Tentang :
“ PELAYANAN KONTRASEPSI DENGAN METODE HORMONAL
(KONTRASEPSI SUNTIKAN)”
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat dan inayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Pelayanan
Kontrasepsi Dengan Metode Hormonal (Kontrasepsi Suntikan)” ini dalam bentuk maupun isinya
yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan,
petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki
sangat kurang.Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-
masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................1
1.1 Latar Belakang............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................1
1.3 Tujuan.........................................................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI ..........................................................................................3
2.1 Pelayanan Kontrasepsi dengan Metode Hormonal......................................................3
2.2 Jenis Kontrasepsi Suntikan .........................................................................................3
2.2.1 Suntikan Progestin ............................................................................................3
2.2.2 Suntikan Kombinasi .......................................................................................10
2.3 Dokumentasi .............................................................................................................15
2.3.1 SOAP ..............................................................................................................22
Bab III PENUTUP.........................................................................................................25
3.1 Kesimpulan...............................................................................................................25
3.2 Saran.........................................................................................................................25
Daftar Pustaka...............................................................................................................26
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan salah satu negara dengan penduduk terbanyak di dunia. Ledakan
penduduk ini terjadi karena laju pertumbuhan penduduk yang sangat tinggi. Kondisi ini jelas
menimbulkan dua sisi yang berbeda. Disatu sisi kondisi tersebut bisa menjadi salah satu
kekuatan yang besar untuk Indonesia. Tetapi di satu sisi kondisi tersebut menyebabkan beban
negara menjadi semakin besar. Selain menjadi beban negara juga menimbulkan permasalahan
lain. Banyaknya jumlah penduduk yang tidak disertai dengan ketersediaan lapangan pekerjaan
yang mampu menampung seluruh angkatan kerja bisa menimbulkan pengangguran, kriminalitas,
yang bersinggungan pula dengan rusaknya moralitas masyarakat.
1
3. Bagaimana Mekanisme kerja Kontrasepsi Suntikan?
4. Bagaimana Pencegahan infeksi Kontrasepsi Suntikan ?
5. Bagaimana Cara penggunaan dan instruksi Kontrasepsi Suntikan?
6. Bagaimana Efek samping dan penanggulangannya Dari Kontrasepsi Suntikan ?
7. Bagaimana Keuntungan dan kerugian Kontrasepsi Suntikan ?
8. Bagaimana Dokumentasi Dari Penggunaan Kontrasepsi Suntikan ?
1.3 Tujuan
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
Kontrasepsi hormonal merupakan salah satu metode kontrasepsi yang paling efektif dan
reversibel untuk mencegah terjadinya konsepsi (Baziad, 2008). Kontrasepsi hormonal
merupakan kontrasepsi dimana estrogen dan progesteron memberikan umpan balik terhadap
kelenjar hipofisis melalui hipotalamus sehingga terjadi hambatan terhadap folikel dan proses
ovulasi (Manuaba, 2010).
Kontrasepsi suntikan berdaya kerja lama hanya mengandung progestin dan banyak
dipakai sekarang ini adalah :
Sangat efektif, aman, dapat dipakai oleh semua perempuan dalam usia reproduksi,
kembalinya kesuburan lebih lambat , kira – kira 4 bulan, tidak menekan ASI sehingga
cocok untuk masa laktasi.
3
B. Mekanisme Kerja Suntikan Progestin
Mencegah ovulasi , lender serviks menjadi kental dan sedikit sehingga menurunkan
kemampuan penetrasi spermatozoa, membuat endometrium tipis dan atrofi sehingga
kurang baik untuk implementasi ovum yang telah dibuahi , mempengaruhi kecepatan
transport ovum oleh tuba Fallopi.
Baik DMPA maupun NET EN memiliki efektivitas yang tinggi dengan 0,3 kehamilan
per 100 perempuan pertahun asal penyuntikan dilakukan secara benar – benar sesuai
jadwal yang telah ditentukan.
1) Sering ditemukan gangguan haid. Pola haid yang normal dapat berubah menjadi
amenorea perdarahan tidak teratur, perdarahan bercak, perubahan dalam frekuensi ,
lama dan banyaknya darah yang keluar , atau tidak haid sana sekali.
