Anda di halaman 1dari 3

f.

Uji Iodoform
Pada percobaan ini dilakukan uji iodoform pada etanol, metanol, dan 2-propanol.
Percobaan pertama yaitu pada tabung 1 dimasukkan 5 tetes etanol kemudian
ditambahkan 7 tetes larutan KI pada pencampuran ini dihasilkan larutan bewarna
kuning, kemudian ditambahkan natrium hipoklorit (NaOCl) dan dikocok. Setelah
ditambahkan natrium hipoklorit encer tetes demi tetes larutan berubah menjadi tidak
bewarna dan dihasilkan bau seperti iodoform.
Percobaan kedua yaitu pada tabung 2 dimasukkan 5 tetes metanol kemudian
ditambahkan 7 tetes larutan KI pada pencampuran ini dihasilkan larutan bewarna
kuning, kemudian ditambahkan natrium hipoklorit (NaOCl) dan dikocok. Setelah
ditambahkan natrium hipoklorit encer tetes demi tetes larutan tetap bewarna kuning dan
tidak terdapat bau yang dihasilkan.
Percobaan ketiga yaitu pada tabung 3 dimasukkan 5 tetes 2-propanol kemudian
ditambahkan 7 tetes larutan KI pada pencampuran ini dihasilkan larutan bewarna
kuning, kemudian ditambahkan natrium hipoklorit (NaOCl) dan dikocok. Setelah
ditambahkan natrium hipoklorit encer tetes demi etes larutan berubah menjadi tidak
bewarna dan dihasilkan bau seperti iodoform.
Reaksi antara KI dan NaOCl akan menghasilkan iod, dengan persamaan reaksi:
2KI(aq) + 2NaOCl(aq) + H2O(l) → I2 +NaCl(aq) + 2KOH(aq)
I2 tersebut yang kemudian bereaksi dengan etanol dan 2-propanol membentuk
iodoform dengan persamaan reaksi:
C2H5OH(aq) + 4I2 + 6KOH(aq) → CHI3 + HCOOK + 5KI(aq) + 5H2O(l)
H3C CH CH3

OH + 4I2 + 6KOH(aq) → CHI3 + CH3COOK + 5KI(aq) + 5H2O(l)

Hasil pengamatan menunjukkan warna yang sama dari ketiga sampel tersebut yaitu
berwarna kuning sebelum ditambahkan dengan natrium hipoklorit, namun pada etanol
dan 2-propanol dihasilkan larutan tidak bewarna setelah penambahan natrium hipoklorit
dan bau sedangkan pada metanol tidak. Bau tersebut berasal dari iodoform, dimana
seperti diketahui bahwa iodoform memiliki bau yang khas.
Hasil yang demikian dapat terjadi karena senyawa yang mengandung salah satu
dari gugus –I-CH3 dan OH-CH3 akan bereaksi dengan I2 dalam NaOCl akan
memberikan endapan kuning iodoform. Reaksi ini adalah reaksi terhadap NaOCl.
Sedangkan warna kuning yang menghilang, hal itu disebabkan karena iodium yang
terdapat dalam campuran larutan tersebut larut setelah penambahan NaOCl.
Dari percobaan ini dapat disimpulkan bahwasannya:
1. Etanol merupakan satu-satunya golongan alkohol primer yang hasilnya positif
dalam uji iodoform
2. Alkhol sekunder juga positif dalam uji iodoform karena memiliki gugus metil
yang terikat pada atom karbon yang memiliki gugus –OH.

2. Reaksi Alkohol Polihidroksi


Polihidroksi alkohol adalah alkohol yang mengandung lebih dari satu gugus
hidroksida. Alkohol yang mengandung lebih dari dua gugus hidroksida biasanya terdpat
di aam atau dapat pula dibuat secara laboratorium. Polihidroksi alkohol hanya stabil
bila gugus hidroksida tersebut tidak terikat pada satu atom karbon, karena apabila
terikat pada satu atom karbon akan terlepas sebagai air, contohnya glikol dan gliserol.
Reaksi polihidroksi yang direaksikan yaitu reksi dengan logam natrium dan reaksi
oksidasi.
 Reaksi dengan logam natrium
Mereaksikan glikol dengan logam natrium, mula-mula dengan memasukkan 0,5
mL glikol dimana larutan tidak bewarna kedalam satu tabung reaksi yang kering,
kemudian dimasukkan sepotong kecil logam natrium. Ketika penambahan logam
natrium terbentuk gas dan terlihat seperti kabut putih. Gas tersebut adalah gas H 2 yang
merupakan hasil reaksi tersebut. Pada suhu 50 ᵒC glikol dengan logam natrium
menghasilkan garam mononatrium sedangkan pada suhu 160ᵒC menghasilkan garam
dinatrium. Persamaan reaksi yang sesuai pada percobaan tersebut sebagai berikut:
CH2 OH CH2 OH

CH2 +OH
Na → CH2 + ½ H2(g)
ONa

Na (160ᵒC)

CH2 ONa

CH2 ONa

 Reaksi Oksidasi

Pada reaksi ini, langkah pertama yang dilakukan adalah memasukkan 5 tetes
kalium permanganat dimana larutan tersebut bewarna merah kemudian ditambah 10
tetes asam sulfat encer ke dalam tabung reaksi,larutan tersebut tetap bewarna merah
hanya sedikit pudar. Kemudian setelah ditambah asam sulfat encer ditambahakan 5
tetes glikol , warna larutan sedikit demi sedikit berubah warna dari warna merah
menjadi larutan bewarna kuning. Perubahan warna tersebut disebabkan adanya
bilangan oksidasi atau biasa disebut biloks . kemudian dipanaskan setelah dipanaskan
larutan menjadi tidak berwarna. Oksidasi senyawa glikol akan menghasilkan glikolat
aldehida dengan persamaan reaksi:
H
CH2 OH
C O
CH2 OH
CH2 O
KMnO4
H2SO4

Oksidasi berlanjut akan menghasilkan zat antara seperti glioksal, asam glikolat, dan
asam glioksilat dimana hasil akhir oksidasi berlanjut ini akan menghasilkan asam
oksalat.

3. Reaksi Substitusi pada cincin aromatik fenol


Fenol atau asam karoksilat atau benzenol adalah kristal tak berwarna yang
memiliki bau khas. Rumus kimianya adalah C 6H5OH dan strukturnya memiliki gugus
hidroksil (-OH) yang berikatan dengan cincin fenil.
Pada percobaan ini 2-3 butir kristal fenol ditambahkan 10 tetes air sehingga
didapatkan kristal fenol yang larut dalam air, kemudian fenol direaksikan dengan air
brom tetes demi tetes dan menghasilkan larutan putih keruh yang merupakan 2,4,6-
tribromofenol. Substitusi Br terjadi pada posisi orto para karena gugus –OH pada fenol
merupakan gugus pengaktif kuat dan pengarah orto-para. Persamaan reaksi yang terjadi
yaitu:
OH
OH
Br
Br

+ 3Br2(aq) → + 3 HBr(aq)

Br

DAFTAR PUSTAKA
Respati,1986. Kimia Organik. Jakarta: Bina Aksara Baru
Parlan.2003. Kimia Organik 1. Malang:JICA

Anda mungkin juga menyukai