Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Morfologi tumbuhan adalah cabang ilmu biologi yang mempelajari organ
tubuh tumbuhan, baik bagiannya, bentuk atau fungsinya. Secara umum, tumbuhan
memiliki tiga organ dasar yaitu akar, batang dan daun.
Buah merupakan organ pada tumbuhan berbunga yang merupakan
perkembangan lanjutan daribakal buah (ovarium). Buah biasanya membungkus
dan melindungi biji. Aneka rupa dan bentuk buah tidak terlepas kaitannya dengan
fungsi utama buah, yakni sebagai pemencar biji tumbuhan. Umumnya buah
terbentuk setelah terjadinya penyerbukan dan pembuahan pada bunga, tetapi ada
pula buah yang terbentuk tanpa adanya penyerbukan dan pembuahan yang disebut
partekokarpi. Banyak sekali faktor pembeda yang membuat keberagaman buah
pada tiap jenis tumbuhan cukup tinggi jika dilihat dari morfologinya. Mulai dari
segi bentuk, warna, biji didalamnya, daging buahnya, rasanya serta lain-lain. Dari
latar belakang tersebut, diharapkan mahasiswa dapat memiliki pengetahuan awal
tentang buah dan dapat membahas secara benar tentang morfologi dari berbagai
macam tumbuhan yang berbeda-beda.
Buah (Fructus) adalah organ pada tumbuhan berbunga yang merupakan
perkembangan lanjutan dari bakal buah (ovarium). Buah biasanya membungkus
dan melindungi biji. Aneka rupa dan bentuk buah tidak terlepas kaitannya dengan
fungsi utama buah, yakni sebagai pemencar biji tumbuhan.

1.2 Tujuan Praktikum


Adapun tujuan dari praktikum kali ini adalah untuk mengetahui dan
mengidentifikasi bagian bagian buah

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Morfologi Buah


Morfologi tumbuhan adalah cabang ilmu biologi yang mempelajari organ
tubuh tumbuhan, baik bagiannya, bentuk atau fungsinya. Secara umum, tumbuhan
memiliki tiga organ dasar yaitu akar, batang dan daun (Setiaji, 2009).
Buah adalah pertumbuhan sempurna dari bakal buah (ovarium). Setiap bakal
buah berisi satu atau lebih bakal biji (ovulum), yang masing-masing mengandung
sel telur. Bakal biji itu dibuahi melalui suatu proses yang diawali oleh peristiwa
penyerbukan, yakni berpindahnya serbuk sari dari kepala sari ke kepala putik.
Setelah serbuk sari melekat di kepala putik, serbuk sari berkecambah dan isinya
tumbuh menjadi buluh serbuk sari yang berisi sperma. Buluh ini terus tumbuh
menembus tangkai putik menuju bakal biji, di mana terjadi persatuan antara
sperma yang berasal dari serbuk sari dengan sel telur yang berdiam dalam bakal
biji, membentuk zigot yang bersifat diploid. Pembuahan pada tumbuhan berbunga
ini melibatkan baik plasmogami, yakni persatuan protoplasma sel telur yang
berdiam dalam bakal biji, membentuk zigot yang bersifat diploid. Pembuahan
pada tumbuhan berbunga ini melibatkan baik plasmogami, yakni persatuan
protoplasma sel telur dan sperma, dan kariogami, yakni persatuan inti sel
keduanya (Hidayat, 1995).
Buah adalah salah satu organ tumbuhan untuk pembiakan, mengandung biji
setelah pembuahan pistil (bunga betina) tumbuh jadi buah. Ovum tumbuh menjadi
biji, dinding ovarium jadi kulit buah. Pengertian buah dalam lingkup pertanian
(hortikultura) atau pangan adalah lebih luas daripada pengertian buah di atas.
Karena buah dalam pengertian ini tidak terbatas yang terbentuk dari bakal buah,
melainkan dapat pula berasal dari perkembangan organ yang lain. Karena itu,
untuk membedakannya, buah yang sesuai menurut pengertian botani biasa disebut
buah sejati (Campbell, 2003).
Pada pembentukan buah, ada kalanya bagian bunga selain bakal buah ikut
tumbuh dan merupakan suatu bagian buah, sedang umumnya segera setelah terjadi
penyerbukan dan pembuahan bagian-bagian bunga selain bakal buah segera

2
menjadi layu dan gugur. Dari putik sendiri dengan tegas disebut hanya bakal
buahnya, karena biasanya tangkai dan kepala putiknya gugur pula seperti halnya
dengan bagian-bagian yang lain (Rosanti, 2013).

Gambar 1. Struktur Buah


Pada pembentukan buah, ada kalanya bagian bunga selain bakal buah ikut
tumbuh dan merupakan suatu bagian buah, sedang umumnya segera setelah terjadi
penyerbukan dan pembuahan bagian-bagian bunga selain bakal buah segera
menjadi layu dan gugur. Dari putik sendiri dengan tegas disebut hanya bakal
buahnya, karena biasanya tangkai dan kepala putiknya gugur pula seperti halnya
dengan bagian-bagian yang lain. Peristiwa penyerbukan yang telah terjadi
kemudian diikuti pula oleh pembuahan, maka bakal buah akan tumbuh menjadi
buah dan bakal biji yang terdapat di dalam bakal buah akan tumbuh menjadi biji
(Evika. 2005).
Setelah itu, zigot yang terbentuk mulai bertumbuh menjadi embrio (lembaga),
bakal biji tumbuh menjadi biji, dan dinding bakal buah, yang disebut perikarp,
tumbuh menjadi berdaging (pada buah batu atau drupa) atau membentuk lapisan
pelindung yang kering dan keras (pada buah geluk atau nux).Sementaraitu,
kelopak bunga(sepal), mahkota (petal), benangsari (stamen) dan putik (pistil) akan
gugur atau bisa jadi bertahan sebagian hingga buah menjadi. Pembentukan buah
ini terus berlangsung hingga biji menjadi masak. Pada sebagian buah berbiji
banyak, pertumbuhan daging buahnya umumnya sebanding dengan jumlah bakal
biji yang terbuahi (Hidayat, 1995).
Pada sebagian buah, khususnya buah tunggal yang berasal dari bakal buah
tenggelam, terkadang bagian-bagian bunga yang lain (umpamanya tabung
perhiasan bunga, kelopak, mahkota, atau benangsari) bersatu dengan bakal buah
dan turut berkembang membentuk buah. Jika bagian-bagian itu merupakan bagian
utama dari buah, maka buah itu lalu disebut buah semu (Muhamad, 2012).

3
Dinding buah, yang berasal dari perkembangan dinding bakal buah pada
bunga, dikenal sebagai perikarp (periearpium). Perikarp ini sering berkembang
lebih jauh, sehingga dapat dibedakan atas dua lapisan atau lebih. Yang di bagian
luar disebut dinding luar, eksokarp (exocarpium), atau epikarp (epicarpium), yang
di dalam disebut dinding dalam atau endokarp (endocarpium), serta lapisan
tengah (bisa beberapa lapis) yang disebut dinding tengah atau mesokarp
(mesocarpium) (Amanda, 2011).
Pada umumnya buah hanya akan terbentuk sesudah terjadi penyerbukan dan
pembuahan pada bunga. Walaupun demikian mungkin pula buah terbentuk tanpa
ada penyerbukan dan pembuahan. Peristiwa terbentuknya buah yang demikian itu
dinamakan partenokarpi (Tjitrosoepomo, 2007).

2.2 Penggolongan Buah


Buah pada tumbuhan umumnya dapat dibedakan dalam dua golongan, yaitu
buah semu atau buah tertutup, yaitu buah terbentuk dari bakal buah beserta
bagian-bagian lain bunga, yang perlahan menjadi bagian utama buah ini, sedang
buah yang sesungguhnya kadang-kadang tersembunyi dan buah sungguh atau
buah sejati yang terjadi dari bakal buah, dan jika ada bagian bunga lainnya yang
masih tinggal bagian ini tidak merupakan bagian buah yang berarti
(Tjitrosoepomo, 2003).
Pada sebagian buah, khususnya buah tunggal yang berasal dari bakal buah
tenggelam, terkadang bagian-bagian bunga yang lain (umpamanya tabung
perhiasan bunga, kelopak, mahkota, atau benangsari) bersatu dengan bakal buah
dan turut berkembang membentuk buah. Jika bagian-bagian itu merupakan bagian
utama dari buah, maka buah itu lalu disebut buah semu (Kimball, 1999).
Buah semu dapat dibedakan atas. buah semu tunggal, yaitu buah terjadi dari
satu bunga dengan satu bakal buah. Pada buah ini selain akan ada buah lain pada
bunga yang ikut membentuk buah, misalnya: tangkai bunga, pada buah jambu
monyet dan kelopak bunga pada buah ciplukan (Rosanti, 2013). Buah semu
ganda, jika ada satu bunga yang ada lebih dari satu akan buah yang bebas satu
sama lain, dan kemudian masing-masing dapat tumbuh menjadi buah, tetapi di
samping itu ada bagian lain pada bunga itu yang ikut tumbuh, dan merupakan

4
bagian dari buah yang menarik (Tjitrosoepomo. 1984). Buah semu majemuk,
ada buah semu yang terjadi dari bunga majemuk, tetapi juga dari luar tampak
seperti buah saja, yang terjadi dari ibu tangkai bunga yang tebal dan berdaging,
bersama daun-daun tenda bunga yang pada ujungnya berlekatan satu sama lain,
hingga merupakan kulit buah semu (Tjitrosoepomo. 1984).
Buah sejati terdiri dari 3 golongan, yaitu buah sejati tunggal, merupakan buah
sejati yang terjadi dari satu bunga dengan satu akan menghasilkan buah saja.
Buah ini dapat mengandung satu biji atau lebih, dapat pula tersusun dari satu atau
banyak daun buah dengan satu atau banyak ruangan (Eka, 2016). Buah sejati
majemuk. yaitu buah yang berasal dari suatu bunga majemuk, yang masing-
masing bunganya mendukung satu bakal buah, tetapi setelah menjadi buah tetap
berkumpul, sehingga seluruhnya tampak seperti buah saja (Mulyani, 2006). Buah
sejati ganda adalah buah yang dihasilkan dari satu bunga dengan lebih banyak
buah yang masing-masinga bebas, dan kemudian tumbuh menjadi buah sejati,
tetapi kesemuanya tetap bertahan pada satu tangkai (Rifai, 1976).

2.3 Biji
Biji dibentuk dengan adanya perkembangan bakal biji. Biji masak terdiri dari
3 bagian yaitu embrio, endosperm (hasil pembuahan ganda), dan kulit biji yang
dibentuk oleh dinding bakal biji termasuk kedua integumennya. Embrio adalah
sporofit muda yang tidak segera melanjutkan pertumbuhannya, melainkan
memasuki masa dorman. Saat itu biasanya embrio tahan stres. Embrio senantiasa
diiringi cadangan makanan baik organik maupun anorganik yang berada
disekeliling embrio atau di dalam jaringannya sendiri. Kulit biji atau testa bersifat
tahan kadang-kadang memiliki permukaan yang memudahkan atau
penyebarannya oleh angin. Biji mampu bertahan pada lingkungan yang keras
(Hidayat, 1995).
Cadangan makanan dalam biji menunjang sporofit muda yang muncul dari
biji yang berkecambah sampai mampu berfotosintesis. Sebab itu, penyimpanan
cadangan makanan merupakan salah satuu fungsi utama biji. Penyimpanan
makanan terutama dilakukan di luar embrio, yakni dalam endosperm atau
perisperm. Endosperm dibentuk oleh hasil pembelahan penyatuan inti sel jantan

5
dengan inti sel sentral. Perisperm merupakan jaringan nuselus yang menyimpan
cadangan makanan. Namun, dibanyak tumbuhan dikotil, kredua jenis jaringan
tersebut hidup singkat saja dan amkana diserap oleh embrio yang sedang
berkembang sebelumbiji memasuki masa istirahat. Dalam hal itu, makanan
disimpan dalam tubuh embrio, yakni dalam keping bijinya (Hidayat, 1995).

6
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Pelaksanaan Praktikum Botani dan Sistematika Tanaman dengan judul
“Morfologi Buah pada Tanaman” dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 5 Maret
2020 pukul 07:30-09:30 WIB. Bertempat di Laboratorium Bioteknologi,
Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

3.2 Alat dan Bahan


Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini ialah alat tulis dan pisau
kecil. Sedangkan bahan yang digunakan ialah HVS, ciplukan (Physalis angulata),
jeruk (Citrus sp.), tomat (Solanum lycopersicum), srikaya (Annona squamosa),
manggis (Garcinia mangostana), apel hijau (Malus domestica).

3.3 Cara Kerja


Adapun cara kerja praktikum ini adalah :
1. Disiapkan alat dan bahan;
2. Dipotong masing-masing buah secara vertical dan horizontal;
3.Diamati dan diidentifikasikan;
4. Digambar bagian buah disertai identifikasi.

