Halusianasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa dimana klien mengalami perubahan
sensori persepsi, meraakan sensasi palsu berupa suara, penglihatan, pengecapan,
perabaan atau penghidupan. Klien merasakan stimulus yang sebetul-betulnya tidak ada
(damaiyanti,2008)
2. Kriteria dan proses seleksi
a. Kondisi klien koperatif:
Klien gangguan orientasi realita yang mulai terkontrol
Klien yang mengalami perubahan persepsi.
b. Jenis masalah keperawatan sesuai indikasi TAK
TAK STIMULASI PERSEPSI: HALUSINASI
c. Jumlah antara 6 pasien
d. Klien bersedia mengikuti TAK
e. Proses seleksi klien:
Mengobservasi klien yang masuk kriteria.
Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria.
Mengumpulkan klien yang masuk kriteria.
Membuat kontrak dengan klien yang setuju ikut TAK, meliputi: menjelaskan
tujuan TAK pada klien, rencana kegiatan kelompok dan aturan main dalam
kelompok
1. Pengorganisasian
a.Waktu:
Tanggal :
Hari : senin
Jam : 09.00
Lama tiap l tindakan :45 menit
b. Tim terapis:
Leader :
Mengkoordinasi seluruh kegiatan
Memimpin jalannya terapi kelompok
Memimpin diskusi
Co.leader :
Membantu leader mengkoordinasi seluruh kegiatan
Mengingatkan leader jika ada kegiatan yang menyimpang
Membantu memimpin jalannya kegiatan
Menggantikan leader jika terhalang tugas
Fasilitator :
Memotivasi peserta dalam aktivitas kelompok
Memotivasi anggota dalam ekspresi perasaan setelah kegiatan
Mengatur posisi kelompok dalam lingkungan untuk melaksanakan kegiatan
Membimbing kelompok selama permainan diskusi
Membantu leader dalam melaksanakan kegiatan
Bertanggung jawab terhadap program antisipasi masalah
Observer :
Mengamati semua proses kegiatan yang berkaitan dengan waktu, tempat dan
jalannya acara
c. Metode :
Diskusi,
Tanya jawab
Bermain peran
Simulasi dan latihan
Diskusi kelompok
Melengkapi jadwal harian
d. Media dan alat:
Spidol
Papan tulis
Jadwal kegiatan klien
Formulir jadwal kegiatan harian
Pulpen
Beberapa contoh obat
e.Setting tempat:
1) Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran
2) Tempat tenang dan nyaman
3) Ruangan nyaman dan tenang
2. Pelaksanaan
Sesi 1
Stimulasi persepsi : halusinasi
Mengenal halusinasi
Tujuan
1. Klien dapat mengenal isi halusinasi.
2. Klien mengenal waktu terjadinya halusinasi.
3. Klien mengenal perasaannya pada saat yerjadi halusinasi.
Setting
1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran.
2. Terapis tenang dan nyaman.
Alat
1. Spidol
2. Papan tulis/whiteboard/flipchart
Metode
1. Diskusi dan tanya jawab
2. Bermain peran/simulasi
Langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Memilih klien sesuai dengan indikasi, yaitu klien yang mengalami perubahan sensori
persepsi : halusinasi.
b. Membuat kontrak dengan klien.
c. Mempersipakan alat dan tempat pertemuan.
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1. Salam dari terapis kepada klien.
2. Perkenalkan nama dan panggilan terapis (pakai papan nama).
3. Menanyakan nama dan panggilan semua klien (beri papan nama).
b. Evaluasi/ validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini
c. Kontrak
1. Terapis menjelaskan tujuan kegitan yang akan dilaksanakan yaitu mengenal suara-
suara/bayangan yang didengar/dilihat. Jika klien sudah terbiasa menggunakan istilah
halusinasi, gunakan kata “halusinasi”.
