Anda di halaman 1dari 26

STRANAS PENCEGAHAN KORUPSI FOKUS :

PERENCANAAN DAN
PENGANGGARAN
BERBASIS ELEKTRONIK

Disampaikan Oleh :
DR. ELFIN ELYAS, M.SI
INSPEKTUR III
POTRET HASIL PENGAWASAN UMUM PEMDA
INSPEKTORAT JENDERAL 2017 - 2019

Perencanaan & Pembagian Urusan


Penganggaran Pemerintahan
1. Telah diserahkan dokumen sarana dan prasarana, belum seluruhnya dilakukan
1. Tidak transparan; verifikasi.
2. Tidak selaras antara dokumen perencanaan dan dokumen anggaran; 2. telah diverifikasi, belum seluruhnya dicatat dalam neraca provinsi
3. Tahap penyusunan tidak semuanya dilalu dengan baik;
4. Besaran anggaran belum sesuai standar biaya;
5. Proses pembahasan dengan DPRD tidak sesuai dengan ketentuan;
6. Pokok pokok pikiran DPRD tidak sejalan dengan RKPD;
7. Pemecahan paket pada penetapan dokumen anggaran; dan Hibah dan Bansos
8. Tidak akuratnya RKPD-RPJMD, Renja RKPD-RKPD, KuA PPAS-RKPD
dan RKA SKPD 1. Penerima hibah tidak diuraikan terinci dalam RKA PPKD dan lampiran
APBD III/IV
2. Penerima hibah tidak melalui tim verifikasi
3. Tidak mendapatkan pertimbangan TAPD
Pajak dan Retribusi 4. Penerima hibah berulang
5. Tidak didukung oleh NPHD Pengadaan Barang & Jasa
1. Penurunan nilai potensi pendapatan daerah; 6. Tanpa usulan proposal
7. Tidak membuat laporan pertanggung jawaban 1. Perencanaan:
2. Pencatatan realisasi penerimaan tidak transparan;
✓ HPS tidak akurat
3. Bagi hasil pajak daerah yang tidak terdistribusi dengan baik;
✓ Tidak sesuai dengan kebutuhan rill
4. Manipulasi data wajib pajak.
✓ Spesifikasi diarahkan pada rekanan tertentu
✓ Mark up
Perizinan 2. Pemilihan:
Perjalanan Dinas ✓ Sistem evaluasi tidak akurat
1. Belum adanya peta tunggal; ✓ Benturan kepentingan
1. Melebihi Standar Biaya; 2. Tumpang tindih ijin/wewenang; 3. Pelaksanaan:
2. Fiktif; 3. Ijin tidak sesuai ketentuan; ✓ Fiktif
3. Tidak didukung bukti; 4. Proses izin yang Panjang; ✓ Tanpa jaminan pelaksanaan
4. Peruntukan yang tidak tepat; 5. Perusahaan tidak memiliki NPWP; ✓ Aset tidak dapat dimanfaatkan
5. Pemborosan; dan 6. 4000 izin tidak Cear and Clean; dan
6. Hasil perjalanan dinas yang tidak bermanfaat. 7. Pengusahan tidak membayar jaminan finansial.
Mengapa Harus Menjadi FOKUS
AKSI STRANAS ?
INDEKS PERSEPSI KORUPSI INDONESIA
SKOR DAN PERINGKAT IPK INDONESIA TAHUN 2018

Source Data ICP 2017

Sumber: Transparency International Indonesia: 2018


POSTUR APBN
PENDAPATAN BELANJA
2165,1 T 2461,1 T
PENDAPATAN
1786,4 T (PAJAK).
378,3 T (PNBP).

APBD PROV/KAB/KOTA T.A 2019 BEANJA Postur


1634 T (PUSAT)
PENDAPATAN:
PROV: 331, 43 T
BELANJA:
PROV: 349,65 T
826,8 T (TRANSFER KE DAERAH)
APBN/APBD
KAB/KOTA: 763,54 T

POSTUR APBD
KAB/KOTA: 804,20 T

PENDAPATAN

BELANJA

1634 T (PUSAT)

826,8 T (TRANSFER
KE DAERAH)
Stranas Pencegahan Korupsi di Daerah 5

DIM ENSI
Terdapat tiga klaster
KLASTER DIMENSI yang terdiri dari
enam dimensi dalam
Risiko Korupsi Potensi Korupsi alat monitoring
Dampak Korupsi

Partisipasi Akses Masyarakat


Masyarakat Sipil Kapasitas Masyarakat

Dampak Program Antikorupsi


Antikorupsi Capaian Program
Antikorupsi
Stranas Pencegahan Korupsi di Daerah 2

RISIKO KORUPSI
Potensi Korupsi Dampak Korupsi
PENEGAKAN
PERIZINAN HUKUM DAN
DAN TATA KEUANGAN REFORMASI
BIROKRASI
Perizinan Perizinan
KLASTER NIAGA NEGARA
DIMENSI 3.83 dan Tata 4.00 dan Tata
Niaga Niaga
Risiko Korupsi Potensi Korupsi 3.83 3.98 3.66
Dampak Korupsi 4 3.9 3.9

Partisipasi Akses Masyarakat Sipil 1.85 1.7 0.85 Keuangan Keuangan


Masyarakat Sipil Kapasitas Masyarakat Sipil 1.91 2.41 2.91
3.98 Negara 3.90 Negara Sangat Tinggi
Dampak Antikorupsi Program Antikorupsi 2 2.47 2.13 Cenderung Tinggi
Capaian Program Antikorupsi 3 3 3.13
Cenderung Rendah
Penegakan Penegakan
Rerata 2.77 2.86 2.76 3.66 3.90 Sangat Rendah
Hukum Hukum
Dan RB Dan RB Tidak Ada

Dari tabel di atas diketahui bahwa risiko korupsi pada fokus perizinan dan tata niaga (3.83) paling tinggi dibandingkan
dengan risiko korupsi pada fokus keuangan negara (3.98) serta fokus penegakan hukum dan reformasi birokrasi
(3.66). Hal ini berarti bahwa potensi dan dampak korupsi pada fokus perizinan dan tata niaga dianggap penting untuk
diperbaiki.
Stranas Pencegahan Korupsi di Daerah 3

PARTISIPASI
MASYARAKAT SIPIL
Sangat Tinggi
Cenderung Tinggi
Cenderung Rendah
Sangat Rendah • Dalam hal partisipasi masyarakat sipil, akses
Tidak Ada masyarakat sipil paling rendah pada sektor
Akses Masyarakat Kapasitas Masyarakat
penegakan hukum dan reformasi birokrasi (0.85).
Sedangkan akses masyarakat pada sektor perizinan
Perizinan Perizinan dan tata niaga serta keuangan negara relatif lebih
1.85 dan Tata 1.91 dan Tata
Niaga Niaga baik. Masing-masing pada rerata 1.85 dan 1.70 poin.

• Berbanding terbalik dengan akses masyarakat sipil,


Keuangan Keuangan
1.70 Negara 2.41 Negara
pada sisi kapasitas masyarakat sipil, pada fokus
penegakan hukum dan reformasi birokrasi, menurut
masyarakat sipil mempunyai rerata tertinggi (2.91).
Penegakan Penegakan
0.85 Hukum 2.91 Hukum Lebih baik dibandingkan pada fokus keuangan
Dan RB Dan RB
negara (2.41) serta perizinan dan tata niaga (1.91).
Monitoring dan Evaluasi Stranas
Pencegahan Korupsi di Daerah 4

DAMPAK ANTI
KORUPSI
Sangat Tinggi
Cenderung Tinggi
Cenderung Rendah
Sangat Rendah Tidak
Ada

Program Antikorupsi Capaian Program Antikorupsi

Perizinan Perizinan
2.00 danTata 3.00 dan Tata
Niaga Niaga Dalam klaster dampak antikorupsi, capaian program
antikorupsi pada fokus penegakan hukum dan reformasi
2.47 Keuangan
3.00 Keuangan birokrasi memperoleh rerata paling tinggi (3.13). Hal ini
Negara Negara
berarti capaian program antikorupsi layak mendapat
apresiasi. Di mana masyarakat merasakan capaian
Penegakan Penegakan program antikorupsi bisa sangat optimal jika masyarakat
2.13 Hukum 3.13 Hukum
Dan RB Dan RB merasakan dampaknya langsung.
EVALUASI PENCEGAHAN KORUPSI
BPK
GERAKAN YG PARTISIPASI POLITIS
SAMA DALAM MASYARAKAT (VARIETIES OF PELAYANAN PUBLIK
PENCEGAHAN DEMOCRACY PROJECT) TATA KELOLA
KEPUASAN
MASYARAKAT
FOKUS YG SAMA CPI
AREA PENCEGAHAN DUKUNGAN EKSTERNAL NARASI
ETIK
WAS APIP

APA PENGAWASAN MASYARAKAT HARUS


APAKAH STRANAS PK MEMEILIKI APAKAH KPK BEKERJA SENDIRI TANPA PERLU
DIKUATKAN KARENA PALING DEKAT DENGAN
GERAKAN DAN KESUNGGUHAN YG DUKUNGAN EKSTERNAL?
MASALAH


SEIRAMA ? APAKAH
  PENGAWASAN APIP
LEBIH KPD
 AKUNTABILITAS
PENGELOLAAN

APAKAH STRANAS PK SUNGGUH
KEUANGAN, BELUM
MENYENTUH KINERJA
FOKUS? DAN INTEGRITAS?
MANFAAT e- Planning/e Budgeting
Enter your subhead line here

KECEPATAN RESPONSIF PEMERINTAH


01 Option 01
40 Memperlancar berjalannya operasi pemerintah
untuk menjamin kecepatan respons terhadap
% kebutuhan masyarakat

02 Option 02
50 PELAYANAN
Pelayanan yang lebih baik dan cepat kepada
% masyarakat.
HUBUNGAN PEMERINTAH, MASY, BISNIS

03 Option 03
70 Peningkatan hubungan antara pemerintah, pelaku bisnis, dan
masyarakat umum. Dengan adanya keterbukaan (transparansi)
% diharapkan hubungan antara berbagai pihak menjadi lebih baik dan
mengurangi niat untuk melakukan korupsi.

04 Option 04
50 PEMBERDAYAAN
Pemberdayaan masyarakat melalui informasi yang mudah diperoleh..
%
PEMBERDAYAAN
05 Option 04 50% Menghapus hambatan dalam manajemen pemerintahan. Misalnya
kendala jarak/lokasi, kendala keterbatasan SDM,
Analisa Permasalahan Perencanaan dan Anggaran
1. Aplikasi perencanaan dan penganggaran yang banyak digunakan oleh Pemda
dikembangkan oleh BPKP, BPPT, Kemendagri, Pihak ketiga dan Pemda sendiri.
Beragamnya aplikasi yang digunakan oleh Pemerintah Daerah untuk berbagai
Analyze keperluan, namun tidak terintegrasi antara satu dengan yang lain, misalnya antara
400K aplikasi di proses perencanaan dan proses penganggaran, sehingga sumber daya di
daerah tersita sebagian besar waktunya untuk memenuhi permintaan pelaporan dari
Pusat dan input ke dalam sistem aplikasi yang berbedabeda. Meskipun sebagian besar
informasi yang diminta relatif sama dan pemenuhannya dilakukan secara manual.
2. Keterangan Ahli dari UGM, definisi “e” pada kata ePlanning dan eBudgeting
menunjukkan proses otomatisasi dalam suatu proses aktivitas dengan meminimalkan
7800K proses “key in” data. Suatu aplikasi yang berbasis Web service atau internet namun
Analyze masih ada proses “key in” atau inputing data secara manual maka tidak dapat disebut
sebagai telah berbasis elektronik atau “e”. Misalnya suatu aplikasi disebut “e Budgeting”
tapi Satuan Standar Harga (SSH) atau Analisis Standar Belanja (ASB) masih di input
manual (tidak diretrieve dari suatu database) maka aplikasi tersebut tidak dapat diklaim
sebagai e Budgeting. Fenomena terjadi di banyak daerah.
42K 3. Penyebab beragam dan tidak terintegrasinya berbagai aplikasi pengelolaan keuangan
Analyze daerah diantaranya karena: (a) Pengembangan aplikasi dibidang pengelolaan keuangan
daerah belum ditentukan oleh Pemerintah Pusat pengampunya (penangggung jawab
terkait standarisasi, pengembangan sistem, pemeliharaan dan lain lain). (b) Masih
adanya ego sektoral dalam pengembangan aplikasi-aplikasi tersebut
4. K/L pusat yang memiliki aplikasi pengelolaan keuangan daerah, belum memiliki SDM
dan infrastruktur yang memadai dalam pengembangan dan pemeliharaannya.
5. Frekuensi perubahan peraturan dan kebijakan Pusat cukup sering. Sehingga
menimbulkan kebingungan di daerah.

www.comany.com
APLIKASI PENGELOLAAN KEUANGAN
PUSAT DAN DAERAH Inspektorat Jenderal Kementerian Dalam Negeri 5

Terdapat lima klaster


1. Perencanaan
2.Penanggaran
3. Pengelolaan
Keuangan
4. PBJ
5. Monev
STRATEGI – Penyelesaian Masalah
Enter your subhead line here

APLIKASI TUNGGAL
1. Membangun aplikasi tunggal pengelolaan
keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah

2. MEMILIH SALAH SATU APLIKASI


Memilih salah satu aplikasi perencanaan dan
OPTION 02

penganggaran yang sudah ada saat ini untuk


dipakai oleh semua Pemerintah Daerah,
dengan sejumlah perbaikan

3. INTEROBERABILITAS
Membangun interoperabilitas aplikasi yang
sudah ada saat ini.
Analisis Kelebihan dan Kekurangan
Inspektorat Jenderal Kementerian Dalam Negeri

Kriteria : Institusi,
DIMENSI Biaya, Waktu,
Kompleksitas, Skala,
Potensi Korupsi Availablity, Security
Dampak Korupsi dan Resoures
Management
Akses Masyarakat
Kapasitas Masyarakat

Program Antikorupsi
Capaian Program
Antikorupsi
Analisis Kelebihan dan Kekurangan
Inspektorat Jenderal Kementerian Dalam Negeri

Kriteria : Institusi,
Biaya, Waktu,
Kompleksitas, Skala,
Availablity, Security
dan Resoures
Management
Analisis Kelebihan dan Kekurangan
Inspektorat Jenderal Kementerian Dalam Negeri

Kriteria : Institusi,
Biaya, Waktu,
Kompleksitas, Skala,
Availablity, Security
dan Resoures
Management
AKSI STRANAS – Integrasi Sistem Perencanaan dan Anggaran Berbasis
Elektronik

01 02 03 04
70 50 40 50
% % % %
TITLE GOES HERE TITLE GOES HERE TITLE GOES HERE TITLE GOES HERE

This is a sample text. You simply This is a sample text. You simply This is a sample text. You simply This is a sample text. You simply
add your own text and add your own text and add your own text and add your own text and
description here. This text is fully description here. This text is fully description here. This text is fully description here. This text is fully
editable. It can be replaced with editable. It can be replaced with editable. It can be replaced with editable. It can be replaced with
AKSI STRANAS – Integrasi Sistem Perencanaan dan Anggaran Berbasis Elektronik

NO AKSI KRITERIA UKURAN KODE TARGET TRIWULAN DATA DUKUNG


KEBERHASILAN KEBERHASILAN TARGET
TRIWULAN
1 Integrasi Sistem 1. Terwujudnya 1. Terwujudnya B03 Disepakatinya Road Map Dokumen kesepakatan dan
Perencanaan dan interoperabilitas sistem interoperabilitas sistem untuk integrasi seluruh dokumen road map integrasi
Penganggaran perencanaan dan perencanaan dan tahapan dalam siklus horisontal di daerah
Berbasis Elektronik. penganggaran berbasis penganggaran berbasis anggaran yang meliputi
elektronik. elektronik. perencanaan-
2. Meningkatnya kualitas 2. Meningkatnya kualitas penganggaran,
dokumen perencanaan dokumen perencanaan pelaksanaan, pelaporan
dan penganggaran. dan penganggaran. atau pertanggungjawaban
serta evaluasi atau audit
(integrasi horisontal) di
tingkat daerah
B06 Disepakatinya Bagan Akun Dokumen kesepakatan dan
Standar (BAS) informasi dokumen BAS
keuangan daerah yang terstandardisasi
digunakan pada seluruh
tahapan dalam satu siklus
anggaran daerah
B09 Terbahasnya RPP tentang Dokumen kesepakatan dan
Standardisasi BAS dokumentasi proses bisnis
yang terstandardisasi
B12 Dokumen kesepakatan dan Dokumen kesepakatan dan
dokumentasi proses bisnis prosses bisnis yang
yang terstandardisasi terstandardisasi
AKSI STRANAS – Integrasi Sistem Perencanaan dan Anggaran Berbasis Elektronik

NO AKSI KRITERIA UKURAN KODE TARGET TRIWULAN DATA DUKUNG


KEBERHASILAN KEBERHASILAN TARGET
TRIWULAN
2 Integrasi Sistem 1. Terwujudnya 3. Berfungsinya koneksi B18 Digunakannya platform Adanya platform teknologi
Perencanaan dan interoperabilitas sistem antara sistem teknologi informasi yang informasi yang
Penganggaran perencanaan dan perencanaan dan mengintegrasikan mengintegrasikan
Berbasis Elektronik.. penganggaran berbasis penganggaran berbasis perencanaan- perencanaan dan
elektronik. elektronik di tingkat penganggaran pusat penganggaran pusat dengan
2. Meningkatnya kualitas pusat dengan daerah dengan daerah daerah
dokumen perencanaan
dan penganggaran.
PROGRES AREA INTERVENSI STRANAS PK
PERENCANAAN DAN ANGGARAN APBD
Berfungsinya koneksi antara sistem perencanaan dan penganggaran di tingkat daerah (bagian dari Peraturan Presiden
Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik) dengan capaian 22,73%,
CAPAIAN B06 Inspektorat Jenderal Kementerian Dalam Negeri

BERFUNGSINYA KONEKSI ANTARA SISTEM PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN DI TINGKAT


PUSAT DENGAN CAPAIAN 22,50%

Capaian B06

Roapd Pedoman
75 Map 750 Renstra

Proses Terciptanya
0 Bisnis
0
Regilulasi

Disepakatin
75 yaRoad
Map
CAPAIAN B06 Inspektorat Jenderal Kementerian Dalam Negeri

Berfungsinya koneksi antara sistem perencanaan dan penganggaran di tingkat daerah (bagian dari Peraturan
Presiden Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik) dengan capaian 22,73%,

N
URAIAN TARGET CAPAIAN Capaian B06
O
1 Disepakatinya Road Map untuk integrasi seluruh tahapan dalam 75% Roapd RPP
75 Map 0 STANDARISASI
siklus anggaran yang meliputi perencanaan-penganggaran,
pelaksanaan, pelaporan atau pertanggungjawaban serta evaluasi BAS
atau audit (integrasi horisontal) di tingkat daerah

2 Disepakatinya Bagan Akun Standar (BAS) informasi keuangan 75% BAS


75 0
daerah yang digunakan pada seluruh tahapan dalam satu siklus seluruh
anggaran daerah tahapan

3 Disepakatinya Bagan Akun Standar (BAS) informasi keuangan 100% BAS


daerah yang digunakan pada seluruh tahapan dalam satu siklus 100 seluruh
anggaran daerah tahapan

4 Terbahasnya RPP tentang Standardisasi BAS 0%


ANGGARAN PENGAWASAN
Romawi V.54 PERMENDAGRI 33/2019 (PEDUM APBD 2020)

0,60% 0,30%
0,90% > Rp36 M > Rp60 M
1,0% 0,75% 0,50%

> Rp2 T

> Rp10T Rp1 T sd


Rp2 T
Rp4 T – Rp10 T
s.d Rp1 T
s.d Rp4 T

PROVI NSI KABUPATEN / KOTA


(DARI TOTAL BELANJA) (DARI TOTAL BELANJA)

Anda mungkin juga menyukai