7
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Tabel 1. Hasil Identifikasi Bagian – Bagian Buah
No Gambar Keterangan
. Horizontal Vertikal Jenis Bagian
1. Semu -Biji
-Mesokarp
-Eksokarp
-Endokarp
Manggis Manggis
(Garcinia (Garcinia
mangostana) mangostana)
2. Semu -Biji
-Mesokarp
-Eksokarp
-Endokarp
Ciplukan Ciplukan
(Physalis angulata) (Physalis
angulata)
3. Sejati -Biji
-Mesokarp
-Eksokarp
-Endokarp
Apel hijau Apel hijau
(Malus domestica) (Malus
domestica)
4. -Biji
Sejati -Mesokarp
-Eksokarp
-Endokarp
Jeruk Jeruk
(Citrus sp) (Citrus sp)
5. Sejati -Biji
-Mesokarp

8
-Eksokarp
-Endokarp

Srikaya Srikaya
(Annona squamosa) (Annona
squamosa)
6. Sejati -Biji
-Mesokarp
-Eksokarp
-Endokarp

Tomat Tomat

(Solanum (Solanum

lycopersicum) lycopersicum)

4.2 Pembahasan
Praktikum kali ini membahas tentang morfologi buah yang dalam
pengamatannya kita dibantu oleh asisten laboratorium untuk mengtahui bentuk
morfologi dari tiap-tiap buah yang telah kita bawa untuk dilakukan penelitian.
Adapun beberapa alat dan bahan yang dibawa pada saat praktikum yaitu Alat
tulis, pisau kecil, HVS, ciplukan (Physalis angulata), jeruk (Citrus sp.), tomat
(Solanum lycopersicum), srikaya (Annona squamosa), manggis (Garcinia
mangostana), apel hijau (Malus domestica). Dari semua bahan yang diperlukan
tersebut dipotong melintang dan membujur.
Morfologi tumbuhan adalah ilmu yang mempelajari tentang bagian bagian
luar tumbuhan. Adapun pengertian menurut (Setiaji, 2009) morfologi tumbuhan
adalah cabang ilmu biologi yang mempelajari organ tubuh tumbuhan, baik
bagiannya, bentuk atau fungsinya. Secara umum, tumbuhan memiliki tiga organ
dasar yaitu akar, batang dan daun.
Buah merupakan salah satu organ tumbuhan untuk perkembangbiakan,
menurut (Hidayat, 1995) buah adalah pertumbuhan sempurna dari bakal buah
(ovarium). Setiap bakal buah berisi satu atau lebih bakal biji (ovulum), yang
masing-masing mengandung sel telur. Bakal biji itu dibuahi melalui suatu proses
yang diawali oleh peristiwa penyerbukan, yakni berpindahnya serbuk sari dari

9
kepala sari ke kepala putik. Setelah serbuk sari melekat di kepala putik, serbuk
sari berkecambah dan isinya tumbuh menjadi buluh serbuk sari yang berisi
sperma. Buluh ini terus tumbuh menembus tangkai putik menuju bakal biji, di
mana terjadi persatuan antara sperma yang berasal dari serbuk sari dengan sel
telur yang berdiam dalam bakal biji, membentuk zigot yang bersifat diploid.
Pembuahan pada tumbuhan berbunga ini melibatkan baik plasmogami, yakni
persatuan protoplasma sel telur yang berdiam dalam bakal biji, membentuk zigot
yang bersifat diploid. Pembuahan pada tumbuhan berbunga ini melibatkan baik
plasmogami, yakni persatuan protoplasma sel telur dan sperma, dan kariogami,
yakni persatuan inti sel keduanya.
Buah sendiri digolongkan menjadi 2 yaitu buah semu dan buah sejati, buah
semu adalah seperti yang dikemukakan oleh (Kimball, 1999) pada sebagian buah,
khususnya buah tunggal yang berasal dari bakal buah tenggelam, terkadang
bagian-bagian bunga yang lain (umpamanya tabung perhiasan bunga, kelopak,
mahkota, atau benangsari) bersatu dengan bakal buah dan turut berkembang
membentuk buah. Jika bagian-bagian itu merupakan bagian utama dari buah,
maka buah itu lalu disebut buah semu. Pengertian buah sejati tunggal menurut
(Rifai, 1976) ialah buah sejati yang terjadi dari satu bunga dengan satu bakal buah
saja. Buah ini dapat berisi satu biji atau lebih, dapat pula tersusun dari satu atau
banyak daun buah dengan satu atau banyak ruangan.
Pengamatan pada buah manggis yang memiliki nama latin Garcinia
mangostana dipotong melintang dan membujur. Buah manggis termasuk kedalam
buah semu, bagian pada buah manggis yaitu biji, eksokarp, mesokarp, dan
endokarp. Pada buah tomat (Lycopersicum esculentum) yang telah dipotong
membujur dan melintang, tomat termasuk dalam tumbuhan berbiji tertutup dan
juga termasuk ke dalam kelas dikotil serta suku solanaceae yaitu umumnya berupa
semak. Bakal buah tomat termasuk ke dalam buah tunggal dan pericarpnya
termasuk ke dalam buah berdaging dan termasuk ke dalam bagian berry atau buni
yaitu pericarpnya lunak berdaging dan bagian eksokarp yang tipis seperti kulit.
Bagian dari buah tomat yaitu biji, mesokarp, eksokarp, endocarp. Bagian dalam
buah memiliki ruang yang dipenuhi biji, ukuran buah bervariasi. Warna dari biji

