Anda di halaman 1dari 16

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN
Demam adalah keadaan dimana suhu tubuh pasien di ata suhu tubuh normal atau di
atas 37,5oC (Widjaja, 2000). Demam thypoid adalah penyakit menular yang bersifat akut,
yang ditandai denga bakterimia, perubahan pada sistem retikuloendotelial yang bersifat difus,
pembentukan mikroabses dan ulserasi Nodus peyer di distal ileum (Soegeng, Soegijanto,
2002). Thyfus abdominilis adalah suatu infeksi sistem yang ditandai demam, sakit kepala,
kelesuan, anoreksia, bradikardia relatif, kadang-kadang pembesaran dari limpa atau hati atau
kedua-duanya (Samsuridjal, 2003). Dari beberapa pengerian di atas dapat disimpulkan bahwa
demam thypoid merupakan demam yang menyerang pada saluran pencernaan, terjadi infeksi
usus halus, sehingga menimbulkan demam yang tinggi.
B. Etiologi
Etiologi thypoid adalah Salmonela typhi dan Salmonela paratyphi A, B, dan C. Ada
dua sumber penularan Salmonela typhi yaitu pasien dengan demam thypoid dan pasien
dengan carier. Carier adalah orang yang sembuh dari demam thypoid dan masih terus
mengekresi Salmonella typhi dalam tinjadan air kemih selama lebih dari 1 tahun (Ranuh,
Hariyono, dkk., 2001).
C. Manifestasi Klinis
Menurut Nelson (2000) manifestasi klinis demam thypoid antara lain:
1. Anak usia sekolah dan remaja
a. Gejala awal: demam, malaise, anoreksi, nyeri kepala dan nyeri perut berkembang 2-3 hari.
b. Diare selama awal perjalanan penyakit yang menjadi konstipasi.
c. Mual dan muntah jarang, tapi biasanya terjadi pada minggu ke-2 atau minggu ke-3.
d. Minggu ke-2 gejala bertambah parah, kadang mengigau, bingung dan lesu.
2. Bayi dan balita
a. Demam enterik ringan dan malaise.
b. Diare pada balita sampai terjadi gastroenteritis akut.
D. Gejala Klinis
Gejala klinis pada anak umumnya lebih ringan dan lebih bervariasi dibandingkan
dengan orang dewasa. Walaupun gejala demam thypoid pada anak lebih bervariasi, tetapi
secara garis besar terdiri dari demam satu minggu atau lebih, terdapat gangguan saluran
pencernaan dan gangguan kesadaran.
Dalam minggu pertama, keluhan dan gejala menyerupai penyakit infeksi akut pada umumnya
seperti demam, nyeri kepala, anoreksia, mual, muntah, diare, konstipasi, serta suhu badan
yang meningkat.
Pada minggu kedua maka gejala atau tanda klinis menjadi makin jelas berupa demam
remiten, pembesaran hati dan limfa, perut kembung, bisa disertai gangguan kesadaran dari
ringan sampai berat (Ranuh, Haroyono, dkk.,2001).

E. PATHWAYS

Salmonella thyphii

Mulut
(Makanan dan minuman yang terkontaminasi)

Lambung Usus halus bagi distal

Peningkatan asam lambung Jaringan limpoid


(kuman berkembang biak)

