Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan zaman dan derasnya arus globalisasi saat ini, setiap
individu sering melupakan bahkan mempertanyakan nilai-nilai yang ada dalam pancasila serta
bagaimana pengamalan nilai-nilai pancasila tersebut. Sehingga perlu ada Desakan untuk
mengkaji akan keberadaan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila untuk diterapkan dan
diamalkan dalam kehidupan bermasyarakat, bangsa dan negara. Hal ini didasarkan
bahwasanya nilai-nilai pancasila merupakan salah satu sumber dari segala sumber hukum
yang berlaku di negara Republik Indonesia ini.
Dalam pembicaraan mengenai nilai, maka nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila
memiliki arti yang penting dan mendalam baik itu secara historis maupun pengamalannya
dalam kehidupan bermasyarakat. Nilai-nilai pancasila ini bagi masyarakat bangsa Indonesia
merupakan landasan dan dasar negara, serta cita-cita dalam melakukan segala sesuatu, baik
dalam kehidupan sehari-hari dalam masyarakat maupun dalam kehidupan kenegaraan.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari penulisan proposal penelitian yang berjudul
“Pengamalan Nilai-Nilai Pancasila dalam Masyarakat Khususnya Mahasiswa” ini adalah
sebagai berikut :
1.Apakah ada pengaruh tingkat kelulusan terhadap pengamalan nilai-nilai pancasila dalam
masyarakat khususnya Mahasiswa ?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penulisan proposal penelitian yang berjudul “Pengamalan Nilai-Nilai
Pancasila dalam Masyarakat Khususnya Mahasiswa” ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui pengaruh tingkat kelulusan masyarakat Khususnya Mahasiswa terhadap
pengamalan nilai-nilai pancasila.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penulisan proposal penelitian yang berjudul “Pengamalan Nilai-Nilai
Pancasila dalam Masyarakat Khususnya Mahasiswa” ini adalah sebagai berikut :
1.4.1 Manfaat Teoritis
Adanya penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pengetahuan
terhadap ilmu pendidikan khususnya pendidikan Pancasila dan juga mengembangkan ilmu
pengetahuan tersebut agar pengamalan nilai-nilai pancasila dalam masyarakat dapat terwujud
dengan baik atau sesuai harapan dari pancasila.
1.4.2 Manfaat Praktis
Dengan adanya penelitian ini, maka mampu memberikan pemahaman kepada
masyarakat akan pentingnya nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila untuk diterapkan
dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari di dalam masyarakat bangsa dan negara.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Deskripsi Kajian Teori
Pengertian Pancasila sebagai dasar negara diperoleh dari alinea keempat Pembukaan
UUD 1945 dan sebagaimana tertuang dalam Memorandum DPR-GR 9 Juni 1966 yang
menandaskan Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa yang telah dimurnikan dan
dipadatkan oleh PPKI atas nama rakyat Indonesia menjadi dasar negara Republik Indonesia.
Memorandum DPR-GR itu disahkan pula oleh MPRS dengan Ketetapan No.XX/MPRS/1966
jo. Ketetapan MPR No.V/MPR/1973 dan Ketetapan MPR No.IX/MPR/1978 yang
menegaskan kedudukan Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum atau sumber dari
tertib hukum di Indonesia.
Inilah sifat dasar Pancasila yang pertama dan utama, yakni sebagai dasar negara
(philosophische grondslaag) Republik Indonesia. Pancasila yang terkandung dalam alinea
keempat Pembukaan UUD 1945 tersebut ditetapkan sebagai dasar negara pada tanggal 18
Agustus 1945 oleh PPKI yang dapat dianggap sebagai penjelmaan kehendak seluruh rakyat
Indonesia yang merdeka.
Dengan syarat utama sebuah bangsa menurut Ernest Renan: kehendak untuk bersatu
(le desir d’etre ensemble) dan memahami Pancasila dari sejarahnya dapat diketahui bahwa
Pancasila merupakan sebuah kompromi dan konsensus nasional karena memuat nilai-nilai
yang dijunjung tinggi oleh semua golongan dan lapisan masyarakat Indonesia.
Maka Pancasila merupakan intelligent choice karena mengatasi keanekaragaman
dalam masyarakat Indonesia dengan tetap toleran terhadap adanya perbedaan. Penetapan
Pancasila sebagai dasar negara tak hendak menghapuskan perbedaan (indifferentism), tetapi
merangkum semuanya dalam satu semboyan empiris khas Indonesia yang dinyatakan dalam
seloka “Bhinneka Tunggal Ika”.
Mengenai hal itu pantaslah diingat pendapat Prof.Dr. Supomo: “Jika kita hendak
mendirikan Negara Indonesia yang sesuai dengan keistimewaan sifat dan corak masyarakat
Indonesia, maka Negara kita harus berdasar atas aliran pikiran Negara (Staatside)
integralistik. Negara tidak mempersatukan diri dengan golongan yang terbesar dalam
masyarakat, juga tidak mempersatukan diri dengan golongan yang paling kuat, melainkan
mengatasi segala golongan dan segala perorangan, mempersatukan diri dengan segala lapisan
rakyatnya.”
Penetapan Pancasila sebagai dasar negara itu memberikan pengertian bahwa negara
Indonesia adalah Negara Pancasila. Hal itu mengandung arti bahwa negara harus tunduk
kepadanya, membela dan melaksanakannya dalam seluruh perundang-undangan. Mengenai
hal itu, Kirdi Dipoyudo (1979:30) menjelaskan: “Negara Pancasila adalah suatu negara yang
didirikan, dipertahankan dan dikembangkan dengan tujuan untuk melindungi dan
mengembangkan martabat dan hak-hak azasi semua warga bangsa Indonesia (kemanusiaan
yang adil dan beradab), agar masing-masing dapat hidup layak sebagai manusia,
mengembangkan dirinya dan mewujudkan kesejahteraannya lahir batin selengkap mungkin,
memajukan kesejahteraan umum, yaitu kesejahteraan lahir batin seluruh rakyat, dan
mencerdaskan kehidupan bangsa (keadilan sosial).”
Pandangan tersebut melukiskan Pancasila secara integral (utuh dan menyeluruh)
sehingga merupakan penopang yang kokoh terhadap negara yang didirikan di atasnya,
dipertahankan dan dikembangkan dengan tujuan untuk melindungi dan mengembangkan
martabat dan hak-hak azasi semua warga bangsa Indonesia. Perlindungan dan pengembangan
martabat kemanusiaan itu merupakan kewajiban negara, yakni dengan memandang manusia
qua talis, manusia adalah manusia sesuai dengan principium identatis-nya.
Pancasila seperti yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 dan ditegaskan
keseragaman sistematikanya melalui Instruksi Presiden No.12 Tahun 1968 itu tersusun secara
hirarkis-piramidal. Setiap sila (dasar/ azas) memiliki hubungan yang saling mengikat dan
menjiwai satu sama lain sedemikian rupa hingga tidak dapat dipisah-pisahkan. Melanggar
satu sila dan mencari pembenarannya pada sila lainnya adalah tindakan sia-sia. Oleh karena
itu, Pancasila pun harus dipandang sebagai satu kesatuan yang bulat dan utuh, yang tidak
dapat dipisah-pisahkan. Usaha memisahkan sila-sila dalam kesatuan yang utuh dan bulat dari
Pancasila akan menyebabkan Pancasila kehilangan esensinya sebagai dasar negara.
Sebagai alasan mengapa Pancasila harus dipandang sebagai satu kesatuan yang bulat
dan utuh ialah karena setiap sila dalam Pancasila tidak dapat diantitesiskan satu sama lain.
Secara tepat dalam Seminar Pancasila tahun 1959,Prof. Notonagoro melukiskan sifat hirarkis-
piramidal Pancasila dengan menempatkan sila “Ketuhanan Yang Maha Esa” sebagai basis
bentuk piramid Pancasila. Dengan demikian keempat sila yang lain haruslah dijiwai oleh sila
“Ketuhanan Yang Maha Esa”. Secara tegas, Dr. Hamka mengatakan: “Tiap-tiap orang
beragama atau percaya pada Tuhan Yang Maha Esa, Pancasila bukanlah sesuatu yang perlu
dibicarakan lagi, karena sila yang 4 dari Pancasila sebenarnya hanyalah akibat saja dari sila
pertama yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa.”
Ini berarti sila pertama dalam pancasila yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa sangatlah
penting, maka dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sila pertama pancasila mnegandung
arti yang sangat tinggi dan luas dalam kehidupan bermasyarakat. Mustahil masyarakat dapat
mengamalkan nilai-nilai pancasila apabila tidak tahu akan nilai-nilai yang terkandung dalam
pancasila. Sehingga diperlukan pemahaman nilai-nilai tersebut melalui pendidikan. Semakin
tinggi pendidikan maka semakin tinggi tingkat pengetahuan dan pemahaman masyarakat,
maka kesempatan untuk mengamalkan nilai-nilai pancasila juga semakin besar.
Kaelan ( 2002 : 47 ) mengatakan bahwa bangsa Indonesia sebagai kausa materialis
dari Pancasila. Pandangan hidup dan filsafat hidup itu merupakan kristalisasi nilai-nilai yang
diyakini kebenarannya oleh bangsa Indonesia yang menimbulkan tekad bagi dirinya untuk
mewujudkannya dalam sikap tingkah laku dan perbuatannya.
Nilai-nilai yang ada di Pancasila seharusnya tertanam pada seseorang sejak sudah bisa
berinteraksi dengan dunia luar. Jika seseorang sudah bisa menanamkan nilai-nilai Pancasila
itu maka seseorang akan bisa menjiwai dari Pancasila itu sendiri. Menurut Widjaja ( 1984 : 4 )
mengatakan pancasila didalamnya mengandung nilai-nilai yang universal ( bersifat umum )
yang dikembangkan dan berkembang dalam pribadi manusia-manusia sesuai dengan
kodratnya sebagai makhluk pribadi dan sebagai makhluk sosial.
Penanaman nilai-nilai Pancasila ini bisa membangkitkan kesadaran akan dirinya atas
tanggung jawab pribadi dan masyarakat. Salah satu tanggung jawab yang harus di laksanakan
oleh masyarakat adalah sadar akan hukum yang berlaku saat ini.
Karena dengan sadar akan hukum dapat menciptakan keseimbangan, keselarasan dan
keserasian kehidupan masyarakat atas dasar kesadaran hukum yang berlaku. Kesadaran
hukum masyarakat ini seharusnya ditujukan pada perwujudan dari nilai-nilai yang ada di
Pancasila. Internalisasi nilai-nilai Pancasila ini sebenarnya adalah modal awal untuk
menciptakan masyarakat yang sadar akan hukum yang berlaku. Darji Darmodiharjo dan
Sidharta ( 2008 : 237 ) menjelaskan perlunya keberadaan dari nilai-nilai Pancasila antara lain :
1. Nilai Pancasila timbul dari bangsa Indonesia sebagai hasil penilaian dan pemikiran filsafat
bangsa Indonesia
2. Nilai-nilai Pancasila merupakan filsafat bangsa Indonesia yang paling sesuai, yang diyakini
oleh bangsa Indonesia sebagai petunjuk yang paling baik, benar, adil dan bijaksana dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
3. Nilai-nilai Pancasila mengandung nilai kerohanian
Maka dengan kata lain nilai-nilai Pancasila ini menjadi das Sollen ( seharusnya ) yang
diwujudkan menjadi suatu kenyataan ( das sein ).
Menurut Kaelan ( 2002 : 248 ) realisasi dari internalisasi nilai-nilai pancasila dapat diperoleh
hasil sebagai berikut :
1. Pengetahuan, meliputi aktualisasi biasa, pengetahuan ilmiah dan pengetahuan filsafat.
2. Kesadaran, selalu mengetahui pertumbuhan keadaan yang ada dalam diri sendiri
3. Ketaatan yaitu selalu dalam keadaan sedia untuk memenuhi wajib lahir dan batin
4 Kemampuan kehendak, yang cukup kuat sebagai pendorong untuk melakukan perbuatan
5. Watak dan hati nurani agar orang selalu mawas diri
Maka dari pernyataan Kaelan ini sesuai dengan apa yang menjadi tujuan dari
Pancasila dimana internalisasi nilai-nilai Pancasila bisa membangun kesadaran hukum dan
arahnya untuk bisa menaati peraturan hukum yang berlaku. Masyarakat saat ini dituntut harus
mampu untuk bisa menginternalisasi nilai-nilai yang tekandung di Pancasila dalam kehidupan
sehari-hari sebagai tumpuan dasar untuk hidup di negara yang berdasarkan pada hukum.
Sehingga kongkretisitas dari menginternalisasikan nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila kepada masyarakat adalah membangun kesadaran masyarakat akan hukum yang
berlaku sehingga tercipta keselarasan hidup yang baik antara hukum dan masyarakat.
2.2 Kerangka Berfikir
Berdasarkan kerangka berfikir di atas Pendidikan memiliki jenjang, yaitu : pendidikan
dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Dimana masing masing jenjang memiliki
lulusan, diantaranya jenjang pendidikan dasar menghasilkan lulusan SD, jenjang pendidikan
menengah menghasilkan lulusan SMP dan SMA, sdangkan untuk pendidikan tinggi
menghasilkan lulusan D3/D4/S1/S2/S3.
Selain itu pendidikan juga memiliki mata pelajaran yang berbeda. Salah satunya
adalah Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). PKn memilki materi yaitu tentang pancasila.
Pancasila memilki 5 sila yaitu : Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan
beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan, dan keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia. Sila-sila
tersebut memilki nilai-nilai yang harus diamalkan dalam kehidupan sehari-hari, baik di
masyarakat, bangsa, maupun negara.
Dari dua arah pendidikan di atas dapat ditarik kesimpulan mengenai hubungan tingkat
kelulusan dengan pengamalan nilai-nilai pancasila. Berdasarkan keterangan tersebut maka
kedua aspek tersebut memiliki pengaruh atau tidak antara satu dengan yang lain.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
3.1.1 Jenis Penelitian
Ditinjau dari paradigma penelitian, maka penelitian ini merupakan penelitian
kuantitatif. Penelitian ini menggunakan data-data kuantitatif dengan komponen-komponen
metode ilmiah. Demikian pula dalam hal penentuan sampelnya, lebih menekankan pada
teknik-teknik probabilitas, sedangkan menurut jenisnya termasuk penelitian deskriptif karena
