Anda di halaman 1dari 3

Tugas Kuliah 3 kesehatan jiwa _Lail Chodriyah H1AP12047

1. Mengapa orang yang sebelum mengalami waham, diawali dengan paranoid/fantasi?

Jawab: Pikiran adalah proses sebagai cara dimana seseorang menentukan gagasan dan asosiasi
yaitu bentuk dimana seseorang berpikir. Berpikir dibagi menjadi proses (bentuk) dan isi, bentuk
oikiran adalah cara menyampaikan pendapat, sedangkn isi pikiran adalah apa yang sesungguhnya
dipikirkan oleh seseorang.

 Gangguan isi pikir adalah ketidakmampuan individu untuk memproses stimulus internal
dan eksternal secara akurat. Gangguan isi pikiran dapat terjadi baik pada isi pikiran non-
verbal, maupun pada isi pikiran yang diceritakan. Gangguan isi pikiran yaitu waham.
Waham juga mengalami gangguan orientasi realitas (ketidakmampuan menilai dan
berespon pada realita).
 Waham (delusi) : keyakinan tentang suatu isi pikiran yang tidak sesuai dengan
kenyataaannya atau tidak cocok dengan inteligensi dan latar belakang kebudayaannya,
biarpun dibuktikan kemustahilan hal itu. Waham termasuk salah satu gangguan isi
pikiran. Waham ada banyak jenisnya yaitu waham kejaran, waham somatic/hipokondrik,
waham kebesaran, waham keagaamaan, waham dosa, waham pengaruh, waham sindiran,
waham nihilistic
 Paranoid adalah bentuk gangguan kepribadian dengan sifat curiga yang berlebihan atau
menonjol. Ciri-cirinya seperti:
 Sensitive terhadap kegagalan dan penolakan
 Kecenderungan pendendam
 Kecurigaan dan kecenderungan yang mendalam terhadap sikap orang lain yang
netral atau bersahabat dengan sikap permusuhan atau penghinaan
 Memiliki perasaan permusuhan dan ngotot terhadap hak pribadi
 Memiliki kecurigaan yang berulang dan tanpa dasar
 Kecenderungan untuk merasa disrinya penting secara berlebihan

Waham yang biasanya didahului oleh paranoid atau fantasi itu dikarenakan adanya suatu
keadaan diamana terjadi penolakan terhadap individu itu sendiri. Status pada individu tersebut
ternyata mendapat penolakan dari masyarakat sehingga individu tersebut membuat penyangkalan
atas apa yang terjadi pada dirinya agar masyarakat menerimanya karena ia merasa takut kepada
pandangan masyarakat. Maka timbulah paranoid hingga berujung menjadi waham.

2. Membedakan gangguan isi pikir yang disebabkan organic dan non organic.

Jawab: Gangguan mental organic yaitu gangguan mental yang berkaitan dengan
penyakit/gangguan sistemik atau otak. Gangguan mental organic terjadi gangguan pada fungsi
kognitif (daya ingat, daya pikir, kemampuan belajar), gangguan sensorium (gangguan kesadaran
dan perhatian), dan sindrom dengan manifestasi yang menonjol dalam bidang persepsi
(halusinasi) – isi pikiran (waham) – suasana perasaan dan emosi. Beberapa jenis gangguan
mental organik : demensia, delirium, gangguan mental akibat kerusakan & disfungsi otak &
penyakit fisik. Gangguan mental non-organik mungkin disebabkan oleh hal lain seperti obat-
obatan NAPZA.

Gangguan berpikir akibat gangguan mental organic itu mengakibatkan disorganisasi pada
proses berpikir dari mulai tangensial hingga inkohorensi.

 Tangensial  memberikan jawaban yang sesuai topic umum tetapi tidak secara langsung
menjawab pertanyaannya, misalnya “apakah ada gangguan dalam tidur anda semalam?”
“saya biasanya tidur di tempat tidur , tetapi sekarang saya tidur di sofa”.
 Asosiasi longgar  mengatakan hal-hal yang tidak ada hubungannya satu sama lain,
“saya mau makan. Semua orang dapat berjalan”
 Inkoheren  gngguan dalam bentuk bicara, sehingga satu kalimat pun sudah sukar
ditangkap atau diikuti maksudnya.

Gangguan berpikir akibat gangguan mental non-organik itu menyebabkan gangguan pada
isi pikirannya. Intoksikasi NAPZA dapat menimbulkan gangguan kesadaran, fungsi kognitif,
persepsi, afek dan perilaku.

 Kegembiraan yang luar biasa atau ekstasi  dapat timbul secara mengambang, da nisi
pikiran mereka tidak dapat diceritakan.
3. Pemeriksaaan status mental psikiatri apakah bisa digunakan pada kondisi non-
psikiatri/ dalam kehidupan sehari-hari, berikan contoh aplikasinya

Pemeriksaan status mental adalah bagian dari pemeriksaan klinis yang menggambarkan


tentang keseluruhan pengamatan pemeriksa dan kesan tentang pasien psikiatrik saat wawancara,
yang meliputi penampilan, pembicaraan, tindakan, persepsi dan pikiran selama wawancara.
Tujuannya untuk mengetahui diagnose pasien.

Namun ada pemeriksaan lebih spesik untuk membantu menegakkan diagnosis gangguan status
mental misalnya:

 Mini mental state examination (MMSE) adalah pemeriksaan kognitif yang menjadi


bagian rutin pemeriksaan untuk menegakkan diagnosis dementia.
 Deteksi dini Autism Spectrum Disorder  (ASD) dapat dilakukan melalui
kuesioner Checklist for Autism in Toddlers (CHAT). Kuesioner ini dapat
digunakan untuk deteksi dini anak dengan GSA yang berusia 18 – 36 bulan,
dilakukan dengan observasi dan mengajukan pertanyaan kepada orangtua
yang menemukan adanya satu atau lebih gejala, seperti; (1) keterlambatan
bicara; (2) gangguan komunikasi/ interaksi sosial; (3) perilaku yang berulang
ulang pada anak mereka.
 Autism Screening Questionnaire adalah 40 poin skala skreening yang telah digunakan
untuk anak usia 4 tahun ke atas untuk mengevaluasi kemampuan berkomunikasi dan
fungsi sosialnya.

Anda mungkin juga menyukai