5) Setelah abortus
7) Perokok
8) Tekanan darah 180/110, masalah gangguan npembekuan darah atau anemia bulan
sabit
9) Menggunakan obat untuk epilepsy ( fenitoin dan barbiturate ) atau obat untuk
tuberculosis ( rifampisin )
1) Hamil atau dicurigai hamil karena resiko kecacatan pada janin 7 per 100.000
kelahiran.
5
8) Setiap saat selama siklus haid , asal ibu tersebut diyakini tidak hamil, mulai hari
pertama sampai hari ke-7 siklus haid
9) Pada ibu yang tidak haid, asalkan ibu tersebut tidak hamil , suntikan pertama dapat
diberikan setiap saat. Selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh bersenggama.
10) Perempuan yang menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin mengganti
dengan kontrasepsi suntikan . bila kontrasepsi sebelumnya dipakai dengan benar dan
ibu tidak hamil, suntikan pertama dapat segera diberikan. Tidak perlu menunggu haid
berikutnya datang.
11) Bila ibu sedang menggunakan kontrasepsi lain dan ingin menggantinya dengan
kontrasepsi suntikan yang lain lagi, kontrasepsi suntikan yang akan diberikan dimulai
pada saat jadwal kontrasepsi suntikan yang sebelumnya.
12) Ibu yang menggunakan kontrasepsi non hormonal dan ingin menggantinya dengan
kontrasepsi hormonal, suntikan pertama kontrasepsi hormonal yang akan diberikan
dapat segera disuntikkan , asal saja ibu tidak hamil. Pemberiannya tidak perlu
menunggu haid berikutnya datang. Bila ibu disuntik setelah hari ke 7 haid, maka
selama tujuh hari setelah suntikan ibu tidak boleh bersenggama.
1) Klien harus kembali ke tenaga kesehatan untuk mendapatkan suntikan kembali setiap
12 minggu
6
2) Bila tidak haid lebih dari 2 bulan, klien harus kembali ke tenaga kesehatan untuk
memastikan hamil atau tidak.
3) Jelaskan efek samping tersering yang didapat pada penyuntikan dan yang harus
dilakukan bila tersebut terjadi. Bila mengeluh mual, sakit kepala, atau nyeri
payudara, serta perdarahan, informasikan bila keluhan tersebut ditemukan dan akan
hilang pada suntikan ke-2 atau ke-3.
4) Bila sedang menggunakan obat-obatan TBC atau epilepsy, obat-obatan tersebut dapat
mengganggu efektivitas kontrasepsi yang sedang digunakan.
7
disarankan 2 pilihan pengobatan :
- 1 siklus pil kontrasepsi kombinasi (30-
35 µg etinilestradiol), ibuprofen
(sampai 800 mg, 3 x/hari untuk 5 hari),
atau obat sejenis lain. Jelaskan bahwa
selesai pemberian pil kontrasepsi
kombinasi dapat terjadi perdarahan
banyak selama pemberian suntikan
ditangani dengan pemberian 2 tablet pil
kontrasepsi kombinasi/hari selama 3-7
hari dilanjutkan dengan 1 siklus pil
kontrasepsi hormonal, atau diberi 50
µg etinilestradiol atau 1,25 mg estrogen
equin konjugasi untuk 14-21 hari
Meningkatnya atau menurunya Informasikan bahwa kenaikan/penurunan berat
berat badan badan sebanyak 1-2 kg dapat saja terjadi.
Perhatikan diet klien bila perubahan berat
badan terlalu mencolok. Bila berat badan
berlebihan, hentikan suntikan dan anjurkan
metode kontrasepsi lain.
1) Sangat efektif
8
6) Klien tidak perlu menyimpan obat suntik
1) sering ditemukan gangguan haid seperti sirklus haid memendek atau memanjang
perdarahan banyak atau sedikit, perdarahan banyak atau sedikit, perdarahan tidak
teratur atau perdarahan bercak (spooting), aau tidak haid sama sekali.
