Anda di halaman 1dari 102

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seperti tertuang dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003


tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (Pasal 2), berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Pasal 3).
Implementasi Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
dijabarkan ke dalam sejumlah peraturan, di antaranya adalah Peraturan Pemerintah Nomor
19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah beberapa kali
diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan
Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan. Peraturan Pemerintah tersebut memberikan arahan tentang perlunya disusun
dan dilaksanakan delapan standar nasional pendidikan, yaitu: standar isi, standar proses,
standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan
prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.
Satuan pendidikan sebagai penyelenggara pendidkan berkewajiban
mengembangkan kurikulum operasional yang diwujudkan dalam bentuk Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), hal ini sesuai dengan yang diamanatkan di dalam
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2015 Tentang Perubahan
Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional
Pendidikan pasa 1 ayat 20 “Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah Kurikulum
operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan.”
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum disusun untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan memperhatikan tahap perkembangan
peserta didik dan kesesuaiannya dengan lingkungan, kebutuhan pembangunan nasional,

Kurikulum SDN Lebaksiu Lor 01


1
2

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta budaya, sesuai dengan jenis dan
jenjang masing-masing satuan pendidikan.
Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan dan/atau
penyempurnaan kurikulum sekolah mempertimbangkan karakteristik dan kebutuhan
khusus peserta didik, nilai-nilai budaya masyarakat, dan tantangan global dengan
mengembangkan pembelajaran yang mendorong kecakapan abad XXI yaitu 1) Penguatan
Pendidikan Karakter (PPK), 2) Gerakan Literasi Sekolah (GLS), 3) Kompetensi ( 4C atau
Critical Thinking (Berpikir Kritis), Creativity (Kreatifitas), Collaboration (Kerjasama),
Communication (Komunikasi) dan HOTS atau Higher Order Thinking Skill untuk
memenuhi kebutuhan masa depan dan menyongsong Generasi Emas Indonesia
(Indonesian Gold Generation) Tahun 2045 (Peraturan menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2016). Dalam pengembangan dan/atau
penyempurnaan kurikulum sekolah juga mengintegrasikan dan menerapakan program 1)
Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa, 2) Penumbuhan Budi Pekerti, 3) Pendidikan
Berbasis Keunggulan Global dan Berbasis Lokal, dan 4) Pendidikan Kecakapan Hidup
(Life skills)
Untuk meningkatkan capaian pendidikan dikembangkan dengan dua strategi utama,
yaitu peningkatan efektifitas pembelajaran dan penambahan waktu pembelajaran.
Efektifitas pembelajaran dicapai melalui tiga tahap, yaitu:
a) Efektifitas interaksi, akan tercipta dengan adanya harmonisasi iklim akademi dan
budaya sekolah. Efektifitas interaksi dapat terjaga apabila kesinambungan manajemen
dan kepemimpinan pada satuan pendidikan
b) Efektifitas pemahaman, menjadi bagian penting dalam pencapaian efektifitas
pembelajaran. Efektifitas tersebut dapat dicapai apabila pembelajaran yang
mengedepankan pengalaman personal siswa melalui observasi, asosiasi, bertanya,
menyimpulkan dan mengkomunikasikan
c) Efektivitas penyerapan, dapat tercipta manakala adanya kesinambungan pembelajaran
horizontal dan vertical.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SD Negeri Lebaksiu Lor 01
dikembangkan dengan melibatkan warga sekolah, komite sekolah, pengawas dan
kemudian disahkan oleh Kepala UPTD Dikbud Kecamatan Lebaksiu dan Dinas Pendidikan
dan Kebudayaan Kabupaten Tegal.

Kurikulum SDN Lebaksiu Lor 01


3

1. Pengertian Kurikulum
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang
disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan.
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (UU nomor 20 tahun 2003; PP
Nomor 13 Tahun 2015 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19
Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan nomor 19 tahun 2005).
Berdasarkan pengertian tersebut, ada dua dimensi kurikulum, yang pertama adalah
rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, sedangkan yang kedua
adalah cara yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran.

2. Rasional Pengembangan Kurikulum


Kurikulum operasional yang dikembangkan dan diimplementasikan oleh satuan
pendidikan diwujudkan dalam bentuk Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
a. Kurikulum dikembangkan secara berdiversifikasi dengan maksud agar memungkinkan
penyesuaian program pendidikan pada satuan pendidikan dengan kondisi dan kekhasan
potensi yang ada di daerah serta peserta didik; dan
b. Kurikulum dikembangkan dan dilaksanakan di tingkat satuan pendidikan. Kurikulum
operasional yang dikembangkan dan dilaksanakan oleh satuan pendidikan diwujudkan
dalam bentuk Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Komponen KTSP seperti yang termuat di dalam Permendikbud Nomor 61 Tahun
2014 Tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, meliputi 3 dokumen. Dokumen 1
yang disebut dengan Buku I KTSP berisi sekurang-kurangnya visi, misi, tujuan, muatan,
pengaturan beban belajar, dan kalender pendidikan. Dokumen 2 yang disebut dengan Buku
II KTSP berisi silabus dan Dokumen 3 yang disebut dengan Buku III KTSP berisi rencana
pelaksanaan pembelajaran yang disusun sesuai potensi, minat, bakat, dan kemampuan
peserta didik di lingkungan belajar.
Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP berdasar pada
prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya
agar menjadi manusia yang beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa, akhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kretif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.

Kurikulum SDN Lebaksiu Lor 01


4

Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta


didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta
didik serta tuntutan lingkungan.

3. Tujuan Pengembangan Kurikulum


Tujuan pengembangan kurikulum ini untuk memberikan acuan kepada kepala
sekolah, guru, dan tenaga kependidikan lainnya yang ada di sekolah dalam
mengembangkan program-program yang akan dilaksanakan. Selain itu, kurikulum disusun
antara lain agar dapat memberi kesempatan peserta didik untuk :
(a) belajar untuk beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa;
(b) belajar untuk memahami dan menghayati;
(c) belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara
efektif;
(d) belajar untuk hidup bersama dan berguna untuk orang lain;
dan belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar untuk
mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi
dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu
berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban
dunia.

4. Karakteristik Kurikulum
Kurikulum dirancang dengan karakteristik sebagai berikut.
a. Isi atau konten kurikulum adalah kompetensi yang dinyatakan dalam bentuk
Kompetensi Inti (KI) mata pelajaran dan dirinci lebih lanjut ke dalam Kompetensi
Dasar (KD).
b. Kompetensi Inti (KI) merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi
yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas, dan mata
pelajaran
c. Kompetensi Dasar (KD) merupakan kompetensi yang dipelajari peserta didik untuk
suatu mata pelajaran di kelas tertentu.
d. Penekanan kompetensi ranah sikap, keterampilan kognitif, keterampilan psikomotorik,
dan pengetahuan untuk suatu satuan pendidikan dan mata pelajaran ditandai oleh

Kurikulum SDN Lebaksiu Lor 01


5

banyaknya KD suatu mata pelajaran. Untuk SD pengembangan sikap menjadi


kepedulian utama kurikulum.
e. Kompetensi Inti menjadi unsur organisatoris kompetensi bukan konsep, generalisasi,
topik atau sesuatu yang berasal dari pendekatan “disciplinary–based curriculum” atau
“content-based curriculum”.
f. Kompetensi Dasar yang dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling
memperkuat dan memperkaya antar mata pelajaran.
g. Proses pembelajaran didasarkan pada upaya menguasai kompetensi pada tingkat yang
memuaskan dengan memperhatikan karakteristik konten kompetensi dimana
pengetahuan adalah konten yang bersifat tuntas (mastery). Keterampilan kognitif dan
psikomotorik adalah kemampuan penguasaan konten yang dapat dilatihkan. Sedangkan
sikap adalah kemampuan penguasaan konten yang lebih sulit dikembangkan dan
memerlukan proses pendidikan yang tidak langsung.
h. Penilaian hasil belajar mencakup seluruh aspek kompetensi, bersifat formatif dan
hasilnya segera diikuti dengan pembelajaran remedial untuk memastikan penguasaan
kompetensi pada tingkat memuaskan (Kriteria Ketuntasan Minimal/KKM dapat
dijadikan tingkat memuaskan).

B. Landasan Penyusunan Kurikulum


Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan sebagai sebuah perencanaan yang disusun
oleh satuan pendidikan tentunya merujuk pada peraturan perundang-undangan yang telah
dikeluarkan. Peraturan yang terkait dengan pengembangan KTSP adalah sebagai berikut:
1. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional,
a. Pasal 36 Ayat (2) menyebutkan bahwa kurikulum pada semua jenjang dan jenis
pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan
pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik.
b. Pasal 36 Ayat (3) menyebutkan bahwa kurikulum disusun sesuai dengan jenjang
pendidikan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan
memperhatikan: (a) peningkatan iman dan takwa; (b) peningkatan akhlak mulia; (c)
peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik; (d) keragaman potensi
daerah dan lingkungan; (e) tuntutan pembangunan daerah dan nasional; (f) tuntutan
dunia kerja; (g) perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni; (h) agama; (i)

Kurikulum SDN Lebaksiu Lor 01


6

dinamika perkembangan global; dan (j) persatuan nasional dan nilai- nilai
kebangsaan.
c. Pasal 38 Ayat (2) mengatur bahwa kurikulum pendidikan dasar dan menengah
dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan
pendidikan dan komite sekolah/madrasah di bawah koordinasi dan supervisi dinas
pendidikan atau kantor departemen agama kabupaten/kota untuk pendidikan dasar
dan provinsi untuk pendidikan menengah.
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2015 Tentang Perubahan
Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional
Pendidikan, pasal 1:
a. Ayat (16) Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
b. Ayat (17) Kerangka Dasar Kurikulum adalah tatanan konseptual kurikulum yang
dikembangkan berdasarkan Standar Nasional Pendidikan.
c. Ayat (20) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah Kurikulum operasional
yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan.
3. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 67 Tahun
2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Dasar/Madrasah
Ibtidaiyah.
4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 61 Tahun
2014 Tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Pada Pendidikan Dasar Dan
Pendidikan Menengah.
5. Peraturan Daerah Propinsi Jawa Tengah Nomor 9 Tahun 2012 tentang Kurikulum
Mata Pelajaran Muatan Lokal Bahasa Jawa, Bahasa Jawa telah ditetapkan sebagai
Muatan Lokal di Jawa Tengah yang diberikan untuk jenjang SD/SDLB/MI,
SMP/SMPLB/MTs dan SMA/SMALB/SMTVMA.
6. Peraturan Menteri Pendididikan dan Kebudayaan Nomor 62 Tahun 2014 tentang
Ekstrakurikuler pada Pendidikan Dasar dan Menengah.
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 63 Tahun 2014 tentang
Pendidikan Kepramukaan sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler pada Pendidikan Dasar
dan Menengah.

Kurikulum SDN Lebaksiu Lor 01


7

8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 53 Tahun 2015 tentang


Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 79 Tahun 2015 tentang Muatan
Lokal Kurikulum 2013.
10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah.
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 21 Tahun
2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah.
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 22 Tahun
2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah.
13. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun
2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan;.
14. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 24 Tahun
2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran pada Kurikulum 2013.
15. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan
Pendidikan Karakter.
16. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
2018 tentang Penguatan Pendidikan Karakter (PPK).
17. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 37 Tahun
2018 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
Pelajaran pada Kurikulum 2013.

C. Acuan Konseptual Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan


Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mengacu pada
acuan konseptual berikut ini:
1. Peningkatan Iman, Takwa, dan Akhlak Mulia. Iman, takwa, dan akhlak mulia menjadi
dasar pengembangan kepribadian peserta didik secara utuh. KTSP disusun agar semua
mata pelajaran dapat meningkatkan iman, takwa, dan akhlak mulia.
2. Toleransi dan Kerukunan Umat Beragama, kurikulum dikembangkan untuk
memelihara dan meningkatkan toleransi dan kerukunan antarumat beragama.

Kurikulum SDN Lebaksiu Lor 01


8

3. Persatuan Nasional dan Nilai-Nilai Kebangsaan, kurikulum diarahkan untuk


membangun karakter dan wawasan kebangsaan peserta didik yang menjadi landasan
penting bagi upaya memelihara persatuan dan kesatuan bangsa dalam kerangka NKRI.
Oleh karena itu, kurikulum harus menumbuh kembangkan wawasan dan sikap
kebangsaan serta persatuan nasional untuk memperkuat keutuhan bangsa dalam
wilayah NKRI.
4. Peningkatan Potensi, Kecerdasan, Bakat, dan Minat sesuai dengan Tingkat
Perkembangan dan Kemampuan Peserta Didik, pendidikan merupakan proses
holistik/sistemik dan sistematik untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia
yang memungkinkan potensi diri (sikap, pengetahuan, dan keterampilan) berkembang
secara optimal. Sejalan dengan itu, kurikulum disusun dengan memperhatikan potensi,
bakat, minat, serta tingkat perkembangan kecerdasan; intelektual, emosional, sosial,
spritual, dan kinestetik peserta didik.
5. Kesetaraan Warga Negara Memperoleh Pendidikan Bermutu, kurikulum diarahkan
kepada pengembangan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang holistik dan
berkeadilan dengan memperhatikan kesetaraan warga negara memperoleh pendidikan
bermutu.
6. Kebutuhan Kompetensi Masa Depan, kompetensi peserta didik yang diperlukan antara
lain berpikir kritis dan membuat keputusan, memecahkan masalah yang kompleks
secara lintas bidang keilmuan, berpikir kreatif dan kewirausahaan, berkomunikasi dan
berkolaborasi, menggunakan pengetahuan kesempatan secara inovatif, mengelola
keuangan, kesehatan, dan tanggung jawab warga negara.
7. Tuntutan Dunia Kerja, kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh
kembangnya pribadi peserta didik yang berjiwa kewirausahaan dan mempunyai
kecakapan hidup. Oleh sebab itu, kurikulum perlu mengembangkan jiwa
kewirausahaan dan kecakapan hidup untuk membekali peserta didik dalam
melanjutkan studi dan/atau memasuki dunia kerja. Terlebih bagi peserta didik pada
satuan pendidikan kejuruan dan peserta didik yang tidak melanjutkan ke jenjang yang
lebih tinggi.
8. Perkembangan Iptek, pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa
masyarakat berbasis pengetahuan di mana Iptek sangat berperan sebagai penggerak
utama perubahan. Pendidikan harus terus menerus melakukan penyesuaian terhadap

Kurikulum SDN Lebaksiu Lor 01


9

perkembangan Ipteks sehingga tetap relevan dan kontekstual dengan perubahan. Oleh
karena itu, kurikulum harus dikembangkan secara berkala dan berkesinambungan
sejalan dengan perkembangan Iptek.
9. Keragaman Potensi dan Karakteristik Daerah serta Lingkungan, daerah memiliki
keragaman potensi, kebutuhan, tantangan, dan karakteristik lingkungan. Masing-
masing daerah memerlukan pendidikan yang sesuai dengan karakteristik daerah dan
pengalaman hidup sehari-hari. Oleh karena itu, kurikulum perlu memuat keragaman
tersebut untuk menghasilkan lulusan yang relevan dengan kebutuhan pengembangan
daerah dan lingkungan.
10. Tuntutan Pembangunan Daerah dan Nasional, dalam era otonomi dan desentralisasi,
kurikulum adalah salah satu media pengikat dan pengembang keutuhan bangsa yang
dapat mendorong partisipasi masyarakat dengan tetap mengedepankan wawasan
nasional. Untuk itu, kurikulum perlu memperhatikan keseimbangan antara
kepentingan daerah dan nasional.
11. Dinamika Perkembangan Global, kurikulum dikembangkan untuk meningkatkan
kemandirian, baik pada individu maupun bangsa, yang sangat penting ketika dunia
digerakkan oleh pasar bebas. Pergaulan antarbangsa yang semakin dekat memerlukan
individu yang mandiri dan mampu bersaing serta mempunyai kemampuan untuk hidup
berdampingan dengan bangsa lain.
12. Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Setempat, kurikulum dikembangkan dengan
memperhatikan karakteristik sosial budaya masyarakat setempat dan menunjang
kelestarian keragaman budaya. Penghayatan dan apresiasi pada budaya setempat
ditumbuh kembangkan terlebih dahulu sebelum mempelajari budaya dari daerah dan
bangsa lain.
13. Karakteristik Satuan Pendidikan, kurikulum dikembangkan sesuai dengan kondisi dan
ciri khas satuan pendidikan.

D. Prinsip-prinsip Pengembangan dan Pelaksanaan Kurikulum


1. Prinsip-prinsip Pengembangan Kurikulum:
a. Kurikulum satuan pendidikan atau jenjang pendidikan bukan merupakan daftar mata
pelajaran. Atas dasar prinsip tersebut maka kurikulum sebagai rencana adalah
rancangan untuk konten pendidikan yang harus dimiliki oleh seluruh peserta didik
setelah menyelesaikan pendidikannya di satu satuan atau jenjang pendidikan tertentu.

Kurikulum SDN Lebaksiu Lor 01


10

Kurikulum sebagai proses adalah totalitas pengalaman belajar peserta didik di satu
satuan atau jenjang pendidikan untuk menguasai konten pendidikan yang dirancang
dalam rencana. Hasil belajar adalah perilaku peserta didik secara keseluruhan dalam
menerapkan perolehannya di masyarakat.
b. Standar kompetensi lulusan ditetapkan untuk satu satuan pendidikan, jenjang
pendidikan, dan program pendidikan. Sesuai dengan kebijakan Pemerintah mengenai
Wajib Belajar 12 Tahun maka Standar Kompetensi Lulusan yang menjadi dasar
pengembangan kurikulum adalah kemampuan yang harus dimiliki peserta didik
setelah mengikuti proses pendidikan selama 12 tahun. Selain itu sesuai dengan fungsi
dan tujuan jenjang pendidikan dasar dan pendidikan menengah serta fungsi dan tujuan
dari masing-masing satuan pendidikan pada setiap jenjang pendidikan maka
pengembangan kurikulum didasarkan pula atas Standar Kompetensi Lulusan
pendidikan dasar dan pendidikan menengah serta Standar Kompetensi satuan
pendidikan.
c. Model kurikulum berbasis kompetensi ditandai oleh pengembangan kompetensi
berupa sikap, pengetahuan, keterampilan berpikir, dan keterampilan psikomotorik
yang dikemas dalam berbagai mata pelajaran. Kompetensi yang termasuk pengetahuan
dikemas secara khusus dalam satu mata pelajaran. Kompetensi yang termasuk sikap
dan ketrampilan dikemas dalam setiap mata pelajaran dan bersifat lintas mata
pelajaran dan diorganisasikan dengan memperhatikan prinsip penguatan (organisasi
horizontal) dan keberlanjutan (organisasi vertikal) sehingga memenuhi prinsip
akumulasi dalam pembelajaran.
d. Kurikulum didasarkan pada prinsip bahwa setiap sikap, keterampilan dan pengetahuan
yang dirumuskan dalam kurikulum berbentuk Kemampuan Dasar dapat dipelajari dan
dikuasai setiap peserta didik (mastery learning) sesuai dengan kaidah kurikulum
berbasis kompetensi.
e. Kurikulum dikembangkan dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk mengembangkan perbedaan dalam kemampuan dan minat. Atas dasar prinsip
perbedaan kemampuan individual peserta didik, kurikulum memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk memiliki tingkat penguasaan di atas standar yang telah
ditentukan (dalam sikap, keterampilan dan pengetahuan). Oleh karena itu beragam

Kurikulum SDN Lebaksiu Lor 01


11

program dan pengalaman belajar disediakan sesuai dengan minat dan kemampuan
awal peserta didik.
f. Kurikulum berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta
didik serta lingkungannya. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa
peserta didik berada pada posisi sentral dan aktif dalam belajar.
g. Kurikulum harus tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, budaya,
teknologi, dan seni. Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu
pengetahuan, budaya, teknologi, dan seni berkembang secara dinamis. Oleh karena itu
konten kurikulum harus selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, budaya,
teknologi, dan seni; membangun rasa ingin tahu dan kemampuan bagi peserta didik
untuk mengikuti dan memanfaatkan secara tepat hasil-hasil ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni.
h. Kurikulum harus relevan dengan kebutuhan kehidupan. Pendidikan tidak boleh
memisahkan peserta didik dari lingkungannya dan pengembangan kurikulum
didasarkan kepada prinsip relevansi pendidikan dengan kebutuhan dan lingkungan
hidup. Artinya, kurikulum memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mempelajari permasalahan di lingkungan masyarakatnya sebagai konten kurikulum
dan kesempatan untuk mengaplikasikan yang dipelajari di kelas dalam kehidupan di
masyarakat.
i. Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan pemberdayaan
peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Pemberdayaan peserta didik untuk
belajar sepanjang hayat dirumuskan dalam sikap, keterampilan, dan pengetahuan dasar
yang dapat digunakan untuk mengembangkan budaya belajar.
j. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan
kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Kepentingan nasional dikembangkan melalui penentuan struktur
kurikulum, Standar Kemampuan (SK) dan Kemampuan Dasar (KD) serta silabus.
Kepentingan daerah dikembangkan untuk membangun manusia yang tidak tercabut
dari akar budayanya dan mampu berkontribusi langsung kepada masyarakat di
sekitarnya. Kedua kepentingan ini saling mengisi dan memberdayakan keragaman dan
kebersatuan yang dinyatakan dalam Bhinneka Tunggal Ika untuk membangun Negara
Kesatuan Republik Indonesia.

Kurikulum SDN Lebaksiu Lor 01


12

k. Penilaian hasil belajar ditujukan untuk mengetahui dan memperbaiki pencapaian


kompetensi. Instrumen penilaian hasil belajar adalah alat untuk mengetahui
kekurangan yang dimiliki setiap peserta didik atau sekelompok peserta didik.
Kekurangan tersebut harus segera diikuti dengan proses perbaikan terhadap
kekurangan dalam aspek hasil belajar yang dimiliki seorang atau sekelompok peserta
didik.

2. Prinsip Pelaksanaan Kurikulum


Pelaksanakan kurikulum di SD Negeri Lebaksiu Lor 01 menggunakan prinsip-
prinsip sebagai berikut.
a. Pelaksanaan kurikulum didasarkan pada potensi, perkembangan dan kondisi peserta
didik untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya. Dalam hal ini peserta
didik harus mendapatkan pelayanan pendidikan yang bermutu, serta memperoleh
kesempatan untuk mengekspresikan dirinya secara bebas, dinamis dan menyenangkan.
b. Kurikulum dilaksanakan dengan menegakkan kelima pilar belajar, yakni:
1) belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa,
2) belajar untuk memahami dan menghayati,
3) belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara
efektif,
4) belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi orang lain,
dan
5) belajar untuk membangun dan menemukan jati diri, melalui
proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
c. Pelaksanaan kurikulum memungkinkan peserta didik mendapat pelayanan yang bersifat
perbaikan, pengayaan, dan/atau percepatan sesuai dengan potensi, tahap perkembangan,
dan kondisi peserta didik dengan tetap memperhatikan keterpaduan pengembangan
pribadi peserta didik yang berdimensi ke-Tuhanan, kesosialan, dan moral.
d. Kurikulum dilaksanakan dalam suasana hubungan peserta didik dan pendidik yang
saling menerima dan menghargai, akrab, terbuka, dan hangat, dengan prinsip tut wuri
handayani, ing madya mangun karsa, ing ngarsa sung tuladha (di belakang
memberikan daya dan kekuatan, di tengah membangun semangat dan prakarsa, di depan
memberikan contoh dan teladan).

Kurikulum SDN Lebaksiu Lor 01


13

e. Kurikulum dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan multistrategi dan


multimedia, sumber belajar dan teknologi yang memadai, dan memanfaatkan
lingkungan sekitar sebagai sumber belajar, dengan prinsip alam tak kambang jadi guru
(semua yang terjadi, tergelar dan berkembang di masyarakat dan lingkungan sekitar
serta lingkungan alam semesta dijadikan sumber belajar, contoh dan teladan).
f. Kurikulum dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi alam, sosial dan budaya serta
kekayaan daerah untuk keberhasilan pendidikan dengan muatan seluruh bahan kajian
secara optimal.
g. Kurikulum mencakup seluruh komponen kompetensi mata pelajaran/muatan pelajaran,
muatan lokal, pengembangan diri, pendidikan budaya dan karakter bangsa, penumbuhan
budi pekerti, pengarusutamaan gender, serta pendidikan kelalulintasan diselenggarakan
dalam keseimbangan, keterkaiatan, dan kesinambungan yang cocok dan mamadai
antarkelas.

Pelaksanaan pembelajaran pada pelaksanaan kurikulum 2013 memiliki


karakteristik tersendiri dengan menerapkan beberapa prinsip pembelajaran. Berdasarkan
hasil analisis terhadap kondisi yang diharapkan diperoleh 14 prinsip utama pembelajaran
yang perlu diterapkan oleh guru.

Adapun 14 prinsip tersebut adalah:

1.  Dari siswa diberi tahu menuju siswa mencari tahu;


Pembelajaran mendorong siswa menjadi pembelajar aktif, pada awal pembelajaran
guru tidak berusaha untuk meberitahu siswa karena itu materi pembelajaran tidak disajikan
dalam bentuk final. Pada awal pembelajaran guru membangkitkan rasa ingin tahu siswa
terhadap suatu fenomena atau fakta lalu mereka merumuskan ketidaktahuannya dalam
bentuk pertanyaan. Jika biasanya kegiatan pembelajaran dimulai dengan penyampaian
informasi dari guru sebagai sumber belajar, maka dalam pelaksanaan kurikulum 2013
kegiatan inti dimulai dengan siswa mengamati fenomena atau fakta tertentu. Oleh karena
itu guru selalu memulai dengan menyajikan alat bantu pembelajaran untuk
mengembangkan rasa ingin tahu siswa dan dengan alat bantu itu guru membangkitkan rasa
ingin tahu siswa dengan bertanya.
2. Dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka
sumber;

Kurikulum SDN Lebaksiu Lor 01


14

Pembelajaran berbasis sistem lingkungan. Dalam kegiatan pembelajaran membuka


peluang kepada siswa  sumber belajar seperti informasi dari buku siswa,  internet, koran,
majalah, referensi dari perpustakaan yang telah disiapkan. Pada metode proyek,
pemecahan masalah, atau inkuiri siswa dapat memanfaatkan sumber belajar di luar kelas.
Dianjurkan pula untuk materi tertentu siswa memanfaatkan sumber belajar di sekitar
lingkungan masyarakat. Tentu dengan pendekatan ini pembelajaran tidak cukup dengan
pelaksanaan tatap muka dalam kelas.
3. Dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan penggunaan
pendekatan ilmiah; 
Pergeseran ini membuat guru tidak hanya menggunakan sumber belajar tertulis
sebagai satu-satunya sumber belajar siswa dan hasil belajar siswa hanya dalam bentuk teks.
Hasil belajar dapat diperluas dalam bentuk teks, disain program, mind maping, gambar,
diagram, tabel, kemampuan berkomunikasi, kemampuan mempraktikan sesuatu yang dapat
dilihat dari lisannya, tulisannya, geraknya, atau karyanya.

4. Dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis kompetensi;


Pembelajaran tidak hanya dilihat dari hasil belajar, tetapi dari aktivitas dalam
proses belajar. Yang dikembangkan dan dinilai adalah sikap, pengetahuan, dan
keterampilannya.

5. Dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu; mata pelajaran dalam


pelaksanaan kurikulum 2013 menjadi komponen sistem yang terpadu. 
Semua materi pelajaran perlu diletakkan dalam sistem yang terpadu untuk
menghasilkan kompetensi lulusan. Oleh karena itu guru perlu merancang pembelajaran
bersama-sama, menentukan karya siswa bersama-sama, serta menentukan karya utama
pada tiap mata pelajaran bersama-sama, agar beban belajar siswa dapat diatur sehingga
tugas yang banyak, aktivitas yang banyak, serta penggunaan waktu yang banyak tidak
menjadi beban belajar berlebih yang kontraproduktif terhadap perkembangan siswa.

6. Dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju pembelajaran


dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi;
Di sini siswa belajar menerima kebenaran tidak tunggul. Siswa melihat awan yang
sama di sebuah kabupaten. Mereka akan melihatnya dari tempatnya berpijak. Jika ada
sejumlah siswa yang melukiskan awan pada jam yang sama dari tempat yangberjauhan,

Kurikulum SDN Lebaksiu Lor 01


15

mereka akan melukiskannya berbeda-beda, semua benar tentang awan itu, benar menjadi
beragam.

7. Dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif; 


Pada waktu lalu pembelajaran berlangsung ceramah. Segala sesuatu diungkapkan
dalam bentuk lisan guru, fakta disajikan dalam bentuk informasi verbal, sekarang siswa
harus lihat faktanya, gambarnya, videonya, diagaramnya, teksnya yang membuat siswa
melihat, meraba, merasa dengan panca indranya. Siswa belajar tidak hanya dengan
mendengar, namun dengan menggunakan panca indra lainnya.

8. Peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills) dan


keterampilan mental (softskills); 
Hasil belajar pada rapot tidak hanya melaporkan angka dalam bentuk
pengetahuannya, tetapi menyajikan informasi menyangku perkembangan sikapnya dan
keterampilannya. Keterampilan yang dimaksud bisa keterampilan membacan, menulis,
berbicara, mendengar yang mencerminkan keterampilan berpikirnya. Keterampilan bisa
juga dalam bentuk aktivitas dalam menghasilkan karya, sampai pada keterampilan
berkomunikasi yang santun, keterampilan menghargai pendapat dan yang lainnya.

9. Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan  dan pemberdayaan siswa


sebagai pembelajar sepanjang hayat; 
Ini memerlukan guru untuk mengembangkan pembiasaan sejak dini untuk
melaksanakan norma yang baik sesuai dengan budaya masyarakat setempat, dalam ruang
lingkup yang lebih luas siswa perlu mengembangkan kecakapan berpikir, bertindak,
berbudi sebagai bangsa, bahkan memiliki kemampuan untuk menyesusaikan dengan
dengan kebutuhan beradaptasi pada lingkungan global. Kebiasaan membaca, menulis,
menggunakan teknologi, bicara yang santun  merupakan aktivitas yang tidak hanya
diperlukan dalam budaya lokal, namun bermanfaat untuk berkompetisi dalam ruang
lingkup global.

10. Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing


ngarso sung tulodo),  membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan
mengembangkan kreativitas siswa dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani); 
Di sini guru perlu menempatkan diri sebagai fasilitator yang dapat menjadi teladan,
meberi contoh bagaimana hidup selalu belajar, hidup patuh menjalankan agama dan

Kurikulum SDN Lebaksiu Lor 01


16

prilaku baik lain. Guru di depan jadi teladan, di tengah siswa menjadi teman belajar, di
belakang selalu mendorong semangat siswa tumbuh mengembangkan pontensi dirinya
secara optimal.

11. Pembelajaran berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat; 


Karena itu pembelajaran dalam kurikulum 2013 memerlukan waktu yang lebih
banyak dan memanfaatkan ruang dan waktu secara integratif. Pembelajaran tidak hanya
memanfaatkan waktu dalam kelas.

12. Pembelajaran menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja
adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas. 
Prinsip ini menadakan bahwa ruang belajar siswa tidak hanya dibatasi dengan
dinding ruang kelas. Sekolah dan lingkungan sekitar adalah kelas besar untuk siswa
belajar. Lingkungan sekolah sebagai ruang belajar yang sangat ideal untuk
mengembangkan kompetensi siswa. Oleh karena itu pembelajaran hendaknya dapat
mengembangkan sistem yang terbuka.

13. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk meningkatkan


efisiensi dan efektivitas pembelajaran;
Di sini sekolah perlu meningkatkan daya guru dan siswa untuk memanfaatkan TIK.
Jika guru belum memiliki kapasitas yang mumpuni siswa dapat belajar dari siapa pun.
Yang paling penting mereka harus dapat menguasai TIK sebabab mendapatkan pelajaran
dengan dukungan TIK atau tidak siswa tetap akan menghadapi tantangan dalam hidupnya
menjadi pengguna TIK. Jika sekolah tidak memfasilitasi pasti daya kompetisi siswa akan
jomplang daripada  siswa yang memeroleh pelajaran menggunakannya.

14. Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya siswa; 
Cita-cita, latar belakang keluarga, cara mendapat pendidikan di rumah, cara
pandang, cara belajar, cara berpikir, keyakinan siswa berbeda-beda. Oleh karena itu
pembelajaran harus melihat perbedaan itu sebagai kekayaan yang potensial dan indah jika
dikembangkan menjadi kesatuan yang memiliki unsur keragaman. Hargai semua siswa,
kembangkan kolaborasi, dan biarkan siswa tumbuh menurut potensinya masing-masing
dalam kolobarasi kelompoknya.

Kurikulum SDN Lebaksiu Lor 01


17

BAB II

TUJUAN PENDIDIKAN

A. Tujuan Pendidikan Nasional


Tujuan Pendidikan Nasional Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab. (UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 3, PP
Nomor 13 Tahun 2015 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor
19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan)

B. Tujuan Pendidikan Dasar


Pendidikan dasar diselenggarakan untuk mengembangkan sikap dan
kemampuan serta memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar yang diperlukan
untuk hidup dalam masyarakat serta mempersiapkan peserta didik yang memenuhi
persyaratan untuk mengikuti pendidikan menengah.

Tujuan pendidikan sekolah dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan,


pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan
mengikuti pendidikan lebih lanjut.

C. Visi Sekolah
“Relegius, Nasionalis, Mandiri, Gotong Royong, dan Integritas”
Indikator Visi:
1. Beriman dan taqwa terhadap Tuhan yang Maha Esa yang diwujudkan dalam
perilaku melaksanakan ajaran agama dan kepercayaan yang dianut, menghargai
perbedaan agama, menjunjung tinggi sikap toleran terhadap pelaksanaan ibadah
agama dan kepercayaan lain, hidup rukun dan damai dengan pemeluk agama lain.
2. Memiliki kemampuan cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan
kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan

Kurikulum SDN Lebaksiu Lor 01

17
18

fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa, menempatkan kepentingan


bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya
3. Memiliki sikap dan perilaku tidak bergantung pada orang lain dan mempergunakan
segala tenaga, pikiran, waktu untuk merealisasikan harapan, mimpi dan cita-cita.
4. Memiliki kemampuan melakukan tindakan menghargai semangat kerja sama dan
bahu membahu menyelesaikan persoalan bersama, menjalin komunikasi dan
persahabatan, memberi bantuan/pertolongan pada orang-orang yang membutuhkan.
5. Memiliki kemampuan untuk beperilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan
dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan
pekerjaan, memiliki komitmen dan kesetiaan pada nilai-nilai kemanusiaan dan
moral (integritas moral).

D. Misi Sekolah
1. Menyelenggarakan pembelajaran yang menanamkan iman dan taqwa terhadap
Tuhan yang Maha Esa yang diwujudkan dalam perilaku melaksanakan ajaran
agama dan kepercayaan yang dianut, menghargai perbedaan agama, menjunjung
tinggi sikap toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama dan kepercayaan lain,
hidup rukun dan damai dengan pemeluk agama lain.
2. Menanamkan cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan,
kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial,
budaya, ekonomi, dan politik bangsa, menempatkan kepentingan bangsa dan negara
di atas kepentingan diri dan kelompoknya
3. Menanamkan sikap dan perilaku tidak bergantung pada orang lain dan
mempergunakan segala tenaga, pikiran, waktu untuk merealisasikan harapan,
mimpi dan cita-cita
4. Menanamkan kemampuan untuk melakukan tindakan menghargai semangat kerja
sama dan bahu membahu menyelesaikan persoalan bersama, menjalin komunikasi
dan persahabatan, memberi bantuan/pertolongan pada orang-orang yang
membutuhkan.
5. Menanmkan kemampuan untuk beperilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan
dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan
pekerjaan, memiliki komitmen dan kesetiaan pada nilai-nilai kemanusiaan dan
moral (integritas moral).

Kurikulum SDN Lebaksiu Lor 01


19

E. Tujuan Sekolah
1. Dapat mengimplementasikan keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan yang Maha
Esa yang diwujudkan dalam perilaku melaksanakan ajaran agama dan kepercayaan
yang dianut, menghargai perbedaan agama, menjunjung tinggi sikap toleran
terhadap pelaksanaan ibadah agama dan kepercayaan lain, hidup rukun dan damai
dengan pemeluk agama lain.
2. Mampu berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian,
dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya,
ekonomi, dan politik bangsa, menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas
kepentingan diri dan kelompoknya
3. Terbiasa bersikap dan berperilaku tidak bergantung pada orang lain dan
mempergunakan segala tenaga, pikiran, waktu untuk merealisasikan harapan,
mimpi dan cita-cita
4. Mampu melakukan tindakan menghargai semangat kerja sama dan bahu membahu
menyelesaikan persoalan bersama, menjalin komunikasi dan persahabatan,
memberi bantuan/pertolongan pada orang-orang yang membutuhkan.
5. Terbiasa beperilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang
yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, memiliki
komitmen dan kesetiaan pada nilai-nilai kemanusiaan dan moral (integritas moral).

Kurikulum SDN Lebaksiu Lor 01


20

BAB III
III

STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM

A. Struktur Kurikulum

1. Pengertian
Struktur Kurikulum pendidikan dasar berisi muatan pembelajaran atau mata
pelajaran yang dirancang untuk mengembangkan kompetensi spiritual keagamaan, sikap
personal dan sosial, pengetahuan, dan keterampilan.
Pengembangan Kompetensi spiritual keagamaan mencakup perwujudan suasana
belajar untuk meletakkan dasar perilaku baik yang bersumber dari nilai-nilai agama dan
moral dalam konteks belajar dan berinteraksi sosial. Pengembangan sikap personal dan
sosial mencakup perwujudan suasana untuk meletakkan dasar kematangan sikap personal
dan sosial dalam konteks belajar dan berinteraksi sosial Pengembangan pengetahuan
mencakup perwujudan suasana untuk meletakkan dasar kematangan proses berpikir dalam
konteks belajar dan berinteraksi sosial. Pengembangan keterampilan mencakup
perwujudan suasana untuk meletakkan dasar keterampilan dalam konteks belajar dan
berinteraksi sosial.
Struktur kurikulum menggambarkan konseptualisasi konten kurikulum dalam
bentuk mata pelajaran, posisi konten/mata pelajaran dalam kurikulum, distribusi
konten/mata pelajaran dalam semester atau tahun, beban belajar untuk mata pelajaran dan
beban belajar per minggu untuk setiap peserta didik. Struktur kurikulum adalah juga
merupakan aplikasi konsep pengorganisasian konten dalam sistem belajar dan
pengorganisasian beban belajar dalam sistem pembelajaran. Pengorganisasian konten
dalam sistem belajar yang digunakan untuk kurikulum yang akan datang adalah sistem
semester sedangkan pengorganisasian beban belajar dalam sistem pembelajaran
berdasarkan jam pelajaran persemester.
Struktur kurikulum adalah juga gambaran mengenai penerapan prinsip kurikulum
mengenai posisi seorang peserta didik dalam menyelesaikan pembelajaran di suatu satuan
atau jenjang pendidikan. Dalam struktur kurikulum menggambarkan ide kurikulum
mengenai posisi belajar seorang peserta didik yaitu apakah mereka harus menyelesaikan

Kurikulum SDN Lebaksiu Lor 01

20
21

seluruh mata pelajaran yang tercantum dalam struktur ataukah kurikulum memberi
kesempatan kepada peserta didik untuk menentukan berbagai pilihan.

2. Struktur Kurikulum
Struktur Kurikulum yang dikembangkan di SD Negeri Lebaksiu Lor 01 dengan
substansi pembelajaran Kurikulum 2013 diterapkan pada semua tingkat/kelas (kelas I
sampai dengan kelas VI). Struktur Kurikulum ini terdiri atas mata pelajaran umum
kelompok A dan mata pelajaran umum kelompok B. Mata pelajaran umum kelompok A
merupakan program kurikuler yang bertujuan untuk mengembangkan kompetensi sikap,
kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan peserta didik sebagai dasar
penguatan kemampuan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Mata
pelajaran umum kelompok B merupakan program kurikuler yang bertujuan untuk
mengembangkan kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi
keterampilan peserta didik terkait lingkungan dalam bidang sosial, budaya, dan seni.
1) Mata pelajaran Kelompok A merupakan kelompok mata pelajaran yang muatan dan
acuannya dikembangkan oleh pusat.
2) Mata pelajaran Kelompok B merupakan kelompok mata pelajaran yang muatan dan
acuannya dikembangkan oleh pusat dan dapat dilengkapi dengan muatan/konten lokal.
3) Mata pelajaran Kelompok B dapat berupa mata pelajaran muatan lokal yang berdiri
sendiri.
4) Muatan lokal memuat Bahasa Jawa
5) Satu jam pelajaran beban belajar tatap muka adalah 35 menit.
6) Beban belajar penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri, maksimal 40% dari waktu
kegiatan tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan.
7) Satuan pendidikan dapat menambah beban belajar perminggu sesuai dengan
kebutuhan belajar peserta didik dan/atau kebutuhan akademik, sosial, budaya, dan
faktor lain yang dianggap penting.
8) Untuk Mata Pelajaran Seni Budaya dan Prakarya, satuan pendidikan wajib
menyelenggarakan minimal 2 aspek dari 4 aspek yang disediakan. Peserta didik
mengikuti salah satu aspek yang disediakan untuk setiap semester, aspek yang diikuti
dapat diganti setiap semesternya.

Kurikulum SDN Lebaksiu Lor 01


22

9) Kegiatan ekstrakurikuler terdiri atas Pendidikan Kepramukaan (wajib), Usaha


Kesehatan Sekolah (UKS), Palang Merah Remaja (PMR), dan lainnya sesuai dengan
kondisi dan potensi masing-masing satuan pendidikan.
10) Pembelajaran menggunakan pendekatan pembelajaran Tematik-Terpadu kecuali mata
pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti (PAdBP) untuk semua tingkat/ kelas
(kelas I sampai dengan kelas VI)., Matematika dan Penjasorkes pada kelas tinggi
(kelas IV sampai dengan kelas VI).

Tabel 3.1 STRUKTUR KURIKULUM

ALOKASI WAKTU PER


MATA PELAJARAN MINGGU
I II III IV V VI
Kelompok A
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 4 4 4 4 4 4
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaran 5 5 6 5 5 5
3. Bahasa Indonesia 8 9 10 7 7 7
4. Matematika 5 6 6 6 6 6
5. Ilmu Pengetahuan Alam - - - 3 3 3
6. Ilmu Pengetahuan Sosial - - - 3 3 3
Kelompok B
1. Seni Budaya dan Prakarya 4 4 4 4 4 4
2. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 4 4 4 4 4 4
3. Muatan Lokal (Bahasa Jawa) 2 2 2 2 2 2
Jumlah jam pelajaran per minggu 32 34 36 38 38 38

B. Muatan Kurikulum
1. Muatan Pelajaran dan Muatan Lokal
a. Muatan Pelajaran
1) Muatan pelajaran umum Kelompok A
Merupakan program kurikuler yang bertujuan untuk mengembangkan
kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan peserta
didik sebagai dasar dan penguatan kemampuan dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara. Muatan dan acuan pembelajaran mata pelajaran umum
Kelompok A bersifat nasional dan dikembangkan oleh pemerintah.
2) Muatan pelajaran umum Kelompok B

Kurikulum SDN Lebaksiu Lor 01


23

Merupakan program kurikuler yang bertujuan untuk mengembangkan


kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan peserta
didik terkait lingkungan dalam bidang sosial, budaya, dan seni.
Muatan dan acuan pembelajaran mata pelajaran umum Kelompok B
bersifat nasional dan dikembangkan oleh pemerintah dan dapat diperkaya
dengan muatan lokal oleh pemerintah daerah dan/atau satuan pendidikan.
3) Pembelajaran dan Penilaian
a) Pembelajaran Tematik Terpadu
Pelaksanaan Kurikulum 2013 dilakukan melalui pembelajaran dengan
pendekatan tematik-terpadu. Mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
dikecualikan untuk tidak menggunakan pembelajaran tematik-terpadu.
Pembelajaran tematik lebih menekankan pada praktik pengetahuan berbentuk tema
yang dekat dengan aktivitas siswa sehari-hari. Melalui pembelajaran tematik ini,
siswa diharapkan dapat memahami fenomena atau aktivitas sehari-hari secara lebih
konkret. Melalui praktik pengetahuan itu diharapkan akan tumbuh sikap religiusitas
dan etika sosial dalam hal tanggung jawab siswa dalam memahami fenomena dan
aktivitas siswa.
Pembelajaran tematik, menekankan pada proses pembelajaran yang tidak
semata melakukan aktivitas, tetapi bagaimana merancang pembelajaran yang juga
mengaktifkan kreativitas dan berpikir kreatif siswa. Satu hal penting ditekankan
dari proses pembelajaran ini adalah bahwa pembelajaran yang dijalankan tidak
hanya memperkenalkan pengetahuan mata pelajaran dalam konsepsi-konsepsi atau
teori-teorinya yang bersifat hafalan. Melainkan, lebih menekankan dimensi afeksi,
atau kepedulian dan keterikatan siswa terhadap hal-hal nyata yang dialami siswa
untuk dapat beraktivitas secara mandiri dan menjaga hak orang lain di sekitarnya.
Pembelajaran tematik terpadu merupakan pendekatan pembelajaran yang
mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam
berbagai tema seperti yang terdapat dalam tabel berikut ini.
Tabel 3.2 Daftar Tema

Kelas I Kelas II Kelas III


1. Diriku 1. Hidup rukun 1. Perkembangbiakan
Hewan dan Tumbuhan
2. Kegemaranku 2. Bermain di 2. Perkembangan

Kurikulum SDN Lebaksiu Lor 01


24

Kelas I Kelas II Kelas III


Lingkunganku Teknologi
3. Kegiatanku 3. Tugasku Sehari-hari 3. Perubahan di Alam
4. Keluargaku 4. Aku dan Sekolahku 4. Peduli Lingkungan
5. Pengalamanku 5. Hidup bersih dan sehat 5. Permainan Tradisional
6. Lingkungan Bersih, 6. Air, Bumi, dan 6. Indahnya Persahabatan
Sehat, dan Asri Matahari
7. Benda, Hewan, dan 7. Merawat Hewan dan 7. Energi dan
Tanaman di Sekitarku Tumbuhan Perubahannya
8. Peristiwa alam 8. Keselamatan di Rumah 8. Bumi dan Alam
dan Perjalanan Semesta

Kelas IV Kelas V Kelas VI


1. Indahnya Kebersamaan 1. Benda-benda di 1. Selamatkan Makhluk
Lingkungan Sekitar Hidup
2. Selalu Berhemat Energi 2. Peristiwa dalam 2. Persatuan dalam
Kehidupan Perbedaan
3. Peduli Terhadap 3. Kerukunan dalam 3. Tokoh dan penemu
Lingkungan Hidup Bermasyarakat
4. Berbagai Pekerjaan 4. Sehat itu Penting 4. Globalisasi
5. Pahlawanku 5. Bangga Sebagai Bangsa 5. Wirausaha
Indonesia
6. Indahnya Negeriku 6. Organ Tubuh Manusia 6. Kesehatan Masyarakat
dan Hewan
7. Cita-citaku 7. Sejarah Peradaban 7. Organisasi di Sekitarku
Indonesia
8. Tempat Tinggalku 8. Ekosistem 8. Bumiku
9. Makananku Sehat dan 9. Lingkungan Sahabat 9. Menjelajah Angkasa
Bergizi Kita Luar

Kurikulum SDN Lebaksiu Lor 01


25

b) Karakteristik Mata Pelajaran di SD


Kurikulum 2013 memiliki tujuan khusus untuk mempersiapkan generasi
baru dan penerus bangsa yang memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan
warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu
berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan
peradaban dunia. Untuk itu, perancangan kurikulum 2013 perlu memperhatikan
kebutuhan siswa saat ini dan di masa depan yang dinamis ditengah pengaruh
globalisasi dan kemajemukan masyarakat Indonesia.
Memperhatikan konteks global dan kemajemukan masyarakat Indonesia
itu, misi dan orientasi kurikulum 2013 diterjemahkan dalam praktik pendidikan
dengan tujuan khusus agar siswa memiliki kompetensi yang diperlukan bagi
kehidupan masyarakat di masa kini dan di masa mendatang. Kompetensi yang
dimaksud meliputi tiga kompetensi, yaitu: (1) menguasai pengetahuan; (2)
memiliki keterampilan atau kemampuan menerapkan pengetahuan; (3)
menumbuhkan sikap spiritual dan etika sosial yang tinggi dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kompetensi sikap spiritual dan sikap
sosial, dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching) yaitu
keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah, dengan memperhatikan
karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi siswa. Penumbuhan dan
pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses pembelajaran
berlangsung, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam
mengembangkan karakter siswa lebih lanjut. Mata pelajaran yang diajarkan secara
tematik adalah:
(a) Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) membentuk siswa
menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air yang dijiwai
oleh 4 substansi inti kebangsaan yaitu (1) Pancasila, sebagai dasar negara; (2)
Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai hukum
dasar yang menjadi landasan konstitusional kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara; (3) Negara Kesatuan Republik Indonesia, sebagai bentuk final
Negara Republik Indonesia yang melindungi segenap bangsa dan tanah tumpah
darah Indonesia; (4) Bhinneka Tunggal Ika, sebagai wujud komitmen
Kurikulum SDN Lebaksiu Lor 01
26

keberagaman kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang utuh dan


kohesif secara nasional. Pembelajaran PPKn dilakukan dalam rangka mencapai
kompetensi sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan.
Pengembangan kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial dilaksanakan melalui
pembelajaran langsung (direct teaching).
Mata pelajaran kewarganegaraan diarahkan untuk mengembangkan
potensi peserta didik dalam bersikap sebagai warga negara termasuk keteguhan,
komitmen, dan tanggung jawab. Sikap sebagai warga negara itu terbentuk dari
pengetahuan Kewarganegaraan yang yang dipraktikkan dengan berpartisipasi
menjalankan hak dan kewajiban sebagai warga negara.
(b) Bahasa Indonesia
Ruang lingkup bahasa Indonesia adalah menggunakan bahasa secara
efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun
tulis, menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa
persatuan dan bahasa negara dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk
berbagai tujuan. Selain itu, siswa dapat menggunakan bahasa Indonesia untuk
meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial,
memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi
pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa.
Pembelajaran bahasa Indonesia dilakukan dalam rangka mencapai kompetensi
sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan. Pengembangan
kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial dilaksanakan melalui Pembelajaran
tidak langsung (indirect teaching).
Mata pelajaran Bahasa Indonesia menggunakan teks-teks dengan muatan
atau berisi materi IPA dan IPS pada kelas I s.d III. Pemilihan teks-teks dalam
pembelajaran bahasa Indonesia dengan memperhatikan karakteristik peserta didik,
mudah dipahami, dan dekat dengan kehidupan sehari-hari peserta didik
(kontekstual). Penekanan mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk memberikan
kemampuan berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan secara efektif.
Kemampuan berkomunikasi ini mensyaratkan peserta didik untuk mencari
informasi di sekitarnya, melalui membaca buku, membaca koran, mendengarkan
berita, menonton video, dan lainnya.

Kurikulum SDN Lebaksiu Lor 01


27

(c) Matematika
Ruang Lingkup Matematika ada tiga yaitu bilangan (bilangan cacah,
bulat, prima, pecahan, kelipatan dan faktor, pangkat dan akar sederhana),
geometri dan pengukuran (bangun datar dan bangun ruang, hubungan antar garis,
pengukuran (berat, panjang, luas, volume, sudut, waktu, kecepatan, dan debit,
letak dan koordinat suatu benda), serta statistika (menyajikan dan menafsirkan
data tunggal) dalam penyeleaian masalah kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran matematika diarahkan untuk mendorong siswa mencari tahu
dari berbagai sumber, mampu merumuskan masalah bukan hanya menyelesaikan
masalah sederhana dalam kehidupan sehari-hari. Disamping itu, pembelajaran
diarahkan untuk melatih siswa berpikir logis dan kreatif bukan sekedar berpikir
mekanistis serta mampu bekerja sama dan berkolaborasi dalam menyelesaikan
masalah. Pembelajaran matematika dilakukan dalam rangka mencapai kompetensi
sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan. Pengembangan
kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial dilaksanakan melalui Pembelajaran
tidak langsung (indirect teaching).
Mata pelajaran Matematika pada kelas tinggi (kelas IV, V dan VI)
dibelajarkan sebagai mata pelajaran tersendiri.
(d) Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Ruang lingkup materi mata pelajaran IPA mencakup enam lingkup sains
yaitu kerja ilmiah dan keselamatan kerja, makhluk hidup dan sistem kehidupan
(bagian tubuh manusia dan perawatannya, makhluk hidup di sekitarnya,
tumbuhan, hewan, dan manusia), energi dan perubahannya (gaya dan gerak,
sumber energi, bunyi, cahaya, sumber daya alam, suhu dan kalor, rangkaian listrik
dan magnet), materi dan perubahannya (ciri benda, penggolongan materi
perubahan wujud), bumi dan alam semesta (rotasi dan revolusi bumi, cuaca dan
musim, dan sistem tata surya), serta sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat
(dampak perubahan musim terhadap kegiatan sehari-hari, lingkungan dan
kesehatan, dan sumber daya alam). Ilmu Pengetahuan Alam kelas I, II, dan III
(kelas rendah) muatan sains diintegrasikan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia,
sedangkan di Kelas IV, V, dan VI (kelas tinggi) Ilmu Alam menjadi mata

Kurikulum SDN Lebaksiu Lor 01


28

pelajaran yang berdiri sendiri tetapi pembelajarannya menerapkan pembelajaran


tematik terpadu.
Pembelajaran dilakukan secara terpadu antar mata pelajaran yang diikat
oleh tema tertentu. Kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial, dicapai melalui
pembelajaran tidak langsung (indirect teaching) yaitu keteladanan, pembiasaan,
dan budaya sekolah, dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta
kebutuhan dan kondisi siswa. Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap
dilakukan sepanjang proses pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan
sebagai pertimbangan guru dalam mengembangkan karakter siswa lebih lanjut.
(e) Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Ruang lingkup materi IPS, diawali dari pengenalan lingkungan dan
masyarakat terdekat, mulai kabupaten, provinsi, nasional dan internasional.
Antara satu wilayah dengan wilayah lainnya memiliki koneksi. Lingkungan
internasional dibatasi pada pengenalan lingkungan ASEAN. Mata pelajaran IPS
bertujuan untuk menghasilkan warga negara yang religius, jujur, demokratis,
kreatif, kritis, senang membaca, memiliki kemampuan belajar, rasa ingin tahu,
peduli dengan lingkungan sosial dan fisik, berkontribusi terhadap pengembangan
kehidupan sosial dan budaya, serta berkomunikasi secara produktif. Ruang
lingkup IPS terdiri atas pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang
dikembangkan dari masyarakat dan disiplin ilmu sosial. Penguasaan keempat
konten ini dilakukan dalam proses belajar yang terintegrasi melalui proses kajian
terhadap konten pengetahuan.
Pada kelas I, II dan III muatan IPS diintegrasikan pada mata pelajaran
Bahasa Indonesia, sedangkan untuk kelas IV, V, dan VI muatan IPS menjadi
mata pelajaran tersendiri tetapi pembelajarannya dilakukan secara tematik terpadu
dengan mata pelajaran lainnya. Kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial,
dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching) yaitu
keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah, dengan memperhatikan
karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi siswa. Penumbuhan dan
pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses pembelajaran
berlangsung, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam
mengembangkan karakter siswa lebih lanjut.

Kurikulum SDN Lebaksiu Lor 01


29

(f) Seni Budaya dan Prakarya (SBdP)


Pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya bersifat rekreatif melalui
eksperimentasi, keberanian mengutarakan pendapat serta dapat dilaksanakan
secara terpadu maupun single subject. Terpadu dalam bentuk mencipta karya seni
yang dikaitkan dengan pengetahuan lain dan rasionalisasi penciptaannya, di
dalamnya memuat sikap (perilaku, apresiatif, toleransi dan bertanggung jawab
penuh), keterampilan (bersifat fragmatis, aplicable, dan teknologis-sistemis),
pengetahuan (kemampuan merekronstruksi dan mengungkapkan kembali ide dan
gagasan secara sistematis).
Ruang lingkup SBdP meliputi dinamika gerak, karya dekoratif,
menampilkan pola irama dan membuat karya dari bahan alam, berkarya seni
estetis melalui kegiatan apresiasi dan kreasi berupa gambar cerita dan reklame,
interval nada, tari kreasi daerah, membuat kolase, topeng dan patung dengan
memperhatikan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya
serta cinta tanah air. Kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial, dicapai melalui
pembelajaran tidak langsung (indirect teaching) yaitu keteladanan, pembiasaan,
dan budaya sekolah, dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta
kebutuhan dan kondisi siswa.
(g) Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK)
Pembelajaran berbagai aktivitas di dalam PJOK diarahkan untuk mencapai
kompetensi dalam penyempurnaan dan pemantapan pola gerak dasar,
pengembangan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat pada kelas rendah (kelas
I-III) melalui berbagai permainan sederhana dan tradisional, aktivitas senam,
aktivitas gerak berirama, aktivitas air, dan materi kesehatan, sedangkan pada kelas
tinggi (kelas IV-VI) pengembangan pola gerak dasar menuju kesiapan gerak
spesifik, pengembangan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui
permainan bola besar, permainan bola kecil, atletik, beladiri, senam, gerak
berirama, aktivitas air, dan materi kesehatan. Kompetensi sikap spiritual dan sikap
sosial, dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching) yaitu
keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah, dengan memperhatikan
karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi siswa.

Kurikulum SDN Lebaksiu Lor 01


30

Mata pelajaran PJOK pada kelas tinggi (kelas IV, V, dan VI) dibelajarkan
sebagai mata pelajaran tersendiri.
c) Prinsip-Prinsip Pembelajaran Tematik Terpadu
Pembelajaran tematik terpadu memiliki prinsip-prinsip sebagai berikut:
(a) Peserta didik mencari tahu, bukan diberi tahu.
(b) Fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan kompetensi melalui tema
yang paling dekat dengan kehidupan peserta didik.
(c) Terdapat tema yang menjadi pemersatu sejumlah kompetensi dasar yang
berkaitan dengan berbagai konsep, keterampilan dan sikap.
(d) Sumber belajar tidak terbatas pada buku.
(e) siswa dapat bekerja secara mandiri maupun berkelompok sesuai dengan
karakteristik kegiatan yang dilakukan
(f) Guru harus merencanakan dan melaksanakan pembelajaran agar dapat
mengakomodasi siswa yang memiliki perbedaan tingkat kecerdasan,
pengalaman, dan ketertarikan terhadap suatu topik.
(g) Kompetensi Dasar mata pelajaran yang tidak dapat dipadukan dapat diajarkan
tersendiri.
(h) Memberikan pengalaman langsung kepada siswa (direct experiences) dari
hal-hal yang konkret menuju ke abstrak.
(i) Pembelajaran tematik yang dirancang dalam silabus bukan merupakan urutan
pembelajaran, melainkan bentuk pembelajaran untuk mencapai Kompetensi
Dasar guru dapat melakukan penyesuaian.
d) Pendekatan dan Model Pembelajaran
Pembelajaran pada Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik
atau pendekatan berbasis proses keilmuan. Pendekatan saintifik dapat
menggunakan beberapa strategi seperti pembelajaran kontekstual. Proses
pembelajaran yang menekankan pada praktik pengetahuan mata pelajaran yang
dijalin dalam tema ini membutuhkan pendekatan pembelajaran khusus. Peran guru
sangat penting untuk mendorong tumbuhnya rasa ingin tahu siswa dan sikap
terbuka serta kritis dan responsif terhadap aktivitas sehari-hari. Salah satu
pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan orientasi kurikulum yaitu
pendekatan proses keilmuan atau saintifik melalui tahapan proses pembelajaran

Kurikulum SDN Lebaksiu Lor 01


31

berikut; mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar atau


mengasosiasi, dan mengomunikasikan.
Namun demikian, tidak menutup kemungkinan guru untuk
mengembangkan pendekatan lain yang berkesesuaian dengan proses pembelajaran
siswa aktif, kreatif, dan berpikir kritis. Pendekatan saintifik meliputi lima
pengalaman belajar sebagaimana tercantum dalam tabel berikut.
Tabel 3.3 Deskripsi Langkah Pembelajaran

Langkah
Deskripsi Kegiatan Bentuk Hasil Belajar
Pembelajaran
Mengamati (observing) mengamati dengan indra perhatian pada waktu mengamati
(membaca, mendengar, suatu objek/membaca suatu
menyimak, melihat, tulisan/mendengar suatu penjelasan,
menonton, dan sebagainya) catatan yang dibuat tentang yang
dengan atau tanpa alat diamati, kesabaran, waktu (on task)
yang digunakan untuk mengamati
Menanya (questioning) membuat dan mengajukan jenis, kualitas, dan jumlah
pertanyaan, tanya jawab, pertanyaan yang diajukan peserta
berdiskusi didik (pertanyaan faktual,
tentang informasi yang belum konseptual, prosedural, dan
dipahami, informasi tambahan hipotetik)
yang ingin diketahui, atau
sebagai klarifikasi.
Mengumpulkan mengeksplorasi, mencoba, jumlah dan kualitas sumber yang
informasi/mencoba berdiskusi, dikaji/digunakan, kelengkapan
(experimenting) mendemonstrasikan, meniru informasi, validitas informasi yang
bentuk/gerak, melakukan dikumpulkan, dan instrumen/alat
eksperimen, membaca sumber yang digunakan untuk
lain selain buku teks, mengumpulkan data.
mengumpulkan data dari nara
sumber melalui angket,
wawancara, dan
memodifikasi/
menambahi/mengem-bangkan
Menalar/Mengasosiasi mengolah informasi yang mengembangkan interpretasi,
(associating) sudah dikumpulkan, argumentasi dan kesimpulan
menganalisis data dalam mengenai keterkaitan informasi dari
bentuk membuat kategori, dua fakta/konsep, interpretasi
mengasosiasi atau argumentasi dan kesimpulan
menghubungkan mengenai keterkaitan lebih dari dua
fenomena/informasi yang fakta/konsep/teori, menyintesis dan
terkait dalam rangka argumentasi serta kesimpulan
menemukan suatu pola, dan keterkaitan antarberbagai jenis
menyimpulkan. fakta/konsep/teori/ pendapat;
mengembangkan interpretasi,
struktur baru, argumentasi, dan
kesimpulan yang menunjukkan
hubungan fakta/konsep/teori dari
dua sumber atau lebih yang tidak
bertentangan; mengembangkan
interpretasi, struktur baru,
argumentasi dan kesimpulan dari

Kurikulum SDN Lebaksiu Lor 01


32

Langkah
Deskripsi Kegiatan Bentuk Hasil Belajar
Pembelajaran
konsep/teori/penda-pat yang
berbeda dari berbagai jenis sumber.
Mengomunikasikan menyajikan laporan dalam menyajikan hasil kajian (dari
(communicating) bentuk bagan, diagram, atau mengamati sampai menalar)
grafik; menyusun laporan dalam bentuk tulisan, grafis,
tertulis; dan menyajikan media elektronik, multi media
laporan meliputi proses, hasil, dan lain-lain
dan kesimpulan secara lisan

*) Dapat disesuaikan dengan kekhasan masing-masing mata pelajaran.


Model pembelajaran merupakan suatu bentuk pembelajaran yang memiliki
nama, ciri, sintak, pengaturan, dan budaya misalnya discovery learning, project-
based learning, problem-based learning, inquiry learning Untuk mendukung
proses pembelajaran ini, model-model pembelajaran yang sesuai perlu
dikembangkan dan dipraktikkan dalam proses pembelajaran. Setidaknya terdapat
3 (tiga) model pembelajaran yang layak untuk dipertimbangkan, yaitu:
a) Model pembelajaran berbasis keingintahuan (inquire-based learning), tidak
hanya menekankan perolehan atau penemuan jawaban-jawaban atas
keingintahuan siswa saja. Melainkan, lebih dari itu, juga mendorong aktivitas
siswa melakukan penelusuran, pencarian (searching), penemuan, penelitian
dan pengembangan studi atau kajian dan analisis lebih lanjut.
b) Model pembelajaran berbasis pemecahan masalah (problem solving-based
learning), secara khusus diselenggarakan berbasis masalah di masyarakat.
Berpijak pada masalah-masalah yang ada, siswa didorong untuk mengamati,
meneliti dan mengkaji serta memecahkan masalah-masalah tersebut sehingga
memperkaya pemahaman dan pengetahuan mereka. Selain bertujuan untuk
mendapatkan pengetahuan khusus terkait dengan masalah yang ada, model ini
juga dikembangkan untuk menumbuhkan kepedulian dan rasa tanggung jawab
siswa terhadap pemecahan masalah sehari-hari.
c) Model pembelajaran berbasis proyek (project-based learning), merupakan
proses pembelajaran yang menjadikan kegiatan proyek sebagai obyek studi
sekaligus sarana belajar. Sebagai obyek studi, dilakukan ketika kegiatan proyek
dijadikan sumber pengetahuan dalam proses belajar. Tahapan-tahapan kegiatan
dalam proyek, mulai dari penentuan masalah, perencanaan, implementasi,
monitoring dan evaluasi, serta identifikasi hasil-hasil yang dicapai dan

Kurikulum SDN Lebaksiu Lor 01


33

rekomendasi untuk kegiatan proyek berikutnya. Di sini dilihat sebagai siklus


aktivitas sosial yang bisa dijadikan sumber pengetahuan dalam proses
pembelajaran.
4) Kompetensi Inti
Kompetensi Inti merupakan terjemahan atau operasionalisasi Standar
Kompetensi Lulusan dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki oleh peserta didik
yang telah menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu atau jenjang
pendidikan tertentu, gambaran mengenai kompetensi utama yang dikelompokkan ke
dalam aspek sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang harus dipelajari peserta didik
untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran. Kompetensi Inti harus
menggambarkan kualitas yang seimbang antara pencapaian hard skills dan soft skills.
Kompetensi Inti berfungsi sebagai unsur pengorganisasi (organising element)
kompetensi dasar. Sebagai unsur pengorganisasi, Kompetensi Inti merupakan pengikat
untuk organisasi vertikal dan organisasi horizontal Kompetensi Dasar. Organisasi
vertikal Kompetensi Dasar adalah keterkaitan antara konten Kompetensi Dasar satu
kelas atau jenjang pendidikan ke kelas/jenjang di atasnya sehingga memenuhi prinsip
belajar yaitu terjadi suatu akumulasi yang berkesinambungan antara konten yang
dipelajari peserta didik. Organisasi horizontal adalah keterkaitan antara konten
Kompetensi Dasar satu mata pelajaran dengan konten Kompetensi Dasar dari mata
pelajaran yang berbeda dalam satu pertemuan mingguan dan kelas yang sama
sehingga terjadi proses saling memperkuat.
Kompetensi Inti dirancang dalam empat kelompok yang saling terkait yaitu
berkenaan dengan sikap keagamaan (Kompetensi Inti 1) sikap sosial (Kompetensi Inti
2) pengetahuan (Kompetensi Inti 3) dan penerapan pengetahuan (Kompetensi Inti 4).
Keempat kelompok itu menjadi acuan dari Kompetensi Dasar dan harus
dikembangkan dalam setiap peristiwa pembelajaran secara integratif. Kompetensi
yang berkenaan dengan sikap keagamaan dan sosial dikembangkan secara tidak
langsung (indirect teaching) yaitu pada waktu peserta didik belajar tentang
pengetahuan (Kompetensi Inti 3) dan penerapan pengetahuan (Kompetensi Inti 4).
Rumusan Kompetensi Inti menggunakan notasi sebagai berikut:
(1) Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk Kompetensi Inti Sikap Spiritual;
(2) Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk Kompetensi Inti Sikap Sosial;

Kurikulum SDN Lebaksiu Lor 01


34

(3) Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk Kompetensi Inti Pengetahuan; dan


(4) Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk Kompetensi Inti Keterampilan.

Tabel 3.4 Kompetensi Inti Kelas I, II, dan III

Kompetensi Inti Kompetensi Inti Kompetensi Inti


Kelas I Kelas II Kelas III
1. Menerima dan menjalankan 1. Menerima dan menjalankan 1. Menerima dan menjalankan
ajaran agama yang dianutnya ajaran agama yang dianutnya ajaran agama yang dianutnya
2. Memiliki perilaku jujur, 2. Menunjukkan perilaku jujur, 2. Menunjukkan perilaku jujur,
disiplin, tanggung jawab, disiplin, tanggung jawab, disiplin, tanggung jawab,
santun, peduli, dan percaya santun, peduli, dan percaya santun, peduli, dan percaya
diri dalam berinteraksi diri dalam berinteraksi diri dalam berinteraksi
dengan keluarga, teman, dan dengan keluarga, teman, dan dengan keluarga, teman, guru
guru guru dan tetangganya
3. Memahami pengetahuan 3. Memahami pengetahuan 3. Memahami pengetahuan
faktual dengan cara faktual dengan cara faktual dengan cara
mengamati [mendengar, mengamati [mendengar, mengamati [mendengar,
melihat, membaca] dan melihat, membaca] dan melihat, membaca] dan
menanya berdasarkan rasa menanya berdasarkan rasa menanya berdasarkan rasa
ingin tahu tentang dirinya, ingin tahu tentang dirinya, ingin tahu tentang dirinya,
makhluk ciptaan Tuhan dan makhluk ciptaan Tuhan dan makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda- kegiatannya, dan benda- kegiatannya, dan benda-
benda yang dijumpainya di benda yang dijumpainya di benda yang dijumpainya di
rumah dan di sekolah rumah dan di sekolah rumah dan di sekolah
4. Menyajikan pengetahuan 4. Menyajikan pengetahuan 4. Menyajikan pengetahuan
faktual dalam bahasa yang faktual dalam bahasa yang faktual dalam bahasa yang
jelas dan logis, dalam karya jelas dan logis, dalam karya jelas, sistematis dan logis,
yang estetis, dalam gerakan yang estetis, dalam gerakan dalam karya yang estetis,
yang mencerminkan anak yang mencerminkan anak dalam gerakan yang
sehat, dan dalam tindakan sehat, dan dalam tindakan mencerminkan anak sehat,
yang mencerminkan perilaku yang mencerminkan perilaku dan dalam tindakan yang
anak beriman dan berakhlak anak beriman dan berakhlak mencerminkan perilaku anak
mulia mulia beriman dan berakhlak mulia

Tabel 3.5 Kompetensi Inti Kelas IV, V, dan VI


Kompetensi Inti Kompetensi Inti Kompetensi Inti
Kelas IV Kelas V Kelas VI
1. Menerima, menjalankan, dan 1. Menerima, menjalankan, dan 1. Menerima, menjalankan, dan
menghargai ajaran agama menghargai ajaran agama menghargai ajaran agama
yang dianutnya. yang dianutnya. yang dianutnya.
2. Menunjukkan perilaku jujur, 2. Menunjukkan perilaku jujur, 2. Menunjukkan perilaku jujur,
disiplin, tanggung jawab, disiplin, tanggung jawab, disiplin, tanggung jawab,
santun, peduli, dan percaya santun, peduli, dan percaya santun, peduli, dan percaya
diri dalam berinteraksi diri dalam berinteraksi diri dalamberinteraksi
dengan keluarga, teman, dengan keluarga, teman, dengan keluarga, teman,
guru, dan tetangganya guru, dan tetangganya serta guru, dan tetangganya serta
cinta tanah air. cinta tanah air.
3. Memahami pengetahuan 3. Memahami pengetahuan 3. Memahami pengetahuan
faktual dengan cara faktual dan konseptual faktual dan konseptual
mengamati dan menanya dengan cara mengamati,  dengan cara mengamati, 
berdasarkan rasa ingin tahu menanya dan mencoba menanya dan mencoba
tentang dirinya, makhluk berdasarkan rasa ingin berdasarkan rasa ingin tahu

Kurikulum SDN Lebaksiu Lor 01


35

Kompetensi Inti Kompetensi Inti Kompetensi Inti


Kelas IV Kelas V Kelas VI
ciptaan Tuhan dan tentang dirinya, makhluk tentang dirinya, makhluk
kegiatannya, dan benda- ciptaan Tuhan dan ciptaan Tuhan dan
benda yang dijumpainya di kegiatannya, dan benda- kegiatannya, dan benda-
rumah, di sekolah dan tempat benda yang dijumpainya  di benda yang dijumpainya di
bermain rumah, di sekolah dan tempat rumah, di sekolah dan tempat
bermain bermain
4. Menyajikan pengetahuan 4. Menyajikan pengetahuan 4. Menyajikan pengetahuan
faktual dalam bahasa yang faktual dan konseptual dalam faktual dan konseptual dalam
jelas, sistematis dan logis, bahasa yang jelas, sistematis, bahasa yang jelas, sistematis,
dalam karya yang estetis, logis dan kritis, dalam karya logis dan kritis, dalam karya
dalam gerakan yang yang estetis, dalam gerakan yang estetis, dalam gerakan
mencerminkan anak sehat, yang mencerminkan anak yang mencerminkan anak
dan dalam tindakan yang sehat, dan dalam tindakan sehat, dan dalam tindakan
mencerminkan perilaku anak yang mencerminkan perilaku yang mencerminkan perilaku
beriman dan berakhlak mulia anak beriman dan berakhlak anak beriman dan berakhlak
mulia mulia

5) Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap
kelas yang diturunkan dari Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar adalah konten atau
kompetensi yang terdiri atas sikap, pengetahuan, dan ketrampilan yang bersumber
pada kompetensi inti yang harus dikuasai peserta didik. Kompetensi tersebut
dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal,
serta ciri dari suatu mata pelajaran. Mata pelajaran sebagai sumber dari konten untuk
menguasai kompetensi bersifat terbuka dan tidak selalu diorganisasikan berdasarkan
disiplin ilmu yang sangat berorientasi hanya pada filosofi esensialisme dan
perenialisme.
Mata pelajaran dapat dijadikan organisasi konten yang dikembangkan dari
berbagai disiplin ilmu atau non disiplin ilmu yang diperbolehkan menurut filosofi
rekonstruksi sosial, progresif atau pun humanisme. Karena filosofi yang dianut dalam
kurikulum adalah eklektik seperti dikemukakan di bagian landasan filosofi maka nama
mata pelajaran dan isi mata pelajaran untuk kurikulum yang akan dikembangkan tidak
perlu terikat pada kaedah filosofi esensialisme dan perenialisme.
Kompetensi Dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap
kelas yang diturunkan dari Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar untuk setiap mata
pelajaran tercantum pada Dokumen II Kurikulum yang mencakup: Pendidikan Agama
dan Budi Pekerti, PPKn, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, Seni Budaya dan

Kurikulum SDN Lebaksiu Lor 01


36

Prakarya, dan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan, serta Daftar Tema dan
Alokasi Waktu.
Kompetensi Dasar dirumuskan untuk mencapai Kompetensi Inti. Rumusan
Kompetensi Dasar dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik dan
kemampuan peserta didik, dan kekhasan masingmasing mata pelajaran.
Kompetensi Dasar meliputi empat kelompok sesuai dengan pengelompokan
Kompetensi Inti sebagai berikut:
a. kelompok 1 : kelompok Kompetensi Dasar Sikap Spiritual dalam rangka
menjabarkan KI1;
b. kelompok 2 : kelompok Kompetensi Dasar Sikap Sosial dalam rangka
menjabarkan KI2;
c. kelompok 3 : kelompok Kompetensi Dasar Pengetahuan dalam rangka
menjabarkan KI3; dan
d. kelompok 4 : kelompok Kompetensi Dasar keterampilan dalam rangka
menjabarkan KI4.

Uraian tentang Kompetensi Dasar (terlampir pada Dokumen 2)

b. Muatan Lokal
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi
yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah,
yang materinya tidak dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada.
Substansi muatan lokal berdasarkan pada :
(1) Surat Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor 423.5/05/2010 tanggal 27 Januari
2010 tentang Kurikulum Mata Muatan Lokal Bahasa Jawa Tahun 2006 untuk
jenjang pendidikan SD/SDLB/MI, SMP/SMPLB/MTs Negeri dan Swasta Provinsi
Jawa Tengah.
(2) Surat Keputusan Bupati Tegal Nomor 557 Tahun 2015 tentang Penetapan Bahasa
Jawa sebagai Mata Pelajaran Muatan Lokal pada jenjang Pendidikan Dasar dan
Menengah di Kabupaten Tegal

Atas dasar tersebut di atas maka muatan lokal yang diselenggarakan di SD


Negeri Lebaksiu Lor 01 sebagai berikut:
1) Substansi muatan lokal ini diterapkan untuk semua kelas, yakni kelas I s.d VI

Kurikulum SDN Lebaksiu Lor 01


37

Tujuan :
Agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :
(a) Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang
berlaku, baik secara lisan maupun tulis.
(b) Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Jawa sebagai dan bahasa
daerah.
(c) Memahami bahasa Jawa dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif
untuk berbagai tujuan.
(d) Menggunakan bahasa Jawa untuk meningkatkan kemampuan
intelektual, serta kematangan emosional dan sosial.
(e) Meningkatkan kepekaan dan penghayatan terhadap karya sastra
daerahnya.
(f) Menghargai dan melestarikan kreasi budaya Jawa sebagai salah satu
khazanah budaya nasional
2) Standar Kompetensi Lulusan

Dimensi Kualifikasi Kemampuan


Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman,
berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, danbertanggung jawab
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
Pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual dan konseptual berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan
budaya dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait fenomena dan kejadian di lingkungan
rumah, sekolah, dan tempat bermain.
Keterampilan Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang produktif dan kreatif
dalam ranah abstrak dan konkret sesuai dengan yang ditugaskan
kepadanya.

2. Ekstrakurikuler
a. Pengertian
1) Kegiatan Ekstrakurikuler adalah kegiatan kurikuler yang dilakukan oleh peserta
didik di luar jam belajar kegiatan intrakurikuler dan kegiatan kokurikuler, di bawah
bimbingan dan pengawasan satuan pendidikan, bertujuan untuk mengembangkan
potensi, bakat, minat, kemampuan, kepribadian, kerjasama, dan kemandirian
peserta didik secara optimal untuk mendukung pencapaian tujuan pendidikan.

Kurikulum SDN Lebaksiu Lor 01


38

2) Kegiatan Ekstrakurikuler wajib adalah kegiatan ekstrakurikuler yang wajib


diselenggarakan oleh satuan pendidikan dan wajib diikuti oleh seluruh peserta
didik.
3) Kegiatan Ekstrakurikuler pilihan adalah kegiatan ekstrakurikuler yang dapat
dikembangkan dan diselenggarakan oleh satuan pendidikan dan dapat diikuti oleh
peserta didik sesuai bakat dan minatnya masing-masing.

b. Fungsi
Kegiatan ekstrakurikuler pada satuan pendidikan memiliki fungsi
pengembangan, sosial, rekreatif, dan persiapan karir.
1) Fungsi pengembangan, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler berfungsi untuk
mendukung perkembangan personal peserta didik melalui perluasan minat,
pengembangan potensi, dan pemberian kesempatan untuk pembentukan karakter
dan pelatihan kepemimpinan.
2) Fungsi sosial, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler berfungsi untuk
mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial peserta didik.
Kompetensi sosial dikembangkan dengan memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk memperluas pengalaman sosial, praktek keterampilan sosial, dan
internalisasi nilai moral dan nilai sosial.
3) Fungsi rekreatif, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler dilakukan dalam suasana
rileks, menggembirakan, dan menyenangkan sehingga menunjang proses
perkembangan peserta didik. Kegiatan ekstrakurikuler harus dapat menjadikan
kehidupan atau atmosfer sekolah lebih menantang dan lebih menarik bagi peserta
didik.
4) Fungsi persiapan karir, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler berfungsi untuk
mengembangkan kesiapan karir peserta didik melalui pengembangan kapasitas.

c. Tujuan
Tujuan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah dasar adalah sebagai
berikut:
1) Kegiatan ekstrakurikuler harus dapat meningkatkan kemampuan kognitif, afektif,
dan psikomotor peserta didik.

Kurikulum SDN Lebaksiu Lor 01


39

2) Kegiatan ekstrakurikuler harus dapat mengembangkan potensi, bakat dan minat


peserta didik dalam upaya pembinaan pribadi menuju pembinaan manusia
seutuhnya.

d. Prinsip
Untuk itu maka kegiatan ekstrakurikuler di sekolah dasar dikembangkan
dengan prinsip sebagai berikut :
1) Bersifat individual, yaitu bahwa kegiatan ekstrakurikuler dikembangkan sesuai
dengan potensi, bakat, dan minat peserta didik masing-masing.
2) Bersifat pilihan, yaitu bahwa kegiatan ekstrakurikuler dikembangkan sesuai dengan
minat dan diikuti oleh peserta didik secara sukarela.
3) Keterlibatan aktif, yaitu bahwa kegiatan ekstrakurikuler menuntut keikutsertaan
peserta didik secara penuh sesuai dengan minat dan pilihan masing-masing.
4) Menyenangkan, yaitu kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan dalam suasana yang
menggembirakan bagi peserta didik
5) Membangun etos kerja, yaitu bahwa kegiatan ekstrakurikuler dikembangkan dan
dilaksanakan dengan prinsip membangun semangat peserta didik untuk berusaha
dan bekerja dengan baik dan giat.
6) Kemanfaatan sosial, yaitu bahwa kegiatan ekstrakurikuler dikembangkan dan
dilaksanakan dengan tidak melupakan kepentingan masyarakat

e. Jenis dan Format Kegiatan Ekstrakurikuler


Jenis kegiatan ekstrakurikuler adalah sebagai berikut.
1) Ekstrakurikuler Wajib
Pendidikan Kepramukaan sebagai ekstrakurikuler wajib merupakan program
kegiatan yang harus diikuti oleh seluruh peserta didik, terkecuali peserta didik dengan
kondisi tertentu yang tidak memungkinkan untuk mengikutinya.

Tujuan:
a) sebagai pembentukan perilaku disiplin dan santun;
b) sebagai wahana siswa untuk berlatih berorganisasi;
c) melatih siswa untuk trampil dan mandiri;
d) melatih siswa untuk mempertahankan hidup;
e) memiliki jiwa sosial dan peduli kepada orang lain;

Kurikulum SDN Lebaksiu Lor 01


40

f) memiliki sikap kerja sama kelompok; dan


g) dapat menyelesaikan permasalahan dengan tepat.

Penilaian
a) Penilaian Pendidikan Kepramukaan mencakup hal-hal sebagai berikut:
(1) Penilaian dilakukan secara kualitatif.
(2) Kriteria keberhasilan lebih ditentukan oleh proses dan keikutsertaan peserta
didik.
(3) Peserta didik diwajibkan untuk mendapatkan nilai minimal baik pada kegiatan
ekstrakurikuler wajib pada setiap semester.
(4) Nilai yang diperoleh pada kegiatan Ekstrakurikuler Wajib Pendidikan
Kepramukaan berpengaruh terhadap kenaikan kelas peserta didik.
(5) Bagi peserta didik yang belum mencapai nilai minimal perlu mendapat
bimbingan terus menerus untuk mencapai nilai baik.
b) Teknik Penilaian
(1) Teknik penilaian sikap dilakukan melalui observasi, penilaian diri, dan
penilaian antar peserta didik.
(2) Teknik penilaian keterampilan dilakukan melalui demonstrasi
keterampilannya.
c) Media Penilaian:
(1) Jurnal/buku harian
(2) Portofolio
d) Proses penilaian:
(1) Proses penilaian dilaksanakan setiap kali latihan dan setiap hari di dalam
proses pembelajaran.
(2) Proses penilaian ekstrakurikuler wajib pendidikan kepramukaan
menitikberatkan pada ranah nilai sikap. Keterampilan kepramukaan merupakan
pendukung terhadap penilaian pendidikan kepramukaan itu sendiri.
(3) Proses penilaian sikap dilaksanakan dengan metode observasi.
(4) Proses penilaian Keterampilan Kepramukaan disesuaikan dengan Kompetensi
Dasar dari masing-masing Tema dan Matapelajaran sebagai penguatan yang
bermuatan Nilai Sikap dan Keterampilan dalam Kurikulum 2013.

Kurikulum SDN Lebaksiu Lor 01


41

(5) Proses Penilaian dilakukan oleh Teman, Guru Kelas/Guru Mata pelajaran,
pemangku kepentingan dan/atau Pembina Pramuka.
(6) Rekapitulasi Penilaian dilakukan oleh Guru Kelas/Guru Mata pelajaran selaku
Pembina Pramuka.
2) Kegiatan Ekstrakurikuler Pilihan
Ekstrakurikuler pilihan merupakan kegiatan yang disediakan sekolah, namun
tidak mewajibkan siswa untuk mengikuti. Siswa diberikan kebebasan untuk memilih
sesuai dengan bakat, minat, dan potensi masing-masing. Kegiatan ini dapat juga dalam
bentuk kelompok atau klub yang kegiatan ekstrakurikulernya dikembangkan atau
berkenaan dengan konten suatu mata pelajaran. Berkenaan dengan hal tersebut, satuan
pendidikan (kepala sekolah, guru, dan tenaga kependidikan) perlu secara aktif
mengidentifikasi kebutuhan dan minat peserta didik yang selanjutnya dikembangkan
ke dalam kegiatan ekstrakurikuler yang bermanfaat positif bagi siswa.
Ada dua alternatif yang bisa dilakukan untuk menetapkan jenis kegiatan ekstra
kurikuler pilihan yang akan dikembangkan, yaitu:
a) Top-Down, sekolah menyediakan/menyelenggarakan program kegiatan
ekstrakurikuler dalam bentuk paket-paket (jenis-jenis kegiatan) yang diperkirakan
dibutuhkan siswa. Dalam konteks ini juga, sekolah menetapkan jenis
ekstrakurikuler yang wajib diikuti peserta didik, seperti Pramuka.
b) Bottom-Up, sekolah mengakomodasikan keragaman potensi, keinginan, minat,
bakat, motivasi dan kemampuan seorang atau kelompok siswa untuk kemudian
menetapkan/menyelenggarakan program kegiatan ekstrakurikuler.
c) Kombinasi antara top-down dan bottom-up, artinya kegiatan esktrakurikuler
tertentu sudah disediakan sekolah sebagai kebijakan satuan pendidikan, namun
beberapa kegiatan ekstrakurikuler yang lain dapat diselenggarakan berdasarkan atas
inisiatif dari siswa atau pemangku kepentingan pendidikan.

Jenis kegiatan ekstrakurikuler pilihan adalah sebagai berikut


a) Krida Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS), Dokter Kecil, Palang Merah
Remaja (PMR), Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka), dan lain-lain.
b) Karya Ilmiah, meliputi Kegiatan Karya Ilmiyah Remaja (KIR), kegiatan
penguasaan keilmuan dan kemampuan akademik, penelitian, dan lain-lain.

Kurikulum SDN Lebaksiu Lor 01


42

c) Latihan/Olah bakat/prestasi, meliputi pengembangan bakat olahraga, seni dan


budaya, cinta alam, jurnalistik, teater, keagamaan, dan lain-lain.
d) Jenis lainnya, yang disesuikan dengan karakteristik dan potensi sekolah atau
lingkungan sekitar, serta daerah.
Adapun jenis kegiatan ekstrakurikuler pilihan yang diselenggarakan di SD
Negeri Lebaksiu Lor 01 meliputi:
a) Kewiraan
Pasuspera (Pasukan Khusus Pengibar Bendera)
b) Olahraga
(1) Sepak Bola
(2) Bola Volley
(3) Catur
(4) Tenis Meja
(5) Bulu Tangkis
(6) Renang
(7) Sepak Takraw
c) Seni
(1) Tari
(2) Musik
(3) Lukis
(4) Seni Macapat
(5) Beladiri
(6) Hadroh
Jadwal Pelaksanaan dan Pembimbing Kegiatan Ekstrakurikuler (terlampir)

3. Pengaturan Beban Belajar


Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan oleh peserta
didik untuk mengikuti program pembelajaran melalui sistem tatap muka, penugasan
terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur. Semua itu dimaksudkan untuk mencapai
standar kompetensi lulusan dengan memperhatikan tingkat perkembangan peserta didik.

Kurikulum SDN Lebaksiu Lor 01


43

Penugasan terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman


materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai
standar kompetensi. Waktu penyelesaian penugasan terstruktur ditentukan oleh pendidik.
Kegiatan mandiri tidak terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa
pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk
mencapai standar kompetensi. Waktu penyelesaiannya diatur sendiri oleh peserta didik.
Beban belajar yang digunakan di SD Negeri Lebaksiu Lor 01 adalah sistem paket.
Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran pada sistem paket dialokasikan sebagaimana
tertera dalam struktur kurikulum.
Untuk pembelajaran tematik kelas 3 pengalokasian waktu diatur dengan
pembobotan:
1) 50% untuk membaca, menulis permulaan dan berhitung (3R/calistung)
2) 15% untuk Pendidikan Agama
3) 35% untuk mata pelajaran lainnya.

Alokasi waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur
dalam sistem paket 0% - 40% dari waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang
bersangkutan. Alokasi waktu untuk praktik dua jam kegiatan praktik di sekolah setara
dengan satu jam tatap muka. Empat jam praktik di luar sekolah setara dengan satu jam
tatap muka.

Beban belajar Kurikulum 2013 merupakan keseluruhan kegiatan yang harus diikuti
peserta didik dalam satu minggu, satu semester, dan satu tahun pelajaran.
a. Beban belajar dinyatakan dalam jumlah jam pelajaran per
minggu.
1) Beban belajar satu minggu Kelas I adalah 32 jam
pelajaran.
2) Beban belajar satu minggu Kelas II adalah 34 jam
pelajaran.
3) Beban belajar satu minggu Kelas III adalah 36 jam
pelajaran.
4) Beban belajar satu minggu Kelas IV, V, dan VI
adalah 38 jam pelajaran.

Kurikulum SDN Lebaksiu Lor 01


44

b. Beban belajar di Kelas I, II, III, IV, dan V dalam satu


semester paling sedikit 18 minggu minggu efektif.
c. Beban belajar di kelas VI pada semester ganjil paling sedikit
18 minggu minggu efektif.
d. Beban belajar di kelas VI pada semester genap paling sedikit
14 minggu minggu efektif.

Tabel 3.6 Beban belajar

Satu jam Minggu


Jumlah jam Waktu
pembelajaran efektif
Kelas pembelajaran pembelajaran/jam
tatap pertahun
perminggu pertahun
muka/menit pelajaran
1.152
I 35 32 36
(40.320 menit)
1.224
II 35 34 36
(42.840 menit)
1.296
III 35 36 36
(45.360 menit)
1.368
IV 35 38 36
(47.880 menit)
1.368
V 35 38 36
(47.880 menit)
1.216
VI 35 38 32
(42.560 menit)

4. Penilaian
Penilaian hasil belajar mempedomani Panduan Penilaian untuk Sekolah Dasar (SD)
Revisi 2018 yang merujuk Permendikbud No. 53 Tahun 2015 tentang Penilaian Hasil
Belajar oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah dan
Permendikbud No. 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan. Kurikulum,
pembelajaran, dan penilaian merupakan komponen penting dalam kegiatan pembelajaran.
Komponen tersebut saling terkait antara satu dengan yang lain. Kurikulum sebagai
seperangkat rencana mencakup tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pembelajaran tertentu. Pembelajaran dilakukan sebagai upaya untuk mencapai kompetensi
yang dirumuskan dalam kurikulum. Sementara itu, penilaian erat kaitannya dengan
informasi seputar peserta didik dan pembelajarannya. Penilaian adalah proses

Kurikulum SDN Lebaksiu Lor 01


45

pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta
didik. Dalam melaksanakan penilaian, pendidik dan satuan pendidikan mengacu pada
Standar Penilaian Pendidikan.
Mengelola pembelajaran dan penilaian dengan bermutu adalah tugas pendidik dan
satuan pendidikan. Dengan melakukan pembelajaran dan penilaian, pendidik akan mampu
menjalankan fungsi sumatif penilaian yakni mengukur dan menilai tingkat pencapaian
kompetensi peserta didik serta mendeskripsikan capaian hasil pembelajaran peserta didik,
dan fungsi formatif yakni mendiagnostik kesulitan belajar peserta didik dalam
pembelajaran, memberi petunjuk bagi pendidik dan peserta didik dalam meningkatkan
mutu pembelajaran, mengetahui kekuatan dan kelemahan dalam proses pembelajaran,
sehingga dapat dijadikan dasar untuk pengambilan keputusan, dan perbaikan proses
pembelajaran yang telah dilakukan. Penilaian sebagai fungsi sumatif saat ini dikenal
dengan istilah penilaian atas pembelajaran (assessment of learning) sedangkan penilaian
sebagai fungsi formatif saat ini lebih dikenal sebagai penilaian sebagai pembelajaran
(assessment as learning) dan penilaian untuk pembelajaran (assessment for learning).
a. Pengertian-pengertian terkait
penilaian antara lain:
1) Standar Penilaian Pendidikan adalah kriteria mengenai lingkup, tujuan, manfaat,
prinsip, mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik yang
digunakan sebagai dasar dalam penilaian hasil belajar peserta didik.
2) Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur
pencapaian hasil belajar peserta didik.
3) Pembelajaran adalah proses interaksi yang direncanakan antara peserta didik dengan
peserta didik lainnya, dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan
belajar.
4) Penilaian hasil belajar oleh pendidik adalah proses pengumpulan informasi/ data
tentang capaian pembelajaran peserta didik dalam aspek sikap, aspek pengetahuan, dan
aspek keterampilan yang dilakukan secara terencana dan sistematis yang dilakukan
untuk memantau proses, kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar melalui
penugasan dan evaluasi hasil belajar.
5) Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan adalah proses pengumpulan
informasi/data tentang capaian pembelajaran peserta didik dalam aspek pengetahuan

Kurikulum SDN Lebaksiu Lor 01


46

dan aspek keterampilan yang dilakukan secara terencana dan sistematis dalam bentuk
penilaian akhir dan ujian sekolah/madrasah.
6) Penilaian harian (PH) adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur
pencapaian kompetensi dasar.
7) Penilaian tengah semester (PTS) adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk
mengukur pencapaian kompetensi dasar peserta didik setelah melaksanakan kegiatan
pembelajaran selama 8-9 minggu. Cakupan penilaian tengah semester meliput seluruh
KD pada periode tersebut.
8) Penilaian akhir semester (PAS) adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengukur
pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester ganjil. Cakupan PAS meliputi
seluruh KD pada semester ganjil.
9) Penilaian akhir tahun (PAT) adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengukur
pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester genap. Cakupan PAT meliputi
seluruh KD pada semester genap.
10) Ujian Sekolah/Madrasah adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengukur pencapaian
kompetensi peserta didik sebagai pengakuan prestasi belajar dan/atau penyelesaian dari
suatu satuan pendidikan.
11) Penilaian sikap merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh informasi
deskriptif mengenai perilaku peserta didik di dalam dan di luar pembelajaran.
12) Penilaian pengetahuan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengukur
penguasaan pengetahuan peserta didik.
13) Penilaian keterampilan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengukur
kemampuan peserta didik dalam menerapkan pengetahuan dalam melakukan tugas
tertentu.
14) Prinsip penilaian adalah asas yang mendasari penilaian dalam pembelajaran.
15) Mekanisme penilaian adalah prosedur dan metode penilaian yang dilakukan oleh
pendidik.
16) Prosedur penilaian adalah langkah-langkah penilaian yang dilakukan oleh pendidik.
17) Teknik penilaian adalah cara yang digunakan oleh pendidik untuk melakukan penilaian
dengan menggunakan berbagai bentuk instrumen penilaian.
18) Instrumen penilaian adalah alat yang disusun dan digunakan untuk mengumpulkan dan
mengolah informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik.

Kurikulum SDN Lebaksiu Lor 01


47

19) Kriteria Ketuntasan Minimal yang selanjutnya disebut KKM adalah kriteria ketuntasan
belajar yang ditentukan oleh satuan pendidikan yang mengacu pada standar kompetensi
lulusan, dengan mempertimbangkan karakteristik peserta didik, karakteristik mata
pelajaran, dan kondisi satuan pendidikan.
b. Lingkup dan Teknik Penilaian
1) Lingkup
Lingkup penilaian hasil belajar oleh pendidik mencakup aspek sikap, aspek
pengetahuan, dan aspek keterampilan, sedangkan lingkup penilaian hasil belajar
oleh satuan pendidikan mencakup aspek pengetahuan dan aspek keterampilan.
2) Teknik Penilaian
(a) Penilaian Sikap
Penilaian sikap dimaksudkan sebagai penilaian terhadap perilaku peserta didik
dalam proses pembelajaran yang meliputi:
(1) Sikap Spiritual
Kompetensi sikap spiritual (KI-1) yang akan diamati adalah menerima,
menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
(2) Sikap Sosial
Kompetensi sikap sosial (KI-2) yang akan diamati mencakup perilaku
antara lain: jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri
dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangga, dan
negara.
Teknik penilaian yang digunakan adalah observasi melalui wawancara, catatan
anekdot (anecdotal record), dan catatan kejadian tertentu (incidental record)
sebagai unsur penilaian utama.
Penilaian sikap dilakukan oleh guru kelas, guru mata pelajaran agama dan budi
pekerti, guru PJOK, dan pembina ekstrakurikuler. Guru kelas.
(b) Penilaian Pengetahuan
Penilaian pengetahuan (KD dari KI-3) dilakukan dengan cara mengukur
penguasaan peserta didik yang mencakup dimensi pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural dan metakognisi dalam berbagai tingkatan proses
berpikir.

Kurikulum SDN Lebaksiu Lor 01


48

Hasil penilaian pencapaian pengetahuan dilaporkan dalam bentuk angka,


predikat, dan deskripsi. Angka menggunakan rentang nilai 0 sampai dengan
100. Predikat disajikan dalam huruf A, B, C, dan D. Rentang predikat (interval)
ini ditentukan oleh Satuan Pendidikan dengan mempertimbangkan KKM.
Teknik penilaian pengetahuan menggunakan tes tertulis, lisan, dan penugasan.
(1) Tes Tertulis adalah tes yang soal dan jawabannya secara tertulis,
antara lain berupa pilihan ganda, isian, benar-salah, menjodohkan, dan
uraian.
(2) Tes Lisan berupa pertanyaan-pertanyaan, perintah, kuis yang
diberikan pendidik secara lisan dan peserta didik merespon pertanyaan
tersebut secara lisan.
(3) Penugasan adalah pemberian tugas kepada peserta didik untuk
mengukur pengetahuan dan memfasilitasi peserta didik memperoleh atau
meningkatkan pengetahuan. Tugas dapat dikerjakan secara individu atau
kelompok sesuai karakteristik tugas. Tugas tersebut dapat dilakukan di
sekolah, di rumah, atau di luar sekolah.
(c) Penilaian Keterampilan
Penilaian keterampilan (KD dari KI-4) dilakukan dengan teknik penilain
kinerja, penilaian proyek, dan portofolio. Penilaian keterampilan menggunakan
angka dengan rentang skor 0 sampai dengan 100, predikat, dan deskripsi.
(1) Penilaian Kinerja (performance assessment) adalah penilaian yang
menuntut peserta didik untuk mendemonstrasikan dan mengaplikasikan
pengetahuannya ke dalam berbagai macam konteks sesuai dengan kriteria
yang diinginkan.
(2) Penilaian Proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang
harus diselesaikan.
(3) Penilaian Portofolio merupakan kumpulan dokumen hasil
penilaian, penghargaan, dan karya peserta didik dalam
bidang tertentu yang mencerminkan perkembangan
(reflektif-integratif) dalam kurun waktu tertentu.

c. Penilaian Hasil Belajar oleh Satuan Pendidikan

Kurikulum SDN Lebaksiu Lor 01


49

(1) Pengertian
Penilaian Hasil Belajar oleh Satuan Pendidikan adalah proses pengumpulan
informasi/data tentang capaian pembelajaran peserta didik yang dilakukan secara
terencana dan sistematis dalam bentuk penilaian akhir dan ujian sekolah/madrasah.
(2) Lingkup
Lingkup penilaian hasil belajar peserta didik pada pendidikan dasar dan pendidikan
menengah mencakup aspek sikap, aspek pengetahuan, dan aspek keterampilan.
(3) Bentuk Penilaian
Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dilakukan dalam bentuk
(a) Penilaian Akhir Semester (PAS)
(b) Penilaian Akhir Tahun (PAT)
(c) Ujian Sekolah (US)

4.1 Standar Kompetensi Lulusan


Standar Kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan
lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan digunakan sebagai acuan
utama pengembangan standar isi, standar proses, standar penilaian pendidikan, standar
pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, dan
standar pembiayaan.
Standar Kompetensi Lulusan terdiri atas kriteria kualifikasi kemampuan peserta didik
yang diharapkan dapat dicapai setelah menyelesaikan masa belajarnya di satuan pendidikan
pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
Setiap lulusan satuan pendidikan dasar dan menengah memiliki kompetensi pada
tiga dimensi yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan

Dimensi Kualifikasi Kemampuan


Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman,
berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam di
lingkungan rumah, sekolah, dan tempat bermain.
Pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual dan konseptual berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dalam
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait fenomena dan kejadian di lingkungan rumah, sekolah, dan
tempat bermain.
Keterampilan Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang produktif dan kreatif

Kurikulum SDN Lebaksiu Lor 01


50

Dimensi Kualifikasi Kemampuan


dalam ranah abstrak dan konkret sesuai dengan yang ditugaskan
kepadanya.
Pengetahun Faktual
Pengetahuan dasar berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan
budaya terkait dengan diri sendiri, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam
sekitar, bangsa, dan negara.
Pengetahun Konseptual
Terminologi/istilah yang digunakan, klasifikasi, kategori, prinsip, dan generalisasi
berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya terkait dengan diri
sendiri, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, dan negara.
Pengetahun Prosedural
Pengetahuan tentang cara melakukan sesuatu atau kegiatan yang berkenaan dengan
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya terkait dengan diri sendiri, keluarga,
sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa dan negara.
Pengetahuan Metakognitif
Pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan diri sendiri dan menggunakannya
dalam mempelajari ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya terkait dengan diri
sendiri, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa dan negara.

4.2 Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)


Menentukan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dengan mempertimbangkan
tingkat kemampuan rata-rata peserta didik, kompleksitas kompetensi, serta kemampuan
sumber daya pendukung meliputi warga sekolah, sarana dan prasarana dalam
penyelenggaraan pembelajaran. Satuan pendidikan diharapkan meningkatkan kriteria
ketuntasan belajar secara terus menerus untuk mencapai kriteria ketuntasan ideal.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menentukan KKM adalah sebagai berikut:
1. Hitung jumlah Kompetensi Dasar (KD) setiap mata pelajaran setiap kelas!
2. Tentukan kekuatan/nilai untuk setiap aspek/komponen, sesuaikan dengan kemampuan
masing-masing aspek:
a. Aspek Kompleksitas:
Semakin komplek (sukar) KD maka nilainya semakin rendah tetapi semakin mudah
KD maka nilainya semakin tinggi.

Kurikulum SDN Lebaksiu Lor 01


51

b. Aspek Sumber Daya Pendukung


Semakin tinggi sumber daya pendukung maka nilainya semakin tinggi.
c. Aspek intake
Semakin tinggi kemampuan awal siswa (intake) maka nilainya semakin tinggi.
3. Jumlahkan nilai setiap komponen, selanjutnya dibagi 3 untuk menentukan KKM setiap
KD!
4. Jumlahkan seluruh KKM KD, selanjutnya dibagi dengan jumlah KD untuk menentukan
KKM mata pelajaran!
5. KKM setiap mata pelajaran pada setiap kelas tidak sama tergantung pada kompleksitas
KD, daya dukung, dan potensi siswa
6. Pada Kurikulum 2013 sekolah dapat menentukan KKM satuan pendidikan. Setelah
KKM setiap muatan/mata pelajaran ditentukan, KKM satuan pendidikan dapat
ditetapkan dengan memilih KKM yang terendah dari seluruh KKM muatan/mata
pelajaran. Misalnya, berdasarkan hasil analisis menentukan satu KKM untuk seluruh
mata pelajaran 60. Rentang predikat dapat menggunakan satu ukuran yang sama di satu
sekolah. Misalnya, KKM satuan pendidikan 60, berarti predikat Cukup dimulai dari
nilai 60. Rentang predikat untuk semua mata pelajaran menggunakan rumus sebagai
berikut:
Nilai Maksimu-KKM Satuan Pendidikan 100-60 40
Rentang Predikat= = = =13,3
3 3 3
*Keterangan: angka 3 pada rumus diperoleh dari jumlah predikat selain D (A, B, dan C)

Sehingga panjang interval untuk setiap predikat 13 atau 14. Karena rentang predikat
nilainya 13 atau 14, maka untuk mata pelajaran Matematika, rentang predikatnya sebagai
berikut.
Contoh Rentang Predikat untuk KKM Satuan Pendidikan 60

RENTANG PREDIKAT
KKM Satuan Panjang D
A B
Pendidikan *) Interval C (Cukup) (Perlu
(Sangat Baik) (Baik)
Bimbingan)
60 40/3=13,3 87<A≤100 73<B≤87 60≤C≤73 D < 60

Tabel 3.7 KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM)

Kurikulum SDN Lebaksiu Lor 01


52

Kelas dan KKM


Sikap
I II III IV V VI
Spiritual (KI-1) B B B B B B
Sosial (KI-2) B B B B B B
No Kelas dan KKM
Mata Pelajaran
. I II III IV V VI
Pengetahuan (KI-3) Keterampilan (KI-4)            
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 69 70 70 70 70 70
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 69 75 72 75 75 73
3. Bahasa Indonesia 69 68 68 75 70 73
4. Matematika 68 75 70 69 68 70
5. Ilmu Pengetahuan Alam - - - 72 70 73
6. Ilmu Pengetahuan Sosial - - - 70 70 71
7. Seni Budaya dan Prakarya 68 68 68 70 69 68
8. PJOK 72 75 75 75 75 75
9. Mulok Bahasa Jawa 68 68 68 68 68 68
Rentang Predikat KKM
KKM Satuan
Panjang Interval Predikat Rentang Nilai
Pendidikan
A (Sangat Baik) 90≤A≤100
32/3 = 10,77 B (Baik) 79≤B≤89
68
(11) C (Cukup) 68≤C≤78
D (Perlu Bimbingan) <68

4.3 Ketuntasan Belajar


Ketuntasan belajar yang diterapkan pada SD Negeri Lebaksiu Lor 01 adalah
sistem paket, ketuntasan belajar setiap indikator yang telah ditetapkan dalam suatu
kompetensi dasar berkisar antara 0% - 100%. Kriteria ideal ketuntasan untuk masing-
masing indikator 80%. Ketentuan kriteria ketuntasan belajar minimal dengan
mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata siswa serta kemampuan sumber daya
pendukung dalam menyelenggarakan pembelajaran. Sekolah secara bertahap dan
berkelanjutan selalu mengusakan peningkatan kriteria ketuntasan belajar untuk mencapai
kriteria ketuntasan belajar ideal.
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) merupakan kriteria ketuntasan belajar
minimal yang ditentukan oleh satuan pendidikan dengan mempertimbangkan:
a. Karakteristik kompetensi dasar yang akan dicapai.
b. Daya dukung (sarana dan guru).
c. Karakteristik peserta didik.
Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal dengan mempertimbangkan aspek-aspek
berikut, antara lain:

Kurikulum SDN Lebaksiu Lor 01


53

 Intake siswa (tingkat kemampuan rata-rata peserta didik);


 Kompleksitas kompetensi masing-masing KD/Mata Pelajaran;
 Kemampuan sumber daya pendukung ( sarana prasarana, kompetensi guru)
Ketentuan ketuntasan belajar dipersyaratkan sebagai berikut.
1) Untuk KD pada KI-3 dan KI-4, siswa dapat dikatakan belum tuntas belajar untuk
menguasai KD yang dipelajarinya bila menunjukkan indikator nilai < KKM dari hasil
tes formatif.
2) Untuk KD pada KI-3 dan KI-4, siswa dinyatakan sudah tuntas belajar untuk menguasai
KD yang dipelajarinya apabila menunjukkan indikator nilai ≥ KKM dari hasil tes
formatif.
3) Untuk KD pada KI-1 dan KI-2, ketuntasan siswa dilakukan dengan memperhatikan
aspek sikap pada KI-1 dan KI-2 untuk muatan mata pelajaran Pendidikan Agama dan
Budi Pekerti dan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, yakni jika profil sikap
siswa secara umum berada pada kategori baik (B) menurut standar yang ditetapkan.
Adapun implikasi dari adanya persyaratan ketuntasan belajar tersebut adalah
sebagai berikut.
1) Untuk KD pada KI-3 dan KI-4: diberikan remedial individual sesuai dengan
kebutuhan kepada peserta didik yang memperoleh nilai kurang dari < KKM;
2) Untuk KD pada KI-3 dan KI-4: diberikan kesempatan untuk melanjutkan
pelajarannya ke KD berikutnya kepada peserta didik yang memperoleh nilai KKM
atau lebih dari KKM; dan
3) Untuk KD pada KI-3 dan KI-4: diadakan remedial klasikal sesuai dengan
kebutuhan apabila lebih dari 80% peserta didik memperoleh nilai kurang dari KKM.
4) Untuk KD pada KI-1 dan KI-2, pembinaan terhadap peserta didik yang secara
umum profil sikapnya belum berkategori baik dilakukan secara holistik (paling tidak
oleh guru mata pelajaran, guru BK, dan orang tua).     
Peserta didik yang belum mencapai ketuntasan belajar, harus melaksanakan
program perbaikan (remidial) sampai mencapai ketuntasan belajar yang dipersyaratkan
dengan batas maksimal pelayanan perbaikan yang diberikan sebanyak 2 kali. Bagi peserta
didik yang telah mencapai ketuntasan belajar dapat mengikuti program pengayaan
(enrichmen) prinsip mastery learning (ketuntasan belajar), ada perlakuan khusus untuk
peserta didik yang belum maupun sudah mencapai ketuntasan.

Kurikulum SDN Lebaksiu Lor 01


54

1. Program Remedial (Perbaikan)


a) Remedial wajib diikuti oleh peserta didik yang belum mencapai KKM dalam setiap
kompetensi dasar dan/atau indikator.
b) Kegiatan remedial dilaksanakan di dalam/di luar jam pembelajaran.
c) Kegiatan remedial meliputi remedial pembelajaran dan remedial penilaian.
d) Penilaian dalam program remedialdapat berupa tes maupun nontes.
e) Kesempatan mengikuti kegiatan remedial.
f) Nilai remedial dapat melampaui KKM.
2. Program Pengayaan
a) Pengayaan boleh diikuti oleh peserta didik yang telah mencapai KKM dalam setiap
kompetensi dasar.
b) Kegiatan pengayaan dilaksanakan di dalam/di luar jam pembelajaran.
c) Penilaian dalam program pengayaan dapat berupa tes maupun nontes.
d) Nilai pengayaan yang lebih tinggi dari nilai sebelumnya dapat digunakan.

4.4 Kriteria Kenaikan Kelas dan Kriteria Kelulusan


a) Kriteria Kenaikan Kelas
Kenaikan kelas dengan ketentuan minimal sebagai berikut :
1) Menyelesaikan seluruh program pembelajaran dalam dua semester pada
tahun pelajaran yang diikuti.
2) Mencapai tingkat kompetensi yang dipersyaratkan minimal baik untuk
sikap pada semua tema di kelasnya.
3) Mencapai tingkat kompetensi yang dipersyaratkan minimal sama
dengan KKM untuk semua muatan pelajaran untuk pengetahuan dan keterampilan
pada semua tema di kelasnya.
4) Mencapai tingkat kompetensi yang dipersyaratkan minimal baik untuk
ekstrakurikuler setiap mata pelajaran di kelasnya.
5) Tidak terdapat nilai kurang dari KKM/tidak tuntas pada semua tema di
kelasnya.
6) Ketidakhadiran siswa tanpa keterangan maksimal 15% dari jumlah hari
efektif.

Kurikulum SDN Lebaksiu Lor 01


55

7) Peserta didik dinyatakan tidak naik kelas apabila hasil belajar dari
paling sedikit 3 (tiga) muatan pelajaran pada kompetensi pengetahuan,
keterampilan belum tuntas dan/atau sikap belum baik.

b) Kelulusan Ujian Sekolah (US)


1) Peserta didik dinyatakan lulus Ujian Sekolah (US) apabila peserta didik telah
memenuhi kriteria kelulusan yang telah ditetapkan oleh sekolah berdasarkan
perolehan nilai Ujian Sekolah (US)
2) Kriteria kelulusan Ujian Sekolah (US) ditetapkan oleh sekolah melalui rapat
pendidik sebelum pelaksanaan Ujian Sekolah (US) yang mencakup:
a) nilai minimal setiap mata pelajaran Ujian Sekolah Berstandar Nasional
(USBN);
b) nilai minimal setiap mata pelajaran Ujian Sekolah (US);
c) nilai rata-rata minimal mata pelajaran Ujian Sekolah Berstandar Nasional
(USBN); dan
d) nilai rata-rata minimal mata pelajaran Ujian Sekolah (US)
3) Nilai minimal yang dimaksud pada butir 2a, 2b adalah nilai minimal untuk semua
mata pelajaran yang diujikan pada Ujian Sekolah (US) dan ditetapkan oleh satuan
pendidikan
4) Nilai rata-rata minimal yang dimaksud pada butir 2c, 2d adalah nilai rata-rata
yang ditetapkan sebagai bagian target/capaian kelulusan pada Ujian Sekolah
(bukan nilai rata-rata hitung dari semua mata pelajaran) dan ditetapkan oleh
satuan pendidikan

c) Kelulusan Dari Satuan Pendidikan


1) Peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan melalui rapat pendidik
setelah:
a) menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
b) memperoleh nilai sikap/perilaku minimal baik; dan
c) lulus Ujian Sekolah (US).
2) Kriteria peserta didik telah menyelesaikan seluruh program pembelajaran
ditentukan oleh satuan pendidikan melalui rapat dewan pendidik berdasarakan
laporan hasil belajar dari kelas I semester 1 sampai dengan kelas VI semester 2.
3) Nilai Rapot untuk Semester 2 diperoleh dari pengolahan nilai mulai awal semester

Kurikulum SDN Lebaksiu Lor 01


56

2 dan diakhiri dengan PAS/PAT.


4) Kriteria nilai sikap/perilaku peserta didik ditentukan oleh satuan pendidikan
melalui rapat dewan pendidik.
5) Kriteria peserta didik lulus dari Ujian Sekolah (US) ditentukan satuan pendidikan
melalui rapat dewan pendidik.

4.5 Nilai Ekstrakurikuler


a. Peserta didik diwajibkan untuk mendapatkan nilai memuaskan pada kegiatan
ekstrakurikuler wajib pada setiap semester. Nilai yang diperoleh pada kegiatan
ekstrakurikuler wajib Kepramukaan berpengaruh terhadap kenaikan kelas peserta
didik.
b. Nilai di bawah memuaskan dalam dua semester atau satu tahun memberikan sanksi
bahwa peserta didik tersebut harus mengikuti program khusus yang
diselenggarakan bagi mereka.
c. Persyaratan demikian tidak dikenakan bagi peserta didik yang mengikuti program
ekstrakurikuler pilihan. Meskipun demikian, penilaian tetap diberikan dan
dinyatakan dalam buku rapor.
d. Penilaian didasarkan atas keikutsertaan dan prestasi peserta didik dalam suatu
kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti. Hanya nilai memuaskan atau di atasnya yang
dicantumkan dalam buku rapor. 

5. Bimbingan Psiko-Edukatif
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 111
Tahun 2014 Tentang Bimbingan dan Konseling Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah menunjukkan bahwa setiap peserta didik memiliki potensi untuk berkembang
secara optimal. Perkembangan optimal bukan sebatas tercapainya prestasi sesuai dengan
kapasitas intelektual, minat, dan bakat yang dimiliki, melainkan sebagai sebuah kondisi
perkembangan yang memungkinkan peserta didik mampu menunjukkan perilaku yang
sehat dan bertanggung jawab serta memiliki kemampuan adaptasi dan sosialisasi yang
baik.
Situasi kehidupan pada abad XXI ini sangat penuh tantangan dan persaingan. Hal
ini berdampak antara lain pada tingkat depresi yang tinggi di samping tersedianya peluang
bagi yang memiliki kompetensi hidup, memiliki multiliterasi yang menguatkan kapasitas

Kurikulum SDN Lebaksiu Lor 01


57

fisik, mental, serta intelektual peserta didik. Oleh karena itu, peserta didik harus memiliki
karakter yang kuat agar dapat menghadapi tantangan Abad 21 tersebut.
Penguatan pendidikan karakter (PPK) peserta didik secara teknis dilaksanakan
melalui PPK berbasis kelas, berbasis budaya sekolah dan berbasis masyarakat. Di antara
PPK berbasis budaya sekolah adalah kegiatan literasi, sedangkan diantara PPK berbasis
kelas adalah pembelajaran tematik yang menggunakan kompetensi Abad 21, terutama 4C
yaitu kemampuan berpikir kritis (critical thinking), kolaborasi (collaboration), kreativitas
(creativity), dan komunikasi (communication) -serta keterampilan berpikir tingkat tinggi
(higher order thinking skills/ HOTS).
Pengembangan kompetensi hidup anak secara utuh memerlukan sistem layanan
pendidikan pada satuan pendidikan di SD yang tidak hanya mengandalkan layanan
akademik melalui pembelajaran dan manajemen saja, tetapi juga menyediakan layanan
khusus yang bersifat psiko-edukatif. Pada tingkat sekolah dasar, peserta didik memerlukan
kesiapan untuk mengikuti proses pembelajaran. Karena rentang usia yang panjang yang
dijalani peserta didik Kelas I sampai dengan Kelas VI di SD, sehingga dimungkinkan
muncul berbagai masalah berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan, perbedaan
individu dalam aspek kecerdasan, kepribadian, bakat, minat, kondisi fisik, latar belakang
keluarga, lingkungan tempat tinggal, agama, tradisi, adat, dan budaya. Perbedaan kondisi
tersebut menggambarkan adanya variasi kebutuhan pengembangan secara utuh dan optimal
yang harus difasilitasi oleh guru melalui layanan bimbingan yang bersifat psiko-edukatif.
Layanan bimbingan psiko-edukatif mencakup kegiatan yang bersifat pencegahan,
perbaikan, pemeliharaan, dan pengembangan.
Prinsip dasar bimbingan psiko-edukatif yang tercantum dalam bahasan mengenai:
a. Bidang Layanan
Bimbingan Psiko-Edukatif
1) Bimbingan
pribadi
Suatu proses pemberian bantuan dari guru kepada peserta didik untuk
memahami, menerima, mengarahkan, mengambil keputusan, dan merealisasikan
keputusannya secara bertanggung jawab tentang perkembangan aspek pribadinya,
sehingga dapat mencapai perkembangan pribadinya secara optimal.

Kurikulum SDN Lebaksiu Lor 01


58

2) Bimbingan
sosial
Suatu proses pemberian bantuan dari guru kepada peserta didik untuk
memahami lingkungannya dan dapat melakukan interaksi sosial secara positif,
terampil berinteraksi sosial, mampu mengatasi masalah-masalah sosial yang
dialaminya, mampu menyesuaikan diri, dan memiliki keserasian hubungan dengan
lingkungan sosialnya.
3) Bimbingan
belajar
Proses pemberian dari guru kelas kepada peserta didik dalam mengenali
potensi diri untuk belajar, memiliki sikap dan keterampilan belajar, terampil
merencanakan pendidikan, memiliki kesiapan menghadapi ujian, memiliki
kebiasaan belajar teratur dan mencapai hasil belajar secara optimal.
b. Kompetensi Layanan
Bimbingan Psiko-Edukatif
1) Layanan dasar
Layanan dasar diartikan sebagai proses pemberian bantuan kepada seluruh
peserta didik melalui kegiatan penyiapan pengalaman terstruktur secara klasikal
atau kelompok yang dirancang dan dilaksanakan secara sistematis dalam rangka
mengembangkan kemampuan penyesuaian diri yang efektif sesuai dengan tahap
dan tugas-tugas perkembangan (yang dituangkan sebagai standar kompetensi
kemandirian).
2) Layanan bakat
dan minat khusus
Layanan bakat dan minat khusus adalah program kurikuler yang disediakan
untuk mengakomodasi pilihan minat, bakat dan/atau kemampuan peserta didik
dengan orientasi pemusatan, perluasan, dan/atau pendalaman mata pelajaran.
3) Layanan
responsif
Layanan responsif adalah pemberian bantuan kepada peserta didik yang
menghadapi masalah dan memerlukan pertolongan dengan segera, agar peserta
didik tidak mengalami hambatan dalam proses pencapaian tugas-tugas

Kurikulum SDN Lebaksiu Lor 01


59

perkembangannya. Strategi layanan responsif diantaranya bimbingan individual,


bimbingan kelompok, konsultasi, kolaborasi, kunjungan rumah, dan alih tangan
kasus (referral).
4) Layanan
dukungan sistem
Layanan dukungan sistem merupakan komponen pelayanan dan kegiatan
manajemen, tata kerja, infrastruktur (misalnya Teknologi Informasi dan
Komunikasi), dan pengembangan kemampuan guru kelas secara berkelanjutan,
yang secara tidak langsung memberikan bantuan kepada peserta didik atau
memfasilitasi kelancaran perkembangan peserta didik dan mendukung efektivitas
dan efisiensi pelaksanaan layanan bimbingan psiko-edukatif.
c. Kegiatan Layanan
Bimbingan Psiko-Edukatif
Layanan bimbingan psiko-edukatif diselenggarakan oleh guru kelas. Layanan
bimbingan psiko-edukatif diselenggarakan di dalam kelas (bimbingan klasikal) dan di
luar kelas.
1) Layanan bimbingan psiko-edukatif di dalam kelas
a) Merupakan layanan yang dilaksanakan dalam seting kelas, diberikan kepada
semua peserta didik, dalam bentuk tatap muka yang terintegrasi dalam
pembelajaran.
b) Materi layanan bimbingan klasikal meliputi tiga bidang layanan bimbingan
psiko-edukatif diberikan secara proporsional sesuai kebutuhan peserta didik
yang meliputi aspek perkembangan pribadi, sosial, dan belajar.
c) Materi layanan bimbingan klasikal disusun dalam bentuk rencana
pelaksanaan layanan bimbingan klasikal.
2) Layanan bimbingan psiko-edukatif di luar kelas.
a) Bimbingan individual
Dilakukan secara perseorangan untuk membantu peserta didik yang sedang
mengalami masalah. Pelaksanaannya dengan mengidentifikasi masalah,
penyebab masalah, menemukan alternatif pemecahan masalah, dan
pengambilan keputusan terbaik.
b) Bimbingan kelompok

Kurikulum SDN Lebaksiu Lor 01


60

Merupakan kegiatan pemberian bantuan kepada peserta didik melalui


kelompok-kelompok kecil terdiri atas dua sampai sepuluh orang untuk
maksud pencegahan masalah, pemeliharaan nilai-nilai, atau pengembangan
keterampilan-keterampilan hidup yang dibutuhkan.
c) Bimbingan kelas besar atau lintas kelas
Merupakan kegiatan yang bersifat pencegahan, pengembangan yang
bertujuan memberikan pengalaman, wawasan, serta pemahaman yang
menjadi kebutuhan peserta didik, baik dalam bidang pribadi, sosial, dan
belajar.
d) Konsultasi
Merupakan kegiatan berbagi pemahaman dan kepedulian antara guru guru
kelas, orang tua, pimpinan satuan pendidikan, atau pihak lain yang relevan
dalam upaya membangun kesamaan persepsi dan memperoleh dukungan
yang diharapkan dalam memperlancar pelaksanaan program layanan
bimbingan psiko-edukatif.
e) Konferensi kasus
Merupakan kegiatan yang diselenggarakan oleh guru kelas untuk membahas
permasalahan peserta didik dengan melibatkan pihak-pihak yang dapat
memberikan keterangan, kemudahan dan komitmen bagi penyelesaian
masalah peserta didik.
f) Kunjungan rumah
Merupakan kegiatan mengunjungi tempat tinggal orangtua/wali peserta
didik/dalam rangka klarifikasi, pengumpulan data, konsultasi dan kolaborasi
untuk penyelesaian masalah peserta didik.
g) Alih tangan kasus
Merupakan pelimpahan penanganan masalah peserta didik yang
membutuhkan keahlian di luar kewenangan guru kelas. Alih tangan kasus
dilakukan dengan menuliskan masalah peserta didik dan intervensi yang
telah dilakukan, serta dugaan masalah yang relevan dengan keahlian
profesional yang melakukan alih tangan kasus.
h) Advokasi

Kurikulum SDN Lebaksiu Lor 01


61

Adalah layanan bimbingan psiko-edukatif yang dimaksudkan untuk


memberi pendampingan peserta didik yang mengalami perlakuan tidak
mendidik, diskriminatif, malpraktik, kekerasan, pelecehan, dan tindak
kriminal.
i) Kolaborasi
Adalah kegiatan dimana guru kelas bekerja sama dengan berbagai pihak
atas dasar prinsip kesetaraan, saling pengertian, saling menghargai dan
saling mendukung.
j) Pengelolaan media informasi
Merupakan memperluas wawasan peserta didik yang diberikan secara tidak
langsung melalui media kegiatan penyampaian informasi yang ditujukan
untuk membuka dan cetak atau elektronik (seperti website, buku, brosur,
leaflet, papan bimbingan).
k) Pengelolaan kotak masalah
Merupakan kegiatan penjaringan masalah dan pemberian umpan balik
terhadap peserta didik yang memasukan surat masalah ke dalam sebuah
kotak.
d. Mekanisme
Pengelolaan Layanan Bimbingan Psiko-Edukatif
Bimbingan psiko-edukatif dilaksanakan oleh guru kelas dengan pengarahan oleh
kepala sekolah dan dipantau oleh pengawas sekolah sesuai dengan mekanisme
pengelolaan layanan bimbingan psiko-edukatif. Mekanisme pengelolaan bimbingan
tersebut meliputi:
1) Analisis kebutuhan
Kebutuhan peserta didik, satuan pendidikan, dan orangtua diidentifikasi
dengan berbagai instrumen tes dan non tes atau dengan pengumpulan fakta, laporan
diri, observasi, dan wawancara, yang diselenggarakan oleh guru kelas atau pihak lain
yang lebih berkewenangan.
2) Perencanaan
Adalah alat yang berguna untuk merespon kebutuhan yang telah
teridentifikasi, selanjutnya diimplementasikan dalam tahap-tahap untuk memenuhi
kebutuhan, dan mengidentifikasi pihak yang bertanggungjawab terhadap setiap

Kurikulum SDN Lebaksiu Lor 01


62

tahap, serta mengatur jadwal dalam program tahunan dan semesteran serta
pengimplementasiannya. Program bimbingan psiko-edukatif direncanakan sebagai
program tahunan dan program semesteran dengan memperhitungkan efisiensi,
efektivitas, dan akuntabilitas.
3) Pelaksanaan Layanan
Pelaksanaan bimbingan psiko-edukatif harus memperhatikan aspek
penggunaan data dan waktu yang tersebar dalam kalender akademik. Data digunakan
sebagai informasi penting dalam pelaksanaan program dan akan dipergunakan untuk
mengevaluasi program dalam kaitan dengan kemajuan peserta didik. Data yang
terkumpul dipilah menjadi tiga:
(1) Data jangka pendek yaitu data setiap akhir aktivitas.
(2) Data jangka menengah merupakan data kumpulan
dari periode waktu tertentu, misalnya program semesteran.
(3) Data jangka panjang merupakan data akhir
serangkaian program yang merupakan data hasil seluruh aktivitas dan
dampaknya pada perkembangan pribadi, sosial, dan belajar peserta didik.
Aspek penggunaan waktu merupakan proporsi waktu perencanaan dan
pelaksanaan setiap komponen dan bidang bimbingan psiko-edukatif harus
memperhatikan tingkat satuan pendidikan, kebutuhan peserta didik, jumlah guru
kelas, jumlah peserta didik yang dilayani. Distribusi waktu guru kelas dalam setiap
komponen program juga harus memperhatikan tingkatan kelas dalam satuan
pendidikan. Sebagian besar waktu guru kelas (80%-85%) untuk pelayanan langsung
kepada peserta didik, sisanya (15%-20%) untuk aktivitas manajemen dan
administrasi.
Kalender aktivitas bimbingan psiko-edukatif sebagai perencanaan program
semua komponen dan bidang bimbingan psiko-eduaktif diatur sejalan dengan
kalender akademik satuan pendidikan.
1. Evaluasi
Evaluasi dalam bimbingan psiko-edukatif merupakan proses pembuatan
pertimbangan secara sistematis mengenai keefektifan dalam mencapai tujuan
program bimbingan psiko-edukatif berdasarkan pada ukuran (standar) tertentu.
Dengan demikian, evaluasi merupakan proses sistematis dalam mengumpulkan

Kurikulum SDN Lebaksiu Lor 01


63

dan menganalisis informasi informasi tentang efisiensi, keefektifan, dan dampak


dari program dan layanan bimbingan psiko-edukatif terhadap perkembangan
pribadi, sosial, dan belajar, peserta didik. Evaluasi berkaitan dengan akuntabilitas
yaitu sebagai ukuran seberapa besar tujuan bimbingan psiko-edukatif telah
dicapai.
2. Pelaporan
Pelaporan proses dan hasil dari pelaksanaan program dimaksudkan untuk
menjawab pertanyaan bagaimana peserta didik berkembang sebagai hasil dari
layanan bimbingan psiko-edukatif. Laporan digunakan sebagai pendukung program
lanjutan untuk menjamin keberhasilan pelaksanaan program selanjutnya. Laporan
jangka pendek akan memfasilitasi evaluasi aktivitas program jangka pendek.
Laporan jangka menengah dan jangka panjang akan merefleksikan kemajuan ke
arah perubahan dalam diri semua peserta didik.
3. Tindak lanjut
Tindak lanjut atas laporan program dan pelaksanaan bimbingan psiko-
edukatif akan menjadi alat penting dalam tindak lanjut untuk mendukung program
sejalan dengan yang direncanakan, mendukung setiap peserta didik yang dilayani,
mendukung digunakannya materi yang tepat, mendokumentasi proses, persepsi,
dan hasil program secara rinci, mendokumentasi dampak jangka pendek, menengah
dan jangka panjang, atas analisis keefektifan program digunakan untuk mengambil
keputusan apakah program dilanjutkan, direvisi, atau dihentikan, meningkatkan
program, serta digunakan untuk mendukung perubahan-perubahan dalam sistem
sekolah.
e. Tugas Guru Kelas
dalam Bimbingan Psiko-Edukatif
Pelaksanaan bimbingan psiko-edukatif memerlukan keterampilan guru kelas
dalam berkomunikasi efektif baik verbal maupun non-verbal, peduli, empati, dan
respek terhadap pihak-pihak yang terlibat. Keterampilan tersebut akan melandasi tugas
guru kelas dalam bimbingan psiko-edukatif yang meliputi:
1) Mengarahkan
Guru bertugas mengarahkan peserta didik dalam menjalankan proses pembelajaran
agar dapat mencapai cita-cita yang diinginkan.

Kurikulum SDN Lebaksiu Lor 01


64

2) Mengendalikan
Guru mengendalikan/mengontrol sikap dan perilaku peserta didik secara rutin dan
kontinu agar tidak menyimpang dari norma dan tata tertib yang berlaku di sekolah.
3) Mendampingi
Peserta didik yang rentan atau potensial mengalami masalah, perlu dilakukan
pendampingan supaya potensi masalah tidak berkembang.
4) Memotivasi
Semangat belajar peserta didik ada kemungkinan menurun karena berbagai sebab.
Guru perlu melakukan upaya untuk mengendalikan semangat peserta didik.
5) Menampilkan diri sebagai model
Peserta didik memerlukan model perilaku yang positif untuk ditiru atau dijadikan
panutan. Guru adalah role model (keteladanan) yang dibutuhkan mereka.
6) Menghubungkan
Guru menjadi penghubung antara peserta didik dan pihak lain seperti orang tua
maupun teman sebaya yang bermasalah karena interaksi dan komunikasi yang
kurang efektif.
7) Fasilitasi
Peserta didik yang memiliki potensi, bakat, dan minat perlu difasilitasi untuk
berkembang melalui pembelajaran maupun kegiatan lain.
f. Kompetensi Komunikasi Guru-Peserta Didik
Kompetensi komunikasi guru–peserta didik bertujuan untuk membangun
interaksi/hubungan antara guru dan peserta didik yang jujur, terbuka, tulus, saling
menghargai, saling percaya, dan saling memahami anak sebagai pribadi yang berharga.
Kompetensi komunikasi tersebut meliputi:
1) Pendengar aktif
2) Sapa, senyum, dan sentuh.
3) Sabar, tidak memaksa/menekan.
4) Tidak menakut-nakuti, mengancam.
5) Menjaga rahasia dan menghargai hak anak
6) Sikap proaktif yang simpatik
7) Berkomunikasi dengan diselingi humor yang ringan dan sehat.

Kurikulum SDN Lebaksiu Lor 01


65

6. Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa


Pendidikan budaya dan karakter bangsa dimaknai sebagai pendidikan yang
mengembangkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa pada diri peserta didik sehingga
mereka memiliki nilai dan karakter sebagai karakter dirinya, menerapkan nilai-nilai
tersebut dalam kehidupan dirinya, sebagai anggota masyarakat, dan warga negara yang
religius, nasionalis, produktif dan kreatif .
Pendidikan budaya dan karakter bangsa dilakukan melalui pendidikan nilai-nilai
atau kebajikan yang menjadi nilai dasar budaya dan karakter bangsa. Kebajikan yang
menjadi atribut suatu karakter pada dasarnya adalah nilai.
Oleh karena itu pendidikan budaya dan karakter bangsa pada dasarnya adalah
pengembangan nilai-nilai yang berasal dari pandangan hidup atau ideologi bangsa
Indonesia, agama, budaya, dan nilai-nilai yang terumuskan dalam tujuan pendidikan
nasional.

Fungsi pendidikan budaya dan karakter bangsa adalah:

1. Pengembangan
Pengembangan potensi peserta didik untuk menjadi pribadi berperilaku baik ini
bagi peserta didik yang telah memiliki sikap dan perilaku yang mencerminkan budaya dan
karakter bangsa
2. Perbaikan
Memperkuat kiprah pendidikan nasional untuk bertanggung jawab dalam
pengembangan potensi peserta didik yang lebih bermartabat; dan
3. Penyaring
Untuk menyaring budaya bangsa sendiri dan budaya bangsa lain yang tidak sesuai
dengan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa yang bermartabat.
Tujuan pendidikan budaya dan karakter bangsa adalah:
a. Mengembangkan potensi kalbu/nurani/afektif peserta didik sebagai
manusia dan warga negara yang memiliki nilai-nilai budaya dan karakter bangsa.
b. Mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan
sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya bangsa yang religius.
c. Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta didik
sebagai generasi penerus bangsa;

Kurikulum SDN Lebaksiu Lor 01


66

d. Mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia yang


mandiri, kreatif, berwawasan kebangsaan; dan
e. Mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan
belajar yang aman, jujur, penuh kreativitas dan persahabatan, serta dengan rasa
kebangsaan yang tinggi dan penuh kekuatan (dignity).

Nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa


diidentifikasi dari sumber-sumber berikut ini.
1. Agama:
Masyarakat Indonesia adalah masyarakat beragama. Oleh karena itu, kehidupan
individu, masyarakat, dan bangsa selalu didasari pada ajaran agama dan kepercayaannya.
Secara politis, kehidupan kenegaraan pun didasari pada nilai-nilai yang berasal dari agama.
Atas dasar pertimbangan itu, maka nilai-nilai pendidikan budaya dan karakter bangsa harus
didasarkan pada nilai-nilai dan kaidah yang berasal dari agama.
2. Pancasila:
Negara Kesatuan Republik Indonesia ditegakkan atas prinsip-prinsip kehidupan
kebangsaan dan kenegaraan yang disebut Pancasila. Pancasila terdapat pada Pembukaan
UUD 1945 dan dijabarkan lebih lanjut dalam pasal-pasal yang terdapat dalam UUD 1945.
Artinya, nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila menjadi nilai-nilai yang mengatur
kehidupan politik, hukum, ekonomi, kemasyarakatan, budaya, dan seni. Pendidikan budaya
dan karakter bangsa bertujuan mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara yang
lebih baik, yaitu warga negara yang memiliki kemampuan, kemauan, dan menerapkan
nilai-nilai Pancasila dalam kehidupannya sebagai warga negara.
3. Budaya:
Sebagai suatu kebenaran bahwa tidak ada manusia yang hidup bermasyarakat yang
tidak didasari oleh nilai-nilai budaya yang diakui masyarakat itu. Nilai-nilai budaya itu
dijadikan dasar dalam pemberian makna terhadap suatu konsep dan arti dalam komunikasi
antaranggota masyarakat itu. Posisi budaya yang demikian penting dalam kehidupan
masyarakat mengharuskan budaya menjadi sumber nilai dalam pendidikan budaya dan
karakter bangsa.
4. Tujuan Pendidikan Nasional:

Kurikulum SDN Lebaksiu Lor 01


67

Sebagai rumusan kualitas yang harus dimiliki setiap warga negara Indonesia,
dikembangkan oleh berbagai satuan pendidikan di berbagai jenjang dan jalur. Tujuan
pendidikan nasional memuat berbagai nilai kemanusiaan yang harus dimiliki warga negara
Indonesia.

Tabel 3.8 Nilai dan Deskripsi Nilai Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa

NILAI DESKRIPSI
1. Religius Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama
yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain,
dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
2. Jujur Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai
orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan
pekerjaan.
3. Toleransi Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis,
pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.
4. Disiplin Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada
berbagai ketentuan dan peraturan
5. Kerja Keras Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam
mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta
menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.
6. Kreatif Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil
baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
7. Mandiri Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain
dalam menyelesaikan tugas-tugas.
8. Demokratis Cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan
kewajiban dirinya dan orang lain.
9. Rasa Ingin Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih
Tahu mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan
didengar.
10. Semangat Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan
Kebangsaan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan
kelompoknya.
11. Cinta Tanah Cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan,
Air kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa,
lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa.
12. Menghargai Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan
Prestasi sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta
menghormati keberhasilan orang lain.
13. Bersahabat/ Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan
Komuniktif bekerja sama dengan orang lain.
14. Cinta Damai Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain
merasa senang dan amanatas kehadiran dirinya.
15. Gemar Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan
Membaca yang memberikan kebajikan bagi dirinya.
16. Peduli Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada

Kurikulum SDN Lebaksiu Lor 01


68

NILAI DESKRIPSI
Lingkungan lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya
untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.
17. Peduli Sosial Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang
lain dan masyarakat yang membutuhkan.
18. Tanggung Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan
jawab kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri,
masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), Negara dan
Tuhan Yang Maha Esa.

Ada 5 nilai yang diharapkan menjadi nilai minimal yang dikembangkan di sekolah
yaitu nyaman, jujur, peduli, cerdas, dan tangguh/kerja keras.
Perencanaan dan pelaksanaan pendidikan budaya dan karakter bangsa dilakukan
oleh kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan (konselor) secara bersama-sama sebagai
suatu komunitas pendidik dan diterapkan ke dalam kurikulum. Pengembangan nilai-nilai
pendidikan budaya dan karakater bangsa diintegrasikan dalam setiap pokok bahasan dari
setiap mata pelajaran. Nilai-nilai tersebut dicantumkan dalam silabus dan RPP.
Pengembangan nilai-nilai itu dalam silabus ditempuh melalui cara-cara berikut ini:
1) Mengkaji Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) pada Standar Isi (SI)
untuk menentukan apakah nilai-nilai budaya dan karakter bangsa yang tercantum itu
sudah tercakup di dalamnya.
2) Menggunakan tabel yang memperlihatkan keterkaitan antara SK dan KD dengan nilai
dan indikator untuk menentukan nilai yang akan dikembangkan.
3) Mencantumkankan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa dalam tabel itu ke dalam
silabus.
4) Mencantumkan nilai-nilai yang sudah tertera dalam silabus ke dalam RPP.
5) Mengembangkan proses pembelajaran peserta didik secara aktif yang memungkinkan
peserta didik memiliki kesempatan melakukan internalisasi nilai dan menunjukkannya
dalam perilaku yang sesuai.
6) Memberikan bantuan kepada peserta didik, baik yang mengalami kesulitan untuk
menginternalisasi nilai maupun untuk menunjukkannya dalam perilaku.
Program pengembangan diri, perencanaan dan pelaksanaan pendidikan budaya dan
karakter bangsa dilakukan melalui pengintegrasian ke dalam kegiatan sehari-hari sekolah,
yaitu melalui hal-hal berikut.

Kurikulum SDN Lebaksiu Lor 01


69

a. Kegiatan rutin sekolah


Kegiatan rutin merupakan kegiatan yang dilakukan peserta didik secara terus
menerus dan konsisten setiap saat. Contoh kegiatan ini adalah upacara pada hari besar
kenegaraan, pemeriksaan kebersihan badan (kuku, telinga, rambut, dan lain-lain) setiap
hari Senin, beribadah bersama atau shalat bersama setiap dhuhur (bagi yang beragama
Islam), berdoa waktu mulai dan selesai pelajaran, mengucap salam bila bertemu guru,
tenaga kependidikan, atau teman.

b. Kegiatan spontan
Kegiatan spontan yaitu kegiatan yang dilakukan secara spontan pada saat itu juga.
Kegiatan ini dilakukan biasanya pada saat guru dan tenaga kependidikan yang lain
mengetahui adanya perbuatan yang kurang baik dari peserta didik yang harus dikoreksi
pada saat itu juga. Apabila guru mengetahui adanya perilaku dan sikap yang kurang baik
maka pada saat itu juga guru harus melakukan koreksi sehingga peserta didik tidak akan
melakukan tindakan yang tidak baik itu. Contoh kegiatan itu: membuang sampah tidak
pada tempatnya, berteriak-teriak sehingga mengganggu pihak lain, berkelahi, memalak,
berlaku tidak sopan, mencuri, berpakaian tidak senonoh. Kegiatan spontan berlaku untuk
perilaku dan sikap peserta didik yang tidak baik dan yang baik sehingga perlu dipuji,
misalnya: memperoleh nilai tinggi, menolong orang lain, memperoleh prestasi dalam olah
raga atau kesenian, berani menentang atau mengkoreksi perilaku teman yang tidak terpuji.

c. Keteladanan
Keteladanan adalah perilaku dan sikap guru dan tenaga kependidikan yang lain
dalam memberikan contoh terhadap tindakan-tindakan yang baik sehingga diharapkan
menjadi panutan bagi peserta didik untuk mencontohnya. Jika guru dan tenaga
kependidikan yang lain menghendaki agar peserta didik berperilaku dan bersikap sesuai
dengan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa maka guru dan tenaga kependidikan yang
lain adalah orang yang pertama dan utama memberikan contoh berperilaku dan bersikap
sesuai dengan nilai-nilai itu. Misalnya, berpakaian rapi, datang tepat pada waktunya,
bekerja keras, bertutur kata sopan, kasih sayang, perhatian terhadap peserta didik, jujur,
menjaga kebersihan.

d. Pengkondisian

Kurikulum SDN Lebaksiu Lor 01


70

Untuk mendukung keterlaksanaan pendidikan budaya dan karakter bangsa maka


sekolah harus dikondisikan sebagai pendukung kegiatan itu. Sekolah harus mencerminkan
kehidupan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa yang diinginkan. Misalnya, toilet yang
selalu bersih, bak sampah ada di berbagai tempat dan selalu dibersihkan, sekolah terlihat
rapi dan alat belajar ditempatkan teratur.
Pembelajaran pendidikan budaya dan karakter bangsa menggunakan pendekatan
proses belajar peserta didik secara aktif dan berpusat pada anak; dilakukan melalui
berbagai kegiatan di kelas, sekolah, dan masyarakat.
a. Kelas,
Melalui proses belajar setiap mata pelajaran atau kegiatan yang dirancang
sedemikian rupa. Setiap kegiatan belajar mengembangkan kemampuan dalam ranah
kognitif, afektif, dan psikomotor. Oleh karena itu, tidak selalu diperlukan kegiatan belajar
khusus untuk mengembangkan nilai-nilai pada pendidikan budaya dan karakter bangsa.
Meskipun demikian, untuk pengembangan nilai-nilai tertentu seperti kerja keras, jujur,
toleransi, disiplin, mandiri, semangat kebangsaan, cinta tanah air, dan gemar membaca
dapat melalui kegiatan belajar yang biasa dilakukan guru. Untuk pegembangan beberapa
nilai lain seperti peduli sosial, peduli lingkungan, rasa ingin tahu, dan kreatif memerlukan
upaya pengkondisian sehingga peserta didik memiliki kesempatan untuk memunculkan
perilaku yang menunjukkan nilai-nilai itu.
b. Sekolah,
Melalui berbagai kegiatan sekolah yang diikuti seluruh peserta didik, guru, kepala
sekolah, dan tenaga administrasi di sekolah itu, direncanakan sejak awal tahun pelajaran,
dimasukkan ke Kalender Akademik dan yang dilakukan seharihari sebagai bagian dari
budaya sekolah. Contoh kegiatan yang dapat dimasukkan ke dalam program sekolah
adalah lomba vocal group antarkelas tentang lagu-lagu bertema cinta tanah air, pagelaran
seni, lomba pidato bertema budaya dan karakter bangsa, pagelaran bertema budaya dan
karakter bangsa, lomba olah raga antarkelas, lomba kesenian antarkelas, pameran hasil
karya peserta didik bertema budaya dan karakter bangsa, pameran foto hasil karya peserta
didik bertema
c. Luar sekolah,
Melalui kegiatan ekstrakurikuler dan kegiatan lain yang diikuti oleh seluruh atau
sebagian peserta didik, dirancang sekolah sejak awal tahun pelajaran, dan dimasukkan ke

Kurikulum SDN Lebaksiu Lor 01


71

dalam Kalender Akademik. Misalnya, kunjungan ke tempat-tempat yang menumbuhkan


rasa cinta terhadap tanah air, menumbuhkan semangat kebangsaan, melakukan pengabdian
masyarakat untuk menumbuhkan kepedulian dan kesetiakawanan sosial (membantu
mereka yang tertimpa musibah banjir, memperbaiki atau membersihkan tempat-tempat
umum, membantu membersihkan atau mengatur barang di tempat ibadah tertentu).

Adapun penilaian dilakukan secara terus menerus oleh guru dengan mengacu pada
indikator pencapaian nilai-nilai budaya dan karakter, melalui pengamatan guru ketika
seorang peserta didik melakukan suatu tindakan di sekolah, model anecdotal record
(catatan yang dibuat guru ketika melihat adanya perilaku yang berkenaan dengan nilai
yang dikembangkan), maupun memberikan tugas yang berisikan suatu persoalan atau
kejadian yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan nilai
yang dimilikinya.

7. Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)


Penguatan Pendidikan Karakter yang selanjutnya disingkat PPK adalah gerakan
pendidikan di bawah tanggung jawab satuan pendidikan untuk memperkuat karakter
peserta didik melalui harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olah raga dengan
pelibatan dan kerja sama antara satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat sebagai
bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM).
Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter
(PPK) menuntut guru untuk melakukan penguatan karakter siswa yang
menginternalisasikan nilai-nilai utama PPK yaitu religius, nasionalis, mandiri, gotong-
royang dan integritas dalam setiap kegaiatan pembelajaran yang dilaksanakan. Selain itu,
untuk membangun generasi emas Indonesia, maka perlu dipersiapkan peserta didik yang
memiliki keterampilan Abad 21 seperti khususnya keterampilan berpikir kritis dan
memecahkan masalah (Critical Thinking and Problem Solving Skills), keterampilan untuk
bekerjasama (Collaboration), kemampuan untuk mencipta atau daya cipta (Creativity), dan
kemampuan untuk berkomunikasi (Commnication).
Penguatan Pendidikan Karakter merupakan platform pendidikan nasional yang
memperkuat Kurikulum 2013 mengintegrasikan tiga strategi implementasi Penguatan
Pendidikan Karakter yaitu pendidikan karakter berbasis kelas, pendidikan karakter berbasis
budaya sekolah, dan pendidikan karakter berbasis masyarakat sehingga implementasi

Kurikulum SDN Lebaksiu Lor 01


72

Kurikulum 2013 menjadi bagian integral dalam penguatan pendidikan karakter, kecakapan
literasi, dan HOTS.

a. Tujuan
1) Mengembangkan platform pendidikan nasional yang meletakkan makna dan nilai
karakter sebagai jiwa atau generator utama penyelenggaraan pendidikan.
2) Membangun dan membekali Generasi Emas Indonesia 2045 menghadapi dinamika
perubahan di masa depan dengan keterampilan abad 21.
3) Mengembalikan pendidikan karakter sebagai ruh dan fondasi pendidikan melalui
harmonisasi olah hati (etik dan spiritual), olah rasa (estetik), olah pikir (literasi dan
numerasi), dan olah raga (kinestetik).
4) Merevitalisasi dan memperkuat kapasitas ekosistem pendidikan (kepala sekolah,
guru, siswa, pengawas, dan komite sekolah) untuk mendukung perluasan
implementasi pendidikan karakter.
5) Membangun jejaring pelibatan masyarakat (publik) sebagai sumbersumber belajar
di dalam dan di luar sekolah.
6) Melestarikan kebudayaan dan jati diri bangsa Indonesia dalam mendukung Gerakan
Nasional Revolusi Mental (GNRM).

b. Prinsip-Prinsip Pengembangan dan Implementasi PPK


Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dikembangkan dan dilaksanakan
dengan menggunakan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1) Nilai-nilai Moral Universal
Gerakan PPK berfokus pada penguatan nilai-nilai moral universal yang prinsip-
prinsipnya dapat didukung oleh segenap individu dari berbagai macam latar
belakang agama, keyakinan, kepercayaan, sosial, dan budaya.
2) Holistik
Gerakan PPK dilaksanakan secara holistik, dalam arti pengembangan fisik (olah
raga), intelektual (olah pikir), estetika (olah rasa), etika dan spiritual (olah hati)
dilakukan secara utuh-menyeluruh dan serentak, baik melalui proses pembelajaran
intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler, berbasis pada pengembangan
budaya sekolah maupun melalui kolaborasi dengan komunitas-komunitas di luar
lingkungan pendidikan.
3) Terintegrasi

Kurikulum SDN Lebaksiu Lor 01


73

Gerakan PPK sebagai poros pelaksanaan pendidikan nasional terutama pendidikan


dasar dan menengah dikembangkan dan dilaksanakan dengan memadukan,
menghubungkan, dan mengutuhkan berbagai elemen pendidikan, bukan merupakan
program tempelan dan tambahan dalam proses pelaksanaan pendidikan.
4) Partisipatif
Gerakan PPK dilakukan dengan mengikutsertakan dan melibatkan publik seluas-
luasnya sebagai pemangku kepentingan pendidikan sebagai pelaksana Gerakan
PPK. Kepala sekolah, pendidik, tenaga kependidikan, komite sekolah, dan pihak-
pihak lain yang terkait dapat menyepakati prioritas nilai-nilai utama karakter dan
kekhasan sekolah yang diperjuangkan dalam Gerakan PPK, menyepakati bentuk
dan strategi pelaksanaan Gerakan PPK, bahkan pembiayaan Gerakan PPK.
5) Kearifan Lokal
Gerakan PPK bertumpu dan responsif pada kearifan lokal nusantara yang demikian
beragam dan majemuk agar kontekstual dan membumi. Gerakan PPK harus bisa
mengembangkan dan memperkuat kearifan lokal nusantara agar dapat berkembang
dan berdaulat sehingga dapat memberi indentitas dan jati diri peserta didik sebagai
bangsa Indonesia.
6) Kecakapan Abad XXI
Gerakan PPK mengembangkan kecakapan-kecakapan yang dibutuhkan oleh peserta
didik untuk hidup pada abad XXI, antara lain kecakapan berpikir kritis (critical
thinking), berpikir kreatif (creative thinking), kecakapan berkomunikasi
(communication skill), termasuk penguasaan bahasa internasional, dan kerja sama
dalam pembelajaran (collaborative learning).
7) Adil dan Inklusif
Gerakan PPK dikembangkan dan dilaksanakan berdasarkan prinsip keadilan, non-
diskriminasi, non-sektarian, menghargai kebinekaan dan perbedaan (inklusif), dan
menjunjung harkat dan martabat manusia.
8) Selaras dengan PerkembanganPeserta Didik
Gerakan PPK dikembangkan dan dilaksanakan selaras dengan perkembangan
peserta didik baik perkembangan biologis, psikologis, maupun sosial, agar tingkat
kecocokan dan keberterimaannya tinggi dan maksimal. Dalam hubungan ini

Kurikulum SDN Lebaksiu Lor 01


74

kebutuhan-kebutuhan perkembangan peserta didik perlu memperoleh perhatian


intensif.
9) Terukur
Gerakan PPK dikembangkan dan dilaksanakan berlandaskan prinsip
keterukuran agar dapat dimati dan diketahui proses dan hasilnya secara objektif.
Dalam hubungan ini komunitas sekolah mendeskripsikan nilai-nilai utama karakter
yang menjadi prioritas pengembangan di sekolah dalam sebuah sikap dan perilaku
yang dapat diamati dan diukur secara objektif; mengembangkan program-program
penguatan nilai-nilai karakter bangsa yang mungkin dilaksanakan dan dicapai oleh
sekolah; dan mengerahkan sumber daya yang dapat disediakan oleh sekolah dan
pemangku kepentingan pendidikan.

c. Penyelenggaraan Penguatan Pendidikan Karakter


Penyelenggaraan PPK dilakukan secara terintegrasi dalam kegiatan:
1) Intrakurikuier; merupakan penguatan nilai-nilai karakter melalui
kegiatan penguatan materi pembelajaran, metode pembelajaran sesuai dengan
muatan kurikulum berdasarkan ketentuan peraturan perundangundangan. Meliputi
kegiatan krida, karya ilmiah, latihan olah bakat/olah minat, dan kegiatan
keagamaan, serta kegiatan penghayat kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Kegiatan keagamaan
melalui pesantren kilat, ceramah keagamaan, katekisasi, retreat, dan/atau baca tulis
Al Quran dan kitab suci lainnya.
2) Kokurikuler; merupakan penguatan nilai-nilai karakter yang
dilaksanakan untuk pendalaman dan/ atau pengayaan kegiatan Intrakurikuler sesuai
muatan kurikulum.
3) Ekstrakurikuler; merupakan penguatan nilai-nilai karakter dalam rangka
perluasan potensi, bakat, minat, kemampuan, kepribadian, kerja sama, dan
kemandirian Peserta Didik secara optimal.

d. Penyelenggaraan PPK
Penyelenggaraan PPK dengan mengoptimalkan fungsi kemitraan tripusat
pendidikan (kelas, sekolah, masyarakat) yang dilaksanakan melalui:
1) Pendekatan berbasis kelas dilakukan dengan:

Kurikulum SDN Lebaksiu Lor 01


75

(1) mengintegrasikan nilai-nilai karakter dalam proses pembelajaran secara


tematik atau terintegrasi dalam mata pelajaran sesuai dengan isi kurikulum;
(2) merencanakan pengelolaan kelas dan metode pembelajaran/pembimbingan
sesuai dengan karakter peserta didik;
(3) melakukan evaluasi pembelajaran/pembimbingan; dan
(4) mengembangkan kurikulum muatan lokal sesuai dengan kebutuhan dan
karakteristik daerah, satuan pendidikan, dan peserta didik.
2) Pendekatan berbasis budaya sekolah dilakukan dengan:
(1) menekankan pada pembiasaan nilai-nilai utama dalam keseharian sekolah;
(2) memberikan keteladanan antar warga sekolah;
(3) melibatkan seluruh pemangku kepentingan pendidikan di sekolah;
(4) membangun dan mematuhi norma, peraturan, dan tradisi sekolah;
(5) mengembangkan keunikan, keunggulan, dan daya saing sekolah sebagai ciri
khas sekolah;
(6) memberi ruang yang luas kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi
melalui kegiatan literasi; dan
(7) khusus bagi peserta didik pada satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar
atau satuan pendidikan jenjang pendidikan menengah diberikan ruang yang
luas untuk mengembangkan potensi melalui kegiatan ekstrakurikuler.
3) Pendekatan berbasis masyarakat dilakukan dengan:
(1) memperkuat peranan orang tua sebagai pemangku kepentingan utama
pendidikan dan Komite Sekolah sebagai lembaga partisipasi masyarakat yang
menjunjung tinggi prinsip gotong royong;
(2) melibatkan dan memberdayakan potensi lingkungan sebagai sumber belajar
seperti keberadaan dan dukungan pegiat seni dan budaya, tokoh masyarakat,
alumni, dunia usaha, dan dunia industri; dan
(3) mensinergikan implementasi PPK dengan berbagai program yang ada dalam
lingkup akademisi, pegiat pendidikan, lembaga swadaya masyarakat, dan
lembaga informasi.
e. Nilai utama karakter yang wajib dikembangkan.
Nilai utama karakter bukanlah nilai yang berdiri dan berkembang sendiri-sendiri
melainkan nilai yang berinteraksi satu sama lain, yang berkembang secara dinamis dan

Kurikulum SDN Lebaksiu Lor 01


76

membentuk keutuhan pribadi. Dari nilai utama manapun pendidikan karakter dimulai,
individu dan sekolah perlu mengembangkan nilai-nilai utama lainnya baik secara
kontekstual maupun universal. Kelima nilai utama karakter, yakni:
1) Religiositas
Nilai karakter religius mencerminkan keberimanan terhadap Tuhan yang Maha Esa
yang diwujudkan dalam perilaku melaksanakan ajaran agama dan kepercayaan
yang dianut, menghargai perbedaan agama, menjunjung tinggi sikap toleran
terhadap pelaksanaan ibadah agama dan kepercayaan lain, hidup rukun dan damai
dengan pemeluk agama lain. Nilai karakter religius ini meliputi tiga dimensi relasi
sekaligus, yaitu hubungan individu dengan Tuhan, individu dengan sesama, dan
individu dengan alam semesta (lingkungan). Nilai karakter religius ini ditunjukkan
dalam perilaku mencintai dan menjaga keutuhan ciptaan.
Subnilai religius antara lain cinta damai, toleransi, menghargai perbedaan agama
dan kepercayaan, teguh pendirian, percaya diri, kerja sama antar pemeluk agama
dan kepercayaan, antibuli dan kekerasan, persahabatan, ketulusan, tidak
memaksakan kehendak, mencintai lingkungan, melindungi yang kecil dan tersisih.
2) Nasionalisme
Nilai karakter nasionalisme merupakan cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang
menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa,
lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa, menempatkan
kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
Subnilai nasionalis antara lain apresiasi budaya bangsa sendiri, menjaga kekayaan
budaya bangsa, rela berkorban, unggul, dan berprestasi, cinta tanah air, menjaga
lingkungan, taat hukum, disiplin, menghormati keragaman budaya, suku, dan
agama.
3) Kemandirian
Nilai karakter mandiri merupakan sikap dan perilaku tidak bergantung pada orang
lain dan mempergunakan segala tenaga, pikiran, waktu untuk merealisasikan
harapan, mimpi dan cita-cita.
Subnilai mandiri antara lain etos kerja (kerja keras), tangguh tahan banting, daya
juang, profesional, kreatif, keberanian, dan menjadi pembelajar sepanjang hayat.
4) Gotong Royong

Kurikulum SDN Lebaksiu Lor 01


77

Nilai karakter gotong royong mencerminkan tindakan menghargai semangat kerja


sama dan bahu membahu menyelesaikan persoalan bersama, menjalin komunikasi
dan persahabatan, memberi bantuan/pertolongan pada orang-orang yang
membutuhkan.
Subnilai gotong royong antara lain menghargai, kerja sama, inklusif, komitmen atas
keputusan bersama, musyawarah mufakat, tolong menolong, solidaritas, empati,
anti diskriminasi, anti kekerasan, dan sikap kerelawanan.
5) Integritas
Nilai karakter integritas merupakan nilai yang mendasari perilaku yang didasarkan
pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam
perkataan, tindakan, dan pekerjaan, memiliki komitmen dan kesetiaan pada nilai-
nilai kemanusiaan dan moral (integritas moral). Karakter integritas meliputi sikap
tanggung jawab sebagai warga negara, aktif terlibat dalam kehidupan sosial,
melalui konsistensi tindakan dan perkataan yang berdasarkan kebenaran.
Subnilai integritas antara lain kejujuran, cinta pada kebenaran, setia, komitmen
moral, anti korupsi, keadilan, tanggungjawab, keteladanan, dan menghargai
martabat individu (terutama penyandang disabilitas).

f. Nilai-nilai karakter lainnya yang dapat dikembangkan


Religius, Jujur, Toleransi, Disiplin, Kerja Keras, Kreatif, Mandiri, Demokratis, Rasa
Ingin Tahu, Semangat Kebangsaan, Cinta Tanah Air, Menghargai Prestasi
Bersahabat/Komunikatif, Cinta Damai, Gemar Membaca, Peduli Lingkungan, Peduli
Sosial, Tanggung Jawab.

8. Penumbuhan Budi Pekerti (PBP)


a. Pengertian
Budi pekerti adalah sebuah karakter yang dimiliki oleh manusia. Tugas sekolah (Kepala
sekolah, guru, tenaga kependidikan) adalah menumbuhkan dan memupuknya. Selain itu
peran keluarga dan masyarakat juga vital untuk menumbuhkan budi pekerti. Karena budi
pekerti adalah karakter maka proses penumbuhannya juga harus terus menerus (butuh
proses), tidak bisa singkat. Perlu teladan dan contoh agar budi pekerti tersebut bisa
tumbuh. Merujuk pada konsep good character yang dikemukakan oleh Aristoteles sebagai
”the life of right conduct-right conduct in relation to other persons and in relation to

Kurikulum SDN Lebaksiu Lor 01


78

oneself ”. Karakter juga dapat dimaknai sebagai kehidupan berperilaku  baik atau penuh
kebajikan, yakni berperilaku baik terhadap pihak lain (Tuhan Yang Maha Esa, manusia,
dan alam semesta) dan terhadap diri sendiri. Pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai
pendidikan nilai, pendidikan  budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak, yang
bertujuan mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik-
buruk, memelihara apa yang baik, dan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-
hari dengan sepenuh hati. Pada dasarnya manusia memiliki dua karakter yang saling
berlawanan, yaitu karakter baik dan karakter buruk.
Dalam membangun karakter atau menumbuhkan budi pekerti di sekolah, ada tiga
pilar yang perlu dijadikan pijakkan. Ketiga pilar memadukan potensi dasar anak. Pilar yang
dipakai untuk mewujudkan sekolah berkarakter meliputi tiga hal. Pertama, membangun
watak, kepribadian, atau moral. Kedua, mengembangkan kecerdasan majemuk. Ketiga,
kebermaknaan pembelajaran. Agar ketiga pilar itu tetap pada landasan yang kokoh, maka
ada kontrol, evaluasi, dan perbaikan berkelanjutan. Pembangunan watak, kepribadian, dan
moral seperti sidiq  yang artinya benar/jujur dan  kepedulian dapat dijabarkan dengan
memberi indikator untuk memudahkan pengontrolan. Pengembangan kecerdasan majemuk
mengacu pada prinsip bahwa anak itu cerdas. Kecerdasan yang dimiliki setiap anak
berbeda-beda. Oleh karena itu, perlu pengembangan kecerdasan pada setiap individu.
Kebermaknaan pembelajaran mengacu pada sebuah proses. Untuk mengembangkan
kecerdasan majemuk serta menanamkan perilaku atau pembangunan watak, kepribadian,
dan moral perlu kebermaknaan pembelajaran. Pembelajaran yang dapat memberikan nilai
manfaat untuk menyiapkan kemandirian anak. Supaya tercapai semua harapan menjadi
sekolah berkarakter, diperlukan kontrol, evaluasi, dan perbaikan berkelanjutan. Agar
pembentukan karakter lebih mudah dipantau dan dinilai, maka perlu adanya indikator.

b. Langkah-langkah dalam pembentukan karakter atau budi pekerti adalah:


1. Memasukkan konsep karakter pada
setiap kegiatan pembelajaran dengan cara:
a. Menanamkan nilai kebaikan pada anak (knowing the good). Menanamkan konsep
diri pada anak setiap akan memasuki materi pelajaran. Baik itu dalam bentuk janji
tentang karakter, maupun pemahaman makna pada karakter yang akan disampaikan.

Kurikulum SDN Lebaksiu Lor 01


79

b. Menggunakan cara yang membuat anak memiliki alasan atau keinginan untuk
berbuat baik (desiring the good). Memberikan beberapa contoh kepada anak
mengenai karakter yang sedang dibangun. Misalnya melalui cerita dengan tokoh-
tokoh yang mudah dipahami siswa.
c. Mengembangkan sikap mencintai perbuatan baik (loving the good). Agar anak
mengembangkan karakter yang baik, maka ada penghargaan bagi anak yang
membiasakan melakukan kebaikan. Begitu pula anak yang melakukan pelanggaran,
supaya diberi hukuman yang mendidik.
d. Melakukan perbuatan baik (acting the good). Karakter yang sudah mulai dibangun
melalui konsep diaplikasikan dalam proses pembelajaran selama di sekolah. Selain
itu, juga memantau perkembangan anak dalam praktik pembangunan karakter di
rumah. Dalam hal, ini guru sebagai model. Guru akan banyak dilihat siswa. Apa
yang dilakukan oleh guru, dianggap benar oleh siswa. Untuk itulah guru harus
memberikan contoh yang positif.
2. Membuat slogan yang mampu menumbuhkan kebiasaan baik dalam
segala tingkah laku masyarakat di sekolah.
3. Pemantauan secara kontinue.

Pemantauan secara kontinue merupakan wujud dari pelaksanaan pembangunan


karakter atau budi pekerti. Dalam pemantauan ini ada data yang dimiliki guru. Anak
yang sudah melakukan pembiasaan berbuat baik, masuk dalam penilaian afektif. Bagi
anak yang belum bisa melakukan pembiasaan berbuat baik atau masih sering melakukan
aktivitas di luar aturan, perlu langkah persuasif agar bisa melakukan ;pembiasaan yang
positif.

Penanaman moral ini dilakukan dengan cara pendampingan guru. Selain sebagai
model perilaku sehari-hari dalam bentuk perilaku yang bisa diteladani, guru juga
melakukan pemantauan secara berkelanjutan terhadap perkembangan moral anak. Guru
juga bisa membangun komunikasi yang efektif dengan orangtua tentang perilaku anak
di rumah. Semua itu untuk menyiapkan anak-anak dalam rangka mengokohkan konsep
moral pada diri mereka.

4. Penilaian orang tua

Kurikulum SDN Lebaksiu Lor 01


80

Orang tua memiliki peranan yang sangat besar dalam membangun karakter
anak.  Waktu anak di rumah lebih banyak daripada di sekolah dan rumah merupakan
tempat pertama anak berkomunikasi serta bersosialisasi dengan lingkungannya. Untuk
itulah, orangtua diberikan kesempatan untuk menilai anak, khususnya dalam
pembentukan moral/ budi pekerti.
Dengan penerapan empat hal di atas maka diharapkan bisa menumbuhkan budi
pekerti melalui pembiasaan karakter di lingkungan sekolah sekaligus melibatkan peran
orang tua sebagai pendidik utama dan pertama.
Penumbuhan Budi Pekerti yang selanjutnya disingkat PBP adalah kegiatan
pembiasaan sikap dan perilaku positif di sekolah yang dimulai sejak dari hari pertama
sekolah, masa orientasi peserta didik baru sampai dengan kelulusan sekolah. Masa
orientasi peserta didik baru yang selanjutnya disebut MOPDB adalah serangkaian
kegiatan pertama masuk sekolah pada setiap awal tahun pelajaran baru yang
berlangsung paling lama 3 (tiga) hari.

Pembiasaan adalah serangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa, guru,
dan tenaga kependidikan yang bertujuan untuk menumbuhkembangkankan kebiasaan
yang baik dan membentuk generasi berkarakter positif.
c. Tujuan:
1) menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan bagi siswa, guru, dan
tenaga kependidikan;
2) menumbuhkembangkan kebiasaan yang baik sebagai bentuk pendidikan karakter
sejak di keluarga, sekolah, dan masyarakat;
3) menjadikan pendidikan sebagai gerakan yang melibatkan pemerintah, pemerintah
daerah, masyarakat, dan keluarga; dan/atau
4) menumbuhkembangkan lingkungan dan budaya belajar yang serasi antara keluarga,
sekolah, dan masyarakat.
d. Pelaksanan:
PBP dilaksanakan sejak hari pertama masuk sekolah
1) Dalam bentuk kegiatan umum, harian, mingguan, bulanan, tengah tahunan,
dan/atau tahunan.
2) Melalui interaksi dan komunikasi antara sekolah, keluarga, dan/atau masyarakat.

Kurikulum SDN Lebaksiu Lor 01


81

3) Melibatkan pihak terkait di luar sekolah disesuaikan dengan kondisi sekolah.

9. Gerakan Literasi Sekolah (GLS)


a. Pengertian
Pengertian Literasi Sekolah dalam konteks GLS adalah kemampuan mengakses,
memahami, dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berbagai aktivitas, antara lain
membaca, melihat, menyimak, menulis, dan/atau berbicara. GLS merupakan sebuah upaya
yang dilakukan secara menyeluruh untuk menjadikan sekolah sebagai organisasi
pembelajaran yang warganya literat sepanjang hayat melalui pelibatan publik.
b. Tujuan
1) Tujuan Umum:
Menumbuhkembangkan budi pekerti peserta didik melalui pembudayaan ekosistem
literasi sekolah yang diwujudkan dalam Gerakan Literasi Sekolah agar mereka
menjadi pembelajar sepanjang hayat.
2) Tujuan Khusus:
1) Menumbuhkembangkan budaya literasi di
sekolah.
2) Meningkatkan kapasitas warga dan lingkungan
sekolah agar literat.
3) Menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang
menyenangkan dan ramah anak agar warga sekolah mampu mengelola
pengetahuan.
4) Menjaga keberlanjutan pembelajaran dengan
menghadirkan beragam buku bacaan dan mewadahi berbagai strategi membaca.
c. Ruang Lingkup
1) Lingkungan fisik sekolah (fasilitas dan sarana prasarana literasi).
2) Lingkungan sosial dan afektif (dukungan dan partisipasi aktif seluruh warga
sekolah).
3) Lingkungan akademik (program literasi yang menumbuhkan minat baca dan
menunjang kegiatan pembelajaran di SD)

d. Target Pencapaian Pelaksanaan GLS


di SD

Kurikulum SDN Lebaksiu Lor 01


82

GLS (Gerakan Literasi Sekolah) menciptakan ekosistem pendidikan di SD yang


literat. Ekosistem pendidikan yang literat adalah lingkungan yang:
1) menyenangkan dan ramah peserta didik, sehingga menumbuhkan
2) semangat warganya dalam belajar;
3) semua warganya menunjukkan empati, peduli, dan menghargai sesama;
4) menumbuhkan semangat ingin tahu dan cinta pengetahuan;
5) memampukan warganya cakap berkomunikasi dan dapat berkontribusi kepada
lingkungan sosialnya; dan
6) mengakomodasi partisipasi seluruh warga sekolah dan lingkungan eksternal SD.

e. Strategi Membangun Budaya Literasi


Sekolah
1) Lingkungan
(1) Karya peserta didik dipajang di sepanjang lingkungan sekolah, termasuk
koridor dan kantor (kepala sekolah, guru, administrasi, bimbingan konseling).
(2) Karya peserta didik dirotasi secara berkala untuk memberi kesempatan yang
seimbang kepada semua peserta didik.
(3) Buku dan materi bacaan lain tersedia di pojok-pojok baca di semua ruang
kelas.
(4) Buku dan materi bacaan lain tersedia juga untuk peserta didik dan orang
tua/pengunjung di kantor dan ruangan selain ruang kelas.
(5) Kantor kepala sekolah memajang karya peserta didik dan buku bacaan untuk
anak.
(6) Kepala sekolah bersedia berdialog dengan warga sekolah
2) Fisik Lingkungan sosial dan afektif
(1) Penghargaan terhadap prestasi peserta didik (akademik dan nonakademik)
diberikan secara rutin (tiap minggu/bulan). Upacara hari Senin merupakan
salah satu kesempatan yang tepat untuk pemberian penghargaan mingguan.
(2) Kepala sekolah terlibat aktif dalam pengembangan literasi
(3) Merayakan hari-hari besar dan nasional dengan nuansa literasi, misalnya
merayakan Hari Kartini dengan membaca surat-suratnya
(4) Terdapat budaya kolaborasi antarguru dan staf, dengan mengakui kepakaran
masing-masing

Kurikulum SDN Lebaksiu Lor 01


83

(5) Terdapat waktu yang memadai bagi staf untuk berkolaborasi dalam
menjalankan program literasi dan hal-hal yang terkait dengan pelaksanaannya.
(6) Staf sekolah dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan, terutama dalam
menjalankan program literasi.
3) Lingkungan akademik
(1) Terdapat TLS yang bertugas melakukan asesmen dan perencanaan. Bila
diperlukan, ada pendampingan dari pihak eksternal.
(2) Disediakan waktu khusus dan cukup banyak untuk pembelajaran dan
pembiasaan literasi: membaca dalam hati (sustained silent reading),
membacakan buku dengan nyaring (reading aloud), membaca bersama (shared
reading), membaca terpandu (guided reading), diskusi buku, bedah buku,
presentasi (show-and-tell presentation).
(3) Waktu berkegiatan literasi dijaga agar tidak dikorbankan untuk kepentingan
lain.
(4) Disepakati waktu berkala untuk TLS membahas pelaksanaan gerakan literasi
sekolah.
(5) Buku fiksi dan nonfiksi tersedia dalam jumlah cukup banyak di sekolah. Buku
cerita fiksi sama pentingnya dengan buku berbasis ilmu pengetahuan.
(6) Ada beberapa buku yang wajib dibaca oleh warga sekolah.
(7) Seluruh warga sekolah antusias menjalankan program literasi, dengan tujuan
membangun organisasi sekolah yang suka belajar.
f. Tahapan Pelaksanaan GLS
GLS dilaksanakan secara bertahap dengan mempertimbangkan kesiapan masing-
masing sekolah. Kesiapan ini mencakup kesiapan kapasitas fisik sekolah (ketersediaan
fasilitas, sarana, prasarana literasi), kesiapan warga sekolah (peserta didik, tenaga guru,
orang tua, dan komponen masyarakat lain), dan kesiapan sistem pendukung lainnya
(partisipasi publik, dukungan kelembagaan, dan perangkat kebijakan yang relevan).

Tabel 3.9 Tahapan Pelaksanan GLS

Kurikulum SDN Lebaksiu Lor 01


84

Pembiasaan Pengembangan Pembelajaran


1. Apa kecakapan literasi 1. Menyediakan beragam 1. Menyediakan
yang ditumbuhkan pada pengalaman membaca pembelajaran terpandu
tahap pembiasaan? berbasis literasi
2. Apa fokus dan prinsip 2. Warga sekolah gemar 2. Menata kelas berbasis
kegiatan di tahap membaca literasi
pembiasaan?
3. Apa prinsip-prinsip 3. Warga sekolah gemar 3. Mengorganisasikan
kegiatan membaca di tahap menulis material
pembiasaan?
4. Kegiatan membaca dan 4. Memilih buku 4. Melaksanakan literasi
penataan lingkungan kaya pengayaan fiksi dan terpadu sesuai dengan
literasi di tahap nonfiksi tema dan mata pelajaran
pembiasaan.
5. Langkah-langkah kegiatan: 5. Langkah-langkah 5. Membuat jadwal
a. Membaca 15 menit kegiatan:
sebelum pelajaran dimulai a. Membaca terpandu
b. Menata sarana dan b. Membaca bersama
lingkungan kaya literasi c. Aneka karya kreativitas
c. Menciptakan lingkungan seperti Workbook, Skill
kaya teks Sheets (Triarama, Easy
d. Memilih buku bacaan di slit book, One sheet
SD book, Flip flop book)
e. Pelibatan publik d. Mari berdiskusi tentang
buku
e. Story-map outline
6. Indikator pencapaian di 6. Indikator pencapaian di 6. Asesmen dan Evaluasi
tahap pembiasaan tahap pengembangan
7. Ekosistem sekolah yang 7. Konferensi literasi warga
literat menjadikan guru sekolah
literat dengan menunjukan
ciri kinerja sebagai berikut.

Fokus Kegiatan dalam Tahapan Literasi Sekolah


TAHAPAN KEGIATAN
PEMBIASAAN 1. Lima belas menit membaca setiap hari sebelum jam pelajaran
(belum ada tagihan) melalui kegiatan membacakan buku dengan nyaring (read
aloud) atau seluruh warga sekolah membaca dalam hati
(sustained silent reading).
2. Membangun lingkungan fisik sekolah yang kaya literasi, antara
lain: (1) menyediakan perpustakaan sekolah, sudut baca, dan

Kurikulum SDN Lebaksiu Lor 01


85

area baca yang nyaman; (2) pengembangan sarana lain (UKS,


kantin, kebun sekolah); dan (3) penyediaan koleksi teks cetak,
visual, digital, maupun multimodal yang mudah diakses oleh
seluruh warga sekolah; (4) pembuatan bahan kaya teks (print-
rich materials)
PENGEMBANGAN 1. Lima belas menit membaca setiap hari sebelum jam pelajaran
(ada tagihan sederhana melalui kegiatan membacakan buku dengan nyaring, membaca
untuk penilaian non- dalam hati, membaca bersama, dan/atau membaca terpandu
akademik) diikuti kegiatan lain dengan tagihan non-akademik, contoh:
membuat peta cerita (story map), menggunakan graphic
organizers, bincang buku.
2. Mengembangkan lingkungan fisik, sosial, afektif sekolah yang
kaya literasi dan menciptakan ekosistem sekolah yang
menghargai keterbukaan dan kegemaran terhadap pengetahuan
dengan berbagai kegiatan, antara lain: (a) memberikan
penghargaan kepada capaian perilaku positif, kepedulian sosial,
dan semangat belajar peserta didik; penghargaan ini dapat
dilakukan pada setiap upacara bendera Hari Senin dan/atau
peringatan lain; (b) kegiatan-kegiatan akademik lain yang
mendukung terciptanya budaya literasi di sekolah (belajar di
kebun sekolah, belajar di lingkungan luar sekolah, wisata
perpustakaan kota/daerah dan taman bacaan masyarakat, dll.)
3. Pengembangan kemampuan literasi melalui kegiatan di
perpustakaan sekolah/perpustakaan kota/daerah atau taman
bacaan masyarakat atau sudut baca kelas dengan berbagai
kegiatan, antara lain: (a) membacakan buku dengan nyaring,
membaca dalam hati membaca bersama (shared reading),
membaca terpandu (guided reading), menonton film pendek,
dan/atau membaca teks visual/digital (materi dari internet); (b)
peserta didik merespon teks (cetak/visual/digital), fiksi dan
nonfiksi, melalui beberapa kegiatan sederhana seperti
menggambar, membuat peta konsep, berdiskusi, dan berbincang
tentang buku.
PEMBELAJARAN 1. Lima belas menit membaca setiap hari sebelum jam pelajaran
(ada tagihan melalui kegiatan membacakan buku dengan nyaring, membaca
akademik) dalam hati, membaca bersama, dan/atau membaca terpandu
diikuti kegiatan lain dengan tagihan non-akademik dan
akademik.
2. Kegiatan literasi dalam pembelajaran, disesuaikan dengan
tagihan akademik di kurikulum 2013.
3. Melaksanakan berbagai strategi untuk memahami teks dalam
semua mata pelajaran (misalnya, dengan menggunakan graphic
organizers).
4. Menggunakan lingkungan fisik, sosial afektif, dan akademik
disertai beragam bacaan (cetak, visual, auditori, digital) yang
kaya literasi di luar buku teks pelajaran untuk memperkaya
pengetahuan dalam mata pelajaran.

10. Pendidikan Kecakapan Hidup

Kurikulum SDN Lebaksiu Lor 01


86

Pendidikan kecakapan hidup adalah seperangkat kecakapan yang dimiliki oleh


seseorang agar berani, menghadapi permasalahan hidup dan kehidupan secara wajar, tanpa
merasa tertekan, kemudian secara mandiri, proaktif, kreatif mencari dan menemukan jalan
keluar atau solusi sehingga mampu mengatasi permasalahan hidup dan kehidupan
(Dikmenum, 2004, 5).
Proses pendidikan yang berorientasi pada kecakapan hidup ( life skills ) akan lebih
baik mampu menghasilkan lulusan yang memiliki kecerdasan jamak, baik secara
intelektual, sosial, emosional, maupun spiritual, kekayaan etika, estetika, moral dan
kepribadian yang diharapkan, dalam rangka mewujudkan masyarakat Indonesia yang
damai, sejahtera dan produktif.
Pendidikan kecakapan hidup di SD Negeri Lebaksiu Lor 01 lebih menekankan
kepada kecakapan nonvokasional.
Substansi kegiatan ini diterapkan untuk semua kelas, yakni kelas I s.d VI
a. Kecakapan Pribadi (Personal)
Kecakapan Pribadi dapat dikembangkan dan ditanamkan melalui kegiatan rutinitas
antara lain :
1) Memberi salam dan bersalaman kepada teman, guru dan karyawan ketika tiba di
sekolah.
2) Membaca do’a sebelum dan sesudah belajar.
3) Membaca Al-Qur’an.
4) Risalah Awal
5) Praktik Sholat.
6) Doa bersama sebelum masuk kelas
7) Memelihara tanaman di depan kelasnya.
b. Kecakapan Sosial
Untuk membekali dan menumbuhkembangkan kecakapan sosial siswa sekolah
mengadakan kegiatan antara lain :
1) Mengumpulkan dana untuk teman sakit atau teman yang tertimpa musibah.
2) Menjenguk teman yang sakit.
3) Mengadakan kerja bakti (Jum’at bersih)
4) Menghargai pendapat teman dalam berdiskusi di kelas.
5) Melaksanakan tugas piket kelas.

Kurikulum SDN Lebaksiu Lor 01


87

c. Kecakapan Akademik
Kecakapan akademik ditanamkan dengan melalui berbagai kegiatan sbb:
1) Menerapkan pendekatan belajar aktif (PAKEM)
2) Membina kaderisasi calon lomba keterampilan agama (Loketa)
3) Mengadakan wajib baca di perpustakaan.
4) Mengadakan wajib baca senyap (10 menit) sebelum bel masuk sekolah.

11. Pendidikan Berbasis Keunggulan Global dan Berbasis Lokal


Tujuan:
a. Memberdayaka
n, mengembangkan dan menyelenggarakan pendidikan yang menyenangkan bagi
peserta didik.
b. Memberikan
penekanan dan pembentukan karakter pada siswa.
Alokasi:
Alokasi waktu tambahan (kokurikuler) 2 jam pelajaran/minggu.
Materi :
a. Baca Tulis Al
Qur`an (BTQ).

Kelas Materi
1. Membaca Iqro jilid 1
I
2. Membaca dan menghafal doa-doa pendek
1. Membaca Iqro jilid 2
II
2. Membaca dan menghafal surat- surat pendek
1. Membaca Iqro jilid 3
III
2. Membaca dan mengahafal bacaan shalat
1. Membaca Iqro jilid 4
IV
2. Mengenal ilmu tajwid
1. Membaca Iqro jilid 5
V
2. Mengenal ilmu tajwid
1. Membaca Iqro jilid 6
VI
2. Membaca Al-qur`an dengan memperhatikan ilmu tajwid

b. Teknologi
Pertanian Sederhana

Kurikulum SDN Lebaksiu Lor 01


88

Kelas Materi
1. Mengenal Tanah Pertanian
IV 2. Memahami Pengolahan Tanah
Pertanian
1. Memahami
Berbagaai tanaman di Sekitar
V
2. Praktik
Menanam Tanaman Sederhana
1. Menerapkan Media Tanam
Sederhana
VI
2. Penjagaan Penyakit dan Hama
Tanaman

BAB IV

KALENDER PENDIDIKAN

Kurikulum SDN Lebaksiu Lor 01


89

Kalender Pendidikan SD Negeri Lebaksiu Lor 01 Tahun Pelajaran 2019/2020 disusun


berdasarkan Keputusan Kepala Dinas Pendidian Provinsi Jawa Tengah Nomor 420/09748
tanggal 31 Mei 2019 tentang Pedoman Penyusunan Kalender Pendidikan Tahun Pelajaran
2019/2020

A. Definisi Istilah
1. Kalender Pendidikan yang selanjutnya disingkat Kaldik adalah pengaturan waktu
untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun pelajaran yang mencakup
permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan
hari libur.
2. Perencanaan Pengaturan Kelas adalah pengaturan kelas untuk keperluan administrasi
satuan pendidikan;
3. Permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal
tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan.
4. Penerimaan Peserta Didik Baru yang selanjutnya disingkat PPDB adalah serangkaian
kegiatan yang dilaksanakan untuk menetapkan jumlah peserta didik pada setiap
jenjang pendidikan.
5. Pengenalan Lingkungan Sekolah yang selanjutnya disingkat PLS adalah kegiatan
pertama masuk sekolah untuk pengenalan program, sarana dan prasarana sekolah, cara
belajar, penanaman konsep pengenalan diri, dan pembinaan awal kultur Sekolah.
6. Hari-hari pertama masuk satuan pendidikan adalah serangkaian kegiatan satuan
pendidikan pada permulaan tahun pelajaran yang berlangsung selama 3 (tiga) hari
kerja.
7. Minggu efektif pembelajaran adalah jumlah minggu yang digunakan untuk proses
pembelajaran pada setiap satuan pendidikan dalam waktu satu tahun pelajaran.
8. Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu, yang
meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh mata pelajaran termasuk muatan
lokal, ditambah jumlah jam untuk kegiatan pengembangan diri.
9. Hari libur adalah hari yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan pembelajaran
terjadwal pada satuan pendidikan. Hari libur dapat berbentuk libur semester gasal,
libur akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari
besar nasional, dan hari libur khusus. 87

Kurikulum SDN Lebaksiu Lor 01


90

10. Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur
pencapaian kompetensi hasil belajar peserta didik.
11. Jenis Penilaian meliputi Penilaian Harian, Penilaian Tengah Semester, Penilaian Akhir
Semester, Penilaian Akhir Tahun, Uji Kompetensi, Ujian Sekolah/Madrasah, Ujian
Sekolah/Madrasah Berstandar Nasional, dan Ujian Nasional.
12. Penilaian Harian adalah penilaian yang dilakukan oleh pendidik secara periodik untuk
mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu
Kompetensi Dasar (KD) atau lebih.
13. Penilaian Tengah Semester adalah penilaian yang dilakukan oleh pendidik secara
periodik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan
8-9 minggu kegiatan pembelajaran.
14. Penilaian Akhir Semester adalah penilaian yang dilakukan oleh satuan pendidikan
untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester gasal.
15. Penilaian Akhir Tahun adalah kegiatan yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk
mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester genap.
16. Uji Kompetensi Kejuruan yang selanjutnya disingkat UKK merupakan kegiatan
pengukuran yang dilakukan oleh satuan pendidikan kejuruan, untuk mengetahui
pencapaian tingkat kompetensi pada akhir masa pembelajaran.
17. Ujian Sekolah yang selanjutnya disingkat US adalah kegiatan yang dilakukan oleh
satuan pendidikan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik sebagai
pengakuan terhadap prestasi belajar dan/atau penyelesaian dari suatu satuan
pendidikan.
18. Ujian Sekolah Berstandar Nasional yang selanjutnya disingkat USBN adalah kegiatan
pengukuran pencapaian kompetensi peserta didik yang dilakukan oleh satuan
pendidikan untuk mata pelajaran tertentu.
19. Akhir tahun pelajaran adalah hari yang ditetapkan sebagai akhir tahun pelajaran, yang
ditandai dengan penyerahan buku laporan hasil belajar.
20. Semester adalah penggalan paruh waktu yang ada pada setiap tahun pelajaran.
21. Libur Semester adalah hari libur yang berlangsung pada akhir setiap semester.
22. Libur Akhir Tahun Pelajaran adalah hari libur yang berlangsung pada akhir tahun
pelajaran.

Kurikulum SDN Lebaksiu Lor 01


91

23. Libur Umum adalah hari libur untuk memperingati peristiwa nasional atau keagamaan,
yang waktunya ditetapkan oleh pemerintah.
24. Kegiatan Ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik di luar
jam pembelajaran utama.

B. Permulaaan Tahun Pelajaran


1. Permulaan tahun pelajaran 2019/2020 adalah hari Senin tanggal 15 Juli 2019.
2. Hari-hari pertama masuk satuan pendidikan merupakan serangkaian kegiatan
satuan pendidikan pada permulaan tahun pelajaran baru dimulai dengan Masa
Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS), diisi dengan kegiatan antara lain:
a. Bagi peserta didik kelas I (satu) diadakan kegiatan antara lain pengenalan sekolah,
sosialisasi cara belajar (belajar sambil bermain), pengumpulan data untuk
kepentingan tata usaha satuan pendidikan, kegiatan keagamaan, dan kegiatan
kepramukaan.
b. Bagi peserta didik kelas II (dua) sampai dengan kelas VI (enam) diisi dengan
kegiatan yang konstruktif dan edukatif sesuai dengan pertumbuhan dan
perkembangan peserta didik antara lain: penetapan pengurus kelas, pengenalan
warga kelas, menciptakan kegiatan yang dinamis di kelas dengan dipandu wali
kelas, pembentukan kelompok belajar, pembenahan 7 K (Kebersihan, Keamanan,
Ketertiban, Keindahan, Kekeluargaan, Kesehatan dan Kerindangan), kegiatan
keagamaan, dan lain sebagainya mulai pukul 07.00 s.d. 12.30 WIB.
c. Dalam pelaksanaan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) tidak
diperkenankan ada kegiatan yang mengarah pada kekerasan fisik dan mental yang
dapat mengancam keselamatan peserta didik baik di dalam maupun di luar satuan
pendidikan.
d. Hari-hari pertama masuk satuan pendidikan berlangsung selama 3 (tiga) hari mulai
hari Senin tanggal 15 Juli 2019 dan berakhir hari Rabu tanggal 17 Juli 2019.
3. Pada awal tahun pelajaran, kepala satuan pendidikan berkewajiban membuat
perencanaan pengaturan kelas dan penyusunan jadwal pelajaran harus sudah selesai
tanggal 12 Juli 2019 atau sebelum hari pertama masuk sekolah.
4. Menyusun program tahunan, yang harus sudah selesai selambat-lambatnya pada
tanggal 12 Juli 2019 yang mencakup:
a. Rencana Kerja Satuan Pendidikan.

Kurikulum SDN Lebaksiu Lor 01


92

b. Kalender Pendidikan.
c. Perencanaan Pembelajaran.
d. Pelaksanaan Proses Pembelajaran.
e. Penilaian Hasil Pembelajaran.
f. Pengawasan Proses Pembelajaran.
g. Pedoman Pelaksanaan Penyelenggaraan Satuan Pendidikan, meliputi:
1) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (yang digunakan).
2) Struktur Organisasi Satuan Pendidikan.
3) Pembagian Tugas Pendidik dan Tenaga Kependidikan.
4) Peraturan Akademik.
5) Tata Tertib Satuan Pendidikan (Tata Tertib Pendidik, Tenaga Kependidikan dan
Peserta Didik).
6) Tata Tertib Pengaturan Penggunaan dan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana
Pendidikan.
5. Pada awal ahun pelajaran pendidik berkewajiban membuat program yang
mencakup :
a. Program tahunan dan program semester
b. Silabus
c. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
6. Pengawasan proses pembelajaran meliputi pemantauan (kepala dan pengawas
satuan pendidikan), supervisi (kepala dan pengawas satuan pendidikan), evaluasi
(satuan pendidikan dan pemerintah), pelaporan (pendidik dan kepala satuan
pendidikan) dan tindak lanjut.

C. Waktu Pembelajaran
1. Dalam penyelenggaraan pendidikan, satuan pendidikan menggunakan sistem semester
yang membagi 1 (satu) tahun pelajaran menjadi semester gasal dan semester genap.
2. Waktu pembelajaran efektif 35 menit setiap jam pelajaran tatap muka.
3. Waktu pembelajaran efektif pada bulan Ramadhan 30 menit setiap jam pelajaran tatap
muka.
4. Beban belajar kegiatan tatap muka keseluruhan untuk setiap satuan pendidikan adalah
sebagai berikut:

Kurikulum SDN Lebaksiu Lor 01


93

a. Jumlah waktu pembelajaran per minggu disesuaikan dengan kurikulum yang


dilaksanakan oleh satuan pendidikan yang bersangkutan. Jumlah waktu
pembelajaran pada setiap semester minimal 18 (delapan belas) minggu efektif dan
pada Semester Genap untuk kelas terakhir setiap jenjang pendidikan minimal 14
(empat belas) minggu efektif.
b. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan sebagaimana tertera
dalam struktur kurikulum masing-masing jenjang pendidikan. Satuan pendidikan
dimungkinkan menambah jumlah jam pembelajaran per minggu sesuai kebutuhan
belajar peserta didik.

D. Kegiatan pembelajaran
a. Kegiatan pembelajaran menggunakan kurikulum satuan pendidikan yang mengacu
pada Standar Nasional Pendidikan (SNP);
b. Khusus kurikulum mata pelajaran Pendidikan Agama Islam pada Madrasah
berpedoman pada peraturan perundangan yang berlaku; dan
c. Waktu pembelajaran efektif masuk pagi dimulai pukul 07.00 WIB. sesuai dengan
kondisi lingkungan sekolah.
E. Kegiatan Tengah Semester diisi dengan penilaian tengah semester atau kegiatan
pengembangan bakat, kepribadian, prestasi, dan kreativitas peserta didik.
F. Masa Penilaian
1. Penilaian Harian dilaksanakan oleh pendidik dalam kegiatan pembelajaran, yang
pengaturan waktunya ditetapkan oleh masing-masing pendidik.
2. Penilaian Tengah Semester dilaksanakan setelah melaksanakan 8 - 9 minggu kegiatan
pembelajaran.
3. Penilaian Akhir Semester Gasal dilaksanakan pada minggu ke-4 bulan November
dan minggu ke-1 bulan Desember 2019.
4. Penilaian Akhir Tahun dilaksanakan pada minggu ke-1 dan ke-2 bulan Juni 2020.
5. Perkiraan US dan USBN pada jenjang SD/SDLB/MI dilaksanakan pada minggu
ke-1, 2, dan 3 bulan April 2020.
6. Perkiraan pelaksanaan UN Susulan jenjang SD/SDLB/MI pada minggu ke-4 bulan
April 2020.
G. Hari Libur

Kurikulum SDN Lebaksiu Lor 01


94

1. Libur akhir semester gasal berlangsung mulai tanggal 19 Desember 2019


sampai dengan tanggal 31 Desember 2019.
2. Libur akhir semester genap yang merupakan libur akhir tahun pelajaran
berlangsung mulai tanggal 23 Juni sampai dengan 11 Juli 2020.
3. Hari libur pada bulan Ramadhan dan libur dalam rangka Idul Fitri 1441 H
diatur sebagai berikut :
a) Enam hari sebelum tanggal 1 Syawal 1441 H, yaitu tanggal 18 - 23 Mei
2020 untuk seluruh satuan pendidikan.
b) Dua hari pada saat Idul Fitri 1441 H, yaitu tanggal 24 - 25 Mei 2020.
c) Lima hari setelah Idul Fitri 1441 H berlangsung yaitu tanggal 26 - 30 Mei
2020.
4. Kepala satuan pendidikan dapat menetapkan hari-hari dalam bulan Ramadhan
selain dimaksud dalam ayat (1) sebagai hari pembelajaran atau hari libur
dengan persetujuan Komite Sekolah/Madrasah dan dilaporkan kepada Kepala
Dinas Provinsi/Kepala Dinas Kabupaten/Kota atau Kepala Kantor Wilayah
Kementerian Agama/Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota
setempat sesuai dengan kewenangannya;
5. Bagi satuan pendidikan yang melakukan libur bulan Ramadhan selain hari-hari
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), supaya mengisi hari libur tersebut
dengan berbagai kegiatan yang diarahkan pada peningkatan akhlak mulia,
pemahaman, pendalaman dan amaliah agama, termasuk berbagai kegiatan
ekstrakurikuler lainnya yang bernuansa moral.
6. Libur Umum dan Cuti Bersama Tahun 2019 :
a. Libur Umum
1) Tanggal 11 Agustus 2019 : Idul Adha 1440 H.
2) Tanggal 17 Agustus 2019 : Hari Kemerdekaan RI.
3) Tanggal 1 September 2019 : Tahun Baru Hijriyah 1441 H
4) Tanggal 9 November 2019 : Maulid Nabi Muhammad
5) Tanggal 25 Desember 2019 : Hari Natal
b. Cuti Bersama
1) Tanggal 3, 4, dan 7 Juni 2019 : Hari Raya Idul Fitri 1440 H
2) Tanggal 24 Desember 2019 : Hari Raya Natal

Kurikulum SDN Lebaksiu Lor 01


95

7. Perkiraan Libur Umum Tahun 2020 :


a. Tanggal 1 Januari 2020 : Tahun Baru Masehi 2020.
b. Tanggal 5 Februari 2020 : Tahun Baru Imlek 2571.
c. Tanggal 22 Maret 2020 : Peringatan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW
1441 H
d. Tanggal 25 Maret 2020 : Hari Raya Nyepi (Tahun Baru Saka 1941).
e. Tanggal 10 April 2020 : Wafat Isa Al-Masih (Jumat Agung).
f. Tanggal 1 Mei 2020 : Hari Buruh.
g. Tanggal 7 Mei 2020 : Hari Raya Waisak.
h. Tanggal 21 Mei 2020 : Hari Kenaikan Isa Al-Masih.
i. Tanggal 1 Juni 2020 : Hari Lahir Pancasila.
j. Tanggal 24 - 25 Mei 2020 : Hari Raya Idul Fitri 1441 H.
8. Akhir tahun pelajaran 2019/2020 adalah hari hari Sabtu tanggal 20 Juni 2020
bagi satuan pendidikan yang melaksanakan 6 (enam) hari sekolah.

Kurikulum SDN Lebaksiu Lor 01


KALENDER PENDIDIKAN TAHUN PELAJARAN 2019
2019/2020
/2020
SD NEGERI LEBAKSIU LOR 01
BULAN JULI 2019 AGUSTUS 2019 SEPTEMBER 2019 OKTOBER 2019 NOVEMBER 2019 DESEMBER 2019
HARI 15 26 19 27 21 11
MINGGU 7 14 21 28 4 11 18 25 1 8 15 22 29 6 13 20 27 3 10 17 24 31 1 8 15 22 29
SENIN 1 8 15 22 29 5 12 19 26 2 9 16 23 30 7 14 21 28 4 11 18 25 2 9 16 23 30
SELASA 2 9 16 23 30 6 13 20 27 3 10 17 24 1 8 15 22 29 5 12 19 26 3 10 17 24 31
RABU 3 10 17 24 31 7 14 21 28 4 11 18 25 2 9 16 23 30 6 13 20 27 4 11 18 25
KAMIS 4 11 18 25 1 8 15 22 29 5 12 19 26 3 10 17 24 31 7 14 21 28 5 12 19 26
JUMAT 5 12 19 26 2 9 16 23 30 6 13 20 27 4 11 18 25 1 8 15 22 29 6 13 20 27
SABTU 6 13 20 27 3 10 17 24 31 7 14 21 28 5 12 19 26 2 9 16 23 30 7 14 21 28

BULAN JANUARI 2020 FEBRUARI 2020 MARET 2020 APRIL 2020 MEI 2020 JUNI 2020
HARI 26 24 19 15 12 8
MINGGU 5 12 19 26 2 9 16 23 30 1 8 15 22 29 5 12 19 26 3 10 17 24 31 7 14 21 28
SENIN 6 13 20 27 3 10 17 24 2 9 16 23 30 6 13 20 27 4 11 18 25 1 8 15 22 29
SELASA 7 14 21 28 4 11 18 25 3 10 17 24 31 7 14 21 28 5 12 19 26 2 9 16 23 30
RABU 1 8 15 22 29 5 12 19 26 4 11 18 25 1 8 15 22 29 6 13 20 27 3 10 17 24
KAMIS 2 9 16 23 30 6 13 20 27 5 12 19 26 2 9 16 23 30 7 14 21 28 4 11 18 25
JUMAT 3 10 17 24 31 7 14 21 28 6 13 20 27 3 10 17 24 1 8 15 22 29 5 12 19 26
SABTU 4 11 18 25 1 8 15 22 29 7 14 21 28 4 11 18 25 2 9 16 23 30 6 13 20 27

BULAN JULI 2020 : Perkiraan PPDB : Libur Hari Besar Keagamaaan : Cuti Bersama
HARI 0 : Masa Orientasi Peserta Didik Baru 8 : Libur Hari Raya Idul Fitri

MINGGU 5 12 19 26 : Waktu Pembelajaran Efektif 13 : Jeda Tengah Semester Lebaksiu, Juli 2019
SENIN 6 13 20 27 : Mengikuti Upacara Hari Besar Nasional : Libur Hari Raya Idul Adha Kepala SDN Lebaksiu Lor 01
SELASA 7 14 21 28 : Libur Hari Minggu : Ulangan/Penilaian Akhir Semester/UKK
RABU 1 8 15 22 29 : Libur Umum : Perkiraan Ujian Sekolah (US)
KAMIS 2 9 16 23 30 : Libur Semester Gasal : Ulangan/Penilaian Tengah Semester
JUMAT 3 10 17 24 31 : Libur Semester Genap/Libur Akhir Thn. Peljrn : Ujian Mutu Tingkat Kompetensi (UMTK) / Tes Sutro, S.Pd.
Kompetensi Dasar (TKD) NIP. 196006231980121001
SABTU 4 11 18 25 : Libur Bulan Ramadhan dan Sebelum/Sesudah : Penyerahan Buku Laporan Hasil Belajar
Hari 14 : Tahun Pelajaran 2020/2021

94
Kurikulum SDN Lebaksiu Lor 01
90

PERHITUNGAN HARI EFEKTIF BELAJAR, HARI-HARI PERTAMA MASUK SATUAN PENDIDIKAN,


KEGIATAN TENGAH SEMESTER/TES KEMAMPUAN DASAR/UJIAN SEKOLAH/ ULANGAN, MENGIKUTI UPACARA,
PENYERAHAN BUKU LAPORAN HASIL BELAJAR (BLHB), LIBUR AKHIR SEMESTER, LIBUR UMUM, DAN
LIBUR BULAN RAMADHAN/HARI RAYA KEAGAMAAN
TAHUN PELAJARAN 2019/2020

JUMLAH JUMLAH HARI LIBUR


SEMESTER

KEG. 
HARI HARI-HARI TENGAH MENG PENYERAHA JUMLAH LIBUR LIBUR JUMLAH JUMLAH
NO BULAN, TAHUN LIBUR LIBUR
BELAJA PER TAMA SMTR/TES IKUTI N BLP/ HARI AKHIR RAMDHAN/ HARI HARI
MINGGU UMUM
REFEKTIF MASUK KD/UN/UL UPACARA RAPOR EFEKTIF SEMESTER HARI RAYA LIBUR
ANGAN
JULI              2019 12 3 - - - 15 12 4 - - 16 31
AGUSTUS     2019 26 - - 1 - 27 - 4 - - 4 31
GASAL

SEPTEMBER  2019 19 - 6 - - 25 - 5 - - 5 30
1
OKTOBER     2019 25 - - 2 - 27 - 4 - - 4 31
NOPEMBER   2019 21 - 4 - - 25 - 4 1 - 5 30
DESEMBER    2019 11 - 3 - 1 15 9 5 2 - 16 31
JUMLAH 114 3 13 3 1 134 21 26 3 0 50 184
JANUARI       2020 26 - - - - 26 - 4 1 - 5 31
PEBRUARI     2020 24 - - - - 24 - 4 1 - 5 29
GENAP

MARET          2020 19 - 6 - - 25 - 5 1 - 6 31


2
APRIL           2020 15 - 8 - - 23 - 4 1 2 7 30
MEI               2020 12 - - - - 12 - 5 4 10 19 31
JUNI             2020 8 - 8 - 1 17 8 4 1 - 13 30
JUMLAH 104 0 22 0 1 127 8 26 9 12 55 182
JUMLAH  DALAM  1  TAHUN
PELAJARAN  2019/2020
218 3 35 3 2 261 29 52 12 12 105 366

95
Kurikulum SDN Lebaksiu Lor 01
91

ANALISIS HARI BELAJAR EFEKTIF FAKULTATIF


TAHUN PELAJARAN 2019/2020
SD NEGERI LEBAKSIU LOR 01

HARI
SEMESTER

JUM'AT
SELASA
SENIN

KAMIS

SABTU
BULAN JML KETERANGAN

RABU
1 - 13 : Libur Akhir Semester Genap Tahun Pelajaran 2018/2019
Juli 3 3 3 2 2 2 15
15 - 17 : Hari-hari Pertama Masuk Satuan Pendidikan (Keg. MPLS)
11 : Libur Umum (Hari Raya Idul Adha 1440 H)
Agustus 4 4 4 5 5 4 26
17 Mengikuti Upacara HUT kemerdekaan RI
1 Libur Umum (Tahun Baru Hijriyah/1 Muharam 1441 H)
September 4 3 3 3 3 3 19
16 - 21 : Ulangan/Penilaian Tengah Semester (UTS/PTS)
1 : Mengikuti Upacara Hari Kesaktian Pancasila
Oktober 4 5 5 5 4 4 27
28 : Mengikuti Upacara Peringatan Hari Sumpah Pemuda
SEMESTER I

9 : Libur Umum (Peringatan Maulud Nabi Muhammad SAW 1441 H)


November 4 4 3 3 4 3 21 10 Mengikuti Upacara Peringatan Hari Pahlawan
27 - 30 Penilaian Akhir Semester Gasal
2- 4 : Penilaian Akhir Semester Gasal
Ulangan Susulan dan Persiapan Penyerahan Buku Laporan Hasil
5 - 17 :
Belajar (BLHP) Semester Gasal
Desember 2 2 1 2 2 2 11
18 : Penyerahan Buku Laporan Hasil Belajar (BLHP) Semester Gasal
24 - 26 : Cut i bersama dan Libur Umum (Hari Raya Natal)
19 - 31 : Libur Akhir Semester Gasal
Jumlah 21 21 19 20 20 18 119

96
Kurikulum SDN Lebaksiu Lor 01
92

HARI
SEMESTER

JUM'AT
SELASA
SENIN

SABTU
KAMIS
BULAN JML KETERANGAN

RABU
Januari 4 4 5 5 4 4 26 1 : Libur Umum (Tahun Baru Masehi 2020)

Pebruari 4 3 4 4 4 4 23 5 : Libur Umum (Tahun Baru Imlek 2571)


2 - 7 : Penilaian Tengah Semester Genap
Maret 2 2 2 2 3 4 15 12 - 15 : Kegiatan Jeda Semester Genap
25 : Libur Umum (Peringatan Isra Mi`raj Nabi Muhammad SAW 1441 H)
10 : Libur Umum (Wafat Isa Al-Masih/Jumat Agung)
13 - 16 : Perkiraan Ujian Sekolah 4 (Empat) Mapel
April 5 5 3 4 3 4 24 20 - 23 Perkiraan Ujian Sekolah 5 (Lima) Mapel
21 Mengikuti Upacara Peringatan Hari Kartini
24 - 25 : Perkiraan Libur Awal Puasa Ramadhan 1441 H
SEMESTER II

1: Libur Umum (Hari Buruh Internasional)


2: Mengikuti Upacara Peringatan Hari Pendidikan Nasional
4-6: Perkiraan UMTK
7: Libur Umum (hari Raya W aisak)
11 - 16 : *) Perkiraan PPDB
Mei 0 1 0 1 2 2 6 20 : Mengikuti Upacara Peringatan Hari Kebangkitan Nasional
18 - 23 : Libur Sebelum Hari Raya Idul Fit ri 1441 H
21 Libur Umum (Kenaikan Isa Al Masih)
22 - 30 Cut i Bersama Hari Raya Idul Fitri ( 1 Syawal 1441 H)
25 : Libur Hari Raya Idul Fitri 1441 H
1: Libur Umum (hari Lahirnya Pancasila)
3 - 11 : Penilaian Akhir Semester Genap
Juni 1 1 1 2 2 1 8 : Persiapan Penyerahan Buku Laporan Hasil Belajar (BLHP) Semester Genap
20 : Penyerahan Buku Laporan Hasil Belajar Semester Genap/ Kenaikan Kelas
22 - 30 : Libur Akhir Semester Genap/Libur Akhir Tahun Pelajaran 2019/2020
Jumlah 16 16 15 18 18 19 102

97
Kurikulum SDN Lebaksiu Lor 01
93

1 - 11 : Libur Akhir Semester Genap/Libur Akhir Tahun Pelajaran 2019/2020
Juli 2 2 2 1 1 1 9
13 : Permulaan Tahun Pelajaran 2020/2021

Jumlah minggu efektif Lebaksiu, Juli 2019


Semester I 2 4 3 5 3 1 18 Kepala SDN Lebaksiu Lor 01
Semester II 5 4 3 3 2 1 18

Jumlah minggu efektif fakultatif


Semester I 0 1 0 0 1 3 5 Sutro, S.Pd.
Semester II 0 0 1 2 2 2 7 NIP. 196006231980121001

98
Kurikulum SDN Lebaksiu Lor 01
BAB VI
PENUTUP

A. Simpulan

Dengan telah selesainya penyusunan Kurikulum ini, maka SD Negeri


Lebaksiu Lor 01 telah memiliki acuan untuk menyelenggarakan kegiatan
pembelajaran pada tahun pelajaran 2019/2020.
Harapan kami, Kurikulum ini telah memenuhi syarat sehingga seluruh
kegiatan yang kami rencanakan dapat berjalan dengan lancar tercapainya seluruh
rangkaian program pendidikan di SD Negeri Lebaksiu Lor 01 yang pada akhirnya
dapat tercapai Tujuan Pendidikan Nasional sebagai upaya perwujudan cita-cita
pembangunan sebagaimana diamanatkan dalam Pancasila dan Pembukaan UUD
1945 serta mengatasi permasalahan kebangsaan saat ini.
Semoga Kurikulum ini dapat menjadi sarana bagi sekolah untuk
meningkatkan kualitas peserta didik sesuai dengan visi sekolah “Relegius,
nasionalis, mandiri, gotong royong, dan intergritas”.
Kurikulum SD Negeri Lebaksiu Lor 01 ini diharapkan dapat dilaksanakan
dengan secara maksimal, sehingga kegiatan belajar mengajar menjadi lebih
bermakna, menantang, kreatif, efektif, dan menyenangkan sehingga memiliki daya
guna bagi peserta didik untuk menempuh pendidikan selanjutnya atau kelak terjun
kemasyarakat.

B. Rekomendasi

Bagi para guru agar menerapkan kurikulum ini, diharapkan dapat


melakukan pengembangan dan evaluasi secara informal terhadap dokumen
kurikulum ini sehingga mampu menjawab pertanyaan:

1. Apakah tujuan pendidikan yang tertulis dalam dokumen kurikulum ini telah
lengkap dan dapat tercapai?

2. Apakah kemampuan pemahaman, keterampilandan sikap yang tertulis cukup


lengkap untuk merespon keadaan daerah dan kebutuhan peserta didik?

3. Bagaimana kemampuan pemahaman, sikap, dan keterampilan siswa yang


diharapkan dapat tercapai?
Kurikulum SDN Lebaksiu Lor 01
99
100

4. Apakah strategi yang digunakan cukup efektif dalam mencapai tujuan yang
diharapkan?

5. Apakah penilaian dari proses pembelajaran yang dirancang dapat mengungkap


secara jelas perkembangan kemampuan siswa sesuai harapan?

6. Apakah kontribusi dan hambatan pelaksanaan kurikulum ini, sehingga


menggambarkan hasil belajar siswa maksimal?

Dengan kesungguhan, komitmen, keuletan, kerja keras, dan kerja sama dari
para guru, kepala sekolah, komite sekolah, orang tua siswa, dan stake holder secara
terpadu menjadi kunci sukses bagi terwujudnya visi, misi, dan tujuan SD Negeri
Lebaksiu Lor 01.
Kami juga sangat mengharapkan dukungan dari semua pihak, khususnya
para guru, karyawan, peserta didik, dan wali murid agar proses pembelajaran dapat
berjalan dengan maksimal.
Dokumen Kurikulum ini jauh dari sempurna dan banyak kekurangan.
Masukan, saran, kritik dan teguran yang sifatnya membangun sangat kami
harapkan. Kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi
kesempurnaan dalam penyusunan kurikulum.

Lebaksiu, 11 Juli 2019


Kepala Sekolah

Sutro, S.Pd.
NIP. 196006231980121001

Kurikulum SDN Lebaksiu Lor 01

Anda mungkin juga menyukai