Anda di halaman 1dari 15

METODA PELAKSANAAN

METODA PELAKSANAAN
Kegiatan : Pembangunan Jalan
Pekerjaan : Pembangunan Trotoar Simp 4 Pasar Pariaman - Simp Kp. Kaling Syeh M Jamil)
(0,950 Km)
Lokasi : Kota Pariaman
Tahun Angg. : 2017

I. PENDAHULUAN
METODA PELAKSANAAN

1.1. Umum
Setelah mengikuti aanwijzing kantor dan lapangan serta mempelajari bestek/gambar dan
berita acara aanwijzing, maka kami mencoba membuat metoda pelaksanaan kerja, sebagai
salah satu syarat teknis dalam melakukan penawaran pekerjaan tersebut diatas. Untuk
memenuhi persyaratan Usulan Teknis dalam penawaran yang kami ajukan. Yang kami susun
berdasarkan aturan-aturan pelaksanaan pekerjaan yang. merupakan urutan atau tahapan
pekerjaan yang akan dilaksanakan di lapangan/ lokasi kerja dan dilengkapi dengan gambar –
gambar kerja.
Mengingat Metode Kerja sangat penting yang mana kriteria proyek selalu :

1.1.1 Dimulai dari awal proyek dan diakhiri dengan akhir proyek serta mempunyai waktu
terbatas merupakan rangkaian kegiatan yang saling terkait.
1.1.2 Kegiatan konstruksi harus bisa menggunakan sumber daya secara efektif dan efisien
agar tujuan proyek tercapai secara optimal.

Dalam hal ini penyedia jasa untuk pelaksanaan pekerjaan yang nantinya, dipercayakan
kepada kami ditunjuk sebagai pemenang, berkomitmen akan melaksanakan pekerjaan
dengan metode kerja yang seefektif dan seefisien mungkin, sehingga hasil akhir pekerjaan
akan sesuai dengan apa yang diharapkan didalam dokumen kontrak dapat
dipertanggungjawabkan dengan :

a. Tepat waktu
b. Tepat biaya
c. Tepat mutu

1.2. Tujuan
Metode kerja / rencana kerja mempunyai penggunaan untuk mencapai hasil fisik yang
dapat dipertanggungjawabkan dalam jangka waktu yang telah ditetapkan, dengan
demikian urutan kerja, penyediaan bahan, tenaga kerja dan peralatan kerja harus
disusun secara sistimatis.

1.3. Bentuk dan isi


1.3.1 Untuk memudahkan pembacaan dibuat dalam bentuk diagram atau grafis (time
schedule, network planning, schedule bahan, schedule tenaga, schedule alat dan
diagram pengendali cuaca).
1.3.2 Dalam Pembuatan Rencana Kerja berisikan program dari waktu ke waktu tentang :
1.3.2.1 Pelaksanaan bagian-bagian item pekerjaan.
1.3.2.2 Pendatangan macam-macam bahan dan peralatan kerja serta jumlahnya.
1.3.2.3 Penggunaan bermacam-macam tenaga dan peralatan kerja serta jumlahnya.

II. FUNGSI KEGUNAAN


2.1. Mempermudah urutan tahapan pelaksanaan pekerjaan fisik.
2.2. Mempermudah pendatangan bahan menurut waktu dan kebutuhannya.
2.3. Mempermudah pendatangan tenaga kerja menurut waktu dan kebutuhannya.
2.4. Mempermudah pendatangan peralatan kerja menurut waktu dan kebutuhannya.
METODA PELAKSANAAN

2.5. Pelaksanaan pekerjaan menjadi lancar dan effektif.


2.6. Pengendalian biaya dan waktu lebih akurat dan effektif.

 Bila terjadi force majeur akan tercatat lebih akurat, sehingga mempermudah pembuktian
guna meminta perpanjangan waktu.

IV. METODE PELAKSANAAN


Urutan / Tahapan pelaksanaan pekerjaan yang digambarkan dalam bentuk Time
Schedule, dan Kurva ”S” serta Netwok Diagram.

4.1.1 Schedule dan Kurva ” S ”


4.1.2 Network Diagram U

 PEKERJAAN PERSIAPAN
Pekerjaan Plank Proyek
Paralel dengan pekerjaan pembuatan kantor lapangan, dikerjakan pembuatan plank
proyek. Plank proyek dibuat sesuai dengan ukuran standar pekerjaan umum dari bahan
papan kayu sebagai plank dan balok kayu untuk tegak plank dan dicat serta ditulis
informasi proyek.

I. UMUM
Dikerjakan Pada Minggu I Sampai dengan Minggu Ke VI.
 Mobilisasi dan Demobilisasi
 Mendatangkan (mobilisasi) alat alat berat dan mengembalikannya kembali
(demobilisasi).
 Pemberitahukan dan permintaan persetujuan terhadap jenis / kapasitas excavator
yang akan digunakan kepada konsultan pengawas lapangan oleh kontraktor.
 Sebelum dilakukan mobilisasi, kontraktor harus memberitahukan dan meminta
persetujuan terhadap jenis / kapasitas Motor Grader, Stamper, Concrete Vibrator,
Concrete Saw dan alat bantu lainnya yang akan digunakan kepada konsultan
pengawas lapangan.
 Segala resiko yang diakibatkan oleh pekerjaan mobilisasi dan demobilisasi menjadi
tanggung jawab kontraktor.

Sebelum kita memulai pekerjaan, terlebih dahulu kita harus mengetahui jenis peralatan
apa saja yang cocok dan baik dipergunakan dalam pelaksanaan proyek tersebut, setelah
kita mengetahuinya dengan pasti, maka kita mulai dengan mendatangkan peralatan yang
dibutuhkan terlebih dahulu dengan tujuan supaya peralatan yang kita bawa bisa efisien
dan tidak menganggur. Semua peralatan yang kita bawa harus berada dalam kondisi
baik dan siap pakai karena apabila terjadi kerusakan dilokasi pekerjaan, maka akan
memperlambat jalannya pekerjaan yang akan kita laksanakan. dan apabila alat yang kita
gunakan tersebut telah selesai dipergunakan, maka alat tersebut harus dengan cepat
dikembalikan atau dibawa kelokasi lain yang membutuhkan dengan tujuan agar alat
tersebut tidak menganggur.
METODA PELAKSANAAN

 Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas


Dalam melaksanakan pekerjaan Peningkatan Jalan setiap tahapan pekerjaan yang
akan dilaksanakan mulai dari awal. Pelaksanaan Pekerjaan sampai dengan akhir
kegiatan dilapangan diusahakan tidak mengganggu arus lalu lintas. Aktifitas arus
lalu lintas yang terhambat akibat adanya kegiatan proyek akan merugikan
pengguna jalan raya.

Agar dalam pelaksanaan pekerjaan tidak terjadi kerugian dipihak pengguna jalan, maka
manajemen lalu lintas dapat dilaksanakan dengan cara sebagai berikut :
 Menyiapkan perlengkapan keselamatan jalan selama periode kontruksi sesuai
ketentuan.
 Membuat rencana kerja manajemen lalu lintas sesuai schedule pekerjaan dan
koordinasikan dengan seluruh personil yang terkait.
 Mengatur secara tepat jadwal pelaksanaan setiap jenis pekerjaan di lapangan.
 Memasang rambu-rambu di sekitar lokasi pekerjaan, dan menempatkannya secara
tepat dan benar.
 Menempatkan petugas pengatur lalu lintas untuk mengatur dan mengarahkan
arus lalu lintas.

• Peralatan Keselamatan Lalu Lintas

 Rambu penghalang lalu lintas jenis plastik


 Rambu peringatan
 Peralatan komunikasi dan lainnya

• Tenaga yang terdiri dari :


 Pekerja
 Koordinator

Pada saat pekerjaan, rambu-rambu diletakkan sepanjang daerah galian, tujuannya agar
lalu lintas tidak masuk atau terperosok ke dalam daerah galian. Rambu-rambu yang
dipasang haruslah mempunyai cat dengan pantulan cahaya, guna menghindari
kecelakaan di malam hari.

 Relokasi Utilitas dan Pelayanan Telkom yang Ada


Relokasi Utilitas untuk telkom, serta utilitas umum lainnya melalui beberapa
tahapan :
a. Pendapatan terhadap sarana yang masuk dalam ketentuan relokasi yang
sudah ditetapkan
b. Pelaporan terhadap Depertemen terkait
c. Pemindahan Utilitas setelah mendapatkan persetujuan dari depertemen
terkait

 Relokasi Utilitas dan Pelayanan PDAM yang Ada


Begitu juga dengan Relokasi Utilitas dan Pelayanan PDAM yang Ada, tidak jauh
berbeda dengan Relokasi Utilitas untuk telkom, serta utilitas umum lainnya melalui
beberapa tahapan :
a. Pendapatan terhadap sarana yang masuk dalam ketentuan relokasi yang
sudah ditetapkan
METODA PELAKSANAAN

b. Pelaporan terhadap Depertemen terkait


c. Pemindahan Utilitas setelah mendapatkan persetujuan dari depertemen
terkait

 Relokasi Utilitas dan Pelayanan PLN yang Ada


Begitu juga dengan Relokasi Utilitas dan Pelayanan PLN yang Ada, tidak jauh
berbeda dengan Relokasi Utilitas untuk telkom, serta utilitas umum lainnya melalui
beberapa tahapan :
a. Pendapatan terhadap sarana yang masuk dalam ketentuan relokasi yang
sudah ditetapkan
b. Pelaporan terhadap Depertemen terkait Pemindahan Utilitas dan Pelayanan
PLN yang Ada setelah mendapatkan persetujuan dari depertemen terkait

DIVISI 2. DRAINASE
Dikerjakan Pada Minggu III Sampai dengan Minggu Ke XI.
 Galian untuk Selokan Drainase dan Saluran Air
Peralatan : alat bantu
Tenaga : pekerja, mandor
Bahan :-
Metode :
1. Permintaan persetujuan untuk melakukan pekerjaan kepada Direksi.
2. Pengukuran dan penandaan (pemasangan profil) lokasi pekerjaan yang akan
dilaksanakan sesuai Gambar Rencana bersama Direksi.
3. Semua persyaratan dan prosedur pekerjaan sesuai dengan Gambar Rencana dan
Spesifikasi Teknis yang ada.
4. Penggalian dilakukan dengan menggunakan tenaga kerja dengan mengacu garis
ketinggian dan elevasi yang ditentukan dalam gambar.
5. Hasil galian dibuang ke tempat pembuangan disekitar lokasi atau sesuai petunjuk
Direksi.
6. Permintaan persetujuan untuk pengecekan hasil pekerjaan kepada Direksi. Mutual
check dilakukan bersama - sama dengan Direksi untuk mendapatkan pekerjaan yang
sebenarnya dilaksanakan / gambar terpasang ( as built drawing) sebagai dasar
volume pekerjaan yang akan dimintakan pembayarannya ( termin ) dan bila terjadi
pekerjaan tambah kurang maka pengajuan paling lambat 1 bulan sebelum waktu
pelaksanaan berakhir .
7. Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan.
8. Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung.
9. Foto dokumentasi 100% setelah pekerjaan selesai 100%.
10. Penyelesaian pekerjaan ini direncanakan sesuai dengan Kurva “ S “.
Dasar pembayaran pekerjaan Galian tanah diukur M3 (meter kubik).

 Pasangan Batu dengan Mortar


 Uraian Kerja :
 Semen, pasir dan air dicampur dan diaduk menjadi mortar dengan
menggunakan alat bantu
 Batu dibersihkan dan dibasahi seluruh permukaannya sebelum dipasang
METODA PELAKSANAAN

 Sekelompok perkerja melakukkan penyelesaian dan perapihan setelah


pemasangan.

 Alat
 Concrete mixer

 Alat bantu :
 Sekop
 Pacul
 sendok semen
 ember cor
 gerobak dorong
 benang dan water pass
 Tenaga
 Mandor
 Tukang
 Pekerja

DIVISI 3. PEKERJAAN TANAH


Dikerjakan Pada Minggu XI Sampai dengan Minggu Ke XIV.
 Timbunan Biasa (Tanpa Alat)

Kami dari PT. LANSANO JAYA MANDIRI akan mengerjakan beberapa macam material timbunan
dan penutupan kembali di lokasi yang ditunjukkan oleh gambar atau ditempat lain seperti arahan
Direksi. Kualitas dari material harus mendapatkan ijin dari Direksi dan tidak termasuk bahan organik
atau bahan lain yang tidak diijinkan.

Kami dari PT. LANSANO JAYA MANDIRI akan semaksimal mungkin menggunakan material hasil
galian sebagai bahan untuk timbunan sejauh secara kualitas memenuhi syarat. Tidak diizinkan adanya
semak, akar, rumput atau material tidak memenuhi syarat lain yang akan dipakai sebagai bahan
timbunan. Kelayakan dari setiap bagian pondasi untuk penempatan material timbunan dan semua
material yang digunakan dalam konstruksi timbunan adalah sesuai dengan spesifikasi teknik.

Kami dari PT. LANSANO JAYA MANDIRI akan melaksanakan test uji timbunan (trial
embankment) untuk menentukan efektifitas dari beberapa metode pemadatan dari material yang
tersedia untuk pekerjaan timbunan. Sasaran hasil dari uji test timbunan adalah untuk mengkonfirmasi
efektifitas dari metode pemadatan yang berkaitan dengan jenis dan ukuran dari alat pemadat, jumlah
lintasan untuk ketebalan lapisan yang disyaratkan, efek getaran terhadap kadar air dan aspek lain dari
pemadatan. Pekerjaan ini termasuk penempatan/penghamparan dari material dari borrow area, galian
dan stockpile dengan perbedaan kadar air dan dalam lajur terpisah untuk pemadatan dengan peralatan
pemadat, kecepatan, frekuensi dan jumlah lintasan yang berbeda.

Hasil percobaan ini tidak membebaskan Kami dari PT. LANSANO JAYA MANDIRI dalam segala
hal kewajibannya untuk mendapatkan batas pemadatan sebagai yang ditentukan dalam kontrak.
Apabila ditemukan/dijumpai tanah yang berbeda pada waktu pelaksanaan dikemudian hari, maka
percobaan-percobaan lebih lanjut harus dilaksanakan terlebih dahulu. Jenis test yang harus
dilaksanakan untuk uji timbunan (trial embankment) adalah sebagai berikut:

• Kepadatan Lapangan (field density)


• Permeability lapangan (field permeability)
• Berat Jenis (specific gravity)
• Kadar Air (water content)
METODA PELAKSANAAN

• Konsistensi (consistency/Atterberg Limit)


• Gradasi (gradation) Lapangan dan Laboratorium
• Kepadatan Laboratorium (proctor compaction)

Tidak ada pembayaran terpisah yang akan dibuat untuk test uji timbunan (trial embankment). Semua
biaya untuk pelaksanaan test uji timbunan sudah termasuk uji pemadatan, penghamparan, dan berikut
pembongkaran material serta berkaitan dengan pengujian, pengambilan contoh uji (sample) adalah
sudah termasuk dalam harga satuan yang dapat diterapkan untuk pekerjaan timbunan dalam BoQ.

DIVISI 7. STRUKTUR
Dikerjakan Pada Minggu XIV Sampai dengan Minggu Ke XX
 Beton mutu sedang dengan fc’= 20 MPa (K-250)
Seluruh pekerjaan yang termasuk dalam lingkup pekerjaan struktur beton harus
memenuhi ketentuan-ketentuan yang tercantum didalam :
o SNI 2002.
o SKSNI -1991
o PUBI, NI-3
o Pedoman Perencanaan ketahanan Gempa Indonesia 1987 dan 2002
o Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983 dan SNI 2002.
o Mutu Beton/Mutu baja :
o Untuk pekerjaan beton yang disyaratkan adalah K250 untuk struktur dan beton
praktis. Mutu baja tulangan yang disyaratkan adalah U.32 untuk ≥ Ø 16 dan U24
untuk < Ø 16.

Bahan pembentuk beton Mutu K 250, pasir beton, Spilit dan semen diaduk dengan
air sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan.
o Pengadukan semua campuran beton harus dilakukan dengan beton Molen atau
dengan bantuan Ready Mix Concrete.
o Apabila menggunakan beton ready mix harus dibuatkan dan diserahkan sertifikat
laboratoriumnya terlebih dahulu.
o Apabila beton dibuat ditempat/proyek harus mengikut mix design laboratorium
yang sebelumnya dibuat berdasarkan bahan yang akan digunakan. Sertifikatnya
harus diserahkan terlebih dahulu kepada direksi.
o Selama pelaksanaan pekerjaan beton berlangsung, Kami akan menempatkan
seorang quality kontrol beton untuk mengendalikan pelaksanaan pekerjaan beton.
o Takaran semua agregat halus maupun kasar dilakukan dalam satuan volume atau
berat.

Selanjutnya adukan dihamparkan pada bekisiting yang telah ditempatkan dan


digetarkan/ ditumbuk dengan alat penumbuk / penggetar beton.

 Pelaksana mengintruksikan dan mengarahkan kepada pekerja dan tukang


untuk pamasangan cor sloof sesuai dengan ukuran setempat sesuai dengan
dimensi pada gambar rencana.
 Pekerja menyiapkan bahan ( semen, pasir beton, spilit dan air bersih) untuk
proses pengadukan serta alat pengaduk beton (Concrete Mixer).
 Concrete mixer dihidupkan dan alat pengaduk dimasukan sejumlah air
dengan kondisi alat masih terus berputar
 Selanjutnya dimasukan spilit dan pasir beton dengan sesuai dengan
komposisi adukan, beberapa menit kemudian dimasukan sejumlah semen ke
dalam bak pengadukan.
METODA PELAKSANAAN

 Kurang lebih 10 kali putaran, alat pengaduk membuang hasil coran melalui
papan luncuran menuju lokasi akan dicor.
 Sejumlah pekerja melakukan pemadatan hasil coran menggunakan pemadat
dan penggetar beton (virator beton).
 Pekerjaan ini terus menerus sesuai urutan pekerjaan diatas sampai hasil
pekerjaan diterima oleh direksi lapangan.
 Sejumlah pekerja membersihkan pekerjaan dan memindahkkan alat beton
molen ke tempat penyimpan / barak kerja.

• Pembongkaran bekisting dan penyiraman beton yang telah mengeras.


Beton yang telah mengeras kurang lebih 2 hari, dilakukan pembongkaran
bekisting dan penyiraman beton dengan air.

 Beton mutu rendah dengan fc’= 15 MPa (K-175)


Begitu juga dengan pekerjaan Beton mutu rendah dengan fc’= 15 MPa (K-175) penulangan.
Cara pelaksanaannya juga tidak jauh berbeda dengan pekerjaan beton K-250. pekerjaan Beton
mutu rendah dengan fc’= 15 MPa (K-175) menggunakan campuran 1Pc : 3Psr : 5 Batu Pecah, yang
diaduk dengan mesin molen ( Concrete Mixer ). Material yang digunakan harus bersih dari segala
macam kotoran yang dapat merusak kualitas beton nantinya.