2. Terapis menjelaskan aturan main berikut.
a. Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta izin kepada terapis.
b. Lama kegiatan 45 menit
c. Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
3. Tahap kerja
a. Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan yaitu mengenal suara-suara yang
didengar atau bayangan yang dilihat (halusinasi) tentang isinya, waktu terjadinya,
situasi terjadinya, dan perasaan klien pada saat terjadi.
b. Terapis meminta klien menceritakan isi halusinasi, kapan terjadinya, situasi yang
membuat terjadi, dan perasaan klien saat terjadi halusinasi. Mulai dari klien yang ada di
sebelah kanan terapis secara berurutan berlawanan jarum jam sampai semua klien
mendapat giliran. Hasilnya tulis di whiteboard.
c. Beri pujian pada klien yang melakukan dengan baik.
d. Simpulkan isi, waktu terjadi, situasi terjadi, dan perasaan klien dari suara yang biasa
didengar.
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1. Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2. Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Tindak lanjut
1. Terapis memita klien untuk melaporkan isi, waktu, situasi, dan perasaannya jika
terjadi halusinasi.
c. Kontrak yang akan datang
1. Menyepakati TAK yang akan datang, yaitu cara mengontrol halusinasi.
2. Menyepakati waktu dan tempat.
Sesi 1
Stimulasi persepsi : halusinasi
Petunjuk :
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2. Untuk tiap klien, beri penilaian kemampuan mengenal halusinasi: isi, waktu, situasi, dan
perasaan. Beri tanda ( ) jika klien mampu dan tanda (-) jika klien tidak mampu.
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses
keperawatan tiap klien. Contoh : klien mengikuti TAK stimulasi persepsi: halusinasi
(menyeluruh memukul), waktu (pukul 9 malam), situasi (jika sedang sendiri), perasaan
(kesal dan geram). anjurkan klien mengidentifikasi hakusinasi yang timbul dan
menyampaikan kepada perawat.
Sesi 2
Stimulasi persepsi : halusinasi
Mengontrol halusinasi dengan menghardik
Tujuan
1. Klien dapat menjelaskan cara yang selama ini dilakukan untuk mengatasi halusinasi.
2. Klien dapat memahami cara menghardik halusinasi.
3. Klien dapat memperagakan cara menghardik halusinasi.
Setting
1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran
2. Ruangan nyaman dan tenang
Alat
1. Spidol dan papan tulis
2. Jadwal kegiatan lain.
Metode
1. Diskusi dan tanya jawab.
2. Bermain peran/simulasi.
Langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak kepada klien yang telah mengikuti sesi 1.
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1. Salam dari terapis kepada klien.
2. Klien dan terapis pakai papan nama.
a. Evaluasi/ validasi
1. Terapis menanyakan perasaan klien saat ini.
2. Terapis menanyakan pengalaman halusinasi yang terjadi: isi, waktu, situasi, dan
perasaan.
b. Kontrak
1. Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu latihan suatu cara mengontrol halusinasi:
menghardik.
2. Menjelaskan aturan main, yaitu:
a. Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta izin pada terapis.
b. Lama kegiatan 45 menit
c. Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
3. Tahap kerja
a. Terapis meminta klien menceritakan apa yang dilakukan pada saat mengalami
halusinasi, dan bagaimana hasilnya. Ulangi sampai semua klien medapat giliran
b. Berikan pujian setiap klien selesai bercerita
c. Terapis menjelaskan cara mengatasi halusinasi dengan menghad=rdik halusinasi saat
halusinasi muncul.
d. Terapis memperagakan cara mengahdik hausinasi.
e. Terapis meminta masing-masing klien meragakan cara menghardik halusinasi dimulai
dari klien di sebelah kanan terapis berurutan berlwanan arah jarum jam sampai semua
peserta mendapatkan giliran.
f. Terapis memberikan pujian dan mengajak semua klien bertepuk tangan saat setiap klien
selesai memperagakan menghardik halusinasi
1. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1. Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
2. Terapis menerikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Tindak lanjut
1. Terapis menganjurkan klien untuk menerapkan cara yang telah dipelajari jika
halusinasi muncul.
2. Memasukkan kegiatan menghardik dalam jadwal kegiatan harian klien.
c. Kontrak yang akan datang
1. Terapis membuat kesepakatan dnegan klien untuk TAK yang berikutnya, yaitu
belajar cara mengontrol halusinasi dengan melakukan kegiatan.
2. Terapis membuat kesepakatan eaktu dan tempat TAK berikutnya.
Sesi 2
Stimulasi persepsi : halusinasi
Kemampuan meghardik halusinasi
Nama klien
No. Aspek yang dinilai
Petunjuk :
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2. Untuk tiap klien, beri penilaian kemapuan menyebutkan: cara yang biasa digunakan untuk
mengatasi halusinasi, kefektifannya. Beri tanda ( ) jika klien mampu dan tanda (-) jika klien
tidak mampu.
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses
keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti TAK stimulasi persepsi: halusinasi sesi
2. klien mampu memperagakan cara menghardik halusinasi. Anjurkan klien
menggunakannya jika halusinasi muncul, khususnya pada malam hari (buat jadwal).
Sesi 3
Stimulasi persepsi : halusinasi
Mengontrol halusinasi dengan melakukan kegiatan
Tujuan
1. Klien dapat memahami pentingnya melakukan kegiatan untuk mencegah munculnya
halusianasi.
2. Klien dapat menyusun jadwal kegiatan untuk mencegah terjadinya halusinasi.
Setting
1. Terapis dan klien duduk bersama dalam linkaran.
2. Ruangan nyaman dan tenang
Alat
1. Formulir jadwal kegiatan harian
2. Pulpen
3. Spidol dan whiteboard/ papan tulis/flipchart
Metode
1. Diskusi dan tanya jawab
2. Bermain peran/simulasi dan latihan.
Langkah kegiatan
1. persiapan
a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah mengikuti sesi 2.
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1. Salam dari terapis kepdaklien.
2. Klien dan terapis memakai papan nama.
b. Evaluasi/ validasi
1. Terapis menanyakan keadaan klien saat ini
2. Terapis meannykaan cara mengontrol halusinasi yang sudah dipelajari.
3. Terapis menanyakan pengalaman klien menerapkan cara menghardik halusinasi.
c. Kontrak
1. Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mencegah terjadinya halusinasi dengan
melakukan kegiatan.
2. Menjelaskan aturan main berikut.
a. Jika ada klien yang ingin meningalkan kelompok,harus meminta izin kepda
terapis.
b. Lama kegiatan 45 menit
c. Setiap klien mengikuti dari awal sampai selesai.
3. Tahap kerja
a. Terapis melakukan cara kedua mengotrol halusinasi yaitu melakukan kegiatan sehati-
hari secara terjadwal. Jelaskan bahwa dengan melakukan kegiatan yang teratur akan
mencegah munculnya halusinasi.
b. Terapis meminta tiap klien menyampaikan kegiatan yang biasa dilakukan sehari-har,
dan tulis di whiteboard.
c. Terapis membagikan formulir jadwal kegiatan harian. Terapis emnulis formulir yang
sama di whiteboard.
d. Terapis membimbinh satu persatu klien untuk membuat jadwal kegiatan harian, dari
bangun pagi sampai tidur malam. Klien menggunakan formulir, terapis menggunkan
whiteboard.
e. Terapis melatih klien memperagakan kegiatan yang telah disusun.
f. Terapis meminta masing-masing klien membacakan jadwal yang telah disusun. Berikan
pujian dengan tepuk tangan bersama untuk klien yang sudah selesai membuat jadwal
dan membacakan jadwal yang telah dibuat.
g. Terapis meminta komitmen masing-masing klien untuk melaksanakan jadwal kegiatan
yang telah disusun dan memberi tanda M kalau dilaksanakan tanpa disuruh, B kalau
dilaksanakan, tetapi diingatkan terlebih dahulu oleh perawat, dan T kalau tidak
dilaksanakan.
4. Terminasi
a. Evaluasi
1. Terapis meannyakan perasaan klien setelah selesai menyusun jadwal kegaitan dan
membacakannya.
2. Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Tindak lanjut
Terapis menganjurkan klien melaksanakan dua cara mengontrol halusinasi, yaitu
menghardik dan melakukan kegiatan sesuai jadwal.
c. Kontrak yang akan datang
1. Terapis membuat kesepakatan dengan klien untuk TAK berikutnya, yaitu belajar cara
mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap.
2. Terapis membuat kesepakatan eaktu dan tempat.
Sesi 3
Stimulasi persepsi : halusinasi
Menyebutkan kegiatan
yang biasa dilakukan
Memperagakan kegiatan
yang biasa dilakukan
Menyusun jadwal kegiatan
harian
Menyebutkan dua cara
mengontrol halusinasi
Petunjuk :
3. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
4. Untuk tiap klien, beri penilaian atas kemapuan menyebutkan kegiatan harian yang biasa
dilakukan, memperagakan salah satu kegiatan, menyususn jadwal kegiatan harian, dan
menyebutkan dua cara mencegah halusinasi.Beri tanda ( ) jika klien mampu dan tanda (-)
jika klien tidak mampu.
5.
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses
keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti TAK stimulasi persepsi: halusinasi sesi
3. klien mampu memperagakan kegiatan harian dan menyusun jadwal. Anjurkan klien
melakukan kegiatan untuk mencegah halusinasi.
Sesi 4
Stimulasi persepsi : halusinasi
Mencegah halusinasi dengan bercakap-cakap.
Tujuan
1. Klien memahami pentingnya bercakap-cakap dengan orang lain untuk mencegah munculnya
halusinasi.
2. Klien dapat bercakap-cakap dengan orang lain untuk mencegah terjadinya halusinasi.
Setting
1. Terapis dan klien duduk bersama dalam linkaran.
2. Ruangan nyaman dan tenang
Alat
1. spidol dan whiteboard/papan tulis/flipchart
2. Jadwal kegiatan harian klien dan pulpen
Metode
1. Diskusi kelompok.
2. Bermain peran/simulasi.
Langkah kegiatan
1. persiapan
a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah mengikuti sesi
b. Terapis membuat kontrak dengan klien.
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1. Salam dari terapis kepada klien.
2. Klien dan terapis memakai papan nama.
b. Evaluasi/ validasi
1. menanyakan perasaan klien saat ini
2. menanyakan pengalaman klien setelah menerapkan dua cara yang telah di prlajari
(menghardik, menyibukkan diri ddengan kegiatan terarah)untuk mencegah halusinasi.
c. Kontrak
1. Terapis menjelaskan tujuan , yaitu mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap dengan
orang lain.
2. Terapis Menjelaskan aturan main berikut.
a. Jika ada klien yang ingin meningalkan kelompok,harus meminta izin kepda
terapis.
b. Lama kegiatan 45 menit
c. Setiap klien mengikuti dari awal sampai selesai.
3. Tahap kerja
a. Terapis menjelaskan pentingnya bercakap-cakap dengan orang lain untuk mengonrol
dan mencegah halusinasi.
b. Terapis meminta tiap klien menyebutkan orang yang biasa dan bisa diajak bercakap-
cakap.
c. Terapis meminta tiap klien menyebutkan pokok pembiacaraan yang biasa dan bisa
dilakukan.
d. Terapis memperagakan cara bercakap-cakap jika halusinasi muncul “suster, ada suara di
telinga, saya mau nobrol saja dengan suster” atau “suster saya mau ngobrok tentang
kegiatan hatian saya”
e. Terapis meminta klien untuk memperagakan percakpan dengan orang di sebelahnya.
f. Berikan pujian atas keberhasilan klien.
g. Ulangi e dan f sampai semua klien mendapat giliran.
4. Terminasi
a. Evaluasi
1. Terapis meannyakan perasaan klien mengikuti TAK.
2. Terapis menanyakan TAK mengontrol halusinasi yang sudah dilatih
3. memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Tindak lanjut
Terapis menganjurkan klien melaksanakan tiga cara mengontrol halusinasi, yaitu
menghardik dan melakukan kegiatan harian, dan bercakap-cakap.
c. Kontrak yang akan datang
1. Terapis membuat kesepakatan dengan klien untuk TAK berikutnya, yaitu belajar cara
mengontrol halusinasi dengan patuh minum obat.
2. Terapis menyepakati waktu dan tempat.
Sesi 4
Stimulasi persepsi : halusinasi
Petunjuk :
6. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
7. Untuk tiap klien, beri penilaian kemapuan menyebutkan orang yang biasa diajak bicara,
memperagakan percakapan, menyususn jadwal percakapan, menyebutkan tiga cara
mencegah halusinasi.Beri tanda ( ) jika klien mampu dan tanda (-) jika klien tidak mampu.