A. Mekanisme Kerja :
2) Menekan ovulasi
5) Anemia
10
4) Panyakit hati akut ( hepatitis )
6) Riwayat penyakit jantung , stoke atau dengan tekanan darah tinggi (180/110mmhg)
3) Bagi ibu yang memberikan ASI secara eksklusif, maka suntik bulanan diberikan 6
bulan pasca persalinan. Bagi ibu yang tidak memberikan ASI secara eksklusif, maka
suntik bulanan diberikan 6 minggu pasca persalinan. Pemberian Suntik KB bulanan
harus dilakukan secara teratur oleh tenaga kesehatan.
2) Bila tidak haid lebih dari 2 bulan, klien harus kembali ke tenaga kesehatan untuk
memastikan hamil atau tidak.
3) Jelaskan efek samping tersering yang didapat pada penyuntikan dan yang harus
dilakukan bila tersebut terjadi. Bila mengeluh mual, sakit kepala, atau nyeri payudara,
11
serta perdarahan, informasikan bila keluhan tersebut ditemukan dan akan hilang pada
suntikan ke-2 atau ke-3.
4) Bila sedang menggunakan obat-obatan TBC atau epilepsy, obat-obatan tersebut dapat
mengganggu efektivitas kontrasepsi yang sedang digunakan.
Suntik KB dapat menyebabkan terjadinya perubahan siklus menstruasi, baik menjadi lebih
panjang maupun lebih pendek. Pada penggunaan pertama, terjadi haid berkepanjangan, flek
(spotting), lalu haid akan menjadi jarang atau berhenti sama sekali. Ini adalah efek samping
yang tidak berbahaya, sehingga tidak perlu dikhawatirkan. Berhentinya menstruasi tidak
berarti “darah kotor” menstruasi menumpuk. Kontrasepsi hormonal menekan penebalan
dinding rahim yang biasanya luruh dalam bentuk darah menstruasi, sehingga tidak ada
“darah” yang harus diluruhkan.
Kenaikan berat badan pada akseptor KB suntik berkisar antara 1-2 kilogram per tahun.
Penyebabnya, hormon progesteron pada KB suntik dapat menambah nafsu makan dengan
cara memengaruhi pusat pengendali nafsu makan di hipotalamus.
3) Kamu bisa melakukan adaptasi dengan cara mengatur pola makan dengan memperbanyak
sayur dan buah-buahan supaya cepat kenyang. Tidak lupa, jadwalkan olahraga rutin supaya
berat badan tetap di angka ideal.
Satu cara kerja hormon progesteron adalah mengentalkan lendir pada vagina. Selain itu,
suntikan progestin dapat mengubah makanan yang mengandung karbohidrat menjadi lemak
yang sulit bereaksi terhadap air. Artinya, semakin banyak kadar lemak di badan semakin
sedikit pula kadar air di tubuhnya. Hal ini membawa pengaruh pada vagina yang menjadi
lebih kering. Kondisi ini mampu menimbulkan rasa sakit pada saat berhubungan seksual.
12
5) Kepadatan Tulang Berkurang
6) Timbul jerawat
Perubahan hormon yang terjadi akibat KB suntik dapat menyebabkan gangguan pada kulit,
seperti munculnya jerawat. Hormon progesteron dapat menyebabkan sekresi pada kelenjar
minyak dan lemak di wajah secara berlebihan.
Efeknya, timbullah jerawat sebagai akibat dari penyumbatan pori-pori. Untuk mengurangi
kemungkinan timbulnya jerawat, jagalah kebersihan wajah dengan rajin mencuci muka
sebelum tidur untuk membersihkan sisa make up atau kotoran yang menempel setelah
beraktivitas. Kamu juga bisa menggunakan masker alami seperti jeruk nipis, lemon, atau
menggosokkan irisan jahe untuk meredakan peradangan.