Mual, muntah Masuk ke dalam darah

Nutrisi kurang dari Kurang volume Mencapai sel netikuloendotelial


kebutuhan tubuh cairan

Penurunan metabolisme Melepaskan kuman ke sirkulasi darah

Kelemahan otot

Bakterimia

Bed rest

Sintesa & pelepasan zat pirogen


Kurang perawatan diri
Termoregulator Hipotalamus

Hipertermi

Cemas dan bertanya

Kurang Pengetahuan
F. PATOFISIOLOGI
Transmisi terjadi melalui makanan dan minman yang terkontaminasi urin atau fecs
dari penderita tifus dan karier. Penularan Salmonella typhi dapat ditularkan melalui berbagai
cara yang dikenal dengan 5F, yaitu: food (makanan), fingers (jari tangan atau kuku), fomitus
(muntah), fly (lalat) dan melalui feces. Salmonella typhi dapat ditularkan melalui perantara
lalat, di mana lalat akan hinggap di makanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat.
Apabila orang tersebut kurang memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan
makanan yang tercemar kuman Salmonella typhi masuk ke dalam lambung, sebagian kuman
akan dimusnahkan oleh asam lambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus bagian distal
dan mencapai jaringan limpoid. Di dalam jaringan limpoid ini kuman berkembang biak, lalu
masuk ke aliran darah dan mencapri sel-sel retukuloendotelial. Sel-sel retikuloendotelial ini
kemudian melepaskan kuman ke dalam sirkulasi darah dan menimbulkan bakterimia, kuman
selanjutnya masuk ke limfa, usus halus dan kandung empedu (Samsuridjal, D, 2003). Masa
inkubasi demam thypoid berlangsung selama 7-14 hari (bervariasi antara 3-60 hari)
tergantung jumlah dan strain kuman yang tertelan. Selama masa inkubasi penderita tetap
dalam keadaan asimtomatis (Soegeng S., 2002).
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan pada hari Rabu, 21 Januari 2009 pukul 09.30 WIB. Data diperoleh dari
status kesehatan pasien, wawancara (dilakukan pada pasien, keluarga pasien, serta tiro
kesehatan pasien) dan juga observasi.
1. Identitas Pasien
Nama : An. D
Umur : 7 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Pasar kliwon
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Tanggal pengkajian : 21 Januari 2009
Tanggal masuk Rumah sakit : 19 Januari 2009
No. RM : 392823
Dx Medis : Demam typhoid
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. K
Umur : 43 tahun
Alamat : pasar kliwon
Hubungan Dengan Anak : Ayah kandung.
3. Alasan Masuk Rumah Sakit
Keluarga mengatakan anaknya panas dan demam selama hari dan demamnya tidak
turun diberi obat penurun panas.
4. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama
Anak mengatakan badannya terasa panas dan lemas.
b. Riwayat kesehatan sekarang
Pasien datang tanggal 19 Januari 2009 jam 15.30 WIB dengan keluhan panas sudah 8
hari, badannya lemas dan nafsu makan menurun sudah diperiksakan ke puskesmas
diberikan obat penurun panas (parasetamol) namun panasnya tidak menurun.
c. Riwayat penyakit dahulu
Prenatal: Pemeriksaan kehamilan dilakukan di bidang setempat, Trimester pertama lx,
Trimester kedua 2x, dan trimester ketiga 3x, tidak ada penyakit yang disertai
kehamilan.
Natal: Anak lahir spontan normal di bidan setempat, lahir langsung menangis, BB:3,2
Kg, PB: 46cm, tidak ada kelainan congenital.
Post natal: ASI diberikan sampai usia 1,5 tahtm, setelah itu dilanjutkan dengan
tambahan PASI dan bubur premina. Anak belum pernah menderita penyakit yang
serius sampai mondok di Rumah sakit. Anak tidak mengalami alergi obat apapun
Imunisasi BCG umur 1 bulan, DPT 2 bulan, Hepatitis 2,3,4 bulan Polio 5 bulan
campak 9 bulan.
d. Keluhan pada saat pengkajian
Pada saat pengkajian, anak mengeluh badanya terasa panas, lemah, perutnya kadang
mual, muntah minimal 2x sehari, badan terasa kotor dan tidak nyaman.
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Di dalam keluarga tidak terdapat penyakit keturunan.

Keterangan :
: Klien pendeita demam thypoid
c
------------ : tinggal serumah

6. Pemeriksaan Perkembangan
BBL: 3,2kg BB sekarang 18 kg, Gigi tumbuh usia 8 bulan bisa berjalan pada usia 13
bulan, pemeriksaan antopometri LK: 68cm, LD: 82cm, LL: 16 cm, tinggi: 130cm,
BB:20 kg.

7. Pengkajian Fungsional

a. Pola persepsi dan menejemen kesehatan

Keluarga mengatakan tidak terlalu mengerti tentang kesehatan namun keluarga


memprioritaskannya. Jadi, bila ada anggota keluarga yang, sakit cepat segera
diupayakan diperiksakan di puskesmas atau rumah sakit terdekat.

b. Pola nutrisi metabolic

Keluarga mengatakan sebelum sakit klien makan 3x sehari dengan menu nasi, lauk,
dan sayur, porsi diberikan tidak habis namun anak suka ngemil dan jajan di warung
sekitar. Selama sakit anak makan menu yang disediakan rumah sakit 3x sehari tapi
hanya makan 1/4 porsi, nafsu makan menurun dan harus dibujuk bila makan.

c. Pola eliminasi

Keluarga mengatakan sebelum sakit BAB lx sehari pada pagi hari dengan konsistensi
lunak, bau khas, tidak ada darah, BAK 5-6x sehari bau khas. Keluarga mengatakan
selama sakit di rumah BAB 3x sehari setelah dirawat BAB 2 hari sekali, BAk 5-6 x
sehari, klien mual dan muntah 3x sehari.

d. Pola istirahat tidur

Sebelum sakit, keluarga mengatakan klien tidur 10-12 jam sehari jarang tidur siang.
Selama sakit anak tidur 8-9 jam sehari, tidak mau tidur siang.

e. Pola kognitif dan persepsi

Sebelum sakit, kelurga mengatakan klien periang, ceria, tidak pernah menangis dan
melakukan aktivitas secara mandiri Selama sakit, keluarga mengatakan sering
menangis dan minta pulang dari rumah sakit.

f. Pola konsep diri

Keluarga mengatakan klien sedang bercerita tentang ketakutannya pada petugas


kesehatan.
g. Pola peran dan hubungan

Keluarga mengatakan klien berperan sebagai mana mestinya sebagai siswa kelas 2
SD, hubungan klien dengan keluarga dan teman-temannya baik

h. Pola seksual

Keluarga mengatakan klien bermain dengan anak sebayanya, cenderung bermain


dengan anak perempuan.

8. Pemeriksaan fisik

Keadaan umum : lemah, kesadaran: compos mentis

Tekanan darah: 120/80 mmHg, suhu: 38°C, nadi: 78x/menit Kepala : Mechocepal

Rambut : Hitam sedikit berketombe


Mata : Simetris kanan kir, sclera ikterik, konjungtiva tidak anemis
Telinga : kedua telinga simetris, tidak ada serumen
Hidung : Ada sedikit secret. Pergerakan cuping hidung simetris
Mulut : Mukosa bibir terlihat kering, nafas berbau
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
Paru-paru :
I : pengembangan dada kanan dan kiri simetris
P : tidak ada nyeri tekan
P : suara sonor
A: tidak ada kelainan bunyi nafas
Jantung :
I : ictus cordis tidak nampak
P : ictus cordis teraba pada intercosta ke v
P: suara pekak
A: bunyi jantung 1 dan 2 reguler
Abdomen :
I : simetris
A: peristaltic 12x/ menit
P : tidak ada nyeri tekan
P : Suara thympani
Punggung : tidak ada kelainan
Ekstremitas atas : tangan kanan terpasang infuse KA EN 3A 20 tetes/menit
Ekstremitas bawah : bisa bergerak bebas
Genetalia : tidak terpasang DC