menggambarkan fenomena-fenomena yang ada. Dalam penelitian ini, peneliti tidak
melakukan manipulasi atau memberikan perlakuan-perlakuan tertentu terhadap variabel atau
merancang sesuatu yang diharapkann terjadi pada variabel, tetap semua kegiatan, keadaan,
kejadian, aspek, komponen atau variabel berjalan sebagaimana apa adanya.
Jadi, penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif korelatif, yaitu untuk mengetahui
pengaruh tingkat kelulusan masyarakat terhadap pengamalan nilai-nilai pancasila.
3.1.2 Metode Penelitian
Metode penelitian yang di pakai iyalah Metode kulitatif dan kuantitatif
3.1.4 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
3.1.5 Waktu Penelitiaan
Penelitian ini akan dilaksanakan pada :
Hari : Kamis
Tanggal : 23 November 2017
Waktu : 10.00 – selesai
3.2 Populasi dan Sampel
3.2.1 Populasi
Populasi dari penelitian ini adalah masyarakat khususnya Mahasiswa UINSU
3.2.2 Sampel
Sampel dari penelitian ini adalah satu Mahasiswa Jurusan Hes Muamalah, Pendidikan Agama
Islam , D3 Perbankan Syariah dari masing –masing Jurusan , 1 orang
Total : 3 orang
3.3 Variabel dan Definisi Operasional Variabel
3.3.1 Jurusan Kelulusan
Dari beberapa jurusan di UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
a.) Hes Muamalah
b.) Pendidikan Agama Islam
c.) D3 Perbankan Syariah
3.3.2 Nilai-nilai Pancasila
Pengamalan nilai-nilai pancasila dapat dilihat dari masing-masing sila pancasila. Adapun
nilai-nilai pancasila yang dimaksud adalah sebagai berikut :
a.) Sila ke-1 : Ketuhanan Yang Maha Esa
Mengajarkan untuk bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Indonesia memiliki agama dan
keyakinan yang berbeda. Indonesia memliki 5 agama yang di akui yaitu, Islam, Protestan,
Khatolik, Hindu, dan Budha. Walau kita berbeda tetapi kita harus hidup rukun dengan sikap
saling hormat-menghormati antar pemeluk agama lain di kehidupan sehari-hari agar terlihat
makna nilai-nilai pancasila dari sila pertama dalam kehidupan sehari-hari, bangsa dan negara
yaitu :
1.Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketakwaannya terhadap Tuhan Yang
Maha Esa.
2.Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan
agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan
beradab.
3.Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama
dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
4.Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa.
5.Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang menyangkut
hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
6.Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan
agama dan kepercayaannya masing-masing.
7.Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada
orang lain.
b.)Sila ke-2 : Kemanusiaan yang Adil dan Beradap
Mengajarkan untuk memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai
makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Menjunjung nilai – nilai kemanusiaan. Dalam kehidupan
sehari-hari dapat kita lakukan dengan membantu orang yang kesusahan tanapa memanda dari
agama, derajat, ras dan golongan lainnya. Makna nilai-nilai pancasila dari sila kedua dalam
kehidupan sehari-hari, bangsa dan negara yaitu :
1.Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai
makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
2.Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa
membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial,
warna kulit dan sebagainya.
3.Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
4.Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
5.Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
6.Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
7.Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
8.Berani membela kebenaran dan keadilan.
9.Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.
10.Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.
c.)Sila ke-3 : Persatuan Indonesia
Menggambarkan Pancasila. Bhineka Tunggal Ika, yang artinya walaupun berbeda-beda tetapi
tetap satu jua. Indonesia memiliki bermacam-macam suku, adat, budaya, dan berjuta-juta
penduduk yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Persatuan itu mendorong untuk
tercapainya kehidupan yang bebas di Negara yang Merdeka dan Berdaulat. Contoh dalam
kehidupan sehari-hari yaitu, kita berteman dengan semua orang walau berbeda suku dan
agama, mengikuti kegiatan perlombaan memperingati Kemerdekaan Republik Indnesia 17
Agustus 1945. Makna nilai-nilai pancasila dari sila ketiga dalam kehidupan sehari-hari,
bangsa dan negara yaitu :
1.Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan
negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
2.Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan.
3.Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
4.Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.
5.Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan
keadilan sosial.
6.Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.
7.Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
d.)Sila ke-4 : Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan
perwakilan
Sebagai warga negara dan warga-masyarakat Indonesia mempunyai kedudukan, hak dan
kewajiban yang sama dalam keputusan yang menyangkut kepentingan bersama terlabih
dahulu diadakan musyawarah, dan keputusan musyawarah diusahakan secara mufakat.
Menghormati setiap hasil keputusan musyawarah dan melaksanakannya dengan rasa
tanggungjawab. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral
kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, serta nilai-
nilai kebenaran dan keadilan. Makna nilai-nilai pancasila dari sila keempat dalam kehidupan
sehari-hari, bangsa dan negara yaitu :
1.Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai
kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama.
2.Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
3.Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.
4.Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
5.Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil
musyawarah.
6.Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan
musyawarah.
7.Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan
golongan.
8.Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.
9.Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan
Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan
keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.
10.Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan
pemusyawaratan.