Pemakaian KB hormonal, termasuk suntik KB, sebaiknya memang ditunda hingga 6 bulan
pasca persalinan. JIka memilih suntik KB, sebaiknya juga menggunakan suntik KB 3 bulan
yang hanya mengandung progestin saja agar tidak mengganggu produksi ASI. Pemakaian
KB hormonal, termasuk suntik KB, sebaiknya memang ditunda hingga 6 bulan pasca
persalinan. JIka memilih suntik KB, sebaiknya juga menggunakan suntik KB 3 bulan yang
hanya mengandung progestin saja agar tidak mengganggu produksi ASI.ASI kering
disebabkan adanya kandungan hormone estrogen, sehingga dapat mempengaruhi produksi
dan pengeluaran ASI
1. Keuntungan Kontasepsi
13
1) Risiko terhadap kesehatan kecil
4) Jangka panjang
2. Keuntungan nonkontrasepsi
3) Mencegah anemia
H. Kerugian
1) Terjadi perubahan ada pola haid seperti tidak teratur, perdarahan bercak/spotting atau
perdarahan sampai 10 hari
2) Mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan, dan keluhan seperti ini akan hilang setalah
suntikan kedua dan ketiga
3) Ketergantungan klien terhadap pelayanan kesehatan. Klien harus kembali setiap 30 hari
untuk mmendapakan suntikan
14
4) Efektivitasnya berkurang bila digunakan bersamaan dengan obat-obat epilepsy atau
tuberculosis
5) Dapat terjadi efek samping yang serius, seperti jantung, stroke, bekuan darah pada paru
atau otak , dan kemungkinan timbulnya tumor hati
2.3 Dokumentasi
Pencatatan atau pendokumentasian dilakukan secara lengkap, akurat, singkat dan jelas
mengenai keadaan atau kejadian yang ditemukan dan dilakukan dalam memberikan asuhan
kebidanan pada formulir yang tersedia dan ditulis dalam bentuk SOAP.
Data subjektif adalah data yang didapatkan dari klien sebagai suatu pendapat terhadap
situasi dan kejadian, informasi tersebut tidak dapat ditentukan oleh tenaga kesehatan secara
independent tetapi melalui suatu sistem interaksi atau komunikasi (Nursalam, 2009). Biasanya
diperoleh dari anamnesa yaitu tanya jawab antar klien dan tenaga kesehatan. Seperti :
15
b) Umur : untuk mengetahui faktor resiko. Pada akseptor KB suntik 3
bulanan itu dapat diberikan pada usia reproduksi dan pada usia > 35 tahun sampai
perimenopause. (Saifudddin, 2010)
c) Agama : untuk memberikan motivasi pasien sesuai dengan agamanya.
d) Suku/Bangsa : untuk mengetahui faktor pembawa ras.
e) Pendidikan : mengetahui tingkat intelektual.
f) Pekerjaan : mengetahui keadaan sosial ekonomi
g) Alamat : mengetahui lingkungan tempat tinggal
2) Alasan kunjungan
Alasan yang menyebabkan klien berobat (Wiknjosastro, 2010). Keluhan utama
adalah mengetahui keluhan yang diraskan saat pemeriksaan. (Varney,2007).
3) Riwayat perkawinan
Untuk mengetahui klien pernah menikah, berapa kali menikah, usia waktu pertama
menikah dan jumlah anak hasil dari pernikahan klien.
4) Riwayat menstruasi
Untuk mengetahui lama menstruasi, banyak darah menstruasi, keluhan – keluhan
yang dirasakan pada waktu menstruasi. Hal ini dinyatakan dengan maksud untuk
memperoleh gambaran mengenai fungsi alat kontrasepsi (Nursalam, 2009).
5) Riwayat obstetri
Untuk mengetahui apakah keadaan ibu saat hamil, bersalin, nifas yang lalu
mengalami gangguan atau tidak ( Wheleer, 2004).
7) Riwayat kesehatan
Meliputi riwayat penyakit sekarang dan dahulu, riwayat penyakit sistemik untuk
memastikan bahwa tidak ada kontraindikasi pemakaian KB suntik seperti tekanan
16
darah tinggi, jantung dan diabetes melitus dengan komplikasi. Selain itu juga
tentang riwayat penyakit keluarga, riwayat keturunan kembar dan riwayat operasi
(Nursalam, 2009).
8) Riwayat kebiasaan sehari – hari
Untuk mengetahui bagaimana kebiasaan sehari – hari dalam menjaga kebersihan
dirinya dan bagaiman pola makan sehari – hari apakah terpenuhi gizinya atau tidak
(Farrer, 2006). Kebiasan sehari – hari meliputi:
a) Nutrisi
Dalam mengkaji nutrisi perlu diketahui pola makan yang dahulu dan sekarang
berupa kualitas dan kuantitas frekuensi dan porsi makan (Susilowati, 2008).
b) Personal Hygiene
Untuk mengetahui kebiasaan hidup klien yang dapat meningkatkan
atau memperburuk derajat kesehatan klien. Yang dikaji meliputi : mandi,
keramas, gosok gigi serta kebersihan genitalia. Hal ini dapat membantu
mengetahui apakah terjadi infeksi pada alat genitalia pasien. (Saifuddin,
2010)
c) Pola seksual
Untuk mengetahui kebiasaan hubungan seksual klien dengan suami
dan adakah terdapat kelaiana atau keluhan selama hubungan seksual (Farrer,
2006).
d) Data psikososial dan budaya
Untuk mengetahui apakah ada konflik mental atau tidak selama ibu
menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan (Prawirohardjo, 2005).
2. Data objektif
Data objektif adalah data yang sesungguhnya dapat diobservasi dan diukur oleh tenaga
kesehatan. Meliputi status generalis, pemeriksaan sistematis dan pemeriksaan penunjang
(Nursalam, 2009).
1) Status generalis
a) Keadaan umum
Untuk mengetahui keadaan umum ibu
17
(1) Baik, maka akan ditemukan bahwa pasien kooperatif, gerakannya terarah.
(2) Sedang, maka pasien mersa tegang dan sedikit cemas.
(3) Buruk, mungkin ditemukan kondisi yang tidak kooperatif, bingung, gerakan tidak
terarah, gemetar dan merasa sangat cemas.
b) Kesadaran
Untuk mengetahui tingkat kesadaran ibu
(1) Composmentis adalah sadar sepenuhnya, baik terhadap dirinya maupun
lingkungannya. Pasien dapat menjawab pertanyaan pemeriksa dengan baik.
(2) Somnolen adalah keadaan mengantuk yang masih dapt pulih bila diransang, tapi
bila dirnsang berhenti pasien akan tertidur kembali.
(3) Apatis adalh pasien tampak segan dan acuh tak acuh terhadap lingkungannya.
(4) Koma dalah penurunan kesdaran yang sangat dalam, tidak ada gerakan spontan
dan tidak ada respon terhadap ransangan nyeri (Prihardjo, 2007).
c) Tanda Vital
Pemeriksaan tanda vital, sebagai berikut
(1) Tekanan darah : untuk mengetahui faktor resiko hipertensi dan hipotensi. Batas
normalnya 120/80 mmHg. (Saifuddin, 2010)
(2) Suhu :
(3) Respirasi :
(4) Nadi :
d) Tinggi badan
Untuk mengetahui tinggi badan ibu dan untuk BMI (Nursalam, 2009).
e) Berat badan
Untuk mengetahui berat badan ibu. Pada akseptor KB suntik 3 bulan berat
badan dapat meningkat atau menurun (Nursalam, 2009).
2) Pemeriksaan sistematis
Adalah pemeriksaan dengan melihat klien dari ujung rambut sampai ujung kaki
(Nursalam, 2009), meliputi :
a) Wajah : keadaan muka pucat atau tidak adakah kelainan, adakah oedema
(Wiknjosastro, 2010).
18
b) Mata : untuk mengetahui apakah konjuntiva warna merah muda dan sklera warna putih
(Nursalam, 2009).
c) Mulut : ada stomatitis atau tidak, keadaan gigi ada karies atau tidak, gusi berdarh
atau tidak (Nursalam, 2009)
d) Leher : Adakah pembesaran kelenjar thyroid, ada benjolan atau tidak (Nursalam,
2009).
e) Dada : untuk mengetahui apakah ada retraksi dada kanan kiri saat bernafas, apakah
payudara simetris atau tidak, apakah ada benjolan atau tidak (Nursalam, 2009).
f) Axila : untuk mengetahui apakah ada benjolan atau tidak, terdapat nyeri atau tidak
(Nursalam, 2009).
g) Abdomen : Adakah luka bekas operasi atau tidak, adakah benjolan atau tidak, palpasi
dilakukan untuk memastikan tidak terjadi kehamilan.
h) ektremitas
3) Pemeriksaan penunjang
Dilakukan PPtest untuk mengetahui ibu hamil atau tidak jika terjadi amenorea
(Nursalam, 2009).