9. Data Penunjang
Pemeriksaan laboratorium tanggal 20 Januari 2009

No Jenis pemeriksaan Hasil Satuan Normal


1 HB 13,2 Gr/gl
2 Laju endap darah 77-110 Mm 0-10
3 Leukosit 3900 Mm3 5000-10000
Uji widal :
Aglutinin H=1:640
Aglutinin O=1:320
Kimia klinik tanggal 20 Januari 2009

1 S.G.O.T 45 n/1 <37


2 S.G.P.T 30 n/1 <42
Terapi : Infuse KA-EN 3A 20 tetes/menit.
Obat oral Pamol kalau perlu 3x sehari (5ml)
Imboost 2x sehari (5 ml)

10. Data Fokus


DS : - Anak mengeluh badan panas.
- Anak mengatakan badan lemah.
- Anak menggeleng bila disuruh makan dan minum.
- Anak mengeluh perutnya sering mual.
- Anak mengatakan minimal 2x sehari muntah.
- Anak mengangguk ketika ditanyai apakah badanya terasa kotor dan
tidak nyaman.
- Anak mengatakan rambutnya gatal.
DO : - Pasien tampak lemas.
- Rambut anak kumal dan berketombe
- Anak hanya mau minum air putih, tidak mau minum susu atau teh.
- Cappilary refil > 2 detik.
- Mual dan muntah
- Makan habis ¼ porsi Rumah sakit
- Mukosa bibir kering
- Suhu tubuh anak 38,8oC
- Nafas anak berbau
- Terdapat carries gigi
 Analisa Data
No Tgl/Jam Data Fokus Problem Etiologi TTD
1 Kamis DS: Nutrisi Masukan YULI
21 Jan 2009 - Anak menggeleng ketika kurang dari yang
09.30 WIB disuruh makan. kebutuhan tidak
- Anak mengatakan adekuat
badannya lemas.
DO:
- Pasien tampak lemas.
- Makan di rumah sakit
habis ¼ porsi.
- Anak tidak mau ngemil.
- Anak hanya mau minum
air putih, tidak mau
minum susu atau teh.
2 DS: Kurang Output yang Yuli
- Anak menggeleng ketika volume berlebih
disuruh minum cairan
- Anak mengatakan
minimal muntah 2x
sehari.
DO:
- Mukosa bibir kering
- mual muntah
- cappilary refill > 2 detik
3 DS: Hipertermi Proses Yuli
- Anak mengeluh infeksi
badannya panas.
- Anak mengatakan
badanya menggigil kalau
tidur malam
4 DS: Kurang Kelemahan
- Anak mengangguk perawatan fisik
ketika ditanya apakah diri
badanya terasa kotor dan (ketidak
tidak nyaman. mampuan
- anak mengatakan memenuhi
rambutnya gatal-gatal kebutuhan
DO: sehari-hari)
- Nafas anak berbau
- Terdapat carries digigi
- Rambut anak kumal dan
berketombe

 Prioritas Keperawatan :
1. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi Salmonelle typhii
2. Kurang volume cairan berhubungan dengan output yang berlebih.
3. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan masukan yang tidak adekuat.
4. Kurang perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik.

