jika perlu
ditambahkan zat pengikat dan zat pelicin hingga menjadi massa serbuk yang homogen, lalu dikempa
cetak pada tekanan yang tinggi, sehingga menjadi tablet besar (slug) yang tidak berbentuk baik,
kemudian digiling dan diayak hingga diperoleh granul dengan ukuran partikel yang diinginkan. Setelah
itu dicetak sesuai ukuran tablet yang diinginkan (Syamsuni, 2006).
c. Kempa langsung
Yaitu pembuatan tablet dengan mengempa langsung campuran zat aktif dan eksipien kering, tanpa
melalui perlakuan awal terlebih dahulu. Metode ini merupakan metode yang paling mudah, praktis, dan
cepat pengerjaannya, namun hanya dapat digunakan pada kondisi zat aktif yang kecil dosisnya, serta zat
aktif tersebut tidak tahan terhadap panas dan lembab (Agoes, G., 2012).
Masing-masing zat aktif, zat pengisi, zat pengikat, zat penghancur, dan zat pelicin dihaluskan terlebih
dahulu dalam mesin penghalus. Seluruh serbuk dicampur bersama-sama dalam alat pencampur.
Campuran serbuk yang telah homogen dikempa dalam mesin tablet menjadi tablet jadi (Siregar, 2010).
3. Zat tambahan yang digunakan dapat berfungsi sebagai :
a. Zat pengisi, digunakan untuk memperbesar volume tablet. Zat-zat yang digunakan seperti: Amilum
Manihot, Kalsium Fosfat, Kalsium Karbonat, dan zat lain yang cocok.
b. Zat pengikat, digunakan agar tablet tidak pecah atau retak, dapat merekat. Zat-zat yang digunakan
seperti : Musilago 10-20% b/v, larutan Metil cellulosum 5%b/v.
c. Zat penghancur, digunakan agar tablet dapat hancur dalam saluran pencernaan. Zat-zat yang digunakan
seperti: Amilum Manihot kering, Gelatin, Natrium Alginat.
d. Zat pelicin, digunakan untuk mencegah agar tablet tidak melekat pada cetakan. Zat-zat yang digunakan
seperti : Talkum 5% b/b, Magnesium stearat, Natrium Benzoat. (Anief, 2004)
e. Pendapar : Bahan ini ditambahkan untuk menjaga stabilitas atau menetralkan bahan aktif yang ada
dalam tablet. Bahan ini misalnya ditambahkan pada sediaan children buffered aspirin chewable tablet.
f. Pemanis : Bahan ini sangat diperlukan dalam formulasi tablet kunyah. Dengan adanya bahan ini maka
akan memberikan rasa manis di mulut. Contoh bahannya adalah sukrosa dan manitol.
g. Pembasah : Bahan ini ditambahkan untuk meningkatkan kelarutan bahan yang bersifat hidrofobik.
Penambahannya bisa dengan dimasukkan ke dalam cairan penyalut atau berupa serbuk yang ikut
digranul. Contoh bahannya adalah natrium lauril sulfat.
h. Penyalut : Bahan penyalut ditambahkan untuk memperoleh tablet salut lapis tipis atau salut gula atau
salut enterik.
i. Pembentuk matriks : Bahan yang ditambahkan untuk membantu mengatur pelepasan bahan aktif.
j. Pewarna : Bahan pewarna ditambahkan untuk tujuan estetika sediaan, memudahkan dalam identifikasi
produk atau membantu dalam proses pencampuran (Hadisoewignyo, dkk.2013).

4.

(Lemborano, 2015)
Formulasi :
Nama bahan Konsentrasi Standart Fungsi
Klorfeniramin maleat 2 mg Zat aktif
Dexamethasone 0,5 mg Zat aktif
CMC-Na 5% 5-15 % Binder
Amilum manihot 5% 3-25 % Disintegrant
Talkum 2% 1-10 % Glidan
Mg Stearat 1% 0,25-5 % Lubricant
Pewarna Qs
Sacharum lactis Qs Pengisi

DAFTAR PUSTAKA
Agoes, G, 2012, Sediaan Farmasi Padat, Penerbit ITB, Bandung.

Anief., Moh. (1994). Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Ansel, H. C. (1989). Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Edisi Keempat, terjemahan brahim dan Farida, Universitas
Indonesia Press, Jakarta.
Hadisoewignyo, L., Fudholi, A., 2013, Sediaan Solida, Pustaka pelajar, Yogyakarta.
Lemborano, Nugratama Hano, dkk. (2015). Formulasi Tablet Klorfeniramin Maleat dengan Bahan Pengikat Getah Kulit
Buah Pisang Gorohi (Muso acuminafe L) Menggunakan Metode Granulasi Basah. UNSRAT, Manado.
Pawar, P. D. (2015). Review on Pharmaceutical Excipients. American Journal of Pharmacy &Health Research.
Siregar, C.J.P. 2010. Teknologi Farmasi Sediaan Tablet: Dasar- dasar praktis. EGC, Jakarta.
Syamsuni, H. A. (2006). Ilmu Resep. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai