Pendahuluan
2. Tinjauan Pustaka
2
lainnya yang muncul akibat perubahan maupun kerusakan yang dialami oleh
aplikasi[2]. Penelitian lainnya tentang cloud computing adalah Implementasi
Cloud Computing sebagai Infrastructre as a Service untuk penyediaan Web
Server[3]. Penelitian tersebut membahas tentang cloud computing yang digunakan
sebagai layanana untuk menyediakan Web Server dan diterapkan dalam jaringan
internal, atau dikenal dengan istilah Private Cloud.
Berdasarkan pada beberapa penelitian yang telah dilakukan mengenai cloud
computing maka akan dirancang Software as a Service sebagai layanan penyedia
aplikasi berbasis Private cloud di lingkungan laboratorium komputer FTI UKSW.
Dalam perancangan ini, aplikasi yang akan digunakan untuk membangun sebuah
server SaaS adalah VMWare Horizon Workspace yang akan dipasang di atas
hypervisor ESXi.
Cloud Computing merupakan perkembangan dari teknologi grid computing
dan vistualisasi[4]. Pengertian sederhana cloud computing adalah teknologi
komputasi yang memanfaatkan sumber daya secara bersama-sama melalui sebuah
jaringan internet maupun intranet. National Institude of Standards and
Technology (NIST) mendefinisikan Cloud computing sebagai model yang
memungkinkan untuk mengakses kumpulan sumber daya komputasi (server,
media penyimpanan, aplikasi) darimana saja secara nyaman dan sesuai
permintaan yang dapat disediakan secara cepat[5].
Software as a Service merupakan salah satu service model dari Cloud
computing. Layanan yang disediakan adalah aplikasi, yang memungkinkan para
pengguna tidak perlu memasang aplikasi yang diinginkan kedalam komputer. Ini
merupakan delivery model dimana aplikasi terpusat dan dikelola oleh penyedia
layanan, pengguna membayar selama berlangganan terhadap aplikasi tersebut dan
diakses menggunakan web browser melalui sebuah jaringan[6].
Private cloud adalah salah satu deployment model dari cloud computing.
Infrastruktur cloud ditetapkan secara eksklusif oleh sebuah organisasi yang terdiri
dari banyak pengguna atau unit bagian dan dibangun serta dikelola secara mandiri
oleh organisasi tersebut dan digunakan dan diakses oleh pengguna yang berada di
bawah organisasi[5].
VMWare Horizon Workspace merupakan ruang kerja terintegerasi yang
menyediakan aplikasi, data, dan desktop kepada user yang bisa diakses dari
3
berbagai device. Horizon workspace adalah beberapa virtual mesin vApp yang
didistribusikan dalam bentuk .ova[7]. Horizon workspace memiliki lima
komponen virtual appliance (VApp) yang memiliki fungsi masing-masing dan
saling berhubungan.
Gateway-va adalah titik akhir untuk semua komunikasi dari user kepada
horizon server. Service-va adalah server yang memberikan akses sebagai
administrator melalui web interface sehingga bisa mengatur user, group, dan
resource. Connector-va adalah server yang mengatur autentikasi user terhadap
active directory. Selain itu juga untuk mengatur sinkronisasi terhadap ThinApp
catalog. Configurator-va adalah server yang berfungsi untuk mengatur
konfigurasi dan pengaturan horizon workspace dari proses deployment hingga
semua server terpasang dan siap digunakan. Data-va berfungsi sebagai data store
untuk tempat penyimpanan bagi setiap user, mengontrol file sharing,
menyediakan layanan untuk melihat file dan berperan sebagai horizon workspace
web interface bagi pengguna[7].
ESXi merupakan hypervisor arsitektur dari VMWare yang menyediakan
dasar untuk membangun infrastruktur IT yang handal dan dinamis[8]. ESXi
merupakan server virtualisasi, yang memungkinkan semua virtual mesin dapat
dipasang diatas ESXi[9]. ESXi tidak memerlukan perangkat lunak tambahan
4
untuk dapat dipasang karena ini merupakan hypervisor yang bisa langsung
dipasang pada baremetal.
VCenter merupakan aplikasi untuk menejemen virtual mesin yang berada di
dalam ESXi dan dipasang didalam Windows Server[9]. VCenter digunakan untuk
pengelolaan dan menejemen virtual-virtual mesin yang berdiri di dalam lebih dari
satu host ESXi atau dalam infrastruktur cluster. Vcenter memungkinkan
pembagian sumber daya pada masing-masing host ESXi secara dinamis, sehingga
virtual server yang ada bisa selalu menyediakan layanan bagi pengguna (high
availability)
3. Metode Penelitian
5
horizon workspace perangkat lunak pendukung yang digunakan adalah windows
server 2008 R2 yang digunakan sebagai domain controller dan active directory
yang berfungsi sebagai directory service yang menyimpan informasi user.
Perangkat keras yang akan digunakan pada penelitian ini ditunjukkan pada tabel
1.
Tabel 1. Spesifikasi Hardware yang digunakan
6
Gambar 4. Perancangan Topologi
Dalam topologi pada gambar 4 terdapat dua komputer server ESXi 1 dan 2
yang merupakan hypervisor dimana terdapat beberapa virtual machine yang
berperan sebagi server SaaS maupun domain controller atau active directory. Dua
server tersebut dibangun dalam infrastruktur cluster, hal ini dikarenakan resource
yang dibutuhkan cukup tinggi sehingga dengan model cluster bisa dilakukan
pembagian beban resource secara otomatis agar ketersediaan layanan bisa
terjamin. Selain dua server tersebut juga terdapat data center yang dibangun
dengan sistem operasi free nas, komputer tersebut dijadikan sebagai Storage Area
Network, dimana setiap sumber daya penyimpanan tersimpan pada server
tersebut. Masing – masing fisik PC server mempunyai dua ethernet card dan
konfigurasi pengalamatan IP dari masing – masing ethernet card tersebut
diantaranya :
Server 1 (VMWare ESXi) sebagai server 1, IP ethernet 0 : 192.168.12.7
Ethernet 1 : 192.168.12.14
Server 2 (VMWare ESXi) sebagai server 2, IP ethernet 0 : 192.168.12.8
Ethernet 1 : 192.168.12.15
PC 3 (Free Nas) sebagai data center, IP ethernet 0 :192.168.12.5
Ethernet 1 : 192.168.12.55
Implement merupakan tahap dalam membangun sistem yang telah dirancang
sebagai penyelesaian masalah yang ada. Berdasarkan pada data yang didapatkan
mengenai permasalahan yang ada, persiapan peralatan yang sudah dirancang serta
topologi jaringan yang sudah dibuat, maka dilakukan konfigurasi terhadap
keseluruhan sistem. Dalam penelitian ini hal yang dilakukan dalam tahap
implement adalah memperisapkan windows server sebagi active directory serta
DNS server. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, active directory digunakan
sebagai directory service yang menyimpan data user. Kemudian DNS server
digunakan sebagai nama domain bagi server SaaS yang akan dibangun. Setelah
itu dilakukan deployment atau pemasangan horizon workspace.ova kedalam
7
hypervisor ESXi. Setelah proses deployment selesai, perlu dilakukan konfigurasi
server sehingga SaaS bisa digunakan oleh user.
Operate merupakan tahap untuk menguji layanan penyedia aplikasi yang
dirancang dan dibangun. Apakah layanan yang dibangun bisa berjalan sesuai
dengan desain yang dibuat. Serta dilakukan kajian apakah sistem yang dibangun
bisa digunakan sebagai pemecahan dari permasalahan yang ada di laboratorium
komputer. Ujicoba dilakukan dengan cara mengakses server melalui client
menggunakan Horizon Agent yang telah diinstal di komputer client dan
mengakses aplikasi melalui web browser. Berdasarkan ujicoba yang dilakukan
dapat diketahui hasil yang didapatkan apakah sesuai dengan yang diharapkan atau
belum, sehingga masih bisa dilakukan perbaikan terhadap sistem yang dibangun.
Optimize merupakan tahap penyempurnaan terhadap sistem yang telah diuji
coba. Setelah mengetahui hasil yang diperoleh dari percobaan-percobaan yang
dilakukan pada tahap ini dilakukan perbaikan serta optimalisasi terhadap sistem,
sehingga sistem yang dibangun mengalami perbaikan dan sesuai dengan yang
diharapkan pada tahap awal sistem tersebut dibangun.
Horizon Workspace client berfungsi sebagai agen yang mengatur autorisasi client
terhadap aplikasi yang tersedia pada server. Dia akan memeriksa berdasarkan
username yang digunakan untuk login, setelah itu agen akan mengirim informasi
username tersebut menuju server SaaS, sehingga server akan memberikan
aplikasi-aplikasi yang sudah diatur melalui autorisasi dari pihak penyedia aplikasi.
Setelah itu horizon agent akan mengkopi aplikasi-aplikasi yang disediakan dari
server sharing, sehingga aplikasi-aplikasi tersebut akan membuat shortcut di
desktop maupun start menu pada tiap komputer user. Aplikasi-aplikasi yang
disediakan sebelumnya telah dilakukan packaging ulang oleh server SaaS
sehingga bersifat portable, kemudian akan disimpan di lokal disk pada komputer
client sehingga pada saat pengguna ingin mengakses aplikasi tersebut komputer
akan menjalankan aplikasi dari lokal disk sehingga tidak membebani server.
Pengguna juga bisa mengakses aplikasi SaaS melalui web browser seperti
ditunjukkan pada gambar 6 dan gambar 7. Dengan memilih icon aplikasi yang
terdapat di halaman web browser.
8
Gambar 6. Tampilan web interface Horizon Workspace
9
Besarnya ukuran file yang ditunjukkan pada tabel 2 merupakan file dari hasil
kompresi oleh server SaaS dan bersifat portable. Sehingga aplikasi tersebut bisa
langsung dijalankan di komputer client. Aplikasi-aplikasi yang sudah tersimpan
dan terpasang pada komputer bisa langsung digunakan walaupun server SaaS
sedang dalam kondisi down dan tidak terhubung dengan komputer client dalam
jaringan, dengan syarat client harus terhubung dan login dengan domain yang ada.
Hal ini dikarenakan aplikasi dijalankan dari lokal komputer dan aplikasi tersebut
diautorisasi melalui domain controller sehingga harus terhubung dengan domain.
Tabel 4. Waktu pemasangan Aplikasi
10
Hasil yang didapatkan dari percobaan dengan sepuluh paket aplikasi adalah waktu
rata-rata yang diperlukan satu komputer untuk memasang aplikasi kedalam
komputer lokal adalah 60,2 detik. Jika aplikasi yang diberikan lebih dari Sepuluh
rata-rata waktu yang diperlukan juga dimungkinkan bertambah, hal lain yang juga
berpengaruh terhadap waktu yang diperlukan untuk proses pemasangan aplikasi
adalah kondisi jaringan maupun kondisi komputer itu sendiri.
Dalam percobaan yang dilakukan juga terdapat satu komputer dengan waktu
pemasangan aplikasi paling lama, yaitu sebanyak 80 detik. Hal ini terjadi karena
komputer mengalami idle selama beberapa detik saat mengidentifikasi aplikasi
dari server SaaS. Dari keseluruhan percobaan yang dilakukan dapat diambil
kesimpulan bahwa ketersediaan layanan SaaS juga dipengaruhi oleh kondisi
jaringan dan komputer pengguna.
5. Simpulan
6. Daftar Pustaka
[1] Signh, Ajith dan Hemalatha, M, 2012, Cloud Computing for Academic
Environment, International Journal of Information and Communication
Technology Research 2: 97 – 101.
[2] Waters, Bret, 2005, Software as a service : A look at the customer benefit,
Journal of Digital Asset Management 1: 32 – 39.
[3] Sulistyowati, Luchi, Wiwin Sulistyo dan Teguh Indra Bayu, 2012,
Implementasi Cloud Computing sebagai Infrastruktur as a Service untuk
Penyediaan Web Server, aiti jurnal Teknologi Informasi 10: 192 – 200.
[4] Mohammed, Arif, 2009, A History of Cloud Computing,
http://www.computerweekly.com/Articles/2009/06/10/235429/A-history-of-
cloud-computing.htm. Diakses tanggal 27 juni 2014.
11
[5] Mell Peter, Grance Timothy, 2011, The NIST Definition of Cloud
Computing, U.S Department of Commerce Special Publication 800 – 145.
[6] Rashmi, Sahoo G, Mehfuz S, 2013, Securing Software as a Service Model of
cloud Computing: Issue and Solutions, International Journal on Cloud
Computing: Services and Architecture (IJCCSA) 3: 1 – 11.
[7] VMWare, 2014, vmware horizon workspace reverence architecture, White
paper, VMware, Inc.
[8] VMWare, 2009, VMware ESX and VMware ESXi The Market Leading
Production-Proven Hypervisors, VMware, Inc.
[9] Bipin, 2012, Difference between vSphere, ESXi and vCenter,
http://www.mustbegeek.com/difference-between-vsphere-esxi-and-vcenter/.
Diakses tanggal 27 juni 2014.
[10] Cisco, 2005, Creating Business Value and Operational Exellence with the
Cisco Systems Lifecycle Services Approach, Cisco Systems White Paper 1 –
10.
12