e.)Sila ke-5 : Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Dalam Menyadari hak dan kewajiban yang sama untuk menciptakan keadilan sosial dalam
kehidupan masyarakat indonesia. Bersikap adil terhadap sesama, menjaga keseimbangan
antara hak dan kewajiban serta menghormati hak-hak orang lain. Memupuk sikap suka
bekerja keras dan menghargai karya orang lain yang bermanfaat, serta bersama-sama
mewujudkan kemajuan yang merata dan kesejahteraan bersama. Makna nilai-nilai pancasila
dari sila keelima dalam kehidupan sehari-hari, bangsa dan negara yaitu :
1.Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana
kekeluargaan dan kegotongroyongan.
2.Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
3.Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
4.Menghormati hak orang lain.
5.Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
6.Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang
lain.
7.Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup
mewah.
8.Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan
umum.
9.Suka bekerja keras.
10.Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan
bersama.
11.Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan
berkeadilan sosial.
3.4 Teknik dan Instumen Pengumpulan Data
3.4.1 Teknik Penelitian
Penelitian ini menggunakan teknik wawancara dan menjawab pertanyaan angket yang
telah disediakn oleh peneliti sebagai bahan untuk pengolahan data mengenai pengamalan
nilai-nilai pancasila di dalam masyarakat tersebut.
Artinya angket yang merupakan daftar pertanyaan diberikan langsung kepada
masyarakat sebagai subyek penelitian, dan dalam mengisi angket, masyarakat diharuskan
memilih dari jawaban yang telah disediakan.
Setiap pernyataan dengan katagori respons diberi nilai bilangan. Respons positif diberi
nilai paling tinggi dan respons negatif diberi nilai paling rendah. Seperti yang diungkapkan
oleh Sugiyono, skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi
seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena social (Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif dan R & D, 2010:65)
3.4.2 Instumen Penelitian
3.4.2.1 Agket
Berikut adalah instrument dalam bentuk angket penelitian tentang pengamalan nilai-nilai
pancasila dalam masyarakat :
Skala Sikap
Kesadaran terhadap Nilai-Nilai Pancasila

Petunjuk Pengisian!
1. Bacalah baik-baik dan hati-hati pernyataan yang akan anda sikapi.
2. Berikan sikap anda dengan memberi tanda (√) pada salah satu kolom yang terdiri dari :
SS= sangat setuju
S= setuju
E= netral
TS= tidak setuju
STS= sangat tidak setuju
3. Sikap positif selalu tunjuk dengan memilih S atau SS. Sebaliknya sikap negatif selalu
ditunjukkan dengan memilih TS atau STS, tergantung jenis pertanyaannya . maka bacalah
baik-baik dan hati-hati.
Nama :
Nim :
Kelas :
Jurusan :
Fakultas :
Universitas :
N Pertanyaan Sikap
O SS S E TS STS
1 Orang boleh percaya tidak percaya adanya tuhan
2 Sesama pemeluk agama harus saling menghormati
3 Ajaran atheis (anti tuhan) diperbolehkan
4 Dilarang memaksakan sesuatu agama pada orang lain
5 Semua gama adalah baik
6 Setiap manusia memepunyai harkat dan martabat sama
7 Presiden indonesia seharusnya dari suku jawa
8 Penerimaan CPNS harus mengutamakan putra daerah
9 Sesama manusia harus saling tolong menolong
10 Pengidap virus HIV/AIDS harus dikucilkan
11 NKRI hargamati
12 WNI harus siap perang bila diperlukan negara
13 Orang pandai lebih enak kerja di luar negeri
14 Kita malu menjadi bangsa indonesia
15 Bhineka tunggal ika
16 Utamakan voting dari pada musyawarah mufakat
17 Boleh memaksakan kehendak
18 Walk out(keluar) saat proses musyawarah
19 Mempercayai wakil rakyat yang kita pilih
20 Tidak melaksanakan putusan yang bukan usulan kita
21 Saat ini gotong royong sudah tidak relevan
22 Menghormati dan menghargai hak orang lain
23 Mengutamakan hak dari pada kewajiban
24 Bersikap adil terhadap sesama
25 Menggunakan hak milik sesuka hati

Rentang skor Kualifikasi


0-49 Sangat kurang
50-59 kurang
60-69 Sedang/cukup
70-79 Baik
80-100 Sangat baik

Total skor Kualifikasi


BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA
UTARA , dan penelitian ini dilakukan pada 3 mahasiswi , instrumen yang diberikan kepada 3
mahasiswi dari jurusan yang berbeda adalah angket berupa pertanyaan dan mahasiswi di
suruh menceklis untuk menjawab pertanyaan dari angket yang telah diberikan , pengumpulan
data dari angket yang di kumpul
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil penelitian dari ke 3 mahasiswi UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA
UTARA , bahwa dari skor angket yang telah di lihat , bahawa skornya di atas sedang/cukup
berarti menunjukan bahwa niali nilai pancasila dari 3 mahasiswi UINSU masih terdapat nilai
nilai pancasila yang baik.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian ini adalah , bahwa penelitian yang dilakukan pada
Mahasiswi UINSU dari berbagai jurusan , bahwa nilai-nilai pancasila mahasiswi tersebut
sangat baik.
5.2 Saran
Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran agar Mini riset ini bisa menjadi lebih
baik lagi , dan saran buat masyarakat dan mahasiswa agar nilai nilai pancasila agar di
tanamkan pada diri masing masing dan di lakukan dalam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA

http://miftachr.wordpress.com/2012/10/13/internalisasi-nilai-nilai-pancasila-untuk-
membangun-kesadaran-hukum-di-masyarakat/
http://edukasi.kompasiana.com/2012/10/18/pancasila-dalam-kehidupan-sehari-hari-
502474.html
http://filsafat.kompasiana.com/2012/11/04/nilai-pancasial-dalam-masyarakat-indonesia-
kekinian-506538.html
http://fourseasonnews.blogspot.com/2012/09/pengertian-tingkat-pendidikan.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan_di_Indonesia
LAMPIRAN
Skala Sikap
Kesadaran terhadap Nilai-Nilai Pancasila

Petunjuk Pengisian!
1. Bacalah baik-baik dan hati-hati pernyataan yang akan anda sikapi.
2. Berikan sikap anda dengan memberi tanda (√) pada salah satu kolom yang terdiri dari :
SS= sangat setuju
S= setuju
E= netral
TS= tidak setuju
STS= sangat tidak setuju
3. Sikap positif selalu tunjuk dengan memilih S atau SS. Sebaliknya sikap negatif selalu
ditunjukkan dengan memilih TS atau STS, tergantung jenis pertanyaannya . maka bacalah
baik-baik dan hati-hati.
Nama : Khairun nisa damanik
Nim : 0301173488
Kelas : PAI-5 smester 1
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Fakultas : Ilmu tarbiyah dan keguruan
Universitas : UINSU
N Pertanyaan Sikap
O SS S E TS STS
1 Orang boleh percaya tidak percaya adanya tuhan √
2 Sesama pemeluk agama harus saling menghormati √
3 Ajaran atheis (anti tuhan) diperbolehkan √
4 Dilarang memaksakan sesuatu agama pada orang lain √
5 Semua gama adalah baik √
6 Setiap manusia memepunyai harkat dan martabat sama √
7 Presiden indonesia seharusnya dari suku jawa √
8 Penerimaan CPNS harus mengutamakan putra daerah √
9 Sesama manusia harus saling tolong menolong √
10 Pengidap virus HIV/AIDS harus dikucilkan √
11 NKRI hargamati √
12 WNI harus siap perang bila diperlukan negara √
13 Orang pandai lebih enak kerja di luar negeri √
14 Kita malu menjadi bangsa indonesia √
15 Bhineka tunggal ika √
16 Utamakan voting dari pada musyawarah mufakat √
17 Boleh memaksakan kehendak √
18 Walk out(keluar) saat proses musyawarah √
19 Mempercayai wakil rakyat yang kita pilih √
20 Tidak melaksanakan putusan yang bukan usulan kita √
21 Saat ini gotong royong sudah tidak relevan √
22 Menghormati dan menghargai hak orang lain √
23 Mengutamakan hak dari pada kewajiban √
24 Bersikap adil terhadap sesama √
25 Menggunakan hak milik sesuka hati √

Rentang skor Kualifikasi


0-49 Sangat kurang
50-59 kurang
60-69 Sedang/cukup
70-79 Baik
80-100 Sangat baik

Total skor Kualifikasi


83 Sangat baik
Skala Sikap
Kesadaran terhadap Nilai-Nilai Pancasila

Petunjuk Pengisian!
1. Bacalah baik-baik dan hati-hati pernyataan yang akan anda sikapi.
2. Berikan sikap anda dengan memberi tanda (√) pada salah satu kolom yang terdiri dari :
SS= sangat setuju
S= setuju
E= netral
TS= tidak setuju
STS= sangat tidak setuju
3. Sikap positif selalu tunjuk dengan memilih S atau SS. Sebaliknya sikap negatif selalu
ditunjukkan dengan memilih TS atau STS, tergantung jenis pertanyaannya . maka bacalah
baik-baik dan hati-hati.
Nama : Dina aulia saragih
Nim : 54153078
Kelas :D
Jurusan : D3 perbankan syariah
Fakultas : Ekonomi & bisnis islam
Universitas : UINSU
N Pertanyaan Sikap
O SS S E TS STS
1 Orang boleh percaya tidak percaya adanya tuhan √
2 Sesama pemeluk agama harus saling menghormati √
3 Ajaran atheis (anti tuhan) diperbolehkan √
4 Dilarang memaksakan sesuatu agama pada orang lain √
5 Semua gama adalah baik √
6 Setiap manusia memepunyai harkat dan martabat sama √
7 Presiden indonesia seharusnya dari suku jawa √
8 Penerimaan CPNS harus mengutamakan putra daerah √
9 Sesama manusia harus saling tolong menolong √
10 Pengidap virus HIV/AIDS harus dikucilkan √
11 NKRI hargamati √
12 WNI harus siap perang bila diperlukan negara √
13 Orang pandai lebih enak kerja di luar negeri √
14 Kita malu menjadi bangsa indonesia √
15 Bhineka tunggal ika √
16 Utamakan voting dari pada musyawarah mufakat √
17 Boleh memaksakan kehendak √
18 Walk out(keluar) saat proses musyawarah √
19 Mempercayai wakil rakyat yang kita pilih √
20 Tidak melaksanakan putusan yang bukan usulan kita √
21 Saat ini gotong royong sudah tidak relevan √
22 Menghormati dan menghargai hak orang lain √
23 Mengutamakan hak dari pada kewajiban √
24 Bersikap adil terhadap sesama √
25 Menggunakan hak milik sesuka hati √

Rentang skor Kualifikasi


0-49 Sangat kurang
50-59 kurang
60-69 Sedang/cukup
70-79 Baik
80-100 Sangat baik

Total skor Kualifikasi


69 Sedang/cukup
Skala Sikap
Kesadaran terhadap Nilai-Nilai Pancasila

Petunjuk Pengisian!
1. Bacalah baik-baik dan hati-hati pernyataan yang akan anda sikapi.
2. Berikan sikap anda dengan memberi tanda (√) pada salah satu kolom yang terdiri dari :
SS= sangat setuju
S= setuju
E= netral
TS= tidak setuju
STS= sangat tidak setuju
3. Sikap positif selalu tunjuk dengan memilih S atau SS. Sebaliknya sikap negatif selalu
ditunjukkan dengan memilih TS atau STS, tergantung jenis pertanyaannya . maka bacalah
baik-baik dan hati-hati.
Nama : Mitha Aldhini Saragih
Nim : 0204163132
Kelas : Muamalah 3D
Jurusan : HES Muamalah
Fakultas : Syariah
Universitas : UINSU
N Pertanyaan Sikap
O SS S E TS STS
1 Orang boleh percaya tidak percaya adanya tuhan √
2 Sesama pemeluk agama harus saling menghormati √
3 Ajaran atheis (anti tuhan) diperbolehkan √
4 Dilarang memaksakan sesuatu agama pada orang lain √
5 Semua gama adalah baik √
6 Setiap manusia memepunyai harkat dan martabat sama √
7 Presiden indonesia seharusnya dari suku jawa √
8 Penerimaan CPNS harus mengutamakan putra daerah √
9 Sesama manusia harus saling tolong menolong √
10 Pengidap virus HIV/AIDS harus dikucilkan √
11 NKRI hargamati √
12 WNI harus siap perang bila diperlukan negara √
13 Orang pandai lebih enak kerja di luar negeri √
14 Kita malu menjadi bangsa indonesia √
15 Bhineka tunggal ika √
16 Utamakan voting dari pada musyawarah mufakat √
17 Boleh memaksakan kehendak √
18 Walk out(keluar) saat proses musyawarah √
19 Mempercayai wakil rakyat yang kita pilih √
20 Tidak melaksanakan putusan yang bukan usulan kita √
21 Saat ini gotong royong sudah tidak relevan √
22 Menghormati dan menghargai hak orang lain √
23 Mengutamakan hak dari pada kewajiban √
24 Bersikap adil terhadap sesama √
25 Menggunakan hak milik sesuka hati √

Rentang skor Kualifikasi


0-49 Sangat kurang
50-59 kurang
60-69 Sedang/cukup
70-79 Baik
80-100 Sangat baik

Total skor Kualifikasi


83 Sangat baik

Anda mungkin juga menyukai