Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

KESEHATAN PEREMPUAN DAN PERENCANAAN KELUARGA

Tentang :
“ PELAYANAN KONTRASEPSI DENGAN METODE HORMONAL
(KONTRASEPSI SUNTIKAN)”

Kelas IIA Kelompok 2


Disusun Oleh :

Azizah Sundari P3.73.24.2.18.004


Fadhilah Aini Reska P3.73.24.2.18.013
Linda Nufitra P3.73.24.2.18.021
Rifa Ananda P3.73.24.2.18.029
Siti Nur Haliza P3.73.24.2.18.036

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN


POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
TAHUN AJARAN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat dan inayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Pelayanan
Kontrasepsi Dengan Metode Hormonal (Kontrasepsi Suntikan)” ini dalam bentuk maupun isinya
yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan,
petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.

Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki
sangat kurang.Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-
masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, Februari 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................1
1.1  Latar Belakang............................................................................................................1
1.2  Rumusan Masalah.......................................................................................................1
1.3  Tujuan.........................................................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI ..........................................................................................3
2.1 Pelayanan Kontrasepsi dengan Metode Hormonal......................................................3
2.2 Jenis Kontrasepsi Suntikan .........................................................................................3
2.2.1 Suntikan Progestin ............................................................................................3
2.2.2 Suntikan Kombinasi .......................................................................................10
2.3 Dokumentasi .............................................................................................................15
2.3.1 SOAP ..............................................................................................................22
Bab III PENUTUP.........................................................................................................25
3.1  Kesimpulan...............................................................................................................25
3.2  Saran.........................................................................................................................25
Daftar Pustaka...............................................................................................................26

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara dengan penduduk terbanyak di dunia. Ledakan
penduduk ini terjadi karena laju pertumbuhan penduduk yang sangat tinggi. Kondisi ini jelas
menimbulkan dua sisi yang berbeda. Disatu sisi kondisi tersebut bisa menjadi salah satu
kekuatan yang besar untuk Indonesia. Tetapi di satu sisi kondisi tersebut menyebabkan beban
negara menjadi semakin besar. Selain menjadi beban negara juga menimbulkan permasalahan
lain. Banyaknya jumlah penduduk yang tidak disertai dengan ketersediaan lapangan pekerjaan
yang mampu menampung seluruh angkatan kerja bisa menimbulkan pengangguran, kriminalitas,
yang bersinggungan pula dengan rusaknya moralitas masyarakat.

Karena berhubungan dengan tinggi rendahnya beban negara untuk memberikan


penghidupan yang layak kepada setiap warga negaranya, maka pemerintah memberikan
serangkaian usaha untuk menekan laju pertumbuhan penduduk agar tidak terjadi ledakan
penduduk yang lebih besar. Salah satu cara yang dilakukan oleh pemerintah adalah dengan
menggalakkan program KB (Keluarga Berencana). Program KB pertama kali dilaksanakan pada
masa pemerintahan Soeharto yaitu saat Orde Baru. Melalui KB masyarakat diharuskan untuk
membatasi jumlah kelahiran anak, yaitu setiap keluarga memiliki maksimal dua anak. Tidak
tanggung-tanggung, KB diberlakukan kepada seluruh lapisan masyarakat, dari lapisan bawah
hingga lapisan atas dalam masyarakat. Oleh sebab itu makalah ini disusun untuk mengetahui
seluk beluk mengenai penyelenggaraan KB di Indonesia, mulai dari sejarah, proses pelaksanaan,
kelebihan dan kekurangan dari KB, serta dampak positif maupun dampak negatf dari
pelaksanaan KB

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana Jenis kontrasepsi suntikan ?


2. Bagaimana Efektifitas Kontrasepsi Suntikan ?

1
3. Bagaimana Mekanisme kerja Kontrasepsi Suntikan?
4. Bagaimana Pencegahan infeksi Kontrasepsi Suntikan ?
5. Bagaimana Cara penggunaan dan instruksi Kontrasepsi Suntikan?
6. Bagaimana Efek samping dan penanggulangannya Dari Kontrasepsi Suntikan ?
7. Bagaimana Keuntungan dan kerugian Kontrasepsi Suntikan ?
8. Bagaimana Dokumentasi Dari Penggunaan Kontrasepsi Suntikan ?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui Jenis kontrasepsi suntikan


2. Mengetahui Efektifitas Kontrasepsi Suntikan.
3. Mengetahui Mekanisme kerja Kontrasepsi Suntikan.
4. Mengetahui Pencegahan infeksi Kontrasepsi Suntikan.
5. Mengetahui Cara penggunaan dan instruksi Kontrasepsi Suntikan.
6. Mengetahui Efek samping dan penanggulangannya Dari Kontrasepsi Suntikan.
7. Mengetahui Keuntungan dan kerugian Kontrasepsi Suntikan.
8. Mengetahui Dokumentasi Dari Penggunaan Kontrasepsi Suntikan.

2
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Pelayanan Kontrasepsi dengan Metode Hormonal ( Kontrasepsi Suntikan )

Kontrasepsi hormonal merupakan salah satu metode kontrasepsi yang paling efektif dan
reversibel untuk mencegah terjadinya konsepsi (Baziad, 2008). Kontrasepsi hormonal
merupakan kontrasepsi dimana estrogen dan progesteron memberikan umpan balik terhadap
kelenjar hipofisis melalui hipotalamus sehingga terjadi hambatan terhadap folikel dan proses
ovulasi (Manuaba, 2010).

2.2 Jenis Kontrasepsi Suntikan

2.2.1 Suntikan Progestin

Kontrasepsi suntikan berdaya kerja lama hanya mengandung progestin dan banyak
dipakai sekarang ini adalah :

1) DMPA ( Depot Medroxyprogesteron Asetat ) atau Depo Provera, diberikan sekali


setiap 3 bulan dengan dosis 150mg. Disuntikan secara intramuscular didaerah
bokong.

2) NET-EN ( Norethindrone enanthate ) atau Depo Noristerat : diberikan dalam dosis


200mg sekali setiap 8 minggu atau setiap 8 minggu untuk 6 bulan pertama (3kali
suntikan pertama ), kemudian selanjutnya sekali setiap 12 minggu.

A. Profil kontrasepsi Suntikan Progestin :

Sangat efektif, aman, dapat dipakai oleh semua perempuan dalam usia reproduksi,
kembalinya kesuburan lebih lambat , kira – kira 4 bulan, tidak menekan ASI sehingga
cocok untuk masa laktasi.

3
B. Mekanisme Kerja Suntikan Progestin

Mencegah ovulasi , lender serviks menjadi kental dan sedikit sehingga menurunkan
kemampuan penetrasi spermatozoa, membuat endometrium tipis dan atrofi sehingga
kurang baik untuk implementasi ovum yang telah dibuahi , mempengaruhi kecepatan
transport ovum oleh tuba Fallopi.

C. Efektivitas Suntikan Progestin

Baik DMPA maupun NET EN memiliki efektivitas yang tinggi dengan 0,3 kehamilan
per 100 perempuan pertahun asal penyuntikan dilakukan secara benar – benar sesuai
jadwal yang telah ditentukan.

D. Keterbatasan Suntikan Progestin :

1) Sering ditemukan gangguan haid. Pola haid yang normal dapat berubah menjadi
amenorea perdarahan tidak teratur, perdarahan bercak, perubahan dalam frekuensi ,
lama dan banyaknya darah yang keluar , atau tidak haid sana sekali.

2) Pada waktu tertentu harus kembali untuk mendapat suntikan

3) Tidak dapat dihentikan sewaktu – waktu sebelum suntikan berikut

4) Peningkatan berat badan

5) Tidak menjamin perlindungan terhadap infeksi menular seksual, inveksi HIV,


hepatitis virus B

6) Setelah pemakaian dihentikan kesuburan terlambat kembali karena pelepasan obat


suntikan dari depannya belum habis

E. Menggunakan Kontrasepsi Suntikan Progestin :

1) Usia reproduksi, nulipara dan yang telah memiliki anak

2) Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan memiliki efektivitas tinggi


4
3) Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai

4) Setelah melahirkan dan tidak menyusui

5) Setelah abortus

6) Telah mempunyai banyak anak tetapi belum menginginkan tubektomi

7) Perokok

8) Tekanan darah 180/110, masalah gangguan npembekuan darah atau anemia bulan
sabit

9) Menggunakan obat untuk epilepsy ( fenitoin dan barbiturate ) atau obat untuk
tuberculosis ( rifampisin )

10) Tidak dapat menggunakan alat kontrasepsi yang mengandung esterogen

11) Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi

12) Mendekati usia menoupause dan tidak mau atau tidak

13) Anemia defisiensi besi

F. Yang Tidak Boleh Menggunakan Kontrasepsi Progestin :

1) Hamil atau dicurigai hamil karena resiko kecacatan pada janin 7 per 100.000
kelahiran.

2) Perdarahn pervaginam yang belum jelas penyebabnya

3) Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid , terutama amenorea

4) Menderita kanker paudara atau riwayatkanker payudara

5) Diabetes mellitus disertai komplikasi

6) Kanker pada traktus genitalia

7) Waktu mulai penggunaan kontrasepsi suntikan progestin

5
8) Setiap saat selama siklus haid , asal ibu tersebut diyakini tidak hamil, mulai hari
pertama sampai hari ke-7 siklus haid

9) Pada ibu yang tidak haid, asalkan ibu tersebut tidak hamil , suntikan pertama dapat
diberikan setiap saat. Selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh bersenggama.

10) Perempuan yang menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin mengganti
dengan kontrasepsi suntikan . bila kontrasepsi sebelumnya dipakai dengan benar dan
ibu tidak hamil, suntikan pertama dapat segera diberikan. Tidak perlu menunggu haid
berikutnya datang.

11) Bila ibu sedang menggunakan kontrasepsi lain dan ingin menggantinya dengan
kontrasepsi suntikan yang lain lagi, kontrasepsi suntikan yang akan diberikan dimulai
pada saat jadwal kontrasepsi suntikan yang sebelumnya.

12) Ibu yang menggunakan kontrasepsi non hormonal dan ingin menggantinya dengan
kontrasepsi hormonal, suntikan pertama kontrasepsi hormonal yang akan diberikan
dapat segera disuntikkan , asal saja ibu tidak hamil. Pemberiannya tidak perlu
menunggu haid berikutnya datang. Bila ibu disuntik setelah hari ke 7 haid, maka
selama tujuh hari setelah suntikan ibu tidak boleh bersenggama.

G. Cara Penggunaan Suntikan Progestin

1) Menyuntikkan hormon progestin di bokong atau lengan, penyuntikan secara IM 90⸰,


apabila suntikan diberikan terlalu dangkal , penyerapan kontasepsi akan lambat serta
tidak bekerja segera dan efektif dan sebaiknya tidak diurut setelah penyuntikan.

2) Suntik 3 bulanan sebaiknya tidak digunakan lebih dari empat tahun

3) Apabila terlambat mendapatkan suntik segera temui tenaga kesehatan

H. Intruksi untuk Suntikan Progestin

1) Klien harus kembali ke tenaga kesehatan untuk mendapatkan suntikan kembali setiap
12 minggu

6
2) Bila tidak haid lebih dari 2 bulan, klien harus kembali ke tenaga kesehatan untuk
memastikan hamil atau tidak.

3) Jelaskan efek samping tersering yang didapat pada penyuntikan dan yang harus
dilakukan bila tersebut terjadi. Bila mengeluh mual, sakit kepala, atau nyeri
payudara, serta perdarahan, informasikan bila keluhan tersebut ditemukan dan akan
hilang pada suntikan ke-2 atau ke-3.

4) Bila sedang menggunakan obat-obatan TBC atau epilepsy, obat-obatan tersebut dapat
mengganggu efektivitas kontrasepsi yang sedang digunakan.

I. Efek samping suntik progestine

Efek samping Penanggulangan

Amenora (tidak terjadi  Bila tidak hamil pengobatan apapun


perdarahan./ spooting) tidak perlu. Jelaskan bahwa darah haid
tidak terkumpul dalam Rahim. Nasihati
untuk datang ke klinik

 Bila terjadi kehamilan, hentikan


penyuntikan

 Bila terjadi kehamilan ektopik, segera


rujuk pasien

 Jangan berikan terapi hormonal untuk


menimbulkan perdarahan/ haid karena
tidak akan berhasil.

Perdarahan/ perdarahan bercak  Informasikan bahwa perdarahan ringan


(spotting) sering dijumpai, tetapi hal ini bukanlah
masalah serius, dan biasanya tidak
memerlukan pengobatan. Bila klien tidak
dapat menerima perdarahan tersebut dan
ingin melanjutkan suntikan maka dapat

7
disarankan 2 pilihan pengobatan :
- 1 siklus pil kontrasepsi kombinasi (30-
35 µg etinilestradiol), ibuprofen
(sampai 800 mg, 3 x/hari untuk 5 hari),
atau obat sejenis lain. Jelaskan bahwa
selesai pemberian pil kontrasepsi
kombinasi dapat terjadi perdarahan
banyak selama pemberian suntikan
ditangani dengan pemberian 2 tablet pil
kontrasepsi kombinasi/hari selama 3-7
hari dilanjutkan dengan 1 siklus pil
kontrasepsi hormonal, atau diberi 50
µg etinilestradiol atau 1,25 mg estrogen
equin konjugasi untuk 14-21 hari
Meningkatnya atau menurunya  Informasikan bahwa kenaikan/penurunan berat
berat badan badan sebanyak 1-2 kg dapat saja terjadi.
Perhatikan diet klien bila perubahan berat
badan terlalu mencolok. Bila berat badan
berlebihan, hentikan suntikan dan anjurkan
metode kontrasepsi lain.

J. Keuntungan suntikan Progestin (suntik 3 bulan) menurut Saifuddin (2010)

1) Sangat efektif

2) Pencegahan kehamilan jangka panjang

3) Tidak berpengaruh pada hubungan suami-istri

4) Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit


janntung dan gangguan pembekuan darah

5) Tidak memiliki pengaruh terhdap ASI

8
6) Klien tidak perlu menyimpan obat suntik

7) Dapat digunakan oleh perempuan >35 tahun sampai perimenopouse

8) Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik

9) Menurunkan kejadian jinak payudara

10) Mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul

11) Menurunlan krisis anemia bulan sabit (Sickle cell)

K. Kerugian suntikan progestin

1) sering ditemukan gangguan haid seperti sirklus haid memendek atau memanjang
perdarahan banyak atau sedikit, perdarahan banyak atau sedikit, perdarahan tidak
teratur atau perdarahan bercak (spooting), aau tidak haid sama sekali.

2) Klien sangat bergantung pada tempat sarana pelayanan kesehatan

3) Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikut

4) Permasalahan tentang berat badan

5) Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan IMS, Hepatitis B, virus,atau


HIV

6) Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian karena belum


habisnya pelepasan obat suntikan dari deponya (tempat suntikan). Bisa
membutuhkan waktu hingga setahun setelah dihentikan jika ingin kembali subur.
Hal ini membuat kontrasepsi jenis ini tidak dianjurkan untuk mereka yang ingin
segera memiliki anak.

7) Penggunaan jangka panjang dapat menurunlan kepadatan tulang (densitas),


menimbulkan kekeringan pada vagina, nervositas, jerawat.

2.2.2 Suntikan Kombinasi


9
Jenis suntikan kombinasi adalah 25mg Depo Medroksiprogesteron Asetat dan 5mg
Estradiol Sipionat yang diberikan injeksi intramuscular sebulan sekali ( Cyclofem ) , dan
50mg Noretindron Enantat dan 5mg Estradiol valerat yang diberikan dengan injeksi
intramuscular sebulan sekali.

A. Mekanisme Kerja :

1) Mengentalkan lender serviks sehingga menggangu penetrasi sperma

2) Menekan ovulasi

3) Endometrium menjadi atrofi sehingga implantasi terganggu

4) Menghambat transportasi gamet oleh tuba

B. Yang Boleh menggunakan Suntikan Kombinasi :

1) Usia reproduksi , telah memiliki anak maupun belum

2) Ingin menggunakan kontrasepsi dengan efektifitas tinggi

3) Memberikan asi pasca persalinan > 6 bulan

4) Pasca persalinan tetapi tidak menyusui

5) Anemia

6) Nyeri haid hebat , haid tidak teratur

7) Riwayat kehamilan ektopik

8) Sering lupa minum pil

C. Yang Tidak Boleh menggunakan Suntikan Kombinasi :

1) Hamil atau diiduga hamil

2) Menyusui, kurang dari 6 minggu pasca persalinan

3) Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya

10
4) Panyakit hati akut ( hepatitis )

5) Usia kurang dari 35 tahun dan merokok

6) Riwayat penyakit jantung , stoke atau dengan tekanan darah tinggi (180/110mmhg)

7) Riwayat kelainan tromboemboli, riwayat kencing manis >20 tahun

8) Kelainan pembulu darah yang meyebabkan sakit kepala dan migrant

9) Keganasan pada payudara

Waktu Mulai menggunakan Suntikan kombinasi

D. Cara Penggunaan Suntikan Kombinasi

1) Menyuntikkan hormon progesteron dan estrogen setiap 28 hari, di bokong, atau


lengan secara IM. Sebaiknya tidak diurut setelah penyuntikan.

2) Suntik bulanan sebaiknya tidak digunakan lebih dari empat tahun

3) Bagi ibu yang memberikan ASI secara eksklusif, maka suntik bulanan diberikan 6
bulan pasca persalinan. Bagi ibu yang tidak memberikan ASI secara eksklusif, maka
suntik bulanan diberikan 6 minggu pasca persalinan. Pemberian Suntik KB bulanan
harus dilakukan secara teratur oleh tenaga kesehatan.

4) Apabila terlambat mendapatkan suntik segera temui tenaga kesehatan

E. Intruksi untuk klien suntikan kombinasi


1) Klien harus kembali ke tenaga kesehatan untuk mendapatkan suntikan kembali setiap
4 minggu

2) Bila tidak haid lebih dari 2 bulan, klien harus kembali ke tenaga kesehatan untuk
memastikan hamil atau tidak.

3) Jelaskan efek samping tersering yang didapat pada penyuntikan dan yang harus
dilakukan bila tersebut terjadi. Bila mengeluh mual, sakit kepala, atau nyeri payudara,

11
serta perdarahan, informasikan bila keluhan tersebut ditemukan dan akan hilang pada
suntikan ke-2 atau ke-3.

4) Bila sedang menggunakan obat-obatan TBC atau epilepsy, obat-obatan tersebut dapat
mengganggu efektivitas kontrasepsi yang sedang digunakan.

F. Efek samping dan Penanggulangan suntikan Kombinasi

1) Perubahan Siklus Menstruasi

Suntik KB dapat menyebabkan terjadinya perubahan siklus menstruasi, baik menjadi lebih
panjang maupun lebih pendek. Pada penggunaan pertama, terjadi haid berkepanjangan, flek
(spotting), lalu haid akan menjadi jarang atau berhenti sama sekali. Ini adalah efek samping
yang tidak berbahaya, sehingga tidak perlu dikhawatirkan. Berhentinya menstruasi tidak
berarti “darah kotor” menstruasi menumpuk. Kontrasepsi hormonal menekan penebalan
dinding rahim yang biasanya luruh dalam bentuk darah menstruasi, sehingga tidak ada
“darah” yang harus diluruhkan.

2) Kenaikan Berat Badan

Kenaikan berat badan pada akseptor KB suntik berkisar antara 1-2 kilogram per tahun.
Penyebabnya, hormon progesteron pada KB suntik dapat menambah nafsu makan dengan
cara memengaruhi pusat pengendali nafsu makan di hipotalamus. 

3) Kamu bisa melakukan adaptasi dengan cara mengatur pola makan dengan memperbanyak
sayur dan buah-buahan supaya cepat kenyang. Tidak lupa, jadwalkan olahraga rutin supaya
berat badan tetap di angka ideal.

4) Gairah Sex Menurun

Satu cara kerja hormon progesteron adalah mengentalkan lendir pada vagina. Selain itu,
suntikan progestin dapat mengubah makanan yang mengandung karbohidrat menjadi lemak
yang sulit bereaksi terhadap air. Artinya, semakin banyak kadar lemak di badan semakin
sedikit pula kadar air di tubuhnya. Hal ini membawa pengaruh pada vagina yang menjadi
lebih kering.  Kondisi ini mampu menimbulkan rasa sakit pada saat berhubungan seksual. 

12
5) Kepadatan Tulang Berkurang

Menurut jurnal penelitian yang dipublikasikan oleh The American College of Obstetricians


and Gynecologists,   penggunaan KB suntik dalam jangka waktu yang lama dapat
menyebabkan terjadinya penipisan tulang. Penyebab ini bisa memicu penurunan kepadatan
tulang (osteoporosis). Meski begitu, tidak akan sampai pada risiko patah tulang. Seharusnya,
dengan menjaga konsumsi makanan yang mengandung Vitamin D dan kalsium, efek negatif
dari suntik KB ini bisa diminimalisir.   

6) Timbul jerawat

Perubahan hormon yang terjadi akibat KB suntik dapat menyebabkan gangguan pada kulit,
seperti munculnya jerawat. Hormon progesteron dapat menyebabkan sekresi pada kelenjar
minyak dan lemak di wajah secara berlebihan. 

Efeknya, timbullah jerawat sebagai akibat dari penyumbatan pori-pori. Untuk mengurangi
kemungkinan timbulnya jerawat, jagalah kebersihan wajah dengan rajin mencuci muka
sebelum tidur untuk membersihkan sisa make up atau kotoran yang menempel setelah
beraktivitas. Kamu juga bisa menggunakan masker alami seperti jeruk nipis, lemon, atau
menggosokkan irisan jahe untuk meredakan  peradangan.

7) Membuat ASI kering

Pemakaian KB hormonal, termasuk suntik KB, sebaiknya memang ditunda hingga 6 bulan
pasca persalinan. JIka memilih suntik KB, sebaiknya juga menggunakan suntik KB 3 bulan
yang hanya mengandung progestin saja agar tidak mengganggu produksi ASI. Pemakaian
KB hormonal, termasuk suntik KB, sebaiknya memang ditunda hingga 6 bulan pasca
persalinan. JIka memilih suntik KB, sebaiknya juga menggunakan suntik KB 3 bulan yang
hanya mengandung progestin saja agar tidak mengganggu produksi ASI.ASI kering
disebabkan adanya kandungan hormone estrogen, sehingga dapat mempengaruhi produksi
dan pengeluaran ASI

G. Keuntungan Suntikan Kombinasi (Suntik 1 Bulan)

1. Keuntungan Kontasepsi
13
1) Risiko terhadap kesehatan kecil

2) Tidak berpengaruh pada hubungan suami-istri

3) Tidak diperlukan pemeriksaan dalam

4) Jangka panjang

5) Efek samping sangat kecil

6) Klien tidak perlu menyimpan obat suntik

2. Keuntungan nonkontrasepsi

1) Mengurangi jumlah perdarahan

2) Mengurangi nyeri haid

3) Mencegah anemia

4) Khasiat pencegah terhadap kanker ovarium dan kanker endometrium

5) Mengurangi penyakit payudara jinak dan kista ovarium

6) Mencegah kehamilan ektopik

7) Melindungi dari jenis-jenis tertentu penyakit radang panggul

H. Kerugian

1) Terjadi perubahan ada pola haid seperti tidak teratur, perdarahan bercak/spotting atau
perdarahan sampai 10 hari

2) Mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan, dan keluhan seperti ini akan hilang setalah
suntikan kedua dan ketiga

3) Ketergantungan klien terhadap pelayanan kesehatan. Klien harus kembali setiap 30 hari
untuk mmendapakan suntikan

14
4) Efektivitasnya berkurang bila digunakan bersamaan dengan obat-obat epilepsy atau
tuberculosis

5) Dapat terjadi efek samping yang serius, seperti jantung, stroke, bekuan darah pada paru
atau otak , dan kemungkinan timbulnya tumor hati

6) Penambahan berat badan

7) Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular seksual, hepatitis B,


atau HIV

8) Kemungkinan terlambatnya pemuoihan kesuburan setelah penghentian


pemakaian.Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian karena
belum habisnya pelepasan obat suntikan dari deponya (tempat suntukan)

9) Penggunaan jangka panjang dapat menurunlan kepadatan tu;ang (densitas),


menimbulkan kekeringan pada vagina, nervositas, jerawat.

2.3 Dokumentasi

Pencatatan atau pendokumentasian dilakukan secara lengkap, akurat, singkat dan jelas
mengenai keadaan atau kejadian yang ditemukan dan dilakukan dalam memberikan asuhan
kebidanan pada formulir yang tersedia dan ditulis dalam bentuk SOAP.

1. S : data subjektif, mencatat hasil anamnesa dengan klien

Data subjektif adalah data yang didapatkan dari klien sebagai suatu pendapat terhadap
situasi dan kejadian, informasi tersebut tidak dapat ditentukan oleh tenaga kesehatan secara
independent tetapi melalui suatu sistem interaksi atau komunikasi (Nursalam, 2009). Biasanya
diperoleh dari anamnesa yaitu tanya jawab antar klien dan tenaga kesehatan. Seperti :

1) Identitas Klien dan suami (Menurut nursalam (2009)), terdiri dari

a) Nama : untuk mengenal pasien

15
b) Umur : untuk mengetahui faktor resiko. Pada akseptor KB suntik 3
bulanan itu dapat diberikan pada usia reproduksi dan pada usia > 35 tahun sampai
perimenopause. (Saifudddin, 2010)
c) Agama : untuk memberikan motivasi pasien sesuai dengan agamanya.
d) Suku/Bangsa : untuk mengetahui faktor pembawa ras.
e) Pendidikan : mengetahui tingkat intelektual.
f) Pekerjaan : mengetahui keadaan sosial ekonomi
g) Alamat : mengetahui lingkungan tempat tinggal

2) Alasan kunjungan
Alasan yang menyebabkan klien berobat (Wiknjosastro, 2010). Keluhan utama
adalah mengetahui keluhan yang diraskan saat pemeriksaan. (Varney,2007).
3) Riwayat perkawinan
Untuk mengetahui klien pernah menikah, berapa kali menikah, usia waktu pertama
menikah dan jumlah anak hasil dari pernikahan klien.
4) Riwayat menstruasi
Untuk mengetahui lama menstruasi, banyak darah menstruasi, keluhan – keluhan
yang dirasakan pada waktu menstruasi. Hal ini dinyatakan dengan maksud untuk
memperoleh gambaran mengenai fungsi alat kontrasepsi (Nursalam, 2009).
5) Riwayat obstetri
Untuk mengetahui apakah keadaan ibu saat hamil, bersalin, nifas yang lalu
mengalami gangguan atau tidak ( Wheleer, 2004).

6) Riwayat keluarga berencana


Untuk mengetahui apakah ibu sebelumnya pernah menggunakan KB atau belum,
jika pernah lamanya berapa bulan atau tahun dan jenis KB yang digunakan
(Varney, 2007).

7) Riwayat kesehatan
Meliputi riwayat penyakit sekarang dan dahulu, riwayat penyakit sistemik untuk
memastikan bahwa tidak ada kontraindikasi pemakaian KB suntik seperti tekanan
16
darah tinggi, jantung dan diabetes melitus dengan komplikasi. Selain itu juga
tentang riwayat penyakit keluarga, riwayat keturunan kembar dan riwayat operasi
(Nursalam, 2009).
8) Riwayat kebiasaan sehari – hari
Untuk mengetahui bagaimana kebiasaan sehari – hari dalam menjaga kebersihan
dirinya dan bagaiman pola makan sehari – hari apakah terpenuhi gizinya atau tidak
(Farrer, 2006). Kebiasan sehari – hari meliputi:
a) Nutrisi
Dalam mengkaji nutrisi perlu diketahui pola makan yang dahulu dan sekarang
berupa kualitas dan kuantitas frekuensi dan porsi makan (Susilowati, 2008).
b) Personal Hygiene
Untuk mengetahui kebiasaan hidup klien yang dapat meningkatkan
atau memperburuk derajat kesehatan klien. Yang dikaji meliputi : mandi,
keramas, gosok gigi serta kebersihan genitalia. Hal ini dapat membantu
mengetahui apakah terjadi infeksi pada alat genitalia pasien. (Saifuddin,
2010)
c) Pola seksual
Untuk mengetahui kebiasaan hubungan seksual klien dengan suami
dan adakah terdapat kelaiana atau keluhan selama hubungan seksual (Farrer,
2006).
d) Data psikososial dan budaya
Untuk mengetahui apakah ada konflik mental atau tidak selama ibu
menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan (Prawirohardjo, 2005).

2. Data objektif
Data objektif adalah data yang sesungguhnya dapat diobservasi dan diukur oleh tenaga
kesehatan. Meliputi status generalis, pemeriksaan sistematis dan pemeriksaan penunjang
(Nursalam, 2009).
1) Status generalis
a) Keadaan umum
Untuk mengetahui keadaan umum ibu
17
(1) Baik, maka akan ditemukan bahwa pasien kooperatif, gerakannya terarah.
(2) Sedang, maka pasien mersa tegang dan sedikit cemas.
(3) Buruk, mungkin ditemukan kondisi yang tidak kooperatif, bingung, gerakan tidak
terarah, gemetar dan merasa sangat cemas.
b) Kesadaran
Untuk mengetahui tingkat kesadaran ibu
(1) Composmentis adalah sadar sepenuhnya, baik terhadap dirinya maupun
lingkungannya. Pasien dapat menjawab pertanyaan pemeriksa dengan baik.
(2) Somnolen adalah keadaan mengantuk yang masih dapt pulih bila diransang, tapi
bila dirnsang berhenti pasien akan tertidur kembali.
(3) Apatis adalh pasien tampak segan dan acuh tak acuh terhadap lingkungannya.
(4) Koma dalah penurunan kesdaran yang sangat dalam, tidak ada gerakan spontan
dan tidak ada respon terhadap ransangan nyeri (Prihardjo, 2007).
c) Tanda Vital
Pemeriksaan tanda vital, sebagai berikut
(1) Tekanan darah : untuk mengetahui faktor resiko hipertensi dan hipotensi. Batas
normalnya 120/80 mmHg. (Saifuddin, 2010)
(2) Suhu :
(3) Respirasi :
(4) Nadi :
d) Tinggi badan
Untuk mengetahui tinggi badan ibu dan untuk BMI (Nursalam, 2009).
e) Berat badan
Untuk mengetahui berat badan ibu. Pada akseptor KB suntik 3 bulan berat
badan dapat meningkat atau menurun (Nursalam, 2009).
2) Pemeriksaan sistematis
Adalah pemeriksaan dengan melihat klien dari ujung rambut sampai ujung kaki
(Nursalam, 2009), meliputi :
a) Wajah : keadaan muka pucat atau tidak adakah kelainan, adakah oedema
(Wiknjosastro, 2010).

18
b) Mata : untuk mengetahui apakah konjuntiva warna merah muda dan sklera warna putih
(Nursalam, 2009).
c) Mulut : ada stomatitis atau tidak, keadaan gigi ada karies atau tidak, gusi berdarh
atau tidak (Nursalam, 2009)
d) Leher : Adakah pembesaran kelenjar thyroid, ada benjolan atau tidak (Nursalam,
2009).
e) Dada : untuk mengetahui apakah ada retraksi dada kanan kiri saat bernafas, apakah
payudara simetris atau tidak, apakah ada benjolan atau tidak (Nursalam, 2009).
f) Axila : untuk mengetahui apakah ada benjolan atau tidak, terdapat nyeri atau tidak
(Nursalam, 2009).
g) Abdomen : Adakah luka bekas operasi atau tidak, adakah benjolan atau tidak, palpasi
dilakukan untuk memastikan tidak terjadi kehamilan.
h) ektremitas

3) Pemeriksaan penunjang
Dilakukan PPtest untuk mengetahui ibu hamil atau tidak jika terjadi amenorea
(Nursalam, 2009).

Analisa /assasment : hasil, analisa, mencatat diagnosaan masalah kebidanan


Penatalaksanaan :
Dalam proses penatalaksanan asuhan secara menyeluruh juga dilakukan
identifikasi beberapa data yang tidak lengkap agar pelaksanaan secara menyeluruh dapat
berhasil. Penatalaksanan
a. Beritahu hasil pemeriksaan kesehatan pada ibu
R / Dapat mengurangi kecemasan ibu terhadap kondisi kesehatannya
b. Berikaan obat suntikan 1 atau 3 bulan ( sesuair reseptor KB)
Langkah-langkahnya :
1) Jagalah privasi klien.
2) Cuci tangan dengan sabun dan bilas dengan air mengalir. Keringkan dengan
handuk atau diangin-anginkan.

19
3) Lakukan pengocokan pada vial KB suntik 3 bulan secara lembut sehingga
obat dapat tercampur rata.
4) Buka dan buang tutup kaleng pada pada vial yang menutupi karet. Hapus karet
yang ada dibagian atas vial dengan kapas alkohol, biarkan kering.
5) Bila menggunakan jarum dan semprit suntik sekali pakai, segera buka plastiknya
Pasang jarum pada semprit suntik dengan memasukan jarum pada mulut semprit
penghubung.
6) Balikan vial dengan mulut vial ke bawah, masukan cairan suntik dalam semprit.
Gunakan jarum yang sama untuk menghisap kontrasepsi sunti dan dan
menyuntikan pada klien.
7) Tentukan daerah penyuntikan apabila di bokong yaitu pada 1/3 SIAS
8) Bersihkan kulit yang akan disuntik dengan kapas alkohol, dan biarkan kering
sebelum disuntik.
9) Suntikan obat suntik 1atau 3 bulan (sesuai reseptor KB) melalui intramuscular
dengan sudut 90 derajat.
10) Cabut jarum dan jangan memijat daerah suntikan
11) Buang sampah sesuai pada tempat yang sudah disediakan.

a. Isikan tanggal kembali, hasil dari berat badan dan tekanan darah pada kartu akseptor ibu
dan buku register.
R/ Dapat menerapkan fungsi dependen dan dokumentasi.
b. Beritahu ibu untuk melakukan kunjungan ulang untuk mendapatkan suntikan KB suntik
bulan berikutnya
R / Efektifitas konterasepsi KB suntik akan hilang dalam jangka waktu dan ibu
memiliki resiko untuk terjadi kehamilan

20
2.3.1 Contoh SOAP KB 3 BULAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA ASEPTOR KB SUNTIK 3 BULAN

PUSKESMAS MULIA INDAH

Tanggal : 15-01-2017

Tempat : Ruang KB

IDENTITAS

Nama : Ny. Z Nama Suami : Tn. I

Umur : 29 tahun Umur : 30 tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Karyawan Swasta

Alamat : Jl. Perkembangan Barat 8/9 Alamat : Jl. Perkembangan Barat 8/9

SUBJEKTIF

1. Ibu mengatakan ingin kb suntik 3 bulan

2. Ibu mengatakan bahwa ini merupakan kunjungan ulang

3. Ibu mengatakan memiliki 2 anak, dan usia anak terakhir 3 tahun

4. Ibu mengatakan tidak merokok dan tidak mengkonsumsi alcohol

5. Ibu mengatakan saat ini tidak sedang menyusui

21
6. Ibu mengatakan tidak menderika penyakit jantung, diabetes, hipertensi, ataupun masalah
serius pada payudara

OBJEKTIF

1. Pemeriksaan Umum

a) Keadaan Umum : Baik

b) Kesadaran : Compos Mentis

c) Keadaan Emosiional : Stabil

d) Berat badan : 67 kg

e) Tinggi badan : 162 cm

f) Tanda-tanda vital :

- TD : 120/80 mmHg S: 36,8 ˚C

- RR :20x/menit N :85 x/ menit

2. Pemeriksaan Fisik

a) Wajah : tidak ada oedema, tidak pucat, tidak ada bekas luka operasi

b) Mata : Konjungtiva merah muda, sclera tidak ikterik

c) Mulur : tidak ada karies gigi dan tidak ada gusi berdarah

d) Leher : tidak terdapat pembengkakan kelenjar tyroid dan getah bening

e) Dada : tidak ada bunyi wheezing


f) Axila : tidak terdapat nyeri atau benjolan pada axila
g) Abdomen : tidak memiliki luka bekas operasi,
h) Ektremitas : tidak ada oedema, tidak ada varises

22
ANALISA

P2A0 Aseptor KB suntik 3 bulan

PENATALAKSANAAN

1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam keadaan baik. Ibu mengerti

2. Melakukan Informed Concent. Ibu mengerti

3. Jagalah privasi klien. Sudah dilakukan

4. Cuci tangan dengan sabun dan bilas dengan air mengalir. Sudah dilakukan

5. Menyiapkan alat seperti spuit 3 cc, vial KB suntik 3 bulan Depo Medroxyprogesteron
Asetat dan kapas alcohol. Sudah dilakukan

6. Melakukan pengocokan pada vial KB suntik 3 bulan secara lembut sehingga obat
dapat tercampur rata

7. Melakukan penyuntikan Depo Medroxyprogesteron Asetat 3 cc di 1/3 SIAS secara IM.


Sudah dilakukan

8. Cabut jarum dan jangan memijat daerah suntikan, kemudian buang sampah sesuai pada
tempat yang sudah ditentukan.

9. Memberitahu ibu jadwal kunjungan ulang pada tanggal 9 april 2017. Ibu mengerti dan
bersedia datang

10. Melakukan pendokumentasian. Sudah dilakukan

23
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Kontrasepsi suntikan adalah salah satu cara untuk mencegah terjadinya kehamilan dengan
suntikan hormonal. Cara kerja KB suntik adalah dengan menghalangi terjadinya ovulasi/masa
subur dengan menghentikan keluarnya sel telur dari indung telur. Lender vaginapun menjadi
lebih kental sehingga mempersulit sperma untuk masuk kedalam Rahim dengan demikian
kontrasepsi suntik mencegah terjadinya pertemuan sel telur dan sperma.

3.2 SARAN

Melalui makalah ini, penulis berharap agar para bidan maupun calon bidan menjalankan
profesionalitas pekerjaannya sesuai kode etik kebidanan, antara lain menjunjung tinggi martabat
dan citra profesi, menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota, dan meningkatkan mutu
profesi.

24
DAFTAR PUSTAKA

https://skata.info/kontrasepsiku/informasi/suntik-progestin. Diakses pada 7 febuari 2020, pukul 21:00


wib

https://skata.info/kontrasepsiku/informasi/suntik-kombinasi diakses pada 7 febuari 2020, pukul 21:30


wib

https://www.sehatq.com/), diakses pada 8 februari 2020, pukul 13:00

puji,heni dan Ns.Herlyssa.2019.Asuhan Kebidanan Paada Masa Antara Dan Keluarga


Berencana.Jakarta:Aipkind

25

Anda mungkin juga menyukai