 Intervensi Keperawatan
Tgl/jam No Tujuan dan kriteria hasil Intervensi TTD

Kamis 1 Setelah dilakukan tindakan Observasi suhu, nadi, TD, Yuli


21Jan 2009 keperawatan 1x24 jam suhu dan pernafasan.
10.00 WIB tubuh pasien dalam batas - Beri minuman yang cukup
normal dengan kriteria hasil - Anjurkan orangtua
- Suhu tubuh 36-37°C memakaikan baju yang tipis
- Anak merasa nyaman dan menyerap keringat.
- Orang tua mempertahankan - Kolaborasi pemberian
suhu tubuh anak dalam Antipiretik dan antibiotik
batas normal. (Kloramfenikol 3x 5ml dan
- put seimbang. parasetamol 3x 5ml).
Lakukan kompres hangat
2 Setelah dilakukan tindakan - Kaji TTV dan monitor Yuli
keperawatan 1x24 jam tanda-tanda dehidrasi.
diharapkan kebutuhan cairan - Pantau suhu tubuh secara
terpenuhi dengan kriteria berkala.
hasil: - Berikan cairan adekuat
- Mukosa lembab. 1500 ml/hari.
- Cappilary refil <2 detik. - Berikan cairan atau
Intake dan out Yuli makanan sedikit tapi
sering.
Hindari makanan yang
terlalu pedas dan masam.
- Catat intake dan output
3 Setelah dilakukan tindakan - Kaji pola makan anak. Yuli
keperawatan 2x24 jam - Beri makanan yang tidak
diharapkan kebutuhan nutrisi merangsang saluran cerna.
terpenuhi dengan kriteria - Sajikan makanan dalam
hasil : keadaan hangat
- Pasien tidak kekurangan - Monitor porsi makanan
nutrisi. yang dihabiskan tiap kali
- Pasien tidak lemas lagi. makan.
Libatkan keluarga dalam
pemenuhan nutrisi pasien
(Anjurkan pemberian
makanan dalam porsi
sedikit tapi sering)

4 Setelah dilakukan tindakan - Kaji pemenuhan Yuli


keperawatan 1 x60 menit perawatan
kebersihan dan perawatan diri selama anak sakit
anak terpenuhi dengan - Berikan bantuan untuk
kriteria hasil : pemenuhan kebutuhan
- Nafas tidak berbau pasien (oral hygine dan
- Anak merasa nyaman kramas).
- Libatkan keluarga dalam
pemenuhan kebutuhan.
- Observasi keluhan atas
pemenuhan kebutuhan

 Implementasi
Tgl / No. Dx Implementasi Respon TTD
jam
Kamis 1 Mengobservasi suhu, S : klien kooperatif Yuli
21 jan nadi dan tekanan darah O : suhu 38,8 °C
2009 TD: 110/70 mmhg,
10.15 RR: 16x/menit,
Nadi:82x/menit.
1 Memberikan kompres S : Keluarga mengerti Yuli
hangat pada anak dan cara kompres yang
ajurkan keluarga dapat diajarkan perawat
melanjutkan. O : Keluarga dapat
mempraktekkan cara
kompres yang benar
1 Menganjurkan orang tua S : Ibu mengatakan Yuli
memakaikan baju yang anak segara mengganti
tipis dan menyerap pakaian anaknya.
keringat. O: Keluarga kooperatif
dan memulai meng-
ganti baju anak yang
diajarkan perawat
1 Memantau suhu tubuh S: Klien kooperatif Yuli
secara berkala (tiap 1 O: Suhu tubuh pasca
jam) kompres
menjadi 38,2ºC
1 Memberikan makan, S : Pasien dan keluarga Yuli
pantau intake makanan mengucapkan terima
dan cairan kasih.
O : Makan habis ½
porsi minum 1 gelas +
100cc
1 Memberikan antibiotik S : pasien dan keluarga Yuli
kloramfenikol 5 ml Kooperatif meng-
ucapkan terimakasih.
O : Obat masuk,
kloramfenikol 5ml.
2 Memberikan cairan S : pasien meng- Yuli
adekuat 2000-2500 ml. anggukkan kepala
Lewat infus dan tanda mau minum
anjurkan orang tua O: cairan masuk + 500
memberi minum cc dalam 1 jam
anaknya. pertama.
2 Memberikan makan, S: Pasien dan keluarga Yuli
pantau intake makanan mengucapkan terima
dan cairan kasih.
O: Makan habis ½
porsi, minum 1 gelas +
100cc.
3 Mengkaji pola makan S: anak mengatakan Yuli
anak. tidak mau makan.
O: Makan pagi habis
hanya ¼ porsi.
3 Memberikan makan, S: Pasien dan keluarga Yuli
pantau intake makanan mengucapkan terima
dan cairan kasih.
O: Makan habis ½
porsi, minum 1 gelas +
100cc.
4 Mengkaji pemenuhan S : Anak mengangguk Yuli
peawaan diri selama ketika ditanya apakah
anak sakit. badanya terasa kotor
dan tidak nyaman.
O : Nafas anak berbau,
terdapat carries gigi,
rambut kumal dan
kotor.
4 Melakukan Oral hygiene S : Anak mengatakan Yuli
mulutnya terasa
lumayan segar.
O : Carries gigi
berkurang, nafas tidak
lagi berbau.

 Catatan Perkembangan
Tgl / jam No Evaluasi TTD
1 S: Anak mengatakan panas badanya terasa Yuli
berkurang.
O : suhu tubuh 38,8oC menjadi 38,2oC
A: Masalah teratasai sebagian
P: Lanjutkan intervensi
- Kompres hangat.
- Pantau suhu tiap jam
- Beri minum yang cukup
- Beri antipiretik, parasetamol
2xsehari (5 ml)
2 S: Anak mengatakan sudah mulai mau minum Yuli
teh, badanya sudah tidak selemas tadi
malam.
O: Intake cairan anak bertambah dari minum
2 gelas ( 300 ml), suhu turun dari 38,8oC
menjadi 38,2oC.
A: Masalah teratasi sebagian.
P: Lanjutkan intervensi
- beri cairan / makanan sedikit tapi
sering.
- pantau suhu dan TTV
- catat intake dan output
3 S : Anak mengatakan mau makan, tapi Yuli
sedikit-sedikit.
O: Makanan habis ½ porsi makan siang dari
rumah sakit.
A: Masalah teratasi sebagian.
P: Lanjutkan intervensi
- Monitor porsi makan
- Beri makanan sedikit tapi sering
- Sajikan makanan dalam keadaan
hangat dan menarik.
4 S: Anak mengatakan gigi terasa lebih bersih Yuli
dan mulut terasa segar.
O : Nafas tidak berbau, carries gigi berkurang.
A : Masalah teratasi sebagian.
P : Lanjutkan intervensi
- Motivasi keluarga untuk menjaga
kebersihan anak.

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, L. J. 2000. Diagnosa Keperawatan: Aplikasi pada Praktik Klinik


(terjemahan), Edisi 6. EGC. Jakarta.
Doengoes, Marlyn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien Edisi 3. Alih
Bahasa: I Made Kariasa. Editor Bahasa Indonesia: Monika Ester, Yasmin
Asin. EGC. Jakarta.
Hendi. 2009. http://blog.asuhan keperawatan.com/blog/2009/05/27/thypoid. 26
Juni 2009. 14.20 WIB.
Ngastiyah. 2005. Perawatan Anak Sakit, Edisi 2. EGC. Jakarta.
Ranuh, Hariyoto dan Soeyitno, dkk. 2001. Buku Imunisasi Di Indonesia, Edisi
Pertama. Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta.
Santrack, John. 2009. Perkembangan Anak, Edisi II. JIlid I. Erlangga. Jakarta.
Soegeng, Soegijanto. 2002. Ilmu Pengakit Anak, Diagnosa dan Penatalaksanaan.
Salemba Medika. Jakarta.
Suriadi & Rita Yuliani. 2001. Buku Pegangan Praktek Klinik Asuhan
Keperawatan pda Anak, Edisi I. CV. Sagung Seto. Jakarta.
Suriadi & Rita Yuliani. 2006. Asuhan Keperawatan pada Anak, Edisi 2. CV.
Sagung Seto. Jakarta.
Syamsuridjal, Djauzi, dkk. 2003. Imunisasi Dewasa. FKUI. Jakarta.
Widiastuti, Samekto. 2001. Belajar Bertolak dari Masalah Demam Thypoid. Balai
Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.
Wong, Donna L. 2004. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik, Edisi 4. EGC.
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai