Anda di halaman 1dari 13

PERCOBAAN IV

(EXPERIMENT IV)

ANALISA KIMIA LUMPUR PEMBORAN


( CHEMICAL ANALYSIS OF DRILLING MUD )

4.1 Tujuan
1. Memahami prinsip-prinsip dalam analisa kimia dan penerapannya di
lapangan.
2. Mengetahui alat dan bahan yang diperlukan dalam analisa kimia.
3. Menentukan pH, alkalinitas, kesadahan total, dan kandungan ion-ion yang
terdapat dalam lumpur.

4.2 Teori Dasar


Dalam operasi pemboran pengontrolan kualitas lumpur pemboran harus
terus menerus dilakukan sehingga lumpur bor tetap berfungsi dengan
kondisi yang ada.
Perubahan kandungan ion-ion tertentu dalam lumpur pemboran akan
berpengaruh terhadap sifat-sifat fisis lumpur pemboran, oleh karena itu kita
perlu melakukan analisa kimia untuk mengontrol kandungan ion-ion
tersebut kemudian dilakukan tindakan-tindakan yang perlu dalam
penanggulannya.
Dalam percobaan ini, akan dilakukan analisis kimia lumpur bor dan
filtratnya, yaitu : analisis kimia alkalinitas, analisis kesadahan total, analisis
kandungan ion klor, ion kalsium, ion besi, serta pH lumpur bor (dalam hal
ini filtratnya).
Alkalinitas berkaitan dengan kemampuan suatu larutan untuk bereaksi
dengan suatu asam. Dari analisa alkalinitas kita bisa mengetahui konsentrasi
hidroksil, bikarbonat dan karbonat. Pengetahuan tentang konsentrasi ion-ion
ini diperlukan misalnya untuk mengetahui kelarutan batu kapur yang masuk
ke dalam sistem lumpur pada waktu pemboran menembus formasi
limestone.

50
Analisa kandungan ion klor (Cl-) diperlukan untuk mengetahui
kontaminasi garam yang masuk ke dalam sistem lumpur pada waktu
pemboran menembus formasi garam ataupun kontaminasi garam yang
berasal dari air formasi.
Metode utama yang digunakan dalam analisa kimia lumpur pemboran
adalah titrasi. Titrasi meliputi reaksi sample yang diketahui volumenya
dengan sejumlah volume suatu larutan standart yang diketahui
konsentrasinya. Konsentrasi dari ion yang kita analisa dapat ditentukan dari
pengetahuan tentang reaksi yang terjadi pada saat titrasi. Analisa kandungan
ion besi diperlukan untuk pegontrolan terjadinya korosi pada peralatan
pemboran. Air yang mengandung sejumlah besar ion-ion Ca2+ dan Mg2+
dikenal sebagai air sadah atau “Hard Water”. Ion-ion ini bisa berasal dari
lumpur pada waktu membor formasi gypsum (CaSo42H20).

4.3 Alat dan Bahan


4.3.1 Alat:
1. Labu titrasi 250 ml dan 100 ml.
2. Buret mikro.
3. Pengaduk.
4. Pipet.
5. pH paper.
6. Timbangan digital
7. Mud mixer
8. Gelas ukur
9. Corong

4.3.2 Bahan:
1. NaHCO3
2. NaOH
3. CaCO3
4. Serbuk MgO

51
5. Kalium khromat
6. Bentonite
7. Aquadest

8. Larutan H 2 SO 4 0,02 N
9. Larutan AgNO3
10. Larutan KMnO4 0,1 N.
11. Penolphalein
12. Methyl Jingga.
13. Indicator EBT
14. Larutan EDTA

Buret Mud Mixer

Stopwatch Gelas ukur

52
pH Meter Timbangan Digital
Gambar 4.1 Peralatan Percobaan Analisa Lumpur Pemboran

4.4 Prosedur Percobaan


4.4.1 Analisa Kimia Alkalinitas
Membuat lumpur dengan komposisi sebagai berikut :

350 ml Aquadest + 22,5 gram Bentonite + 0,4 gram


NaHCO 3 + 0,4

gram NaOH + 0,2 gram


CaCO 3 .
1. Mengambil 3 ml filtrat tersebut, memasukkan dalam labu titrasi
250 ml, kemudian menambahkan 20 ml Aquadest.
2. Menambahkan 2 tetes indicator penolphalein dan menitrasikan

dengan H 2 SO 4 standart sampai warna merah tepat hilang, reaksi


terjadi :
OH − + H + → H 2 O
+
CO 2− + H → HCO −
3 3

3. Mencatat volume pemakaian H 2 SO 4 (P ml).


4. Kemudian pada larutan hasil titrasi, menambahkan 2 tetes

indicator methyl jingga, melanjutkan titrasi dengan H 2 SO 4

standart sampai terbentuk warna jingga tua, reaksi yang terjadi :


+
HCO −+H → H 2 O +CO 2
3

5. Mencatat pemakaian H 2 SO 4 total (M ml).

53
6. Catatan:
Jika,

- 2P > M menunjukkan adanya gugus ion OH − dan

CO
3 2−


- 2P = M menunjukkan adanya CO saja.
CO HCO
- 2P < M menunjukkan adanya 3− dan 3− .
HCO
- P = 0 menunjukkan adanya 3− saja.

- P = M menunjukkan adanya OH saja.

4.4.2 Penentuan alkalinitas


1. Total Alkalinity =
M ×Normalitas H 2 SO 4 ×1000
=epm
ml Filtrate Total Alkalinity
2. CO3-2 Alkalinity =
Jika ada OH-:
( M−P)×NH 2 SO 4 ×1000
−2 ×BMCO−2
ppm CO 3 = ml Filtrate 3

Jika tidak ada OH-


P×NH 2 SO 4 ×1000
−2 ×BMCO−2
ppm CO 3 = ml Filtrate 3

3. OH- Alkalinity =
(2 P−M )×NH 2 SO 4 ×1000
×BMOH −
ppm OH

= ml Filtrate
4. HCO3-1 Alkalinity =
( M−2 P )×NH 2 SO 4 ×1000
− ×BMHCO−3
ppm HCO3 = ml Filtrate
4.4.3 Menentukan Kandungan Klorida
Membuat lumpur dengan komposisi :

54
350 ml Aquadest + 22,5 gram Bentonite + 0,4 gram NaCl
1. Mengambil 2 ml filtrat lumpur tersebut, memasukkan ke dalam
labu titrasi 250 ml.
2. Menambahkan 25 ml aquadest, sedikit serbuk MgO dan 3 tetes

larutan K 2 CrO 4 .

3. Menitrasikan dengan
AgNO 3 standart sampai terbentuk
warna endapan jingga.

4. mencatat volume pemakaian


AgNO 3 .
Reaksi yang terjadi :
− +
Cl + Ag → AgCl ( s ) (Putih)
+
CrO − + Ag → Ag2 CrO 4 ( s )
4 (Merah)
ml AgNO 3 ×N AgNO 3 ×1000
×BACl −
ppm Cl = - ml Filtrate

4.5 Hasil Pengamatan


Tabel 4.2 Hasil Pengamtan Analisa Kimia Lumpur Pemboran
N KEGIATAN HASIL PENGAMATAN
O
1 Analisa Kimia Alkalinitas Normalitas H2SO4 = 0,02 N
P = 8,4 ml
M = 8,1 ml
Ph = 11
2 Analisa Kesadahan Total Volume EDTA = 12,4 ml
M EDTA = 0,01 ml
Volume Filtrat = 3 ml
Kesadahan total = 41,33 emp
Ph = 10
3 Penentuan Kandungan Klorida Normalitas AgNO3 = 0,01 N
Volume AgNO3 = 11 ml

4.6 Perhitungan

55
4.6.1 Penentuan Alkalinity
Diketahui : P = 8,4 ml
M = 8,1 ml
normalitas H2SO4 = 0,02 N
volume filtrat = 3 ml
ditanya : total Alkalinity ?
jawab :
M ×Normalitas H 2 SO4 ×1000
=epm
total Alkalinity = ml Filtrate Total

8,1ml×0 , 02 N×1000
=54 EPM
Alkalinity = 3 ml
-2P > M : 2 (9) >7 => menunjukan adanya ion OH- dan CO22-

4.6.2 CO32- Alkalinitas


Diketahui : P = 9 ml
M = 7 ml
Normalitas H2SO4 = 0,02 N
Volume filtrat =3 ml
Berat molekul CO32- = (Arc) + 3 (ArO)
= (12) + 3 (16)
= 60
Ditanya : CO32- Alkalinity ?
Jawab : jika ada OH-
(8,1−8,4 )×0 , 02×1000
×60
Ppm CO32- = 3

= -120 ppm
4.6.3 OH- Alkalinity
Diketahui : P = 9 ml
M =7 ml
Normalitas H2SO4 = 0,02 N

56
Volume filtrat =3 ml
Berat molekul OH- = (ArO) + (ArH)
= 16 + 1 = 17
Ditanya : OH- Alkalinity ?
(2 P−M )×NH 2 SO 4 ×1000
×BMOH −
Jawab : ppm OH

= ml Filtrate
(2(8,4 )−8,1 ))×0 ,02×1000
×17
= 3 ml
= 986 PPM
4.6.4 Kesadahan Total
1. pH = 10
2. EDTA = 12,4 ml
3. M EDTA = 0,01 M
4. ml filtratee = 3 ml
5. Kesadahan Total
ml EDTA×M AgNO×1000
ml Filtrate
12 , 4 ml×0 , 01 M×1000
3 ml
= 41,33 𝑒𝑝𝑚

4.6.5 Kandungan Klorida


Diketahui: Volume AgNO3 = 11 ml
Normalitas AgNO3 = 0,01 N
Volume filtrat = 2 ml
Berat molekul Cl- = (ArCl)
= 35,5

ml AgNO 3 ×N AgNO 3 ×1000


×BACl −
Jawab : ppm Cl- = ml Filtrate

57
11ml×0 , 01 N ×1000
×35 , 5
= 2 ml
= 1952,5 ppm

4.7 Pembahasan
Percobaan yang kami lakukan ialah yang ke – IV yang berjudul Analisa
Kimia Lumpur Pemboran. In English “Chemical Analysis of Drilling Mud”,
yang dilakukan pada Rabu, 18 Desember 2019. Terdapat 4 penentuan
kandungan ion, atom, dan molekul serta pH. Didapatkan nilai pH lumpur
pemboran 11 (basa), dimana pH lumpur tersebut masih dalam range yang
baik untuk lumpur pemboran.
Dari data yang didapatkan, kami analisa bahwa lumpur pemboran ini
keadaan baik atau bagus dengan pH = 11, nilai total alkalinitas = 54 epm,
nilai oH- = 986 ppm, serta nilai CO3-2 = -120 ppm.
Selanjutnya kesadahan total, guna penetuan prosedur ini ialah untuk
mengetahui nilai kandungan mineral tinggi, seperti Ca (kalsium) dan Mg
(magnesium). Saat proses berlangsung didapatkan nilai V EDTA = 12,4 ml.
nilai kesadahan total yang didaptkan yaitu 41,33 epm, ada indikasi terdapat
air sadah tetap ataupun sementara.
Pada kesadahan total, di indikasikan bahwa sample yang kami analisa
memiliki air sadah tetap,mengandung garam Sulfat dan garam Clrodia.
Besar kemungkinan akan menyebabkan korosi (pengkaratan) pada Drilling
Equipment walaupun nilai pH sample ini bernilai = 11.
Kandungan klorida pada lumpur pemboran penting untuk di analisa,
untuk mengetahui pengaruh apa kedepannya pada peralatan pengeboran
pengujian dilakukan, didapatkan nilai pH = 10, serta kandungan klorida
sebesar 1952,2 ppm.
Nilai kandungan yang didapatkan begitu besar, dapat diindikasikan
akan menyebabkan scale (pengendapan). Penanggulangan yang tepat untuk

58
scale yang disebabkan nilai asam yang besar ialah larutan basa, contohnya
NaOH.
Aplikasi lapangan dari percobaan “Analisa Kimia Lumpur Pemboran”
ialah guna mengetahui langkah pencegahan dan penanggulangan yang tepat.
Menganalisa lumpur pemboran perlu dilakukan guna mendapatkan hasil
yang maksimal pada sat proses drilling, sehingga dapat menentukan
komposisi yang tepat untuk membuat lumpur yang bagus (bernilai pH 8-12).
Lumpur pemboran memiliki sifat fisik serta sifat kimia, maka dari itu perlu
dilakukan analisa kimia, seperti : penentuan alkalinitas, untuk mengetahui
kandungan gugus ion yang terdapat pada lumpur pemboran, jika terdapat
kandungan OH-, maka lumpur dalam kondisi bagus, jika kandungan CO 3
besar, kondisi kurang bagus akan tetapi masih bias digunakan, dan jika
kandungan HCO3 terlalu besar, lumpur sudah tidak dapat digunakan lagi.
Penentuan kesadahan total, dapat diaplikasikan guna menentukan jenis
air sadah, air sadah tetap mengandung garam sulfat dan garam klorida, air
sadah sementara mengandung garam hidrokarbonat. Analisa kandungan
klorida juga tidak kalah penting, jika kandungan asam terlalu besar bias
menyebabkan scale, jika kandungan basa terlalu besar juga terlalu besar juga
terdapat scale, akan tetapi penanggulangannya dengan menginjeksikan
larutan acid (NaCl).

Discussion
The experiment we conducted was the fourth, entitled Drilling Mud
Chemical Analysis. In English "Chemical Analysis of Drilling Mud",
conducted on Wednesday, December 18, 2019. There are 4 determinations of
ion, atomic and molecular content and pH. The pH of drilling mud obtained
11 (bases), where the pH of the mud is still in a good range for drilling mud.
From the data obtained, we analyzed that the drilling mud is in good or
good condition with pH = 11, total Alkalinity = 54 epm, oH- = 986 ppm, and
CO3-2 = -120 ppm.

59
Furthermore, total hardness, in order to determine this procedure is to
determine the value of high mineral content, such as Ca (calcium) and Mg
(magnesium). During the process, the EDTA value of V = 12.4 ml was
obtained. the total hardness value obtained is 41.33 epm, there are
indications that there is permanent or temporary hard water.
In total hardness, it is indicated that the sample we analyzed had fixed
hard water, containing Sulfate salt and Clrodia salt. Most likely will cause
corrosion (rusting) in Drilling Equipment even though the pH value of this
sample is value = 11.
The chloride content in the drilling mud is important to analyze, to find
out what effect it has on the testing drilling equipment, the pH value = 10,
and the chloride content of 1952.2 ppm.
The value of the content obtained is so large, it can be indicated will
cause scale (precipitation). Appropriate countermeasures for scales due to
large acid values are alkaline solutions, for example NaOH.
The field application of the "Drilling Sludge Chemical Analysis" is to
find out the appropriate prevention and countermeasures. Analyzing drilling
mud needs to be done in order to get maximum results during the drilling
process, so that it can determine the right composition to make good mud
(pH 8-12). Drilling mud has physical and chemical properties, so it is
necessary to conduct chemical analysis, such as: determination of Alkalinity,
to determine the content of ion groups contained in drilling mud, if there is
an OH- content, then the mud is in good condition, if the CO3 content is
large, the conditions are not good but still can be used, and if the HCO3
content is too large, the sludge can no longer be used.
Determination of total hardness, can be applied to determine the type of
hard water, hard water still contains sulfate salt and chloride salt, hard
water while containing hydrocarbonate salt. Analysis of chloride content is
also important, if the acid content is too large, it can cause a scale, if the
base content is too large, too large, there is also a scale, but the solution is
by injecting an acid solution (NaCl).

60
4.8 Kesimpulan
Pada percobaan 4 tentang analisa lumpur pemboran ini kita dapat
menyimpulkan bahwa :
1. Material-material yang terkandung didalam lumpur pemboran akan
mempengaruhi sifat dari lumpur tersebut dan aplikasinya kita dapat
mengetahui sifat dari lumpur kita sehingga dapat mengetahui masalah
apa saja yang akan ditimbulkan.
2. Alat yang kami gunakan pada percobaan ini yaitu, labutitrasi, buret
mikro, pengaduk, pipet dan pH meter. Bahan yang kami gunakan yaitu,
aquadest, bentonite, NaHCO3, NaCl, MgO, K2CrO4, AgNO3.
3. PH pada alkalinitas yaitu = 11, kesdahan total = 10, klorida = 1. Dari
ketiga pH tersebut sesuai dengan ph lumpur yang diinginkan. Nilai dari
alkalinitas total = 54 epm, CO 3-2 = -120 PPM, OH- = 986 PPM,
kesadahan total = 41,33 epm dan kandungan klorida = 1952,5 PPM.

4.9 Tugas
1. Jelaskan kegunaan penentuan alkalinitas, kandungan klorida dan
kesadahan total ?
Jawab :
a. Alkalinitas yaitu untuk mengetahui kelarutan batu kapur yang masuk ke
sistem lumpur pada saat pemboran menembus formasi limestone.
b. Kesadahan total yaitu untuk mengtahui kesadahan lumpur pemboran
yang berasal dari lumpur pada waktu menembus formasi gypsum.
c. Klorida yaitu untuk mengetahui kontaminasi garam pada saat
pengeboran menembus formasi garam,atau pun kontaminasi garam
yang berasal dari air formasi.

2. Mengapa analisa kimia lumpur pemborang penting dilakukan ?


Jawab:

61
analisa kimia lumpur pemboran dilakukan untuk mengontrol kandungan
ion maupun PH dari lumpur pemboran yang kita gunakan, agar tidak
menghambat proses pemboran.

3. Jelaskan pengaruh PH pada lumpur pemboran dan berapakah PH yang di


iginkan dalam operasi pemboran ?
Jawab:
PH sangat berpengaruh dalam lumpur pemboran karena jika PH lumpur
kita terlalu tingi dapat mengakibatkan korosi pada peralatan drill string
dan dapat melarutkan cutting,jika terlalu rendah dapat mengakibatkan
scale. Jadi PH yang baik adalah sekitar 8,5-12.

4. Indikasi apa yang terjadi pada lumpur pemboran jika terdapat kandungan
ion besi yang cukup tinggi ?
Jawab:
jika terdapat kandungan ion besi cukup tinggi pada lumpur pemboran
maka dapat mengakibatkan korosif atau perkaratan pada peralatan
pemboran.
5. Jelaskan sifat kimia apa saja yang terjadi pada lumpur ?
Jawab :
- nilai PH sangat penting untuk mengetahui stabilitas lumpur pemboran
dimana PH standar lumpur sekitar 8,5-12
-sand content yaitu ada nya pasir yang terkandung dalam lumpur.

62

Anda mungkin juga menyukai