Anda di halaman 1dari 9

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/265784543

Dermatitis Kontak Okupasional pada Tangan Perawat Bangsal Rumah Sakit:


Kasus Seri

Article · January 2013

CITATIONS READS

0 2,263

5 authors, including:

Lukman Ariwibowo Niken Indrastuti


Universitas Hangtuah Universitas Gadjah Mada
4 PUBLICATIONS   20 CITATIONS    5 PUBLICATIONS   33 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Retno Danarti
Universitas Gadjah Mada
75 PUBLICATIONS   341 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Dermatitis View project

Genodermatosis View project

All content following this page was uploaded by Retno Danarti on 18 June 2015.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


MDVI Vol. 40 No. Suplemen Tahun 2013: 42s – 49s
Laporan Kasus

DERMATITIS KONTAK OKUPASIONAL PADA TANGAN


PERAWAT BANGSAL RUMAH SAKIT: KASUS SERI

Lukman Ariwibowo, Cindy Cekti, Thianti Sylviningrum,


Niken Indrastuti, Retno Danarti

SMF/Bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin


FK Universitas Gadjah Mada/RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

ABSTRAK
Dermatitis kontak okupasional (DKO) merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh kondisi di
tempat kerja. Pekerja rumah sakit memiliki tingkat risiko ke-5 dalam kategori pekerjaan terhadap DKO.
Kasus seri ini melaporkan dua kasus DKO pada tangan perawat bangsal rumah sakit. Dua orang perawat
bangsal rumah sakit dengan keluhan gatal di tangan dan lengan bawah yang diduga akibat penggunaan
sarung tangan medis berbahan karet. Setelah dilakukan uji tempel,diagnosis akhir adalah DKO karena
sarung tangan medis berbahan karet. Frekuensi tertinggi dermatitis kontak okupasional pada pekerja
kesehatan terutama di tangan dan lengan bawah akibat berkontak dengan iritan dan atau alergen selama
bekerja. Bekerja di tempat basah, kondisi oklusi dalam sarung tangan, dan proses pencucian tangan menjadi
penyebab utama DKO pada pekerja kesehatan. Kejadian DKO pada pekerja kesehatan paling sering terkait
dengan lateks dan thiuram yang terdapat pada bahan sarung tangan medis. Proses pencucian tangan dengan
deterjen dan antiseptik untuk mencegah infeksi nosokomial selama bekerja dapat menyebabkan DKO pada
pekerja kesehatan. (MDVI 2013; 40/s: 42s - 49s )

Kata kunci : Dermatitis kontak okupasional – perawat bangsal – sarung tangan medis karet –uji tempel

ABSTRACT
Occupational contact dermatitis (OCD) is a skin disease which is caused by the condition in
workplace. Hospital workersin the fifth level of having risk in the job category toward OCD. This serial case
reports 2 cases of OCD in the nurse’s hands of hospital ward based on patch test. Twonurse in hospital ward
who has itchy complaint on hands and lower arms which are presumed as the result of usingmedical rubber
gloves. The result of patch test showed final diagnosis is OCD which is caused by medical rubber gloves.The
frequency of occupational contact dermatitis on hands and lower arms caused by irritant and/or allergen on
hospital workers is very high during work. Working in wet place, occlusion condition because of gloves, and
excessive hand washing are the main cause of OCD on medical workers. The events of OCD on medical
workers mostly are related with latex and thiuramwhich are existed in the material of medical gloves.
Washing handswith detergent and antiseptic during work to prevent nosocomial infectionare main causes
forOCD on medical workers in this case on nurse in hospital ward. (MDVI 2013; 40/s: 42s - 49s )

Key words : Occupational contact dermatitis – nurse ward– medical rubber gloves – patch test

Korespondensi:
Gedung Radioputro Lantai 3, Jl. Farmako 1,
Sekip, Sleman, Yogyakarta
Telpon/Fax 0274-560700
Email: ariwibowo1979@windowslive.com

42 S
L Ariwibowo dkk. Dermatitis kontak okupasional pada perawat

PENDAHULUAN mercaptobenzothiazole 2%, karet pegangan kursi roda,


sarung tangan karet untuk mencuci, Alcuta®0,1%, dan
Dermatitis kontak pada tangan terutama disebabkan sarung tangan medis steril berbahan karet. Pembahasan
oleh faktor pekerjaan. Sekitar 80% dermatitis kontak menekankan pada identifikasi kontaktan penyebab DKO
okupasional (DKO) mengenai tangan.1 DKO adalah semua dari hasil uji tempel (UT).
bentuk kelainan kulit dengan pajanan pekerjaan sebagai
penyebab utama atau merupakan faktor yang berperan.
KASUS 1
Kondisi kulit yang abnormal disebabkan oleh berbagai bahan
yang berhubungan dengan lingkungan pekerjaan. Variasi Seorang wanita, berumur 45 tahun, perawat di bangsal
pekerjaan yang dilakukan sangat banyak sehingga perlu RSUP Dr. Sardjito datang ke Poliklinik Kulit dan Kelamin
informasi yang rinci tentang pekerjaan sehari-hari pasien. RSUP Dr. Sardjito dengan keluhan utama gatal di kedua
Kasus DKO melibatkan hal yang kompleks dan meliputi tangan dan sekitar bibir.
faktor endogen (terutama faktor atopik) dan faktor eksogen Pasien mengeluhkan gatal di punggung tangan, telapak
(pekerjaan di tempat basah, pajanan iritan, alergen, panas, tangan, dan lengan bawah setiap kali memakai sarung tangan
dingin, dan gesekan).2,3 Penelitian di Universitas Kansas medis non-steril berbahan karet saat bertugas sebagai
menyatakan bahwa kelompok terbesar pasien yang perawat selama 5 tahun. Menurut pasien, sarung tangan
mengalami DKO merupakan pekerja di rumah sakit, pekerja medis non-steril berbahan karet yang disediakan oleh rumah
mesin, dan pekerja konstruksi.3 Permasalahan DKO akan sakit saat ini berbeda dengan sarung tangan medis non-steril
mempengaruhi kinerja seseorang, sehingga proses bekerja berbahan karet yang pernah digunakan, sebelum munculnya
dan produksi suatu perusahaan akan terganggu selain keluhan gatal pada tangan. Keluhan gatal berkurang bila
mempengaruhi kondisi ekonomi, psikologis, dan fungsional tidak menggunakan sarung tangan tersebut serta mencuci
pekerja itu sendiri.3 tangan dengan air dan sabun. Pasien telah memeriksakan diri
Di antara seluruh DKO, 80% merupakan dermatitis ke dokter spesialis kulit dan kelamin dan dinyatakan sebagai
kontak iritan, sedangkan sisanya merupakan dermatitis alergi sarung tangan karet. Pasien diberi obat salep racikan,
kontak alergi.4,5 Dermatitis kontak iritan (DKI) merupakan tablet setirizin, tablet Telfast OD®, dan tablet Somerol®.
reaksi inflamasi nonimunologis pada kulit akibat kontak Keluhan membaik setelah diberi obat tersebut, namun
dengan bahan kimia atau bahan fisik eksogen.2,5 Dermatitis sering kambuh setiap bekerja di bangsal rumah sakit.
kontak alergi (DKA) merupakan peradangan kulit yang Pasien merasa kondisi tangannya semakin lama semakin
didasari oleh reaksi hipersensitivitas tipe lambat, bersifat parah, semakin gatal, dan tangan menjadi kasar, terutama
akut ataupun kronik akibat bahan kontaktan eksogen yang setelah memakai sarung tangan medis non-steril berbahan
bersifat alergen.2,6 Insidens DKO yang tercatat pada regis- karet setiap bekerja. Pasien hampir selalu minum obat
trasi di Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUP Dr. Sardjito Sub deksametason dan setirizin untuk menghilangkan rasa
Bagian Alergi dan Imunologi selama tahun 2012 sebanyak 8 gatalnya. Pasien bekerja sebagai perawat bangsal di RSUP
pasien, namun diperkirakan insidens lebih tinggi karena Dr. Sardjito selama 23 tahun. Selain itu pasien juga menge-
terdapat beberapa kasus yang tidak terdiagnosis sebagai luh mengenai gatal-gatal di sekitar bibir sejak 1 bulan yang
DKO. lalu. Pemakaian kosmetik baru dan pasta gigi baru
Rumah sakit dapat disamakan dengan pabrik yang disangkal pasien.
besar.7 Berbagai faktor dan substansi yang mungkin dapat Pasien menyatakan pernah alergi sandal jepit berbahan
membahayakan kulit pekerja rumah sakit. Pekerja di rumah karet 10 tahun yang lalu, namun telah sembuh setelah
sakit menunjukkan tingkat risiko ke-5 pada kategori berobat ke dokter spesialis kulit dan kelamin serta dianjurkan
pekerjaan terhadap DKO.7,8 Mahler mendapatkan data memakai sepatu dan sandal kulit. Terdapat riwayat asma
perkiraan insidens tahunan DKO pada 7,3 setiap 10.000 pada pasien, kakek, dan ketiga anak pasien, serta penyakit
pekerja di rumah sakit.9 Penelitian Nettis menunjukkan DKO eksim pada kakak kandung pasien yang kambuhan. Pasien
terjadi di tangan, pergelangan tangan, dan lengan bawah ingin pindah bagian dari bangsal ke poliklinik untuk
pada pekerja rumah sakit.10 mengurangi penggunaan sarung tangan medis berbahan
Dilaporkan dua kasus DKO pada perawat bangsal karet, sehingga pasien ingin dilakukan tes alergi agar hasil
rumah sakit. Pasien pertama dengan DKA karena thiuram pemeriksaan dapat digunakan sebagai rekomendasi pemin-
mix 1%, neomycin sulphate 20%, dan 5-chloro-2-methyl-4- dahan tugas.
iso thiazolin-3-one (3:1 in water) 0,01%; serta DKI karena Keadaan umum pasien baik, compos mentis, tanda vital
benzyl alcohol (sorbitant sesquoleate) 1%, tert-butylhydro- dalam batas normal. Pada status dermatologis: tampak kedua
quinone 1%, sabun Lifebuoy®, dan sarung tangan medis non punggung tangan, telapak tangan, dan lengan bawah di
steril berbahan karet. Pasien kedua dengan DKA terhadap daerah pergelangan tangan tampak papul, plak eritematosa
karet pelindung pegangan motor, serta DKI akibat sampo multipel diskret, dengan kesan xerotik di atasnya. Pada tepi
Lifebuoy®, dengan sensitizer yang meragukan terhadap bibir dan dagu tampak papul-papul dan bercak eritem
potassium dichromate 0,5%, neomycin sulfate 20%, multipel diskret. Diagnosis banding lesi pada tangan dan

43 S
MDVI Vol. 40 No. Suplemen Tahun 2013: 42s – 49s

lengan bawah adalah DKA dan DKI oleh karena sarung RSUP Dr. Sardjito dengan keluhan utama gatal di kedua
tangan medis non steril berbahan karet, sedangkan untuk tangan.
bibir dan dagu didiagnosis banding sebagai DKA dan DKI Pasien mengeluh gatal di telapak tangan, punggung
akibat kosmetik. Diagnosis kerja pasien ini DKA kemung- tangan, dan lengan bawah setiap kali memakai sarung tangan
kinan akibat sarung tangan medis non-steril berbahan karet medis steril berbahan karet saat bertugas serta menggunakan
pada tangan dan lengan bawah, serta DKA akibat kosmetik pencuci tangan selama bekerja sebagai perawat sejak 4 tahun
di sekitar bibir dan dagu. sebelumnya. Keluhan gatal berkurang bila tidak menggu-
Uji tempel dilaksanakan menggunakan 24 alergen nakan sarung tangan medis steril berbahan karet serta
standar, 49 alergen standar kosmetik, dan 10 bahan yang mencuci tangan hanya dengan air. Keluhan membaik setelah
sering digunakan di lingkungan kerja dan di rumah yaitu minum obat tablet loratadin dan salep Inerson®, namun
sarung tangan karet, sabun cuci krim Wings® biru, sabun sering kambuh setiap bekerja di bangsal rumah sakit. Pasien
batang merah Lifebuoy®, detergen bubuk SoKlin®, pasta gigi merasa tangan semakin gatal dan menjadi kasar, terutama
Pepsodent Herbal®, krim pagi, Aubeau® foundation, setelah memakai sarung tangan medis steril berbahan karet
Biolastin® , bedak padat Aubeau®, dan Olay Total Effect®. dan mencuci tangan. Pasien juga menceritakan tentang
Hasil uji tempel setelah 96 jam didapatkan positif alergi ter- berbagai bahan karet yang ada di tempat kerja yang sering
hadap thiuram mix 1%, neomycin sulphate 20%, dan 5- dipegangnya yaitu karet pegangan kursi roda, karet pegangan
chloro-2-methyl-4-iso thiazolin-3-one (3:1 in water) 0,01%; brankar, sarung tangan karet untuk mencuci, dan karet
serta positif iritasi terhadap benzyl alcohol (sorbitant pelindung pegangan motor. Pasien bekerja sebagai perawat
sesquoleate) 1%, tert-butylhydroquinone 1%, sabun Life- di bangsal RSUP Dr. Sardjito selama 13 tahun terakhir ini.
buoy®, dan sarung tangan medis non-steril berbahan karet. Tidak dijumpai riwayat atopi pada pasien, namun terdapat
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisis, dan peme- riwayat asma pada nenek pasien. Pasien ingin tahu penyebab
riksaan penunjang uji tempel, maka diagnosis akhir kasus ini alergi pada tangannya.
adalah DKA terhadap thiuram mix 1%, neomycin sulphate Keadaan umum pasien baik, compos mentis, tanda vital
20%, dan 5-chloro-2-methyl-4-iso thiazolin-3-one (3:1 in dalam batas normal. Kedua telapak tangan tampak hiper-
water) 0,01%; dan iritasi/DKI terhadap benzyl alcohol keratotik, eritem, dengan skuama di atasnya, kesan xerotik di
(sorbitant sesquoleate) 1%, tert-butylhydroquinone 1%, telapak tangan, punggung tangan, dan jari; tampak fisura
sabun Lifebuoy®, dan sarung tangan medis non steril ber- multipel di telapak tangan. Diagnosis banding adalah DKA
bahan karet. Pada kasus pertama ini didapatkan hasil yang dan DKI oleh karena sarung tangan medis steril berbahan
relevansinya sangat mungkin (probable) dengan penggunaan karet atau karena pencuci tangan. Sebagai diagnosis kerja
sarung tangan karet dalam pekerjaannya. Berdasarkan riwa- adalah DKA kemungkinan akibat sarung tangan medis steril
yat penyakit, riwayat pekerjaan, lesi yang ada pada pasien, berbahan karet.
dan didukung dengan pemeriksaan penunjang uji tempel, Uji tempel dilaksanakan dengan menggunakan 24
maka diagnosis DKO dapat ditegakkan pada pasien ini. alergen standar dan 17 bahan yang sering digunakan di
Pasien dianjurkan untuk menghindari pemakaian lingkungan kerja dan di rumah yaitu sarung tangan medis
berbagai produk alergen dan iritan yang menjadi penyebab steril berbahan karet, sarung tangan karet warna hijau, sarung
keluhannya selama ini. Jika terpaksa tidak dapat meng- tangan karet untuk mencuci, karet pelindung pegangan
hindari produk tersebut, dianjurkan untuk menggunakan motor, karet pelindung brankar, karet pelindung pegangan
sarung tangan medis non-lateks, serta mengurangi waktu kursi roda, antiseptik 0,1% untuk cuci tangan buatan rumah
pekerjaan yang mengharuskan menggunakan sarung sakit, sabun cuci cair Sleek®, sampo Lifebuoy®, detergen
tangan medis non-steril berbahan karet selama bertugas bubuk SoKlin®, Softener, Alenta®, antiseptik, Hibiscrub®,
sebagai perawat. Langkah terakhir adalah melakukan Sunlight®, minyak telon, dan Alcuta® 0,1%. Uji tempel
modifikasi tugas atau tempat bertugas sebagai perawat setelah 96 jam mendapatkan hasil positif reaksi alergi
yang tidak harus menggunakan sarung tangan medis non- terhadap karet pelindung pegangan motor, serta hasil iritasi
steril berbahan karet. Masukan hasil uji tempel tersebut terhadap sampo Lifebuoy®, dengan hasil alergi meragukan
diberikan kepada atasan perawat yang bersangkutan terhadap potassium dichromate 0,5%, neomycin sulfate 20%,
sehingga perawat tersebut dipindahtugaskan sebagai mercaptobenzothiazole 2%, karet pegangan kursi roda,
perawat di poliklinik. Terapi yang diberikan adalah salep sarung tangan karet untuk mencuci, Alcuta 0,1%, dan sarung
desoksimetason dua kali sehari pada kedua tangan dan tangan medis steril berbahan karet.
cetirizine tablet 1x10 mg selama 2 minggu. Pada kun- Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisis, dan peme-
jungan pasien berikutnya terdapat perbaikan pada lesi di riksaan penunjang uji tempel, maka diagnosis akhir kasus
tangan pasien. adalah DKA terhadap karet pelindung pegangan motor serta
iritasi/DKI terhadap sampo Lifebuoy®, dan dengan hasil
KASUS 2 alergi meragukan terhadap potassium dichromate 0,5%,
Seorang wanita, berumur 34 tahun, perawat di bangsal neomycin sulfate 20%, mercaptobenzothiazole 2%, karet
RSUP Dr. Sardjito datang ke Poliklinik Kulit dan Kelamin pegangan kursi roda, sarung tangan karet untuk mencuci,

44 S
L Ariwibowo dkk. Dermatitis kontak okupasional pada perawat

Alcuta 0,1%, dan sarung tangan medis steril dari karet. disertai edema, meliputi 50% area UT); (++) sebagai reaksi
Pada kasus kedua ini didapatkan hasil yang relevansinya positif kuat (eritem, infiltrasi, papul eritem, vesikel, meliputi
meragukan. Berdasarkan riwayat penyakit, riwayat 50% area UT); (+++) sebagai reaksi positif sangat kuat
pekerjaan, lesi yang ada pada pasien, dan didukung oleh (bula/ulserasi). Sedangkan hasil (±) atau (?) adalah reaksi
pemeriksaan penunjang uji tempel, maka diagnosis DKO yang meragukan (makula, eritem tipis); (-) negatif bila tidak
ditegakkan pada pasien ini, walaupun disayangkan tidak terjadi reaksi. Relevansi hasil UT dengan klinis DKA perlu
dilakukan uji tempel ulang pada kasus kedua ini terhadap dilakukan, karena hasil UT akan semakin bermakna jika
sensitizer yang masih meragukan. sesuai dengan gambaran klinis, dan bahan alergen tersebut
Pasien dianjurkan untuk menghindari pemakaian sesuai dengan dugaan saat anamnesis riwayat penyakit dan
berbagai produk alergen dan iritan yang menjadi penyebab pemeriksaan klinis. Penilaian relevansi klinis hasil UT dibagi
keluhannya selama ini. Pasien disarankan untuk uji tempel menjadi 5 tingkatan: 1) Pasti (certain/definite), 2) Sangat
ulang dengan sensitizer yang meragukan, namun pasien mungkin (probable), 3) Mungkin (posible), 4) Riwayat
menolak, sehingga pasien disarankan untuk mewaspadai (past), 5) Tidak diketahui (unknown) jika relevansi antara
bahan sensitizer tersebut dalam melaksanakan pekerjaannya alergen penyebab dan riwayat kontak tidak diketahui.13
sehari-hari. Terapi yang diberikan berupa salep mometason Dermatitis pada kasus okupasi menunjukkan frekuensi
furoat satu kali sehari pada kedua tangan dan minyak zaitun tertinggi pada tangan dan lengan bawah akibat kontak
sebagai pelembab dua kali sehari selama 2 minggu. Pada dengan iritan dan atau alergen selama bekerja.2 Bekerja di
kunjungan berikutnya terdapat perbaikan pada lesi di tempat basah selama beberapa jam setiap hari merupakan
tangan pasien. faktor atau kofaktor dermatitis kontak iritan.2,7 Kondisi
oklusi dalam sarung tangan yang non-permeabel merupakan
masalah pada banyak pekerjaan.2 Pekerja dapat mengeluh-
DISKUSI kan rasa tidak nyaman dan gatal; pasien dengan latar
belakang atopik lebih sering berkembang dengan terjadinya
Diagnosis DKO ditegakkan berdasarkan anamnesis, vesikel.2 Gesekan juga kadang tidak diperhatikan, namun
pemeriksaan fisis, dan pemeriksaan penunjang. Anamnesis berperan pada kerusakan kulit.2 Pada kedua kasus ini,
ditekankan pada informasi rinci terkait kegiatan sehari-hari, terdapat riwayat bekerja dengan sarung tangan karet,
meliputi: tata cara bekerja, pajanan bahan, penggunaan alat pekerjaan basah, dan pajanan iritan dan alergen di tempat
pelindung, peralatan kebersihan yang dipakai, keterkaitan kerja selaku perawat bangsal rumah sakit.
riwayat penyakit dan pekerjaan (membaik bila tidak terpajan Pekerjaan di bidang kesehatan sering terkena DKI dan
bahan-bahan di lingkungan kerja), informasi keluhan serupa atau DKA serta urtikaria kontak.7 Hasil penelitian yang
pada rekan kerja, informasi riwayat atopi, serta riwayat dilakukan oleh Holnes dan Mace (menggunakan uji tempel
penyakit kulit sebelumnya. dan uji tusuk pada pekerja di bidang kesehatan), terhadap 55
Kriteria Mathias digunakan untuk menentukan diag- orang subyek penelitian mendapatkan 61% mengalami DKI,
nosis DKO, yaitu jawaban “ya” terhadap 4 dari 7 pertanyaan. 31% DKA, dan 27% urtikaria kontak yang terkait dengan
1) Apakah gambaran klinis sesuai dengan dermatitis kontak, lateks.14 Sebelas persen subyek penelitian menunjukkan
2) Apakah ada pajanan terhadap bahan iritan maupun bahan DKA akibat thiuram serta urtikaria kontak akibat lateks,
alergen di tempat kerja, 3) Apakah distribusi anatomi lesi dengan 95% terkait dengan pekerjaan sehari-harinya di
sesuai dengan pajanan akibat kerja, 4) Apakah terdapat bidang kesehatan.14 Mahler dkk. menemukan DKI sebanyak
hubungan waktu antara pajanan dan awitan sesuai dermatitis 54% dan DKA 51% terkait pekerjaan pada petugas
kontak, 5) Apakah pajanan akibat bahan non-okupasi telah kesehatan.9 Demikian pula Nettis dkk. menemukan DKI
disingkirkan, 6) Apakah dermatitis kontak membaik setelah 44,4% dan DKA 16% terkait dengan pekerjaan pada petugas
menghindari pajanan yang dicurigai di tempat kerja, 7) kesehatan.10 DKO pada pekerja di bidang kesehatan lebih
Apakah uji tempel (UT) atau uji provokasi dapat sering ditemukan wanita yang mengalami dermatitis tangan
mengidentifikasi kemungkinan penyebab,1,11,12 Pada kasus dan riwayat atopi.15
ini didapatkan 6 jawaban “”ya” dari 7 pertanyaan, kecuali Pada kedua pasien dan keluarganya didapatkan riwayat
pertanyaan ke-5, sehingga diagnosis DKO dapat ditegakkan. atopi. Riwayat atopi menjadi faktor risiko.2,8,16 Latar bela-
Pemeriksaan penunjang utama DKO adalah dengan kang seseorang atau keluarga dengan riwayat atopi
uji tempel yang bertujuan untuk membedakan DKA dan cenderung berkembang menjadi dermatitis tangan dan
DKI. Prosedur uji tempel dilakukan dengan cara penempelan urtikaria kontak.8,16 Dermatitis tangan muncul pada 65%
bahan selama 48 jam. Pembacaan dilakukan pada 48 jam, 72 orang dengan gejala atopi dan 75% pada seseorang
jam, dan 96 jam setelah penempelan. Hasil UT dinyatakan dengan kulit kering dan riwayat atopi.8
(+) sebagai reaksi lemah (eritem atau papul, terkadang
Pemakaian produk sehari-hari di tempat kerja pasien pertama, serta positif meragukan terhadap karet (mercapto-
menunjukkan hasil uji tempel DKA terhadap thiuram mix benzothiazole 2%) pada kasus yang kedua.17-19 Dermatitis
1% serta DKI terhadap sarung tangan karet pada kasus kontak okupasi pada pekerja kesehatan paling sering

45 S
MDVI Vol. 40 No. Suplemen Tahun 2013: 42s – 49s

disebabkan oleh sensitizer produk karet (thiuram).17,18 Tert-butylhydroquinone 1% dikenal sebagai penyebab
Thiuram digunakan paling banyak dalam proses pembuatan vitiligo okupasional sejak tahun 1930-an. Sumber kontak
karet, juga ditemukan dalam desinfektan, sabun, insektisida, utama terdapat pada karet. Bahan ini dipakai di dalam karet
oli, pestisida, cat kayu, obat antiskabies dan anti jamur pada sebagai antioksidan untuk mencegah degenerasi.22,23Tert-
obat-obat untuk hewan, pembersih alkohol, dan sebagai butylhydroquinone dalam industri karet saat ini sudah jarang
antidotum keracunan nikel.18 Penelitian Nettis (2002) dipakai, bahan kimia ini menyebabkan leukoderma
terhadap 360 pekerja rumah sakit dengan dermatitis kontak okupasional karena merusak melanosit.23 Tert-butylhydro-
pada tangan, menunjukkan kejadian DKA terhadap bahan quinone dan monobenzyl ether hydroquinone terkadang
karet thiuram mix, carba mix, dan tetramethylthiuram ditemukan dalam kosmetik pemutih maupun obat untuk
monosulphide.10 Pada kasus pertama dan kedua terdapat terapi kulit melanotik.23 Pada kasus pertama didapatkan
riwayat penggunaan sarung tangan karet selama bekerja. iritasi terhadap tert-butylhydroquinone dengan relevansi
Hasil uji tempel pada kasus pertama didapatkan iritasi positif karena penggunaan sarung tangan karet dalam
terhadap sarung tangan karet dan thiuram sebagai probable pekerjaannya.
sensitizer, sedangkan pada kasus kedua didapatkan hasil Potassium dichromate di bidang kesehatan didapatkan
yang meragukan terhadap mercaptobenzothiazole 2%. pada bahan kimia di laboratorium dan bidang radiologi.18
Neomycin sulphate 20%, banyak didapatkan di tempat Potassium dichromate lebih banyak didapatkan pada industri
kerja. Neomycin sulphate adalah antibiotik golongan semen, cat, tekstil, penyamakan kulit, elektronik, deterjen,
aminoglikosida yang banyak terdapat pada obat lokal yang pemutih pakaian, dan pembersih lantai.18 Pada kasus kedua
berupa krim, bedak, salep, tetes telinga, dan tetes mata.18,19 terdapat hasil positif meragukan terhadap potassium
Neomycin sulphate juga terdapat pada sabun antibakteri, dichromate.
losio, deodoran, dan spray.18 Pada kasus pertama didapatkan Kebersihan tangan sangat penting bagi tenaga kese-
hasil yang probable,sedangkan pada kasus kedua didapat- hatan untuk mencegah infeksi nosokomial. Peran utama
kan hasil yang meragukan. terletak pada kombinasi mencuci dan desinfeksi. Awitan
Bahan 5-chloro-2-methyl-4-iso thiazolin-3-one (3:1 in DKI sering disebabkan oleh pekerjaan basah dan mengan-
water) 0,01% (MCI) didapatkan di tempat kerja pasien, dung deterjen.24 Sensitisasi kontak alkohol primer yaitu
berupa campuran kimia untuk pengawet di dalam sarung etanol dan metanol sering terjadi pada paramedis, dokter,
tangan karet, juga didapatkan pada pengawet produk petugas laboratorium, dan penggunaan kosmetik.24,25
pemutih, serta pengawet pada cat kayu, pengawet kertas, dan Alkohol menyebabkan kulit kering, iritasi, dan sensitisasi
pengawet produk percetakan.18,20 Pada kasus pertama alergi. Dermatitis kontak alergi karena alkohol disebabkan
didapatkan hasil yang sangat mungkin (probable), dengan oleh komponen etil alkohol murni, amil, butil, dan isopropil
relevansi penggunaan sarung tangan karet dalam peker- alkohol.25
jaannya. Sabun dan deterjen sebagai iritan dapat menyebabkan
Benzyl alcohol (sorbitant sesquoleate) 1% adalah iritan kerusakan kulit melalui beberapa mekanisme yaitu keru-
yang biasa dipakai sebagai desinfektan tangan, juga sebagai sakan lapisan keratin sehingga meningkatkan permeabilitas
pengawet pada penyiapan obat injeksi dan dipakai pada stratum korneum, efek iritasi oleh asam lemak tertentu dalam
penempelan jaringan yang dilakukan teknisi histologi.21 komponen yang menghilangkan lipid, mengubah kemam-
Benzyl alcohol akan menghilangkan air dari stratum puan buffer kulit dan menghilangkan asam amino, sehingga
korneum dan menghilangkan lipid, sehingga fungsi sawar merusak kemampuan stratum korneum dalam mengikat air.
epidermis menjadi rusak.21 Pada kasus pertama didapatkan Iritasi oleh sabun dan deterjen pada kulit diperberat oleh
iritasi terhadap benzyl alcohol dengan relevansi pada pasien konsentrasi larutannya.24
yang menggunakan desinfektan tangan dalam pekerjaannya.

Gambar 1. Pada punggung kedua tangan dan lengan bawah pada pergelangan tampak
papula eritem dan plak eritem multipel tersebar dengan kulit serotik.

46 S
L Ariwibowo dkk. Dermatitis kontak okupasional pada perawat

Gambar 2. Pada kedua telapak tangan tampak eritema dengan kulit serotik

1 2 3

4 5 6 7
Gambar 3. (1) Thiuram mix 1% (+);(2) Neomycin sulphate 20% (+); (3) 5-chloro-2-methyl-4-iso thiazolin-3-one (3:1 in water) 0,01% (+); (4) Benzyl
alcohol (sorbitant sesquoleate) 1% (IR); (5)Tert-butylhydroquinone 1% (IR); (6)Sabun Lifebuoy® (IR),
and (7) sarung tangan medis non steril bahan karet (IR)

Gambar 4. Pada kedua punggung tangan tampak hiperkeratotik, eritema, dengan skuama di atasnya dan
kulit serotik

47 S
MDVI Vol. 40 No. Suplemen Tahun 2013: 42s – 49s

Gambar 5. Pada telapak tangan tampak hiperkeratotik, eritema, dengan skuama di atasnya,
kulit serotik dan fisura multipel

1 2 3 4

5 6 7 8 9

Gambar 6. (1) Karet pegangan motor(+); (2)Shampo Lifebuoy® (IR); (3)Potassium dichromate 0,5% (±); (4)Neomycin sulfate
20% (±); (5) Mercaptobenzothiazole 2% (±); (6) Karet pegangan kursi roda (±); (7) Sarung tangan cuci bahan karet
(±); (8)Desinfektan untuk tangan Alcuta®0,1% (±); dan (9) Sarung tangan medis steril bahan karet (±)

DAFTAR PUSTAKA K, Penyunting. Fitzpatrick’s dermatology in general medicine. Edisi


ke-8. New York: McGraw Hill Companies; 2012. h. 152-65.
1. Honari G, Taylor JS, Sood A. Occupational skin disease and skin 7. Stingeni L, Lapomarda V, Lisi P. Occupational hand dermatitis in
diseases due to biologic warfare. Dalam: Goldsmith LA, Katz SI, hospital environments. Contact Dermatitis. 1995; 33: 172-6.
Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ, Wolff K, Penyunting. 8. Giménez-Arnau A.M. Occupational contact dermatitis: Health personel.
Fitzpatrick’s dermatology in general medicine. Edisi ke-8. New Dalam: Johansen JD, Frosch PJ, Lepoittevin JP, Penyunting. Contact
York: McGraw Hill Companies; 2012. h. 2611-21. dermatitis. Edisi ke-5. New York: Springer; 2011.h.841-52.
2. Frosch PJ, Kügler. Occupational contact dermatitis. Dalam: 9. Mahler V. Skin protection in health care setting. Curr Probl
Johansen JD, Frosch PJ, Lepoittevin JP, Penyunting. Contact Dermatol. 2007; 34: 120-32.
dermatitis. Edisi ke-5. New York: Springer; 2011. h. 831-9. 10. Nettis E, Colanardi MC, Soccio AL, Ferrannini A, Tursi A.
3. Kucenic MJ, Belsito DV. Occupational allergic contact dermatitis is Occupational irritant and allergic contact dermatitis among
more prevalent than irritant contact dermatitis; A 5 year study. J Am healthcare workers. Contact Dermatitis. 2002; 46: 101-7.
Acad Dermatol. 2002; 46: 695-9. 11. Mathias CGT. Contact dermatitis and workers compensation:
4. Astner S. Irritant contact dermatitis induced by a common Criteria for establishing occupational and aggravation. J Am Acad
household irritant: a non invasive evaluation of ethnic variability in Dermatol. 1989; 20: 842.
skin response. J Am Acad Dermatol. 2006; 54: 458-65. 12. Gomez C.M. Assesment of Mathias criteria for establishing
5. Chew AL, Maibach HI. Occupational issues of irritant contact occupational causation of contact dermatitis. Actas Dermo-
dermatitis. Irritant Dermatitis. New York: Springer; 2006. h. 113-22. Sifiliograficas. 2012; 103: 411-21.
6. Castanedo-Tardan MP, Zug KA. Allergic contact dermatitis. Dalam: 13. Maibach HI, Lachapelle JM. Patch testing prick testing a practical
Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ, Wolff guide. New York: Springer; 2003. p.113-4.

48 S
L Ariwibowo dkk. Dermatitis kontak okupasional pada perawat

14. Holness DL, Mace SR. Results of evaluating health care workers 23. Nakayama H. Pigmented contact dermatitis and chemical
with prick and patch testing. Am J Contact Dermatitis.2001; 12: 88- depigmentation. Dalam: Johansen JD, Frosch PJ, Lepoittevin JP,
92. Penyunting. Contact dermatitis. Edisi ke-5. New York: Springer;
15. Suneja T, Belsito DV. Occupational dermatosis in health care 2011.h.377-93.
workers evaluated for suspected allergic contact dermatitis. Contact 24. Caroline M, Slotosch H, Gunter K, Haraldlo F. Effect of
Dermatitis. 2008; 58: 285-90. desinfectans and detergents on skin irritation. Contact Dermatitis.
16. Valsecchi R, Leghissa P, Cortinovis R, Cologni L, Pomesano A. 2007; 57: 235-41.
Contact urticaria from latex in healthcareworkers. Dermatology. 25. Rietschel RL, Fowler JF. Contact Dermatitis. Dalam: Rietschel RL,
2000; 201: 127-31. Fowler JF, Penyunting. Fisher’s contact dermatitis. Edisi ke-6. New
17. Nixon R, Frowen K, Moyle M. Occupational dermatoses. Australian York: McGraw Hill Companies; 2008.h.527-8.
Family Phys. 2005; 34: 327-33. 26. aquaporin-3-deficient mice. Proc Natl Acad Sci USA. 2003; 100:
18. Gronau U. The TROLAB® guide to patch testing. Reinbek: Hermal- 7360-5.
Chemie Kurt Herrmann; 1987.h.36-59. 27. Amado A, Sood A, Taylor JS. Irritant Contact Dermatitis. Dalam:
19. Andersen KE, White AR, Goossens A. Allergens from the European Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ, Wolff
Baseline Series. Dalam: Johansen JD, Frosch PJ, Lepoittevin JP, K, penyunting. Fitzpatrick`s Dermatology in General Medicine.
Penyunting. Contact dermatitis. Edisi ke-5. New York: Springer; Edisi ke-8. New York: MacGraw-Hill; 2012. h. 499-506.
2011.h.545-90. 28. Leung DYM, Eichenfield LF, Boguniewicz M. Atopic Dermatitis
20. Lidén C. Pesticides. Dalam: Johansen JD, Frosch PJ, Lepoittevin JP, (Atopic Eczema). Dalam: Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA,
Penyunting. Contact dermatitis. Edisi ke-5. New York: Springer; Paller AS, Leffell DJ, Wolff K, penyunting. Fitzpatrick`s in General
2011.h.927-36. Medicine. Edisi ke-8. New York: MacGraw-Hill; 2012. h. 162-82.
21. Pedersen LK, Held E, Johansen JD. Short-term effects of alcohol 29. Kampf G, Wigger-Alberti W, Schoder V, Wilhelm KP. Emollients
based desinfectant and detergent on skin irritation. Contact in a propanol-based hand rub can significantly decrease irritant
Dermatitis.2005; 2: 82-7. contact dermatitis. Contact Dermatitis. 2005; 53: 344-9.
22. Oliver EA, Schwartz L, Warren LH. Occupational leukoderma:
preliminary report. J Am Med Assoc.1939; 113: 927-8.

49 S

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai