NIM : 5302414009
Prodi : PTIK
Rombel: 1
Virtualisasi
Virtualisasi bisa diartikan sebagai pembuatan suatu bentuk atau versi virtual dari sesuatu
yang bersifat fisik, misalnya sistem operasi, perangkat storage/penyimpanan data atau
Virtualisasi bisa diimplementasikan kedalam berbagai bentuk, antara lain (Harry Sufehmi,
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, virtual berarti (secara) nyata, sedangkan akhiran –
isasi menyatakan makna melakukan, proses, usaha, atau kegiatan. Berarti virtualisasi adalah
proses menyatakan atau membuat sesuatu menjadi nyata. Sedangkan dalam ilmu komputer,
virtualisasi bisa diartikan sebagai pembuatan suatu bentuk simulasi dari sesuatu yang asalnya
bersifat fisik, misalnya sistem operasi, perangkat penyimpanan data atau sumber daya
jaringan. Definisi lainnya adalah “sebuah teknik untuk menyembunyikan karakteristik fisik
dari sumber daya komputer dari bagaimana cara sistem lain, aplikasi atau pengguna
berinteraksi dengan sumber daya tersebut. Hal ini termasuk membuat sebuah sumber daya
tunggal (seperti server, sebuah sistem operasi, sebuah aplikasi, atau peralatan penyimpanan
terlihat berfungsi sebagai beberapa sumber daya logikal; atau dapat juga termasuk definisi
untuk membuat beberapa sumber daya fisik (seperti beberapa peralatan penyimpanan atau
Pembahasan kali ini akan menitikberatkan pada materi platform virtualization alias
sumber daya, software, informasi dan aplikasi disediakan untuk digunakan oleh komputer
lain yang membutuhkan. Mengapa konsep ini bernama komputasi awan atau cloud
computing? Ini karena internet sendiri bisa dianggap sebagai sebuah awan besar (biasanya
dalam skema network, internet dilambangkan sebagai awan) yang berisi sekumpulan besar
komputer yang saling terhubung, jadi cloud computing bisa diartikan sebagai komputerisasi
Cloud computing bisa dianggap sebagai perluasan dari virtualisasi. Perusahaan bisa
menempatkan aplikasi atau sistem yang digunakan di internet, tidak mengelolanya secara
internal. Contoh cloud computing untuk versi public adalah layanan-layanan milik Google
seperti Google Docs dan Google Spreadsheet. Adanya kedua layanan tersebut meniadakan
kebutuhan suatu aplikasi office untuk pengolah kata dan aplikasi spreadsheet di internal
perusahaan. Contoh cloud computing untuk keperluan non public adalah Amazon EC2
( Amazon Elastic Compute Cloud ). Amazon menyediakan komputer induk, kita bisa
mengirim dan menggunakan
sistem virtual dan menggunakannya dalam jangka waktu dan biaya sewa tertentu.
rendah karena virtualisasi hanya mendayagunakan kapasitas yang sudah ada. Tak
perlu ada penambahan perangkat komputer, server dan pheriperal secara fisik.
Kalaupun ada penambahan kapasitas harddisk dan memori, itu lebih ditujukan untuk
mendukung stabilitas kerja komputer induk, yang jika dihitung secara finansial, masih
mesin virtual dapat disimpan dalam 1 buah image yang berisi seluruh konfigurasi
sistem. Jika satu saat server tersebut crash, kita tidak perlu melakukan instalasi dan
konfigurasi ulang. Cukup mengambil salinan image yang sudah disimpan, merestore
data hasil backup terakhir dan server berjalan seperti sedia kala. Hemat waktu, tenaga
3. Kemudahan Deployment. Server virtual dapat dikloning sebanyak mungkin dan dapat
dijalankan pada mesin lain dengan mengubah sedikit konfigurasi. Mengurangi beban
ruang server/data center. Ini akan berimbas pada pengurangan biaya pendinginan/AC
5. Mengurangi Biaya Space. Semakin sedikit jumlah server berarti semakin sedikit pula
ruang untuk menyimpan perangkat. Jika server ditempatkan pada suatu co-location
akan mengurangi waktu dan biaya untuk mengelola. Jumlah server yang lebih sedikit
sehingga proses pengenalan dan pemindahan suatu spesifikasi hardware tertentu tidak
menjadi masalah. Sistem tidak perlu melakukan deteksi ulang hardware sebagaimana
mudah dilakukan. Jika server induk sudah overload dan spesifikasinya tidak
mencukupi lagi, kita bisa dengan mudah melakukan upgrade spesifikasi atau
1. Satu Pusat Masalah. Virtualisasi bisa dianalogikan dengan menempatkan semua telur
didalam 1 keranjang. Ini artinya jika server induk bermasalah, semua sistem virtual
machine didalamnya tidak bisa digunakan. Hal ini bisa diantisipasi dengan
menyediakan fasilitas backup secara otomatis dan periodik atau dengan menerapkan
3. Satu Pusat Serangan. Penempatan semua server dalam satu komputer akan
kedalam sistem induk, ada kemungkinan ia mampu menyusup kedalam server- server
virtual dengan cara menggunakan informasi yang ada pada server induk.
4. ewat virtualisasi, sebuah komputer bisa dibuat seolah-olah menjadi beberapa buah
komputer. Kalau dengan menggunakan terminologi server, maka komputer saya yang
di rumah ini (iMac 27″ tahun 2009 akhir) bisa dibuat seolah-olah berupa 7 buah
server virtual. Bukan cuma dua atau tiga, tapi 7. Inginnya sih lebih banyak lagi, tapi
alokasi RAM yang cuma 2 GB itu hanya sanggup digunakan untuk menjalankan 7
5. Hypervisor yang digunakan adalah ESXi 4.0 hasil download gratis dari VMware.
Aplikasi untuk remote management nya juga sudah disertakan dalam paket software
tersebut.
maksudnya..)
7.
8. E
server virtual aktif bersamaan, 6 sisanya tidak dapat dijalankan karena kekurangan
memory
10.
11. G
12. G
buah server (SIOMAY1 sampai SIOMAY7) dapat diakses dari komputer REMOTE
14. S
Sebuah whitepaper yang disusun IDC bersama VMWare bulan Oktober 2014
mengungkapkan bahwa adopsi teknologi virtualisasi dengan tingkatan yang lebih tinggi akan
tumbuh dua kali lipat, dari 15 menjadi 32 persen dalam kurun waktu dua tahun ke depan.
Tingkat adopsi yang cukup tinggi terhadap teknologi virtualisasi tak lepas dari manfaat yang
Software Defined World” itu, pebisnis di Indonesia akan dapat menghemat hingga USD 1,6
miliar dalam rentang waktu antara tahun 2003 – 2020 setelah mereka mengimplementasikan
virtualisasi pada elemen compute, storage, dan networking, serta menggunakan pendekatan
Penghematan itu, menurut IDC Datacenter Economies Index, datang dari empat area utama
yaitu perangkat keras (USD 802 juta), real estate/pemeliharaan (USD 15 juta), administrasi
(USD 207 juta), dan daya serta pendinginan (USD 217 juta), dalam rentang waktu hanya dari
Menurut Sudev Bangah, Associate Research Director and Head of Operations IDC Indonesia,
kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan nilai dari data center akan menjadi faktor
pembeda yang sangat penting di tahun 2015 dan seterusnya. ”IDC Datacenter Economies
Index terbaru menggarisbawahi nilai penghematan sebesar USD 1.6 miliar akan
meningkatkan potensi bisnis dan fleksibilitasnya dalam berinvestasi,” cetus Sudev melalui
siaran pers.
arah korporasi berbasis pendekatan software-defined ini sejalan dengan masterplan Indonesia
yang akan mengedepankan teknologi informasi dan komunikasi sebagai pilar utama untuk
infrastruktur akan dapat berperan sangat penting dalam memungkinkan bisnis di Indonesia
untuk menjadi lebih lincah dan efisien,” ujar Andreas. Selain bisnis yang lebih efisien dalam
sumber daya dan biaya, teknologi yang didukung software-defined data center juga
Tren software-defined ini juga sesuai dengan kebutuhan perusahaan saat ini. Berdasarkan
studi VMware Indonesia Business Server (2014), penurunan biaya perusahaan (25%) adalah
satu dari tiga prioritas utama yang dicanangkan perusahaan di Inndonesia di tahun 2015. Dua
prioritas lainnya adalah pemulihan bencana dan kelangsungan bisnis (33%) dan penyediaan
Apa alasan utama perusahaan mengadopsi software-defined data center? Studi tersebut
menemukan dua hal: optimalisasi penggunaan sumber daya (31%) dan perbaikan efektivitas
operasional (27%). Namun akan ada dua tantangan utama yang harus dihadapi perusahaan
Sebagai penyedia solusi virtualisasi, VMware tentunya telah menyiapkan aneka solusi untuk
infrastruktur TI.
Untuk memvirtualisasi jaringan yang sudah ada dan mengubah operasionalnya, VMware
menyediakan VMware NSX. Ada pula VMware Virtual SAN yang secara otomatis dan
Rencana ekspansi bisnis bisa terhambat oleh infrastruktur teknologi yang tidak fleksibel.
Salah satu penyebabnya adalah infrastruktur tersebut tidak memampukan bisnis bermanuver
Sampai tahun 2010, PT Sampoerna Agro Tbk (Sampoerna Agro), salah satu produsen
minyak kelapa sawit terkemuka di Indonesia, bergantung pada jajaran server fisik di data
centernya. Server-server tersebut menjalankan beberapa aplikasi yang sifatnya critical bagi
bisnis, misalnya aplikasi enterprise resource planning (ERP) Microsoft Dynamics. Perangkat
penyimpan yang digunakan pun masih bersifat lokal. Untuk menghubungkan sumber daya
Dengan infrstruktur TI yang cenderung kaku tersebut, tim TI Sampoerna Agro menghadapi
aneka masalah, terutama kecepatan merespon permintaan bisnis. Misalnya ketika tim TI
harus melakukan uji dan pengembangan sumberdaya untuk mendukung upgrade dan
kustomisasi terhadap aplikasi ERP dan sistem lainnya. Akibat infrastruktur yang tidak
fleksibel, proses provisioning jadi memakan waktu lama. “Setiap kali kami butuh server baru,
kami harus menunggu sampai 8 minggu, begitu pula waktu untuk proses instalasi dan
konfigurasi,” jelas Franky Nathanel, ICT Infrastructure Manager, Sampoerna Agro melalui
siaran pers.
Di sisi lain, utilisasi server fisik di data center Sampoerna Agro rata-rata hanya mencapai
25%, padahal menyedot daya listrik yang cukup besar, dan menuntut banyak waktu orang TI
Melihat kebutuhan menghantarkan layanan TI yang lebih responsif dan lincah, Sampoerna
Agro sampai pada keputusan membangun infrastruktur yang kokoh dan scalable, yaitu
dengan memvirtualisasi server dan memasang SAN. Menggunakan VMware vSphere, proses
provisioning server yang semula memakan waktu berminggu-minggu, kini dapat dituntaskan
dalam hitungan jam. “Ketika dibutuhkan, kami dapat menyiapkan server baru dalam waktu
Infrastruktur virtual tersebut juga dapat meningkatkan utilisasi server hingga 80%, sekaligus
meningkatkan ROI terhadap server. Dengan 37 server virtual berjalan pada 3-4 server fisik—
sebelumnya 13 unit server—Sampoerna Agro dapat menekan biaya operasional sampai 60%.
Sementara biaya listrik dan peralatan pendingin pun turun 50%. Jumlah staf TI yang harus
mengurusi server pun bisa dikurangi karena infrastruktur virtual tidak perlu dikelola oleh
banyak orang.
Namun bagi Sampoerna Agro, infrastruktur virtual barulah awal karena menurut Franky
Nathanel, infrastruktur tersebut pada dasarnya adalah sebuah “gerbang” yang akan
menghantarkan mereka ke komputasi awan masa depan. Setelah ini, perusahaan yang
mempekerjakan lebih dari 9000 orang, mengelola empat lini bisnis utama, dan memiliki
%2Fwww.bing.com%2Fsearch%3Fq%3Dvirtualisasi%26pc%3Dcosp%26ptag
%3DA5A4F7919F2724954A5F%26form%3DCONBDF%26conlogo
%3DCT3210127&subid=&search=virtualisasihttp://www.basukiwinoto.com/?
category_name=virtualisasi&site=co.id
http://www.infokomputer.com/tag/virtualisasi/