Anda di halaman 1dari 31

TUGAS SISTEM TERDISTRIBUSI

NAME SERVICE

Disusun Oleh

1. Dian Marsela (5302414009)


2. Adelya Romadlona Fitriani (5302414023)
3. Senja Ayuningtyas (5302414038)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2017
NAME SERVICE

1. Peta Konsep

2. Pemahaman Konsep Dasar


Dalam sistem terdistribusi, nama digunakan untuk merujuk kepada berbagai
macam sumber daya seperti computer, layanan, file, serta pengguna. Penamaan adalah
sebuah isu yang mudah diabaikan tapi tetap mendasar dalam desain sistem terdistribusi.
Nama memfasilitasi komunikasi dan berbagi sumber daya. Sebuah nama diperlukan untuk
meminta sistem komputer untuk bertindak berdasarkan sumber daya tertentu; Misalnya,
nama dalam bentuk URL yang diperlukan untuk mengakses halaman web tertentu. Proses
tidak dapat berbagi sumber daya tertentu yang dikelola oleh sistem komputer kecuali jika
mereka dapat konsisten terhadap nama mereka. Pengguna tidak dapat berkomunikasi
dengan satu sama lain melalui sistem terdistribusi kecuali jika mereka dapat nama satu
sama lain, misalnya, dengan alamat email.
Nama tidak hanya sarana identifikasi: deskriptif atribut yang lain. Kadang-kadang
klien tidak tahu nama entitas tertentu yang mereka cari, tetapi mereka memiliki beberapa
informasi yang menjelaskan hal itu. Atau mungkin memerlukan layanan dan tahu beberapa
karakteristiknya tetapi tidak tahu apa entitas yang mengimplementasikannya.

3. Teori
3.1 Pengertian
Name Service dalam Sistem Terdistribusi merupakan layanan penamaan yang
berfungsi untuk menyimpan naming context, yakni kumpulan binding nama dengan
objek, tugasnya untuk me-resolve nama.
Pengaksesan resource pada sistem terdistribusi yang memerlukan:
a) Nama resource (untuk pemanggilan),
b) Alamat (lokasi resource tsb),
c) Rute (bagaimana mencapai lokasi tsb).

Name Service memiliki konsentrasi pada aspek penamaan, dan pemetaan antara
nama & alamat, bukan pada masalah rute, yg dibahas di Jaringan Komputer. Resource
yang dipakai dalam Name Service adalah: komputer, layanan, remote object, berkas,
pemakai.
Contoh naming pada aplikasi sistem terdistribusi:
a) URL untuk mengakses suatu halaman web.
b) Alamat e-mail utk komunikasi antar pemakai.

Name Resolution, Binding, Attributes


a) Name resolution:
Nama ditranslasikan ke data tentang resource/object tersebut.
b) Binding:
- Asosiasi antara nama & obyek.
- Biasanya nama diikat (bound) ke attributes dari suatu obyek.
c) Address: atribut kunci dari sebuah entitas dalam system terdistribusi
d) Attribute: nilai suatu object property.

Gambar 1. Penguraian Naming Domains untuk mengakses resource dari URL

3.2 Tujuan Penamaan


Tujuan atau manfaat penamaan antara lain adalah:
a) Identifikasi:
Seorang pemakai menginginkan obyek/layanan A, bukan obyek/layanan B.
b) Memungkinkan terjadinya sharing
Lebih dari satu pemakai dapat mengindentifikasikan resource dengan nama
yang sesuai (tidak harus nama yang sama).
c) Memungkinkan location independence:
Perubahan lokasi tidak menuntut perubahan nama, asalkan lokasi tidak menjadi
bagian dari nama resource tersebut.
d) Memberikan kemampuan keamanan (security)
Jika sebuah nama dipilih secara acak dari himpunan besar interger, maka nama
tersebut hanya bisa diketahui dari legitimate source, bukan dari menebak. Jadi
jika seseorang mengetahui nama obyek tsb, maka dia memang diberitahu,
karena sulit sekali menebak nama tersebut.

3.3 Jenis Nama


a) User names:
- Dibuat oleh pemakai (user).
- Merujuk pada suatu obyek atau layanan.
- Terdiri dari strings of characters.
- Contoh: hp201 untuk pencetak, ~bettyp/tmp/test.c untuk berkas.
b) System names:
- Terdiri dari bit string.
- Internal untuk sistem, tidak ditujukan untuk manusia.
- Lebih compact dari user names, sehingga dapat dibandingkan dengan lebih
efisien.

3.4 Struktur Nama


a) Primitive/flat names (Unique Identifiers = UIDs)
- Tanpa struktur internal, hanya string of bits.
- Digunakan utk perbandingan dengan UID lain.
- Tidak membawa informasi lain -> pure names.
- Sangat berguna & banyak digunakan karena:
 Location & application independent, shg tidak menjadi masalah bagi
mobilitas obyek.
 Seragam, fixed size.
 Compact: mudah disimpan, di-pass, & jika cukup besar menjadi sulit
ditebak.

b) Partitioned Names (PN)


- Komposisi dari beberapa nama primitif, biasanya disusun secara hirarkis.
- Contoh: telaga.cs.ui.ac.id, /cs/docs/akademik/SisDis/naming.ppt.
- Membawa informasi -> impure names.
- Biasanya tidak secara unik mengidentifikasikan obyek, beberapa nama bisa
dipetakan ke satu obyek (e.g. UNIX file links).

c) Descriptive names (DN)


- Daftar atribut yang secara bersama-sama mengidentifikasikan obyek secara
unik.
- Membawa informasi -> impure names.
- DN adalah superset dari PN.
- E.g. OSI X.500 directory service.

3.5 Name Context


Nama selalu diasosiasikan dengan konteks, yang mendefinisikan di mana nama
tersebut valid. Ada 2 macam konteks:
a) Universal context:
- Di manapun nama digunakan, nama di-resolved dengan cara yang
sama.
- Dapat disalin dari mesin ke mesin dengan bebas.
- Contoh: http://www.cs.ui.ac.id/index.html.
b) Relative context:
- Context dependent.
- Contoh: ‘a/b/c’, ‘b/c’ resolvable pada konteks ‘a’. Sedangkan pada
node yang berbeda, ‘a/b/c’ dapat merujuk pada hal yang berbeda pula.

3.6 Sasaran Fasilitas Penamaan


a) Efisien, karena fasilitas penamaan merupakan dasar pada sisdis & digunakan
secara terus menerus.
b) Terdistribusi. Renungkan jika UIDs dibangkitkan oleh centralized generator.
- Bottleneck.
- Node tempat generator tsb mengalami kegagalan.
c) Tampak seperti global space, tidak tergantung konektifitas, topologi, dan lokasi
obyek.
d) Mendukung pemetaan 1:many antara nama & obyek, untuk memungkinkan
multicast.
e) Mendukung dynamic relocation of objects, jika obyek/proses potensial untuk
mobile (berpindah-pindah). Jadi diperlukan dynamic binding antara nama &
alamat, juga antara alamat & rute.
f) Memungkinkan local aliases, sehingga pemakai dapat mengekspresikan
interpretasi semantik mereka thdp suatu obyek. Tentu saja diperlukan pemetaan
antara aliases dan full names.

3.7 Name List


Name List terdiri dari 2 komponen yaitu:

Gambar 2. Komponen Name List

3.7.1 Name agents:


Name agents berada di client, bisa 1 name agent per client atau 1 name agent
digunakan oleh beberapa clients. Name agents menjadi perantara antara client
dan name server. Contoh: resolver pada Domain Name Service (DNS).
Fungsi Name Agents:
- Memastikan bahwa lokasi name servers terlihat transparan bagi client
Programs (menyembunyikan lokasi name server).
- ‘berbicara’ dalam protokol komunikasi yang di mengerti name server.
- Mengetahui bagaimana name spacediatur, sehingga tahu kemana suatu
Request harus dikirim untuk memperoleh informasi lokasi.
- Melakukan negosiasi kompabilitias atau availability sumber daya
(resource), berdasarkan atribut.

3.7.2 Name servers


Name Servers menyimpan pemetaan nama ke alamat untuk setiap obyek dalam
sistem, I.e. melalui tuples <nama, lokasi, [atribut]>. Hal penting yang harus
dimiliki: Availability, Resilience to failure, Konsistensi, Kecepatan menerima
pengaruh perubahan name lists, Kemudahan mengkompilasi list of objects
(resources).
Hal penting yang harus dimiliki:
- Availability,
- Resilience to failure,
- Konsistensi,
- Kecepatan menerimapengaruh perubahan name lists,
- Kemudahan mengkompilasi list of objects (resources).

Ada 2 jenis Name Server:

a. Primary Name Server


- Mendapatkan data dengan membaca file di storage
- Lebih dikenal dengan File Zone
b. Secondary Name Server
- Mendapatkan data dengan mereplikasikan data yang ada di primary
Server.
- Lebih dikenal dengan Transfer Zone
3.7.3 Bentuk Name List
a. Name List Tersentralisasi
Adalah Name list yang berada pada satu mesin.
 Kelebihan:
- Layanan cukup dilakukan dengan melihat name lists.
- Waktu yang dibutuhkan antara registrasi obyek & saat obyek
tersebut dapat diakses, sangat singkat.
- Mudah untuk memperoleh daftar obyek aktif.
 Kekurangan:
- Poor resilience: jika node crash, terjadilah malapetaka.
- Kemacetan (congestion) membatasi availability.

b. Name List Tereplikasi Penuh


Digunakan untuk mengatasi kekurangan name list tersentralisasi.
 Masalah:
- WRITE:
o Untuk menjaga konsistensi, jika name listdireplikasi, maka
setiap perubahan harus terefleksi di semua copy.
o Bagaimana jika saat perubahan dicatat, ada sebagian replika
yang tidak dapat dihubungi (link or node failures)?
- READ:
o Bagaimana jika informasi yang diperoleh ternyata sudah
usang, atau ada beberapa replika yang tidak dapat diakses?
 Solusi:
- Sebuah name server dipilih sebagai master, dan selalu
merefleksikan secara akurat state ofthe world.
- Name serverslainnya bertindak sbg pemberi petunjuk (hint), yang
belum tentu benar.
- Propagasi informasi antara master dan replika dilakukan saat
‘sepi’.
 Diperlukan beberapa asumsi yaitu
- Data penamaan tidak sering berubah, sehingga
ketidakkonsistenan relatif jarang terjadi. Tergantung dari
aplikasi, cukup akurat untuk mail system tapi tidak untuk sistem
berbasis obyek yang sangat dinamis.
- Jika dipakai data yang usang, makaakan terjadi error yang dapat
diatasi. Contoh: Buku telepon yang memuat nomor telepon yang
tidak terpakai lagi.
- Tidak ada masalah jika dipakai data usang. Contoh: forward pada
alamat e-mail yang lama.
 Kelebihan:
- Tidak perlu suatu central name server, di mana seluruh station
tergantung pada name server tersebut.
- Masih relatif mudah memperoleh daftar obyek dalam suatu
jaringan, di mana suatu name listberisi informasi yang
dibutuhkan.
- Availability meningkat, shg lokasi obyek dapat ditemukan lebih
cepat dari name list tersentralisasi.
 Kekurangan:
- Menggunakan lebih banyak memori.
- Potensial timbul masalah ketidakkonsistenan. Pada beberapa
jaringan, broadcast packet kereplika sangat meningkatkan
overhead jaringan.

c. Name List Tereplikasi Sebagian


 Sebagian name lists disimpan dalam cache setiap mesin.
 Memerlukan mekanisme petunjuk (hint), yang biasanya benar.
 Tidak ada master copy, shg dapat timbul masalah:
- Seberapa besar cache?
- Manakah namayang harus dihapus dari cache untuk menjaga
konsistensi.
 Umum digunakan pada sistemberbasis obyek.
 UID merupakan nama obyek.
 Petunjuk lokasi disimpan dalam nama tersebut, untuk menghindari
seringnya berkonsultasi dengan name server.
 Petunjuk harus dapat diandalkan.
 Jika sebuah obyek berpindah, maka setiap reference harus diubah
satu persatu.

3.7.4 Name Server - Tereplikasi Sebagian


Name Server yang tereplikasi sebagian adalah sebagian name lists
disimpan dalam cache setiap mesin. Hal ini memerlukan mekanisme petunjuk
(hint), yang biasanya benar. Tidak ada master copy, sehingga dapat timbul
masalah yaitu seberapa besar cache atau menekah nama yang harus dihapus dari
cache untuk menjaga konsistensi.
Name Server - Tereplikasi Sebagian biasanya umum digunakan pada
sistem berbasis obyek. UID juga merupakan nama obyek. Petunjuk lokasi
disimpan dalam nama tersebut, untuk menghindari seringnya berkonsultasi
dengan name server. Petunjuk dari Name Server - Tereplikasi Sebagian harus
dapat diandalkan. Jika sebuah obyek berpindah, maka setiap reference harus
diubah satu persatu.