19
3) Lakukan pengocokan pada vial KB suntik 3 bulan secara lembut sehingga
obat dapat tercampur rata.
4) Buka dan buang tutup kaleng pada pada vial yang menutupi karet. Hapus karet
yang ada dibagian atas vial dengan kapas alkohol, biarkan kering.
5) Bila menggunakan jarum dan semprit suntik sekali pakai, segera buka plastiknya
Pasang jarum pada semprit suntik dengan memasukan jarum pada mulut semprit
penghubung.
6) Balikan vial dengan mulut vial ke bawah, masukan cairan suntik dalam semprit.
Gunakan jarum yang sama untuk menghisap kontrasepsi sunti dan dan
menyuntikan pada klien.
7) Tentukan daerah penyuntikan apabila di bokong yaitu pada 1/3 SIAS
8) Bersihkan kulit yang akan disuntik dengan kapas alkohol, dan biarkan kering
sebelum disuntik.
9) Suntikan obat suntik 1atau 3 bulan (sesuai reseptor KB) melalui intramuscular
dengan sudut 90 derajat.
10) Cabut jarum dan jangan memijat daerah suntikan
11) Buang sampah sesuai pada tempat yang sudah disediakan.
a. Isikan tanggal kembali, hasil dari berat badan dan tekanan darah pada kartu akseptor ibu
dan buku register.
R/ Dapat menerapkan fungsi dependen dan dokumentasi.
b. Beritahu ibu untuk melakukan kunjungan ulang untuk mendapatkan suntikan KB suntik
bulan berikutnya
R / Efektifitas konterasepsi KB suntik akan hilang dalam jangka waktu dan ibu
memiliki resiko untuk terjadi kehamilan
20
2.3.1 Contoh SOAP KB 3 BULAN
Tanggal : 15-01-2017
Tempat : Ruang KB
IDENTITAS
Alamat : Jl. Perkembangan Barat 8/9 Alamat : Jl. Perkembangan Barat 8/9
SUBJEKTIF
21
6. Ibu mengatakan tidak menderika penyakit jantung, diabetes, hipertensi, ataupun masalah
serius pada payudara
OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
d) Berat badan : 67 kg
f) Tanda-tanda vital :
2. Pemeriksaan Fisik
a) Wajah : tidak ada oedema, tidak pucat, tidak ada bekas luka operasi
c) Mulur : tidak ada karies gigi dan tidak ada gusi berdarah
22
ANALISA
PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam keadaan baik. Ibu mengerti
4. Cuci tangan dengan sabun dan bilas dengan air mengalir. Sudah dilakukan
5. Menyiapkan alat seperti spuit 3 cc, vial KB suntik 3 bulan Depo Medroxyprogesteron
Asetat dan kapas alcohol. Sudah dilakukan
6. Melakukan pengocokan pada vial KB suntik 3 bulan secara lembut sehingga obat
dapat tercampur rata
8. Cabut jarum dan jangan memijat daerah suntikan, kemudian buang sampah sesuai pada
tempat yang sudah ditentukan.
9. Memberitahu ibu jadwal kunjungan ulang pada tanggal 9 april 2017. Ibu mengerti dan
bersedia datang
23
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Kontrasepsi suntikan adalah salah satu cara untuk mencegah terjadinya kehamilan dengan
suntikan hormonal. Cara kerja KB suntik adalah dengan menghalangi terjadinya ovulasi/masa
subur dengan menghentikan keluarnya sel telur dari indung telur. Lender vaginapun menjadi
lebih kental sehingga mempersulit sperma untuk masuk kedalam Rahim dengan demikian
kontrasepsi suntik mencegah terjadinya pertemuan sel telur dan sperma.
3.2 SARAN
Melalui makalah ini, penulis berharap agar para bidan maupun calon bidan menjalankan
profesionalitas pekerjaannya sesuai kode etik kebidanan, antara lain menjunjung tinggi martabat
dan citra profesi, menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota, dan meningkatkan mutu
profesi.
24
DAFTAR PUSTAKA
25