Laporan COC ANC JD

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 43

1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehamilan merupakan masa gestasi yang dimulai dari periode menstruasi

sebelumnya sampai persalinan, yang normalnya adalah 40 minggu atau 280 hari,

dan dibagi menjadi tiga periode, atau trimester, masing-masing berlangsung 3

bulan. Wanita pada dasarnya mempunyai kodrat sebagai seorang ibu, untuk

melalui proses tersebut seorang wanita akan mengalami masa-masa mulai dari

kehamilan, persalinan, nifas, adanya bayi baru lahir, serta penggunaan kontrasepsi

untuk mempersiapkan keluarga berencana. Untuk mencapai kehamilan yang

berkualitas di dukung dengan adanya pelayanan antenatal care yang sesuai dengan

kebutuhan klien. Sedangkan kehamilan di definisikan sebagai fertilisasi atau

penyatuan dari spermatozoa dan ovum yang dilanjutkan dengan nidasi implantasi

(Prawirohardjo S, 2008).

Asuhan kehamilan merupakan salah satu faktor yang perlu diperhatikan

untuk mencegah terjadinya komplikasi dan kematian ketika persalinan, selain itu

juga untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan janin. Perawatan

kehamilan yang perlu diperhatikan yaitu perawatan diri (kulit, gigi mulut,

perawatan kuku) payudara, imunisasi, senam hamil, pemeriksaan kehamilan, serta

gizi untuk perkembangan janin. (Gamelia, dkk, 2013).

Antenatal care merupakan salah satu wujud yang dapat dilakukan untuk

melakukan perawatan khusus tersebut. Antenatal Care (ANC) sebagai salah satu

upaya pencegahan awal dari faktor risiko kehamilan dengan tujuan untuk

mendeteksi dini terjadinya risiko tinggi terhadap kehamilan dan persalinan juga
2

dapat menurunkan angka kematian ibu dan memantau keadaan janin. (Resky, dkk,

2013).

Sesuai dengan peran seorang bidan yaitu sebagai pelaksana pelayanan

kebidananyang kegiatannya meliputi antenatal care, bidan diharapkan dapat

melaksanakan dan menerapkan asuhan kebidanan sesuai dengan standar yang

telah ditetapkan. Pelayanan antenatal sendiri sangat penting karena dapat

memberikan gambaran-gambaran kepada ibu hamil tentang keadaan kesehatannya

dan janin dalam kandungannya. Pengawasan antenatal memberikan manfaat

dengan ditemukannya berbagai kelainan yang menyertai kehamilan secara dini,

sehingga dapat diperhitungkan dan dipersiapkan langkah-langkah dalam

pertolongan persalinannya. (Titik, dkk, 2011).

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil normal trimester III Ny.S

G1P0A0H0 secara menyeluruh dan berkesinambungan dengan menerapkan teori

yang telah didapatkan di pendidikan melalui pendekatan manajemen kebidanan

serta mendokumentasikan dengan metode SOAP terhadap asuhan yang telah

diberikan.

1.2.2 Tujuan Khusus

a. Melakukan pengkajian data subjektif dan objektif pada ibu hamil normal

trimester III Ny. S G1P0A0H0.

b. Menegakkan diagnosa, masalah dan kebutuhan pada ibu hamil normal

trimester III Ny. S G1P0A0H0.


3

c. Membuat rencana asuhan kebidanan pada ibu hamil normal trimester III

Ny. S G1P0A0H0.

d. Melakukan asuhan kebidanan yang telah direncanakan pada ibu hamil

normal trimester III Ny. S G1P0A0H0.

e. Menganalisis dan mengevaluasi asuhan kebidanan yang telah diberikan

pada ibu hamil normal trimester III Ny. S G1P0A0H0.

f. Melakukan pendokumentasian asuhan yang telah diberikan pada ibu hamil

normal trimester III Ny. S G1P0A0H0.

1.3 Waktu dan Tempat Pengambilan Kasus

Pengambilan kasus ini dilakukan pada bulan Juni - Agustus 2019 pada ibu

hamil normal trimester III Ny. S G1P0A0H0 saat usia kehamilan 32-33 minggu

hingga usia kehamilan 38-39 minggu di PMB Hj. Zurrahmi Pekanbaru.

1.4 Gambaran Kasus

Gambaran kasus pada laporan ini adalah asuhan yang diberikan pada ibu

hamil yaitu Ny. S berumur 23 tahun hamil anak pertama dengan usia kehamilan

32-33 minggu datang ke Klinik Pratama Afiyah pada tanggal 12 Juni 2019 pukul

21.00 WIB untuk memeriksakan kehamilannya. Dengan HPHT Ny. S pada

tanggal 25-01-2018 dan tafsiran persalinannya pada tanggal 03-08-2019.


4

BAB 2
TINJAUAN TEORI

2.1. Defenisi Kehamilan

Kehamilan merupakan suatu perubahan dalam rangka melanjutkan

keturunan yang terjadi secara alami, menghasilkan janin yang tumbuh didalam

rahim ibu, dan selanjutnya dapat dijelaskan tingkat pertumbuhan dan besarnya

janin sesuai usia kehamilan, pada saat dilakukan pemeriksaan kehamilan

(Muhimah, 2010).

Kehamilan adalah hasil kosepsi yang didefinisikan sebagai pertemuan

antara sperma dan sel telur yang menandai awal kehamilan. Peristiwa ini

merupakan rangkaian kejadian yang meliputi pembetukan gamet (telur sperma),

ovulasi (pelepasan telur), penggabungan gamet dan implantasi embrio didalam

uterus (Jannah, 2011). Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, dimana trimester I

berlangsung dalam 12 minggu, trimester II 15 minggu (minggu ke 13-27) dan

trimester III 13 minggu ( minggu 28-40) (Sarwono, 2010).

Trimester ketiga berlangsung selama 13 minggu, mulai dari minggu ke-28

sampai minggu ke-40. Pada trimester ketiga, organ tubuh janin sudah terbentuk.

Hingga pada minggu ke-40 pertumbuhan dan perkembangan utuh telah dicapai

(Manuaba, 2010).

Kehamilan trimester III merupakan kehamilan dengan usia 28-40 mingu

dimana merupakan waktu mempersiapkan kelahiran dan kedudukan sebagai orang

tua, seperti terpusatnya perhatian pada kehadiran bayi, sehingga disebut juga

sebagai periode penantian (Vivian, 2011).


5

2.2. Perubahan pada Masa Kehamilan

2.2.1. Perubahan Fisiologis

Menurut Vivian (2011) Perubahan fisiologi pada masa kehamilan

Trimester III adalah :

a. Minggu ke-28 atau bulan ke-7

Fundus berada dipertengahan antara pusat dan sifoudeus. Hemoroid

mungkin terjadi. Pernapasan dada menggantikan pernapasan perut. Garis

bentuk janin dapat dipalpasi. Rasa panas perut mungkin terasa.

b. Minggu ke-32 atau bulan ke-8

Fundus mencapai prosesus sifoideus, payudara penuh, dan nyeri tekan.

Sering BAK mungkin kembali terjadi. Selain itu, mungkin juga terjadi

dispnea.

c. Minggu ke-38 atau bulan ke-9

Penurunan bayi ke dalam pelvis/panggul ibu (lightening). Plasenta setebal

hampir 4 kali waktu usia kehamilan 18 minggu dan beratnya 0,5-0,6 kg.

Sakit punggung dan sering BAK meningkat. Braxton Hicks meningkat

karena serviks dan segmen bawah rahim disiapkan untuk persalinan.

Perubahan anatomi dan fisiologi pada ibu hamil trimester III, antara lain:

a. Uterus

Pada akhir kehamilan berat uterus menjadi 1000 gram (normal 20 gram)

dengan panjang 20 cm dan dinding 2,5 cm, pada kehamilan 28 minggu fundus

uterus terletak kira-kira 3 jari di atas pusat atau 1/3 jarak antara pusat ke prosesus

xipoedeus. Pada kehamilan 32 minggu fundus uterus terletak 1/2 pusat denga
6

prosesus xipoedeus. Pada kehamilan 36 minggu fundus uterus berada kira-kira 1

jari di bawah prosesus xipoedeus. Bila pertumbuhan janin normal, maka tinggi

fundus uteri 28 minggu adalah 25 cm, pada 32 minggu adalah 27 cm, pada 36

minggu adalah 30 cm (Mochtar 2002).

Bertambanya ukuran uterus akibat dari perkembangan janin dan plasenta

serta turunya kepala pada rongga panggul yang menimbulkan pangaruh pada

sistem organ maternal. Hal tersebut menjadi dasar timbulnya ketidaknyamanan

pada ibu selama trimester III (Husin, 2014).

Uterus memiliki ukuran sesuai dengan usia kehamilan. Usia kehamilan

dapat diukur per tiga jari melalui Tinggi Fundus Uteri (TFU). Berikut ini ukuran-

ukuran TFU per tiga jari (Sulistyawati, 2013).

Tabel 2.1
TFU Menurut Penambahan per Tiga Jari
Usia Kehamilan (Minggu) Tinggi Fundus Uterus (TFU)
12 3 jari di atas sympisis
16 Pertengahan pusat-sympisis
20 3 jari di bawah sympisis
24 Setinggi pusat
28 3 jari di atas pusat
32 Pertengahan pusat-prosesus xiphoideus (px)
36 3 jari di bawah prosesus xiphoideus (px)
40 Pertengahan prosesus xiphoideus (px)
Sumber : Sulistyawati, 2013
7

Berikut ini adalah TFU menurut umur kehamilan:


Tabel 2.2
TFU Menurut Umur Kehamilan
Tinggi Fundus Uteri Umur Kehamilan
20 cm 5 bulan
23 cm 6 bulan
26 cm 7 bulan
30 cm 8 bulan
33 cm 9 bulan
Sumber : Manuaba, 2007

b. Vagina dan Vulva

Selama kehamilan peningkatan vaskularisasi dan hiperemia telihat jelas

pada kulit dan otot-otot di perineum dan vulva, sehingga pada vagina akan terlihat

berwarna keunguan yang dikenal sebagai tanda chadwick. Perubahan ini meliputi

penipisan mukosa dan hilangnya sejumlah jaringan ikat dan hipertrofi dari sel-sel

otot polos (Prawirohardjo, 2012).

c. Payudara

Mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai persiapan

memberikan ASI pada laktasi. Perkembangan payudara tidak dapat dilepas dari

pengaruh horman saat kehamilan, yaitu esterogen, dan progesterone (Mochtar

2002).

d. Sirkulasi Darah

Pada minggu ke-5 cardiac output akan meningkat dan perubahan ini

terjadi untuk mengurangi resistensi vaskular sistemik. Volume darah akan

meningkat secara progesif mulai minggu ke 6-8 kehamilan dan mencapai

puncaknya pada minggu 32-34 dengan perubahan kecil setelah minggu tersebut.

Volume plasma akan meningkat kira-kira 40-45 % tetapi tidak sebanding dengan
8

peningkatan sel darah merah kira-kira 20-30 % sehingga mengakibatkan

hemodilusi dan penurunan konsentrasi hemoglobin (Prawirohardjo, 2012).

e. Sistem Respirasi

Seorang wanita hamil pada kelanjutan kehamilannya tidak jarang

mengeluh tentang rasa sesak dan pendek nafas. Hal ini ditemukan pada kehamilan

32 minggu ke atas oleh karena usus-usus tertekan oleh uterus yang membesar

kearah diafragma, sehingga diafragma kurang leluasa bergerak. Untuk memenuhi

kebutuhan oksigen yang meningkat kira-kira 20%, seorang wanita hamil selalu

bernafas lebih dalam (Prawirohardjo, 2009).

f. Sistem Pencernaan

Karena pengaruh esterogen, pengeluaran asam lambung meningkat hal ini

yang menyebabkan pengeluaran air liur berlebihan (hipersaliva), daerah lambung

terasa panas dan mual muntah. Pengaruh esterogen menimbulkan gerakan usus

makin berkurang dapat menyebabkan sembelit (Mochtar, 2002).

g. Sitem Perkemihan

Pada akhir kehamilan, muncul keluhan sering berkemih karena kepala

janin turun ke pintu atas panggul, desakan ini menyebabkan kandung kemih terus

terasa penuh. Akibat terjadinya hemodiaksi menyebabkan metabolisme air makin

lancar sehingga pembentukan urin pun bertambah (Winkjosastro, 2007).

Karena pengaruh desakan hamil muda dan turunnya kepala bayi pada

hamil tua terjadi gangguan miksi dalam bentuk sering kencing. Filtrasi pada

glomerulus bertambah sekitar 69-70%. Pada kehamilan ureter membesar untuk

dapat menampung banyaknya pembentukan urine, terutama pada ureter kanan


9

karena peristaltik ureter terhambat karena pengaruh progesteron (Prawirohardjo,

2009).

2.2.2. Perubahan Psikologi Kehamilan Trimester III

Menurut Sulistyawati (2011) Perubahan psikologis pada masa kehamilan

Trimester III , yaitu:

a. Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh, dan tidak

menarik.

b. Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu

c. Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat melahirkan,

khawatir akan keselamatannya.

d. Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal, bermimpi

yang mencerminkan perhatian dan kekhawatirannya.

e. Merasa sedih karena akan terpisah dari bayinya.

f. Merasa kehilangan perhatian

g. Perasaan mudah terluka (sensitif) & Libido menurun

2.3. Ketidaknyamanan Masa Kehamilan

Selama masa kehamilan pada Trimester III ada beberapa ketidaknyamanan

yang dialami oleh ibu hamil, diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Peningkatan Frekuensi berkemih

Frekuensi kemih meningkat pada trimester ketiga sering dialami wanita

primigravida setelah lightening terjadi efek lightaning yaitu bagian presentasi

akan menurun masuk kedalam panggul dan menimbulkan tekanan langsung pada

kandung kemih. Peningkatan frekuensi berkemih disebabkan oleh tekanan uterus


10

karena turunnya bagian bawah janin sehingga kandung kemih tertekan, kapasitas

kandung kemih berkurang dan mengakibatkan frekuensi berkemih meningkat

(Manuaba, 2010).

Sering buang air kecil merupakan suatu perubahan fisiologis dimana

terjadi peningkatam sensitivitas kandung kemih dan pada tahap selanjutnya

merupakan akibat kompresi pada kandung kemih. Pada trimester III kandung

kemih tertarik keatas dan keluar dari panggul sejati ke arah abdomen. Uretra

memanjang sampai 7,5 cm karena kandung kemih bergeser kearah atas. Kongesti

panggul pada masa hamil ditunjukan oleh hiperemia kandung kemih dan uretra.

Peningkatan vaskularisasi ini membuat mukosa kandung kemih menjadi mudah

luka dan berdarah. Tonus kandung kemih dapat menurun. Hal ini memungkinkan

distensi kandung kemih sampai sekitar 1500 ml. Pada saat yang sama pembesaran

uterus menekan kandung kemih, menimbulkan rasa ingin berkemih meskipun

kandung kemih hanya berisi sedikit urine (Romauli, 2011).

Tanda-tanda bahaya yang dapat terjadi akibat terlalu sering buang air kecil

yaitu dysuria, Oliguria dan Asymtomatic bacteriuria. Untuk mengantisipasi

terjadinya tanda-tanda bahaya tersebut yaitu dengan minum air putih yang cukup

(± 8-12 gelas/hari) dan menjaga kebersihan disekitar alat kelamin. Ibu hamil

perlu mempelajari cara membersihkan alat kelamin yaitu dengan gerakan dari

depan kebelakang setiap kali selesai berkemih dan harus menggunakan tissue atau

handuk yang bersih serta selalu mengganti celana dalam apabila terasa basah.

Penatalaksanaan yang dapat diberikan pada ibu hamil trimester III dengan keluhan

sering kencing yaitu KIE tentang penyebab sering kencing, kosongkan kadung

kemih ketika ada dorongan, perbanyak minum pada siang hari dan kurangi minum
11

di malam hari jika mengganggu tidur, hindari minum kopi atau teh sebagai

diuresis, berbaring miring kiri saat tidur untuk meningkatkan diuresis dan tidak

perlu menggunakan obat farmakologis (Hani, 2011).

b. Sakit punggung Atas dan Bawah

Karena tekanan terhadap akar syaraf dan perubahan sikap badan pada

kehamilan lanjut karena titik berat badan berpindah kedepan disebabkan perut

yang membesar. Ini diimbangi dengan lordosis yang berlebihan dan sikap ini

dapat menimbulkan spasmus (Romauli, 2011).

c. Hiperventilasi dan sesak nafas

Peningkatan aktivitas metabolis selama kehamilan akan meningkatkan

karbondioksida. Hiperventilasi akan menurunkan karbon dioksida. Sesak nafas

terjadi pada trimester III karena pembesaran uterus yang menekan diafragma.

Selain itu diafragma mengalami elevasi kurang lebih 4 cm selama kehamilan

(Romauli, 2011).

d. Edema Dependen

Terjadi karena gangguan sirkulasi vena dan peningkatan tekanan vena

pada ekstrimitas bawah karena tekanan uterus membesar pada vena panggul pada

saat duduk/ berdiri dan pada vena cava inferior saat tidur terlentang. Edema pada

kaki yang menggantung terlihat pada pergelangan kaki dan harus dibedakan

dengan edema karena preeklamsi (Romauli, 2011).

e. Nyeri ulu hati

Ketidaknyamanan ini mulai timbul menjelang akhir trimester II dan

bertahan hingga trimester III. Penyebabnya adalah :


12

1) Relaksasi sfingter jantung pada lambung akibat pengaruh yang

ditimbulkan peningkatan jumlah progesteron.

2) Penurunan motilitas gastrointestinal yang terjadi akibat relaksasi otot

halus yang kemungkinan disebabkan peningkatan jumlah progesteron

dan tekanan uterus.

3) Tidak ada ruang fungsional untuk lambung akibat perubahan tempat

dan penekanan oleh uterus yang membesar (Romauli, 2011).

f. Kram tungkai

Terjadi karena asupan kalsium tidak adekuat, atau ketidakseimbangan rasio

dan fosfor. Selain itu uterus yang membesar memberi tekanan pembuluh darah

panggul sehingga mengganggu sirkulasi atau pada saraf yang melewati foramen

doturator dalam perjalanan menuju ekstrimitas bawah (Romauli, 2011).

g. Konstipasi

Pada kehamilan trimester III kadar progesteron tinggi. Rahim yang

semakin membesar akan menekan rectum dan usus bagian bawah sehingga terjadi

konstipasi. Konstipasi semakin berat karena gerakan otot dalam usus diperlambat

oleh tingginya kadar progesterone (Romauli, 2011).

Konstipasi ibu hamil terjadi akibat peningkatan produksi progesteron yang

menyebabkan tonus otot polos menurun, termasuk pada sistem pencernaan,

sehingga sistem pencernaan menjadi lambat. Motilitas otot yang polos menurun

dapat menyebabkan absorpsi air di usus besar meningkat sehingga feses menjadi

keras (Pantiawati, 2010).

Konstipasi bila berlangsung lama lebih dari 2 minggu dapat menyebabkan

sumbatan/impaksi dari massa feses yang keras (skibala). Skibala akan menyumbat
13

lubang bawah anus dan menybabkan perubahan besar sudut anorektal.

Kemampuan sensor menumpul, tidak dapat membedakan antara flatus, cairan atau

feses. Akibatnya feses yang cair akan merembes keluar . skibala juga mengiritasi

mukosa rectum, kemudian terjadi produksi cairan dan mukus yang keluar melalui

sela-sela dari feses yang impaksi (Romauli, 2011).

Perencanaan yang dapat diberikan pada ibu hamil dengan keluhan

konstipasi adalah tingkatkan intake cairan minimum 8 gelas air putih setiap hari

dan serat dalam diet misalnya buah, sayuran dan minum air hangat, istirahat yang

cukup, melakukan olahraga ringan ataupun senam hamil, buang air besar secara

teratus dan segera setelah ada dorongan (Hani, 2011).

h. Kesemutan dan baal pada jari

Perubahan pusat gravitasi menyebabkan wanita mengambil postur dengan

posisi bahu terlalu jauh kebelakang sehingga menyebabkan penekanan pada saraf

median dan aliran lengan yang akan menyebabkan kesemutan dan baal pada jari-

jari (Romauli, 2011).

i. Insomnia

Disebabkan karena adanya ketidaknyamanan akibat uterus yang

membesar, pergerakan janin dan karena adanya kekhawatiran dan kecemasan

(Romauli, 2011).

2.4. Tanda Bahaya Kehamillan Trimester III

Menurut Romauli (2011) tanda bahaya yang dapat terjadi pada ibu hamil

trimester III, yaitu:


14

a. Perdarahan pervaginam

Perdarahan pada kehamilan setelah 22 minggu sampai sebelum bayi

dilahirkan disebut sebagai perdarahan pada kehamilan lanjut atau perdarahan

antepartum.

b. Solusio Plasenta

Solusio plasenta adalah terlepasnya plasenta yang letaknya normal pada

korpus uteri sebelum janin lahir. Biasanya terjadi pada trimester ketiga, walaupun

dapat pula terjadi setiap saat dalam kehamilan. Bila plasenta yang terlepas

seluruhnya disebut solusio plasenta totalis. Bila hanya sebagian disebut solusio

plasenta parsialis atau bisa juga hanya sebagian kecil pinggir plasenta yang lepas

disebut rupture sinus marginalis.

c. Plasenta Previa

Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada segmen

bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruhnya pembukaan jalan lahir.

Pada keadaan normal plasenta terletak pada bagian atas uterus.

d. Keluar cairan pervaginam

Pengeluaran cairan pervaginam pada kehamilan lanjut merupakan

kemungkinan mulainya persalinan lebih awal. Bila pengeluaran berupa mucus

bercampur darah dan mungkin disertai mules, kemungkinan persalinan akan

dimulai lebih awal. Bila pengeluaran berupa cairan, perlu diwaspadai terjadinya

ketuban pecah dini (KPD). Menegakkan diagnosis KPD perlu diperiksa apakah

cairan yang keluar tersebut adalah cairan ketuban. Pemeriksaan dilakukan dengan

menggunakan speculum untuk melihat darimana asal cairan, kemudian

pemeriksaan reaksi Ph basa.


15

e. Gerakan janin tidak terasa

Apabila ibu hamil tidak merasakan gerakan janin sesudah usia kehamilan

22 minggu atau selama persalinan, maka waspada terhadap kemungkinan gawat

janin atau bahkan kematian janin dalam uterus. Gerakan janin berkurang atau

bahkan hilang dapat terjadi pada solusio plasenta dan ruptur uteri.

f. Nyeri perut yang hebat

Nyeri perut kemungkinan tanda persalinan preterm, ruptur uteri, solusio

plasenta. Nyeri perut hebat dapat terjadi pada ruptur uteri disertai shock,

perdarahan intra abdomen dan atau pervaginam, kontur uterus yang abnormal,

serta gawat janin atau DJJ tidak ada.

g. Keluar Air Ketuban Sebelum Waktunya

Keluarnya cairan berupa air dari vagina setelah kehamilan 22 minggu,

ketuban dinyatakan pecah dini jika terjadi sebelum proses persalinan berlangsung.

Pecahnya selaput ketuban dapat terjadi pada kehamilan preterm sebelum

kehamilan 37 minggu maupun kehamilan aterm.

2.5. Kebutuhan Kehamilan Trimester III

Menurut Romauli (2011) semakin tuanya usia kehamilan, kebutuhan fisik

maupun psikologis ibu juga mulai beragam dan harus terpenuhi. Kebutuhan fisik

maupun psikologis ibu hamil dijabarkan sebagai berikut :

1. Oksigen

Seorang ibu hamil sering mengeluh tentang rasa sesak dan pendek nafas.

Hal ini disebabkan karena diafragma tertekan akibat membesarnya rahim.

Kebutuhan oksigen meningkat 20%. Ibu hamil sebaiknya tidak berada di tempat-
16

tempat yang terlalu ramai dan penuh sesak, karena akan mengurangi masukan

oksigen.

2. Nutrisi

Kebutuhan energi pada kehamilan trimester 1 memerlukan tambahan 100

kkal/hari (menjadi 1900-2000 kkal/hari). Selanjutnya pada trimester II dan III,

tambahan energi yang dibutuhkan meningkat menjadi 300 kkal/hari, atau sama

dengan mengkonsumsi tambahan 100gr daging ayam atau minum 2 gelas susu

sapi cair. Idealnya kenaikan berat badan sekitar 500gr/minggu. Kebutuhan makan

ibu hamil dengan berat badan normal per hari. Semua mineral dapat terpenuhi

dengan mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang yang terdiri dari buah,

sayur dan susu. Zat besi yang tidak bisa terpenuhi dengan makanan sehari-

hari, dibutuhkan untuk pembentukan Hb, terutama hemodilusi, pemasukan harus

adekuat selama hamil untuk mencegah anemia. Wanita hamil memerlukan 800 mg

atau 30-5- gram/hari (Yulaikhak, 2009).

Kebutuhan kalsium umumnya terpenuhi dengan minum susu. Satu liter susu sapi

mengandung kira - kira 0,9 gram kalsium.

3. Personal Hygiene

Sebaiknya ibu hamil mandi, gosok gigi dan ganti pakaian minimal 2

xsehari, menjaga kebersihan alat genetalia dan pakaian dalam, menjaga

kebersihan payudara.

4. Pakaian

Longgar, nyaman, dan mudah di pergunakan, gunakan bra dengan ukuran

sesuai ukuran payudara dan mampu menyangga seluruh payudara, Tidak memakai
17

sepatu tumit tinggi, sepatu berhak rendah, baik untuk punggung dan postur tubuh

dan dapat mengurangi tekanan pada kaki.

5. Eliminasi

Ibu hamil akan sering ke kamar mandi terutama saat malam hingga

menganggu tidur, sebaiknya intake cairan sebelum tidur di kurangi, gunakan

pembalut untuk mencegah pakaian dalam yang basah dan lembab sehingga

memudahkan masuk kuman, setiap habis BAB dan BAK cebok dengan baik.

6. Seksual

Pilih posisi yang nyaman dan tidak menyebabkan nyeri bagi wanita hamil,

sebaiknya menggunakan kondom karena prostatglandin yang terdapat dalam

semen bisa menyebabkan kontraksi, lakukanlah dalam frekuensi yang wajar 2

sampai 3 kali seminggu.

7. Mobilisasi dan Body Mekanik

Melakukan latihan/senam hamil agar otot-otot tidak kaku, jangan

melakukan gerakan tiba-tiba atau spontan, jangan mengangkat secara langsung

benda-benda yang cukup berat, jongkok lah terlebih dahulu lalu kemudian

mengangkat benda, apabila bangun tidur miring dulu baru kemudian bangkit dari

tempat tidur.

8. Istirahat atau Tidur

Ibu hamil sebaiknya memiliki jam istirahat/ tidur yang cukup. Kurang

istirahat/ tidur, ibu hamil akan terlihat pucat, lesu dan kurang gairah. Usahakan

tidur malam lebih kurang 8 jam dan tidur siang lebih kurang 1 jam. Umumnya ibu

mengeluh susah tidur kerena rongga dadanya terdesak perut yang membesar atau

posisi tidurnya jadi tidak nyaman. Tidur yang cukup dapat membuat ibu menjadi
18

relaks, bugar dan sehat. Solusinya saat hamil tua, tidurlah dengan menganjal kaki

(dari tumit hingga betis) menggunakan bantal. Kemudian lutut hingga pangkal

paha adiganjal dengan satu bantal. Bagian punggung hingga pinggang juga perlu

diganjal bantal. Letak bantal bisa di sesuaikan, jika ingin tidur miring ke kiri,

bantal diletakkan demikian rupa sehingga ibu nyaman tidur dengan posisi miring

ke kiri. Begitu juga bila ibu ingin tidur posisi ke kanan.

9. Perawatan Payudara

Menurut Sulistyawati (2013), beberapa hal yang harus diperhatikan dalam

perawatan payudara adalah sebagai berikut :

a) Hindari pemakaian bra dengan ukuran yang terlalu ketat dan

menggunakan busa, karena mengganggu penyerapan keringat payudara.

b) Gunakan bra dengan bentuk menyangga payudara.

c) Hindari membersihkan puting dengan sabun saat mandi karena

menyebabkan iritasi. Bersihkan puting susu dengan minyak kelapa atau

air bersih lalu bilas dengan air hangat.

d) Jika ditemukan pengeluaran cairan yang berwarna kekuningan dari

payudara berarti produksi ASI sudah dimulai.

10. Imunisasi

Imunisasi selama kehamilan sangat penting diberikan untuk mencegah

penyakit yang bisa menyebabkan kematian ibu dan janin. Jenis imunisasi yang

diberikan selama hamil adalah imunisasi Tetanus Toksoid (TT) yang dapat

mencegah penyakit tetanus. Imunisasi TT pada ibu hamil harus terlebih dahulu

ditentukan status imunisasinya.


19

11. Senam hamil

Menurut Husin (2014), senam hamil merupakan terapi latihan gerakan

untuk menjaga stamina dan kebugaran ibu selama kehamilan dan mempersiapkan

ibu secara fisik maupun mental untuk menghadapi persalinan dengan optimal.

Senam hamil dapat dimulai pada usia kehamilan ebih 16 minggu sampai 38

minggu. Manfaat senam hamil :

a) Penyesuaian terhadap perubahan fisik akibat kehamilan

b) Menguasai teknik pernafasan

c) Memperbaiki sirkulasi darah

d) Mengurangi stress dan kecemasan

e) Mengurangi terjadinya inkontenesia urine

f) Pertumbuhan dan kesejahteraan janin

12. Memantau kesejahteraan janin

Kesejahteraan janin dalam kandungan perlu dipantau terus menerus. Salah

satu indikator kesejahteraan janin yang dapat di pantau sendiri oleh ibu adalah

gerakannya dalam 24 jam. Gerakan janin dalam 24 jam minimal 10 kai

(Sulistyawati, 2013).

13. Persiapan persalinan

Menurut Sulistyawati (2013), ada beberapa hal yang harus dipersiapkan

untuk persalinan adalah sebagai berikut :

a) Tempat persalinan dan penolong persalinan yang disepakati ibu, suami

dan keluarga

b) Biaya persalinan
20

c) Menentukan anggota keluarga yang dijadikan sebagai pengambian

keputusan jika terjadi kompikasi yang membutuhkan rujukan

d) Perlengkapan persiapan pakaian ibu dan bayi

e) Kendaraan yang akan digunakan menuju tempat persalinan

f) Mempersiapkan surat-surat yang dibutuhkan

2.6 Standar Asuhan Kehamilan

Dewi dan Sunarsih (2011) menjabarkan ada 4 kali kunjungan dalam

pelayanan Antenatal (ANC) sebagai berikut:

1. Kunjungan Pertama (K1). Yaitu kunjungan dilakukan sedini mungkin pada

kehamilan trimester pertama sebelum minggu ke-14 dengan tujuan sebagai

berikut:

a. Mendeteksi masalah yang dapat ditangani sebelum membahayakan

jiwa.

b. Mencegah masalah, misal: tetanus neonatal, anemia, kebiasaan atau

budaya yang tidak sehat.

c. Perencanaan persalinan.

d. Membangun saling percaya.

e. Memulai persiapan kelahiran dan kesiapan menghadapi komplikasi.

f. Mendorong perilaku sehat (nutrisi, kebersihan, olahraga, istirahat, seks,

dan sebagainya).

g. Standar pelayanan dalam kunjungan pertama meliputi pemeriksaan

keadaan umum, suhu tubuh, tekanan darah, berat badan, lingkar lengan

atas, skrining imunisasi Tetanus Toxoid, pemberian tablet Fe,


21

pemeriksaan Hb, pemeriksaan golongan darah, pemeriksaan

laboratorium lainnya atas indikasi serta KIE Efektif (Kemenkes RI,

2014)

2. Kunjungan Kedua (K2). Yaitu kunjungan yang dilakukan pada usia

kehamilan antara minggu ke 14-28. Tujuan kunjungan ini sama seperti

kunjungan pertama, ditambah dengan kewaspadaan khusus mengenai

Universitas Sumatera Utara 24 hipertensi kehamilan dengan mendeteksi

gejala preeklamsia, pantau tekanan darah, evaluasi edema, dan proteinuria.

Standar pelayanan meliputi pemeriksaan keadaan umum, suhu tubuh,

tekanan darah, berat badan, tinggi fundus uteri, presentasi janin, denyut

jantung janin, imunisasi Tetanus Toxoid, peberian tablet Fe serta pantauan

tekanan darah untuk pengkajian adanya edema dan periksa urine untuk

protein (Kemenkes RI, 2010).

3. Kunjungan Ketiga (K3). Yaitu kunjungan minimal 3 kali pada sekitar

minggu ke 28-36 dengan tujuan sama seperti pada kunjungan kedua yang

ditambah dengan deteksi kejadian kehamilan ganda. Standar pelayanan

meliputi pemeriksaan keadaan umum, suhu tubuh, tekanan darah, berat

badan, tinggi fundus uteri, presentasi janin, denyut jantung janin,

pemberian tablet Fe serta KIE Efektif (Kemenkes RI, 2010).

4. Kunjungan Keempat (K4). Yaitu minimal dilakukan 4 kali kunjungan pada

usia kehamilan antara minggu ke 36-38. Tujuan dilakukannya K4 sama

seperti kunjungan ketiga ditambah deteksi dini resiko kelainan letak atau

kondisi yang memerlukan kelahiran di Rumah Sakit. Standar pelayanan

yang yang dilakukan meliputi pemeriksaan keadaan umum, berat badan,


22

tekanan darah, tinggi fundus uteri, presentasi janin, hitung denyut jantung

janin, pemberian tablet Fe, pemeriksaan laboratorium Universitas

Sumatera Utara 25 berupa pemeriksaan kadar Hb kembali serta

pelaksanaan KIE Efektif (Kemenkes RI, 2010).

Adapun kunjungan antenatal care sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali

selama kehamilan, yaitu :

1. Satu kali pada usia kehamilan kurang dari 28 minggu

2. Dua kali pada usia kehamilan 28 -36 minggu

3. Dua kali pada usia kehamilan diatas 36 minggu. (prawirohardjo, 2009).


23

BAB 3
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA IBU HAMIL
NY. S G1P0A0H0 GRAVID 32-33 MINGGU

Tanggal : 12/06/2019
Waktu : 21.00 WIB
Tempat : BMB Zurahmi
Pengkaji : Hafizah Adzani Darmizah
A DATA SUBJEKTIF
1. Biodata
Nama ibu : Ny. S Nama Suami : Tn. N
Umur : 23 tahun Umur : 25 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jl. Sembilang 1 Alamat : Jl. Sembilang 1
No.HP : 0823-9140-xxxx No.HP : 0823-9140-xxxx
2. Penanggung Jawab
Nama : Tn. N / Suami
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jl. Sembilang 1
3. Keluhan utama : ibu memeriksakan kehamilannya dan mengatakan perutnya
terasa tegang
4. Riwayat Menstruasi
HPHT : 25-01-2018
TP : 03-08-2019
5. Riwayat Perkawinan
Perkawinan ke :1
Usia saat kawin : 22 tahun
6. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu
Hamil ini
7. Riwayat Kehamilan Saat ini
Pertama kali memeriksakan kehamilan pada uk 7-8 minggu, oleh bidan
24

Saat ini pemeriksan ke : 5


Imunisasi : TT4
Catatan : ibu mengatakan belum mendapatkan imunisasi TT selama hamil

8. Riwayat Penyakit Ibu


- Ibu mengatakan bahwa ibu tidak pernah menderita penyakit atau menjalani
operasi yang menyebabkan ibu harus dirawat di Rumah Sakit
- Ibu mengatakan bahwa ibu tidak pernah menderita penyakit yang berhubungan
dengan kesehatan reproduksinya seperti mioma, kista, endometriosis, dll
- Ibu mengatakan bahwa ibu tidak memiliki riwayat penyakit keturunan seperti
DM, Asma serta penyakit menular seperti TBC dan Hepatitis

9. Riwayat Penyakit Keluarga


Ibu mengatakan didalam keluarga tidak memiliki riwayat penyakit seperti : DM,
Jantung, ginjal, hipertensi, hepatitis, asma, TBC, HIV/AIDS, keturunan kembar, dan
lain sebagainya.

10. Riwayat KB
Ibu mengatakan belum pernah menggunakan KB

11. Pola nutrisi, hidrasi, eliminasi, istirahat dan psikososial


 Pola Nutrisi
Makan : 3 kali sehari
Minum : 8 gelas sehari
 Pola Eliminasi
BAK : 8 x sehari
BAB : 1 x 2 hari
 Pola Istirahat : 9 jam sehari
 Psikososial : Ibu senang dengan kehamilan ini, dan ibu mendapatkan
dukungan dari suami, orang tua, mertua dan keluarga lain.
B DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Kompos mentis
25

Sikap tubuh : Normal


TTV : TD : 120/70 mmhg
N : 76X/menit
P : 19X/menit
S : 36,3C
BB Sekarang : 49 Kg
BB sebelum : 39 kg
TB : 149 cm
LILA : 23 cm

Kepala : Bersih, tidak ada rontok, tidak ketombe dan tidak ada benjolan
Mata : Konjungtiva merah muda, sklera tidak ikterik
Muka : Tidak ada chloasma gravidarum
Hidung : Tidak ada polip
Telinga : Tidak ada secret dan pendengaran aktif
Gigi/ mulu : Bersih, tidak ada karies dan tidak ada stomatitis
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
Payudara : Simetris, puting susu menonjol, areola mamae bersih, tidak ada
pembengkakan
Abdomen
- Luka operasi : Tidak ada
- TFU : 30 cm
- Bagian Atas : teraba bundar, lunak adalah bokong janin
- Bagian samping : - kanan : teraba keras memeapan, penuh adalah punggung
- kiri : teraba tonjolan kecil adalah ekstremitas janin
- Bagian bawah : teraba keras, bulat, melenting adalah kepala janin
- TBJ : (30-13) x 155 = 2635 gr
- Djj : 150x/menit
Ekstremitas atas dan bawah : Tidak ada varises dan tidak ada oedema.
Reflek Patela : kanan (+) kiri (+)

2. Pemeriksaan Penunjang
26

Belum pemeriksaan laboratorium Hb


Belum pemeriksaan laboratorium golongan darah
C Analisa
Diagnosa ibu : G1P0A0H1 usia kehamilan 32-33 minggu, ku ibu baik
Diagnosa janin : janin hidup tunggal, intrauterine, presentasi kepala, ku janin baik
Masalah : - perut terasa tegang membesar
- belum cek Hb
- belum cek golongan darah
- belum imunisasi TT
D Penatalaksanaan
1. Memberitahukan ibu dan keluarga hasil pemeriksaan menunjukkan keadaan
umum ibu dan janin baik. Ibu mengerti dan senang
2. Menjelaskan kepada ibu rasa tegang pada perut yang ibu alami itu normal terjadi
pada usia kehamilan yang tua dikerenakan perut yang sudah semakin besar. Ibu
mengerti
3. Menganjurkan ibu untuk melakukan pemeriksaan laboraturium seperti Hb dan
golongan darah untuk mengetahui kadar Hb ibu agar dapat diatasi jika Hb ibu
tidak normal dan mengetahui golongan darah ibu untuk persiapan pedonor saat
ibu bersalin. Ibu mengerti dan mau melakukannya
4. Menganjurkan ibu untuk melakukan imunisasi TT agar dapat mencegah
terjadinya tetanus pada ibu dan bayi. Ibu mengerti dan mau melakukannya
5. Menjelaskan kepada ibu tanda bahaya kehamilan. Ibu mengerti dan mau
memantaunya
6. Memberikan ibu terapi obat fe 1x1, dan cara minum tablet tambah darah yang
baik dan benar. Ibu mengerti dan mau melakukannya
7. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 2 minggu lagi atau jika ibu
merasa ada keluhan. Ibu mengerti dan mau melakukannya
27

CATATAN PERKEMBANGAN

Tanggal : 25/06/2019
Pukul : 16.00 WIB
Data Subjektif :
- Ibu mengatakan ingin melakukan pemeriksaan kehamilannya
- Ibu mengatakan ingin melakukan pemeriksaan HB
- Ibu mengatakan ingin melakukan pemeriksaan golongan darah
- Ibu mengatakan ingin melakukan imunisasi TT
- Ibu mengatakan tidak pernah memantau kesejahteraan janinnya dengan
memantau gerakan janin

Data Objektif :
 Keadaan umum : Baik
 TTV : TD : 110/70 mmHg
N : 76 kali/menit
R : 20 kali/menit
S : 36,5ºC
Abdomen
- Bagian Atas : teraba bundar, lunak adalah bokong janin
- Bagian samping : - kanan : teraba keras memeapan, penuh adalah
Punggung janin
- kiri : teraba tonjolan kecil adalah ekstremitas janin
- Bagian bawah : teraba keras, bulat, melenting adalah kepala janin
- TBJ : (31-13) x 155 = 2790 gr
- Djj : 144x/menit
 Ektremitas : Tidak ada varises dan tidak ada oedema

Pemeriksaan Penunjang :
- Hb : 12 gr%
- Golongan darah : B +

Analisa
28

Diagnosa ibu : G1P0A0H1 usia kehamilan 34-35 minggu, ku ibu baik


Diagnosa janin : janin hidup tunggal, intrauterine, presentasi kepala, ku janin
baik

Penatalaksanaan :
1. Memberitahukan kepada ibu hasil pemeriksaan menunjukkan keadaan
umum ibu dan janin baik. Ibu mengerti dan senang
2. Melakukan pemeriksaan kadar Hb ibu, dan memberitahukan ibu hasil
pemeriksaan kadar Hb ibu normal yaitu 12 gr%. Ibu mengerti dan senang
3. Melakukan pemeriksaaan golongan darah ibu untuk persiapan donor saat
persalinan, dan memberitahukan ibu golongan darah ibu B+.
4. Melakukan injeksi TT kepada ibu, ibu sudah diberikan imunisasi TT.
5. Menjelaskan kepada ibu efek injeksi TT yang akan ibu rasakan agar ibu
tidak cemas, dan menganjurkan ibu untuk dikompres air dingin pada
lengan yang disuntik jika ibu merasa nyeri. Ibu mengerti
6. Mengajarkan ibu untuk melakukan pemantauan kesejahteraan janin dengan
memantau gerakan janin dengan cara merasakan gerakan janin minimal 10
kali dalam 24 jam. Ibu mengerti dan mau melakukannya
7. Menganjurkan kepada ibu untuk melakukan kunjungan ulang 2 minggu
lagi atau jika ibu merasa ada keluhan. Ibu mengerti dan mau
melakukannya
29

CATATAN PERKEMBANGAN

Tanggal : 30/06/2019
Pukul : 21.00 WIB
Data Subjektif :
- Ibu mengatakan ingin melakukan pemeriksaan kehamilannya
- Ibu mengatakan ingin melakukan USG
- Ibu mengatakan tidak mengetahui mengenai perawatan payudara

Data Objektif :
 Keadaan umum : Baik
 TTV : TD : 110/70 mmHg
N : 78 kali/menit
R : 19 kali/menit
S : 36,3ºC
Abdomen
- Bagian Atas : teraba bundar, lunak adalah bokong janin
- Bagian samping : - kanan : teraba keras memeapan, penuh adalah
punggung janin
- kiri : teraba tonjolan kecil adalah ekstremitas janin
- Bagian bawah : teraba keras, bulat, melenting adalah kepala janin
- TBJ : (32-12) x 155 = 2945 gr
- Djj : 142x/menit
 Ektremitas : Tidak ada varises dan tidak ada oedema

Pemeriksaan USG : plasenta di fundus, ketuban +, posisi janin normal, kepala


janin dibawah

Analisa
Diagnosa ibu : G1P0A0H1 usia kehamilan 35-36 minggu, ku ibu baik
Diagnosa janin : janin hidup tunggal, intrauterine, presentasi kepala, ku janin
baik
30

Penatalaksanaan :
1. Memberitahukan kepada ibu hasil pemeriksaan menunjukkan keadaan
umum ibu dan janin baik. Ibu mengerti dan senang
2. Melakukan pemeriksaan USG ibu dengan hasil USG ibu normal. Ibu
mengerti dan senang dengan hasilnya
3. Mengajarkan ibu cara perawatan payudara yang berguna untuk persiapan
menyusui dengan cara pijat payudara dan mebersihkan puting susu ibu
dengan minyak kelapa dan air hangat serta menggunakan bra tidak ketat
yang menopang payudara. Ibu mengerti dan mau melakukannya
4. Mengajarkan ibu senam hamil untuk menjaga stamina dan kebugaran ibu
selama kehamilan dan mempersiapkan ibu secara fisik maupun mental
untuk menghadapi persalinan dengan optimal. Ibu mengerti dan mau
melakukannya
5. Menjelaskan kembali kepada ibu tanda bahaya masa kehamilan. Ibu
mengerti dan mau memantaunya
6. Memberikan ibu terapi obat tambah darah 1x1 dengan cara minum yang
benar. Ibu mengerti dan mau melakukannya
7. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 2 minggu lagi atau
jika ibu ada keluhan. Ibu mengerti dan mau melakukannya

g)
31

CATATAN PERKEMBANGAN

Tanggal : 10/07/2019
Pukul : 11.00 WIB
1. Data Subjektif :
- Ibu mengatakan tidurnya kurang karena ibu sering BAK pada malam hari
- Ibu mengatakan mengalami keputihan

- Pola Eliminasi
BAK : 12 x sehari
BAB : 1 x 2 hari

Data Objektif :
 Keadaan umum : Baik
 TTV : TD : 110/70 mmHg
N : 90 kali/menit
R : 23 kali/menit
S : 36,5ºC
Abdomen
- Bagian Atas : teraba bundar, lunak adalah bokong janin
- Bagian samping : - kanan : teraba keras memeapan, penuh adalah
punggung janin
- kiri : teraba tonjolan kecil adalah ekstremitas janin
- Bagian bawah : teraba keras, bulat, melenting adalah kepala janin
- TBJ : (33-13) x 155 = 3100 gr
- Djj : 150x/menit
 Ektremitas : tidak ada varises dan tidak ada oedema
 Anogenetalia : tidak ada varises, tidak ada hematome, terdapat pengeluaran
 cairan berupa keputihan berwarna putih dan tidak berbau.
32

Analisa
Diagnosa ibu : G1P0A0H1 usia kehamilan 37-38 minggu, ku ibu baik
Diagnosa janin : janin hidup tunggal, intrauterine, presentasi kepala, ku janin
baik
Masalah : - sering BAK
- keputihan

Penatalaksanaan :
1. Memberitahukan kepada ibu hasil pemeriksaan menunjukkan keadaan
umum ibu baik. Ibu mengerti dan senang
2. Menjelaskan kepada ibu mengenai keluhan ibu sering BAK normal terjadi
pada usia kehamilan tua yang sudah mendekati persalinan karena bayi
sudah menekan perut bagian bawah ibu. Maka dianjurkan ibu untuk
mengurangi minum pada malam hari, agar ibu tidak terganggu pada
malam hari untuk BAK. Ibu mengerti dan mau melakukannya
3. Menjelaskan kepada ibu bahwa keputihan yang ibu alami bersifat
fisiologis, keputihan ini dapat ibu atasi dengan tingkatkan kebersihan ibu
dengan mandi setiap hari, memakai celana dalam dari bahan katun,
menganti celana dalam jika lembab, serta cara membersihkan vagina ibu
dengan benar. Ibu mengerti dan mau melakukannya
4. Menjelaskan kepada ibu tanda-tanda persalinan. Ibu mengerti dan mau
memantaunya
5. Menjelaskan kepada ibu persiapan persalinan. Ibu mengerti dan mau
melakukannya
6. Menjeaskan kepada ibu tanda bahaya persalinan. Ibu mengerti dan mau
memantaunya
7. Menganjurkan ibu untuk melanjutkan terapi obat tambah darah ibu 1x1,
dengan cara minum yang benar. Ibu mengerti dan mau melakukannya
8. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang 1 minggu lagi atau jika ibu ada
keluhan atau adanya tanda-tanda persalinan. Ibu mengerti dan mau
melakukannya
33

BAB 4
PEMBAHASAN

Dari hasil asuhan kebidanan yang telah dilakukan pada Ny. S usia 23

tahun G1P0A0H0 usia kehamilan 32-33 minggu didapatkan hasil sebagai berikut :

a. Data Subjektif

Kunjungan pertama dilakukan pada tanggal 12 Juni 2019, setelah

dilakukan pengkajian data subjektif didapatkan bahwa ibu mengatakan

keluhannya perut terasa tegang. Rasa tegang pada perut yang ibu alami normal

terjadi, dikarenakan bertambanya ukuran uterus akibat dari perkembangan janin

dan plasenta serta turunya kepala pada rongga panggul yang menimbulkan

pangaruh pada sistem organ maternal. Hal tersebut menjadi dasar timbulnya

ketidaknyamanan pada ibu selama trimester III (Husin, 2014).

Ibu juga mengatakan selama hamil belum pernah mendapatkan imunisasi

TT, periksa kadar Hb dan periksa golongan darah. Imunisasi TT sangat penting

diberikan salama kehamilan untuk mencegah penyakit yang bisa menyebabkan

kematian ibu dan janin yaaitu penyakit tetanus. Menurut Asrinah (2010) dalam 10

standar pelayanan asuhan kebidanan, skrining atau imunisasi Tetanus dan berikan

imunisasi Tetanus Toksoid (TT) sesuai status imunisasi. Status imunisasi Tetanus

Ny.S ialah TT4. Dan pemeriksaan kadar Hb dan golongan darah juga harus

diakukan untuk mencegah secara dini jika Hb tidak normal, dan sebagai persiapan

pedonor darah jika ibu mengalami masalah selama hamil, bersalin, dan nifas ibu.

Kunjungan kedua dilakukan pada tanggal 25 Juni 2019, setelah dilakukan

pengkajian data subjektif didapatkan bahwa ibu mengatakan ibu tidak pernah dan

melakukan pemantauan kesejahteraan janin. Kesejahteraan janin dalam


34

kandungan perlu dipantau terus menerus. Salah satu indikator janin yang dapat

dipantau ibu adalah gerakannya dalam 24 jam. Gerakan janin dalam 24 jam

minimal 10 kali (Sulistyawati, 2013). Jika gerakan janin berkurang dari

sebelumnya akan dapat membahayakan ibu dan janin yang termasuk dalam salah

satu dari bahaya kehamilan.

Kunjungan ketiga dilakukan pada tanggal 30 Juli 2019, setelah dilakukan

pengkajian data subjektif didapatkan bahwa ibu mengatakan tidak mengetahui

mengenai perawatan payudara. Perawatan payudara berguna untuk persiapan

menyusui dengan cara pijat payudara dan mebersihkan puting susu ibu dengan

minyak kelapa dan air hangat serta menggunakan bra tidak ketat yang menopang

payudara (Sulistyawati, 2013).

Kunjungan keempat dilakukan pada tanggal 10 Juli 2019, setelah

dilakukan pengkajian data subjektif didapatkan bahwa ibu mengatakan sering

BAK pada malam hari. Frekuensi kemih meningkat pada trimester ketiga sering

dialami wanita primigravida setelah lightening terjadi efek lightening yaitu bagian

presentasi bawah akan menurun masuk kedalam panggul dan menimbulkan

tekanan langsung pada kandung kemih. Peningkatan frekuensi berkemih

disebabkan oleh tekanan uterus karena turunnya bagian bawah janin sehingga

kandung kemih tertekan, kapasitas kandung kemih berkurang dan mengakibatkan

frekuensi berkemih meningkat (Manuaba, 2010). Maka dianjurkan kepada ibu

banyak minum di siang hari, dan mengurangi minum pada malam hari, agar ibu

tidak terganggu lagi pada malam hari untuk BAK.

Ibu juga mengatakan mengalami keputihan yang tidak banyak, bewarna

putih dan tidak berbau. Ketidaknyamanan yang ibu rasakan ini normal dialami
35

pada ibu hamil trimester III, dan keputihan Ny.S bersifat fisiologis karena

keputihan yang dialami ibu tidak menunjukan kearah patologis seperti keputihan

yang bewarna kuning kehijauan dan berbau. Menurut Sulistyawati (2013) pada

trimester III terjadi peningkatan produksi lendir dan kelenjar endoservikal sebagai

akibat dari peningkatan kadar estrogen pada akhir kehamilan. Cara mengatasi

ketidaknyamanan ini, dianjurkan Ny.S untuk tingkatkan kebersihan dengan mandi

tiap hari, memakai celana dalam dari bahan katun, mengganti ceana dalam jika

lembab, dan membersihkan vagina ibu dengan cara yang benar.

b. Data Objektif

Kunjungan pertama dilakukan pada tanggal 12 Juni 2019, setelah

dilakukan pengkajian data objektif didapatkan bahwa TTV ibu normal. Berat

badan ibu 49 Kg, kenaikan berat badan Ny.S selama kehamilan sebanyak 10 kg.

Kenaikan berat badan Ny.S normal. Total penambahan berat badan sebaikanya

tidak melebihi 10-12 kg selama hamil (Kusmiyati 2009). Dari hasil pemeriksaan

abdomen diketahui bahwa pembesaran abdomen Ny.S sesuai dengan kehamilan

yang telah berusia 32-33 minggu. TFU Mc Donald adalah 30 cm, menurut

Prawirohardjo (2009) TFU dalam cm ± 2 cm dari usia kehamilan.

Kunjungan kedua dilakukan pada tanggal 25 Juni 2019, setelah dilakukan

pengkajian data objektif didapatkan bahwa TTV ibu normal. Pada pemeriksaan

penunjang kadar Hb ibu normal yaitu 12 gr%. Kadar Hb normal pada ibu hamil

11-12 gr% (Prawirahardjo, 2010). Kunjungan ketiga dilakukan pada tanggal 30

Juli 2019, setelah dilakukan pengkajian data objektif didapatkan bahwa TTV ibu

normal. Pada pemeriksaan USG didapatkan hasi USG ibu normal.


36

Kunjungan keempat dilakukan pada tanggal 10 Juli 2019, setelah

dilakukan pengkajian data objektif didapatkan bahwa TTV ibu normal. Pada

pemeriksaan anogenetalia terdapat keputihan yang normal, tidak berbau dan

berwarna putih. Menurut Sulistyawati (2013) pada trimester III terjadi

peningkatan produksi lendir dan kelenjar endoservikal sebagai akibat dari

peningkatan kadar estrogen pada akhir kehamilan.

c. Analisa

Pada kasus diatas didapatkan analisis kunjungan pertama G1P0A0H1 usia

kehamilan 32-33 minggu, janin hidup tunggal, intrauterine, presentasi kepala, ku

ibu dan janin baik, dengan masalah perut terasa tegang membesar, belum cek Hb,

belum cek golongan darah, belum imunisasi TT. Pada kunjungan kedua

G1P0A0H1 usia kehamilan 34-35 minggu, janin hidup tunggal, intrauterine,

presentasi kepala, ku ibu dan janin baik. Pada kunjungan ketiga G1P0A0H1 usia

kehamilan 35-36 minggu, janin hidup tunggal, intrauterine, presentasi kepala, ku

ibu dan janin baik. Pada kunjungan keempat G1P0A0H1 usia kehamilan 37-38

minggu, janin hidup tunggal, intrauterine, presentasi kepala, ku ibu dan janin baik,

dengan masalah sering BAK, keputihan. Hal ini sesuai teori yang disebutkan

bahwa kehamilan trimester III merupakan kehamilan dengan usia 28-40 mingu

dimana merupakan waktu mempersiapkan kelahiran dan kedudukan sebagai orang

tua, seperti terpusatnya perhatian pada kehadiran bayi, sehingga disebut juga

sebagai periode penantian (Vivian, 2011).


37

d. Penatalaksanaan

Pada kunjungan pertama penatalaksanaan yang diberikan kepada ibu yaitu

memberitahukan ibu dan keluarga hasil pemeriksaan ibu dan janin baik.

Menjelaskan rasa tegang perut yang ibu alami itu normal terjadi pada usia

kehamilan yang tua dikerenakan perut yang sudah semakin besar. Menganjurkan

ibu untuk melakukan pemeriksaan laboraturium seperti Hb dan golongan darah

untuk mengetahui kadar Hb ibu agar dapat diatasi jika Hb ibu tidak normal dan

mengetahui golongan darah ibu untuk persiapan pedonor saat ibu bersalin, dan

imunisasi TT agar dapat mencegah terjadinya tetanus pada ibu dan bayi.

Menjelaskan kepada ibu tanda bahaya kehamilan. Memberikan ibu terapi obat fe

1x1, dan cara minum tablet tambah darah yang baik dan benar. Menganjurkan ibu

untuk melakukan kunjungan ulang 2 minggu lagi atau jika ibu merasa ada

keluhan.

Pada kunjungan kedua penatalaksanaan yang diberikan kepada ibu yaitu

memberitahukan kepada ibu hasil pemeriksaan menunjukkan keadaan umum ibu

dan janin baik. Melakukan pemeriksaan kadar Hb ibu, dan memberitahukan ibu

hasil pemeriksaan kadar Hb ibu normal yaitu 12 gr%. Melakukan pemeriksaaan

golongan darah ibu untuk persiapan donor saat persalinan, dan memberitahukan

ibu golongan darah ibu B+. Melakukan injeksi TT kepada ibu, ibu sudah

diberikan imunisasi TT. Menjelaskan kepada ibu efek injeksi TT yang akan ibu

rasakan agar ibu tidak cemas, dan menganjurkan ibu untuk dikompres air dingin

pada lengan yang disuntik jika ibu merasa nyeri. Mengajarkan ibu untuk

melakukan pemantauan kesejahteraan janin dengan memantau gerakan janin

dengan cara merasakan gerakan janin minimal 10 kali dalam 24 jam.


38

Menganjurkan kepada ibu untuk melakukan kunjungan ulang 2 minggu lagi atau

jika ibu merasa ada keluhan.

Pada kunjungan ketiga penatalaksanaan yang diberikan kepada ibu yaitu

memberitahukan kepada ibu hasil pemeriksaan menunjukkan keadaan umum ibu

dan janin baik. Melakukan pemeriksaan USG ibu dengan hasil USG ibu normal.

Mengajarkan ibu cara perawatan payudara yang berguna untuk persiapan

menyusui dengan cara pijat payudara dan mebersihkan puting susu ibu dengan

minyak kelapa dan air hangat serta menggunakan bra tidak ketat yang menopang

payudara. Mengajarkan ibu senam hamil untuk menjaga stamina dan kebugaran

ibu selama kehamilan dan mempersiapkan ibu secara fisik maupun mental untuk

menghadapi persalinan dengan optimal. Menjelaskan kembali kepada ibu tanda

bahaya masa kehamilan. Memberikan ibu terapi obat tambah darah 1x1 dengan

cara minum yang benar. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 2

minggu lagi atau jika ibu ada keluhan.

Pada kunjungan keempat penatalaksanaan yang diberikan kepada ibu yaitu

memberitahukan kepada ibu hasil pemeriksaan menunjukkan keadaan umum ibu

baik. Menjelaskan kepada ibu mengenai keluhan ibu sering BAK normal terjadi

pada usia kehamilan tua yang sudah mendekati persalinan karena bayi sudah

menekan perut bagian bawah ibu. Maka dianjurkan ibu untuk mengurangi minum

pada malam hari, agar ibu tidak terganggu pada malam hari untuk BAK.

Menjelaskan kepada ibu bahwa keputihan yang ibu alami bersifat fisiologis,

keputihan ini dapat ibu atasi dengan tingkatkan kebersihan ibu dengan mandi

setiap hari, memakai celana dalam dari bahan katun, menganti celana dalam jika

lembab, serta cara membersihkan vagina ibu dengan benar. Menjelaskan kepada
39

ibu tanda-tanda persalinan. Menjelaskan kepada ibu persiapan persalinan.

Menjeaskan kepada ibu tanda bahaya persalinan. Menganjurkan ibu untuk

melanjutkan terapi obat tambah darah ibu 1x1, dengan cara minum yang benar.

Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang 1 minggu lagi atau jika ibu ada keluhan

atau adanya tanda-tanda persalinan.


40

BAB 5
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Pengkajian data subjektif dan objektif yang dilakukan pada ibu hamil

trimester III Ny.S G1P0A0H0 dilakukan secara menyeluruh untuk menentukan

diagnosa, masalah dan kebutuhan pada Ny.S berdasarkan keadaan dari pengkajian

subjektif dan objektif pada Ny.S pada setiap kunjungan yang dilakukan.

Perencanaan asuhan kebidanan kehamilan yang akan diberikan kepada Ny.S

penting dilakukan agar tindakan dapat terarah dan menyeluruh, serta dapat

mecegah terjadinya kompikasi pada masa kehamilan. Dalam memberikan asuhan

kebidanan pada masa kehamilan pada Ny.S telah dilakukan sesuai dengan standar

pelayanan Ante Natal Care dengan menerapkan teori yang telah didapatkan di

pendidikan melalui pendekatan manajemen kebidanan serta mendokumentasikan

dengan metode SOAP terhadap asuhan yang telah diberikan.

5.2 Saran

Pelayanan asuhan kebidanan secara menyeluruh dan berkesinambungan

penting agar terciptanya komunikasi efektif, tersampainya tujuan asuhan dan

terlaksanannya asuhan agar ibu dan bayi sehat serta dapat mencegah secara dini

jika terjadi masalah. Diharapkan pelayanan yang menyeluruh dan

berkesinambungan dari calon ibu, ibu hamil, ibu bersalin, nifas dan KB dapat

terjadi sesuai kunjungan yang harus dilakukan.


41

DAFTAR PUSTAKA

Gamelia, Sistriarani, Colti, Masfiah, Siti. 2013. Determinan Perilaku Perawatan

Kehamilan, Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Volume. 8, No. 3.

Hani Ummi, dkk. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan Fisiologis. Jakarta:

Salemba Medika.

Manuaba, IBG. 2007. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan Dan Keluarga

Berencana Untuk Pendidik Bidan. Jakarta : EGC.

____________. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan Dan Keluarga

Berencana Untuk Pendidik Bidan. Jakarta : EGC.

Nanny, Vivian. 2011. Asuhan Kehamilan untuk Kebidanan. Jakarta : Salemba

Medika.

Pantiawati dkk. 2010. Asuhan Kebidanan 1. Jakarta : Nuha Medika

Prawirahardjo, Sarwono. 2008. Ilmu Kandungan. Jakarta : Bina Pustaka.

____________________. 2009. Ilmu Kandungan. Jakarta : Bina Pustaka.

____________________. 2010. Ilmu Kandungan. Jakarta : Bina Pustaka.

____________________. 2012. Ilmu Kandungan. Jakarta : Bina Pustaka.

Resky Maharani. S, Veni Hadju, Zakaria. 2013. Gambaran Antenatal Care Dan

Status Gizi Ibu Hamil Di Pesisir Tallo Kecamatan Tallo Kota Makassar

Romauli, S. 2011. Buku Ajar Kebidanan Konsep Dasar Asuhan Kehamilan.

Yogyakarta : Nuha Medika

Sulistyawati, Ari. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta:

Salemba Medika

______________. 2013. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta:

Salemba Medika
42

Titik Wijayanti, dkk. 2011. Analisis Pengaruh Penerapan Standart Pelayanan

Kehamilan terhadap Kunjungan Ibu Hamil Di Puskesmas Gemolong

Sragen Tahun 2011.

Wiknjosastro, Hanifa. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka

Sarwono Prawirohardjo

Yulaikhah, Lili. 2009. Seri Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta : EGC


43

Lampiran Dokumentasi

Asuhan kebidanan Hamil

Asuhan Kebidanan Bersalin

Asuhan Kebidanan Nifas dan Bayi

Anda mungkin juga menyukai