Anda di halaman 1dari 2

Nama : Balqis Hanun Hanifah

NIM : 170342615566
Offering : Pangan 2017
MIKOLOGI

1. Bagaimanakah mekanisme infeksi jamur parasit pada tubuh serangga


hama? Jelaskan dua macam mekanisme sehingga menyebabkan kematian
pada serangga hama!
Jawab: Patogen masuk ke dalam tubuh serangga melalui dua jalan: 1) ketika inang menelan
patogen selama proses makan, dan 2) ketika patogen masuk melalui penetrasi langsung ke
kutikula serangga. Perpindahan patogen serangga dapat terjadi dari serangga yang sakit ke
serangga yang sehat.
Penyerangan pada serangga inang oleh jamur patogen serangga dilakukan melalui
penetrasi langsung pada kutikula. Pada awalnya spora jamur melekat pada kutikula,
selanjutnya spora berkecambah mempenetrasi kutikula dan masuk ke hemosol. Jamur akan
bereproduksi di tubuh serangga dan membentuk hifa. Serangga akan mati, sedangkan jamur
akan melanjutkan siklus hidupnya (BPTP Jabar, 1999 dalam Mandarina, 2008). Setelah tubuh
serangga inang dipenuhi oleh massa miselium, tubuh tersebut akan mengeras dan berbentuk
seperti mumi yang berwarna putih, hijau (Herlinda et al., 2008). Setelah itu, spora akan
diproduksi untuk menginfeksi inang lainnya.
Contoh sistem penyakit B. bassiana yaitu spora jamur masuk ke tubuh serangga inang
melalui kulit, saluran pencernaan, spirakel dan lubang lainnya. Penetrasinya dimulai dengan
pertumbuhan spora pada kutikula. Hifa jamur mengeluarkan enzim kitinase, lipase dan
protease yang mampu menguraikan komponen penyusun kutikula serangga. Di dalam tubuh
serangga hifa berkembang dan masuk ke dalam rongga darah. Di samping itu, B. bassiana
juga menghasilkan toksin seperti beauverisin, beauverolit, bassianalit, isorolit, dan asam
oksalat yang menyebabkan terjadinya kenaikan pH, penggumpalan dan terhentinya peredaran
darah serta merusak saluran pencernaan, otot, system syaraf, dan pernafasan (Mahr, 2004).
2. Mengapa jamur parasit tetap hidup pada tubuh serangga hama yang telah
mati?
Jawab : Jamur menyerap materi organik dari tubuh inangnya yang mati untuk pembentukan
konidia (Herdatiani, dkk., 2014). Jamur akan bereproduksi di tubuh serangga dan
membentuk hifa. Serangga akan mati dikarenakan tidak mampu melakukan metabolisme,
sedangkan jamur akan melanjutkan siklus hidupnya. Setelah tubuh serangga inang dipenuhi
oleh massa miselium, tubuh tersebut akan mengeras dan berbentuk seperti mumi yang
berwarna putih kehijauan (Herlinda, dkk., 2008). Setelah itu, spora akan diproduksi untuk
menginfeksi inang lainnya. Dalam proses penguraian, jamur mensekresikan enzim penting
yang disekresikan seperti kitinase, lipase dan protease (Smith, dkk., 1981). Menurut Mulia
(2010) materi organik yang dibutuhkan untuk pertumbuhan jamur terdiri dari sumber karbon
berupa glukosa, sukrosa, maltosa, tepung, nitrogen organik dan materi anorganik berupa
potasium, fosfor, magnesium dan sulfur.

DAFTAR PUSTAKA
Herdatiarni, F., Himawan, T., Rachmawati, R. 2014. Eksplorasi Cendawan Entomopatogen
Beauveria sp. Menggunakan Serangga Umpan Pada Komoditas Jagung, Tomat dan
Wortel Organik Di Batu, Malang. Jurnal HPT, 1(3)
Herlinda S, dkk. 2008. Efikasi Bioinsektisida formulasi cair berbahan aktif Beauveria
bassiana (Bals.)Vuill dan Metarhizium sp. Pada wereng punggung putih (Sogatella f
urcifera Horv.). Seminar Nasional dan Kongres PATPI 2008, Palembang
Mahr, S., 2004. The entomopathogen Beauveria Bassiana. The University of Winconsin,
Madison. http://www.entomology.wisc.edu/mbcn/kyf410.html diakses 20 Februari
2020.
Mulia, Y. S. 2010. Patogenitas Kapang Verticillium lecanii (Zemm) Viegas Terhadap Larva
Lalat Rumah (Musca domestica L.). Institut Pertanian Bogor: Sekolah Pasca Sarjana
Smith, R. J., Pekrul S. & Grula, E. A. 1981. Requirement for Sequential Enzymatic Activities
for Penetration of The Integument of The Corn Earworm Heliothis Zea. Journal of
Invertebrate Pathology, 38, 335-344

Anda mungkin juga menyukai