Anda di halaman 1dari 13

Review Journal

Nama Reviewer : Micky Agustieyanto Nrp : 173020009


1. Judul :
APLIKASI EKSTRAK DAUN SALAM (SYZYGIUM POLYANTHUM) DAN
EKSTRAK BIJI PINANG (Areca catechu L.) SEBAGAI PENGAWET DAGING
AYAM BROILER GILING SELAMA PROSES PENYIMPANAN.
2. Nama Peneliti : Nur Her Riyadi P,Windi Atmaka,Arinta Happy
3. Instansi Peneliti :-
4. Nama Majalah : Jurnal Teknologi Hasil Pertanian
5. Nomor,Edisi,dan Tahun Penerbitan : Vol VII No.1,Februari 2014
6. Nama Penerbit : -
7. Ringkasan Isi :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan ekstrak daun salam dan
ekstrak biji pinang terhadap karakteristik mikrobiologis dan kimia daging ayam broiler
giling selama proses penyimpanan serta mengetahui konsentrasi ekstrak daun salam dan
ekstrak biji pinang yang memberikan efek penghambatan pembusukan daging ayam
broiler giling, ditinjau berdasarkan karakteristik mikrobiologis dan kimia daging ayam
broiler giling selama proses penyimpanan. Penelitian ini menggunakan empat macam
analisis, diantaranya adalah kadar tanin, Total Plate Pount (TPC), pH, dan Total Volatile
Bases (TVB).
8. Faktor-faktor dan Variabel penelitian :
Analisis statistik dengan SPSS menggunakan ANOVA. Jika terdapat perbedaan antar
sampel maka dilanjutkan dengan uji beda nyata menggunakan analisis Duncan Multiple
Range Test (DMRT) pada tingkat signifikansi 0,05.
9. Respon/Parameter yang diuji dan metodenya :
Analisis yang dilakukan terdiri dari analisis tanin dengan metode Folin Ciocalteu
(Makkar, 1993), total mikroba dengan metode total plate count (Fardiaz, 1987), total
volatile bases dengan metode Kjeldahl (Apriyantono et al., 1988), dan uji pH dengan pH
meter (FSSAI, 2012).
10. Kesimpulan Peneltian :
Penambahan ekstrak daun salam (Syzygium polyanthum) dan ekstrak biji pinang (Areca
catechu L.) dapat menghambat kerusakan mikrobiologis sampai pada hari ke-6 yaitu
sebesar 6,89 log cfu/g sampel pada campuran ekstrak daun salam 10% dan ekstrak biji
pinang 2,5% dan dapat menghambat kerusakan kimiawi sampai pada hari ke-2 yaitu
sebesar 1,44 mg/10g sampel pada campuran ekstrak daun salam 10% dan ekstrak biji
pinang 2,5%.
11. Penilaian (Catatan Khusus Terkait Penelitian) :
Dalam jurnal ini saya hanya memberi penilaian yang cukup bagus,dengan menggunakan
4 macam pengujian yaitu analisis tanin dengan metode Folin Ciocalteu ,total mikroba
dengan metode total plate count, total volatile bases dengan metode Kjeldahl, dan uji pH
dengan pH meter.
12. Pertayaan atau Masalah yang belum terjawab :
Mengapa ekstrak biji pinang hanya digunakan 2,5% sedangkan ekstrak daun salam
10%,kenapa tidak digunakan keduanya dalam konsentrasi yang sama?
Review Journal
Nama Reviewer : Micky Agustieyanto Nrp : 173020009
1. Judul :
Optimalisasi Kondisi Ekstraksi Polifenol Biji Pinang dan Evaluasi Aktivitas
Antioksidannya
2. Nama Peneliti : Wei-Min Zhang , Wu-Yang Huang , Wen-Xue
Chen , Lin Han and Hai-De Zhang
3. Instansi Peneliti : Open Acces Molecules
4. Nama Majalah : Molecules
5. Nomor,Edisi,dan Tahun Penerbitan: 191016416,19,13 Oktober 2014
6. Nama Penerbit : Wu-Yang Huang
7. Ringkasan Isi :
Polifenol adalah senyawa fungsional pada tanaman, yang memiliki banyak bioaktif
yang bermanfaat bagi manusia. Tujuan untuk mengidentifikasi polifenol dan sifat
antioksidan dari biji buah pinang. Dua polifenol utama yang diperoleh adalah
epicatechin dan asam syringic. Ekstrak etanol dari buah pinang menunjukkan aktivitas
antioksidan yang jauh lebih besar (p <0,05) dibandingkan Vc yang menggunakan
DPPH dan uji daya yang lebih rendah, tetapi kemampuannya lebih rendah (p <0,05)
menggunakan uji radikal hidroksil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pinang
adalah bahan makanan yang sangat baik dengan sifat antioksidan potensial.
8. Faktor-faktor dan Variabel penelitian :
Desain unitatis kuadratik umum digunakan untuk menentukan proses ekstraksi yang
optimal. Polifenol diidentifikasi menggunakan LC-TOF-MS.Dengan perbandingan
dengan asam askorbat (Vc), aktivitas antioksidan dari ekstrak etanol dievaluasi
menggunakan tiga tes komplementer in vitro: penghambatan DPPH (1,1-difenil-2-
pikrillylhidrazil) aktivitas pembilasan radikal, aktivitas pembilasan radikal hidroksil,
dan pengurangan kemampuan.
9. Respon atau Parameter yang diuji dan metodenya :
Pada dasarnya, 1 mL sampel dicampur dengan 1 mL reagen Folin dan Ciocalteu
phenol. Setelah 3 menit, 1 mL larutan natrium karbonat jenuh ditambahkan ke dalam
campuran dan volumenya disesuaikan hingga 10 mL dengan air suling. Reaksi
dipertahankan dalam gelap selama 90 menit. Absorbansi kemudian dibaca pada 725
nm (UV-2450 Spectrophotometer, Shimadzu Co. Ltd., Kyoto, Jepang). Catechin
digunakan untuk menghasilkan kurva standar (2,0-12,0 μg / mL; y = 0,0631x -
0,0611; R2 = 0,9992). Hasilnya dinyatakan sebagai mg ekivalen ekstrak katekin / g.
10. Kesimpulan Peneltian :
Penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak biji buah pinang adalah antioksidan nutrisi
yang berguna untuk industri nutraceutical dengan manfaat luar biasa bagi kesehatan
manusia.Oleh karena itu, studi lebih lanjut diperlukan untuk mengisolasi dan
mengidentifikasi senyawa polifenol antioksidan aktif dari ekstrak etanol biji pinang.
11. Penilaian (Catatan Khusus Terkait Penelitian :
Dalam jurnal ini saya hanya memberi penilaian yang cukup bagus karena biji pinang
memiliki manfaat luar biasa untuk manusia.
12. Pertayaan atau Masalah yang belum terjawab :
Bagimana antioksidan potensial bekerja secara maksimal?
Review Journal
Nama Reviewer : Micky Agustieyanto Nrp : 173020009
1. Judul : Aktivitas antioksidan ekstrak dari pinang
(Areca catectu L.) bunga, sekam dan biji
2. Nama Peneliti : Wei-Min Zhang, Bin Li, Lin Han and Hai-De
Zhang
3. Instansi Peneliti : Academic Journals
4. Nama Majalah : African Journal of Biotechnology
5. Nomor,Edisi,dan Tahun Penerbitan: Vol. 8 (16), pp. 3887-3892, 18 August, 2009
6. Nama Penerbit : Hai-De Zhang
7. Ringkasan Isi :
Aktivitas antioksidan ekstrak bunga, sekam dan biji pinang (Areca catectu L.)
dievaluasi menggunakan 3 uji in vitro komplementer, penghambatan radikal DPPH
(1,1-difenil-2- picrylhydrazyl), penghambatan radikal hidroksil dan mengurangi
sistem tenaga.Nilai EC50 dihitung untuk semua metode untuk mengevaluasi efisiensi
antioksidan dari ekstrak pinang. Isi fenol dan flavonoid juga dianalisis. Biji pinang
memiliki sifat antioksidan terbaik, menghadirkan nilai EC50 jauh lebih rendah untuk
aktivitas pemulungan radikal DPPH. Selain itu, kandungan polifenol dan flavonoid
tertinggi ditemukan dari ekstrak biji pinang. Disarankan bahwa biji pinang adalah
bahan makanan yang sangat baik dengan nutrisi dan antioksidan potensial.
8. Faktor-faktor dan Variabel penelitian :
Total konten fenolik dalam ekstrak diperkirakan dengan tes kolorimetri berdasarkan
prosedur yang dijelaskan oleh Singleton dan Rossi (1965) dengan beberapa
modifikasi. Pada dasarnya, 1 ml sampel dicampur dengan 1 ml reaktor fenol, Folin
dan Ciocalteu. Setelah 3 menit, 1 ml larutan natrium karbonat jenuh ditambahkan ke
dalam campuran dan disesuaikan hingga 10 ml dengan air suling. Reaksi disimpan
dalam gelap selama 90 menit, setelah itu absorbansi dibaca pada 725 nm
(spektrofotometer UV-2450). Catechin digunakan untuk membuat kurva standar (2,0 -
12,0 μg / ml; y = 0,0631 x -0,0611; R2 = 0,9992) dan hasilnya dinyatakan dalam mg
ekivalen ekstrak katekin / g.
9. Respon atau Parameter yang diuji dan metodenya :
Metodenya dengan menggunakan 3 uji in vitro komplementer, penghambatan radikal
DPPH (1,1-difenil-2- picrylhydrazyl), penghambatan radikal hidroksil dan
mengurangi sistem tenaga .
10. Kesimpulan Peneltian :
Secara keseluruhan, ekstrak biji pinang menunjukkan aktivitas pembersihan radikal
DPPH tertinggi dan daya yang berkurang, sedangkan biji pinang menunjukkan
aktivitas pembersihan radikal radikal hidroksil terbaik. Sangat menarik bahwa ekstrak
etanol pinang menunjukkan aktivitas antioksidan tertinggi dalam fraksi 3 pin dengan
uji DPPH dan mengurangi daya.
11. Penilaian (Catatan Khusus Terkait Penelitian) :
Dalam jurnal ini saya hanya memberi penilaian yang baik karena ekstrak biji pinang
memiliki aktivitas antioksidan yang tinggi.
12. Pertayaan atau Masalah yang belum terjawab :
Metode apa saja yang dapat diterapkan dalam penelitian aktivitas antioksdan selain 3
metode yang disebutkan diatas?
Review Journal
Nama Reviewer : Micky Agustieyanto Nrp : 173020009
1. Judul : PENGGUNAAN EKSTRAK BIJI BUAH
PINANG (Areca catechu L.) UNTUK MEMPERPANJANG WAKTU SIMPAN
IKAN KEMBUNG (Rastrelliger catagurna)
2. Nama Peneliti : Vina Anggina Hutasuhut,Wirsal Hasan,Devi
Nuraini Santi
3. Instansi Peneliti : Departemen Kesehatan Lingkungan Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, Medan
4. Nama Majalah : -
5. Nomor,Edisi,dan Tahun Penerbitan: Tahun 2013
6. Nama Penerbit : -
7. Ringkasan Isi :
Ekstrak biji pinang (Areca catechu L.) merupakan hasil perkolasi biji pinang. Ekstrak
biji pinang (Areca catechu L.) dapat digunakan sebagai pengawet alami. Ekstrak biji
pinang mengandung polifenol yang menunda pertumbuhan pembusukan mikroba.
Tujuan dari penelitian ini untuk menentukan kemampuan ekstrak biji Pinang (Areca
catechu L.) dalam memperpanjang umur simpan ikan tenggiri (Rastrelliger
catagurna).
8. Faktor-faktor dan Variabel penelitian :
Desain Pra dan Pasca Tes. Itu Objek penelitian ini adalah makarel. Percobaan ini
dilakukan dengan empat perawatan: tanpa perendaman (kontrol), perendaman
menggunakan ekstrak biji pinang dengan konsentrasi 0,5%, 1%, 1,5%, dan 2% dalam
1 L air dan setiap perawatan dilakukan empat kali.
9. Respon atau Parameter yang diuji dan metodenya :
Jenis penelitian ini adalah praeksperimen dengan desain pre test-post test yang
menggambarkan penggunaan ekstrak biji buah pinang untuk memperlama waktu
simpan pada ikan kembung (Rastrelliger catagurna). Percobaan dilakukan dengan
perlakuan perendaman selama setengah jam menggunakan 5 konsentrasi yang
berbeda yaitu ekstrak biji buah pinang 0% 0,5%, 1%, 1,5%, 2% dan dilakukan 4 kali
pengulangan. Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan Februari- Juni 2013
10. Kesimpulan Peneltian :
Terdapat perbedaan rata-rata waktu simpan dari tiap-tiap ikan yang direndam selama
setengah jam menggunakan berbagai konsentrasi ekstrak biji pinang. Pada ikan
kontrol memiliki rata-rata waktu simpan 5 jam 45 menit. Untuk ikan yang direndam
menggunakan 0,5% ekstrak biji pinang memiliki waktu simpan 7 jam 45 menit. Ikan
yang direndam menggunakan 1% ekstrak biji pinang selama setengah jam bertahan
hingga 9 jam 15 menit. Ikan yang direndam ekstrak biji pinang masih awet hingga 9
jam 37 menit, dan untuk ikan yang direndam ekstrak biji pinang 2% memiliki waktu
simpan 10 jam 37 menit
11. Penilaian (Catatan Khusus Terkait Penelitian :
Dalam jurnal ini saya hanya memberi penilaian yang baik karena ekstrak biji pinang
memiliki aktivitas antioksidan yang tinggi sehingga sebagai pengawet alami.
12. Pertayaan atau Masalah yang belum terjawab :
Dalam melakukan uji ini,produk ikan kembung ini mengalami penyusutan kandungan
gizi,kandungan apa saja yang mengalami penyusutan.
Review Journal
Nama Reviewer : Micky Agustieyanto Nrp : 173020009
1. Judul :Peluang Pemanfaatan Buah Pinang Untuk
Pangan
2. Nama Peneliti : Rindengan Barlina
3. Instansi Peneliti : Balai Penelitian Tanaman Kelapa dan Palma
Lain
4. Nama Majalah : Buletin Palma
5. Nomor,Edisi,dan Tahun Penerbitan: No. 33, Desember 2007
6. Nama Penerbit :-
7. Ringkasan Isi :
Pinang adalah tanaman yang memiliki banyak manfaat, tetapi belum dianggap sebagai
komoditas utama. Produksi buah pinang dapat mencapai 50-100 buah/mayang dan
150-250 buah/mayang untuk ukuran buah lebih kecil. Pemanfaatan buah pinang
sebagai ramuan yang dimakan bersama sirih, telah menjadi kebiasaan secara turun
temurun pada beberapa daerah tertentu di Indonesia, tetapi konsumennya
terbatas.Berbagai manfaat yang dapat diperoleh dari pemanfaatan biji pinang adalah
sebagai berikut: 1) sebagai kebutuhan pokok, sumber energi dan untuk upacara adat,
2) sebagai pengganti rokok, mengatur pencernaan dan mencegah ngantuk, 3) sebagai
bahan kosmetik dan pelangsing, 4) sebagai bahan baku obat, dan 5) sebagai
antidepresi. Agar supaya aneka manfaat biji pinang dapat dinikmati banyak orang,
maka perlu ada inovasi untuk memanfaatkan biji pinang dalam pengolahan berbagai
produk pangan, sehingga mudah dikonsumsi.
8. Faktor-faktor dan Variabel penelitian :
Kandungan tanin dan alkaloid adalah dua senyawa yang dominan pada biji pinang.
Tanin yang berkisar 15%, tergolong senyawa polifenol yang dapat larut dalam gliserol
dan alkohol, sedangkan alkaloid berkisar 0,3-0,6%.
9. Respon atau Parameter yang diuji dan metodenya :
Pengujian lainnya, terungkap bahwa ekstrak etanol biji pinang mempunyai aktivitas
antidepresi (obat stres). Agar supaya aneka manfaat biji pinang dapat dinikmati
banyak orang, maka perlu ada inovasi untuk memanfaatkan biji pinang dalam
pengolahan berbagai produk pangan, sehingga mudah dikonsumsi.
10. Kesimpulan Peneltian :
Komponen utama yang terkandung pada biji pinang adalah tanin dan alkaloid. Kedua
komponen ini sangat dominan memberikan aneka manfaat kepada penikmat biji
pinang. Secara empiris biji pinang dapat mengatasi berbagai jenis penyakit dan dari
berbagai pengujian ternyata senyawa arekolina (komponen alkaloid) pada biji pinang,
dapat berfungsi sebagai antihelmintik (anticacing). Dengan demikian akan lebih
banyak konsumen yang merasakan manfaat biji pinang terutama untuk kesehatan.
11. Penilaian (Catatan Khusus Terkait Penelitian) :
Dalam jurnal ini saya hanya memberi penilaian yang baik karena ekstrak biji pinang
memiliki manfaat yang banyak untuk kesehatan.
12. Pertayaan atau Masalah yang belum terjawab :
Bagaimana cara pengolahan biji pinang agar terlihat menarik sehingga orang dapat
menggunakannya?
Review Journal
Nama Reviewer : Micky Agustieyanto Nrp : 173020009
1. Judul : ACUTE ORAL TOXICITY STUDY OF
ARECA CATECHU LINN. AQUEOUS EXTRACT IN SPRAGUE-DAWLEY
RATS
2. Nama Peneliti : LIZA MEUTIA SARI, SUYATNA FD, SRI
UTAMI, CHAIRUL CHAIRUL, GUS PERMANA SUBITA, YUNIARDINI S
WHULANDHARY, ELZA IBRAHIM AUERKAURI.
3. Instansi Peneliti : Asian Journal Of Pharmaceutical And Clinical
Research
4. Nama Majalah : INNOVARE ACADEMIC SCIENCES
5. Nomor,Edisi,dan Tahun Penerbitan: Vol 7, Issue 5, 2014 ISSN - 0974-2441
6. Nama Penerbit : -
7. Ringkasan Isi :
Areca catechu Linn, umumnya dikenal sebagai "biji pinang" oleh penduduk setempat,
milik keluarga botani Palmaceae. Tanaman ini secara tradisional digunakan di
Indonesia sebagai peran budaya upacara tradisional. Evaluasi sifat beracun A. catechu
L. sangat penting mengingat bahwa biji pinang ini adalah salah satu faktor
predisposisi dalam etiologi kanker mulut dan paparannya dapat menyebabkan efek
yang tidak diinginkan pada kesehatan.
8. Faktor-faktor dan Variabel penelitian :
Hasil kami telah menunjukkan bahwa ekstrak air dari A. catechu L. memiliki efek
non-toksisitas seperti yang ditunjukkan pada tikus Sprague-Dawley. Tidak ada
kematian atau tanda-tanda toksisitas
9. Respon atau Parameter yang diuji dan metodenya :
Toksisitas akut ekstrak Biji pinang Areca catechu L. diselidiki pada tikus, sesuai
Pedoman OECD 423 untuk protokol akut. Berat badan, kemungkinan kematian, dan
parameter aktivitas diukur selama 14 hari untuk memastikan median dosis mematikan
(LD50) dari ekstrak. Pada akhir penelitian, semua hewan dalam semua kelompok
yang diperlakukan dikorbankan.
10. Kesimpulan Peneltian :
Hasil kami telah menunjukkan bahwa ekstrak air dari A. catechu L. memiliki efek
non-toksisitas seperti yang ditunjukkan pada tikus Sprague-Dawley. Tidak ada
kematian atau tanda-tanda toksisitas yang diamati pada tikus yang menerima ekstrak
hingga batas akut oral dosis 15.000 mg / kg berat badan. Namun, karena A. catechu L.
telah dikenal sebagai faktor predisposisi karsinoma sel skuamosa oral. Oleh karena
itu, direkomendasikan bahwa studi komprehensif harus dilakukan untuk memastikan
efek toksisitas dan keamanan ekstrak A. catechu L.
11. Penilaian (Catatan Khusus Terkait Penelitian) :
Dalam jurnal ini saya hanya memberi penilaian yang cukup baik karena biji pinang
salah satu faktor predisposisi dalam etiologi kanker mulut.
12. Pertayaan atau Masalah yang belum terjawab :
Bagimana manfaat ekstrak biji pinang untuk kesehatan manusia?

Review Journal
Nama Reviewer : Micky Agustieyanto Nrp : 173020009
1. Judul : AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK
ETANOL BIJI
PINANG (Areca catechu, L)
2. Nama Peneliti : Heru A. Cahyanto
3. Instansi Peneliti : Balai Riset dan Standardisasi Industri
Pontianak
4. Nama Majalah : Majalah Biam
5. Nomor,Edisi,dan Tahun Penerbitan: 14 (02) Desember 2018
6. Nama Penerbit :-
7. Ringkasan Isi :
Biji pinang mengandung senyawa antioksidan yang dapat menghambat radikal bebas
seperti senyawa tannin dan flavonoid. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
aktivitas antioksidan ekstrak etanol biji pinang dengan metode DPPH dan menetapkan
kadar kandungan senyawa tannin dan flavonoid. Biji pinang diekstraksi secara
maserasi menggunakan ethanol 95% dan dipekatkan sampai terbentuk ekstrak kental
dengan rendemen 21,6%. Ekstrak yang diperoleh distandardisasi dan dilakukan uji
aktivitas antioksidan dengan metode DPPH. Ekstrak etanol biji pinang mengandung
senyawa flavonoid dan tannin dengan kadar masing-masing 3,7% dan 8,53%. Hasil
uji menunjukkan ekstrak biji pinang memenuhi persyaratan standar bahan ekstrak
serta memiliki aktivitas antioksidan sebesar 3,5µg/ml.
8. Faktor-faktor dan Variabel penelitian :
Faktor DPPH dan untuk menetapkan kadar kandungan senyawa tannin dan flavonoid.
Ekstrak yang diperoleh distandardisasi dan dilakukan uji aktivitas antioksidan dengan
metode DPPH.
9. Respon atau Parameter yang diuji dan metodenya :
Uji aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH (1,1-diphenil-2-
picrylhydrazyl). Senyawa ini merupakan radikal bebas yang akan memudar warnanya
bila berinteraksi dengan senyawa yang dapat menetralkannya. Digunakan metode ini
juga karena senyawa yang diuji berupa senyawa polar berupa ekstrak etanol, dimana
kristal DPPH larut dan memberikan absorbansi maksimum dengan pelarut etanol.
10. Kesimpulan Peneltian :
Ekstrak biji pinang hasil ekstraksi menggunakan etanol 95% memiliki rendemen
21,6%, konsistensi kental, warna coklat dan bau khas dengan kadar air 23,7%, kadar
abu 0,795 dan kadar abu tak larut asam 0,005% serta memiliki aktivitas antioksidan
3.5 µg/ml, masuk kategori kuat.
11. Penilaian (Catatan Khusus Terkait Penelitian) :
Dalam jurnal ini saya hanya memberi penilaian yang cukup baik karena ekstrak biji
pinang memenuhi persyaratan standar bahan ekstrak serta memiliki aktivitas
antioksidan sebesar 3,5µg/ml.
12. Pertayaan atau Masalah yang belum terjawab :
Mengapa radikal bebas yang berada dalam biji pinang akan memudar warnanya?

Review Journal
Nama Reviewer : Micky Agustieyanto Nrp : 173020009
1. Judul : PENGARUH METODE EKSTRAKSI
TERHADAP AKTIVITAS PENANGKAL RADIKAL BEBAS EKSTRAK
METANOL KULIT BIJI PINANG YAKI (Areca vestiaria Giseke)
2. Nama Peneliti : Eka Pratiwi Mokoginta, Max Revolta John
Runtuwene, Frenly Wehantouw
3. Instansi Peneliti : Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT
4. Nama Majalah : PHARMACON
5. Nomor,Edisi,dan Tahun Penerbitan: Vol. 2 No. 04 November 2013 ISSN 2302 -
2493
6. Nama Penerbit :-
7. Ringkasan Isi :
Penelitian telah dilakukan untuk mengetahui pengaruh metode ekstraksi terhadap
penangkal radikal bebas pada kulit biji pinang yaki. Ekstraksi kulit biji pinang yaki
dilakukan dengan metode maserasi, perkolasi dan sokletasi. Uji aktivitas penangkal
radikal bebas dilakukan dengan metode DPPH. Hasil yang diperoleh dianalisis
dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Hasil dari penelitian pada metode
sokletasi memiliki aktivitas penangkal radikal bebas yang cukup tinggi pada
konsentrasi 50 ppm (85,16%) dan 100 ppm (92,31%) metode ekstraksi maserasi yang
memiliki nilai persen inhibisi sebesar 74,61% pada konsentrasi 50 ppm dan 81,32%
pada konsentrasi 100 ppm dan perkolasi dengan nilai 14,28% pada konsentrasi 50
ppm dan 17,17% pada konsentrasi 100 ppm.
8. Faktor-faktor dan Variabel penelitian :
Faktor DPPH dan untuk menetapkan kadar kandungan senyawa tannin dan flavonoid.
Ekstrak yang diperoleh distandardisasi dan dilakukan uji aktivitas antioksidan dengan
metode DPPH.
9. Respon atau Parameter yang diuji dan metodenya :
Ekstraksi kulit biji pinang yaki dilakukan dengan metode maserasi, perkolasi dan
sokletasi. Uji aktivitas penangkal radikal bebas dilakukan dengan metode DPPH.
10. Kesimpulan Peneltian :
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, metode ekstraksi berpengaruh terhadap
aktivitas penangkal radikal bebas. Metode sokletasi memiliki aktivitas penangkal
radikal bebas yang tinggi pada konsentrasi 50 mg/L (85,165%) dan 100 mg/L
(92,310%) dibandingkan dengan metode ekstraksi maserasi serta perkolasi.
11. Penilaian (Catatan Khusus Terkait Penelitian) :
Dalam jurnal ini saya hanya memberi penilaian yang baik karena ekstrak biji pinang
pada metode sokletasi memiliki aktivitas penangkal radikal bebas yang cukup tinggi
pada konsentrasi 50 ppm (85,16%)
12. Pertayaan atau Masalah yang belum terjawab :
Mengapa radikal bebas yang berada dalam biji pinang akan menjadi penangkal?

Review Journal
Nama Reviewer : Micky Agustieyanto Nrp : 173020009
1. Judul : Ekstrak Etanolik Biji Buah Pinang (Areca
catechu L.) mampu menghambat proliferasi dan memacu apoptosis sel MCF-7
2. Nama Peneliti : Edy Meiyanto, Ratna Asmah Susidarti, Sri
Handayani dan Fitria Rahmi
3. Instansi Peneliti :-
4. Nama Majalah : Majalah Farmasi Indonesia
5. Nomor,Edisi,dan Tahun Penerbitan: 19(1), 12 – 19, 2008
6. Nama Penerbit :-
7. Ringkasan Isi :
Biji pinang dikenal mengandung senyawa antioksidan sehingga berpotensi sebagai
antikanker. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari efek penghambatan ekstrak
etanolik biji pinang (EP) terhadap pertumbuhan sel kanker payudara, MCF-7.
Standardisasi ekstrak etanolik biji buah Areca catechu (EP) dilakukan sesuai standar
BPOM. Ekstraksi serbuk biji buah Areca catechu dilakukan dengan menggunakan
etanol 96%. Pengamatan sitotoksik untuk mendapatkan nilai IC50 dan penghambatan
proliferasi sel (menggunakan uji doubling time) dilakukan dengan menggunakan
metode MTT. Pengamatan dan pemeriksaan apoptosis dilakukan dengan pengecatan
akridin oranye-etidium bromida (double staining). Hasilnya menunjukkan bahwa
perlakuan ekstrak etanolik biji buah Areca catechu (25-100 μg/mL) selama 48 jam
menghambat pertumbuhan sel sebesar 13-84% (IC50 77 μg/mL), sedangkan
perlakuan arekolin (10-500 μg/mL) menghasilkan penghambatan pertumbuhan sel
sebesar 8-73% (IC50 180 μg/mL). Ekstrak tersebut juga mampu menurunkan
proliferasi sel serta memacu apoptosis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
ekstrak etanolik biji buah Areca catechu (EP) memiliki efek antiproliferatif dengan
menghambat pertumbuhan dan memacu apoptosis.
8. Faktor-faktor dan Variabel penelitian :
Variable penelitian efek penghambatan ekstrak etanolik biji pinang (EP) terhadap
pertumbuhan sel kanker payudara, MCF-7. Standardisasi ekstrak etanolik biji buah
Areca catechu (EP) dilakukan sesuai standar BPOM.
9. Respon atau Parameter yang diuji dan metodenya :
Pengamatan sitotoksik untuk mendapatkan nilai IC50 dan penghambatan proliferasi
sel (menggunakan uji doubling time) dilakukan dengan menggunakan metode MTT.
Pengamatan dan pemeriksaan apoptosis dilakukan dengan pengecatan akridin oranye-
etidium bromida (double staining).
10. Kesimpulan Peneltian :
Penelitian ini menyimpulkan bahwa ekstrak etanolik buah biji pinang (Areca catechu)
memiliki aktifitas antiproliferatif terhadap sel MCF-7 dengan menghambat
pertumbuhan dan memacu apoptosis.
11. Penilaian (Catatan Khusus Terkait Penelitian) :
Dalam jurnal ini saya hanya memberi penilaian yang baik karena mengandung
senyawa antioksidan sehingga berpotensi sebagai antikanker
12. Pertayaan atau Masalah yang belum terjawab :
Bagaimana antioksidan berpotensi sebagai anti kanker?

Review Journal
Nama Reviewer : Micky Agustieyanto Nrp : 173020009

1. Judul : Efektivitas Ekstrak Etanol Biji Pinang (Areca


catechu Linn) terhadap pertumbuhan bakteri Streptoccus mutans secara In Vitro.
2. Nama Peneliti : Asdyaksa, Hirzi 
3. Instansi Peneliti :-
4. Nama Majalah : Universitas Brawijaya.
5. Nomor,Edisi,dan Tahun Penerbitan: SKR/FK/2013/456/051306195
6. Nama Penerbit :-
7. Ringkasan Isi :
Streptococcus mutans merupakan bakteri patogen pada mulut yang merupakan agen
penyebab utama karies. Proses karies ditandai dengan terjadinya demineralisasi pada
jaringan keras gigi, diikuti dengan kerusakan bahan organiknya. Hal ini akan
menyebabkan terjadinya invasi bakteri dan kerusakan jaringan pulpa serta penyebaran
ke jaringan periapikal dan menimbulkan rasa sakit atau nyeri. Biji pinang (Areca
catechu Linn) mengandung alkaloid seperti arecoline, arecolidine, arecaine,
guvacoline, guvacine, homoarecoline, dan isoguvacine serta proantosianidin yang
memiliki daya anti mikroba.Kemudian diinkubasi selama 24 jam lalu dilihat
pertumbuhan bakteri dan ketebalan bakteri dengan kasat mata. Di dalam penelitian ini
didapatkan KHM adalah 1,5% Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ekstrak
etanol biji pinang (Areca catechu Linn) dapat menghambat pertumbuhan bakteri
Streptococcus mutans secara in vitro.
8. Faktor-faktor dan Variabel penelitian :
Variable penelitian mempelajari efektivitas ektrak etanol biji pinang (Areca catechu
Linn) terhadap pertumbuha bakteri Streptococcus mutans secara in vitro. Sampel
kemudian dibiakkan dan diberi ekstrak biji pinang (Areca catechu Linn) dengan
konsentrasi 0,5%, 1%, 1,5%, 2%, 2,5% dengan metode dilusi agar.
9. Respon atau Parameter yang diuji dan metodenya :
Penelitian ini dilakukan menggunakan design eksperimental laboratoris yaitu, True
Experiment-Post Only Control Group Design. Sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah bakteri Streptococcus mutans yang dikultur oleh Laboratorium
Mikrobiologi Universitas Brawijaya Malang
10. Kesimpulan Peneltian :
Penelitian ini menyimpulkan bahwa ekstrak etanol biji pinang (Areca catechu Linn)
dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans secara in vitro.
11. Penilaian (Catatan Khusus Terkait Penelitian) :
Dalam jurnal ini saya hanya memberi penilaian yang baik karena bakteri patogen pada
mulut yang merupakan agen penyebab utama karies.
12. Pertayaan atau Masalah yang belum terjawab :
Bagaimana penyebab karies pada manusia?

Review Journal
Nama Reviewer : Micky Agustieyanto Nrp : 173020009

1. Judul : UJI EFEK ANTELMINTIK EKSTRAK


ETANOL BIJI PINANG (ARECA CATECHU) TERHADAP CACING ASCARIS
LUMBRICOIDES DAN ASCARIDIA GALLI SECARA IN VITRO.
2. Nama Peneliti : Debra Tiwow, Widdhi Bodhi, Novel S.Kojong
3. Instansi Peneliti : Program Studi Farmasi Fakultas MIPA
UNSRAT Manado
4. Nama Majalah : PHARMACON
5. Nomor,Edisi,dan Tahun Penerbitan: Vol. 2 No. 02 Mei 2013 ISSN 2302 - 2493
6. Nama Penerbit : Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT
7. Ringkasan Isi :
Biji pinang dikenal sebagai obat tradisional yang berkhasiat sebagai antelmintik. Obat
antelmintik digunakan untuk mengurangi atau membunuh cacing dalam tubuh
manusia atau hewan. Ekstrak etanol biji pinang mengandung senyawa tanin yang
mampu menghambat enzim dan merusak membran sel. Persentasi kematian dan
paralisis cacing dinilai setiap jam sampai batas waktu penelitian dan selanjutnya data
dianalisis menggunakan ANOVA. Analisis regresi dilakukan untuk mengetahui PC50
dan LC50. Hasil pengujian menunjukkan ekstrak etanol biji pinang mempunyai daya
antelmintik terhadap cacing Ascaris lumbricoides dan Ascaridia galli secara in vitro.
Dari hasil pengujian didapatkan nilai PC50 pada cacing Ascaris lumbricoides sebesar
27,12 %. dan LC50 sebesar 27,11 % pada cacing Ascaridia galli selama 12 jam.
8. Faktor-faktor dan Variabel penelitian :
Variable penelitian Pengujian menggunakan ekstrak etanol biji pinang dengan
konsentrasi 10%, 20%, dan 30%.
9. Respon atau Parameter yang diuji dan metodenya :
Penelitian ini digunakan untuk mengetahui daya antelmintik ekstrak etanol biji pinang
terhadap cacing Ascaris lumbricoides dan Ascaridia galli, serta mengetahui
konsentrasi efektif dari ekstrak etanol biji pinang sebagai antelmintik. Penelitian ini
bersifat eksperimental in vitro. Persentasi kematian dan paralisis cacing dinilai setiap
jam sampai batas waktu penelitian dan selanjutnya data dianalisis menggunakan
ANOVA. Analisis regresi dilakukan untuk mengetahui PC50 dan LC50.
10. Kesimpulan Peneltian :
Dari pengujian secara in vitro, ekstrak etanol biji pinang konsentrasi 10 % mampu
membuat cacing Ascaris lumbricoides paralisis dan pada konsentrasi 20 % mampu
membuat cacing Ascaridia galli menjadi lisis/mati. Ekstrak etanol biji pinang pada
konsentrasi 30% lebih efektif daya antelmintiknya terhadap cacing Ascaris
lumbricoides dan cacing Ascaridia galli.
11. Penilaian (Catatan Khusus Terkait Penelitian) :
Dalam jurnal ini saya hanya memberi penilaian yang baik karena sebagai obat
tradisional yang berkhasiat sebagai antelmintik. Obat antelmintik digunakan untuk
mengurangi atau membunuh cacing dalam tubuh manusia
12. Pertayaan atau Masalah yang belum terjawab :
Seperti apa obat antelmintik?
Review Journal
Nama Reviewer : Micky Agustieyanto Nrp : 173020009

1. Judul : Aktivitas Antimikrob Fraksi Ekstrak Etanol


Buah Pinang (Areca catechu L) pada Bakteri Methicillin Resistant Staphylococcus
aureus.
2. Nama Peneliti : Perdina Nursidika,1 Opstaria Saptarini,2 Nurul
Rafiqua
3. Instansi Peneliti : Program Studi Analis Kesehatan, Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani.
4. Nama Majalah : Majalah Kedokteran Bandung
5. Nomor,Edisi,dan Tahun Penerbitan: Vol. 2 No. 02 Mei 2013 ISSN 2302 - 2493
6. Nama Penerbit :-
7. Ringkasan Isi :
Infeksi merupakan penyakit penyebab kematian di Indonesia. Salah satu penyebab
perkembangan penyakit infeksi di Indonesia adalah resistensi bakteri terhadap
antibiotik standar. Methicillin resistant Staphylococcus aureus (MRSA) merupakan
penyebab utama infeksi nosokomial dan komunitas.Telah dilakukan uji aktivitas
antimikrob fraksi dari ekstrak etanol buah pinang (Areca catechu L) pada bakteri
MRSA. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Stikes Jenderal
Achmad Yani Cimahi, Laboratorium Farmakologi Institut Teknologi Bandung, dan
Laboratorium Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan Bandung pada
Mei–Juni 2011.Bercak ini diduga merupakan senyawa fenolat karena memberikan
hasil positif dengan penyemprotan FeCl3.
8. Faktor-faktor dan Variabel penelitian :
Variable penelitian dengan hasil pengujian menunjukkan bahwa fraksi yang paling
efektif ialah fraksi air dengan minimum inhibitory concentration (MIC) 256 µg/mL.
Hasil bioautografi menunjukkan bercak kromatogram kromatografi lapis tipis (KLT)
yang memberikan hambatan terhadap bakteri uji adalah bercak dengan Rf 0,6.
9. Respon atau Parameter yang diuji dan metodenya :
Penelitian Aktivitas antimikrobekstrak dan fraksi diuji menggunakan metode broth
microdilution, bioautografi, dan scanning electron microscope (SEM).
10. Kesimpulan Peneltian :
Berdasarkan Hasil SEM menunjukkan bakteri uji yang telah dipapar dengan tanaman
uji diduga mengalami kerusakan pada membran atau bagian yang lebih dalam,
sehingga sel bakteri menciut dan bergelembung hingga rusak.Simpulan, ekstrak
etanol buah pinang dapat menghambat pertumbuhan bakteri MRSA.
11. Penilaian (Catatan Khusus Terkait Penelitian) :
Dalam jurnal ini saya hanya memberi penilaian yang baik karena salah satu penyebab
perkembangan penyakit infeksi di Indonesia adalah resistensi bakteri terhadap
antibiotik standar.
12. Pertayaan atau Masalah yang belum terjawab :
Bagaimana bahayanya MRSA untuk manusia?

Anda mungkin juga menyukai