Anda di halaman 1dari 5

1.

Jelaskan perbedaan konsep virtualisasi dan konsep cloud computing


Virtualisasi dapat digunakan untuk setup lingkungan yang terpisah untuk setiap
aplikasi perangkat lunak sehingga satu aplikasi tidak dapat mengganggu yang lain.
Hal ini sangat berguna ketika menguji produk software pada lingkungan yang
berbeda. Daripada mendedikasikan sebuah mesin perangkat keras yang terpisah,
orang dapat dengan mudah men-setup server virtual pada satu mesin perangkat keras.
Virtualisasi dapat digunakan sebagai alat standardisasi. Ini berarti bahwa kita dapat
mengatur satu lingkungan Sistem Operasi sebagai standar dan kemudian meniru
mesin virtual yang sama sebanyak yang kita inginkan. Virtualization untuk membuat
virtualisasi kita membutuhkan perangkat lunak yang dinamakan Hypervisor.
Hypervisor mempunyai 2 tipe yaitu
Type 1 (or native, bare metal) Hypervisor tipe 1 disebut dengan hypervisor
native/bare metal, yaitu hypervisor yang dapat langsung dijalankan pada
hardware server yang kosong (bare metal) tanpa kita install diatas sistem
operasi pada komputer. Artinya hypervisor tipe 1 menjadi satu paket bersama
sistem operasi pada komputer tersebut. contoh : Oracle VM Server for
SPARC, the Citrix XenServer, KVM, Qemu, VMware ESX/ESXi, and
Microsoft Hyper-V hypervisor.
Type 2 (or hosted) Hypervisor tipe 2 disebut dengan hypervisor host/desktop,
yaitu hypervisor yang berjalan diatas sistem operasi sehingga sebelum
menggunakannya harus diinstal dulu pada sistem operasi untuk dapat
menjalankan hypervisor tersebut.
Berikut Gambar Perbedaan antara hypervisor tipe 1 dan 2



Untuk membangun sistem cloud computing, sebaiknya kita menggunakan hypervisor
tipe 1 (ornative, bare metal) Terdapat beberapa perangkat lunak berupa sistem operasi
untuk membuat sistem virtual pembangun cloud computing :
Ubuntu Enterprise cloud (Qemu, KVM, dll)
Vmware vSphere (Qemu, dll)
Proxmox VE (KVM, dll)
OpenStack
OpenNebula
Eucalyptus

Contohnya ada tiga mesin komputer yang masing-masing memiliki peranan atau
fungsi yang berbeda satu sama lain, sebagai contoh Komputer A berfungsi sebagai
Email Server, Komputer B sebagai File Server dan Komputer C sebagai AD Server.
Jadi ketiga fungsi tersebut memiliki mesin yang terpisah satu sama lain, sehingga
memerlukan sumberdaya yang lebih untuk menjalankan ketiga fungsi tersebut, seperti
Hardware dan Sumberdaya Listrik. Dengan adanya teknologi virtualisasi, maka ketiga
komputer tadi hanya akan memerlukan satu Hardware Resources saja untuk
memenuhi kebutuhan 3 fungsi yang berbeda tadi. Jadi sederhananya dalam satu
Hardware dapat ditanam 3 fungsi komputer dalam bentuk virtual. Untuk memenuhi
kebutuhan tersebut diperlukan aplikasi yang berfungsi sebagai host untuk
menjalankan Operating System yang akan ditanam didalam sebuah Hardware.







Dalam sistem cloud computing, ada pergeseran beban kerja yang signifikan. Komputer lokal
tidak lagi harus melakukan semua beban kerja ketika menjalankan sebuah aplikasi. Jaringan
komputer yang membentuk awan-lah yang akan menangani hal tersebut sebagai gantinya.
Kebutuh hardware dan software pada sisi pengguna akan menurun. Satu-satunya hal yang
dibutuhkan pengguna komputer adalah dapat menjalankan software antarmuka sistem cloud
computing, yang dapat menjadi sesederhana browser Website, dan jaringan cloud menangani
lainnya.




Arsitektur Cloud Computing
Ketika berbicara tentang sistem cloud computing, akan memudahkan jika kita membaginya
menjadi dua bagian: front end dan back end. Mereka terhubung satu sama lain melalui
jaringan, biasanya Internet. Front end adalah sisi pengguna komputer, atau klien. Back
end adalah awan dari sistem.
Front end termasuk komputer klien (atau jaringan komputer) dan aplikasi, diperlukan untuk
mengakses sistem cloud computing. Tidak semua sistem cloud computing memiliki
antarmuka pengguna yang sama. Layanan seperti e-mail berbasis Web memanfaatkan
browser Web yang ada seperti Internet Explorer atau Firefox. Pada sistem lain ada yang
memiliki aplikasi unik yang menyediakan akses jaringan untuk klien.
Di back end sistem adalah berbagai komputer, server, dan sistem penyimpanan data yang
menciptakan awan layanan komputasi. Secara teori, sebuah sistem cloud computing dapat
mencakup hampir semua program komputer yang dapat Anda bayangkan, dari pengolahan
data sampai video game. Biasanya, setiap aplikasi akan memiliki dedicated server sendiri.
Sebuah server pusat mengelola sistem, pemantauan lalu lintas dan permintaan klien untuk
memastikan semuanya berjalan lancar. Ini mengikuti serangkaian aturan yang disebut
protokol dan menggunakan software khusus yang disebut middleware. Middleware
memungkinkan jaringan komputer untuk berkomunikasi satu sama lain. Sering kali, server
tidak berjalan pada kapasitas penuh. Itu berarti ada daya pemrosesan yang tidak terpakai akan
sia-sia. Oleh karena itu, memungkinkan untuk memanipulasi sebuah server fisik dengan
berpikir bahwa itu sebenarnya terdiri dari beberapa server, masing-masing berjalan dengan
sistem operasi yang mandiri. Teknik ini disebut virtualisasi server. Dengan memaksimalkan
output dari setiap server, virtualisasi server dapat mengurangi kebutuhan server secara fisik.
Jika sebuah perusahaan cloud computing memiliki banyak klien, ada kemungkinan
permintaan ruang penyimpanan akan menjadi tinggi. Beberapa perusahaan memerlukan
ratusan perangkat penyimpanan digital. Sistem cloud computing membutuhkan setidaknya
dua kali jumlah perangkat penyimpanan yang diperlukan untuk menyimpan semua data klien
yang tersimpan. Itu karena perangkat ini, seperti semua komputer, kadang-kadang rusak.
Sebuah sistem cloud computing harus membuat salinan semua data klien dan menyimpannya
pada perangkat lain. Membuat salinan data sebagai cadangan disebut redundancy.

Anda mungkin juga menyukai