Pengertian Proposisi
Proposisi adalah pernyataan dalam bentuk kalimat yang dapat dinilai benar
dan salahnya. Proposisi merupakan unit terkecil dari pemikiran yang
mengandung maksud sempurna. Jika kita menganalisis suatu pemikiran, taruhlah
suatu buku, kita akan mendapati suatu pemikiran dalam buku itu, dan lebih
khususnya lagi dalam bab-babnya, kemudian pada paragrafnya dan akhinya pada
unit yang tidak dapat dibagi lagi yakni yang disebut proposisi. Proposisi itu
sendiri masih bisa di analisis lagi menjadi kata-kata, tetapi kata-kata hanya
menghadirkan pengertian sesuatu, bukan maksud atau pemikiran sesuatu.
Proposisi merupakan kalimat logika yang mana pernyataan tentang
hubungan antara dua atau beberapa hal yang dapat dinilai benar atau salah. Ada
yang mengartikan proposisi sebagai ekspresi verbal dari putusan yang berisi
pengakuan atau penginkaran sesuatu (predikat) terhadap sesuatu yang lain
(subjek) yang dapat dinilai benar atau salah.
Unsur-unsur proposisi:
Term subjek; hal yang tentangnya pengakuan atau pengingkaran ditujukan.
Term subjek dalam sebuah proposisi disebut subjek logis. Ada perbedaan
antara subjek logis dengan subjek dalam sebuah kalimat. Tentang subjek
logis harus ada penegasan/ pengingkaran sesuatu tentangnya.
Term predikat; isi pengakuan atau pengingkaran.
Kopula; menghubungkan term subjek dan term predikat,
Terdapat beberapa jenis proposisi, yakni:
Penjelasan:
A. Proposisi Berdasarkan Bentuknya,
Proposisi tunggal, merupakan proposisi yang terdiri atas satu subjek dan satu
predikat. Misalnya, saya makan; Andi bermain.
Proposisi majemuk, merupakan proposisi yang terdiri atas satu subjek dan
lebih dari satu predikat. Misalnya, Anna belajar fisika dan mendengarkan
musik; Bekham tur ke Asia dan bermain di Indonesia.
B. Proposisi Berdasarkan Sifatnya,
Proposisi Kategorial, proposisi yang hubungan subjek dan predikatnya tidak
memerlukan syarat apapun. Misalnya, semua orang akan mati; semua hewan
membutuhkan makan.
Proposisi Kondisional, proposisi yang pada hubungan subjek dan
predikatnya memerlukan syarat tertentu. Misalnya, jika hari mendung maka
akan turun hujan; jika Dina bangun kesiangan maka akan terlambat masuk ke
sekolah.
Dalam proposisi kondisonal terbagi menjadi dua macam, yakni: proposisi
kondisional hipotesis dan proposisi kondisional disjungtif atau mempunyai 2
pilihan alternatif. Contohnya : jika hari ini tidak hujan, dia pasti akan
menepati janjinya (hipotesis). Dia tidak jadi datang karena sibuk atau malas
(disjungtif)
C. Proposisi Berdasarkan Kualitasnya,
Proposisi Positif, atau Afirmatif, merupakan proposisi yang predikatnya
membenarkan subjek. Misal, semua profesor adalah orang pintar.
Proposisi Negatif, merupakan proposisi yang predikatnya tidak mendukung/
membenarkan subjek. Misalnya, tidak satupun tumbuhan memiliki kaki.
D. Proposisi Berdasarkan Kuantitasnya
Proposisi Umum (universal), adalah proposisi dimana predikat mendukung
atau mengingkari semua subjek. Misalnya, semua mahasiswa harus
mengerjakan tugas dari dosen.
Proposisi Khusus (partikular), adalah proposisi dimana pernyataan khusus
mengiyakan yang sebagian subjek merupakan bagian dari predikat.
Misalnya, sebagian murid di SD adalah anak orang kaya.
Menurut Selltiz, et al., dalam Nazir (1988) dalam buku Metode Penelitian,
mengatakan bahwa proposisi yagn sudah mempunyai jangkauan cukup luas dan
telah didukung oleh data empiris dinamakan dalil (scientific law).
Pengertian Dalil
Dari paparan pengertian proposisi dapat diambil arti dalil, yaitu singkatan
dari suatu pengetahuan tentang hubungan sifat-sifat tertentu, yang bentuknya
lebih umum jika dibandingkan dengan penemuan-penemuan empiris pada mana
dalil tersebut didasarkan.
Pengertian Teori
Fakta dalam bahasa Latin disebut focus, yang artinya segala sesuatu yang
tertangkap oleh indra manusia atau data keadaan nyata yang terbukti dan telah
menjadi suatu kenyataan. Sedangkan catatan atas pengumpulan fakta dinamakan
data. Fakta seringkali diyakini oleh orang banyak (umum) sebagai hal yang
sebenarnya, baik karena mereka telah mengalami kenyataan-kenyataan dari dekat
maupun karena mereka dianggap telah melaporkan pengalaman orang lain yang
sesungguhnya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, fakta diartikan [n] hal (keadaan,
peristiwa) yg merupakan kenyataan; sesuatu yg benar-benar ada atau terjadi.
Dalam buku Metode Penelitian karya M. Nazir (1988) mengemukakan
beberapa peranan fakta terhadap teori, yaitu:
A. Fakta memprakarsai teori.
Banyak fakta yang ditemui secara empiris menjurus kepada penemuan teori
baru. Memang fakta tidak secara langsung menghasilkan teori, tetapi kumpulan
dari fakta-fakta dapat dibuat suatu generalisasi utama yang berjenis-jenis
jumlahnya. Dengan menghubung-hubungkan generalisasi-generalisasi tersebut,
maka bukan tidak mungkin akan menghasilkan sebuah teori.
B. Fakta memformulasikan kembali teori yang ada.
Fakta-fakta tidak semuanya menghasilkan teori, tetapi fakta-fakta hasil
pengamatan tersebut dapat membuat suatu teori lama untuk dikembangkan.
Secara umum, fakta-fakta cocok dengan teori. Tetapi, jika banyak sekali fakta
yang kurang sesuai dengan teori yang telah ada maka sudah tentu, teori tersebut
harus disesuaikan dengan fakta. Dengan demikian, fakta tersebut dapat
mengadakan reformulasi terhadap teori.
C. Fakta dapat menolak teori
Jika banyak fakta yang diperoleh menunjukkan bahwa teori tidak sesuai
dengna fakat tersebut, maka teori tersebut tidak diformulasikan kembali tetapi
harus ditolak. Penolakan teori karena tidak cocok dengan fakta harus dilakukan
secara hati-hati sekali. Harus diingat, bahwa banyak fakta yang diperoleh berasal
dari suatu kondisi tertentu. Karena itu, bukan tidak mungkin bahwa fakta tersebut
tidak cocok dengan teori bukan karena teorinya yang tidak benar, tetapi kondisi
pengamatan yagn menghasilkan fakta itu yang tidak sesuai sehingga, fakta yang
dihasilkan tidak cocok dengan teori.
D. Fakta mengubah orientasi teori.
Seperti yang telah diterangkan di atas, fakta-fakta baru yang diperoleh ada
kalanya baru sesuai dengan teori, jika teori tersebut didefinisikan kembali. Fakta-
fakta tersebut memperterang teori dan mengajak seseorang untuk mengubah
orientasi teori. Dengan adanya orientasi baru dari teori, akan menjurus pula
kepada penemuan fakta-fakta baru.
Metode Taguchi
Metode Taguchi dicetuskan oleh Dr. Genichi Taguchi pada tahun 1949 saat
mendapatkan tugas untuk memperbaiki sistem telekomunikasi di Jepang. Metode
ini merupakan metodologi baru dalam bidang teknik yang bertujuan untuk
memperbaiki kualitas produk dan proses serta dalam dapat menekan biaya dan
resources seminimal mungkin. Sasaran metode Taguchi adalah menjadikan
produk robust terhadap noise, karena itu sering disebut sebagai Robust Design.
Definisi kualitas menurut Taguchi adalah kerugian yang diterima oleh
masyarakat sejak produk tersebut dikirimkan. Filosofi Taguchi terhadap kualitas
terdiri dari tiga buah konsep, yaitu:
Kualitas harus didesain ke dalam produk dan bukan sekedar memeriksanya.
Kualitas terbaik dicapai dengan meminimumkan deviasi dari target.
Produk harus didesain sehingga robust terhadap faktor lingkungan yang tidak
dapat dikontrol.
Biaya kualitas harus diukur sebagai fungsi deviasi dari standar tertentu dan
kerugian harus diukur pada seluruh sistem.
Metode Taguchi merupakan off-line quality control artinya pengendalian
kualitas yang preventif, sebagai desain produk atau proses sebelum sampai pada
produksi di tingkat shop floor. Off-line quality control dilakukan dilakukan pada
saat awal dalam life cycle product yaitu perbaikan pada awal untuk menghasilkan
produk (to get right first time). Kontribusi Taguchi pada kualitas adalah:
Loss Function: Merupakan fungsi kerugian yang ditanggung oleh masyarakat
(produsen dan konsumen) akibat kualitas yang dihasilkan. Bagi produsen
yaitu dengan timbulnya biaya kualitas sedangkan bagi konsumen adalah
adanya ketidakpuasan atau kecewa atas produk yang dibeli atau dikonsumsi
karena kualitas yang jelek.
Orthogonal Array: Orthogonal array digunakan untuk mendesain percobaan
yang efisisen dan digunakan untuk menganalisis data percobaan. Ortogonal
array digunakan untuk menentukan jumlah eksperimen minimal yang dapat
memberi informasi sebanyak mungkin semua faktor yang mempengaruhi
parameter. Bagian terpenting dari orthogonal array terletak pada pemilihan
kombinasi level dari variable-variabel input untuk masing-masing
eksperimen.
Robustness: Meminimasi sensitivitas sistem terhadap sumber-sumber variasi.
Tahapan dalam Desain Produk atau Proses Menurut Taguchi
Dalam metode Taguchi tiga tahap untuk mengoptimasi desain produk atau
proses produksi yaitu (Ross, 1996):
System Design. Yaitu upaya dimana konsep-konsep, ide-ide, metode baru
dan lainnya dimunculkan untuk memberi peningkatan produk . Merupakan
tahap pertama dalam desain dan merupakan tahap konseptual pada
pembuatan produk baru atau inovasi proses. Konsep mungkin berasal dari
dari percobaan sebelumnya, pengetahuan alam/teknik, perubahan baru atau
kombinasinya.
Parameter Design. Tahap ini merupakan pembuatan secara fisik atau
prototipe secara matematis berdasarkan tahap sebelumnya melalui percobaan
secara statistik. Tujuannya adalah mengidentifikasi setting parameter yang
akan memberikan performansi rata-rata pada target dan menentukan
pengaruh dari faktor gangguan pada variasi dari target.
Tolerance Design. Penentuan toleransi dari parameter yang berkaitan dengan
kerugian pada masyarakat akibat penyimpangan produk dari target. Pada
tahap ini, kualitas ditingkatkan dengan mengetatkan toleransi pada parameter
produk atau proses untuk mengurangi terjadinya variabilitas pada
performansi produk.
Langkah Penelitian Taguchi
Langkah-langkah ini dibagi menjadi tiga fase utama yang meliputi
keseluruhan pendekatan eksperimen. Tiga fase tersebut adalah (1) fase
perencanaan, (2) fase pelaksanaan, dan (3) fase analisis. Fase perencanaan
merupakan fase yang paling penting dari eksperimen untuk menyediakan
informasi yang diharapkan. Fase perencanaan adalah ketika faktor dan levelnya
dipilih, dan oleh karena itu, merupakan langkah yang terpenting dalam
eksperimen.
Fase terpenting kedua adalah fase pelaksanaan, ketika hasil eksperimen telah
didapatkan. Jika eksperimen direncanakan dan dilaksanakan dengan baik, analisis
akan lebih mudah dan cenderung untuk dapat menghasilkan infomasi yang positif
tentang faktor dan level.
Fase analisis adalah ketika informasi positif atau negatif berkaitan dengan
faktor dan level yang telah dipilih dihasilkan berdasarkan dua fase sebelumnya.
Fase analisis adalah hal penting terakhir yang mana apakah peneliti akan dapat
menghasilkan hasil yang positif.
Langkah utama untuk melengkapi desain eksperimen yang efektif adalah
sebagai berikut (Ross, 1996):
Perumusan masalah: Perumusan masalah harus spesifik dan jelas
batasannya dan secara teknis harus dapat dituangkan ke dalam percobaan
yang akan dilakukan.
Tujuan eksperimen: Tujuan yang melandasi percobaan harus dapat
menjawab apa yang telah dinyatakan pada perumusan masalah, yaitu mencari
sebab yang menjadi akibat pada masalah yang kita amati.
Memilih karakteristik kualitas (Variabel Tak Bebas): Variabel tak bebas
adalah variabel yang perubahannya tergantung pada variabel-variabel lain.
Dalam merencanakn suatu percobaan harus dipilih dan ditentukan dengan
jelas variabel tak bebas yang akan diselediki.
Memilih faktor yang berpengaruh terhadap karakteristik kualitas
(Variabel Bebas): Variabel bebas (faktor) adalah variabel yang
perubahannya tidak tergantung pada variabel lain. Pada tahap ini akan dipilih
faktor-faktor yang akan diselediki pengaruhnya terhadap variabel tak bebas
yang bersangkutan. Dalam seluruh percobaan tidak seluruh faktor yang
diperkirakan mempengaruhi variabel yang diselediki, sebab hal ini akan
membuat pelaksanaan percobaan dan analisisnya menjadi kompleks. Hanya
faktor-faktor yang dianggap penting saja yang diselediki. Beberapa metode
yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang akan diteliti
adalah brainstorming, flowcharting, dan cause effect diagram.
Mengidentifikasi faktor terkontrol dan tidak terkontrol: Dalam metode
Taguchi, faktor-faktor tersebut perlu diidentifikasikan dengan jelas karena
pengaruh antara kedua jenis faktor tersebut berbeda. Faktor terkontrol
(control factors) adalah faktor yang nilainya dapat diatur atau dikendalikan,
atau faktor yang nilainya ingin kita atur atau kendalikan. Sedangkan faktor
gangguan (noise factors) adalah faktor yang nilainya tidak bisa kita atur atau
dikendalikan, atau faktor yang tidak ingin kita atur atau kendalikan.
Penentuan jumlah level dan nilai faktor: Pemilihan jumlah level penting
artinya untuk ketelitian hasil percobaan dan ongkos pelaksanaan percobaan.
Makin banyak level yang diteliti maka hasil percobaan akan lebih teliti
karena data yang diperoleh akan lebih banyak, tetapi banyaknya level juga
akan meningkatkan ongkos percobaan.
Identifikasi Interaksi antar Faktor Kontrol: Interaksi muncul ketika dua
faktor atau lebih mengalami perlakuan secara bersama akan memberikan
hasil yang berbeda pada karakteristik kualitas dibandingkan jika faktor
mengalami perlakuan secara sendiri-sendiri. Kesalahan dalam penentuan
interaksi akan berpengaruh pada kesalahan interpretasi data dan kegagalan
dalam penentuab proses yang optimal. Tetapi Taguchi lebih mementingkan
pengamatan pada main effect (penyebab utama) sehingga adanya interaksi
diusahakan seminimal mungkin, tetapi tidak dihilangkan sehingga perlu
dipelajari kemungkinan adanya interaksi.
Perhitungan derajat kebebasan (degrees of freedom/dof): Perhitungan
derajat kebebasan dilakukan untuk menghitung jumlah minimum percobaan
yang harus dilakukan untuk menyelidiki faktor yang diamati.
Pemilihan Orthogonal Array (OA): Dalam memilih jenis Orthogonal
Array harus diperhatikan jumlah level faktor yang diamati yaitu:
Jika semua faktor adalah dua level: pilih jenis OA untuk level dua faktor
Jika semua faktor adalah tiga level: pilih jenis OA untuk level tiga faktor
Jika beberapa faktor adalah dua level dan lainnya tiga level: pilih yang
mana yang dominan dan gunakan Dummy Treatment, Metode
Kombinasi, atau Metode Idle Column.
Jika terdapat campuran dua, tiga, atau empat level faktor: lakukan
modifikasi OA dengan metode Merging Column
Penugasan untuk faktor dan interaksinya pada orthogonal array:
Penugasan faktor-faktor baik faktor kontrol maupun faktor gangguan dan
interaksi-interaksinya pada orthogonal array terpilih dengan memperhatikan
grafik linier dan tabel triangular. Kedua hal tersebut merupakan alat bantu
penugasan faktor yang dirancang oleh Taguchi. Grafik linier
mengindikasikan berbagai kolom ke mana faktor-faktor tersebut. Tabel
triangular berisi semua hubungan interaksi-interaksi yang mungkin antara
faktor-faktor (kolom-kolom) dalam suatu OA.
Persiapan dan Pelaksanaan Percobaan: Persiapan percobaan meliputi
penentuan jumlah replikasi percobaan dan randomisasi pelaksanaan
percobaan.
Jumlah Replikasi: Replikasi adalah pengulangan kembali perlakuan yang
sama dalam suatu percobaan dengan kondisi yang sama untuk
memperoleh ketelitian yang lebih tinggi. Replikasi bertujuan untuk: 1)
Mengurangi tingkat kesalahan percobaan, 2) Menambah ketelitian data
percobaan, dan 3) Mendapatkan harga estimasi kesalahan percobaan
sehingga memungkinkan diadakan test signifikasi hasil eksperimen.
Randomisasi: Secara umum randomisasi dimaksudkan untuk: 1)
Meratakan pengaruh dari faktor-faktor yang tidak dapat dikendalikan
pada semua unit percobaan, 2) Memberikan kesempatan yang sama pada
semua unit percobaan untuk menerima suatu perlakuan sehingga
diharapkan ada kehomogenan pengaruh pada setiap perlakuan yang
sama, dan 3) Mendapatkan hasil pengamatan yang bebas (independen)
satu sama lain. Pelaksanaan percobaan Taguchi adalah pengerjaan
berdasarkan setting faktor pada OA dengan jumlah percobaan sesuai
jumlah replikasi dan urutan seperti randomisasi.
Analisis Data: Pada analisis dilakukan pengumpulan data dan pengolahan
data yaitu meliputi pengumpulan data, pengaturan data, perhitungan serta
penyajian data dalam suatu lay out tertentu yang sesuai dengan desain yang
dipilih untuk suatu percobaan yang dipilih. Selain itu dilakukan perhitungan
dan penyajian data dengan statistik analisis variansi, tes hipotesa dan
penerapan rumus-rumus empiris pada data hasil percobaan.
Interpretasi Hasil: Interpretasi hasil merupakan langkah yang dilakukan
setelah percobaan dan analisis telah dilakukan. Interpretasi yang dilakukan
antara lain dengan menghitung persentase kontribusi dan perhitungan selang
kepercayaan faktor untuk kondisi perlakuan saat percobaan.
Percobaan Konfirmasi: Percobaan konfirmasi adalah percobaan yang
dilakukan untuk memeriksa kesimpulan yang didapat. Tujuan percobaan
konfirmasi adalah untuk memverifikasi: 1) Dugaan yang dibuat pada saat
model performansi penentuan faktor dan interaksinya, dan 2) setting
parameter (faktor) yang optimum hasil analisis hasil percobaan pada
performansi yang diharapkan.
Metode Lagrange Multiplier
Lagrange Multiplier yang ditemukan oleh Joseph Louis Lagrange pada tahun
1766. Metode untuk menentukan harga/nilai maksimum atau minimum relatif
dari suatu fungsi yang dibatasi oleh suatu kondisi (constrain conditions). Misal:
Fungsi yang akan dicari maksimum dan/atau minimum adalah: F(x,y,z).
Sedangkan fungsi kendala/hambatan/pembatas adalah: (x,y,z)=0
Prosedur yang dilakukan adalah menyusun fungsi bantu yang dinyatakan
sebagai berikut: G (x,y,z) F(x,y,z) + (x,y,z) Syarat perlu adanya harga
maksimum dan/atau minimum adalah:
Dalam hal ini parameter yang bebas dari x, y, dan z dinamakan Lagrange
Multiplier Permasalahan di atas dapat diperluas untuk fungsi yang memiliki
variabel bebas lebih banyak. Misal: Fungsi yang akan dicari maksimum dan/atau
minimum adalah: F(x1, x2, x3, . . . , xn)
Sedangkan fungsi kendala/hambatan/pembatas adalah:
Dalam hal ini parameter 1, 2 , 3, 4, . . . , k yang bebas dari x, y,
dan z dinamakan Lagrange Multipliers
Metode Campbell Dudek Smith
Metode yang dikemukakan oleh Campbell, Dudek and Smith pada tahun
1965 adalah pengembangan dari Johnson Rule. Setiap job yang diproses harus
melalui proses masing-masing mesin. Johnson Rule digunakan untuk mencari
urutan job yang melibatkan 2 grup mesin sebagai alat proses dari pekerjaan yang
datang. Job yang diproses harus melalui dua grup mesin yaitu mesin M1’ dan
dilanjutkan pada mesin M2’ sampai selesai.
Langkah pertama dalam aturan Johnson Rule yaitu memilih waktu proses
(ti,M1’,ti,M2’) minimal, dengan ti,M1 adalah waktu proses job i pada mesin 1 dan ti,M2’
adalah waktu proses job i pada mesin 2.
Langkah kedua tempatkan job pada posisi terawal dalam urutan jika waktu
proses minimal terdapat pada mesin pertama ti,M1. Tempatkan job pada posisi
terakhir dalam urutan jika waktu proses minimal terdapat pada mesin kedua ti,M2’.
Langkah terakhir hilangkan job yang sudah dijadwalkan dari daftar job.
Ulangi langkah 2 dan 3 hingga seluruh job telah terjadwalkan.
Iterasi pertama Metode CDS yaitu menetapkan waktu proses mesin pertama
dan mesin kedua:
Metode Palmer