•Seluruh pekerjaan yang termasuk dalam lingkup pekerjaan struktur beton


harus memenuhi ketentuan-ketentuan yang tercantum didalam :
a. SNI 2002.
b. SKSNI -1991
c. PUBI, NI-3
d. Pedoman Perencanaan ketahanan Gempa Indonesia 1987 dan 2002
e. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983 dan SNI 2002.
f. Mutu Beton/Mutu baja :
g. Untuk pekerjaan beton yang disyaratkan adalah K250 untuk struktur dan
beton praktis. Mutu baja tulangan yang disyaratkan adalah U.32 untuk ≥ Ø
16 dan U24 untuk < Ø 16.
Bahan pembentuk beton Mutu K 175, pasir beton, Spilit dan semen diaduk dengan air
sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan.
a. Pengadukan semua campuran beton harus dilakukan dengan beton Molen
atau dengan bantuan Ready Mix Concrete.
b. Apabila menggunakan beton ready mix harus dibuatkan dan diserahkan
sertifikat laboratoriumnya terlebih dahulu.
c. Apabila beton dibuat ditempat/proyek harus mengikut mix design
laboratorium yang sebelumnya dibuat berdasarkan bahan yang akan
digunakan. Sertifikatnya harus diserahkan terlebih dahulu kepada direksi.
d. Selama pelaksanaan pekerjaan beton berlangsung, Kami akan
menempatkan seorang quality kontrol beton untuk mengendalikan
pelaksanaan pekerjaan beton.
e. Takaran semua agregat halus maupun kasar dilakukan dalam satuan
volume atau berat. Selanjutnya adukan dihamparkan pada bekisiting yang
telah ditempatkan dan digetarkan/ ditumbuk dengan alat penumbuk /
penggetar beton.

 Baja Tulangan BJ 24 Polos


Besi beton yang dipakai bermutu U-24. (SI.1). ukuran-ukurannya diameter besi
beton yang terpasang harus sesuai dengan gambar rencana, sedangkan perubahan
METODA PELAKSANAAN

diameter tulangan harus dengan persetujuan Direksi/Pengawas. Penggatian


diameter tulangan tidak diperkenankan. Besi beton bekas dan yang sudah berkarat
tidak diperkenankan dipakai dalam konstruksi. Besi beton harus bebas dari sisik,
karat dan lain-lain lapisan yang dapat mengurangi daya lekatnya pada beton. Ikatan
besi beton harus rapih dan kuat, bahan untuk pengikat adalah kawat beton dengan
diameter minimum 1mm. Untuk mendapatkan jaminan akan kualitas besi yang
diminta, maka disamping adanya sertifikat dari pabrik, juga diminta harus ada
sertifikat dari laboratorium.

 Pasangan Batu
Setelah pekerjaan galian tanah selesai dilaksanakan dan mencapai elevasi seperti
yang ditetapkan, serta mendapat persetujuan dari pengawas/direksi, kemudian
dilanjutkan dengan pekerjaan pasangan batu kali untuk pondasi. Material yang
digunakan untuk pasangan batu kali adalah semen, batu kali dan pasir yang telah
memenuhi ketentuan yang disyaratkan, dan penempatan dari masing-masing
material tersebut diatur sedemikian rupa sehingga memudahkan dalam
pelaksanaan pekerjaan. Spesi adukan adalah 1 bagian semen : 4 bagian pasir yang
diaduk sampai merata dengan menggunakan Concrete Mixer menambahkan
beberapa bagian air hingga semua material bercampur dengan sempurna.
Selanjutnya dilanjutkan dengan pemasangan batu kali. Pada daerah dasar/koporan
disusun batu kali dengan ukuran yang lebih besar dan diberi adukan spesi,
kemudian kembali disusun batu kali dengan gradasi timpang.

Disetiap sela-sela / rongga batu diisi dengan adukan spesi. Begitu seterusnya
sampai ketinggian pasangan yang diingini tercapai. Dalam pemasangan batu kali
harus diperhatikan bahwa antara batu yang satu dengan yang lainnya tidak boleh
saling beradu/bertemu langsung. Antara batu yang satu dengan yang lainnya harus
dipisahkan oleh adukan spesi. Dalam pemakai batu juga diusahakan untuk
menempatkan batu yang lebih kecil berada diatas batu yang lebih besar. Pekerjaan
ini harus kita sesuaikan dengan gambar bestek atau atas petunjuk
direksi/pengawas.

 Pembongkaran Trotoar Kerb dan Saluran Lama


Pekerjaan ini merupakan pekerjaan pembongkaran kerb dan saluran lama yang
tersumbat dan membuat genangan di jalan raya. Jika tidak dilaksanakan pekerjaan
pembongkaran akan membuat genangan air bertambah parah. Agar saluran air menjadi
lancar maka dibongkar lah saluran lama yang banyak mengandung endapan sedimen dan
sampah-sampah non organik.

DIVISI 8. PENGEMBALIAN KONDISI DAN PEKERJAAN MINOR


Dikerjakan Pada Minggu XVIII Sampai dengan Minggu Ke XXV
 Kerb Pracetak
Seluruh pekerjaan yang termasuk dalam lingkup pekerjaan struktur beton
harus memenuhi ketentuan-ketentuan yang tercantum didalam :
o SNI 2002.
o SKSNI -1991
o PUBI, NI-3
o Pedoman Perencanaan ketahanan Gempa Indonesia 1987 dan 2002
o Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983 dan SNI 2002.
METODA PELAKSANAAN

o Mutu Beton/Mutu baja :


o Untuk pekerjaan beton yang disyaratkan adalah K-175 untuk struktur dan beton
praktis. Mutu baja tulangan yang disyaratkan adalah U.32 untuk ≥ Ø 16 dan U24
untuk < Ø 16.

Pada cetakan biasanya terdiri dari bidang-bidang bagian bawah dan samping. Papan-
papan bagian bawah dari cetakan yang tidak terletak langsung di atas tanah harus
dipikul oleh gelagar-gelagar acuan, sedangkan gelagar acuan itu harus di dukung oleh
tiang-tiang acuan. Gelagar acuan dan tiang acuan adalah suatu konstruksi sementara,
yang gunanya untuk mendukung cetakan beton. Pada konstruksi beton yang langsung
terletak di atas tanah, bagian bawah tidak perlu di beri cetakan, tetapi cukup dipasang
lantai kerja dari beton dengan campuran 1sp : 3ps : 5kr yang tebalnya 5 cm. jadi yang
perlu di beri papan cetakan cukup bagian samping saja.

Persyaratan umum dalam mendesain suatu struktur, baik struktur permanen maupun
sementara seperti bekisting setidaknya ada 3 persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu:

1. Syarat Kekuatan, yaitu bagaimana material bekisting seperti balok kayu tidak patah
ketika menerima beban yang bekerja.
2. Syarat Kekakuan, yaitu bagaimana meterial bekisting tidak mengalami perubahan
bentuk / deformasi yang berarti, sehingga tidak membuat struktur sia-sia.
3. Syarat Stabilitas, yang berarti bahwa balok bekisting dan tiang/perancah tidak runtuh
tiba-tiba akibat gaya yang bekerja.

 Kerb Pracetak Type 2 (Kerb pada Pelandaian Trotoar)


Bahan pembentuk beton Mutu K 175, pasir beton, Spilit dan semen diaduk dengan
air sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan.
o Pengadukan semua campuran beton harus dilakukan dengan beton
Molen atau dengan bantuan Ready Mix Concrete.
o Apabila menggunakan beton ready mix harus dibuatkan dan
diserahkan sertifikat laboratoriumnya terlebih dahulu.
o Apabila beton dibuat ditempat/proyek harus mengikut mix design
laboratorium yang sebelumnya dibuat berdasarkan bahan yang
akan digunakan. Sertifikatnya harus diserahkan terlebih dahulu
kepada direksi.
o Selama pelaksanaan pekerjaan beton berlangsung, Kami akan
menempatkan seorang quality kontrol beton untuk mengendalikan
pelaksanaan pekerjaan beton.
o Takaran semua agregat halus maupun kasar dilakukan dalam satuan
volume atau berat.

Selanjutnya adukan dihamparkan pada bekisiting yang telah ditempatkan dan


digetarkan/ ditumbuk dengan alat penumbuk / penggetar beton.

 Pelaksana mengintruksikan dan mengarahkan kepada pekerja dan tukang


untuk pamasangan cor sloof sesuai dengan ukuran setempat sesuai dengan
dimensi pada gambar rencana.
 Pekerja menyiapkan bahan ( semen, pasir beton, spilit dan air bersih) untuk
proses pengadukan serta alat pengaduk beton (Concrete Mixer).
 Concrete mixer dihidupkan dan alat pengaduk dimasukan sejumlah air
dengan kondisi alat masih terus berputar
METODA PELAKSANAAN

 Selanjutnya dimasukan spilit dan pasir beton dengan sesuai dengan


komposisi adukan, beberapa menit kemudian dimasukan sejumlah semen ke
dalam bak pengadukan.
 Kurang lebih 10 kali putaran, alat pengaduk membuang hasil coran melalui
papan luncuran menuju lokasi akan dicor.
 Sejumlah pekerja melakukan pemadatan hasil coran menggunakan pemadat
dan penggetar beton (virator beton).
 Pekerjaan ini terus menerus sesuai urutan pekerjaan diatas sampai hasil
pekerjaan diterima oleh direksi lapangan.
 Sejumlah pekerja membersihkan pekerjaan dan memindahkkan alat beton
molen ke tempat penyimpan / barak kerja.

 Mengecat dengan cat air (pot)


Untuk pekerjaan pengecatan akan dicat dengan menggunakan cat air. Sebelum dicat
dengan menggunakan cat air terlebih dahulu objek digosok dengan amplas halus, kemudian
dibersihkan dengan kain kering hingga bersih. Setelah bersih dan kering objek, kemudian
diamplas lagi sampai halus dan dilap dengan kain kering yang bersih. Selanjutnya baru
dilakukan pengecatan dengan cat dasar dan cat warna. Sebelum dicat dengan cat warna
terlebih dahulu diberi cat dasar. Setelah kering kemudian dilanjutkan dengan mencat dengan
menggunakan cat air dengan warna yang disetujui oleh pengawas dan sesuai dengan gambar
rencana sampai rapi. Pengecatan dengan kuas tidak boleh dilakukan secara acak, tapi secara
beraturan untuk mendapatkan hasil pengecatan yang sempurna dimana tidak terdapat
belang-belang dan noda-noda mengelupas. Pengecatan cat warna akan dilakukan dalam dua
lapis untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Pengecatan lapis kedua akan dilakukan
setelah lapisan pertama mengering dengan sempurna. Pekerjaan ini akan kami laksanakan
sesuai gambar dan setelah mendapat izin dari pengawas dan direksi pekerjaan.

 Pasangan Paving Slope


Sebelum pekerjaan pemasangan paving kita mulai, kita harus memperhatikan syarat-syarat
yang harus dipenuhi sebagai berikut:

 Lapisan Subgrade

Subgrade atau lapisan tanah paling dasar harus diratakan terlebih dahulu, sehingga
mempunyai profil dengan kemiringan sama dengan yang kita perlukan untuk kemiringan
Drainage (Water run off) yaitu minimal 1,5 %. Subgrade atau lapisan tanah dasar
tersebut harus kita padatkan dengan kepadatan minimal 90 % MDD (Modified Max Dry
Density) sebelum pekerjaan subbase dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi teknis yang
kita butuhkan. Ini sangat penting untuk kekuatan landasan area paving nantinya.

 Lapisan Subbase

Pekerjaan lapisan subbase harus disesuaikan dengan gambar dan spesifikasi teknis yang
kita butuhkan. Profil lapisan permukaan dario subbase juga harus mempunyai minimal
kemiringan 2 %, dua arah melintang kekiri dan kekanan. Kemiringan ini sangat penting
untuk jangka panjang kestabilan paving kita.

 Kelengkapan Peralatan Kerja

Peralatan yang kita butuhkan harus sudah disiapkan sebelum pemasangan paving
dimulai. Adapun alat-alat yang kita butuhkan adalah sebagai berikut:
METODA PELAKSANAAN

 Mesin Plat Compactor (Stamper Kodok) dengan luas permukaan plat antara 0,35 s/d
0,50 m2 dan mempunyai gaya sentrifugal sebesar 16 s/d 20 kN dengan frekwensi
getaran berkisar 75 s/d 00 Hz.
 Alat Pemotong paving (Cutter).
 Kayu yang diserut rata/jidar untuk Levelling Screeding abu batu/pasir.
 Benang.
 Alat handling berupa Lori/gerobak untuk pemindahan paving.
 Pin stick/Linggis yang bagian bawahnya dibuat runcing melebar sebagai naating.

 Cara Pemasangan Paving

 Abu batu/pasir alas seperti yang dipersyaratkan segera digelar diatas lapisan base.
Kemudian diratakan dengan jidar kayu sehingga mencapai kerataan yang seragam dan
harus mengikuti kemiringan yang sudah dibentuk sebelumnya pada lapisan base.

 Penggelaran abu batu/pasir alas tidak melebihi jarak 1 meter didepan paving terpasang
dengan tebal screeding.

 Pemasangan paving harus kita mulai dari satu titik/garis (starting point) diatas lapisan
abu batu/pasir alas (laying course).

 Tentukan kemiringan dengan menggunakan benang yang kita tarik tegang dan kita
arahkan melintang sebagai pedoman garis A dan memanjang sebagai garis B, kemudian
kita buat pasangan kepala masing-masing diujung benang tersebut.

 Pemasangaan paving harus segera kita lakukan setelah penggelaran abu batu/pasir alas.
Hindari terjadinya kontak langsung antar block dengan membuat jarak celah/naat
dengaan spasi 2-3 mm untuk pengisian joint filler.

 Memasang paving harus maju, dengan posisi sipekerja diatas block yang sudah
terpasang.

 Apabila tidak disebutkan dalam spesifikasi teknis, maka profil melintang permukaan
paving minimal mencapai 2 % dan maksimal 4 % denga toleransi cross fall 10 mm untuk
setiap jarak 3 meter dan 20 mm utnuk jarak 10 meter garis lurus. Pembedaan maksimum
kerataaan antaar block tidak boleh melebihi 3 mm.

 Pengisian joint filler harus segera kita lakukan setelah pamasangan paving dan seera
dilanjutkan dengan pemadatan paving.

 Pemadatan paving dilakukan dengan menggunakan alat plat compactor yang mempunyai
plat area 0,35 s/d 0,50 m2 dengan gaya sentrifugal sebesar 16 s/d 20 kN dan getaran
dengan frekwensi 75 s/d 100 MHz. Pemadatan hendaknya dilakukan secara simultan
bersamaan dengan pemasangan paving dengan minimal akhir pemadatan meter
dibelakang akhir pasangan.

 Jangan meninggalkan pasangan paving tanpa adanya pemadatan, karena hal tersebut
dapat memudahkan terjadinya deformasi dan pergeseran garis joint akibat adanya
sesuatu yang melintas melewati pasangan paving tersebut.
METODA PELAKSANAAN

 Pemadatan sebaiknya kita lakukan dua putaran, putaran yang pertama ditujukan untuk
memadatkan abu batu/pasir alas dengan penurunan 5 – 15 mm (tergantung abu
batu/pasir yang dipakai). Pemadatan putaran kedua, disertai dengan menyapu abu
batu/pasir pengisi celah/naat block, dan masing-masing putaran dilakukan paling sedikit
2 lintasan.

 Gorong - Gorong Beton Persegi

Untuk pekerjaan Gorong - Gorong Beton Persegi sesuai dengan gambar dan
spesifikasi teknis akan kami datangkan sesuai jadwal dan harus telah
mendapatkan izin dari pengawas dan direksi pekerjaan. Begitu juga cara
pemasangan dan titik dimana akan dipasang.

 Tangan - Tangan Tutup Kontrol (main Hole)


Untuk keperluan pemeliharaan sistem saluran drainase tertutup di setiap saluran diberi
manhole pertemuan, perubaan dimensi, perubahan bentuk selokan pada setiap jarak 10-
25 m. Lubang manhole dibuat sekecil mungkin supaya ekonomis, cukup, asal dapat
dimasuki oleh orang dewasa. Biasanya lubang manhole berdiameter 60cm dengan tutup
dari besi tulang.

PROGRAM K3
Untuk keselamatan kerja seluruh staf dan pekerja yang terlibat dalam kegiatan
proyek akan dibentuk unitK3 yang akan membuat program seperti tersebut di atas dan
akan diawasi. Dalam menanggulangi hal-halyang mungkin akan terjadi, maka unit K-3
akan bekerja sama dengan Puskesmas, Klinik, Rumah sakit,maupun instansi-instansi lain
yang terkait.

Untuk tugas-tugas dalam program K3 adalah sebagai berikut,


Mencegah dan menghindari terjadinya kecelakaan kerja, kebakaran di proyek dan
menyediakan obat-obatpertolongan pertama dan tabung pemadam kebakaran serta
melakukan pelatihan-pelatihan K3.Melakukan pengawasan terhadap pemakaian alat-alat
keselamatan kerja, seperti topi pengaman, sabukpengaman, sepatu, sarung tangan dan
sebagainya.

MANAJEMEN MUTU (PENGENDALIAN KUALITAS/QUALITY CONTROL)


Untuk menjamin agar diperoleh hasil kerja yang baik sesuai dengan mutu
yang disyaratkan, perludilakukan pengendalian mutu (quality control) terhadap
pelaksanaan pekerjaan yang antara lain mengontrol,

 Seluruh material yang digunakan,


 Pemilihan tenaga kerja,
METODA PELAKSANAAN

 Perawatan alat,
 Test material di laboratorium dan lapangan,

Melakukan pemeriksaan secara teratur, baik terhadap bahan-bahan yang digunakan


dalam pelaksanaanpekerjaan, maupun terhadap cara pelaksanaan pekerjaan sendiri.
Meskipun untuk hal-hal tersebut di atassudah ada penanggungjawabnya langsung,
kiranya perlu ditunjuk petugas khusus quality control yangdikoordinasikan oleh bagian
Teknik dan melakukan proses Quality Control dan prosedurnya yang telahberlaku
diproyek yang dilaksanakan .

Manajemen mutu di proyek akan melaksanakan semua kegiatan sistematik dan


terencana yang diterapkansebagai bagian dari sistem mutu perusahaan untuk menjamin
bahwa proses pelaksanaan di proyek secara erkendali dan konsisten dapat mencapai
semua sasaran dan persyaratan mutu yang diminta dalamgambar-gambar pelaksanaan
dan spesifikasi pekerjaan pengendalian mutu di pelaksanaan akan dapatdijalankan
dengan baik dengan adanya:

 Sasaran mutu yang jelas,


 Sumber daya manusia yang profesional dan tanggung jawab yang jelas,
 Organisasi proyek yang handal,
 Sistem dan prosedur mutu yang baku,
 Penerapan manajemen mutu yang konsisten,

Setelah semua item-item pekerjaan telah selesai dilaksanakan, maka segala


administrasi dan laporan-laporan yang menyangkut pekerjaan diserahkan ke pihak
pengawas yakni berupa, foto dokumentasi 0 %, 50 %, 100 %, Laporan Kemajuan
Pekerjaan (LKP), serta gambar shop drawing untuk diperiksa sekaligus mengajukan
permohonan kepada pihak proyek untuk dilakukan penyerahan pertama pekerjaan (PHO )
sesuai dengan jadwal pelaksanaan.
Apabila diwaktu serah terima pertama pekerjaan (PHO) dilapangan ditemukan cacat,
kekurangan serta kerusakan maka pada masa pemeliharaan disempurnakan lagi sesuai
dengan instruksi Tim yang memeriksa dilapangan. Apabila cacat serta kekurangan tadi
selesai disempurnakan kembali sesuai dengan instruksi.
Setelah masa pemeliharaan pekerjaan selesai, maka diajukan permohonan serah terima
Ke-II pekerjaan (FHO). Serah terima pekerjaan ini dinyatakan selesai apabila Tim telah
memeriksa kelapangan serta Tim tidak menemukan lagi cacat serta kekurangan yang
ditemukan sewaktu serah terima ke-I (PHO).

Pariaman, 28 Februari 2017


Penawar Pekerjaan
PT. LANSANO JAYA MANDIRI

Ttd
METODA PELAKSANAAN

MUHAMMAD YUSUF
Direktur

Anda mungkin juga menyukai