3.8 Model Name Service


Suatu name service dapat menyimpan kumpulan satu atau lebih kontek
penamaan yaitu sehimpunan keterkaitan antara nama dan atribut objek, seperti
user, komputer, services dan remote object. Yang dibutuhkan dari suatu Name Services
adalah :
a) Penamaan unik yang standard
b) Scalability
c) Consistency
d) Performance dan availability
e) Mudah menyesuaikan terhadap perubahan
f) Perlindungan kegagalan

Dalam rangka memenuhi kebutuhan tersebut, sebuah name server setidaknya dapat
menerapkan mekanisme berikut :

a) Partitioning
Tidak ada satu name server yang dapat menyimpan seluruh nama dan atribut
untuk seluruh jaringan. Data nama dipartisi berdasarkan domain.
b) Replication
Sebuah domain biasanya memiliki lebih dari satu name server¸ Untuk
meningkatkan availability dan performance
c) Caching
Sebuah name server dapat melakukan mekanisme caching terhadap data nama
dari name server lain

3.8.1 Name Space


Name Space adalah kumpulan nama sah yang dikenal oleh suatu
layanan yang sesuai. Suatu nama dapat digambarkan dengan menggunakan
generative grammar, seperti BNF (Backus-Naur Form).
Contoh BNF untuk e-mail:
Berikut adalah beberapa karakter dari name space :
- Memiliki struktur internal
o Flat
o Hirarki yang mempresentasikan posisi (contoh sistem berkas UNIX)
o Hirarki yang mempresentasikan struktur organisasi (contoh Internet
Domain)
- Karena hirarki, memiliki potensi tak terbatas
- Suatu name space dapat diatur secara terdistribusi (naming domain)
- Suatu name space dapat berupa gabungan dari beberapa nama space lain.
Contoh mount pada UNIX/Linux

3.8.2 Name Resolution


Yaitu diberikan nama obyek , temukan obyek tersebut. Simpan semua
nama di setiap name server. Partisi basis data penamaan (naming database)
dapat dilakukan berdasarkan:

 Algoritma:
- Tergantung dari nilai sebuah fungsi hash.
- Tidak tergantung pada struktur dan lokasi obyek.
 Sintaks:
Contoh: telaga.cs.ui.ac.id.
 Atribut:
Proxy dapat menyimpan pointer migrasi suatu obyek.

3.8.3 Name Servers dan Navigation


Navigasi dan name servers di sini memiliki arti petunjuk pengaksesan
nama data dari lebih dari satu name server untuk menyelesaikan suatu pemetaan
nama ( resolve a name). Yang didalamnya terdapat 3 metode,yaitu :
1. Iterasi Navigation

Gambar 3. Iterasi Navigation

Agent tetap memegang kendali proses resolusi sebuah nama. Server


mengembalikan status resolusi dan alamat server yang harus dihubungi
selanjutnya. Agent bekerja lebih keras dari cara pertama, dan perlu sedikit
pintar.

Gambar 4. Transitive Navigation

Transitive Navigation hampir sama dengan resolusi rekursif. Return


address dari agent diteruskan oleh server, sehingga jika informasi lokasi
obyek ditemukan, informasi tersebut langsung diteruskan ke agent.
Kelebihan : berkurangnya pengiriman pesan, server tidak perlu
menyimpan status on going resolution.
Kekurangan: pengirim tidak menerima ACK.

2. Non-recursive and Recursive server-controlled navigation

Gambar 5. Non-recursive and Recursive server-controlled navigation

3. Recurive Server Controlled

Gambar 6. Recurive Server Controlled

Rekursif adalah aktifitas berpindah dari server ke server, shg nama selalu
diresolve dalam konteks yang baru. Multiple servers transparan bagi name
agent. Agent tidak sibuk. Servers harus menyimpan return address untuk
setiap outgoing lookup, dan secara keseluruhan bekerja keras.

Gambar 7. Rekrusif

4. Aplikasi Pada Kehidupan Sehari-hari


4.1 Global Name Service
Global name service (GNS) di desain dan diimplementasikan oleh Lampson dan
muridnya di DEC System Research Center yang memberikan fasilitas untuk
penempatan resource, alamat e-mail dan autentifikasi. Struktur dari name space
mungkin berubah dalam kurun waktu tertentu untuk mengimbangi struktur
keorganisasian.
GNS mengatur penamaan database yang berada dalam direktori dari sebuah
“tree” yang memegang nama dan nilainya. Direktori diberi nama dengan beberapa
nama bagian yang mengarah pada root, atau relative kepada direktori yang aktif,
seperti penamaan pada sistem UNIX. Setiap direktori juga diberi integer yang
menyajikan directory identifier (DI) yang unik.
Nama didalam GNS mempunyai dua bagian yaitu <directory name, value
name>. Bagian pertama menunjukan direktori dan yang kedua menunjukan nilai dari
tree. Direktori dari tree dipartisi dan disimpan dalam beberapa server, dimana setiap
partisi di replikasi pada beberapa server. Konsistensi tree harus dipertahankan,
misalnya bila 2 user atau lebih memberikan nama file yang sama maka hanya akan ada
1 user yang berhasil menamai dengan nama tersebut (yang lebih cepat memberi nama).
- memetakan global name ke atribut-atribut

- skalabilitas, dapat menangani perubahan


4.2 Domain Name Service

Gambar 8. Domain Name Service

Domain Name System (DNS) adalah Distribute Database System yang


digunakan untuk pencarian nama komputer (name resolution) di rangkaian yang
menggunakan TCP/IP. DNS merupakan sebuah aplikasi service yang biasa digunakan
di internet seperti web browser atau e-mail yang menerjemahkan sebuah domain ke IP
address.
Domain name system merupakan sistem database terdistribusi yang digunakan
untuk pencarian nama komputer pada jaringan yang menggunakan TCP/IP. DNS
mempunyai kelebihan ukuran database yang tidak terbatas dan mempunyai performa
yang baik pula. Dapat di katakan pula Domain name system adalah aplikasi pelayanan
pada internet yang digunakan untuk menerjemahkan domain name ke alamat IP atau
sebaliknya. Atau disebut juga aplikasi yang membantu memetakan host name sebuah
komputer ke IP Address pada aplikasi yang terhubung ke Internet seperti Web Browser
atau E-mail.
DNS dapat pula di analogikan sebagai pemakai buku telepon, seperti saat kita
ingin menghubungi seseorang lewat telepon. Kita dapat menghubunginya berdasarkan
nama dalam buku telepon atau menekan nomor telepon orang yang akan kita hubungi.
Hal ini terjadi karena komputer beerja berdasarkan angka, dan manusia lebih
cenderung bekerja berdasarkan nama.

Di dalam DNS, sebuah name server memuat informasi mengenai host-host di


suatu daerah/zone. Name server ini dapat mengakses server-server lainnya utnuk
mengambil data-data host di daerah lainnya. Name server akan menyediakan informasi
bagi client yang membutuhkan, hal ini disebut dengan resolves.

Fungsi Utama DNS

Fungsi utama dari DNS yaitu menerjemahkan nama-nama host (hostnames)


menjadi alamat IP Address atau sebaliknya sehingga nama tersebut akan lebih mudah
di ingat oleh pengguna. Fungsi lain dari DNS yaitu memberikan informasi tentang
suatu host ke seluruh jaringan internet.

Kelebihan DNS

 Mudah, Pengguna tidak lagi direpotkan untuk menginagat IP Address dari


alamat Website yang akan di kunjungi, karena DNS telah menerjemahkannya
dengan host name.

 Konsisten, Ip Address pada sebuah komputer bisa berubah, namun host name
tidak berubah.

 Simple, Pengguna hanya menggunakan satu nama domain sama untuk mencari
alamat website di Internet maupun Intranet.

Struktur DNS

Struktur dari Domain Name System merupakan hirarki pengelompokkan domain


berdasarkan nama . Domain ditentukan berdasarkan kemampuan yang ada di struktur
hirarki yang disebut level. Level tersebut terdiri antara lain:
 Root-Level Domains : merupakan level paling atas di hirarki yang di
ekspresikan berdasarkan periode dan dilambangkan oleh “.”.

 Top-Level Domains :berisi second-level domains dan hosts yaitu :

- com : organisasi komersial, seperti IBM (ibm.com).


- edu : institusi pendidikan, seperti U.C. Berkeley (berkeley.edu).
- org : organisasi non profit, Electronic Frontier Foundation (eff.org).
- net : organisasi networking, NSFNET (nsf.net).
- gov : organisasi pemerintah non militer, NASA (nasa.gov).
- mil : organisasi pemerintah militer, ARMY (army.mil).
- xx : kode negara (id:Indonesia,au:Australia)
 Second-Level Domains : berisi domain lain yang disebut subdomain.

 Third-Level Domains : berisi domain lain yang merupakan subdomain dari


second level domain diatasnya.

 Host Name : domain name yang digunakan dengan host name akan
menciptakan fully qualified domain name (FQDN) untuk setiap komputer.

4.3 X.500 Directory Service

International telecomuncation union (itu) dan international organization for


Standarization (iso) pada tahun 1990 mengeluarkan standar untuk directory service
yang diberi nama X.500. Ide dasar dari X.500 adalah untuk membangun sebuah sistim
terdistribusi secara global yang dapat menawarkan pengaksesan informasi secara
homogen dan komprehensif. Dalam X.500 terdefinisi directory access protocol
(dap) yang dapat digunakan oleh klien untuk mengakses direktorinya. Secara umum
X.500 bertujuan untuk memudahkan pencarian data yang tersusun secara hirarkis.
Karena implementasi X.500 service protocol terlalu berat untuk desktop pada saat
itu, pada tahun 1993, akademisi dari universitas michigan, dengan bantuan
Konsorsium isode merancang dan membangun sebuah protocol yang dapat bekerja
di atas TCP/IP. Hasilnya adalah lightweight directory access protocol (LDAP).
Protokol ini dirancang untuk menyediakan akses ke direktori X.500 tanpa perlu
memiliki sumber daya yang dibutuhkan untuk mengimplementasikan DAP.

Microsoft, sebuah perusahaan perangkat lunak, melihat layanan direktori ini


sebagai komponen kritikal dalam sebuah sistem yang mencari dan mengirimkan
informasi. Oleh karena itu, pada tahun 1996 microsoft membuat implementasi
layanan ini yang diberi nama Active Directory (MSAD) dan dirilis pertama kali
bersamaan dengan penggunaan windows 2000 yang kemudian ditingkatkan
fungsionalitasnya pada windows server 2003 [WIK05]. MSAD mensupport
sejumlah standar dalam layanan ini antara lain sebagian dari DAP dan LDAP.

Cara Kerja:

X.500 berbasiskan model client-server. Secara terminologi dari standar x.500, direktori
kliennya disebut dengan directory user agent (DUA), dan untuk server disebut
dengan Directory system agent (DSA). Protokol yang mengatur interaksi antara DUA
atau lebih DSA adalah directory system protocol (DSP), dan directory access protocol
(DAP) yang mengatur komunikasi antara DUA dan DSA. DAP melewati semua
lapisan jaringan yang didefinisikan pada OSI. Klien mengakses directory dengan
membangun suatu koneksi dengan server dengan mengeluarkan permintaan akses.
Klien dapat menghubungi semua server dengan sebuah permintaan. Jika data yang
dibutuhkan tidak terdapat pada segmen dari directory information Base (DIB) pada
suatu server, maka server tadi akan mencarikannya pada server lain atau
menyambungkan klien (redirecting) dengan server lain.

Berikut ilustrasinya :
Gambar 9. Ilustrasi X.500

Data yang ada disimpan di x.500 server menggunakan struktur data tree
(yang diberi nama directory information tree – DIT) dengan nodes yang diberi
nama sebagai atribut pencarian. Menurut coulouris, data tersebut diakses
menggunakan dua jenis perintah, read dan search. Untuk read, klien sudah tahu
pengenal data yang diinginkan (identifier) memakai nama absolut, sehingga DSA
tinggal mengambil data yang diinginkan menggunakan navigasi DIT. Sementara
pada search, klien hanya memberikan sebuah filter dan basis nama dan dsa diminta
untuk mencari data pada DIT yang sesuai dengan filter yang diberikan.

Sedangkan cara kerja LDAP mirip dengan X.500, karena LDAP dapat
dikatakan merupakan himpunan bagian dari X.500. LDAP menggunakan model
client-server. Pemrosesan query dari klien adalah serupa dengan X.500. Untuk
melakukan sebuah query, klien mengirimkan identifier data (disebut relative
distinguished name) yang ingin diambil nilai atribut-atributnya. Klien
mengirimkan pesan itu di atas tcp, dan server mencoba mencarinya pada DIT
yang tersimpan di server tersebut. Bila ditemukan maka hasilnya langsung
diberikan ke klien, bila tidak maka hasilnya berupa sebuah pointer ke server
lain yang menyimpan data yang dicari.
4.4 Jini Discovery Service

Jini merupakan salah satu arsitektur sistem terdistribusi yang menggunakan


sekumpulan antarmuka dan protocol yang sederhana. Jinni memungkinkan
sebuah network yang menyediakan service dan network yang terhubung ke
device secara spontan tergabung dalam sebuah grup obyek yang saling bekerja
sama yang disebut federation. Federation merupakan sebuah grup obyek yang
saling bekerja sama yang merupakan gabungan dari jaringan penyedia layanan dan
jaringan yang terhubung keperalatan. Jini memiliki mekanisme self-healing
yaitu proses pemulihan diri sendiri ketika sebuah atau beberapa alat dilepas dari
federations.

Konsep-konsep utama dalam arsitektur Jini antara lain:

1. Service

Sebuah entitas yang berada dalam network dan menunggu untuk


melakukan fungsinya.

2. Federation

Federation adalah sebuah sistem yang dinamis terdistribusi yang berisi


devices dan komponen-komponen software yang berada dalam satu network.

3. Lookup service

Lookup service berperan sebagai broker/trader/locator yang menghubungkan


service dan client. Service yang ada di network dicari dan ditemukan olehnya.
Lookup service memungkinkan registrasi, pengaksesan, pencarian dan
penghapusan service. Dalam jaringan dapat dijalankan beberapa lookup
service untuk menangani masalah jika sebuah lookup service mengalami crash.

Infrastruktur Jini :
1. Discovery protocol

Protokol yang memungkinkan client dan services menemukan lookup service


dan melakukan koneksi dengan lookup service pada network. Jenisnya ada
2 yaitu unicast dan multicast discovery.

2. Join protocol

Join merupakan protocol yang memungkinkan service menjadi bagian dari


federation dan meregister dirinya sebagai registered service dengan
mempublikasikan sebuah service reference ke lookup service.

3. Lookup protocol

Protokol yang memungkinkan client mencari lookup service untuk


memperoleh service yang dibutuhkannya.

Gambar 10. Ilustrasi Jini


5. Contoh Soal dan Pembahasan

1. Untuk menerjemahkan IP ke nama domain dibutuhkan...

A. Web server

B. Proxy server

C. FTP server

D. DNS server

E. DHCP server

Jawaban:D

Pembahasan:

 Web server : Domain Name System (DNS) adalah distribute database system yang
digunakan untuk pencarian nama komputer (name resolution) di jaringan yang
mengunakan TCP/IP
 Proxy server : Proxy server berfungsi untuk melakukan filter situs yang dikunjungi
maupun filter terhadap pengunjung, selain itu juga proxy server mampu menyimpan
file - file yang berasal dari situs yang pernah dikunjungi.
 FTP server : Server ini mempunyai layanan protokol FTP. Artinya dengan adanya
server FTP ini, segala permintaan FTP (FTP merupakan protokol untuk layanan
transfer data) akan terlaksana.
 DNS server : DNS berguna untuk menerjemahkan alamat domain sebuah komputer
ke dalam bentuk IP. Oleh sebab itu jika kita tidak menentukan DNS server pada
settingan IP Address, maka kita akan kesulitan untuk membuka situs seperti
Google, karena alamat google tersebut harus diterjemahkan dulu ke dalam bentuk
IP address sebelum komputer kita bisa terkoneksi ke server google tersebut..
Sedangkan alamat IP server dns belum ditentukan oleh kita.
 DHCP server : Dinamyc Host Configuration Protocol adalah sebuah layanan yang
secara otomatis memberikan nomor IP kepada komputer yang memintanya.
2. Sebuah access point tidak dapat ditampilkan pada jaringan wifi dengan menggunakan
fasilitas...

A. Hide SSID

B. Pemasangan antivirus

C. Pembatasan user

D. Penggunaan NAT

E. Penggunaan DHCP

Jawaban : A

Pembahasan :

Hide SSID artinya menyembunyikan identitas / nama access point yang sedang aktif
agar tidak dikenali oleh komputer yang tidak berkepentingan.

3. Untuk melihat indikasi pada konfigurasi IP yang terpasang pada Komputer,


menggunakan perintah...

A. Command prompt

B. hostname

C. Primary DNS

D. Physical address

E. ipconfig

Jawaban : E

Pembahasan :

 Comand prompt digunakan menulis perintah berbasis text pada windows


 hostname adalah nama komputer
 Primary DNS : pengaturan DNS primer pada IP Configuration
 Physical address = mac address sebuah ethernet
 ipconfig = perintah yang bisa digunakan pada cmd untuk melihat konfigurasi IP
Address

6. Rangkuman
a. Name Service merupakan layanan penamaan yang berfungsi untuk menyimpan naming
context, yakni kumpulan binding nama denfan objek, tugasnya untuk meresolve nama.
b. Name Service memiliki konsentrasi pada aspek penamaan dan pemetaan antara nama
& alamat, bukan pada masalah rute, yang dibahas di Jaringan Komputer. Resource yang
dipakai dalam Name Service adalah: komputer, layanan, remote object, berkas,
pemakai.
c. Contoh penamaan pada aplikasi sistem terdistribusi:
- URL untuk mengakses suatu halaman web.
- Alamat e-mail untuk komunikasi antar pemakai.
d. Tujuan atau manfaat penamaan antara lain:
- Identifikasi
- Memungkinkan ternjadinya sharing
- Memungkinkan location independence
- Memberikan kemampuan keamanan
e. Struktur nama
- Primitive/flat name
- Partitioned Names
- Descriptive names
f. Sasaran fasilitas dalam penamaan:
- Efisien
- Terdistribusi
- Tampak seperti global space
- Mendukung pemetaan 1:many
- Mendukung dynamic relocation of objects
- Memungkinkan local aliases
g. Komponen Name List terdapat 2 yaitu:
- Name agent, berada di client, bisa 1 name agent per client atau 1 name agent
digunakan oleh beberapa clients.
- Name Servers, menyimpan pemetaan nama ke alamat untuk setiap obyek dalam
sistem, I.e. melalui tuples <nama, lokasi, [atribut]>.
h. Bentuk dari Name List ada 3 yaitu:
- Name List Tersentralisasi
- Name List Tereplikasi Penuh
- Name List Tereplikasi Sebagian
i. Model Name Service
- Name Space
- Name Resolution
- Name Servers dan Navigation : Iterasi Navigation, Non-recursive and
Recursive server-controlled navigation, Recurive Server Controlled.
j. Contoh Name Service
1. DNS (Domain NameService)
- memetakan namadomain ke alamat
2. GNS (Global NameService)
- memetakan global nameke atribut-atribut
- skalabilitas, dapat menangani perubahan
3. X500 directory service
- memetakan namaorang ke dalamalamat suatu e-mail dan nomor telepon
4. Jini discovery service
- mencari objek sesuai dengan atribut yang ada.
7. Uji Kompetensi
A. Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang paling tepat !
1. Berikut ini yang termasuk resource yang dipakai dalam Name Service, kecuali…
a. Remote Object
b. Berkas
c. Computer
d. Layanan
e. Rute

2. Suatu nama akan diterjemahkan ke dalam suatu data tentang sesumber atau objek
yang dimaksudkan. Gabungan antara objek dan nama disebut…
a. Naming
b. Binding
c. Directory
d. References
e. Sharing

3. Kebutuhan dari Name Service adalah…


a. Pengubahan informasi pada directory
b. Melakukan mekanisme caching terhadap data nama
c. Meningkatkan performance dan availability
d. Memiliki struktur internal
e. Menggabungkan beberapa name space

4. Dibawah ini yang merupakan contoh dari Name Service kecuali…


a. Domain Name Service
b. Global Name Service
c. Network File System
d. X500 Directory Service
e. Jini Discovery System
5. Domain organisasi yang digunakan pada pemerintahan adalah…
a. .com
b. .ac.id
c. .gov
d. .mil
e. .org

6. Dibawah ini jenis name service...


a. Pure name
b. Non-pure name
c. Name agent
d. a dan b benar
e. salah semua

7. Kumpulan nama sah yang dikenal oleh suatu layanan yang sesuai merupakan
pengertian dari...
a. Name List
b. Name Server
c. Name Service
d. Name Space
e. Name Resolution

8. Yang dibutuhkan suatu name service kecuali....


a. Scalability
b. Consistency
c. Perlindungan kegegalan
d. Penamaan unik
e. Dipartisikan berdasarkan domain

9. Untuk memenuhi kebutuhan name service maka setidaknya name service dapat
menerapkan mekanisme berikut....
a. Partitioning
b. Replication
c. Caching
d. a, b, c benar
e. Salah semua

10. Berikut ini yang termasuk konsep utama dalam arsitektur Jini adalah...
a. Federaion
b. Look Protocol
c. Join Protocol
d. Discovery Protocol
e. Directory Protocol

B. Jawablah pertanyaan – pertanyaan berikut dengan tepat dan jelas !


1. Apa yang dimaksud dengan Bottleneck!
2. Jelaskan skema dan contoh proses Name Service pada sebuah sistem terdistribusi!
3. Sebutkan fungsi dari Name Agent!
4. Salah satu tujuan penamaan adalah memberikan kemampuan keamanan. Jelaskan
maksud dari pernyataan tersebut!
5. Sebutkan minimal 3 contoh Name Service, jelaskan pula fungsi dari masing-
masing contoh!
Sumber:

Fujianto Ahmad, Waspada Indra. 2016. Rancang Bangun Sistem Informasi Pengelolaan DNS
Secara Terpusat. Jurusan Ilmu Komputer. Universitas Diponegoro.

Benjamin Fabian, Oliver G¨unther and Sarah Spiekermann. 2006. Security Analysis of the Object
Name Service. Germany. Institute of Information Systems. University Berlin. Spandauer Str. 1,
10178 Berlin.
https://id.scribd.com/doc/145618340/Sistem-Terdistribusi-Name-Service
( Diakses pada 7 Juni 2017 pukul 20:36 WIB ).
https://teg849.wordpress.com/2011/04/27/name-service/
( Diakses pada 7 Juni 2017 pukul 22:00 WIB ).
https://www.academia.edu/22477245/BAB_6._Name_Service_Sistem_Terdistribusi
( Diakses pada 7 Juni 2017 pukul 22:30 WIB ).

Anda mungkin juga menyukai