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses
keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti TAK stimulasi persepsi: halusinasi sesi
4. klien belum mampu secara lancar bercakap-cakap dengan orang lain. Anjurkan klien
bercakap-cakap dengan perawat dan klien lain di ruang perawat.
Sesi 5
Stimulasi persepsi : halusinasi
Mengontrol halusinasi dengan patuh minum obat
Tujuan
1. Klien memahami pentingnya patuh minum obat.
2. Klien memahami akibat tidak patuh minum obat.
3. Klien dapat menyebutkan lima benar cara minum obat.
Setting
1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran.
2. Ruangan nyaman dan tenang
Alat
1. Spidol dan whiteboard/papan tulis/flipchartadwal
2. kegiatan harian klien
3. Bebrapa contoh obat
Metode
1. Diskusi dan tanya jawab
2. Melengkapi jadwal harian
Langkah kegiatan
1. persiapan
a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah mengikuti sesi 4
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2. Orientasi
d. Salam terapeutik
1. Salam dari terapis kepada klien.
2. Klien dan terapis memakai papan nama.
e. Evaluasi/ validasi
1. menanyakan perasaan klien saat ini
f. Terapis menanyakan pengalaman klien mengontrol halusinasi setelah menggunakan tiga
cara yang telah di pelajari (menghardik, menyibukkan diri dengan aktivitas terjadwal, dan
bercaap-cakap dengan orang lain).
c. kontrak
1. Terapis menjelaskan tujuan , yaitu mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap dengan
patuh minum obat.
2. Terapis Menjelaskan aturan main berikut.
a. Jika ada klien yang ingin meningalkan kelompok,harus meminta izin kepda terapis.
b. Lama kegiatan 45 menit
c. Setiap klien mengikuti dari awal sampai selesai.
3. Tahap kerja
a. Terapis menjelaskan untungnya patuh minu obat, yaitu mencegah kambuhnyakarena
obat memberi perasaantenang, dan memperlambat kambuh.
b. Terapis menjelaskan kerugian tidak patuh minum obat, yaitu penyeabab kambuh.
c. Terapis meminta tiap klien menyampaikan oabat yang dimakan da waktu memakannya.
Buat daftar di whiteboard
d. Menjelaskan lima benar minum obat, yaitu benar obat, benar wakty minum obat, benar
orang yang minum obat, benar cara minum obat, benar dosisi obat.
e. Minta klien menyebutkan lima benar cara minum obat, sevara beriliran.
f. Berikan pujian pada klie yang benar.
g. Mendiskusikan perasaan klien sebelum minum obat (cacat di whiteboard).
h. Mendiskusikan perasaan klien setelah teratur minum obat (catat diwhiteboard)
i. Menjelasakan keuntungan patuh minum obat , yaitu salah satu cara mencegah
halusinasi/kambuh.
j. Menjelaskan akibat/kerugian tidak patuh minum obat, yaitu kejadian
halusinasi/kambuh.
k. Minta klien menyebutkan kembali keuntungan patuh minum obat dan kerugian tidak
patuh minum obat.
l. Memberi pujian tiap kali klien benar.
4. Terminasi
a. Evaluasi
1. Terapis meannyakan perasaan klien mengikuti TAK.
2. Terapis menanyakan jumlah cara mengontrol halusinasi yang sudah dipelajari.
3. Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Tindak lanjut
menganjurkan klien menggunakan empat cara mengontrol halusinasi, yaitu menghardik
dan melakukan kegiatan harian, dan bercakap-cakap, dan patuh minum obat.
c. Kontrak yang akan datang
1. Terapis mengakhiri sesi TAK atimulasi persepsi untuk mengontrol halusinasi.
2. Buat kesepakatan baru untuk TAK yang lain sesuai dengan indikasi klien.
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien pada catatan proses keperawatan
tiap klien. Contoh: klien mengikuti sesi 5, TAK stimulasi persepsi: halusinasI. klien
mampu menyebutkan 5 benar cara minum obat, manfaat minum obat, dan akibat tidak
patuh minum obat 9kambuh). Anjurkan klien minum obat dengan cara yang benar.
Daftar pustaka