Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan kebutuhan penting yang tidak dapat dielakkan
dalam kehidupan masyarakat, dengan adanya pendidikan akan dimungkinkan
terjadinya transfer ilmu, pandangan, nilai, teknologi, pendapat, keterampilan
ataupun yang lainnya. Pendidikan sendiri dapat diartikan sebagai usaha yang
dijalankan oleh seseorang atau sekelompok orang untuk mempengaruhi
seseorang atau sekelompok orang agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat
hidup dan penghidupan yang lebih tinggi (mental) (Trinova, Z., 2013).
Pendidikan yang diterima oleh seseorang memiliki beberapa fungsi yang
tertuang dalam undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional yang menyatakan bahwa: Pendidikan Nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk serta peradaban bangsa yang
bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan
bertaqwa kepada tyuhan yang maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab (Oemar Hamalik: 2009, h. 131-132).
Dalam rangka mencapai tujuan dan fungsi tersebut, maka dibutuhkan
proses pembelajaran yang sesuai dengan masing-masing siswa. Seiring
dengan perkembangan zaman, kebutuhan pendidikan masing-masing anak
semakin bervariasi, oleh karena itu diperlukan proses maupun pendekatan
pendidikan yang sesuai bagi siswa. Salah satu pendekatan pembelajaran yang
dianggap tepat untuk dipakai dalam dunia pendidikan saat ini adalah
pendekatan student center learning. Dimana dalam penggunaan pendekatan
ini, siswa tidak hanya berperan sebagai objek tetapi juga sebagai subjek dan
pelaksanaan proses belajar-mengajar dengan sistem Cara Belajar Siswa Aktif.
Selain itu, proses student centered learning menekankan pada minat,
kebutuhan dan kemampuan individu, menjanjikan model belajar yang
menggali motivasi intrinsik untuk membangun masyarakat yang suka dan
selalu belajar. Pendekatan ini sekaligus dapat mengembangkan kualitas
sumber daya manusia yang dibutuhkan masyarakat seperti kreativitas,
kepemimpinan, rasa percaya diri, kemandirian, kedisiplinan, kekritisan dalam
berpikir, kemampuan berkomunikasi dan bekerja dalam tim, keahlian teknis,
serta wawasan global untuk dapat selalu beradaptasi terhadap perubahan dan
perkembangan. Oleh karena itu, pendekatan ini dianggap sesuai dan tepat
dalam mengcover masing-masing keterampilan dan minat siswa yang
berbeda-beda (Trinova, Z., 2013).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka dapat diambil
rumusan masalah sebagai berikut.
1. Bagaimana pengertian dari pendekatan student center learning?
2. Bagaimana karakteristik pembelajaran berbasis student center learning?
3. Bagaimana prinsip dari pendekatan student center learning?
4. Baimana langkah-langkah pendekatan student center learning?
5. Bagaimana tahapan-tahapan pembelajaran berbasis student center
learning?
6. Bagaimana factor dan prinsip student center learning?
7. Bagaimana kelebihan dan kekurangan dari pendekatan student center
learning?
C. Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dipaparkan,
maka dapat diambil tujuan sebagai berikut.
1. Mengetahui pengertian dari pendekatan student center learning
2. Mengetahui karakteristik pembelajaran berbasis student center learning
3. Mengetahui prinsip dari pendekatan student center learning
4. Mengetahui langkah-langkah pendekatan student center learning
5. Mengetahui tahapan-tahapan pembelajaran berbasis student center
learning
6. Mengetahui factor dan prinsip student center learning?
7. Mengetahui kelebihan dan kekurangan dari pendekatan student center
learning
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Student Center Learning
Student Center Learning merupakan hasil dari transisi perpidahan
kekuatan dalam proses pembelajaran, dari kekuatan guru sebagai pakar
menjadi kekuatan siswa sebagai pembelajar. Perubahan ini terjadi setelah
banyak harapan untuk memodifikasi atmosfer pembelajaran yang
menyebabkan siswa menjadi pasif, bosan dan resisten (Rogers, 1983),
Menurut pendapat lain Student Center Learning merupakan sebuah kutub
proses pembelajaran yang menekankan siswa sebagai pembangun
pengetahuan sedangkan kutub yang lain adalah guru sebagai agen yang
memberikan pengetahuan (Kember 1997). Student Center Learning
menekankan pada siswa sebagai pembelajar dan apa yang dilakukan siswa
untuk sukses dalam belajar dibanding dengan apa yang dilakukan oleh guru
(Harden dan Crosby, 2000).
Menurut Azhar (2012) Pendekatan Student Centered Learning (SCL)
adalah suatu model pembelajaran yang menempatkan peserta didik sebagai
pusat dari proses belajar. Dalam menerapkan konsep Student Centered
Leaning, peserta didik diharapkan sebagai peserta aktif dan mandiri dalam
proses belajarnya, yang bertanggung jawab dan berinitiatif untuk mengenali
kebutuhan belajarnya, menemukan sumber-sumber informasi untuk dapat
menjawab kebutuhannya, membangun serta mempresentasikan
pengetahuannya berdasarkan kebutuhan serta sumber-sumber yang
ditemukannya. Dalam batas-batas tertentu peserta didik dapat memilih sendiri
apa yang akan dipelajarinya (Mujiono, 1994).
B. Karakteristik Pendekatan Student Center Learning
Pendekata student center learning memiliki beberapa karakteristik yang
menyangkut dari aspek pengajar, siswa materi, dan tekhnik penyampaian,
yaitu.
1. Pengajar berperan sebagai penunjang, dalam hal ini bertugas sebagai
perantara pembelajaran yang membantu mengarahkan siswa, dan apabila
perlu ikut dalam membantu siswa dalam mengembangkan materi yang
ada.
2. Pengajar berwawasan luas dan bersifat terbuka terhadap masukan
maupun kritikan yang membangun bagi siswanya.
3. Pengajar menggunakan cara penyampaian materi yang dianggap sesuai
dengan kebutuhan dan kondisi siswa, dalam hal ini tidak menutup
kemungkinan seorang pengajar menggunakan cara pengajaran yang
berbeda untuk setiap kelas.
4. Siswa merupakan tokoh utama pembelajaran yang memiliki wewenang
untuk menentukan apa saja yang akan dipelajari terkait dengan materi
yang ada termasuk cara penyampaiannya.
5. Siswa merupakan tokoh yang aktif pada proses pembelajaran yang
senantiasa memberikan gagasan, baik saran dan kritik. Mereka bukan
hanya menerima materi dari pengajar melainkan juga ikut serta dalam
merumuskan, mengembangkan dan memproses materi pembelajaran.
6. Siswa mampu untuk mengembangkan materi belajar secara mandiri,
dimana saja, kapan saja, bukan hanya di kelas atau di tempat pengajar
berada.
7. Siswa mampu merumuskan harapan mereka terhadap proses
pembelajaran dan mengukur kinerja mereka sendiri.
8. Siswa saling berkolaborasi satu sama lain.
9. Siswa memantau pembelajarannya sendiri, sehingga mampu untuk
merumuskan strategi pembelajaran yang tepat untuk mencapai hasil yang
optimal.
10. Siswa termotivasi untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkannya
sendiri.
11. Siswa memilih anggota kelompoknya sendiri dan menemukan bagaimana
cara bekerja dalam kelompok tersebut.
12. Materi pembelajaran bersifat sebagai arahan bukan patokan
pembelajaran, sehingga pengajar dan siswa tidak hanya terpaku pada
materi yang ada, namun kreatif untuk mengembangkannya secara
berkelanjutan.
13. Pembelajaran adalah proses pencarian ilmu pengetahuan secara aktif atau
proses perumusan ilmu bukan proses penangkapan ilmu semata.
14. Siswa membangun pengetahuannya sendiri melalui proses pembelajaran
pribadi yang dilaluinya. Hubungan timbal balik antara siswa dengan
komponen-komponen lain penyusun proses pembelajaran yang tercipta
pada beberapa aktivitas, seperti skilled instructor, online curiculum,
online asessment, communities, optimal textbook, projek and case
studies, instruction multimedia, simulation, remote lab, handon skill
exams, handon lab.
15. Menempatkan siswa sebagai subjek belajar, artinya siswa berperan aktif
dalam setiap proses pembelajaran dengan cara menemukan dan menggali
sendiri materi pelajaran.
16. Siswa yang mendominasi pembelajaran, sedangkan guru hanya sebagai
fasilitator (mitra pembelajaran).
Sedangkan karakteristik model pembelajaran berbasis student centered
learning menurut Wina Sanjaya, yaitu:
1. Mengajar berpusat pada siswa bukan pada guru
2. Proses pembelajaran berlangsung dimana saja
3. Pembelajaran berorientasi pada pencapaian tujuan
4. Suasana berpusat pada mahasiswa
5. Siswa yang mengendalikan proses
6. Siswa yang bertanggung jawab
7. Pembelajaran bersifat kooperatif, kolaboratif, atau independen. Siswa
harus saling bekerja sama. Siswa berkompetisi dengan kinerja mereka
sebelumnya (Wina Sanjaya, 2007, h. 97-98)
C. Prinsip-prinsip Pendekatan Student Center Learning
1. Tanggung jawab, yaitu peserta didik mempunyai tanggung jawab pada
pelajarannya. Dengan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
mempunyai tanggung jawab pada pelajarannya, peserta didik diharapkan
akan lebih berusaha dan lebih termotivasi dalam memaknai pelajarannya.
2. Peran serta, yaitu peserta didik harus berperan aktif dalam pembelajaran.
Dengan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk berperan serta
dalam pembelajaran, diharapkan siswa dapat mengembangkan potensinya
secara maksimal sehingga mendorong bertumbuhnya kreativitas dan
inovasi.
3. Keadilan, yaitu semua peserta didik mempunyai hak yang sama untuk
tumbuh dan berkembang. Dengan kesempatan yang sama untuk tumbuh
dan berkembang tersebut akan menutup keunggulan hanya
didominasimahasiswa tertentu saja dan diharapkan semua peserta didik
dapat bersama-sama berhasil mencapai tujuan secara maksimal.
4. Mandiri, yaitu semua peserta didik harus mengembangkan segala
kecerdasannya (intelektual, emosi, moral, dsb) karena guru hanya
fasilitator dan nara sumber (mitra belajar).
5. Berfikir kritis dan kreatif, yaitu peserta didik harus menggunakan segala
kecerdasan intelektual dan emosinya yang berwujud kreativitas, inovasi,
dan analisa untuk mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi karena
siswa akan mengalami perpaduan antara prakonsepsi dan konsepsi.
6. Komunikatif, yaitu peserta didik harus menggunakan kemampuannya
berkomunikasi baik lisan maupun tertulis karena boleh jadi siswa melihat
konsep dengan cara yang berbeda sebagai hasil pengalaman hidupnya,
sehingga diperlukan media dan sarana yang efektif untuk menyamakan
presepsi.
7. Kerjasama, yaitu kondisi dimana para peserta didik dapat saling bersinergi
dan saling mendukung pencapaian keberhasilan atau tujuan yang
ditetapkan dalam pembelajaran.
8. Integritas, yaitu peserta didik harus menunjukkan perilaku moralitas tinggi,
dan percaya diri dalam melaksanakan segala sesuatu yang diyakininya
dalam situasi apapun.
D. Langkah-langkah Pendekatan Student Center Learning
Menurut Zaenal Mustakim (2011) Pembelajaran yang berpusat pada siswa
(Student Centered Learning) memiliki langkah-langkah yang yang menuntut
partisipasi aktif dari siswa, sebagai berikut.
1. Berbagi informasi (Information Sharing) dengan cara curah gagasan
(Brainstorming), kooperatif, kolaboratif, diskusi kelompok (Gruop
Discussion), diskusi panel (Panel Discussion), simposium, dan seminar.
2. Belajar dari pengalaman (Experience Based) dengan cara simulasi,
bermain peran (Roleplay), permainan (Game), dan kelompok temu.
3. Pembelajaran melalui pemecahan masalah (Problem Solving Based)
dengan cara studi kasus, tutorial, lokakarya (Mujiono, 1994).
E. Tahapan-tahapan Pembelajaran Berbasis Student Center Learning
a) Tahap Pra Instruksional
Tahap Pra Instruksional merupakan tahapan yang ditempuh guru pada
saaat ia memulai proses pembelajaran. Langkahlangkah pada tahap ini,
yaitu:
1. Guru mengucapkan salam
2. Guru dan siswa bersama-sama membaca surat pendek
3. Guru menanyakan keadaan siswa dan mencatat kehadiran siswa
4. Guru melakukan apersepsi dan motivasi
5. Guru memberikan kesempatankepada siswa untuk bertanya mengenai
bahan pelajaran yang belum dikuasai dan pelajaran yang telah dipelajari
sebelumnya
b) Tahap Instruksional
Tahap Instruksional merupakan tahapan pengajaran/tahapan inti, yakni
tahapan memberikan bahan pembelajaran yang telah disusun guru pada hari
sebelumnya. Langkah-langkah pada tahapan ini, yaitu:
1. Guru menuliskan tujuan pembelajaran
2. Guru mencatatkan atau menjelaskan pokok materi yang akan dipelajari
3. Guru menjelaskan kegiatan belajar yang akan dilakukan siswa
4. Guru menggunakan alat bantu
5. Guru menggunakan contoh-contoh yang konkret
6. Guru memberikan penguatan
c) Tahap Evaluasi
Tahap Evaluasi merupakan tahapan penilaian dalam kegiatan pembelajaran.
Tujuannya adalah untuk mengetahui tindakan keberhasilan tahapan kedua
(instruksional).
1. Guru bersama siswa menyimpulkan pelajaran
2. Guru memberikan tes formartif
3. Guru menjelaskan dan memberitahu materi yang akan dipelajari
berikutnya
4. Guru menutup pembelajaran dengan membaca Hamdalah dan Salam
F. Faktor dan Prinsip Student Center Learning
Secara psikologis, terdapat 5 faktor yang dapat mempengaruhi SCL,
yaitu (1) cognitive dan metacognitive, (2) affective, (3) students’
development, (4) students’ personal dan social, dan (5) students’ diversity.
1) Faktor cognitive dan metacognitive. Faktor ini menggambarkan
bagaimana pebelajar berpikir dan mengingat dalam rangka pembentukan
makna informasi dan pengalaman. Ada 4 prinsip yang melandasi faktor
ini. Pertama, landasan pembelajaran, yaitu suatu proses alamiah untuk
mencapai tujuan yang bermakna secara pribadi, bersifat aktif, dan
melalui mediasi secara internal. Proses pencarian dan pembentukan
informasi dan pengalaman yang bermakna dilakukan melalui
prosesproses unik, melibatkan perasaan, dan pemikiran. Kedua, tujuan
pembelajaran, bahwa proses pemaknaan informasi dan pengalaman
direpresentasikan oleh kuantitas dan kualitas data yang tersedia. Ketiga,
pembentukan pengetahuan, dilakukan dengan mengaitkan informasi baru
yang diperoleh dengan existing knowdge dengan cara-cara unik,
personal, dan penuh makna melalui proses asimilasi dan/atau akomodasi.
Keempat, pemberdayaan higher order thinking, bahwa proses mental
terjadi secara optimal apabila critical dan creative thinking dapat diolah
secara optimal.
2) Faktor affective. Faktor ini menggambarkan pengaruh keyakinan, emosi,
dan motivasi terhadap proses belajar. Sikap dan persepsi positif terhadap
belajar sangat menentukan kapasitas dan kualitas belajar. Sikap dan
persepsi tersebut dapat menjelma dalam bentuk: kesadaran diri,
keyakinan kontrol diri, kompetensi, kejelasan nilai-nilai personal, minat,
dan tujuan, harapan pribadi terhadap kesuksesan dan kegagalan, emosi
dan kondisi pikiran secara umum, dan rasa ingin tahu. Sikap dan persepsi
yang positif pebelajar dapat distimulasi dengan penyediaan tugas-tugas
yang relevan, otentik, memiliki tingkat kesulitan yang memadai, dan
mengandung aspek kebaharuan.
3) Faktor Students’ development. Faktor ini mengambarkan bahwa kondisi
fisik, intelektual, emosional, dan sosial dipengaruhi oleh faktor keturunan
dan lingkungan pebelajar.
4) Faktor Personal dan Social. Faktor ini menggambarkan bahwa
keoptimalan PBP sangat ditentukan oleh pengaruh pebelajar lain sebagai
model dan cara-cara belajar dalam kelompok. Prinsip ini mencerminkan
bahwa dalam interaksi sosial pebelajar melakukan sharing belajar dan
dapat saling menolong melalui berbagai perspektif individual.
Pembelajaran dan harga diri sangat terkait ketika individu dihargai dan
dalam hubungan yang saling peduli satu dengan yang lain, sehingga
mereka saling memahami dalam pemberdayaan keragaman potensi dan
bakat.
5) Faktor Students’ diversity. Faktor ini menggambarkan pengaruh
perbedaan-perbedaan latar belakang individu dan kapasitas pebelajar
terhadap pembelajaran. Faktor ini memiliki implikasi bahwa pebelajar
memiliki hak untuk dilayani sesuai dengan keunikannya masing-masing.
Di samping itu, masingmasing juga membutuhkan waktu yang berbeda
dan dengan cara-cara yang berbeda untuk mempelajari materi pelajaran.
Interpretasi yang dihasilkan dalam penciptaan gagasan juga berbeda antar
pebelajar.
G. Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Student Center Learning
Penerapan pendekatan student center learning dalam proses
pembelajaran memiliki berbagai kelebihan dan kekurangan sebagai berikut.
 Kelebihan Pendekatan Student Centered Learning
1. Menyertakan peserta didik di dalam proses pembelajaran.
2. Mendorong peserta didik untuk memiliki pengetahuan yang lebih
banyak/luas/ dalam.
3. Menjalin peserta didik dengan kehidupan nyata.
4. Mendorong terjadinya pembelajaran secara aktif.
5. Mengarahkan peserta didik untuk mengenali dan menggunakan
berbagai macam gaya belajar.
6. Memperhatikan kebutuhan dan latar belakang peserta didik.
7. Memberi kesempatan untuk pengembangan berbagai strategi
assessment.
 Kekurangan Pendekatan Student Centered Learning
1. Untuk peserta didik dalam jumlah besar sulit untuk
diimplementasikan.
2. Ada kemungkinan untuk menggunakan waktu yang lebih banyak.
3. Belum tentu efektif untuk seluruh kurikulum.
4. Belum tentu sesuai untuk peserta didik yang tak terbiasa aktif,
mandiri, dan demokratis.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan diatas dapat disimpulkan
bahwa pendekatan student center learning adalah suatu model pembelajaran
yang menempatkan peserta didik sebagai pusat dari proses belajar. Prinsip-
prinsip dari pendekatan student center learning adalah tanggung jawab, peran
serta, keadilan, mandiri, berpikir kritis dan kreatif, komunikatif, kerjasama,
dan integritas. Dengan langkah-langkah pendekatan berupa berbagi informasi,
belajar dari pengalaman, dan pembelajaran melalui pemecahan masalah.
Tahapan-tahapan dalam pembelajaran student center learning adalah tahap
pra intruksional, intruksional, dan tahap evaluasi. Factor-faktor yang
memengaruhi student center learning secara psikologis adalah (1) cognitive
dan metacognitive, (2) affective, (3) students’ development, (4) students’
personal dan social, dan (5) students’ diversity.
B. Saran
Saran yang dapat disampaikan oleh penulis adalah
1. Bagi tenaga pendidik diharapkan dapat menerapkan pendekatan dan model
pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa
2. Bagi penulis dihaapkan membuat kajian tentang pendekatan student center
learning lebih lanjut
Daftar Pustaka
Mujiono. 1994. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Dirjen Dikti Depdikbud.
Zaenal Mustakim. 2011. Strategi dan Metode Pembelajaran . Pekalongan:
STAIN.
Sanjaya, Wina, 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Mulyasa, E., 2009. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.
Santaya, I Wayan. 2018. Student Centered Learning: Alternatif Pembelajaran
Inovatif Abad 21 untuk Menyiapkan Guru Profesional. Seminar Nasional
Quantum #25 (2018) 2477-1511 (14pp). Diakses dalam
http://seminar.uad.ac.id/index.php/quantum/article/view/347
Trinova, Zulfia. 2013. Pembelajaran Berbasis Student-Centered Learning Pada
Materi Pendidikan Agama Islam. Jurnal Al-Ta’lim, Jilid 1, Nomor 4 Februari
2013, hlm. 324-335. Diakses dalam
http://journal.tarbiyahiainib.ac.id/index.php/attalim/article/view/28
Nurhakim, Lukman. 2017. Penerapan Pendekatan Student Center Learning
Melalui Experience Based Untuk Membentuk Karakter Siswa Di Sekolah
Dasar. Prosiding TEP & PDs ISBN: 978-602-71836-6-7. Diakses dalam
http://pasca.um.ac.id/conferences/index.php/sntepnpdas/article/view/971/643
Antika, Reza Rindy. 2014. Proses Pembelajaran Berbasis Student Centered
Learning (Studi Deskriptif di Sekolah Menengah Pertama Islam Baitul
‘Izzah, Nganjuk). Journal.uanir.ac.id. Diakses dalam
http://www.journal.unair.ac.id/download-fullpapers-bk21a95d451ffull.pdf

Anda mungkin juga menyukai