10
tomat adalah berwarna putih kekuning-kuningan dan berbentuk pipih dan tersusun
berkelompok dengan kombinasi daging buah, jumlah biji juga beragam.
Pada jeruk (Citrus sp.), Jeruk adalah buah yang memiliki bentuk yang bulat
dan kulit yang berwarna oranye. Aroma yang khas dikeluarkan oleh jeruk pun
sangat kuat sehingga kita dapat dengan mudah menebak buah jeruk tanpa harus
melihatnya hanya dengan mencium aromanya. buah jeruk termasuk ke dalam
buah tunggal, dengan mesokarp yang berbentuk bulir-bulir dan juga terdapat biji,
eksokarp serta endokarp. Pada ciplukan (Physalis angulata), srikaya (Annona
squamosa), dan apel hijau (Malus domestica) terdapat bagian bagian buah seperti
biji, eksokarp, mesokarp dan juga endokarp.

11
BAB V
PENUTUP

5.1 Simpulan
Dari praktikum ini dapat disimpulkan bahwa buah adalah pertumbuhan
sempurna dari bakal buah (ovarium). Setiap bakal buah berisi satu atau lebih bakal
biji (ovulum), yang masing-masing mengandung sel telur. Bakal biji itu dibuahi
melalui suatu proses yang diawali oleh peristiwa penyerbukan, yakni
berpindahnya serbuk sari dari kepala sari ke kepala putik. Setelah serbuk sari
melekat di kepala putik, serbuk sari berkecambah dan isinya tumbuh menjadi
buluh serbuk sari yang berisi sperma. Buluh ini terus tumbuh menembus tangkai
putik menuju bakal biji, di mana terjadi persatuan antara sperma yang berasal dari
serbuk sari dengan sel telur yang berdiam dalam bakal biji, membentuk zigot yang
bersifat diploid. Pembuahan pada tumbuhan berbunga ini melibatkan baik
plasmogami, yakni persatuan protoplasma sel telur yang berdiam dalam bakal biji,
membentuk zigot yang bersifat diploid. Pembuahan pada tumbuhan berbunga ini
melibatkan baik plasmogami, yakni persatuan protoplasma sel telur dan sperma,
dan kariogami, yakni persatuan inti sel keduanya dan buah memiliki bagian-
bagian seperti biji, eksokarp, mesokarp dan juga endokarp.

5.2 Saran
Sebaiknya pada saat praktikum kita semua harus menjaga kekondusifitas
keadaan dalam laboratorium agar praktikum berjalan dengan lancar dan
memperoleh hasil yang optimal.
.

12
DAFTAR PUSTAKA

Amanda, Dhery. 2011. Identifikasi Karakteristik Lahan Tanaman Gandaria di


Ambon. Jurnal Budidaya Tanaman. Vol.4.(11). Hal: 80-88.
Campbell, dkk. 2003. Biologi. Jakarta: Erlangga.
Eka, dkk, 2016. The Effectiveness Test for Extract Wuluh Starfruite Leaf
(Averrhoa bilimbi L.) as Diabetes Mellitus Treatment. Jurnal
Majority. Vol.5,( 2 ). Hal: 22-28.
Evika, sandi savitri,2005. taksonomi tumbuhan tinggi. Malang: UIN Press.
Hidayat. 1995. Mikrobiologi Hasil Pertanian. IKIP Malang. Malang Kimball,
John W. 1999. Biologi Jilid 2 dan 3. Jakarta: Erlangga.
Kimball, John W. 1999. Biologi Jilid 2 dan 3. Jakarta: Erlangga.
Muhammad, Kausar. 2012. Mengenal Magrove dari Segi Kebutuhan Akan Masa
Depan. Jurnal Pelestarian Lingkungan. Vol.19.( 2). Hal: 49-57.
Mulyani, Sri. 2006. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta: KANISIUS
Rifa'i. 1976. Keanekaragaman Tumbuhan.Malang: UM press.
Rosanti. 2013. Morfologi Tumbuhan. Jakarta: Erlangga.
Setiaji, 2009. Struktur anatomi tumbuhan. Jakarta: Bima Aksara
Tjitrosoepomo. 1984. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta : UGM Press
Tjitrosoepomo, G. 2003. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: UGM Press
Tjitrosoepomo, G .2007. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: UGM Press.

13

Anda mungkin juga menyukai